Anda di halaman 1dari 14

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE LEARNING DALAM

PRAKTIK PEMBELAJARAN

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah

Teori Pembelajaran Program Magister Pendidikan Agama Islam

Semester III IAIN Bone

Oleh

Kelompok XIII

SITI SYAMSURIANI
861082022011
ERFANDI
861082022023

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BONE

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang maha pencipta, menghidupkan dan

mematikan, serta yang telah menciptakan manusia dengan berbagai potensi.

Alhamdulillah, segala syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang senantiasa

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Kooperative

Learning dalam Praktik Pembelajaran”.

Shalawat senantiasa kita kirimkan kepada Nabi Muhammad saw.

sebagai sosok pembawa perubahan yang luar biasa dari zaman jahiliah ke zaman

penuh ilmu ini. Sosok pemimpin yang mengangkat derajat seorang perempuan
dan seorang pemimpin yang menjadi sosok teladan bagi seluruh umat.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah

Teori Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami banyak

hambatan. Namun, berkat bimbingan dan dorongan semangat dari berbagai pihak

sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, selain itu penulis

juga menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.

Makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga.

Watampone, 10 Oktober 2023


Penyusun

Kelompok XIII

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

C. Tujuan Masalah ................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kooperative Learning .....................................................................3

B. Bentuk-bentuk Kooperative Learning ..............................................................5

C. tujuan kooperative learning ..............................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................10

B. Saran .................................................................................................................10

DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia

sebagai hasil pengalaman atau interaksi antara individu dengan lingkungan.

Perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku

seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan kemampuan. Perubahan perilaku ini menjadi salah

satu tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar yang dialami peserta didik.

Pencapaian keberhasilan belajar memerlukan seorang pendidik, peserta didik dan

sekolah.1 Model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur secara sistematis dan terencana dalam

mengorganisasikan proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan dari

pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Model pembelajaran berfungsi sebagai acuan bagi perancang kurikulum

maupun guru dalam merencanakan serta melaksanakan sebagai proses belajar

mengajar dikelas. Model-model pembelajaran terdiri beberapa macam seperti

model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperative learning,


model pembelajaran langsung, model pembelajaran berbasis masalah dan lain-

lain. Dalam penelitian ini peneliti tertarik menggunakan model pembelajaran

kooperative learning karena pada model pembelajaran ini peserta didik belajar

secara berkelompok dalam penyelesaiannya selain dapat menimbulkan interaksi

antar peserta didik dalam menyelesaikannya.

1
Mohammad Syaifuddin, “Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD Negeri
Demangan Yogyakarta”, Jurnal Terampil Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 2, No. 2, Desember
2017, h. 140.

1
2

Model pembelajaran kooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 4-5 orang. Pembelajaran kooperative dalam penyelesaiannya setiap

peserta didik harus saling bekerja sama dalam memahami materi pelajaran.

Strategi Pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang

termasuk di dalamnya penggunaan model, pendekatan, metode dan teknik

pembelajaran secara spesifik. Strategi disusun untuk mencapai tujuan

pembelajaran artinya bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi yaitu

pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,

pemanfaatan fasilitas dan sumber belajar yang digunakan untuk pencapaian

tujuan.2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian kooperative learning?

2. Apa saja bentuk-bentuk kooperative learning?

3. Bagaimana tujuan kooperative learning?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mendeskripsikan pengertian kooperative learning.

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kooperative learning

3. Untuk mengetahui tujuan kooperative learning

2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet: I;
Jakarta: Kencana, 2016), h. 126.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kooperative Learning

Kooperative learning berasal dari kata cooperative artinya melakukan

sesuatu secara bersama-sama yang dalam pelaksanaannya dengan saling

membantu satu sama lain dalam setiap kelompoknya. 1 Model Pembelajaran

Kooperatif merupakan metode pengajaran yang memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk saling bekerja sama antara sesamanya dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang sistematis. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan

pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar

belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada bentuk

dorongan atau tugas yang bersifat persaingan sehingga memungkinkan terjadinya

interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat saling ketergantungan

kelompok. Menurut Hidayatulloh, model pembelajaran cooperative yaitu model

belajar peserta didik berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian materi

yang dipelajari dalam ruang kelas.2

Model pembelajaran kooperatif tidak hanya belajar dalam kelompok.

Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya


dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan langkah

model cooperative learning dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik

mengelola kelas dengan lebih efektif. Sangat penting dirancang pembelajaran

1
Isjoni, Cooperative Learning (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2015), h. 15.
2
Hidayatulloh, Hubungan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Model
Pembelajaran Cooperative SQ3R Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Peserta Didik Sekolah
Dasar, Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 3, No. 2, Desember 2016, h.
326-327.

3
4

kooperatif yang menekankan pada keaktifan siswa karena sebenarnya siswalah

yang berperan sebagai pelaku (subjek) belajar.

Cooperative learning memiliki pengertian sebagai suatu sikap dalam

bekerja sama saling membantu anggota dalam bentuk kerja sama dalam

kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilannya sangat

dipengaruhi pada keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Cooperative

learning juga dapat diartikan sebagai suatu tugas bersama dalam suasana

kebersamaan di antara anggota kelompok. Johnson dan Johnson menyajikan

uraian ringkas tentang kooperasi dan pembelajaran kooperatif serta

membedakannya dengan pembelajaran kompetitif (persaingan) dan individual.

Dalam suasana kooperatif setiap anggota sama–sama berusaha untuk mencapai

hasil yang nantinya bisa di rasakan oleh semua anggota kelompok. 3 Dalam

pengajarannya, pembelajaran kooperatif sering kali di deskripsikan sebagai

pembentukan kelompok–kelompok kecil yang terdiri beberapa dari Peserta didik

lain.

Pembelajaran kooperatif mengarah pada metode pembelajaran di mana

adanya hubungan bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu antar

peserta didik dalam belajar. Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan

kelompok yang berbeda-beda dan ada juga yang menggunakan kelompok dengan
bentuk yang berbeda–beda.4 Dalam lingkungan pembelajaran kooperatif, peserta

didik harus menjadi peserta aktif dalam kelompoknya sehingga dapat membangun

komunitas pembelajaran yang saling membantu antara satu sama lain. Model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa

3
Ida Fiteriani, Baharudin,” Analisis Perbedaan Hasil Belajar Kognitif Menggunakan
Metode Pembelajaran Kooperatif yang Berkombinasi pada Materi IPA Di MIN 2 Bandar
Lampung”, Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran dasar, Vol. 4, No. 2, 2017, h. 3.
4
Miftahul Huda, Cooperative Learning (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), h.
31.
5

prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan

ketrampilan sosial.

B. Bentuk-bentuk Model Pembelajaran Cooperative Learning

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari

Universitas John Hopkins. Model ini merupakan salah satu model yang banyak

digunakan dalam pembelajaran kooperatif, karena model yang praktis akan

memudahkan melaksanakannya. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe

STAD guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil atau tim belajar

dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 atau 5 orang secara heterogen. Setiap

kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan saling membantu untuk

menguasai materi ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar anggota kelompok.

Kemudian seluruh siswa diberi tes dan tidak diperbolehkan saling membantu

dalam mengerjakannya. Sedangkan menurut Slavin menjelaskan bahwa

“pembelajaran kooperatif dengan model STAD”, yaitu siswa ditempatkan dalam

kelompok belajar beranggotakan 4 atau 5 orang siswa yang merupakan campuran

dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok

terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis

kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.5


1. Pengertian Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot

Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas (disebut Jigsaw I)

kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John

Hopkins menjadi Jigsaw II.6

5
Kuntjojo, Model-Model Pembelajaran (Cet. I; Kediri: Universitas Nusantara PGRI,
2010), h. 14.
6
Slavin, Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik) (Cet. II; Bandung: Nusa Media,
2008.), h. 77.
6

2. Pengertian Group Investigation (GI)

Investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan oleh

shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Metode

pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu bentuk metode yang

menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari sendiri

materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan

tersedia, misalnya melalui dari buku pelajaran atau melalui internet. Metode

ini dapat melatih peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir

mandiri dan keterampilan berkomunikasi. peserta didik dilibatkan sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi. Peserta didik terlibat secara aktif mulai

dari tahap pertama sampai tahap terakhir pelajaran. Hal itu akan memberikan

kesempatan peserta didik untuk lebih mempertajam pemahamannya terhadap

materi.7

Metode Group Investigation sangat cocok untuk bidang kajian yang

memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarah pada kegiatan

perolehan, analisis, dan sintesis serta analisis informasi dalam upaya untuk

memecahkan suatu masalah.

