Makalah Kooperative Learning
Makalah Kooperative Learning
PRAKTIK PEMBELAJARAN
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Oleh
Kelompok XIII
SITI SYAMSURIANI
861082022011
ERFANDI
861082022023
BONE
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. yang maha pencipta, menghidupkan dan
Alhamdulillah, segala syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang senantiasa
sebagai sosok pembawa perubahan yang luar biasa dari zaman jahiliah ke zaman
penuh ilmu ini. Sosok pemimpin yang mengangkat derajat seorang perempuan
dan seorang pemimpin yang menjadi sosok teladan bagi seluruh umat.
hambatan. Namun, berkat bimbingan dan dorongan semangat dari berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, selain itu penulis
juga menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
Kelompok XIII
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................................10
B. Saran .................................................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan, daya pikir, dan kemampuan. Perubahan perilaku ini menjadi salah
satu tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar yang dialami peserta didik.
kooperative learning karena pada model pembelajaran ini peserta didik belajar
1
Mohammad Syaifuddin, “Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD Negeri
Demangan Yogyakarta”, Jurnal Terampil Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 2, No. 2, Desember
2017, h. 140.
1
2
peserta didik harus saling bekerja sama dalam memahami materi pelajaran.
pembelajaran artinya bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi yaitu
tujuan.2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet: I;
Jakarta: Kencana, 2016), h. 126.
BAB II
PEMBAHASAN
peserta didik untuk saling bekerja sama antara sesamanya dalam menyelesaikan
belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada bentuk
belajar peserta didik berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian materi
1
Isjoni, Cooperative Learning (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2015), h. 15.
2
Hidayatulloh, Hubungan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Model
Pembelajaran Cooperative SQ3R Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Peserta Didik Sekolah
Dasar, Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 3, No. 2, Desember 2016, h.
326-327.
3
4
bekerja sama saling membantu anggota dalam bentuk kerja sama dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilannya sangat
learning juga dapat diartikan sebagai suatu tugas bersama dalam suasana
hasil yang nantinya bisa di rasakan oleh semua anggota kelompok. 3 Dalam
lain.
adanya hubungan bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu antar
kelompok yang berbeda-beda dan ada juga yang menggunakan kelompok dengan
bentuk yang berbeda–beda.4 Dalam lingkungan pembelajaran kooperatif, peserta
didik harus menjadi peserta aktif dalam kelompoknya sehingga dapat membangun
komunitas pembelajaran yang saling membantu antara satu sama lain. Model
3
Ida Fiteriani, Baharudin,” Analisis Perbedaan Hasil Belajar Kognitif Menggunakan
Metode Pembelajaran Kooperatif yang Berkombinasi pada Materi IPA Di MIN 2 Bandar
Lampung”, Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran dasar, Vol. 4, No. 2, 2017, h. 3.
4
Miftahul Huda, Cooperative Learning (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h.
31.
5
ketrampilan sosial.
Division (STAD) ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari
Universitas John Hopkins. Model ini merupakan salah satu model yang banyak
STAD guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil atau tim belajar
dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 atau 5 orang secara heterogen. Setiap
menguasai materi ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota kelompok.
Kemudian seluruh siswa diberi tes dan tidak diperbolehkan saling membantu
terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis
5
Kuntjojo, Model-Model Pembelajaran (Cet. I; Kediri: Universitas Nusantara PGRI,
2010), h. 14.
6
Slavin, Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik) (Cet. II; Bandung: Nusa Media,
2008.), h. 77.
6
shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Metode
menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari sendiri
tersedia, misalnya melalui dari buku pelajaran atau melalui internet. Metode
dari tahap pertama sampai tahap terakhir pelajaran. Hal itu akan memberikan
materi.7
perolehan, analisis, dan sintesis serta analisis informasi dalam upaya untuk
dan Keith Edwards, ini merupakan model pembelajaran pertama dari Jhons
kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana peserta didik berkompetensi
sebagai wakil dari tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik
7
Slavin, Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik) (Cet. II; Bandung: Nusa Media,
2008.), h. 200.
7
didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai
pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu
dikembangkan pertama kali oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Make a
match ini merupakan model yang mengajarkan siswa untuk dapat aktif dalam
ditentukan. Make a match saat ini merupakan salah satu strategi penting dalam
ruang kelas. Tujuan dari strategi ini anatra lain: pendalaman materi,
match merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suatu yang menyenangkan.9
8
Agus Suprijono, Cooperatif Leraning (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.
46.
9
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), h. 251.
8
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas
sama lain.
keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak
Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat tiga
sosial.
10
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 30.
BAB II
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang
10
DAFTAR PUSTAKA
Slavin. Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). (Cet. II; Bandung: Nusa
Media, 2008.).
11