Anda di halaman 1dari 3

IV.

2 Pembahasan

Kadar hambat minimal (KHM) adalah kadar minumum yang dibutuhkan untuk penghambat
pertumbuhan mikroba.Kadar butuh minimal (KBM) yakni istilh yang digunakan mematikan
mikroorganisme dengan kosentrasi yang minimum ( Waluyo,2022).

Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui cara menentukan kadar hambat minimum (KHM) dari
suatu antibiotik secara difusi padat.

Prinsip pada percobaan ini adalah, melakukan penentuan KHM dan KBM dari amoxcililin dengan metode
difusi padat menggunakan media cair yaitu NB dan media NA, dengan membuat kontrol pertumbuhan
pada KHM dan KBM telebih dahulu. Dan uji potensi KHM dan KBM dengan kosentrasi amoxcililin
6,25mg/ml, 3,125mg/ml, dan 1,5625mg/ml.

Alata dan bahan yang digunakan yaitu autoklaf,bunsen, cawan petri, colony counter,tabung reaksi,
erlenmeyer, hot plate,inkubator, jarum ose, neraca analitil,oven,mikropipet,tabung reaksi vortex dan rak
tabung. Bahan yaitu alkohol 70%,aquadest, Nacl fisiologis, amoxcililin, auminium foil, dispo,kapas,
tissue, masker,handscoon, media NB dan media NA serta bakteri Staphylococcus aureus.

Cara kerja untuk percobaan ini untuk kadar hambat minimum kontrol pertumbuhan yaitu, dosiapkan
alat dan bahan, ditambahkan NB pada tabung reaksi 1,ditambahkan NB dan bakteri pada tabung reaksi2,
serta ditambahkanNB dan DMSO,pada tabung reaksi 3, diinkubasi selama 1x24 jam dan dilakukan
kontrol pada ketiga tabung reaksi.

Cara kerja uji potensi kadar hambat minimum adalah disiapkan alat dan bahan, ditambahkan NB,
suspensi bakteri, dan amoxcililin sebanyak 6,26mg/ml pada tabung reaksi 1 lakukan hal yang sama
dengan kosentrasi amoxcililin 3,125mg/ml dan 1,5625 mg/ml. Diinkubasi selama 1x24 jam lalu diamati
hasil yang didapatkan.

Cara kerja pada kontrol pertumbuhan KBM adalah disiapkan alat dan bahan,ditambahkan media NA
pada cawan petri 1, NA dan 1 ml suspensi bakteri pada cawan petri 2, dan NA 1 ml suspensi bakteri dan
1 ml DMSO pada cawan petri 3. Diinkubasi selama 1x24 jam seluruh cawan petri diamati hasil yang
didapatkan.

Cara kerja uji potensi kadar bunuh minimum (KBM) adalah sebagai berikut, disiapkan alat dan bahan,
kemudian ditambahkan 1 ml suspensi bakteri,6,25mg/ml amoxcililin dan media NA pada cawan petri 1
dilakukan hal yang saman pada ketiga cawan petri dengan kosentrasi amoxcililin3,125mg/ml dan
1,5625mg/ml. Diinkubasi selama 1x24 jam dan dilakukan kontrol pada ketiga cawan petri.

Alasan digunakannya NB adalah karena DMSO merupakan pelarut aprolik sehingga dapat digunakan
sebagai pelarut untuk kontrol negatif Fatturahman et al.,2021).

Alasan penggunaan kosentrasi yang berbeda-beda adalah untuk mendapatkan dosis yang optimal dalam
menghambat pertumbuhan bakteri sebagai alternatif pengganti antibiotik ( Magfirah et al 2019

Alasan dilakukan inkubasi adalah untuk dapat memantauperkembangaan dan pertumbuhandari


bakteri( Makolit et al.,2019).

Alasan dari digunakannya amoxcililin adalah karena amoxcililin merukan salah satu jenis antibiotik yang
paling sering digunakan sebagai pilihan tetapi untuk perawatan dan amoxcililin efektif terhadap bakteri
grampositif dan negatif dibandingkan penisilin (soharyani et al., 2022)

Hasil yang didapatkan pada kontrol pertumbuhan (KHM) adalah pada tabung reaksi 1 terlihat jernih,
pada tabung reaksi 2 terlihat keruh, tabung reaksi 3 jernih. Hal ini sesuai dengan literatur (Wiharining et
al.,2020) yaitu, bila tabung reaksi terlihat kekeruhan menandahkan bakteri masih dapat bertumbuh. Hal
ini dikarenakan hanya ada tabung reaksi saja.

Hasil yang didapatkan pada uji potensi KHM adalah pada tabung reaksi dengan kosentrasi 6,25mg/ml
(tabung reaksi 1) lebih keruh dari pada tabung reaksi dengan kosentrasi 1,5625mg/ml (tabung reaksi
3).hal ini tidak sesuai dengan literatur (sitorus,2021) bahwa pada literatur ini dari tabel hasil terlihat
bahwa semakin tinggi kosentrasi amoxcililin maka kadar hambatnya makin tinggi pula dilihat dari
diameter adar hambatnya.

Hasil yang didapatkan pada kontrol pertumbuhan KBM adalah pada cawan petri 1,2 dan 3 terdapat
banyak lingkaran, berdasarkan literatur (Mardiah,2020) pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan
terbentuknya lingkaran putih yang menndakan pada cawan petri 1,2 dan 3 terdapat bakteri. Hal ini
seharusnya tidak terjadi dikarenakan hanya cawan petri 2 yang diberikan suspensi bakteri.

Hasil yang didapatkan pada uji potensi KBM adalah hanya pada cawan petri 2 saja terlihat bakteri
sedangkan pada cawan petri 1 dan 3 tidak terdapat bakteri. Hal ini sesuai dengan literatur untuk cawan
petri 1 dan 2 tidak sedangkan cawan petri 3 tidak sesuai, dimana (Rudiansyah et al.,2021) berdasarkan
tabel pengamatan 2 yang menunjukkan semakin tinggi kosentrasi amoxcililin maka tidak terdapat
pertumbuhan pada cawan petri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dapat berupa faktor abiotik (fisika maupun
kimiawi) dan faktor biotik (meliputi kehidupan aksenik dan adanya asosiasi kehidupan) (Rifai et al.,2020).

Aplikasi dalam bidang farmasi adalah seorang farmasis dapat mengetahui cara menguji aktivitas
antibiotik terhadap bakteri. Antibiotik merupakan salah satu sediaan farmasi serta mengetahui
bagaimana suatu antibiotik bekerja.

Anda mungkin juga menyukai