3. Pengertian Team Game Tournament (TGT)


Team Ganes Tournament (TGT) dikebangkan oleh David DeVries

dan Keith Edwards, ini merupakan model pembelajaran pertama dari Jhons

Hopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran

kooperatif yang menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-

kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana peserta didik berkompetensi

sebagai wakil dari tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik

7
Slavin, Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik) (Cet. II; Bandung: Nusa Media,
2008.), h. 200.
7

sebelumnya setara mereka. Metode TGT melibatkan aktivitas seluruh peserta

didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai

tutor teman sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan

(reinforcement). Metode TGT memberi peluang kepada peserta didik untuk

belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,

persaingan sehat dan keterlibatan belajar.8

4. Model Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

Model pembelajaran make a match merupakan suatu model

pembelajaran yang mengajak peserta didik mencari jawaban atas suatu

pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu

pasangan. Make a match (mencari pasangan) merupakan model yang

dikembangkan pertama kali oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Make a

match ini merupakan model yang mengajarkan siswa untuk dapat aktif dalam

mencari/ mencocokan jawaban dan disiplin terhadap waktu yang telah

ditentukan. Make a match saat ini merupakan salah satu strategi penting dalam

ruang kelas. Tujuan dari strategi ini anatra lain: pendalaman materi,

penggalian materi, dan edutainment. Rusman menjelaskan bahwa make a

match merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suatu yang menyenangkan.9

C. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif ini terdapat suatu tujuan yang ingin

dicapai. Menurut Hamdani, model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

8
Agus Suprijono, Cooperatif Leraning (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.
46.
9
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), h. 251.
8

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan dalam pembelajaran penting. Tiga tujuan

terpenting yang dimaksud tersebut sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial,

juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah

menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat

meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan yangnorma

yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang

berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang

bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Dalam hasil belajar

akademik sangat menentukan sekali suatu keberhasilan pada siswa dalam

proses pembelajaran disekolah.

2. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Tujuan lain strategi pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas

sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif


memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk

bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan

melaluistruktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu

sama lain.

3. Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan

kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-


9

keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak

muda masih kurang dalam keterampilan sosial.10

Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat tiga

tujuan pembelajaran kooperatif yakni diharapkan tercapainya hasil belajar yang

baik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan

sosial.

10
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 30.
BAB II

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pembelajaran kooperatif mengarah pada metode pembelajaran di mana

adanya hubungan bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling

membantu antar peserta didik dalam belajar.

2. Terdapat tiga tujuan pembelajaran kooperatif yakni diharapkan tercapainya

hasil belajar yang baik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan

pengembangan keterampilan sosial.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan

makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata

sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan

makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang

bisa membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Suprijono, Agus. Cooperatif Leraning. (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


2009).

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2011).

Hidayatulloh. Hubungan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Model


Pembelajaran Cooperative SQ3R Terhadap Hasil Belajar Matematika pada
Peserta Didik Sekolah Dasar. Terampil: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar. Vol. 3, No. 2, Desember 2016.

Fiteriani, Ida, dan Baharudin.” Analisis Perbedaan Hasil Belajar Kognitif


Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif yang Berkombinasi pada
Materi IPA Di MIN 2 Bandar Lampung”. Terampil: Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran dasar, Vol. 4, No. 2, 2017.

Isjoni. Cooperative Learning. (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2015).

Kuntjojo. Model-Model Pembelajaran. (Cet. I; Kediri: Universitas Nusantara


PGRI, 2010).

Huda, Miftahul. Cooperative Learning. (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Belajar,


2015).

Syaifuddin, Mohammad. “Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD


Negeri Demangan Yogyakarta”. Jurnal Terampil Keguruan dan Ilmu
Tarbiyah, Vol. 2, No. 2, Desember 2017.

Slavin. Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). (Cet. II; Bandung: Nusa
Media, 2008.).

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


(Cet: I; Jakarta: Kencana, 2016).

11

Anda mungkin juga menyukai