Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN KESEHATAN TERNAK

“ Pengamatan Ternak “

Nama : Firgilia Cindy Lesu


Nim : 420220103014

PRODI BUDI DAYA TERNAK


FAKULTAS LOGISTIK MILITER
UNIVERSITAS PERTAHANAN RI
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian kesehatan ternak adalah langkah awal yang krusial dalam menjalankan
suatu usaha peternakan yang sukses. Hal ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana merawat dan menjaga kesehatan ternak agar tetap sehat, produktif, dan bebas dari
penyakit. Pengendalian kesehatan ternak memiliki bagian penting dalam manajemen
peternakan. Ternak yang sehat akan menghasilkan produk yang berkualitas, seperti daging,
susu, atau telur. Manajemen pemeliharaan yang baik, khususnya program kesehatan ternak
menjadi hal yang paling mendasar untuk meningkatkan produksi.

Kesehatan ternak adalah suatu keadaan atau kondisi dimana tubuh hewan dengan
seluruh sel yang menyusun dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi
normal. Salah satu bagian yang paling penting dalam penanganan kesehatan ternak adalah
melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit melalui pemeriksaan ternak yang diduga
sakit. Pemeriksaan ternak yang diduga sakit adalah suatu proses untuk menentukan dan
mengamati perubahan yang terjadi pada ternak melalui tanda-tanda atau gejala-gejala yang
nampak sehingga dapat diambil suatu kesimpulan dan suatu penyakit dapat diketahui
penyebabnya

Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya


pengendalian kesehatan ternak dalam manajemen peternakan. Ternak yang sehat merupakan
aset berharga dalam industri peternakan, dan langkah-langkah pengendalian kesehatan yang
tepat dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan ternak.

1.2 Tujuan Dan Manfaat

 Mengetahui dan memahami pentingnya pengendalian Kesehatan ternak


 Mengidentifikasi tanda-tanda ternak yang sakit ataupun sehat
 Kadet mahasiswa bisa mengamati langsung aktivitas ternak dikandang
BAB II

MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum

2.1.1 Waktu : 01:00 – Selesai


2.1.2 Tempat :WORKSHOP PRODI BUDI DAYA TERNAK

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat
 Buku
 Belpoin
 Papan alas

2.2.2 Bahan
 Sapi
 Ayam
 Kambing kacang
 Ayam Broiler
 Kelinci

2.3 Prosedur Kerja

 Kadet menerima materi dan melakukam post test


 Pengamatan langsung pada ternak di kandang
 Mengamati ternak yahg sedang beraktifitas dalam kendang
 Mengidentifikasi ternak yang Kesehatannya menurun atau sedang sakit


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Jenis Umur Jenis Jenis Ciri-ciri Suhu kelembapan Jam


pakan kandang ternak kandang
Ayam 3 minggu BR 1 Kendang Gemuk, 3,3° C 85 F 13:23
Broiler 1 hari BR 2 tertutup sehat, berisi,
normal dan
air terjamin
Sapi Bali 3 Tahun Sisa Batteray Kurus, agak 13:32
limbah lemas
pertania
n &
Legum
Kelinci 2 Tahun Kaknun Semi Kurus, 13:38
Lokal g, daun tertutup agresif, kuku
asam, Panjang dan
pur tajam, bulu
kusam.
Kambing 2 tahun lamtoro Terbuka Kurus, 13:42
kacang warnya
belang, agak
lemas, dan
bulu yang
kusam
3.2 Pembahasan

3.2.1 Ayam broiler

Ayam broiler adalah jenis ayam yang telah dirancang khusus untuk pertumbuhan dan
produksi daging yang cepat. Mereka adalah jenis ayam potong yang biasanya
dibudidayakan untuk tujuan komersial, terutama dalam industri peternakan ayam. Ayam
broiler memiliki ciri-ciri seperti pertumbuhan yang cepat, persentase daging yang tinggi
dalam tubuh mereka, dan efisiensi dalam mengubah pakan menjadi daging. Mereka
seringkali dibesarkan dalam kondisi yang terkendali, dengan suhu, pakan, dan kondisi
lingkungan lainnya yang diatur dengan cermat untuk memaksimalkan pertumbuhan dan
produksi daging.

Beberapa karakteristik ayam broiler

 Pertumbuhan Cepat: Ayam broiler dirancang untuk tumbuh dengan cepat. Mereka
biasanya mencapai bobot yang cukup besar dalam waktu yang relatif singkat,
seringkali dalam 6-7 minggu
 Produksi Daging: Ayam broiler menghasilkan daging yang tinggi dalam hal
persentase berat tubuh mereka. Daging ayam broiler biasanya sangat lezat dan
tender.
 Warna Bulu yang Umum: Ayam broiler biasanya memiliki bulu putih atau cokelat
muda, meskipun ada beberapa variasi warna tertentu.
 Ketebalan Tulang yang Rendah: Ayam broiler cenderung memiliki tulang yang
tipis, yang membuat mereka lebih cocok untuk produksi daging.
 Kandang yang Terkontrol: Mereka sering dibesarkan dalam kandang yang
dikendalikan, dengan suhu dan pakan yang diatur dengan cermat untuk
memastikan pertumbuhan yang optimal.

3.2.2 Sapi Bali

Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis sapi potong asli Indonesia. Sapi
Bali merupakan salah satu jenis sapi lokal Indonesia yang berasal dari Bali. Sapi Bali,
juga dikenal sebagai Bali cattle, telah hadir di pulau ini selama berabad-abad dan
memiliki sejarah panjang dalam budaya dan pertanian Bali.
Beberapa karakteristik sapi bali

 Ukuran: Sapi Bali umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan
dengan banyak jenis sapi lainnya. Mereka biasanya memiliki tubuh yang kompak
dan ringan.
 Warna Bulu: Warna bulu Sapi Bali seringkali adalah hitam atau coklat tua,
meskipun ada juga individu dengan pola warna lain. Beberapa memiliki tanda
putih pada wajah atau tubuh mereka.
 Tanduk: Sapi Bali biasanya memiliki tanduk yang panjang dan melengkung ke
atas, yang merupakan ciri khas dari jenis sapi ini.

3.2.3 kelinci Lokal

Kelinci lokal adalah istilah yang digunakan untuk mengacu kepada jenis-jenis kelinci
yang ditemukan atau dibudidayakan secara tradisional di suatu daerah atau wilayah
tertentu. Ini adalah kelinci-kelinci yang telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan,
iklim, dan kebutuhan lokal di daerah tersebut. Kelinci lokal seringkali memiliki
karakteristik yang berbeda dari kelinci ras yang diimpor atau yang telah mengalami
pemuliaan selektif. Kelinci lokal telah beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi iklim
di daerah tempat mereka tinggal. Ini membuat mereka lebih tahan terhadap penyakit dan
lebih cocok untuk pertanian lokal. Karakteristik Fisik: Kelinci lokal dapat memiliki
berbagai warna bulu dan ukuran tubuh yang bervariasi tergantung pada daerahnya.
Karakteristik fisik mereka sering mencerminkan kondisi lingkungan tempat mereka
hidup.

3.2.4 Kambing kacang

Kambing Kacang adalah salah satu ras kambing kecil yang berasal dari Indonesia,
khususnya dari daerah Kacang, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Ras kambing ini
dikenal karena ukurannya yang kecil dan mudah dipelihara. Kambing Kacang sering
digunakan oleh petani sebagai sumber daging, susu, dan sebagai hewan peliharaan.

Beberapa ciri khas dari kambing Kacang adalah sebagai berikut:

 Ukuran Kecil: Kambing Kacang memiliki ukuran yang relatif kecil, dengan tinggi
rata-rata sekitar 40-50 cm dan berat sekitar 20-25 kg.
 Bulu: Bulunya biasanya pendek dan berwarna coklat, hitam, atau putih.
 Pemakanan: Kambing Kacang adalah hewan herbivora dan biasanya diberi
makanan seperti rumput, daun, jerami, dan konsentrat untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya.
 Adaptabilitas: Kambing Kacang dikenal karena kemampuannya dalam beradaptasi
dengan lingkungan yang beragam. Mereka dapat hidup di berbagai kondisi cuaca
dan lingkungan.
 Produktivitas: Meskipun kecil, kambing Kacang memiliki produktivitas yang baik
dalam menghasilkan daging dan susu. Namun, produksi susunya lebih rendah
dibandingkan dengan beberapa ras kambing yang lebih besar.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengendalian kesehatan ternak merupakan aspek kunci dalam manajemen peternakan.


Praktikum ini memberikan pemahaman tentang cara mengidentifikasi tanda-tanda
penyakit pada ternak dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dalam
kasus yang kami amati, peternak telah mengambil langkah-langkah yang baik untuk
menjaga kesehatan ternak mereka, termasuk vaksinasi, menjaga kebersihan, pemisahan
ternak yang sakit, pemenuhan gizi yang baik, dan pemeriksaan rutin oleh dokter hewan.

4.2 Saran

Berdasarkan praktikum ini, saya merekomendasikan agar peternak terus memantau


kesehatan ternak mereka dengan cermat, menjaga praktik-praktik yang baik dalam
pengendalian kesehatan ternak, dan bekerja sama dengan dokter hewan untuk mencegah
penyakit dan menjaga kesehatan ternak secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Y. F., Sokkar, S. M., Desouky, H. M., & Madbouly, A. (2012).

Pathological studies on buffalo-cows naturally infected with Brucella

melitensis. Global Vet, 9(6), 663-668.

Bambang, A.M. 1990. Ternak Potong Seri Budidaya. Kanisius, YogyakartaB

Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai