Anda di halaman 1dari 113

REPRESENTASI MUATAN FAKTA SEJARAH DALAM FILM

“LION OF THE DESSERT” (1981)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora (S.Hum.)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2023
HALAMAN PENGESAHAN

ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

iv
MOTTO

“Jauhilah orang-orang yang mengecilkan ambisimu.


Orang-orang besar membuatmu merasa bahwa dirimu pun bisa
sebesar mereka.”
-Mark Twain

“Tiga hal yang paling sukar dilakukan adalah melupakan sakit hati,
menyimpan rahasia, dan menggunakan waktu senggang dengan baik”
-Cicero

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini adalah persembahan untuk:

Almamater saya, Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Kedua Orang Tua

Sahabat-sahabat saya

vi
KATA PENGANTAR

َ ‫لى ا َ ْش َرفِ اْأل َ ْنبِيَاءِ َوا ْلم ْر‬


َ‫س ِليْن‬ َ ‫ع‬ َّ ‫ب العَالَمِ يْنَ َوال‬
َ ‫صالَة َوالس ََّالم‬ ِ ٰ ‫ ا َ ْل َح ْمد‬،‫الرحِ ي ِْم‬
ِ ‫ّلل َر‬ َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ‫ّللا‬
ِ ٰ ‫بِس ِْم‬

‫ ا َ َّما َب ْعد‬، َ‫ص ْح ِب ِه ا َ ْج َم ِعيْن‬ َ ‫س ِيدِنا َ َو َم ْو ٰلنَا م َح َّمد َو‬


َ ‫علَى ٰا ِل ِه َو‬ َ

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, puji syukur atas kehadirat-Nya yang tekah melimpahkan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, kerabat, dan

sahabatnya semoga kita mendapatkan syafa’atnya.

Dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian yang berjudul

“Representasi Muatan Fakta Sejarah Dalam Film Lion of The Dessert” tidak

terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini,

ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2. Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Prof. Dr. Muhammad Wildan, M.A.

selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran

dalam membimbing dan mengarahkan sehingga tugas akhir ini dapat

terselesaikan,

3. Ketua Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta,

4. Dr. Imam Muhsin, M.Ag. selaku dosen penasehat akademik. Yang meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan sehingga tugas

akhir ini dapat terselesaikan,

vii
5. Seluruh jajaran dosen Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam yang telah

memberikan ilmu-ilmunya selama masa studi,

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya,

7. Orang tuaku tersayang, Ibu Towilah yang selalu memberikan doa dan dukungan

kepadaku,

8. Teman-teman tongkrongan di warung kopi Kopas dan Korp Arjuna,

9. Teman-teman seperjuangan di SKI-17,

10. Seseorang yang begitu penting dalam mendampingi dan membantu

penyelesaian skripsi, yang tak bisa saya sebutkan.

Atas bantuan dalam pencarian data, doa, serta dukungan dari yang sudah

disebutkan di atas, penelitian ini akhirnya dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan balasan dan kemudahan dalam segala urusan mereka.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi baik dari segi bahasa

dan tata kalimat. Maka dari itu, penulis menerima saran dan kritik agar menjadi

perbaikan. Besar harapan, semoga penelitian ini mampu menjadi sebuah karya tulis

yang memberi manfaat bagi orang lain termasuk Program Studi Sejarah dan

Kebudayaan Islam.

Yogyakarta, 07 Desember 2023

Nur Cholis
NIM. 17101020098

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

ABSTRAK ......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 8

E. Landasan Teori ...................................................................................... 10

F. Metode Penelitian .................................................................................. 12

G. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 15

BAB II GAMBARAN UMUM FILM LION OF THE DESSERT (1981) .... 17

A. Sinopsis Film ......................................................................................... 17

B. Unsur Intrinsik Film .............................................................................. 21

C. Tim Produksi ......................................................................................... 27

ix
D. Lingkungan Produksi............................................................................. 31

BAB III FAKTA SEJARAH PERJUANGAN UMAR AL-MUKHTAR

MELAWAN ITALIA ......................................................................................... 35

A. Potret Umar al-Mukhtar ........................................................................ 35

B. Latar Historis Menurut Fakta Sejarah ................................................... 39

C. Perjuangan Umar Mukhtar Melawan Italia ........................................... 47

D. Pertempuran Penting Umar al-Mukhtar ................................................ 52

E. Wafatnya Umar al-Mukhtar .................................................................. 62

BAB IV ANALISIS HISTORIS DALAM FILM “LION OF THE DESSERT

(1981)” ................................................................................................................. 65

A. Analisis Fakta Sejarah Terhadap Tokoh Umar al-Mukhtar .................. 65

B. Analisis Peristiwa Sejarah Dalam Film Terhadap Fakta Sejarah .......... 79

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 90

A. Kesimpulan ............................................................................................ 90

B. Saran ...................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 94

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 100

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Sekolah Al-Jaghboub ...................................................................... 36

Gambar 3. 2 Ilustrasi foto Umar al-Mukhtar Dipasang Belenggu di kakinya ..... 63

Gambar 4. 1 Goa tempat bersembunyi Umar al-Mukhtar dan Mujahidin ........... 75

Gambar 4. 2 Penangkapan dan Persidangan Umar al-Mukhtar ........................... 78

Gambar 4. 3 Peta Invasi Italia ke Libya ............................................................... 80

xi
DAFTAR LAMPIRAN

xii
ABSTRAK

Nur Cholis. NIM. 17101020098. Representasi Muatan Fakta Sejarah Dalam


Film Lion of The Dessert (1981). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam.

Sejarah erat kaitannya dengan inspirasi terhadap seni. Bentuk ekspresi dari
seni dapat bermacam-macam dan salah satunya adalah seni film. Fakta dalam film
sejarah menjadi lain karena merupakan reflektif dari pengarang. Karya sastra juga
memiliki kaitan erat dengan fiksi. Lain halnya, film yang memuat fakta dalam
sebuah sejarah. Perlu adanya kejelasan dalam pembatas antara fakta sebagai tema
utama dan pokok alur cerita di film yang memungkinkan adanya unsur fiksi untuk
mengembangkan sikap, pikiran dan perasaan dalam film melalui dialog-dialog.
Salah satu film yang menjadi daya tarik untuk diteliti adalah film Lion of The
Dessert, karena film ini menggambarkan perjuangan seorang tokoh yang bernama
Umar al-Mukhtar. ia mampu menggerakkan rakyat Libya dalam perlawanan
terhadap Italia.

Dalam meneliti film Lion of The Dessert, digunakan teori representasi Stuart
Hall untuk melihat fakta yang terdapat dalam setiap adegan film. Sumber data
primer dalam penelitian ini berupa film. Sumber data sekunder menggunakan buku-
buku dan penelitian yang terkait dengan peristiwa yang menjadi inspirasi dalam
pembuatan film.

Analisis dari penelitian film Lion of The Dessert menghasilkan, bahwa film
karya Mustafa Al-Akkad diangkat dari fakta sejarah. Pertama, dialog-dialog dan
sikap penokohan yang di ambil merepresentasikan sifat dan karakter yang ada pada
Umar al-Mukhtar. Kedua, fakta sejarah yang digambarkan dalam film cukup
banyak, seperti penyerbuan Italia, strategi militer, dan pertempuran-pertempuran
yang terjadi. Ketiga, didapatkan dialog-dialog yang mengandung fakta sejarah.

Kata Kunci: Representasi, Fakta Sejarah, Film Lion of The Dessert.

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah memiliki pengaruh yang besar sebagai bahan untuk

mempengaruhi emosi, persepsi, dan kepribadian publik.1 Sejarah adalah ilmu

yang mempelajari peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan sebuah realitas

sosial. Dalam realitasnya, sejarah hidup berada di tengahnya, dan pekerjaannya

adalah untuk merekonstruksi realitas itu. Sejarah menjadi bagian yang penting

dalam sebuah seni. Susanne K. Langer menyatakan bahwa seni merupakan

sebuah bentuk ekspresi yang tercipta sebagai persepsi penikmat melalui

pencitraan dan indra. Adapun yang diekspresikan dalam karya seni merupakan

perasaan manusia. Kemudian, melalui perasaan itu lahirlah sebuah seni yang

dapat dinikmati perorangan serta masyarakat luas.2

Dalam mempelajari realitas sejarah, memerlukan cara untuk meneliti

sejarah. Meneliti sejarah dilakukan secara berangsur-angsur untuk menemukan

perkembangannya sendiri. Setelah meneliti dan menghasilkan sebuah

kesimpulan, maka hasil dari penelitian tersebut disebut historiografi atau

penulisan sejarah. Sejarah harus ditulis secara akurat untuk mencapai kebenaran

sejarah.3

Penulisan terhadap sejarah menjadi hal yang sangat penting untuk

menggambarkan peristiwa sebagaimana terjadinya peristiwa tersebut. Sejarah

1
Kuntowijoyo. Sejarah/Sastra, Jurnal Humaniora vol. 16 2004, hlm. 17.
2
Susanne K. Langer, A Theory of Art, (Amerika Serikat: Charles Scribner’s Sons, 1953).
3
Nourouzzaman Shiddiqi, Menguak Sejarah Muslim: Suatu Kritik Metodologis,
(Yogyakarta: PLP2M, 1984), hlm. 8.

1
mencoba mengangkat dan memahami realita kejadian, kemudian hasil inilah

yang disebut historiografi.4 Menurut Kuntowijoyo sejarah sebagai seni

memerlukan intuisi, imajinasi dan emosi karena tidak bisa hanya mengandalkan

ilmu yang dimiliki. Walaupun ditopang ilmu-ilmu lain tetapi sejarawan

memerlukan hal-hal diatas untuk mendapatkan pemahaman secara langsung

ketika melakukan penelitian.5

Sejarah sangat erat kaitannya dalam memberikan inspirasi terhadap seni.

Salah satu karya seni yang menggunakan sejarah sebagai sumber referensi alur,

plot dan lainnya adalah seni film. Sejarah difungsikan dalam sebuah film sebagai

sumber ide dalam penciptaan sebuah karya film, hal ini perlu kejelasan dalam

pembatas antara fakta sejarah sebagai tema utama dan pokok alur cerita di film

yang memungkinkan adanya unsur fiksi untuk mengembangkan sikap, pikiran

dan perasaan tokoh yang diwujudkan ke dalam gambaran dialog-dialog film

sehingga apa yang disampaikan dalam film tersebut bisa ditangkap oleh

penonton.

Karya seni dalam sebuah film dibuat dalam upaya untuk merekonstruksi

sejarah. Nilai estetika menjadi pedoman dalam sebuah karya seni untuk

membuat konstruks sejarah secara visual. Sejarah sangat bergantung pada

pengalaman manusia yang direkam melalui sebuah dokumen.6 Fakta dalam

karya sastra menjadi lain karena dalam karya sastra merupakan reflektif dari

4
Taufik Abdullah dan Abdurrachman Surjomihardjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi; Arah
dan Perspektif, (Jakarta: Garmedia, 1985), hlm. xv.
5
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm. 52-53.
6
Ibid., hlm. 46.

2
pengarangnya. Sastra erat kaitannya dengan fiksi, dalam KBBI fiksi merupakan

khayalan atau imajinasi.

Pembuatan sebuah karya film fiksi sudahlah banyak, lain halnya sebuah

film yang memuat fakta dalam sebuah sejarah. Film-film bertema perjuangan,

gerakan Islam, dan kejayaan Islam diangkat menjadi sebuah film di era modern

saat ini. Dengan bantuan teknologi yang sudah canggih mempermudah proses

pembuatan film tersebut. Film sejarah yang populer di tahun 2000-an yakni

seperti film Perang Salib dengan tokohnya Shalahuddin al-Ayyubi, selain itu

film Muhammad al-Fatih dengan perjuangan merebut kota Konstantinopel.

Film-film ini memuat tokoh-tokoh dalam memperjuangkan Islam dan merebut

kekuasaan Islam. Film-film perjuangan diangkat untuk mengenang dan dapat

melihat kontruks sejarah secara visual agar pesan-pesan yang tersirat dalam

sebuah sejarah dapat dinikmati secara langsung melalui gambaran perjuangan,

peristiwa, dan emosionalnya.

Film yang bertemakan sejarah perjuangan tokoh Islam salah satunya

yakni, film “Lion of The Dessert”, dalam bahasa Arab terkenal dengan “Assad

al-Sahra” yang dirilis tahun 1981. Film ini bergenre drama-kolosal yang

berdurasi 2 jam 53 menit. Lion of The Dessert disutradarai oleh Mustafa al-

Akkad, naskahnya ditulis H.A.L Craig dan David Butler. Film tersebut

diperankan oleh Anthony Quinn (Umar al-Mukhtar), Rod Steiger (Benito

Mussolini), Oliver Reed (Gen, Rodolfo Graziani), Irene Papas (Mabrouka), Raf

Vallone (Colonel Diodiece), John Gielgud (Sharif El-Gariani), Andrew Keir

(Salem), Gaston Moschin (Major Tomelli), Stefano Patrizi (Lt. Sandrini).

3
Film tersebut menceritakan tentang peristiwa penjajahan Italia terhadap

Libya pada tahun 1911 masa kepemimpinan sebelum Mussolini dan di tahun

1922-1931 masa pasca Mussolini. Pada masa itu pula salah satu mujahid terkenal

yang bernama Umar al-Mukhtar, pejuang yang memimpin gerakan melawan

penjajahan Italia yang dilakukan oleh Mussolini di Libya. Ia berjasa dan

mempunyai pengaruh di Libya dalam mempertahankan negaranya. Di samping

itu, terdapat salah satu tokoh bernama Mussolini yang merupakan seorang fasis.

Ia yang tadinya merupakan seorang jurnalis sosialisme di Italia banyak

menyebarkan paham fasis. Paham fasis adalah paham yang selalu

mengedepankan negaranya sendiri tapi merendahkan negara lainnya. Menurut

KBBI, fasisme adalah paham golongan nasionalis ekstrem yang menganjurkan

pemerintahan otoriter.

Namun, setelah diketahuinya sosialisme telah mati, ia mendirikan

gerakan fasis di Italia. Mussolini menginginkan agar kaum fasis menyebar di

bumi ini. Dia menginginkan jenderal Graziani agar membawa Umar al-Mukhtar

ke hadapannya dalam keadaan terpenggal. Selama 20 tahun lamanya ia baru

mengalami kekalahan dalam perang di Libya melawan Umar al-Mukhtar.

Perjuangan yang dialami Umar al-Mukhtar merupakan bentuk kecintaan

terhadap negaranya. Ia mengabdikan hidupnya dengan senantiasa Ikhlas,

bijaksana dan dengan cinta. Kelihaian strategi perang yang digunakan oleh Umar

al-Mukhtar dan pengetahuan yang dimiliki tentang peta geografi Libya

4
membuatnya mampu melawan Mussolini. Bahkan Mussolini, menyuruh seorang

Amir untuk menyuap Umar al-Mukhtar agar segera pensiun dini.7

Dia terus berjuang hingga ajal menjemputnya tanggal 16 September

1931. Ketika sepeninggalnya, Gerakan Islam yang paling dominan di Libya

adalah Tarekat Sanusiyah. Pengaruhnya bahkan sampai terasa di Afrika bagian

tengah. Umar al-Mukhtar menjadi penerus dari perjuangan Syekh Muhammad

al-Sanusi. Pada tahun 1923, angkatan bersenjata Italia menyerang pemukiman

Sanusiyah dan perang pun tak terelakkan. Dalam memimpin pasukannya, Umar

melakukan taktik gerilya. Pasukannya itu mengenal baik medan pertempuran di

Libya. Alhasil, militer Italia nyaris dibuat tak berdaya melawannya.

Umar al-Mukhtar bernama lengkap Umar al-Mukhtar Muhammad bin

farhat al-Manifi lahir pada 20 Agustus pada tahun 1858 M di kota Zanzur, dekat

Tobruk, yang masuk wilayah Barqah (Cyrenaica) Utsmaniyah. Ayahnya Syekh

Mukhtar bin Umar, merupakan seorang tokoh agama di kampungnya. Ayahnya

memberikan pendidikan yang mumpuni agar menjadi figur ulama yang besar.

Dia di sekolahkan di Lembaga Pendidikan Islam al- Jaghbub, Libya Timur. Saat

masih belia ia ditinggal oleh ibu dan ayahnya, sehingga ia menjadi yatim-piatu.

Kemudian, ia diasuh oleh pamannya yaitu Syekh Husein al-Ghariani. Pamannya

itu merupakan sorang pemimpin agama dan politik di Barqah.8

Tujuan dari penelitian dari film “Lion of The Dessert” ini adalah untuk

merekonstruksi peristiwa sejarah melalui film yang bertemakan kolosal. Hal ini

7
Ahmad Azwin Syauqi, Fakta dan Fiksi Kehancuran Libya di Dalam Film Assad al-
Sahra.Vol.1 No 1 (2012). Jurnal Universitas Padjajaran. Hlm 7-12.
8
Diakses melalui laman Republika mengenai “Jejak Perjuang Umar al-Mukhtar” pada
tanggal 5 Juli 2023.

5
menarik bagi peneliti untuk mengungkap fakta dalam film dengan fakta yang

terjadi dalam sejarah aslinya. Adapun penambahan dan pengurangan yang ada

menjadi keunikan tersendiri bagi peneliti.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Adapun penelitian ini akan berfokus tentang film “Lion of The Dessert”

sebagai objek penelitian utama. Permasalahan yang ada dalam film ini adalah

mengenai fiksi yang terdapat dalam film yang kemudian dibandingkan dengan

fakta sejarah sebenarnya. Penelitian ini kemudian difokuskan dengan fakta-fakta

sejarah yang terdapat dalam film. Sartono Kartodirdjo mendefinisikan sejarah

sebagai bentuk pengalaman kolektif dan pengungkapan verbal.9 Dalam sejarah

terdapat kemungkinan kekeliruan saksi yang merupakan faktor penting dalam

kredibilitas fakta tersebut. Oleh karena itu, boleh jadi terdapat kesalahan dalam

penulisan sejarah, khususnya fakta sejarah dalam penulisan yang diceritakan

kembali melalui sebuah karya film.

Film-film yang bertemakan sejarah dalam industri perfilman di Indonesia

sudah banyak seperti, “Sultan Agung”, “Sang Pencerah” dan “K.H. Ahmad

Dahlan”. Film-film sejarah yang dirilis di luar negeri juga sudah banyak seperti,

“Muhammad al-Fatih”, “Perang Salib”, dan lainnya. Fakta sejarah yang terdapat

dalam film disajikan dalam bentuk cerita yang lebih menarik sehingga penonton

dapat antusias dan menikmati sejarah yang terkandung dalam film tersebut.

9
Sartono Katodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum, 1992), hlm. 199.

6
Kemudian, penyajian sejarah yang terdapat dalam film akan dibandingkan

dengan fakta sejarah yang sebenarnya.

Untuk membahas permasalahan pokok di atas, maka peneliti

merumuskan beberapa masalah yakni:

1. Bagaimana gambaran umum tentang film “Lion of The Dessert”?

2. Bagaimana film “Lion of The Dessert” merepresentasikan peristiwa sejarah

perjuangan Umar al-Mukhtar?

3. Apakah film “Lion of The Dessert” mencerminkan akurasi dan konsistensi

fakta sejarah yang ada?

Rumusan masalah ini akan menjadi panduan dalam penelitian dan

memberikan arah yang jelas dalam melakukan analisis terhadap fakta dalam film

“Lion of The Dessert” serta pengaruhnya dalam pemahaman sejarah dan respons

masyarakat.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki

beberapa tujuan, diantaranya:

1. Menganalisa fakta-fakta sejarah yang ada dalam film “Lion of The Dessert”.

2. Mengevaluasi akurasi dan konsistensi fakta sejarah yang digunakan dalam

film “Lion of The Dessert” dan membandingkannya dengan literatur dan

sumber primer.

3. Menganalisis penggunaan historiografi dalam film “Lion of The Dessert” dan

untuk memahami cara film tersebut dalam merepresentasikan peristiwa

7
sejarah perjuangan Umar al-Mukhtar saat melawan penjajahan Italia di Libya

dan gerakan Islam masa itu.

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan

historiografi dalam film “Lion of The Dessert” dan pengaruhnya dalam

merepresentasikan fakta sejarah yang ada kepada penonton.

2. Membantu penonton film agar kritis dalam menganalisa dan

menginterpretasikan film serta mengidentifikasikan perbedaan fakta sejarah

dan bentuk elemen fiksi yang ada dalam sebuah film.

3. Memberikan kontribusi kepada studi sejarah dan sinema perfilman agar dapat

menganalisis peran dan pengaruh film terhadap sumber pembelajaran sejarah.

4. Membantu menghadirkan representasi sejarah yang akurat dalam film.

5. Memberikan wawasan kepada masyarakat umum untuk memahami

pembentukan narasi sejarah dan mempertimbangkannya dengan sumber-

sumber primer sehingga diketahui fakta sejarah yang terdapat dalam film.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini ditelusuri beberapa yang dianggap mempunyai

kemiripan terhadap subjek yang berkaitan dengan pembahasan. Beberapa

sumber dan karya itu adalah sebagai berikut:

Pertama, buku yang berjudul Umar al-Mukhtar yang ditulis oleh Ali

Muhammad Al-Sallabi. Buku ini membahas tentang biografi Umar al-Mukhtar

dan perjuangannya dalam melawan pendudukan Italia di Libya. Buku ini

8
memberikan pemahaman yang dalam tentang peran dan kontribusinya dalam

mempertahankan tanah Libya melalui seruan jihad yang dikatakannya bagi

rakyat Libya. Diceritakan juga mengenai perjalanan Umar al-Mukhtar beserta

pertempuran-pertempuran yang dihadapinya mulai dari pertempuran Bir al-

Ghabi, Umm al-Shaftir, serta strategi perang yang digunakannya.10

Kedua, artikel yang berjudul Omar Mukhtar dan Perannya dalam

Gerakan Perjuangan Pembebasan Libya dalam desertasinya di Universitas Abu

Bakar Belkaid diterbitkan tahun 2016 ditulis oleh Ahmed Qutbi. Artikel ini

membahas tentang keadaan pendudukan Italia di Libya pada masa pemerintahan

Ottoman. Umar al-Mukhtar memiliki kontribusi penting dalam melawan Italia.11

Ketiga, Artikel dengan judul Fakta dan Fiksi Kehancuran Libya di

Dalam Film Asad al-Sahra (Analisis Sosiologi Sastra) dalam Jurnal Universitas

Padjajaran, Vol. 1, No. 1 diterbitkan tahun 2012 ditulis oleh Ahmad Azwin

Syauqi. Artikel tersebut membahas mengenai struktur isi dari film tersebut

dengan membedah latar, tokoh, alur, tema dan amanat. Selain itu, juga

membahas tentang strategi dalam peperangan serta unsur-unsur sosial yang

terkandung dalam film yang kemudian diklasifikasikan ke dalam sebuah tabel

antara fiksi dan fakta yang ada.12

Keempat, Skripsi yang berjudul Masalah-masalah Sosial dan Politik

Dalam Film Asad al-Sahra Karya Mustafa Mahmud al-Aqqad dan Implikasinya

10
Ali Muhammad Ash-Shalabi, Umar Mukhtar Napak Tilas Jihad Sang Singa Padang
Pasir, (Solo: Jazera, 2007)
11
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016)
12
Ahmad Azwin Syauqi, Fakta dan Fiksi Kehancuran Libya di Dalam Film Asad al-Sahra
(Analisis Sosiologi Sastra), Jurnal Universitas Padjajaran, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012.

9
Terhadap Pengajaran Telaah Sastra. Universitas Negeri Jakarta. Diterbitkan

tahun 2011 ditulis oleh Arief Priyo Hutomo. Skripsi ini membahas mengenai

permasalahan-permasalahan tentang politik dan sosial yang ada di Libya dengan

melihatnya dari kacamata sastra para penyair terkenal. Dengan meninjau film

tersebut, penulis ingin melihat isu-isu sosial dan politik hadir dalam film “Lion

of The Dessert” yang disutradarai oleh Mustafa al-Aqqad.13

E. Landasan Teori

Landasan teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memetakan

konsep yang digunakan untuk menjelaskan isi dan substansi isi. Landasan teori

digunakan untuk mengembangkan hipotesis, menentukan variabel yang harus

dipelajari, dan mengevaluasi hasil dari penelitian yang sistematis dan objektif.

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang bertujuan untuk menghasilkan

bentuk dan proses pengisahan atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa

lampau.14

1. Representasi

Menurut Stuart Hall, representasi adalah suatu proses di mana sebuah

arti yang diproduksi dengan menggunakan bahasa serta dipertukarkan oleh

antar anggota kelompok dalam sebuah kebudayaan (culture). Representasi

adalah penyatuan antara konsep dalam benak diri kita dengan menggunakan

sebuah bahasa. Bahasa itu yang memungkinkan kita dalam mengartikan

13
Arief Priyo Hutomo, Masalah-masalah Sosial dan Politik Dalam Film Asad al-Sahra
Karya Mustafa Mahmud al-Aqqad dan Implikasinya Terhadap Pengajaran Telaah Sastra, (Skripsi,
Universitas Negeri Jakarta, 2011).
14
Dudung Abdurrahaman, Metode Penelitian Sejarah Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
2011), hlm.5.

10
sesuatu baik itu berupa benda, orang, kejadian yang nyata (real), dan dunia

imajinasi dari objek, orang, benda, dan kejadian yang tidak nyata (fictional).15

2. Muatan Fakta Sejarah

Muatan adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada isi atau

konten dari suatu hal, baik itu teks film, diskusi atau media lainnya.

Sedangkan fakta sejarah menurut Sartono Kartodirdjo adalah fakta

sebenarnya merupakan produk dari proses mental (sejarawan) atau

memorisasi karena itu wajar kalau fakta itu ada unsur subjektivitasnya. Untuk

itulah dalam penelitian sejarah diperlukan ketajaman interpretasi dan

kejujuran para sejarawan.16

Muatan fakta sejarah adalah pernyataan tentang segala sesuatu yang

terjadi yang merujuk pada isi atau konten dari suatu hal, baik itu teks film,

diskusi atau media lainnya yang meninjau tentang studi masa lalu, termasuk

peristiwa, tokoh, budaya, masyrakat dan perkembangan yang telah terjadi

sepanjang waktu.

Kesimpulannya muatan fakta sejarah adalah fakta-fakta yang

berkaitan dengan sejarah yang telah didukung oleh beberapa dokumen

dengan autentifikasi dan kredibilitas yang tinggi. Fakta-fakta tersebut disebut

sebagai rangkaian fakta oleh para sejarawan. Suatu fakta sejarah akan tetap

diyakini sebagai fakta hingga terdapat dokumen atau bukti lainnya yang

15
Sigit Surahman, Representasi Perempuan Metropolitan dalm Film 7 hati 7 Cinta 7
Wanita, Jurnal Komunikasi, Vol. 3 No. 1, Sept-Des 2014, hlm. 43.
16
R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Yogyakarta: LKIS, 2005) hlm. 78.

11
bertentangan dengannya. Muatan fakta sejarah dalam film menjadi penting

karena film dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat.

3. Film “Lion of The Dessert”

Film “Lion of The Dessert” merupakan film yang bertemakan sejarah

perjuangan tokoh Umar al-Mukhtar melawan penjajahan Italia di Libya.

Perjuangan yang dilakukannya dibawah Gerakan Islam mampu memberikan

perlawanan yang sengit terhadap Italia. Peristiwa ini berlatar belakang pada

tahun 1911 saat kepemimpinan Mussolini dan pasca Mussolini di tahun 1922-

1931. Film ini memuat fakta-fakta sejarah yang berkaitan dengan tokoh,

bentuk perlawanan, tempat peristiwa, alur, dan waktu berdasarkan sumber

sejarah.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini memerlukan metode untuk mendapatkan beberapa data

yang akan diteliti. Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian

bertujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang akan diteliti.17

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah.

Adapun Langkah-langkah dalam penelitian ini yakni:

1. Heuristik

Heuristik merupakan tahap awal bagi peneliti untuk mengumpulkan

sumber-sumber sejarah. Heuristik yakni merupakan sebuah kegiatan mencari,

menemukan, mengumpulkan dan mengklasifikasi sumber. Penggunaan

17
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999), hlm. 91.

12
sumber dalam studi sejarah sebagai pemahaman masa lampau bersifat

mutlak.18 Dalam mencari sumber tersebut peneliti mencari dalam berbagai

kepustakaan. Sumber tulisan yakni dari buku-buku Timur Tengah yang

mengkaji tentang sejarah dan sosok Umar al-Mukhtar, hal lainnya meliputi

jurnal, kumpulan transliterasi naskah, ensiklopedia, skripsi dan internet.

Peneliti menghimpun sumber-sumber tulisan dengan menelusuri kepustakaan

terkait.

a. Sumber Primer

Sumber primer penulis adalah film Lion of The Dessert yang

diperoleh melalui laman internet atau juga dari Youtube. Penelitian ini

termasuk studi pustaka sehingga sumber yang diperoleh melalui

perpustakaan. Penelitian ini juga menggunakan skenario dan naskah dalam

film untuk melihat dan membandingkan bagaimana jalannya film tersebut

dengan fakta sejarah yang ada.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder penulis merupakan data yang diperoleh dari

literatur-literatur yang mendukung data primer, seperti buku sejarah yang

membahas topik yang sama atau periode waktu yang relevan dengan

peristiwa sejarah dalam film, buku-buku tentang sejarah Islam di timur

tengah dengan bahan kajian berbahasa Arab yang terkait perjuangan-

perjuangan atau tokoh-tokoh di Libya.

18
Sartono Kartodirjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, (Jakarta:
Gramedia, 1982), hlm. 96.

13
2. Verifikasi

Metode verifikasi yakni tahapan untuk mengetahui keabsahan sumber

melalui kritik, baik dilakukan melalui pengujian mengenai keaslian sumber

dalam kritik eksternal maupun kritik internal dengan pengujian kredibilitas

sumber.19

Sumber-sumber yang didapat kemudian dilakukan kritik eksternal dan

kritik internal. Kritik internal dilakukan oleh peneliti dengan cara menelaah

sumber, serta membandingkan antar sumber yang relevan melalui buku-buku

yang mendukung kebenaran isinya. Kritik eksternal dilakukan untuk melihat

keaslian sumber. Hal ini dilakukan dalam penelitian dengan melihat tanggal,

bentuk sumber, maupun identitas pembuat sumber.

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahapan atau kegiatan menafsirkan fakta-fakta

serta menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta yang telah

diperoleh sebelumnya.20 Interpretasi sejarah sering juga disebut analisis

sejarah, yang bertujuan untuk melakukan sintesis atau sejumlah fakta yang

diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori

disusunlah fakta ke dalam fakta yang disusun secara menyeluruh.21

Kemudian, penulis berusaha untuk menghubungkan fakta yang telah

diperoleh melalui kritik eksternal dan kritik internal. Data yang diperoleh lalu

diteliti berdasarkan teori yang sesuai dengan objek kajian, yaitu

19
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah……, hlm. 55.
20
E. Kosim, Metode Sejarah: Asas dan Proses, (Universitas Padjajaran, 1984), hlm. 34.
21
Ibid., hlm. 65.

14
menggunakan teori representasi dari Stuart Hall. Dari teori itu akan

didapatkan fakta dan fiktif dari film tersebut.

4. Historiografi

Historiografi adalah penyajian hasil dari interpretasi fakta dalam

bentuk penulisan. Historiografi menjadi puncak dari segala rangkaian

penelitian, dan pada tahapan inilah dapat dilihat hasil dari keseluruhan

penelitian yang dibuat. Penulisan sejarah ini akan disusun dari fakta-fakta

yang bersifat fragmentaris ke dalam tulisan yang sistematis, utuh dan

komunikatif.22 Penyajian penelitian memiliki tiga bagian yakni, pengantar,

hasil penelitian dan simpulan.23

Pengantar berisikan permasalahan, latar belakang, pertanyaan-

pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian, teori dan konsep yang

dipakai, dan sumber sejarah. Hasil penelitian kemudian dituangkan ke dalam

jawaban rumusan masalah berdasarkan fakta yang telah ditemukan selama

penelitian. Terakhir, kesimpulan yang akan mengemukakan uraian dari

keseluruhan dari hasil penelitian.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh hasil penelitian yang sistematis dan mudah dipahami

maka penyajian penelitian akan diuraikan dalam sistematika pembahasan yang

terbagi dalam lima bab.

22
Anggar Kaswati, Metodologi Sejarah dan Historiografi, (Beta Offset: Jakarta, 1998),
hlm. 27-28.
23
Ibid., hlm. 105.

15
Bab pertama membahas tentang latar belakang, Batasan dan rumusan

masalah. Tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan, kerangka, berpikir, metode

penelitian dan sistematika pembahasan. Penjelasan ini merupakan bagian

mendasar tentang pembahasan yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

Bab kedua merupakan pembahasan pertama, pada bab ini membahas

tentang gambaran umum film “Lion of The Dessert” yang terdiri: unsur intrinsik

film, latar belakang pembuatan film dan tim produksi film. Gambaran penting

sebagai langkah awal dalam memahami film “Lion of The Dessert” sebagai

pengetahuan awal.

Bab ketiga, penulis akan membahas sekilas mengenai biografi Umar al-

Mukhtar, latar historis peristiwa konflik antara Libya dengan Italia berdasarkan

sumber sejarah dan tentang peran Umar dalam gerakannya melawan Italia.

Bab keempat, berisi tentang analisis tokoh Umar al-Mukhtar di dalam

film serta menganalisis bagaimana peristiwa yang terjadi dalam film itu terhadap

kesesuaian dan konsistensi fakta sejarah. Bab ini diperlukan untuk memaparkan

hasil analisis dari fakta sejarah yang termuat dalam film.

Bab kelima berisi tentang penutup yang didalamnya terdapat kesimpulan

dan saran. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan hasil pembahasan dan diharapkan

dapat menjawab permasalahan yang ada. Berdasarkan kesimpulan yang dibuat

ada juga saran-saran yang dapat menjadi hasil pertimbangan dalam penelitian

berikutnya.

16
BAB II
GAMBARAN UMUM FILM LION OF THE DESSERT (1981)

Film ini berlatar belakang dari kisah nyata seorang pemimpin gerakan dan

perlawanan terhadap penjajahan Italia. Film Lion of The Dessert memunculkan epik

sejarahnya dalam sebuah panggung film. Film tersebut menjadi sebuah bukti yang

menjadi kebanggaan rakyat Libya dalam perjuangan untuk tanah airnya. Dalam

film tersebut banyak menampilkan adegan-adegan heroik, ketokohan dan strategi

militer. Untuk menjadi film yang layak ditayangkan, film harus mengandung

kekayaan naratif, pengarahan visual dan sentuhan dramatis yang baik. Hal tersebut

akan menghidupkan cerita dari film tersebut seperti kisah nyatanya. Unsur-unsur

dalam film menjadi penting untuk diketahui agar dapat melihat gambaran detail dan

proses di balik pembuatan film.

A. Sinopsis Film

Kehidupan perfilman di Libya mengalami tantangan seiring perubahan

politik dan budaya pasca revolusi Arab Spring dan jatuhnya rezim Muammar

Gaddafi. Pada masa pemerintahannya, tidak adanya kebebasan untuk

berekspresi mengakibatkan budaya dalam pembuatan film tidak berkembang.

Meskipun dalam pemerintahannya yang begitu ketat dan otoriter. Ada beberapa

film yang dibuat pada masanya, terutama film yang dibuat oleh Mustafa al-

Akkad yang memproduksi film terkenal "The Message" pada tahun 1976. Film

ini mengisahkan tentang sejarah kelahiran Islam dan kenabian.24

24
Steve Rose, Lights, camera, revolution: the birth of Libyan cinema after Gaddafi’s
fall,diakses melalui theguardian.com pada 21 November 2023 pukul 21.00 WIB.

17
Karya film yang paling berpengaruh yang diproduksi di Libya dan

meraih pengakuan internasional adalah "Lion of the Dessert" yang dirilis pada

tahun 1981. Film Lion of the Dessert merupakan sebuah film sejarah yang

didanai oleh pemerintah di bawah Muammar Khadafi. Film ini menjadi saksi

sejarah mengenai berbagai upaya perlawanan yang dilakukan oleh salah satu

tokoh Islam untuk menjaga kedaulatan Libya.

Film yang disutradarai oleh Mustafa al-Akkad ini menampilkan Anthony

Quinn sebagai pemain utamanya. Ceritanya mengisahkan tentang para pejuang

kemerdekaan Libya dan perjuangan mereka melawan penjajahan Italia. Film

mengisahkan Umar al-Mukhtar sebagai seorang pahlawan asal Libya.

Keberaniannya dalam medan perang membuatnya dikenal sebagai Singa Padang

Pasir. Ia merupakan sosok yang memiliki semangat perjuangan yang kuat,

kecerdasan intelektual yang tinggi, dan komitmen yang dalam terhadap

agamanya. Umar adalah seorang pejuang yang berani melawan penjajahan Italia,

yang berjasa dan berpengaruh bagi masyarakat Libya.25

Alur cerita film dapat diketahui dengan melihat sinopsis film. Sinopsis

film “Lion of The Dessert” dapat diuraikan sebagai gambaran keseluruhan cerita

secara kasar.26Berikut uraian mengenai sinopsis film “Lion of The Dessert”.

Film ini berlatar belakang tahun 1922, saat Italia menjajah dan mencoba

menguasai Libya. Umar al-Mukhtar, seorang pemimpin suku Badui yang

bijaksana dan berani, menjadi simbol perlawanan rakyat Libya terhadap

25
Ahmad Azwin Syauqi, Fakta dan Fiksi Kehancuran Libya di Dalam Film Assad
al-Sahra.Vol.1 No 1 (2012). Jurnal Universitas Padjajaran.
26
M. Suyanto. Merancang Kartun Kelas Dunia, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006).
Hlm. 17.

18
penjajahan Italia. Umar mengorganisir pasukan gerilya dan menggunakan taktik

hit-and-run untuk melawan pasukan Italia yang lebih besar dan kuat. Film ini

juga menyoroti sisi kemanusiaan dari konflik tersebut dan dampaknya pada

kedua belah pihak.

Pada abad 20, banyak negara terlibat konflik. Peperangan terjadi untuk

menyebarkan pengaruh, kekuasaan dan ekonomi. Italia ikut melakukan

perluasan wilayah jajahan dengan targetnya adalah Libya yang berada di sisi laut

Mediterania. Italia melakukan pendaratannya pertama kali di Tripoli, Benghazi,

Zvora, Cert, Derna dan Tobruk. Di wilayah tersebut terjadi perlawanan yang

begitu sengit. Tarekat Sanussi menjadi tombak perlawanan rakyat Libya

terhadap penyerangan Italia.

Tahun 1922 menjadi awal perubahan Italia menjadi negara Fasis di

bawah pemerintahan Benito Mussolini. Ia merencanakan untuk mengalahkan

orang-orang Badui dengan menunjuk Graziani dan mengirimnya ke Libya.

Segera Umar al-Mukhtar mendengar berita itu dari seorang pasukannya, Bu

Matary bahwa Italia mengirim seorang jendral untuk melawan mereka. Pasukan

Italia dengan membawa kendaraan lapis baja datang ke pemukiman orang Badui

untuk mencari Umar. Tetapi, Umar sedang tidak berada di sana. Pasukan Italia

melakukan penindasan terhadap orang Badui dan membakar persediaan

makanan mereka. Di saat itu, Umar berada di Gurun Al-Ghuby, Ia menggunakan

berbagai taktik serangan gerilya. Salah satu momen penting yang ada dalam film

itu adalah ketika berhasil menjebak tentara-tentara Italia di gurun pasir dan

memukul mundur pasukan Italia.

19
Beberapa pertempuran mengakibatkan warga biasa menjadi korban

Italia. Selain itu, Jendral Graziani melakukan tindakan dengan membakar semua

ladang, menutup sumur-sumur sehingga dapat memutus perbekalan yang

dimiliki oleh pasukan Umar. Mayor Tomelli bersama dengan Kolonel Sarsani

melakukan upaya mencari Umar dan pasukannya. Italia memindahkan warga

Badui ke dalam kamp-kamp pengungsian. Hal ini memicu Umar untuk

menyerang. Ia bersiap-siap dengan pasukannya bersenjatakan senapan,

melakukan serangan secara brutal terhadap kamp pengungsian yang dijaga

tentara Italia. Mereka berhasil membunuh tentara-tentara itu, tidak lama

kemudian bala bantuan datang dari Italia. Terpaksa, Umar dan pasukannya

mundur meninggalkan keluarga mereka.

Italia berupaya melakukan negosiasi dengan Umar, agar ia tidak

memberontak. Pihak umar ingin Italia memenuhi janji agar mereka mendapatkan

perlindungan nasional, kebebasan pendidikan, dan mendirikan parlemen

pemerintahan sendiri. Umar juga menginginkan agar tanah yang dirampas oleh

Italia dikembalikan lagi kepada rakyat Libya. Italia berusaha memberikan

imbalan besar bagi Umar jika ia mau pensiun. Imbalan itu ditolak oleh Umar, ia

merasa bahwa ia perlu menyelamatkan rakyat dan membebaskannya dari

penindasan Italia.

Umar al-Mukhtar mendorong rakyat Libya untuk terus berjuang untuk

kemerdekaan negaranya. Perjuangan Umar-Mukhtar dan rakyat Libya semakin

kewalahan dikarenakan Italia yang terlalu kuat dalam segi pasukan dan

persenjataannya. Akhirnya, perjuangan yang dilakukan Umar tidak lama dan

20
dengan tertangkapnya Umar al-Mukhtar maka berakhirlah perlawanan Libya

terhadap Italia. Italia pun kemudian berhasil untuk menduduki Libya.

B. Unsur Intrinsik Film

Unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur yang

menyusun suatu karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur sebuah karya

sastra, seperti unsur-unsur yang terdapat di dalam unsur intrinsik.27 Unsur

intrinsik terdiri dari tema, plot (alur), latar, penokohan, sudut pandang dan latar

belakang pembuatan film.

1. Tema

Tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal.

Dalam sebuah film, tema ibarat suatu masalah besar yang ingin dibicarakan

oleh sutradara untuk memahami elemen-elemen cerita. Dalam film ini pokok

persoalannya adalah perjuangan dan kecintaan Umar untuk tanah air dengan

mempertahankan hak-hak dan keadilan sosial, serta nilai-nilai agama.28

2. Latar

Sutradara dalam menyajikan sebuah film memastikan untuk membuat

cerita dalam film lebih menarik dan membuat film itu lebih hidup sehingga

dapat meyakinkan penonton. Film ini dibuat dengan latar cerita yang

berkaitan dengan tempat, ruang dan waktu termasuk lingkungan geografi dan

sebagainya.

27
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press) hlm. 23.
28
Diakses melalui wikipedia, pada tanggal 17 September 2023.

21
Dari keterangan di atas latar cerita yang ada dalam film Lion of The

Dessert bertempat di Libya pada tahun 1911, saat masa-masa penjajahan

Italia. Film ini mengambil setting di beberapa tempat yang memiliki peran

yang signifikan dalam cerita. Gurun Sahara, di Libya. Daerah timur tengah

merupakan tempat yang memiliki kondisi lingkungan yang sangat

mendukung cerita. Film ini mengambil sebuah tempat yang mudah untuk

dijumpai dan sebagian besar dari film diambil di Gurun Sahara.

Kota Benghazi juga menjadi latar penting dalam film ini. Benghazi

adalah kota terbesar kedua di Libya dan merupakan ibukota dari wilayah

Cyrenaica (Barat Laut Libya). Selama masa penjajahan Italia, Benghazi

adalah bagian dari wilayah Libya Italia. Di tempat ini terjadi banyak peristiwa

sejarah, terdapat berbagai pertempuran antara sekutu dan pasukan Poros.

Kehidupan rakyat Libya yang memiliki semangat juang juga ditampilkan

dalam film.

Medan Perang: Film Lion of The Dessert menampilkan latar medan

perang, terutama dalam peristiwa ketika Italia melakukan serangan terhadap

pasukan Umar al-Mukhtar di sebuah gurun, pasukan Italia merasa tersudut

dan dipukul mundur oleh strategi yang dilakukan Umar al-Mukhtar.

Selain itu, dalam film Lion of The Dessert menampilkan latar

tambahan seperti desa-desa di Libya. Desa-desa di sekitar kota Benghazi dan

daerah Al-Jabal Al-Akhdar, yang merupakan wilayah yang signifikan dalam

sejarah perjuangan Libya melawan penjajahan Italia. Latar yang sesuai ini

22
membantu untuk menciptakan suasana dimasa itu dan memberikan gambaran

yang sesuai dengan kondisi sosial dan politik.

3. Tokoh

Tokoh atau karakter dalam film dapat berupa tokoh fiksi atau tokoh

nyata.29 Aktor yang dipilih dalam memerankan tokoh-tokoh karakter dalam

film harus dapat menjiwai dan mendalami karakter sesuai dengan historisnya.

Akting para tokoh dalam film sangat penting sekali hal ini guna

mempresentasikan lagi sejarah yang telah terjadi melalui perannya masing-

masing. Bagaimana cara aktor berakting dan mengembangkan karakter dalam

film agar tidak menghilangkan karakter dari tokoh aslinya.

Dalam pembahasan mengenai tokoh, dengan segala perwatakan dan

berbagai citra jati dirinya ini pun dalam banyak hal, akan dapat menarik

perhatian orang dibandingkan dengan alur cerita atau plot dari film. Bukan

berarti unsur dalam alur cerita dapat diabaikan begitu saja dikarenakan

kejelasan mengenai tokoh dalam banyak hal tergantung pemplotannya.30

Dalam film Lion of The Dessert ada beberapa tokoh yang mempunyai

peran dan karakter yang berbeda. Berikut beberapa gambaran tokoh tersebut:

a. Umar al-Mukhtar yang diperankan oleh Anthony Quinn. Dia adalah tokoh

utama dalam film yang digambarkan sebagai pejuang yang heroik dengan

melakukan perlawanan menggunakan senjata secara langsung dan

memimpin umat Islam di Libya. Umar al-Mukhtar memiliki kecerdasan

29
R. Maulida, Visualisasi Desain Karakter Tokoh Dalam Film Animasi “Battle of
Surabaya”.
30
Andri Wicaksono. Pengkajian Prosa Fiksi. (Yogyakarta: Garudhawacana, 2014),
hlm. 210.

23
tidak hanya dalam ilmu agama, melainkan juga ahli dalam strategi

berperang.

b. Rodolfo Graziani yang diperankan oleh Oliver Reed yang merupakan

seorang jendral yang memimpin pasukan Italia untuk menyerang Libya.

Dia yang bertanggungjawab atas operasi militer di lapangan dan

memimpin pasukan dalam melawan Umar al-Mukhtar. Dia merupakan

seorang yang kejam, bengis dan sombong. Dia melakukan banyak cara

pembunuhan yang keji, merampas hak-hak rakyat Libya dan menindasnya.

c. Benito Mussolini yang diperankan oleh Rod Steiger. Mussolini adalah

pemimpin tertinggi Italia yang memerintahkan operasi militer di Libya dan

berperan dalam kebijakan penjajahan oleh Italia secara keseluruhan.

Karakter tokoh ini juga mencerminkan hal yang sama oleh karakter

sebelumnya yakni Graziani. Mereka berdua merupakan tokoh antagonis

dalam awal sampai akhir cerita film.

Selain tokoh-tokoh tersebut, dalam film ini juga menampilkan

beberapa tokoh pendukung seperti Mabrouka, Kolonel Diodiece, Sharif El-

Ghariani, Salem, Mayor Tomelli dan Letnan Sandrini. Tokoh pendukung ini

tak banyak menampilkan adegan di film dan hanya di saat-saat tertentu saja.

4. Alur atau Plot

Alur adalah kumpulan dari urutan peristiwa berupa visual baik gambar

dan suara dalam film.31 Dalam film Lion of The Dessert, alur ceritanya

mengisahkan mengenai peristiwa peperangan antara pasukan gerilyawan

31
Pratista Hilmawan, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka 2008)

24
Umar al-Mukhtar dengan pasukan Italia. Perjuangan Umar dan umat muslim

di Libya ini didasari atas dasar semangat jihad Islam demi membebaskan

tanah air dari penjajahan. Berikut mengenai gambaran tentang alur dalam

film:

a. Pengenalan Umar al-Mukhtar: Film dimulai dengan pengenalan karakter

utama, Umar al-Mukhtar, seorang pemimpin suku Bedouin yang hidup

sederhana di gurun Libya.

b. Penjajahan Italia: Para penjajah Italia tiba di Libya dan mencoba

menguasai wilayah tersebut. Mereka mulai menindas penduduk setempat

dan menguasai sumber daya alam.

c. Perlawanan Umar al-Mukhtar: Umar al-Mukhtar memimpin perlawanan

melawan pasukan Italia. Dia menggunakan taktik gerilyawan

pengetahuannya tentang gurun untuk menghadapi pasukan penjajah yang

lebih besar dan bersenjata lebih baik.

d. Kepemimpinan Umar al-Mukhtar: film menyoroti kepemimpinan dan

kebijaksanaan Umar dalam memotivasi orang-orangnya untuk

melanjutkan perjuangan, meskipun mereka menghadapi kesulitan besar.

e. Pertempuran dan konflik: film menggambarkan serangkaian pertempuran

antara pasukan Umar dan pasukan Italia, yang sering kali berakhir dengan

kerugian besar di kedua belah pihak.

f. Intrik Politik: Selama perjuangan, ada juga intrik politik dan diplomasi

yang terjadi saat Libya berusaha mendapatkan dukungan internasional

untuk melawan penjajah Italia.

25
g. Kekejaman penjajah Italia: dalam film juga menunjukkan kekejaman

pasukan Italia terhadap penduduk setempat, termasuk penggunaan senjata

kimia.

Alur cerita dalam film ini menggambarkan pertempuran-pertempuran

besar antara pasukan Umar dan pasukan Italia. Film ini juga banyak

menggambarkan heroisme dan ketahanan Umar dalam menghadapi

peperangan yang dihadapinya.

5. Sudut Pandang dalam Film

Film Lion of The Dessert menggunakan sudut pandang orang ketiga

dalam penyampaiannya. Sudut pandang ini mengikuti berbagai perjalanan

dan perkembangan dari tokoh utama yakni Umar al-Mukhtar dan beberapa

tokoh lainnya di dalam film. Hal ini menjadi objektif bagi penonton agar

dapat melihat sudut pandang cerita dari berbagai perspektif yang berbeda.

Film ini berusaha menyajikan informasi yang seimbang dan akurat sehingga

dengan menggambarkan sudut pandang yang objektif itu dapat dengan mudah

dipahami bagaimana maksud dari film tersebut. Pemilihan sudut pandang ini

membantu peneliti dalam memahami konteks sejarah yang lebih luas untuk

menambah pemahaman mendalam tentang perjuangan tokoh-tokoh,

perlawanan terhadap penjajah, serta bentuk perjuangan itu di Libya.

6. .Latar Belakang Pembuatan Film

Film yang diangkat dari sebuah kisah nyata dari kehidupan Umar al-

Mukhtar, yang merupakan salah satu tokoh pemimpin agama dan pemimpin

perjuangan di Libya. Film ini menceritakan berbagai usaha perjuangan dan

26
kontribusi Umar al-Mukhtar dalam agama, baik itu dalam menyebarkan

agama dan juga membawa rakyat Libya untuk memperjuangkan agama dan

hak-haknya terhadap penindasan yang dilakukan oleh Italia.

Dalam tujuan menginspirasi terhadap penonton, film ini memberikan

cerita-cerita heroik dalam perjuangan yang gigih dan berani yang dilakukan

oleh seorang tokoh Islam. Latar belakang yang dimiliki oleh Umar al-

Mukhtar yang hidup sederhana dan jauh dari duniawi, hidupnya ia berikan

kepada agama dan negara. Melalui film ini Mustafa al-Akkad ingin berusaha

mengenang kembali peran tokoh yang sudah berjasa dalam memperjuangkan

agama dan negara.

C. Tim Produksi

Film dikelompokkan berdasarkan jenis produksinya yang terbagi

menjadi empat yakni, film dokumenter, film cerita pendek, film cerita panjang

dan berbagai jenis film lainnya. Salah satu contohnya, profil sebuah perusahaan

(Corporate Profil), iklan televisi, program televisi dan video klip.32

Dalam film keberhasilannya tergantung kepada kru film. Kru film

mempengaruhi seberapa besar tingkat keberhasilannya. Tim produksi film

terdiri dari peran dan fungsinya yang masing-masing memiliki peran membantu

dalam proses pembuatan film. Dari tim inti produksi film terdiri: produser,

32
Anto Mabruri Kn. Produksi Program Tv Drama, (Jakarta: PT Gramedia Widia
Sarana Indonesia, 2018), hlm. 8

27
sutradara, manajer produksi, desainer produksi, penata fotografi, asisten

sutradara.33

Film tidak hanya menjadi hiburan visual semata, tetapi menjadi media

yang mampu mengangkat sebuah sejarah dan nilai-nilai budaya kepada khalayak

yang lebih luas. Film Lion of The Dessert merupakan salah satu contoh yang

luar biasa bagaimana keahlian sutradara dan tim produksinya dengan ide dan

kreativitasnya dapat menghidupkan kembali sejarah yang begitu berharga.

Setiap jenis film yang diproduksi pasti memiliki kesulitan masing-masing. Film

berlatar sejarah kolosal atau bisa disebut peperangan ini menjadi mahakarya

yang dapat menumbuhkan kembali memori tentang perjuangan kemerdekaan

sebuah negara. Hal ini menjadi sumbangan bagi negara melalui sebuah film

sejarah agar masyarakat luas dapat lebih mengenal lebih dalam lagi dan mengerti

tentang sejarah.

Dibalik film yang menggugah emosi dan cerita epik yang memukau

tersebut, ada salah satu tokoh penting dibaliknya yakni, Mustafa al-Akkad, ia

adalah seorang seniman yang memiliki kemampuan dalam menggambarkan

perjalanan hidup tokoh-tokoh bersejarah dengan baik antara fakta dan imajinasi.

Sutradara adalah pengarah utama dalam produksi film yang memiliki visi artistik

dan kreatif untuk membawa cerita ke layar lebar. Ia memimpin tim produksi,

mengarahkan aktor dan mengambil keputusan artistik yang memengaruhi

tampilan dan nuansa film. Sementara itu penulis naskahnya adalah H.A.L Craig

33
Fitriyan G. Dennis. Bekerja Sebagai Sutradara, (Jakarta: Esensi Erlangga Grup,
2008), hlm. 7

28
dan David Butler. Kedua penulis tersebut memiliki kunci peran kunci dalam

membentuk narasi dan dialog yang membawa cerita ke layar. Mereka

bertanggungjawab dalam mengembangkan karakter, membangun plot, dan

menggambarkan tema yang mendasari cerita.

1. Biografi Mustafa al-Akkad

Mustafa al-Akkad adalah seorang produser dan sutradara yang lahir

pada 1 Juli 1930 di Damaskus, Suriah dan meninggal 11 November 2005 di

Kanada. Ia memulai kariernya di dunia film pada usia 12 tahun sebagai

penulis naskah. Mustafa al-Akkad memiliki beberapa film ternama yang

sudah diproduksinya seperti: The Message (1976), Al-khosar (1995), Lion of

The Dessert (1981), Ashab Waraa’ Al-Hamam (1989), The Last Day of The

Romanovs (1992), dan lain-lain.

Akkad pernah belajar di Universitas California Selatan dan memulai

kariernya di industri film sebagai asisten sutradara. Ia kemudian

memproduksi beberapa film Hollywood sebelum memutuskan untuk

memproduksi film-film yang berkaitan dengan sejarah Islam. Film yang telah

diproduksinya sudah banyak. Ia membuktikan dirinya sebagai seorang

penyampai kisah yang ulung. Beberapa film yang dibuatnya merupakan film-

film sejarah Islam. Ia dapat mengarahkan karakter-karakter dengan penuh

emosi dan menghidupkan karakter-karakter tersebut agar memiliki

kesepadanan dengan karakter yang aslinya sesuai dengan fakta sejarah. Hal

ini turut membawa penonton dalam perjalanan melalui masa lalu yang

penting.

29
Mustafa al-Akkad merangkai setiap adegan dan peristiwa dengan

cermat dan penuh perhatian terhadap detail sejarah. Ia mencoba membuat

suasana dan nuansa yang ada dalam film terasa autentik dan mengangkat

penonton ke dalam dunia dimana tokoh sentral, Umar al-Mukhtar yang

berperan penting. Mustafa al-Akkad adalah pengagum Umar al-Mukhtar dan

ia memberikan penghormatan kepadanya melalui film y6ang dibuatnya.

Menurutnya Umar al-Mukhtar adalah pahlawan sejati yang berjuang untuk

kebebasan Libya dari pemerintahan kolonial Italia. Akkad sendiri melakukan

penelitian yang mendalam tentang kisah Umar al-Mukhtar dan mencoba

untuk menceritakannya dalam film “Lion of The Dessert”.

Dalam beberapa wawancara, Mustafa al-Akkad berbicara tenang

perannya dalam memperkenalkan film “Lion of The Dessert” kepada dunia

internasional. Ia mengatakan bahwa film ini menekankan pentingnya sejarah

Libya dan pemerintahan kolonial Italia. Akkad berpendapat bahwa film ini

adalah bagian dari gerakan perlawanan Libya dan dunia Arab terhadap

kolonialisme dan penindasan kolonial. Ia menjelaskan bahwa film “Lion of

The Dessert” adalah perjalanan sejarah yang terinspirasi oleh fakta dan cerita

yang sebenarnya. Hal yang dia soroti mengenai film ini adalah tentang

pentingnya kemandirian dan kemerdekaan negara-negara Arab, dan

bagaimana mereka harus memperjuangkan tujuan-tujuan ini dengan

kekuatan.

30
2. H.A.L. Craig

Harold Augustus Lumb Craig adalah seorang penulis naskah dan

produser film yang lahir pada 28 Oktober 1921 di Irlandia. Ia dikenal sebagai

penulis naskah film-film seperti “The Vikings” dan “ The 7th Voyage of

Sinbad”. Craig juga menulis naskah untuk film “The Message” yang

diproduksi juga oleh Mustafa al-Akkad. Masa terakhir hidupnya juga menulis

naskah film “Lion of The Dessert” dengan sutradara yang sama.

Setelah kuliah di Trinity College, Dublin, ia menjalin kemitraan

dengan editor Sean O’Faolain dan dengannya ia bekerja sebagai editor jurnal

sastra “The Bell” di tahun1940-an dan awal 1950-an. Pada pertengahan 1950-

an, Craig pindah ke London, tempat dia awalnya menulis teks untuk produksi

radio dan akhirnya mendapatkan pekerjaan di BBC. Fokus terutamanya

adalah pada epos monumental besar, termasuk film sejarah “Waterlo”, yang

diproduksi pada tahun 1970. Di samping itu, Craig juga menulis skenario

untuk film “Mohammed – The Messenger of God” yang dibuat menjadi film

di tahun 1976.34

D. Lingkungan Produksi

Lingkungan produksi dalam sebuah film merujuk pada tempat dan

kondisi di mana film produksi. Hal ini mencakup lokasi syuting, set peralatan,

dan orang-orang yang terlibat dalam produksi film tersebut. Kode Produksi

dalam film merujuk pada kode yang digunakan untuk mengidentifikasi produksi

34
Dikutip melalui Wikipedia. Pada jam 17:26 tanggal 28 September 2023.

31
film tertentu. Kode ini biasanya terdiri dari beberapa huruf dan angka yang unik

untuk setiap produksi film.35

Dalam konteks produksi film, lingkungan produksi dapat mempengaruhi

kualitas dan efisiensi produksi film. Misalnya, lingkungan produksi yang buruk

dapat mengganggu konsentrasi para kru dan aktor, sehingga mempengaruhi

kualitas akhir dari film tersebut. Selain itu, lingkungan produksi yang baik dapat

membantu mengingatkan produktivitas dan kreativitas para kru dan aktor.

1. Lokasi Syuting

Film yang diambil mengambil beberapa lokasi yang memiliki nilai

historis dan mengikuti suasana yang terjadi dalam perjalanan hidup Umar al-

Mukhtar maupun saat memperjuangkan kemerdekaan Libya. Pemilihan

lokasi syuting menjadi faktor penting agar sesuai dengan setting sejarah yang

sebenarnya untuk menciptakan suasana atau atmosfer dalam film.

2. Teknologi dan Produksi

Dalam melakukan produksi film, teknologi dan produksi adalah dua

hal yang sangat penting untuk pembuatan film. Penggunaan teknologi

multimedia seperti kamera, perangkat lunak pengeditan video, dan peralatan

audiovisual sangat bermanfaat. Teknologi ini membantu para pembuat film

untuk merekam, mengedit, dan memproduksi film dengan lebih efisien dan

efektif.36

35
Dani Arifudin, Deuis Nur Astrida, Penerapan Pitch Bible dalam Produksi Film Animasi
2D Legenda Naya Sentika. Jurnal Seni dan Desain ASKARA Vol. 1 No. 1 2002, hlm. 43-54.
36
Andre Andre, Tyrza Adelia. Modifikasi Multimedia Development Lifecycle dan Proses
Produksi Video dalam Pembuatan Perangkat Multimedia Untuk Film Dokumenter: “Krupuk
Amplang Balikpapan”. Jurnal Sains dan Teknologi Universitas Surabaya Vol 3(2). Hlm 70-82.

32
a. Kru dan Tim Produksi

Sebuah film akan memiliki kualitas yang baik jika ditopang oleh

kualifikasi dan pengalam dari tim produksi. Tim produksi terdiri dari:

Sutradara, penulis skenario, sinematografer, desainer produksi, dan

anggota tim yang lainnya ikut memiliki peran dalam membentuk visi dan

eksekusi film.

b. Pembiayaan dan Dukungan

Pembiayaan dan dukungan menjadi faktor kunci untuk memastikan

keberhasilan proyek film. Pembiayaan dapat berasal dari berbagai sumber,

termasuk perusahaan produksi, investor swasta, ataupun pendanaan

publik. Dari film Liom of The Dessert, pembiayaan paling banyak berasal

dari pemerintahan Muammar Khadafi. Dukungan dari pemerintah menjadi

bagian yang amat penting mulai dari pendanaan, distribusi, dan lain-lain.

c. Tren dan Kebutuhan Pasar

Tren dan kebutuhan pasar terhadap sebuah film selalu berubah-

ubah seiring dengan berjalannya waktu. Film akan menjadi relevan jika

umumnya menjadi kebutuhan dalam industri film. Film Lion of The

Dessert mengangkat cerita tentang sebuah biografi dan sejarah yang

memiliki minat tersendiri di masyarakat. Perjuangan seorang tokoh dalam

upaya membela kemerdekaan menjadi nilai bagi semangat patriotisme dan

cinta akan tanah air sehingga memiliki tempat dalam industri perfilman.

33
d. Pengaruh Budaya dan Sosial

Budaya dan faktor sosial memiliki pengaruh yang sangat besar

dalam produksi perfilman. Pengaruhnya terletak pada penentuan dalam

pemilihan cerita dan tema dalam film. Cerita yang mencerminkan nilai-

nilai budaya dan sosial yang relevan cenderung lebih populer. Kemudian,

hal ini akan memengaruhi cara masyarakat dalam menangkap dan

merespon pesan-pesan film.

e. Keterbatasan dan Tantangan

Produksi film seringkali menemui sejumlah keterbatasan dan

tantangan. Keterbatasan itu bisa dari anggaran yang terbatas, waktu, cuaca

dan lingkungan, logistik dan transportasi, perizinan. Dalam mengatasi

permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi semua kru film dan

produksi dalam mencapai hasil akhir sebuah film.

34
BAB III
FAKTA SEJARAH PERJUANGAN UMAR AL-MUKHTAR MELAWAN
ITALIA

Umar al-Mukhtar adalah figur yang begitu penting dalam sejarah Libya dan

ia merupakah pahlawan nasional. Umar al-Mukhtar memberi banyak inspirasi

dalam berbagai perubahan-perubahan positif bagi rakyat Libya. Dalam bab ini akan

dibahas beberapa hal terkait dengan tokoh utama ini.

A. Potret Umar al-Mukhtar

Umar al-Mukhtar lahir dan besar di keluarga yang miskin. Dia dirawat

dan dibimbing oleh salah satu Masyayikh di kampung halamannya. Sejak kecil,

Umar al-Mukhtar sudah kehilangan ayahnya dan sebagian besar hidupnya

berada dalam masa kemiskinan serta kesulitan. Umar al-Mukhtar lahir pada

tahun 1862 di desa Zawiyat Janzur di pantai timur Libya. Ayahnya bernama

Mukhtar bin Umar bin Farhat bin Abaridan bin Ahmad bin Mu’min bin

Buwahadimah bin Abdullah Alam Manaf yang berasal dari suku Al-Manfa dari

Beit Farhat. Sedangkan, ibunya bernama Aisyah binti Muharib bin Azghaib bin

Musa bin Ahmad bin Ahmad al-Maquri.37Kedua orang tuanya meninggal karena

berusaha membela tanah airnya, setelah mengalami pertempuran dengan Italia.

Umar al-Mukhtar lahir dari keluarga yang memiliki kemurahan hati,

akhlak yang baik dan sifat-sifatnya diperoleh dari ajaran gerakan Tarekat

Sanusiyah. Ayah Umar meninggal dalam perjalanan ke Mekkah untuk

37
Walid Shuaib Adam, Kejeniusan Omar al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan;
Mempelajari Pengaruh-Pengaruh Yang Membantu Kepribadiannya Secara Politik dan Militer.
(Rumah Penerbitan, Distribusi dan Periklanan Tobruk.2012). hlm. 23.

35
menunaikan haji, kemudian dalam perjalanan haji tersebut sebelum meninggal

ia mengalami sakit. Di saat itu, ia menitipkan putranya Umar dan Muhammad

kepada temannya yang bernama Syekh Ahmed Hussein Al-Gharyani yang

menerima dan merawat mereka. Di bawah Syekh Ahmed Hussein Al-Gharyani,

Umar muda berhasil menghafal seluruh al-Qur’an. Ia mendapat pendidikan yang

ditempuhnya dari bersekolah Al-Qur’an di Zawiyah.

Umar al-Mukhtar merupakan anak yang pandai dan dengan mudah

menerima ilmu yang dia pelajari. Setelah itu Umar kemudian melakukan

perjalanan ke Oasis Al-Jaghbub di Libya timur yang pada saat itu berfungsi

sebagai markas besar Sanussi. Sanussi merupakan sebuah gerakan reformis

Islam yang didirikan oleh Syekh Muhammad ibn Ali Sanussi. Mukhtar tinggal

di sana selama delapan tahun, belajar teologi dan ilmu pengetahuan Islam dari

para cendekiawan terkenal termasuk Syekh Al-Mahdi Al-Sanussi. Di Institut

Jaghbub, para pelajar muslim dipersiapkan untuk menjadi penerus para ulama

dan menjadi wadah untuk menjadi ahli hukum, penulis dan pendidik. Kemudian,

setelah belajar di tempat itu akan dikirim ke Libya dan Afrika untuk

mengabdikan kepada masyarakat.

Sumber: Buku Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin


Perjuangan karya Walid Shuaib Adam

Gambar 3. 1 Sekolah Al-Jaghboub

36
Umar al-Mukhtar menghabiskan waktu 8 tahun di Institut Jagboubi, ia

mempelajari berbagai macam keilmuan seperti: ilmu hukum, hadis dan beberapa

ilmu keislaman kepada para syaikh di sana. Di antaranya yakni Syekh Al-

Zarwali Al-Maghribi, Faleh bin Muhammad ibn Abdullah Al-Dhahiri Al-

Madani.38 Mereka menjadi saksi kecerdasan, kejernihan pikiran, kekuatan

akhlak dari Umar al-Mukhtar. Berkat keseriusan dan keuletan Umar dalam

belajar sehingga memiliki tempat yang istimewa di hati para gurunya, termasuk

Syekh Al-Mahdi, seorang mursyid tarekat Sanusiyah yang masyhur di Libya.

Di samping mempelajari ilmu-ilmu keislaman, Umar memiliki

pengetahuan yang luas dalam bidang sejarah, terlebih dalam ilmu nasab yang

menghubungkan keturunan suatu suku dengan suku lainnya. Ia juga ahli dalam

ilmu geografi, terutama jalur gurun dan tempat-tempat yang biasa dilalui oleh

pasukan perang. Selain itu, Umar menguasai ilmu tentang tumbuh-tumbuhan

yang biasa ia gunakan untuk meracik obat-obatan, ia juga memiliki pengetahuan

yang mendalam mengenai berbagai penyakit yang menyerang ternak-ternak di

Cyrenaica dan mampu menyembuhkannya.39

Pada tahun 1906 adalah momentum pertama Umar al-Mukhtar melawan

pasukan Inggris di perbatasan Mesir-Libya. Ia juga melawan pasukan kolonial

Perancis yang mencoba menyerang Sudan selatan dan Chad pada tahun 1900.

Ketika Italia menyatakan perang melawan Kesultanan Utsmaniyah pada tahun

1911, Umar ikut berjuang dengan mengumpulkan 1.000 pejuang dari Zawiyat

38
Ali Muhammad Al-Sallabi, Peringatan 74 tahun Syekh Mujahidin Umar al-Mukhtar.
(Jaringan Libya). hlm. 1-2.
39
Ibid...

37
al-Qussour dan bergabung dengan tentara Utsmaniyah di timur Benghazi. Pada

tahun 1912, Italia menjadikan Libya sebagai koloninya. Selama dua dekade

berikutnya, Umar memimpin perlawanan Libya terhadap penjajah Italia, dengan

menggunakan taktik tabrak lari yang efektif.

Banyak pertempuran terjadi di sekitar kota Derna di timur laut Libya,

termasuk pertempuran tahun 1913 yang menyebabkan kerugian besar bagi Italia.

Pada tahun 1930, pasukan Italia berhasil menangkap Umar setelah menemukan

kuda dan kacamata khas yang selalu dikenakannya. Di saat itu, Panglima

angkatan darat Italia Marsekal Adolfo Graziani sambil memegang kacamata itu

mengucapkan pernyataan bahwa mereka akan mengambil kacamatanya hari ini

dan kepalanya untuk besok.

Pada tanggal 11 September 1931, Umar terlihat dalam bentrok dengan

kavaleri Italia. Puncaknya, ia segera teridentifikasi oleh pasukan Italia dan

akhirnya tertangkap. Selama persidangan, Umar menolak tawaran Italia untuk

meninggalkan negara dan meminta menyerah kepada mujahidinnya serta

menghentikan perjuangan bersenjata mereka. Kata-kata terakhirnya yang

terkenal yakni “Kami tidak akan menyerah, kita akan menang atau kita akan

mati!”. Pada tanggal 16 September 1931, dengan disaksikan ribuan pengikutnya,

Umar dijatuhi hukuman gantung di Salouq, daerah kamp konsentrasi yang

terletak 50 kilometer di selatan Benghazi.40

40
Diakses melalui www.ayojalanterus.com dengan judul 86 Tahun Berlalu, Libya Masih
Mengenang ‘Singa Padang Pasir’ Omar Al-Mukhtar. pada 5 Desember 2023 jam 23.00.

38
B. Latar Historis Menurut Fakta Sejarah

Latar historis merujuk pada konteks masa lalu yang mencakup peristiwa,

budaya, dan faktor-faktor penting pada suatu periode tertentu. Fakta sejarah

adalah informasi yang terdokumentasi dengan baik mengenai masa lalu. Sebagai

contoh, pada abad ke-18, Eropa berada dalam latar historis yang mencakup

Revolusi Industri yang mengubah ekonomi dan teknologi. Fakta-fakta sejarah

dari periode ini termasuk penemuan mesin uap oleh James Watt dan peristiwa-

peristiwa seperti Revolusi Perancis yang berpengaruh pada politik dan sosial

Eropa. Pengetahuan tentang latar historis dan fakta sejarah membantu dalam

memahami perkembangan masyarakat serta perubahan yang terjadi dalam

sejarah manusia.

Sejarah adalah rekam jejak masa lalu yang sering dianggap sebagai

catatan peristiwa yang terjadi secara faktual dan obyektif, didukung oleh bukti-

bukti kuat seperti saksi mata, dokumen dan artefak.41 Sejarah sebagai narasi

mencerminkan masa lalu manusia, baik sebagai individu maupun sebagai

makhluk sosial, yang digambarkan secara ilmiah dengan mencangkup

serangkaian fakta dari waktu tersebut, serta penafsirannya yang memberikan

pemahaman tentang peristiwa yang telah terjadi. Sementara itu, sejarah sebagai

cerita adalah hasil karya yang dipengaruhi oleh sudut pandang subjektif

sejarawan. Hal ini adalah pendekatan yang subjektif yang mencerminkan

41
Ismaun, Model Ilmu Pengetahuan Sosial 9: Pengantar Ilmu Sejarah, (Jakarta: Gramedia,
1993), hlm. 62

39
perspektif pribadi penulis atau sejarawan yang dapat mempengaruhi narasi

dengan warna serta sudut pandang yang sesuai dengan selera subjeknya.42

Libya merupakan negara yang berada di pusat bagian utara Afrika. Di

sebelah utara di batasi oleh laut, di timur oleh negara Mesir dan Sudan, lalu di

selatan negara Chad dan Nigeria, di bagian barat berbatasan dengan Aljazair dan

Tunisia. Lokasi yang strategis tersebut menjadikan Libya di masa lalu menjadi

sasaran bagi negara-negara yang ingin menaklukkan seperti Polinesia, Yunani,

Romawi, dan Italia. Italia adalah negara terakhir yang datang menyerbu Libya

di tahun 1911.43

Sebelum Italia datang, Libya adalah wilayah yang masuk dalam

imperium Kesultanan Utsmaniyah (Turki), bersamaan dengan Aljazair dan

Tunisia. Libya menjalin hubungan dengan Kesultanan Utsmaniyah Turki saat

Tripoli mengajukan permintaan kepada Sultan Sulaiman Agung. Sultan

Sulaiman kemudian mengirim Komandan Murad Agha untuk memimpin

pasukan kecil yang mendarat di Timur Tripoli dalam mengepung kota pesisir

tersebut. Sayangnya, usaha tersebut tidak berhasil memasuki kota dan hanya

mengusir orang-orang Nasrani dari sana. Akibatnya, Murad Agha menetap di

Tadjoura, kemudian ia mendirikan sebuah benteng penting dan meminta Sultan

Sulaiman Agung untuk memberikan pasukan darat dan laut guna menyerang

Ordo Ksatria Saint John di Tripoli. Setelah penaklukan ini, kota tersebut menjadi

42
Sartono Kartodidjo, Pengantar Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia, 1992), hlm. 62.
43
J. Robert. Wegs, Erope Since 1945: A Concise History, (New York:: St. Matrin’s Press),
hlm. 112.

40
pangkalan angkatan laut Kesultanan Utsmaniyah di Mediterania dan di perintah

oleh keluarga Qaramanli.44

Kesultanan Utsmaniyah akhirnya tumbang oleh perlawanan kekuatan

lokal, sejak itu penentuan kekuasaan atas Libya didasarkan pada garis keturunan

dan kekeluargaan dan tradisi ini berlangsung hingga abad 18. 45 Pada akhir abad

ke 19, Italia tertinggal jauh dari kekuatan Eropa lainnya dalam perebutan daerah

koloni. Hampir seluruh wilayah di dunia sudah dibagi oleh Inggris, Perancis,

Belanda, Spanyol, dan Portugal.

Italia berusaha memperluas kepentingan komersialnya di Tripoli dan

mulai menetap di wilayah tersebut pada tahun 1880, dan pada tahun 1911 banyak

warga Italia yang menetap di wilayah tersebut, bersamaan dengan Kesultanan

Utsmaniyah yang mulai melemah yang disebabkan oleh perang berturut-turut

dengan Rusia dan telah melalui pemerintahan otokratis yang penuh teror dari

Sultan Abdul Hamid II selama beberapa waktu. Keadaan tersebut

menguntungkan Italia, dan membuatnya hanya perlu menghadapi sedikit

perlawanan ketika menginvasi wilayah tersebut.46

Gerakan perlawanan melawan ekspansi Italia di Libya mengadopsi

bentuk organisasi mistik yang dikenal sebagai Tarekat Sanusiyah, yang didirikan

44
Keluarga ini memiliki akar yang kuat di Turki, dan pendirinya adalah Ahmed Al-
Qaramanli, seorang mantan perwira tentara Turki dan menjabat sebagai Pasha di Libya. Mereka
mempertahankan kekuasaan mereka di Tripoli dan Fezzan selama hampir satu abad. Meskipun
Kekaisaran Kesultanan Utsmaniyah berusaha menggulingkan Ahmed Al-Qaramanli, Sultan
Kesultanan Utsmaniyah akhirnya mengakui pemerintahannya pada tahun 1723.
45
Bedjo Sukarno. Mengurai Fenomena Mantan Penguasa Libya Muammar Khadafi. Jurnal
Fisip Unisri.
46
Viktor Sanjaya. Perang Italia Vs Turki di Libya (1911-1912): Penanda Memudarnya
Kejayaan Kekaisaran Kesultanan Utsmaniyah. Diakses melalui sejarahmiliter.com pada jam 19:22
tanggal 12 Oktober 2023.

41
oleh Muhammad bin Sanusi (1790-1885). Pengaruh Tarekat Sanusiyah terhadap

anggotanya sangat kuat, bahkan berhasil menyatukan kabilah-kabilah yang

sebelumnya berselisih di Sahra dan penduduk suku Badui di Cyrenaica. Setelah

kematian Muhammad bin Sanusi, kepemimpinan tarekat di ambil alih oleh

putranya, yaitu Muhammad al-Mahdi.47

Pengamal Tarekat Sanusiyah menjadi kendala yang berat bagi negara-

negara barat. Sehingga mereka melakukan propaganda palsu terhadap orang-

orang Sanusiyah dengan menggambarkan mereka sebagai orang-orang buruk

pelaku berbagai kejahatan. Kemudian orang-orang Sanusiyah mengadu kepada

Sultan Abdul Hamid II, dan menekannya untuk memanggil Al-Mahdi dari

Afrika. Ketika Al-Mahdi mengetahui bahwa di Al-Jaghbub telah menjadi

sasaran dan demi keselamatan yang mengharuskannya pindah ke tempat yang

lebih aman, dan memutuskan untuk pindah ke Kufra.48

Perjuangan Tarekat Sanusiyah melawan Italia mendapat dukungan dari

beberapa negara Islam, termasuk Turki. Pada tahun 1915, Italia bergabung

dengan sekutu dalam Perang Dunia I melawan Jerman, Austria, dan Turki.

Setelah sekutu menang, Sayyid Ahmad sebagai pemimpin Tarekat Sanusiyah

saat itu yang didukung oleh Turki, harus meninggalkan Libya, dan

kepemimpinan sementara diserahkan kepada saudara sepupunya, Sayyid Idris.

Pada tahun 1918, Sayyid Idris mengadakan perjanjian dengan Italia, mengakui

kedaulatan Italia di Libya, tetapi mendapatkan hak otonomi di daerah

47
John Gunther, Inside Africa, (New York: Harper dan Brother, 1995), hlm. 166.
48
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016), hlm. 33.

42
pedalaman. Idris kemudian diakui sebagai pimpinan orang-orang Arab di Tripoli

dan Cyrenaica. Namun, dia terpaksa mengungsi ke Mesir saat Italia

merencanakan aksi militer. Pada tahun 1942, pasukan Inggris dan Perancis

memasuki Libya, dengan Inggris menguasai Tipolitania dan Cyrenaica, dan

Perancis di Fezzan. Setahun kemudian, tentara Inggris dan Perancis mengusir

Italia dari Libya, lalu Sayyid Idris kembali ke Cyrenaica dan menjadi Raja Idris

I di bawah pemerintahan militer Inggris dan Perancis.49 Tekanan di Libya

semakin meningkat, Sayyid Idris terpaksa untuk meninggalkan Libya dan pergi

ke Mesir pada 1922 dan mempercayakan kepemimpinannya dalam militer dan

politik kepada Umar al-Mukhtar.50

Untuk memudahkan rencananya, Italia melakukan perundingan dan

perjanjian terhadap negara-negara Eropa. Perjanjian yang dilakukannya yakni

agar memuluskan ambisi Italia untuk memperoleh Libya sepenuhnya. Beberapa

negara yang membantu Italia dalam melakukan koloni di Libya yakni: Prancis,

Inggris dan Austria. Negara Perancis ikut serta dalam melakukan embargo

kepada Libya. Perancis juga melanjutkan serangan mereka terhadap emirat Islam

di Afrika Barat. Al-Mahdi merasa bahwa Perancis berniat membuat rencana

untuk melawannya, setelah diketahui penyebaran dakwahnya di Afrika.

Selanjutnya, terjadi konflik yang intens antara pasukan Perancis dan militan

tarekat Sanusiyah. Perancis saat itu menuju Katim dan milisi tarekat Sanusiyah

bersiap untuk menemui mereka di Bir Al-Alali. Ketika itu, Sayyid Al-Mahdi

49
Lilian Craug Harris, Libya Qadhdhafi’s Revolution and The Modern State, (Colorado
wetview Press, 1986), hlm. 9.
50
Walid Shuaib Adam, Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan.
(Libya: Rumah Penerbitan, Distribusi dan Periklanan Tobruk, 2012), hlm.93.

43
menugaskan keponakannya Sayyid Ahmed Al-Sharif untuk mengatur perang

melawan Perancis dan dihadapkan pada pasukan unggul di bawah Umar al-

Mukhtar. Jihad yang sebenarnya terjadi di Al-Tisini, dan pasukan Sanusiyah

menjalani perjuangan ini dengan tekad yang kuat dan mampu menimbulkan

kerugian besar bagi pasukan Perancis. Namun tidak begitu lama dengan

persenjataan modern, Perancis mampu memukul mundur dan memaksa pasukan

Sanusiyah untuk meninggalkan peperangan.51

Posisi Perancis terhadap pendudukan Italia menjadi jelas sejak adanya

perjanjian rahasia Italia-Perancis yang ditandatangani tahun 1911. Berdasarkan

perjanjian ini otoritas Perancis memantau perbatasan Tunisia-Libya untuk

mencegah sukarelawan menyeberang ke Libya untuk berpartisipasi dalam

perlawanan terhadap Italia. Tunisia memutuskan membuka sukarelawan kepada

Libya melihat bahwa terjadi kejahatan paling keji dilakukan oleh Italia terhadap

penduduk Libya. Salah satu wazir agung Muhammad Said Pasha dari

Kesultanan Utsmaniyah, memutuskan mengadakan konferensi internasional

yang membahas permasalahan pendudukan Italia. Ia menyarankan kehadiran

negara-negara lain untuk menandatangani perjanjian tahun 1878 dan

menetapkan kedaulatan Kesultanan Utsmaniyah di Libya. Akan tetapi, Perancis

memberikan hambatan agar tidak meneruskan perjanjian tersebut dengan

imbalan perdamaian bagi Kesultanan Utsmaniyah. Perancis melakukan berbagai

51
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016), hlm. 34.

44
cara untuk menghambat pergerakan Kesultanan Utsmaniyah agar mengalami

kesulitan dalam memegang kedaulatannya di Libya.52

Tidak hanya itu, Inggris turut terlibat dalam memuluskan pendudukan

Italia di Libya. Secara politik inggris dan Italia membuat perjanjian untuk

melindungi perbatasan Mesir-Libya. Upaya yang dilakukan Inggris mengepung

Tripoli lewat jalur darat. Disisi lain, Inggris tidak akan mengizinkan elemen

Suriah yang secara sukarela membela Libya melintasi wilayah Mesir dan ini

menjadi salah satu sikap Inggris terhadap Kesultanan Utsmaniyah setelah

meningkatnya dukungan Arab terhadap perjuangan Libya. Italia juga

mengamankan daerah perbatasan timur dan barat Libya dari segala bantuan

pihak luar yang tidak mereka inginkan.53 Keterlibatan Eropa merupakan bukti

yang sudah tidak menjadi rahasia lagi. Selain dalam menjaga posisi internasional

dalam mendukung Italia, pemerintah Perancis dan Inggris menyambut baik

kehadiran Italia dan akan memperkuat kekuatan mereka di Afrika Utara.

Kesultanan Utsmaniyah melakukan beberapa langkah dalam mencegah

dukungan terhadap Italia di Libya. Ahmed Rasem Pasha seorang gubernur

Utsmaniyah diberikan tugas untuk membela Libya dan melindunginya dari

ancaman Eropa. Ia ingin menyebarkan kesadaran terhadap budaya dan nasional

di negara tersebut. Ia memperingatkan masyarakat untuk tidak berurusan dengan

orang asing , menjual harta benda, dan meminjam uang dari orang-orang asing.

Italia memiliki satu bank yang dinamakan Bank Roma. Kemudian, untuk

52
Nahed Ibrahim Al-Desouki. Sejarah Modern dan Kontemporer Afrika, Edisi Pertama.
(Alexandria. Universitas Dar Al-Maaref Al-Islami. 1424), hlm. 263-264.
53
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016), hlm. 24.

45
mencegah terjadinya sirkulasi ekonomi yang sulit, Namiq Pasha (1804-1892)

dan Hafez Pasha mendirikan cabang bank pertanian sendiri sebagai alternatif

adanya Bank Roma.54

Pihak Italia berusaha mempercepat pendudukan di Libya karena mereka

khawatir dengan potensi semakin menguatnya Kesultanan Utsmaniyah di

wilayah tersebut yang berada di tangan otoritas federal Turki yang semakin

modern. Dengan sebuah alasan, Italia kemudian mengirimkan kampanye militer

yang melibatkan sekitar 36.000 prajurit penuh, 102 artileri, 4 pesawat, dan 800

kendaraan militer. Italia menyatakan perang terhadap Kesultanan Utsmaniyah

sebagai ultimatum untuk merebut Tripoli di tanggal 3 Oktober pada tahun yang

sama. Dunia menyaksikan agresi yang dilakukan oleh bangsa Italia-Latin

terhadap bangsa Libya-Arab.

Namun, harapan pendudukan Italia sirna saat orang-orang Arab di

seluruh penjuru negara Libya bangkit untuk mempertahankan harga diri tanah

airnya. Rakyat Libya mengetahui bahwa perlawanan ini mendapat dukungan

dari pasukan Kesultanan Utsmaniyah, oleh karena itu Kesultanan Utsmaniyah

mengirim sejumlah perwira elit seperti, Anwar Pasha, Mustafa Kamal dan Aziz

Al-Masry untuk bergabung dalam perjuangan Libya melawan pasukan Italia.55

Mereka bekerja sama dengan suku Badui di padang pasir yang menjadi pecahnya

pemberontakan di Libya. Disisi lain, Kesultanan Utsmaniyah berusaha

menyadarkan masyarakat Libya akan ancaman dari Eropa tentang kemungkinan

54
Ibid, hlm. 25.
55
Ismail Helmy Mahrus, Sejarah Modern dan Kontemporer Afrika. (Alexandria
Foundation. 2004), hlm. 280.

46
yang dihadapi negaranya. Mereka perlu melakukan perlawanan dan mengangkat

senjata. Terlepas apa yang akan dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah untuk

mengusir Italia yang memiliki kekuatan yang tersebar di Libya, ini menjadi

peringatan bagi Kesultanan Utsmaniyah juga tentang peralatan militer dan

pasukan yang dimiliki mereka masih lemah dan sedikit.

Dengan pasokan persenjataan dan pasukan yang sedikit serta pengaruh

Kesultanan Utsmaniyah yang melemah melatarbelakangi pendudukan Derna,

Benghazi dan Al-Khoms oleh Italia pada bulan Oktober. Italia mengeluarkan

dekrit dari Kerajaan Italia pada tanggal 5 November 1911 dan disahkan pada

tanggal 25 Februari 1912 sebagai undang-undang dimana Tripoli yang

bertempat di wilayah barat dan Cyrenaica berada di bawah kedaulatan mutlak

Italia.

C. Perjuangan Umar Mukhtar Melawan Italia

Perang antara Libya dan Italia yang pecah pada tahun 1911, membuat

Umar harus segera kembali ke medan pertempuran. Umar al-Mukhtar saat itu

sedang berada di Oasis Jalo. Ia segera pergi ke Zawiyah Al-Qussour dan

memberikan perintah untuk merekrut semua individu yang memenuhi syarat

untuk berjihad dari suku Ubaid Zawiyah Al-Qussour. Lebih dari seribu pejuang

merespons panggilan tersebut. Tiga hari menjelang perayaan Idhul Adha, Umar

dan pasukannya memutuskan untuk tidak menunggu bersama keluarganya

sampai hari raya tiba. Mereka menghabiskan waktu di medan perang dan hewan

kurban telah disiapkan. Beberapa waktu berselang, kelompok mujahidin yang

dipimpin oleh Umar tiba di Beninah. Kedatangan Umar membuat Ahmed Al-

47
Issawi merasa gembira dengan bantuan yang diterima. Kemudian, mereka

melakukan penyerangan terhadap musuh, baik itu di siang hari ataupun malam

hari. Mereka meraih rampasan yang besar dalam pertempuran itu dari musuh.56

Muhammad al-Mahdi al-Sanusi dan Ahmed al-Sharif adalah dua tokoh

yang dekat dengan Umar al-Mukhtar selama pertempuran Al-Salawi tahun 1911

Masehi. Syekh Muhammad al-Akhdar al-Issawi mengisahkan pengalamannya

dalam pertempuran ini, dengan mengungkapkan “ketika musuh tiba-tiba

menyerang kami, para mujahidin berkuda bertemu mereka, sementara musuh

memberondong kami dengan senapan mesin. Kami terpaksa turun ke daerah

yang lebih rendah yang ada tanaman jelai dan jagung. Hujan peluru itu begitu

deras sehingga terasa seperti kami sedang menuai dengan sabit. Kami mencari

tempat yang lebih aman dan kami berharap Umar akan membawa kami ke

sana”.57

Dalam perjalanannya, ia melakukan kunjungan ke berbagai wilayah

untuk berinteraksi dengan masyarakat dan pemimpin mereka. Ia bahkan

berkomunikasi dengan individu-individu sebagai langkah awal dalam

memudahkannya saat ada kesulitan nanti. Umar membuka pintu bagi

sukarelawan yang ingin berjihad, dan suku-suku dari pegunungan Libya siap

untuk menghadapi musuh yang berbahaya. Umar al-Mukhtar didampingi komite

yang terdiri dari tokoh dan syekh dari berbagai suku di wilayah tersebut,

termasuk Bouchadiq Bumazek, Hadath al-Sayqat, Boufarwa, Muhammad

56
Ali Muhammad Al-Salabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan Kemartirannya”.
(Perpustakaan Modern Sida Beirut), hlm. 17.
57
Ibid, hlm. 17.

48
Boulqasim, Jalghaf Hamad al-Saghir, Dalaf, Abu Abdullah Muhammad al-

Alwani, Abdul Jalil, Musa Boughidhan al-Gharyani, Abd Rabbuh Bouchnaf,

Abdullah al-Khursani, Awad al-Obaidi, Busiha Rawaq Bouderman, Karim

Bouraqi Qtait al-Hassi, dan lainnya dari kalangan elite rakyat. Melakukan

kunjungan ke berbagai wilayah di Al-Jabal dan Al-Batnan.

Pada bulan Januari tahun 1923, Umar tiba di Mesir dan setelah

menyelesaikan perjalanan ini, ia merasa puas dengan hasil yang didapatkan. Ia

pun memutuskan untuk bergabung dengan Pangeran Muhammad Idris di Mesir

untuk menyampaikan hasil pekerjaannya dan siap untuk menerima arahan

selanjutnya.58 Kemudian, pada bulan Maret 1923 M, Umar melakukan

perjalanan bersama Ali Pasha al-Obaidi dan meninggalkan rekan-rekannya di

Bir Al-Ghuby. Ia melintasi perbatasan Mesir dan dapat bertemu dengan Sayyid

Muhammad Idris di Heliopolis. Italia kemudian mencoba menghubungi Umar

al-Mukhtar melalui perwakilannya di Mesir. Pihak Italia menawarkan dan

memberinya bantuan dengan syarat jika dia berjanji untuk tinggal di kota

Benghazi atau Al-Marj dan tinggal di rumah di bawah peraturan pemerintah.

Pemerintah Italia di Roma siap menjanjikan kepada Umar untuk menjadikannya

sebagai tokoh nomor satu di seluruh Libya. Apabila ia masih tetap tinggal di

Mesir, yang harus ia lakukan hanya menjadi pengungsi dan memutuskan

hubungannya dengan Pangeran Muhammad Idris al-Sanusi. Pemerintah Italia

juga berjanji akan memberikan upah yang besar dan menjamin kehidupan yang

nyaman. Permintaan ini dirahasiakan dan tanpa suara sama sekali untuk

58
Ibid, hlm. 17.

49
meyakinkan Umar. Umar pun membenarkan tentang kontak yang dilakukan

pemerintah Italia di Mesir. Ketika ditanya mengenai hal itu ia berkata “

percayalah bahwa saya tidaklah menganggap itu hal yang mudah ditelan dengan

mentah seperti sepotong kue lezat, dan tidak peduli betapa pun kerasnya

seseorang mengubah keyakinanku, opiniku, dan tujuanku. Tuhan pasti akan

kecewa terhadapku. Aku bukanlah salah satu orang yang bodoh dan sombong.

Mereka menutup mata dan mengaku menasihati rakyat untuk menyerah dan aku

melindungi diriku agar tidak menjadi kendaraan bagi musuh.”59

Umar sangat memegang keyakinan yang kuat bahwa tindakan jihad yang

ia lakukan adalah suatu kewajiban dan merupakan tugas agama. Oleh karena itu,

dengan penuh kesalehan ia menjalani hidupnya, memegang teguh tugasnya dan

berbicara dengan penuh komitmen terhadap tujuan jihad di Libya. Umar sering

berdoa agar kematian yang diberikan-Nya kepadanya terjadi dalam rangka tugas

yang diberkati ini. Dalam doanya “Ya Tuhan, jadikan kematianku dalam

perjuangan ini sebagai suatu berkah”. Ia juga bersikeras untuk terus tinggal di

tanah air dengan tekad kuat bahwa ia tak akan meninggalkan negeri tersebut

sebelum bertemu dengan Tuhannya. Baginya kematian adalah sesuatu yang

lebih dekat daripada yang lainnya, dan ia selalu menantikannya dengan penuh

kesabaran, menjadikan setiap menit sebagai pengharapannya. Ketika ia ditawari

untuk meninggalkan arena jihad dan melakukan perjalanan haji, ia berkata “saya

tidak akan pergi atau meninggalkan tempat ini sampai utusan Tuhanku datang,

dan pahala haji tidak melebihi pahala pembelaan kami tentang tanah air, agama

59
Ibid, hlm. 19.

50
dan kepercayaan. Ia berkata lagi “ jihad itu wajib bagi setiap muslim, namun

bukan bagian darinya, dan tujuannya bukan untuk perorangan hanya untuk

Tuhan saja. Seperti yang termaktub di dalam surat At-Taubah ayat 19-22 yang

merupakan pendekatan doktrinal dan intelektual yang mendasari brigade

mujahidin dan para pemimpin mereka yang dibesarkan dalam gerakan

Sanusiyah.60

Pangeran Idris dan Umar al-Mukhtar bersepakat mengenai strategi yang

harus diikuti oleh para mujahidin dalam melancarkan jihad mereka melawan

musuh yang brutal dan agresif. Rencana ini mencakup pembentukan kamp

militer, pemilihan kepemimpinan yang tepat, dan menjaga kepemimpinan

tertinggi tetap di tangan Umar al-Mukhtar. Pangeran Idris mengirim surat

kepada Sayyid Al-Ridha yang meratifikasi kesepakatan ini. Kesepakatan

tersebut juga mencakup pembagian tugas, dimana Pangeran Idris akan tetap di

Mesir untuk mengkoordinasikan pekerjaan politik, mengurusi para imigran, dan

melakukan tekanan pada pemerintah Mesir dan Inggris untuk memberikan

perlindungan kepada mujahidin. Pangeran Idris juga bertanggung jawab atas

pasokan dan dukungan logistik dari Mesir, seta mengirimkan instruksi kepada

Umar al-Mukhtar.

Haji Al-Tawati ditunjuk sebagai penghubung antara Pangeran Idris dan

pemimpin jihad, Al-Barassi. Setelah perjanjian ini, Umar al-Mukhtar

meninggalkan Kairo dan tiba di Salloum, di mana dia bersiap untuk perjalanan

60
Ibid, hlm. 20.

51
ke Green Mountain bersama teman-temannya dengan membawa perbekalan

yang cukup dan setelah itu meninggalkan Salloum menuju Cyrenaica.

D. Pertempuran Penting Umar al-Mukhtar

Peristiwa yang terjadi selama peperangan yang dipimpin oleh Umar al-

Mukhtar begitu banyak. Graziani mengungkapkan bahwa ada setidaknya 263

pertempuran terjadi dalam kurun waktu singkat, yakni tidak lebih dari dua puluh

bulan, dimulai saat Graziani mengambil alih komando tentara Italia di

Cyrenaica, dan berakhir dengan kematian Sayyid Umar al-Mukhtar.

Jika mempertimbangkan jumlah pertempuran yang terjadi selama dua

puluh bulan ini, maka jika ditambahkan pada jumlah peristiwa yang terjadi

selama dua puluh tahun sebelumnya, jumlah pertempuran yang dihadapi Umar

al-Mukhtar mendekati seribu pertempuran.61 Umar al-Mukhtar kembali dari

Burqa ke Jabal Al-Akhdar setelah berpartisipasi dalam pertempuran Al-Buraiqa

melawan sekelompok kecil Maghariya. Al-Jabal Al-Akhdar dijadikan sebagai

markas besar. Dalam waktu singkat, banyak kepala suku bergabung dengannya

dan pendukung-pendukung dari berbagai tempat mulai berkumpul.

Sementara itu, Umar al-Mukhtar mulai mengatur administrasi dan

menunjuk seorang kepala suku menjadi pendukungnya. Salah satunya, Al-Fadhil

Bin Umar dipilih untuk suku Al-Hassa dan Al-Ubaidat, Hussein Ibnu Muftah

Al-Juwaifi Al-Barasi untuk suku Al-Barasa dan suku Al-Darasa, serta Yusuf

Burahil Al-Mismari untuk suku Al-Obaid dan Al-Arafa. Semua pemimpin

61
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016), hlm. 45.

52
sepakat bahwa Umar al-Mukhtar akan menjadi pemimpin umum dan pemimpin

atas semua mujahidin. Mereka bersatu untuk berjuang demi Allah hingga akhir

hayat mereka dan membebaskan tanah air dari musuh. Perjalanan dan

perkembangan Umar al-Mukhtar di Jabal al-Akhdar dimulai dari awal yang

sederhana dengan pergerakan yang revolusioner, dan dalam waktu yang singkat

mencapai puncaknya. Umar dengan kecerdasan dan perencanaan yang matang

serta tidak mengenal lelah, berhasil menggerakkan dan mengorganisasi

perjuangan ini dengan cemerlang.

1. Pertempuran Bir Al-Ghuby

Mata-mata Italia memantau pergerakan Umar al-Mukhtar setelah dia

kembali dari Cyrenaica, tetapi mereka gagal menemukannya. Ketika Umar

mencapai Bir Al-Ghuby, ia dikejutkan oleh sejumlah kendaraan lapis baja

Italia. Peristiwa pertempuran ini diriwayatkan sendiri oleh Umar “kami tidak

melangkah lebih jauh lagi, ada sekitar lima puluh orang yang terdiri dari para

syekh dan tentara. Sementara itu mereka berkumpul di sekitar kami dan

menanyakan tentang kesehatan Pangeran, saat itu kami sedang berpuasa

Ramadhan. Ketika itu terdapat tujuh mobil Italia datang ke arah kami, dan

membuat kami merasa khawatir karena kedatangan mereka merupakan suatu

keheranan dan kejutan yang tidak kami duga-duga. Kami belum pernah

mendengar tentang serangan Italia terhadap kamp Senussi dan pendudukan

mereka di Ajdabiya”.62

62
Ali Muhammad Al-Sallabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan Kemartirannya”.
(Perpustakaan Modern Sida Beirut), hlm. 22.

53
Kelompok Umar pun mulai bersiap-siap, saat itu juga mobil-mobil

Italia mendekati mereka secara perlahan. Ali Pasha al-Obaidi ingin segera

memulai pertempuran, tetapi Umar segera mencegahnya. Ia memutuskan

untuk melihat dan mengetahui terlebih dahulu niat dan tujuan dari kedatangan

mereka agar tidak terjadi insiden yang tidak perlu. Akan tetapi, mobil-mobil

Italia mengelilingi mereka dan senapan mesin juga diarahkan ke mereka.63

Tekanan seperti itu membuat pasukan Umar melakukan perlawanan

dan terjadi baku tembak antara kedua belah pihak, pasukan Umar menghujani

mereka dengan peluru dalam waktu singkat pertempuran itu mengakibatkan

kerugian bagi Italia.64 Setelah melewati peristiwa berbahaya dengan Italia,

mujahidin melanjutkan perjalanan mereka hingga mencapai Green Mountain

dan mencapai Zawiyat al-Qatufiya, yang merupakan lokasi kamp Maroko.

Disana, mereka ditemui oleh Syekh Saleh al-Atyous dan al-Fadhil al-

Mahshasha.

Umar memberikan ulasan yang rinci tentang pertempuran Buraiqa dan

kondisi para mujahidin. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanannya menuju

markas Sayyid Muhammad al-Ridha untuk menyampaikan petunjuk dan

informasi yang diperolehnya. Setelah pertemuan antara Umar dan Sayyid

Muhammad al-Ridha mengenai pengorganisasian gerakan jihad dan

pendirian kamp di Al-Jabal Al-Akhdar, Umar al-Mukhtar menyarankan agar

ia mengirim anak temannya ke kamp Maroko dekat Saleh Al-Atyoush dan

63
Ali Muhammad Al-Sallabi, Jaringan Libya. Peringatan 74 tahun Syekh Mujahidin Umar
al-Mukhtar, hlm. 11.
64
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016), hlm. 50.

54
kamp Al-Awaqir yang dipimpin oleh Qajah Abdullah Al-Sudani yang

berlokasi dekat Jallu. Umar dipilih untuk tugas ini dan pergi ke Jabal Al-

Akhdar.65

Umar mulai membentuk kamp untuk para mujahidin, termasuk kamp

Barasa, Al-Ubaid dan Al-Hassa. Al-Ridha Hussein Al-Juwaifi Al-Barasi

diangkat sebagai pemimpin kamp Barasa. Sementara itu Yusuf Burahil Al-

Mismari pergi ke kamp Al-Awaqir, Al-Fadhil Bin Umar pergi ke kamp Al-

Hassa, dan Umar memegang peran panglima tertinggi di kamp tersebut. Hal

ini menjadi langkah penting dalam organisasi gerakan perlawanan mereka.66

Jihad yang panjang dan keras dimulai dan berlanjut terus menerus tanpa jeda

selama delapan hari.

Tahun 1924 dan 1925 M, banyak pertempuran kecil dan pertempuran

sengit terjadi. Para mujahidin memperluas aktivitas militer mereka di Green

Mountain. Nama Umar al-Mukhtar semakin bersinar sebagai pemimpin

brilian yang menguasai taktik perang gerilya dan mencapai kesuksesan besar

serta memperoleh pengaruh yang signifikan di antara suku-suku di wilayah

tersebut.

Orang-orang Arab dari suku-suku ini mulai bergabung dengan barisan

mujahidin dan memberikan dukungan penting dengan menyediakan bahan

mentah berupa wol padat yang digunakan untuk melindungi diri dari peluru.

Mereka juga memberikan perbekalan, peralatan, dan senjata yang sangat

65
Ibid, hlm 50.
66
Ali Muhammad Al-Sallabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan Kemartirannya”.
(Perpustakaan Modern Sida Beirut), hlm.24.

55
dibutuhkan dalam perjuangan ini. Suku-suku seperti Al-Ubaid, Al-Barasa,

Al-Hassa, Al-Darsa, Al-Awaqir, Awlad Al-Sheikh, Al-Awamah, AL-

Shahibat, Al-Manfa, dan Al-Masamir berperan besar dalam mendukung

gerakan jihad ini.67

2. Pertempuran Fezzan

Setelah penandatanganan perjanjian Oshi, Italia memulai usahanya

untuk menguasai wilayah Fezzan. Tugas ini diberikan kepada Kolonel

Mazetti dan wilayah Sirte yang dianggap sebagai tempat atau basis untuk

memperluas kampanya. Kampanye ini dilakukan dalam dua tahap, tahap

pertama adalah menuju Sukna diikuti oleh tahap kedua menuju Brak, dan

akhirnya ke wilayah Fezzan.68

Sukna berhasil dikuasai oleh Italia pada tanggal 22 Juli 1913. Selama

periode ini, muncul tokoh perlawanan Libya yang sangat berpengaruh, yaitu

Muhammad bin Abdullah. Dia memimpin perlawanan melawan Italia yang

mengarah ke Fezzan dan terlibat dalam beberapa pertempuran, termasuk

pertempuran “Abar Ashkadat” dekat Brak pada tanggal 12 Desember, serta

pertempuran di tanggal 16 Desember.69

Meskipun perlawanan ini begitu sengit, akan tetapi pasukan Italia

masih terlalu kuat dan memaksa para mujahidin berada di wilayah perbatasan

hingga pasukan Italia akhirnya menduduki Brak. Namun, kemenangan ini

tidak membuat Italia merasa aman karena para mujahidin berkumpul di

67
Ibid, hlm 25.
68
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016), hlm.51.
69
Ibid, hlm. 51.

56
sekitar Muhammad bin Abdullah yang berada di sebelah barat Mahruqa.

Pertempuran paling sengit terjadi pada tanggal 23 Desember 1913, di mana

Muhammad bin Abdullah gugur. Akibatnya, Italia berhasil menguasai

wilayah tersebut. Mereka mulai memperbaiki infrastruktur dan bendungan di

tanggal 17 Februari 1914, kemudian merebut Murzuq tanggal 27 Februari.

Namun, tidak lama kemudian, mereka menghadapi sejumlah tantangan

baru.70

Pada akhir Januari 1928, pimpinan Italia sangat berkeinginan untuk

merebut wilayah Fezzan. Dua kekuatan muncul dalam upaya ini, satu datang

dari Ghadames dan yang lainnya dari Jabal Al-Akhdar. Tentara Italia yang

dipimpin oleh Graziani terlibat dalam pertempuran yang sengit dengan

mujahidin selama lima hari. Hasilnya, Italia mengalami kekalahan telak dan

terpaksa mundur dengan meninggalkan perlengkapan dan amunisi mereka.

Setelah itu, pasukan Italia yang lainnya langsung menuju Fezzan.

Mujahidin mengetahui hal tersebut dengan perkembangan yang

terjadi tiga hari setelah Italia pergi. Ketika pasukan Italia tiba di suatu tempat

di antara dua gunung yang dikenal sebagai Pegunungan Hitam, mereka

diserang oleh mujahidin, memaksa komandan mereka untuk melarikan diri

dan meninggalkan sebagian pasukan mereka di tangan mujahidin. Sehingga

menyebabkan kehancuran sebagian pasukan Italia.

Kemudian, Italia berusaha lagi dan kali ini membawa kekuatan yang

lebih besar dari berbagai arah. Namun, sekali lagi mereka mengalami

70
Ibid, hlm. 51.

57
kekalahan dalam pertempuran tersebut. Meskipun begitu, Italia akhirnya

meninggalkan Al-Jufra tanggal 30 Februari 1928. Pasukan Italia kemudian

bergerak menuju Zillah dan berhasil menduduki Sumur Qarfat tanggal 25

Februari. Operasi militer mereka berlanjut dan mencapai puncaknya dengan

pendudukan Marada, Zillah, Jalo, Awjalah. Akibatnya, oasis-oasis ini

kembali berada di bawah kendali Italia.71Dengan begitu banyaknya wilayah-

wilayah penting yang berhasil dikuasai oleh Italia. Pada tanggal 23 April

1930, Fezzan telah berhasil diduduki dan berakhirnya perlawanan di Tripoli

Barat oleh para mujahidin.

3. Pertempuran Kufra

Pada tahun 1928, Muhammad Al-Ridha Al-Sanusi ditangkap dan

wilayah Cyrenaica berangsur-angsur jatuh ke tangan Italia. Di tahun yang

sama, pasukan Italia maju dari Tripoli di bawah pimpinan Jendral Graziani

menduduki Oasis Kufra dan wilayah terbesar dengan pendudukan di Fezzan,

perlawanan itu berakhir di Tripoli setelah delapan tahun lamanya.Setelah

berhasil menduduki Fezzan di tahun 1929 dan awal 1930, Italia hanya

memiliki kendali atas Oasis Kufra dan wilayah sekitarnya. Italia berusaha

untuk mengkonsolidasikan kendali mereka melalui upaya politik. Namun,

upaya ini gagal karena para mujahidin berkumpul di Oasis Tazario yang

dijadikan markas mereka. Oleh karena itu, pihak Italia mulai merencanakan

71
Ali Muhammad Al-Sallabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan Kemartirannya”.
(Perpustakaan Modern Sida Beirut), hlm. 29-30.

58
pendudukan Oasis Kufra.72Gubernur Bodoglio73 memimpin serangan udara

ke Tazario pada tanggal 4 Juli 1930, yang mendorong para Mujahidin untuk

segera meninggalkan Oasis Tazario dan beralih ke Oasis Kufra. Italia

melakukan berbagai upaya dengan menduduki Jalwa dan Awjilla, kemudian

menduduki Jaghbub, Faaran dan Oasis lainnya yang membuat Umar al-

Mukhtar terisolasi total di Green Mountain, meskipun begitu Umar terus

melancarkan serang ke Derna dan sekitarnya.

4. Pertempuran Ummu Al-Sharftir

Para mujahidin terus melakukan serangan terhadap Italia dan mereka

meraih kemenangan yang terkenal adalah pertempuran Al-Ruhaiba di tanggal

28 Maret 1927 M. Pertempuran ini terjadi di tenggara Al-Marj dekat dengan

Jabal Al-Ubaid. Setelah pertempuran ini, terjadi pertempuran yang lebih

sengit di Bishr Al-Zaytun dan Ras Al-Jalaz sampai Oktober 1927 M. Pada

pertempuran sebelumnya, Italia menderita kerugian yang sangat besar yang

menewaskan para perwira dan ratusan prajuritnya.74

Pasukan Italia membalas untuk kematian keenam perwira dan 312

pasukan bayaran mereka yang tewas dalam pertempuran Al-Ruhaiba. Mereka

memandang ini sebagai upaya untuk membalaskan dendam dan moral yang

telah diterima. Jabal Al-Akhdar digunakan sebagai basis operasi dan Italia

72
Ibid, hlm. 53.
73
Seorang tentara dan politisi kolonial yang terlibat dalam kampanye militer di Abyssinia
dan Libya selama periode tahun 1911-1912. Karirnya mencakup jabatan Raja Muda Italia dan dia
kembali menjadi Kepala Staff pada tahun 1940. Menariknya, dia juga terlibat dalam konspirasi
melawan Benito Mussolini, diktator Italia.Lihat: Abd al-Wahhab, al-Kayani: The Political
Encyclopedia – ed., Beirut – Lebanon Foundation. Arab Studies and Publishing, vol. 1, hlm. 115.
74
Ali Muhammad Al-Sallabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan Kemartirannya”.
(Perpustakaan Modern Sida Beirut) hlm. 31.

59
melakukan persiapan dengan membagi kelompoknya menjadi empat bagian:

pertama, Jendral Mazetti memimpin pasukan Italia divisi yang akan bergerak

menuju Green Mountain. Kedua, Cornel Aspera memimpin kelompok

menuju ke Al-Mazari. Ketiga, Cornel Mintari bergerak dari Khawlan.

Keempat, Mayor Polly bergerak dari Ghout Al-Jamal.75

Jumlah Mujahidin sekitar 1500-2000, termasuk di dalamnya 525

pasukan kavaleri beserta 12.000 unta. Pergerakan mereka menjadi terhambat

karena membawa perempuan, anak-anak, orang tua dan harta benda.

Kemudian, melalui mata-matanya, Italia mengetahui secara pasti lokasi para

mujahidin di Umm Al-Shaftir dan akan melakukan pengepungan. Berbekal

5000 tentara dan 1000 unta serta mobil yang dibawanya, Italia mengepung

mujahidin dari tiga sisi. Mujahidin segera mengetahui tentang pengepungan

ini, dan mereka menyiapkan rencana untuk berperang. Lalu, mereka menggali

parit di sekitar wilayah dan masing-masing para pejuang sudah siap untuk

melakukan balasan. Pertempuran ini diikuti oleh Syekh Hussein Al-Juwaifi

Al-Barasi dan Umar al-Mukhtar.76

Pada saat pertempuran semakin sengit, banyak syuhada yang gugur.

Syekh Hussein mengalokasikan pasukan mujahidin untuk menghadapi

serangan dari selatan oleh tiga puluh kendaraan lapis baja. Dalam

pertempuran ini, Mujahid Saad al-Abd al-Sudani memainkan peran yang

sangat penting. Ia menunjukkan kegigihan yang luar biasa dalam menghadapi

75
Ibid, hlm. 31.
76
Ibid, hlm. 32.

60
pasukan dengan kendaraan lapis bajanya. Ia pun juga berhasil

menghancurkan sebagian besar persenjataan musuh bersama dengan anak

buahnya. Akibat dari pertempuran itu pasukan Italia mulai mundur. Dan

mereka melihat peluang untuk hidup dan melarikan diri. Dalam pertempuran

ini menelan korban jiwa sebanyak 200 mujahid yang meninggal sebagai

syahid, termasuk gubernur Muhammad Bonjoy Al-Mismari setelah

mengalami luka yang cukup serius.77 Tak berselang lama kemudian dalam

pertempuran Abyar Al-Zouzat tanggal 13 Agustus 1927 M, Syekh Hussein

Al-Juwaifi meninggal.

Pada bulan September 1927 M, pasukan Al-Zawiya melancarkan

serangan di beberapa kota, termasuk Al-Jakhrah, Marsa Bariqa, Jalu, dan

Awjila, yang menyebabkan kerugian besar bagi pasukan Italia. Perlawanan

mujahidin semakin intensif di Jabal Al-Akhdar. Italia tidak memiliki banyak

opsi untuk mengubah rencana, sehingga menyebabkan mereka mengalami

krisis dan kerugian. Pemerintah Italia mulai serius dan mempertimbangkan

cara untuk menyusun rencana baru untuk Tripoli dan Cyrenaica. Para pejabat

politik Italia banyak yang terpaksa mengundurkan diri. Mussolini

mengumumkan akan menyatukan pemerintahan di Libya dan menunjuk

Marsekal Badoglio sebagai gubernur Tripoli dan Cyrenaica.

Dalam situasi seperti ini Badoglio berusaha melakukan negosiasi

dengan Umar al-Mukhtar. Hal ini ia lakukan untuk mengulur waktu, agar

dapat melancarkan serangan secara menyeluruh terhadap mujahidin. Umar

77
Ibid, hlm. 32.

61
menginginkan pertemuan agar diadakan di rumah Ali Pasha al-Obaid dalam

menangani masalah rekonsiliasi. Umar al-Mukhtar bersikeras agar

pemerintah Italia menunjukkan niat baiknya dan segera membebaskan Syekh

Muhammad al-Ridha dan mengembalikannya ke Cyrenaica.78

Setelah mengalami berbagai perseteruan sengit, Italia mencoba untuk

membujuk Umar dengan melakukan sebuah perundingan. Perundingan itu

demi mencapai gencatan senjata, pemerintah Italia beberapa kali mengalami

kegagalan. Negosiasi itu tidak menghasilkan apapun karena persyaratan-

persyaratannya tidak dapat dipenuhi oleh Italia. Tujuan Umar al-Mukhtar

adalah hanya demi kebebasan rakyat Libya dan diberikannya hak serta

kebebasan dalam agama, pendidikan dan kehidupan. Keteguhan hatinya

dalam menjalankan perintah agama untuk berjihad, membuat ia tidak

bergeming dengan segala bentuk iming-iming yang diberikan oleh

pemerintah Italia.

E. Wafatnya Umar al-Mukhtar

Pasukan mujahidin menempati wilayah di Green Mountain dan perantara

ke tempat itu ada sebuah lembah yang disebut Wadi al-Juraib. Tempat tersebut

sulit untuk ditemukan karena harus melewati lembah dan hutan. Di sana, Umar

beserta pengikutnya melewati lembah tersebut dan bermalam selama dua malam.

Akan tetapi Italia segera mengetahui informasi tersebut sehingga membawa para

pasukannya untuk mengepung semua sisi jalur. Tidak lama Umar mengetahui

78
Walid Shuaib Adam, Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan.
(Libya: Rumah Penerbitan, Distribusi dan Periklanan Tobruk, 2012), hlm. 109.

62
jika mereka berada dalam situasi dikepung dan memutuskan untuk tidak

menghadapi pertempuran secara langsung. Akan tetapi, pertempuran pun segera

berkecamuk dan peluru yang ditembakkan pasukan Italia merenggut banyak

nyawa mujahidin. Disisi lain Umar terluka di tangannya dan kuda yang ia

tunggangi jatuh dengan tangan yang terlilit tali di kuda.79

Salah satu mujahidin yang lepas dari kepungan, Ibnu Quraisy mencoba

untuk menyelamatkan pemimpin mereka. Namun, ia menjadi orang pertama

yang dibunuh ketika hendak menyelamatkan Umar al-Mukhtar. Umar al-

Mukhtar tertangkap dan di bawa ke Pelabuhan Sousse, lalu dipindahkan ke

Benghazi melalui jalur laut.

Sumber: Buku Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan karya Walid
Shuaib Adam

Gambar 3. 2 Ilustrasi foto Umar al-Mukhtar Dipasang Belenggu


di kakinya
Pada tanggal 15 September 1931 M, dilakukan persidangan di sebuah

parlemen di Cyrenaica, dimana diputuskan untuk mengeksekusi Umar al-

Mukhtar. Sehari setelahnya pada pukul sembilan pagi di selatan kota Benghazi,

Umar al-Mukhtar dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Perjuangan ini

tidak berakhir bagi Umar karena masih ada orang-orang yang akan

79
Ali Muhammad Al-Sallabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan Kemartirannya”.
(Perpustakaan Modern Sida Beirut), hlm. 82.

63
melanjutkannya. Perwujudan keimanan dan ketaatan kepada Tuhan dalam

menghidupkan kembali makna-makna Islam, ia tinggalkan kepada para

mujahidin dan masyarakat Libya agar meneruskan perjuangannya.

64
BAB IV
ANALISIS HISTORIS DALAM FILM “LION OF THE DESSERT (1981)”

Penilaian sejarah dalam film melibatkan pemeriksaan tentang bagaimana

film itu dapat mencerminkan dan memengaruhi peristiwa sejarah serta masyarakat

pada waktu diproduksinya. Karya sinema memiliki nilai yang berharga dalam

memberikan wawasan mengenai budaya, nilai-nilai sosial dan perubahan sejarah

perubahan sejarah yang terjadi pada saat film itu diciptakan. Sebagai contoh, karya

film ini yang dihasilkan selama Perang Dunia II dapat memberikan gambaran

tentang dampak propaganda dan persepsi masyarakat pada masa tersebut.

Pendekatan ini memberikan pemahaman tentang bagaimana film itu mencerminkan

kondisi zaman dan pengaruhnya dapat mengubah tatanan sosial dan budaya.

Teori representasi yang diungkapkan oleh Stuart Hall memberikan

pemahaman yang cukup mendalam terkait seperti apa media dan budaya

menciptakan dan mewakili realitas. Menurut Hall, representasi tidak hanya

mencerminkan realitas secara langsung, melainkan merupakan suatu proses aktif

yang terpengaruh oleh konteks sosial, budaya, dan politik. Bahasa dan simbol

digunakan sebagai sarana untuk menggambarkan dan menyampaikan pesan.80

A. Analisis Fakta Sejarah Terhadap Tokoh Umar al-Mukhtar

1. Latar Belakang Umar al-Mukhtar

Dalam film Lion of The Dessert di awal film Umar al-Mukhtar sedang

berkebun di ladang yang ia miliki, kemudian menit 10 menggambarkan

mengenai latar belakang Umar Mukhtar yang sedang mengajarkan Al-Qur’an

80
Sigit Surahman, Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7 Wanita,
Jurnal Komunikasi, Vol. 3 No. 1, Sept-Des 2014, hlm. 43.

65
kepada para santrinya. Ia merupakan seorang ustadz dan pemimpin, adegan

ini berlatar di sebuah pemukiman tempatnya tinggal yang dihuni oleh Suku

Badui.

Adegan itu merepresentasikan sebagai kiprah dari Umar al-Mukhtar

dengan profesi yang dilakukannya sebelum melakukan lebih banyak lagi

pertempuran yang akan dihadapinya. Kehidupannya tidak jauh dari

memberikan pendidikan agama kepada generasi muda agar selalu memegang

teguh kepercayaan dan keimanan.

Pembukaan adegan sebelumnya diselingi oleh pertemuan yang

dilakukan Italia untuk melakukan penyerbuan terhadap Libya dengan

mengirim Jendral Graciani. Mussolini menginginkan agar Umar al-Mukhtar

ditangkap dan menghentikan segala bentuk revolusi yang dilakukannya.

Setelah itu adegan dilanjutkan dengan Umar yang menyuruh santrinya untuk

membaca Al-Qur’an dan salah satu muridnya Ismail memberikan arti dari

ayat yang sedang dibaca. Pada adegan tersebut terdapat dialog antara santri

dan Umar.

Umar al-Mukhtar : “Apa yang kita pikirkan ketika kita memulai setiap bab

dari Qur’an? Tuhan.. Yang Penuh Rahmat?”

Santri : “Karena.. salah satu nama Allah adalah Rahmat”

Umar al-Mukhtar : “Ya.. benar sekali. Lalu, bagaimana Tuhan memberikan

pesan kepada kita?”

Santri : “Karena kita bisa berbicara”

66
Umar al-Mukhtar : “Dan lalu ada sesuatu yang menjadi pegangan bagi kita,

ada yang tahu?”

(Umar pun memberikan sebuah petunjuk dalam dua jarinya yang tergantung

kacamatanya dengan jawaban dari santrinya yakni keseimbangan)

Umar al-Mukhtar : “Mengapa Allah mengatur keseimbangan? Karena tanpa

keseimbangan segala sesuatu akan jatuh”

Dalam dialog diatas merepresentasikan sosok Umar al-Mukhtar

dengan kedalaman agama yang dia miliki mampu memberikan penjelasan

dengan perumpaan yang mudah untuk diterima santrinya. Kesabaran dan

ketekunannya terhadap pembelajaran adalah bentuk rasa cintanya terhadap

ilmu. Ia menjadi guru untuk menyebarkan pemahaman Keislaman kepada

anak-anak.

Pada fakta sejarahnya dalam sumber buku karya Walid Shuaib Adam

dengan judul “Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin

Perjuangan.” Pengaruh Al-Qur’an dalam membentuk kepribadiannya dan

memberikan semangat terhadapnya untuk mempelajari ilmu agama. Ia

menaruh perhatian besar terhadap pendidikan, karena baginya pendidikan

adalah hal penting dalam membangun masyarakat yang lebih maju. Ilmu

agama yang mendalam menjadikannya dirinya dihormati dan dihargai oleh

masyarakat Badui. Tugas penting yang diembannya menjadi guru adalah

pekerjaan yang mulia baginya.81

81
Walid Shuaib Adam, Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan.
(Libya: Rumah Penerbitan, Distribusi dan Periklanan Tobruk, 2012), hlm. 35.

67
Pada menit 15 sampai menit 17, seorang pasukan mujahidin datang ke

pemukiman badui untuk mencari Umar al-Mukhtar. dalam adegan itu terdapat

iringan musik dan tarian yang menjadi budaya bagi masyarakat suku Badui.

ditengah-tengah kerumunan tersebut, datanglah Umar menemui seseorang itu

dan mengajaknya melakukan pembicaraan di dalam rumah. Dalam adegan itu

terdapat dialog:

Umar al-Mukhtar : “Bu Matary, ada berita apa?”

Bu Matary : “Ada seorang gubernur”

Umar al-Mukhtar : “Lagi..? mereka datang seperti singa, tapi pulang seperti

kambing. Nah.. Siapa kali ini?”

Bu Matary : “Graciani, penjagal dari Zion”

Salim : “Ini hanya masalah waktu, sebelum mereka menyerang

kita.”

Bu Matary : “Itu berarti Anda yang harus menyerang.”

Umar al-Mukhtar : “Ayahku dulu berkata: ‘Hembusan tidak mematahkan

punggungmu, maka perkuatlah itu’. Kita akan memberi

pelajaran Graciani. Konon katanya Graciani orang

yang haus darah? Aku tidak ingin memercayai cerita-

cerita itu. Berikan serangan untuknya!. Kapan dia

datang?”

Dari dialog di atas merepresentasikan tentang sikap keberanian dan

ketegasan Umar al-Mukhtar yang merupakan seorang pemimpin, ketika akan

menghadapi musuhnya. Ia tidak takut dengan musuhnya walaupun berkali-

68
kali melakukan perlawanan terhadapnya. Maksud dari perkataan Umar di atas

mengindikasikan bahwa dengan serangan-serangan Italia itu tidak membuat

mereka lemah akan tetapi bertambah semakin kuat. Begitulah Umar

meyakinkan sahabat-sahabatnya untuk tetap berjuang melawan Italia.

Dalam fakta sejarah dari sumber buku Ali Muhammad Al-Sallabi

dengan judul “Umar al-Mukhtar; Syahid Islam dan Singa Gurun”. Umar al-

Mukhtar sedang dicegah untuk tidak melakukan perlawanan oleh para syekh

sukunya dengan alasan ia sudah tua dan tidak mampu berperang. Akan tetapi

Umar pun marah dan berkata”apa yang saya ikuti adalah jalan kebaikan dan

siapapun yang menjauhkannya adalah musuh saya dan tidak seorangpun

boleh melarangku”. Umar al-Mukhtar ingin berjihad sampai ia syahid dan

cukuplah Allah yang menjadi saksi. Jihad yang dilakukannya adalah demi

kebaikan dan setiap manusia memiliki kewajiban dan hal ini adalah

kewajiban agama juga. Umar al-Mukhtar sangat berpegang teguh dengan

nilai dan prinsip untuk kemaslahatan.82

2. Penindasan Italia Terhadap Suku Badui

Pada menit 25 sampai dengan 30, beberapa pasukan Italia yang

dipimpin oleh Mayor Tomelli datang ke pemukiman suku Badui. Mereka

datang dengan iring-iringan kendaraan mobil. Mayor Tomelli melakukan

pencarian terhadap Umar al-Mukhtar, dikarenakan sebelum itu terjadi

pertempuran yang menyebabkan pasukan Italia mengalami kerugian dengan

82
Muhammad Mahmud Ismail, “Umar al-Mukhtar; Syahid Islam dan Singa Gurun”.
(Kairo: Perpustakaan Al Qur’an Alexandria), hlm. 10.

69
kekalahan yang lumayan besar. Tetapi Mayor Tomelli tidak menemukan

keberadaan Umar di pemukiman tersebut. kemudian, mereka melakukan

penyiksaan terhadap orang-orang suku Badui dan membakar persediaan

makanan. Saat itu, ditemukan salah seorang bernama Hamid bersembunyi

dengan kakinya yang terkena tembakan. Tentara membawanya dan

membawanya ke hadapan Mayor Tomelli.

Mayor Tomelli : “Apakah kamu terluka saat melakukan perlawanan

dengan Umar al-Mukhtar?”

Hamid hanya diam saja dan tidak menjawab apapun sehingga Mayor

Tomelli marah dan akan menembaknya. Salim pun kemudian berbicara.

Salim : “Setidaknya kau biarkan dia mengucap nama Allah!”

Tidak ada perlawanan dari suku Badui, Salim pun terluka setelah menerima

pukulan dari Mayor Tomelli.

Pada menit 47, setelah penyerangan yang dilakukan oleh Italia

terhadap mujahidin yang berakhir dengan kekalahan dipihak Italia di Bir Al-

Ghuby. Graciani dan para bawahannya melakukan pertemuan dengan

keputusan untuk membersihkan suku Badui dan memindahkan mereka ke

kamp. Tidak hanya itu, Italia menutup sumur-sumur, membakar ladang dan

menghancurkan bangunan serta pohon-pohon agar orang-orang Badui

kesulitan dalam memenuhi persediaan makanan mereka.

Di menit 50, pasukan Italia yang di pimpin oleh Kolonel Sarsani

menyerbu pemukiman orang-orang Badui. Kolonel Sarsani atas keputusan

dari Jendral Graciani melakukan tindakan untuk memutus suplai makanan

70
dan minuman serta membakar semua tempat tinggal suku Badui. dalam

adegan itu ia mengumpulkan para warga dengan menuduh mereka sebagai

pemberontak. Lalu, dia memilih orang-orang tanpa belas kasih dan

membunuhnya menggunakan pistol.

Pada menit ini, merepresentasikan sikap kepasrahan masyarakat

terhadap penindasan yang dilakukan Italia. Masyarakat biasa tidak bisa

melakukan perlawanan berarti dan hanya menjadi sasaran untuk diadili dan

dibunuh.

3. Pemikiran dan Perjuangan Umar al-Mukhtar

Pada menit 32, puluhan pasukan Italia melakukan pencarian Umar

sampai ke padang pasir. Disana pasukan Mayor Tomelli melihat jejak kuda

yang ditinggalkan oleh pasukan Umar al-Mukhtar. Jebakan yang dibuat oleh

Umar Mukhtar dengan memasang para pasukannya di padang pasir. Mereka

menyamar di dalam pasir hingga membuat pasukan Italia kaget dan tidak bisa

menghindari tembakan dari pasukan Umar. Banyak pasukan Italia yang

tewas, termasuk Mayor Tomelli. Pada menit 40, dalam adegan tersebut

terdapat dialog:

Umar al-Mukhtar : “Kita tidak membunuh tawanan!”

Mujahidin : “Tetapi mereka melakukannya pada kita!”

Umar al-Mukhtar : “Itu bukan ajaran kita. Dia seorang pemuda. Ini (sambil

menyerahkan bendera Italia), beritahukan jenderalmu!

Benda ini semestinya bukan di sini.”

71
Dalam dialog tersebut, merepresentasikan sifat kemurahan hati dan

keteguhan hatinya bahwa ia memiliki prinsip mengenai ajaran Islam. Ia tidak

akan membunuh tawanannya dan memiliki empati bahwa orang yang di

hadapannya masih seorang pemuda dan membiarkannya pulang untuk

memberitahukan kepada pemimpinnya tentang hal yang terjadi di sana.

Dalam fakta sejarahnya, sumber buku karya Ali Muhammad Al-

Sallabi dengan judul Peringatan 74 tahun Syekh Mujahidin Umar al-

Mukhtar.” Pada saat itu Italia mengikuti pergerakan Umar akan tetapi mereka

gagal untuk menemukannya. Pada waktu itu Umar mencapai padang pasir Bir

Al-Ghuby dan Umar mengetahui terlebih dahulu pergerakan Italia yang

mengikutinya. Umar dan Ali Pasha al-Obaidi melakukan pertempuran dan

terjadilah baku tembak antara dua pihak. Pasukan Umar menghujani Italia

dengan peluru dan dalam waktu singkat Italia mengalami kekalahan.83

Diperkuat dalam sumber artikel jurnal karya Ahmed Qutbi dengan

judul “Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan

Pembebasan Libya”. Dalam artikel ini menjelaskan tentang peran Umar al-

Mukhtar dalam memimpin pasukannya dalam bertempur melawan Italia.

Pada menit ke 32, peperangan yang terjadi di gurun pasir Umar al-

Mukhtar beserta dengan pasukannya sedang menunggu kedatangan pasukan

Italia. Di saat itu, pasukan Italia mengira bahwa mereka telah menemukan

jejak kuda dari pasukan mujahidin. Tetapi, sebenarnya itu adalah perangkap

83
Ali Muhammad Al-Sallabi, Jaringan Libya. Peringatan 74 tahun Syekh Mujahidin Umar
al-Mukhtar, hlm. 11.

72
yang sudah dipikirkan oleh Umar al-Mukhtar. Ia dengan jitu memasang para

pasukannya untuk menyamar di dalam pasir hingga tidak terlihat oleh musuh.

Perangkap itu berhasil dan dapat memukul pasukan Italia. Semua pasukan

Italia tewas dalam pertempuran itu dan menyisakan dua orang yang dibiarkan

oleh Umar agar memberitahukan kepada pemimpinnya.

Dalam fakta sejarahnya dalam buku sumber Walid Shuaib Adam

dengan judul “Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin

Perjuangan”. Umar al-Mukhtar beserta dengan rekan-rekan perjuangannya

ketika kembali dari Mesir. Pasukan Italia berusaha untuk melakukan

penyergapan di daerah Bir Al-Ghuby. Dimana kendaraan lapis baja Italia

berusaha untuk menyerang mereka. Namun, mereka mampu menghadapinya

dan membakar enam diantaranya dengan menggunakan senapan jerman yang

dimiliki. Pertempuran ini terjadi pada Maret 1923.

Pada menit 53.3, pasukan mujahidin beserta Umar al-Mukhtar tiba di

pemukiman Badui. Umar mendapati bahwa ia terlambat datang, ia merasa

bahwa Italia telah mengambil segalanya dan Umar merasa sedih terhadap

orang-orang yang menjadi tawanan Italia. Dalam adegan itu terdapat dialog:

Sharif al-Gharyani : “Mereka telah mengambil semuanya”

Umar al-Mukhtar : “Siapa yang bisa bertarung seperti sebuah perang?.

Mereka tidak berperang dengan pasukan, tetapi

dengan orang-orang yang tidak bersalah! Banyak

orang akan mati di kamp-kamp itu. Orang-orang akan

mati tanpa makanan.. tanpa pilihan apapun. Apakah

73
itu salahku? Secara tidak langsung? Lihatlah apa yang

mereka lakukan! (sambil melihat bangunan yang telah

rusak, ia mengambil sebuah papan dan membacanya.)

Naiklah ke langit dan letakkan keseimbangan di atas

segalanya.”

Kemudian dalam adegan selanjutnya Umar dan pasukannya segera

melakukan serangan balik ke kamp tempat orang-orang di tahan oleh Italia.

Umar dan pasukan berkudanya menuju tempat itu dan melakukan perlawanan

sengit. Ia berhasil membunuh dan membebaskan para tawanan, akan tetapi

pada saat itu datanglah pasukan tambahan dari Italia membawa kendaraan

lapis besi yang menembakkan peluru terhadap pasukan mujahidin.

Umar merasa tidak perlu untuk melakukan perlawanan, ia takut akan

menimbulkan banyak korban dari orang-orangnya. Sehingga, ia memutuskan

untuk mundur terlebih dahulu. Akan tetapi saat akan kabur, ia terjatuh dan

kuda itu lantas kabur meninggalkannya. Ismail menjemput Umar untuk

segera menaiki kudanya, tapi Ismail tidak ikut dengannya dan lebih memilih

untuk tetap tinggal di sana. Dalam adegan itu terdapat dialog:

Umar al-Mukhtar : “Tetaplah di belakangku Ismail!”

(Ismail menepuk kuda itu agar segera berlari)

Umar al-Mukhtar : “Kembali, kembali ke anak itu!”

Bu Matary : “Kuda itu takkan mau, Ismail sudah mengetahuinya.

Cepatlah Umar!”

74
Pada saat itu, pasukan Italia dengan bala bantuannya tiba dan

mengejar pasukan mujahidin. Ketika Umar sudah menaiki kuda, Ismail

memilih melarikan diri dengan berlari dari kejaran pasukan Italia. Akan

tetapi, Ismail berakhir dengan ditangkap. Di sisi lain, Bu Matary segera

mengajak Umar untuk secepatnya pergi untuk menyelamatkan diri.

Dalam adegan itu merepresentasikan perlawanan Umar al-Mukhtar

menyerang balik Italia. Ia memiliki semangat tempur yang tinggi untuk

menghentikan penindasan. Ia mampu melakukan penyerangan, tetapi hasil

yang ia peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan dan menderita kerugian

cukup besar. Perlawanan yang ia berikan, menandakan bahwa jihad yang

dilakukannya menggunakan taktik yang bagus. Tetapi, kekalahan

persenjataan tidak menghalanginya untuk tetap bertempur.

4. Wafatnya Umar al-Mukhtar

Pada menit 130, Italia melakukan pembentengan diwilayah

perbatasan antara Libya dan Mesir dengan menggunakan kawat atas usulan

Graziani. Hal ini membuat pasukan mujahidin dan Umar al-Mukhtar menjadi

tersudut ke sebuah gunung.

Sumber: Film Lion of The Dessert

Gambar 4. 1 Goa tempat bersembunyi Umar al-Mukhtar dan


Mujahidin

75
Pasukan mujahidin yang bersembunyi di gunung mendengar berita

kedatangan pasukan Italia melalui sebuah radio. Mereka menyiapkan

pertempuran terakhir yang akan dihadapinya. Kedatangan Sharif al-Gharyani

ke kamp untuk menghentikan perlawanan yang dilakukan Umar al-Mukhtar.

ia ingin meyakinkan Umar terhadap perjanjian yang diberikan Italia dapat

memberikan kebebasan bagi Libya. Umar pun menolak hal ini dan tetap

melanjutkan peperangan. Saat itu situasi sedang genting, pasukan Umar

terpojokkan dan menempati sebuah gua yang terdapat di daerah Jabal al-

Akhdar. Dalam adegan itu terdapat dialog:

Mujahidin : “Berapa butir pelurumu?”

Salim : “Dengan jumlah seperti itu,, tidak akan lama lagi kita

akan berperang dengan batu.”

Mujahidin : “Berapa lama kita akan bertahan?”

Salim : “Sampai kiamat. Tidak akan ada yang mampu bertahan

melebihi sebulan. Kita menghadapi kawat berduri.”

Umar al-Mukhtar : “Kawat akan menang saat menangisi semangat kita.

Hanya saja, yaa.. kawat itu memang menyakiti kita.

Mengelilingi leher kita. Ini adalah ketetapan Allah,

bukan Graziani yang memutuskan kita harus seperti apa.

Tidak sebanding antara penghalang kawat dengan

ketetapan dan kehendak Allah. Mereka memiliki 8 juta

bayonet, sedangkan kita hanya satu. Kita tidaklah

76
sendiri, teman kita banyak. Dan yang lainnya sedang

bertempur bersama kita.”

Dalam adegan itu, ia ingin mengingatkan kepada rekan

seperjuangannya agar tidak takut tentang apa yang terjadi ke depannya.

Kematian tidak akan menghalangi mereka dan Allah memiliki kehendak-Nya

sendiri. Sehingga apapun yang terjadi, Umar tetap berpegang teguh terhadap

prinsip dan keyakinannya bahwa ia tidak akan khawatir tentang pertempuran

yang menunggunya.

Pada menit 140, pasukan Italia segera melakukan agresi militer ke

Gunung Hijau di Jabal al-Akhdar. Pasukan Umar menyergap mereka dengan

bersembunyi di lereng gunung. Mereka melakukan pengintaian terhadap

kendaraan tempur Italia yang melewati sebuah jembatan. Di saat itu

pertempuran pun meletus dan terjadi baku tembak di antara kedua belah

pihak. Pertempuran besar tak terelakkan dan posisi pasukan Umar semakin

terjepit. Banyak pasukan mujahidin yang tewas dan berakhir dengan tersisa

Umar saja. Ia ditangkap dan dibawa ke markas Italia untuk diadili dan

diberikan hukuman gantung didepan warga Libya.

Dalam fakta sejarahnya, sumber dari karya buku Ali Muhammad Al-

Sallabi yang berjudul “Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan

Kemartirannya”. Pasukan Italia yang dipimpin Graziani melakukan agresi

militer dan membawa pasukannya ke Gunung Hijau. Perantara untuk

melewati tempat itu harus melalui sebuah lembah yang disebut Wadi Al-

Juraib. Di tempat itu Umar dan pengikutnya melewati lembah itu dan

77
bermalam selama dua malam. Tidak lama Italia segera mengetahui informasi

itu, dan melakukan penutupan di semua jalur. Posisi Umar menjadi tersudut

dan tidak ada pilihan lain dengan menghindari pertempuran secara langsung.

Perang segera berkecamuk dan banyak mujahidin yang tewas. Dalam

pertempuran itu, Umar terkena tembakan dan kuda yang ia tunggangi mati.

Setelah itu, ia tertangkap dan di bawa ke Pelabuhan Sousse, lalu dipindahkan

ke Benghazi melalui jalur laut. Pada tanggal 15 September 1931 M, dilakukan

persidangan di sebuah parlemen di Cyrenaica, dimana diputuskan untuk

mengeksekusi Umar al-Mukhtar. Perjuangannya selama 22 tahun pun

berakhir dan ia dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.84

Sumber: Buku Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan karya


Walid Shuaib Adam

Gambar 4. 2 Penangkapan dan Persidangan Umar al-Mukhtar


Dalam film Lion of The Dessert, Umar al-Mukhtar merupakan tokoh

utama yang sangat berperan dalam perjuangan membebaskan Libya dari

penjajahan Italia. Ia mewakili semangat perjuangan Islam dan tetap teguh

berjihad untuk masa depan tanah airnya. Umar al-Mukhtar bukanlah tokoh

8484
Ali Muhammad Al-Sallabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan
Kemartirannya”. (Perpustakaan Modern Sida Beirut), hlm. 82.

78
fiktif, hal ini terlihat dan tercatat dalam sejarah sebagaimana kisah nyata

perjuangannya. Hal ini terlihat dari literatur-literatur yang menuliskan

kisahnya. Seperti buku Ali Muhammad Al-Sallabi yang berjudul “Peringatan

74 tahun Syekh Mujahidin Umar al-Mukhtar”, buku karya Walid Shuaib

Adam yang berjudul “Kejeniusan Omar al-Mukhtar Dalam Memimpin

Perjuangan; Mempelajari Pengaruh-Pengaruh Yang Membantu

Kepribadiannya Secara Politik dan Militer” dan penelitian karya Ahmed

Qutbi yang berjudul “Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan

Perjuangan Pembebasan Libya”.

B. Analisis Peristiwa Sejarah Dalam Film Terhadap Fakta Sejarah

1. Pendudukan Italia di Libya

Adegan dalam film “Lion of The Dessert” pada menit 2 sampai menit

4.28 di awali dengan gambaran konflik dan penjajahan yang dilakukan oleh

berbagai negara. Abad 20 menjadi awal perang-perang yang terjadi dalam

rangka melakukan invasi dan memperkaya diri negaranya. Negara-negara

jajahan mengalami nasib yang tragis dengan bencana kelaparan, peperangan,

dan pembunuhan yang tak manusiawi. Di saat bangsa-bangsa mengalami

konflik dalam usahanya untuk menyebarkan pengaruhnya, kekuasaan dan

ekonomi. Italia memiliki tujuan mengembalikan kejayaan Romawi seperti

dulu.

Setelah itu muncul gambaran mengenai peta Italia dengan jalur

menuju perbatasan Libya untuk memulai invasi. Negara Libya berada di

sekitar laut Mediterania dan menjadi targetnya. Kemudian gambaran

79
selanjutnya difokuskan ke wilayah Tripoli dan Bengahzi dengan garis putih

dari ibukota Italia di Roma. Italia memasuki wilayah itu melalui Tripoli.

Pendaratan Italia di Tripoli mendapat perlawanan dari rakyat dengan sengit

dan penuh semangat untuk mengusir penjajah.

Sumber: Film Lion of The Dessert

Gambar 4. 3 Peta Invasi Italia ke Libya


Gambar di atas merepresentasikan Italia yang memulai invasinya ke

wilayah Libya dengan pendaratan pertama di Tripoli. Italia mendapat

perlawanan dari rakyat di berbagai daerah yang didatangi, yakni kemudian di

Benghazi, Tobruk, Derna, dll.

Dalam fakta sejarah di adegan tersebut ada salah satu sumber buku

karya Muhammad Mahmud Ismail, yang berjudul “Umar al-Mukhtar; Syahid

Islam dan Singa Gurun”. Dalam bukunya menjelaskan bahwa kapal perang

dari armada Italia muncul dalam konfrontasi di Tripoli. Pada hari Sabtu

tanggal 20 September 1911 M. Tripoli menolak untuk menyerah, sehingga

kapal-kapal milik Italia melancarkan serangan bom. Akhirnya mereka pun

menyerah. Setelah itu, kapal-kapal itu tiba di kota Benghazi pada hari Rabu,

4 Oktober 1911 M. Italia meminta kepada penduduk untuk menyerah, namun

mereka menolak. Pada waktu itu, Kesultanan Utsmaniyah bentrok dengan

80
Italia dalam pertempuran yang bernama Juliana, tetapi Utsmaniyah tidak

mampu melawan Italia. Gempuran meriam milik Italia diluncurkan terus

menerus, sehingga memaksa Utsmaniyah untuk mundur. Kemudian,

komandan pasukan mengambil alih kota tersebut dan dalam waktu singkat

Italia mampu menguasai pantai Libya tanpa perlawanan.85

Sementara pada waktu itu Libya adalah negara yang dikuasai oleh

Kekhalifahan Utsmaniyah Turki pada tahun 1911. Italia memulai invasinya

ke negara ini, mendaratkan pasukannya dan menduduki kota-kota utama di

tepi laut Mediterania. Rakyat Libya tidak hanya tinggal diam, mereka bangkit

dengan keberanian dan menghadapi serbuan tentara Italia. Perlawanan ini

berlanjut selama 20 tahun lamanya dan berakhir dengan ditangkapnya

pemimpin jihad Umar al-Mukhtar pada pertempuran di Gunung Hijau di

Barqa dan dieksekusi gantung pada 1931.86

2. Penyerbuan Italia ke Jabal Al-Akhdar

Pada menit 35, Tentara Italia melakukan pengejaran terhadap pasukan

gerilya dan Umar al-Mukhtar, yang berada di Jabal Al-Akhdar. Umar dan

pasukannya meninggalkan tempat tinggalnya karena serangan Italia. Ketika

mengetahui kedatangan Italia, pasukan mujahidin bersiap-siap untuk

bertempur. Pasukan berkuda yang terlihat Italia dengan sengaja menjebak

mereka agar mengikutinya. Strategi umar al-Mukhtar terlihat pada

peperangan ini. Mereka membuat serangan spontan dengan cara menyamar

85
Ibid, hlm 13.
86
Muhammad Bashir Al-Maghribi, Dokumen Asosiasi Umar al-Mukhtar; Satu Halaman
dari Sejarah Libya, hlm. 9.

81
di dalam pasir, kemudian menembakkan peluru ke arah kendaraan Italia.

Strategi ini mampu mengalahkan pasukan Italia yang membawa persenjataan

lengkap.

Dalam adegan tersebut merepresentasikan kekuatan dan kecerdikan

berperang pasukan mujahidin saat menghadapi Italia. Kekalahan dalam

perlengkapan persenjataan tidak menyiutkan para mujahidin dalam

bertempur, walaupun hanya dengan senapan dan kuda mereka mampu

membuat pasukan Italia kewalahan.

Pada fakta sejarahnya dalam sumber buku karya Ali Muhammad Al-

Sallabi yang berjudul “Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan

Kemartirannya”. Dalam buku itu menjelaskan sedikit mengenai pertempuran

itu Umar al-Mukhtar ikut berperang, ia mengetahui banyak mengenai jalan

dan jalur wilayah di tempat tinggalnya. Umar sedang menunggangi kuda,

berlari ke kanan dan ke kiri, ia tidak takut akan kematian. Terkadang ia

meneriak untuk menyemangati para pejuang. Pertempuran itu berjalan

dengan intensif dan tembakan peluru terus dihujani ke berbagai arah. Saat itu

salah satu komandan mujahidin, Hussein mengalokasikan pasukannya untuk

menghadapi kendaraan lapis baja dan mampu menghancurkan sebagian besar

dari mereka. Salah satu mujahidin Ramadhan al-Ubaidi merebut bendera

Italia dari salah satu kendaraan lapis baja, dan tentara Italia mulai mundur

meninggalkan medan pertempuran. Korban jiwa Mujahid sebanyak 200

orang syahid, termasuk gubernur Muhammad Bonjoy Al-Mismari yang

terluka fatal. Di malam hari para Mujahid bermalam, mereka menguburkan

82
para syuhada dan membawa yang terluka. Sebelum fajar mereka bergegas

untuk meninggalkan lokasi tersebut.87

Pada sumber dari Walid Shuaib Adam yang berjudul “Kejeniusan

Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan.” Buku ini menjelaskan

sekembalinya Umar al-Mukhtar dari Mesir, pasukan Italia melakukan

penyergapan ke mereka. Di mana kendaraan lapis baja Italia menyerang,

namun mereka mampu menghadapinya dan membakar enam di antaranya

dengan senapan Jerman yang dimiliki. Pertempuan ini terjadi pada Maret

1923, setelah itu Umar menuju Jalo untuk berkonsultasi dengan Muhammad

Rida Al-Sanussi yang ditunjuk oleh Idris Al-Sanussi setelah dari Mesir.88

3. Negosiasi Italia dan Umar al-Mukhtar

Pada menit 67, Italia melakukan negosiasi kepada Umar al-Mukhtar.

Italia menawarkan gencatan senjata dan upaya perdamaian. Hal ini disambut

baik oleh Umar. Lalu, ia datang bersama dengan dua pengawalnya. Dari

adegan itu pihak Italia baru pertama kali melihat wajah Umar al-Mukhtar,

yang sering dijuluki dengan singa padang pasir. Kolonel Diodiece, menjabat

tangan Umar, kemudian mempersilahkan masuk kedalam sebuah tenda. Pada

adegan tersebut terdapat dialog:

Kolonel Diodiece : “Kolonel Barilla, gubernur militer dari Al-Marj (sambil

menunjuk ke sebelah kiri). Ini adalah Komisaris Lobito,

87
Ali Muhammad Al-Sallabi. Umar al-Mukhtar “Pendidikan, Karya dan Kemartirannya”.
Perpustakaan Modern Sida Beirut, hlm. 39.
88
Walid Shuaib Adam, Kejeniusan Omar Al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan.
(Libya: Rumah Penerbitan, Distribusi dan Periklanan Tobruk, 2012), hlm. 95.

83
yang datang langsung dari Roma, untuk memberi saran

dan bantuan.”

Umar al-Mukhtar : “Anda mengundang kami kesini untuk bicara? Kami di

sini”

Kolonel Diodiece : “Yang Mulia, ini adalah salah satu keinginan saya untuk

melihat Italia dan Arab bersama-sama di gurun. Saya bisa

melihat masa depan sebagai tujuan bersama, saling

menerima dan memberi peran serta kemampuan.

Peradaban kami dan kebudayaan anda... bisa saling

melengkapi.”

Umar al-Mukhtar : “Aku ingin para ahli datang dari Tunisia dan Mesir.

Menjadi saksi setiap perjanjian di antara kita.”

Kolonel Diodiece : “Seperti yang saya khawatirkan!”

Komisaris Lobito : “Di luar pertanyaan! Dia mencari pengakuan

Internasional, seolah-olah masyarakat Badui adalah

negara yang merdeka. Padahal tidaklah demikian.

Mereka adalah subjek dari provinsi kita. Penjelasan kami

tidak berada dalam bangsa. Tetapi di antara orang Italia.

Kami tidak bisa membiarkan campur tangan luar dalam

urusan internal kita.”

Umar al-Mukhtar : “Lalu kenapa harus kita yang mewakilkan? Kami bukan

orang Italia dan jangan ajari siapa diri kami. Kami lahir

84
di tempat sebagaimana yang Allah kehendaki. Lahir dari

rahim ibu kami sendiri. Kami bukanlah kalian.”

Kolonel Diodiece : “Ahli dari asing itu urusan nanti, bukan? Sampai

sekarang belum ada tulisan apa-apa. Tidak ada yang

menjadi saksi”

Umar al-Mukhtar : “Tapi kami sudah menulisnya.” (Umar membacakan isi

tentang keinginan-keinginannya). Kami harus memiliki

sekolah muslim.”

Kolonel Diodiece : “Tentu saja, jangan diragukan lagi, kebebasan pendidikan

jangan diragukan. Sekolah-sekolah akan dibuka kembali”

Umar al-Mukhtar : “Kami harus memiliki beberapa bentuk perlindungan

nasional, kami harus punya, parlemen nasional kami”

Komisaris Lobito : “Parlemen Anda merupakan persoalan bagi Roma. Tenda

ini bukan tempatnya”

Umar al-Mukhtar : “Kenapa tidak? Kalian sendiri yang mengatakan, tidak

ada syarat, tidak ada batasan, tidak ada pengecualian,

segala sesuatunya terbuka di atas meja ini, di dalam tenda

ini!”

Kolonel Diodiece : “Mari kita saling berbicara, bahwa kami akan perhatikan

permintaan Anda tentang parlemen”

Umar al-Mukhtar : “Catat baik-baik! Wilayah yang dirampas harus

dikembalikan!”

85
Kolonel Diodiece : “Nah, kita tidak akan membicarakan wilayah yang

dirampas. Saya akan membicarakan wilayah yang

dilindungi undang-undang, untuk pemukiman dan

pengembangan”

Umar al-Mukhtar : “Dikembangkan oleh orang Italia? Aku beritahu Anda,

disini tidak ada waktu 20 tahun... 40 tahun... Wilayah yang

akan dipenuhi dengan orang-orang Italia. Kenapa Anda

berpikir kami melawan kalian?”

Kolonel Diodiece : “Namun, pemukiman baru, akan menyediakan lapangan

kerja”

Mujahidin : “Selama Anda mengambil tanah kami, maka selama itu

pula.. kami harus melawan!”

Komisaris Lobito : “Harus?”

Umar al-Mukhtar : “Ya.. Kami harus!”

Pada menit 73, pihak Italia memutuskan untuk menunda perjanjian ini

sampai Roma memberikan jawaban dan mereka akan memberikan usulan.

Italia menganggap bahwa mereka memiliki keinginan yang sama yakni

pertumpahan darah berakhir. Dalam menit itu adegan berpindah ke sebuah

armada, dimana Italia sedang mempersiapkan berbagai kendaraan perang dan

persenjataan untuk pertempuran selanjutnya.

Adegan menit 67-73, merepresentasikan keinginan Italia mengajak

Umar al-Mukhtar yang mewakilkan seluruh rakyat Libya untuk melakukan

perjanjian perdamaian demi berakhirnya pertumpahan darah. Tetapi

86
keinginan-keinginan yang dibacakan Umar al-Mukhtar mendapatkan banyak

penolakan dari Italia. Italia tidak dapat memberikan banyak pilihan, apalagi

campur tangan asing terhadap wilayah jajahannya. Kemudian, Italia

mengambil langkah untuk menunda terlebih dahulu negosiasi ini untuk

mendapatkan keputusan.

Pada fakta sejarahnya dalam sumber buku Muhammad Mahmud

Ismail yang berjudul “Umar al-Mukhtar; Syahid Islam dan Singa Gurun”.

Dalam buku tersebut menjelaskan negosiasi yang dilakukan Italia melalui

Kolonel Diodiece dan Kolonel Barilla. Dalam negosiasi itu keputusan Italia

sepakat untuk menghadapkan perwakilan Mesir dan Tunisia. Di samping itu,

kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan gencatan senjata selama dua

bulan. Syarat-syarat yang ditentukan oleh Umar meliputi: italia tidak ikut

campur tangan dalam urusan agama, bahasa Arab diakui, membuka sekolah-

sekolah, kesetaraan antara warga Libya dengan Italia, dan pengembalian

rampasan harta dari warga.89

4. Pengepungan Italia dan Berakhirnya Perjuangan Umar al-Mukhtar

Dalam film menit ke 112, Italia membawa kendaraan lapis bajanya

dengan disertai iringan mobil melancarkan serangan terakhir kepada pasukan

Mujahidin yang sudah terpojok di lembah Wadi Al-Juraib. Pasukan Italia

dipimpin langsung oleh Graziani bertempur di lembah tersebut, tapi dalam

waktu singkat dapat dipukul mundur oleh Umar. Dalam pertempuran itu,

89
Muhammad Mahmud Ismail, “Umar al-Mukhtar; Syahid Islam dan Singa Gurun”.
(Kairo: Perpustakaan Al Qur’an Alexandria), hlm. 50-51.

87
Umar di untungkan oleh keahliannya dalam memanfaatkan wilayah itu.

Sehingga Graziani harus kembali lagi untuk merencanakan langkah

selanjutnya. Setelah itu, Italia melakukan pembatasan dengan menggunakan

kawat berduri di sepanjang perbatasan Mesir, agar pasukan Mujahidin tidak

dapat lari ke arah mana pun. Rencana itu akan membuat pasokan perbekalan

senjata dan makanan menjadi terputus dan pasukan Umar tidak dapat lari ke

Mesir.

Di menit 137, terjadi serangan mendadak ke pasukan Umar yang

sedang berpindah tempat. Italia menembakkan pelurunya ke arah pasukan

Umar yang sedang berkuda. Banyak pasukannya yang tewas dalam sekejap,

tapi beberapa pasukan lain dapat kabur dan menghindari tembakan. Di saat

itu banyak para syekh yang meninggal, tidak selang lama ketika Umar

berusaha menghindar ia terkena tembakan dan jatuh dari kudanya. Umar

akhirnya ditangkap dan diborgol untuk dibawa ke penjara. Ia menjadi

tawanan di penjara Benghazi sampai menunggu keputusan pengadilan. Dia

akhirnya dijatuhi hukuman gantung dan eksekusinya di lakukan di hadapan

ribuan orang.

Adegan dalam film ini merepresentasikan titik terakhir perjuangan

Umar al-Mukhtar dengan strategi gerilyanya. Ia melakukan perlawanan

sampai terpojokkan oleh lawan. Perjuangannya berakhir ketika ia ditangkap

oleh tentara Italia dan dibawa ke penjara di Benghazi.

Dalam fakta sejarahnya dalam sumber buku karya Ahmed Qutbi yang

berjudul “Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan

88
Pembebasan Libya”. Buku ini menjelaskan mengenai penyelesaian kawat

berduri yang digunakan untuk memagari perbatasan antara Libya dan Mesir.

Hal ini dilakukan Italia untuk menghentikan pasokan yang akan melintasi dan

memberi bantuan kepada Mujahidin. Begitu petang tiba, Umar dan

pasukannya berusaha meninggalkan lembah tempat mereka berada karena

ditakutkan akan mudah dikepung musuh. Maka, mereka menuju arah lain

untuk menghindar dari kejaran. Namun, pasukan Italia datang dan

menembaki mereka yang sambil berkuda. Banyak rekan-rekannya juga ikut

terbunuh, kuda yang ditunggangi Umar terkena tembakan dan ia pun terjatuh.

Tapi salah satu tentara melihat Umar untuk menangkapnya. Setelah

melakukan verifikasi identitasnya, tentara Italia segera menyampaikan berita

kepada Kolonel Diodiece, Gubernur Al-Marj.90

90
Ahmed Qutbi, Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan Pembebasan
Libya, (Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016), hlm. 58

89
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Film Lion of The Dessert yang digarap oleh Mustafa Al-Akkad bercerita

tentang perjuangan dan dedikasi Umar al-Mukhtar. Cerita ini berlatar belakang

di sebuah gurun yang terletak di Jabal Al-Akhdar pada tahun 1929. Pada saat itu

situasi di dunia sedang mengalami banyak konflik. Eropa sedang melakukan

ekspansi dalam tujuan untuk menyebarkan pengaruh, kekuasaan dan ekonomi.

Italia mengambil langkah cepat dalam mengekspansi negara yang akan

dijajahnya. Libya menjadi sasaran pertama penyerbuan Italia dengan pendaratan

pertama melalui jalur laut mediterania yang langsung menuju ke Tripoli dan

Benghazi. Perlawanan rakyat Libya begitu sengit dalam mempertahankan tanah

air mereka yang tergambarkan di dalam film.

Perjuangan Umar al-Mukhtar direpresentasikan dengan penuh

kepercayaan diri dan tanpa takut menghadapi musuh yang lebih kuat. Sikapnya

ditandai oleh keadilan, keberanian, dan semangat perlawanan yang teguh. Umar

menunjukkan ketabahan dalam memimpin gerilyawan dalam menghadapi Italia,

Sambil menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Nila-nilai keislaman

menjadi landasan dasar pergerakan Umar al-Mukhtar. Jihad menjadi jalan

terbaik baginya untuk menegakkan agama dalam membela tanah airnya. Namun,

Film ini juga mengandung unsur fiksi dan penyederhanaan cerita. Kompleksnya

narasi cerita membuat adanya penambahan dan pengurangan dari segi cerita di

dalam film.

90
Dalam merepresentasikan fakta sejarah, peneliti menemukan bahwa

banyak peristiwa sejarah yang terwakili di dalam film. Berikut diantaranya:

Pendudukan Italia di Libya dengan pendaratan pertama di Tripoli dan Benghazi

tahun 1911 M, penyerbuan Italia ke Jabal Al-Akhdar 1923 M, negosiasi Italia

dengan Umar al-Mukhtar, strategi militer Umar Al-Mukhtar, Pengepungan Italia

dan berakhirnya perjuangan Umar al-Mukhtar, wafatnya Umar al-Mukhtar.

B. Saran

Penelitian ini merupakan sebagian kecil dari karya sastra populer

terhadap pemahaman sejarah. Peneliti berharap untuk penulisan karya sejarah

selanjutnya dapat mendalami lagi tentang peran karya sastra dalam bentuk film

sejarah. Pemahaman masyarakat dapat dipengaruhi oleh narasi dan pesan yang

ada dalam film, sehingga perlu adanya kesadaran historis. Hal ini bermaksud

agar dapat membandingkan antara sejarah dalam literatur dengan yang ada

dalam film tersebut.

91
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Azwin Syauqi, Ahmad. Fakta dan Fiksi Kehancuran Libya di Dalam Film Assad
al-Sahra.Vol.1 No 1 (2012). Jurnal Universitas Padjajaran.

Craug Harris, Lillian. Libya Qadhdhafi’s Revolution and The Modern State,
(Colorado wetview Press, 1986)

G. Dennis, Fitriyan. Bekerja Sebagai Sutradara, (Jakarta: Esensi Erlangga Grup.


2008.

Gunther, John. Inside Africa. New York: Harper dan Brother. 1995.

Helmy Mahrus, Ismail. Sejarah Modern dan Kontemporer Afrika. (Alexandria


Foundation. 2004.

Hilmawan, Pratista. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. 2008.

Ibrahim Al-Desouki, Nahed. Sejarah Modern dan Kontemporer Afrika, Edisi


Pertama. Alexandria. Universitas Dar Al-Maaref Al-Islami. 1424.

Ismaun, Model Ilmu Pengetahuan Sosial 9: Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta:


Gramedia. 1993.

J. Robert. Wegs, Erope Since 1945: A Concise History, (New York:: St. Matrin’s
Press.

Mabruri Kn, Anto. Produksi Program Tv Drama. Jakarta: PT Gramedia Widia


Sarana Indonesia. 2018.

Mahmud Ismail, Muhammad. Umar al-Mukhtar; Syahid Islam dan Singa Gurun.
Kairo: Perpustakaan Al Qur’an Alexandria.

Muhammad Al-Sallabi, Ali. Peringatan 74 tahun Syekh Mujahidin Umar al-


Mukhtar. Jaringan Libya.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Qutbi, Qutbi. Omar Mukhtar dan Perannya dalam Gerakan Perjuangan


Pembebasan Libya. Aljazair: University Abu Bekr Belkaid, 2016.

R. Maulida. Visualisasi Desain Karakter Tokoh Dalam Film Animasi ”Battle of


Surabaya”

92
Sartono Kartodidjo, Pengantar Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:
Gramedia. 1992.

Suyanto, M. Merancang Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2006.

Walid Shuaib Adam, Kejeniusan Omar al-Mukhtar Dalam Memimpin Perjuangan;


Mempelajari Pengaruh-Pengaruh Yang Membantu Kepribadiannya Secara
Politik dan Militer. (Rumah Penerbitan, Distribusi dan Periklanan Tobruk.
2012.

Wicaksono, Andri. Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Garudhawacana. 2014.

Jurnal:

Andre Andre, Tyrza Adelia. Modifikasi Multimedia Development Lifecycle dan


Proses Produksi Video dalam Pembuatan Perangkat Multimedia Untuk Film
Dokumenter: “Krupuk Amplang Balikpapan”. Jurnal Sains dan Teknologi
Universitas Surabaya Vol 3(2).

Bedjo Sukarno. Mengurai Fenomena Mantan Penguasa Libya Muammar Khadafi.


Jurnal Fisip Unisri.

Dani Arifudin, Deuis Nur Astrida, Penerapan Pitch Bible dalam Produksi Film
Animasi 2D Legenda Naya Sentika. Jurnal Seni dan Desain ASKARA Vol. 1
No. 1 2002.

Surahman, Sigit. Representasi Perempuan Metropolitan dalam Film 7 Hati 7


Wanita, Jurnal Komunikasi, Vol. 3 No. 1, Sept-Des. 2014.

Internet:

Diakses melalui www.ayojalanterus.com dengan judul 86 Tahun Berlalu, Libya


Masih Mengenang ‘Singa Padang Pasir’ Omar Al-Mukhtar. pada 5
Desember 2023 jam 23.00.

Viktor Sanjaya. Perang Italia Vs Turki di Libya (1911-1912): Penanda


Memudarnya Kejayaan Kekaisaran Kesultanan Utsmaniyah. Diakses melalui
sejarahmiliter.com pada jam 19:22 tanggal 12 Oktober 2023.

93
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 – Cover Film “Lion of The Dessert”

94
Lampiran 2 – Foto Umar al-Mukhtar

95
Lampiran 3 – Kawat Berduri yang Dibuat oleh Italia

Penghalang Kawat Berduri

Pengawasan Tentara Italia di Sepanjang Pembatas Kawat Berduri

96
Lampiran 4 – Pemandangan Tenda Pengungsian

97
Lampiran 5 – Penangkapan Umar al-Mukhtar

Surat agar Mujahidin Menyerah

Berita Penangkapan Umar al-Mukhtar

Surat Kabar Penangkapan Umar al-Mukhtar

Surat Penangkapan Umar al-Mukhtar

98
Lampiran 6 – Eksekusi Umar al-Mukhtar

Putusan Hukuman Mati Umar al-Mukhtar

Eksekusi Gantung Mati Umar al-Mukhtar di Salouq

99
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Cholis

Tempat/Tgl. Lahir : Bantul, 6 April 1995

Alamat Lengkap : Janganan Rt 05 Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta

No. HP. : 08995554343

E-mail : iamnurcholis17@gmail.com

Orang Tua :

a. Bapak : (Alm.) Muhdi

Pekerjaan :-

b. Ibu : Towilah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Formal :

a. SDN Jageran

b. SMPN 2 Sewon

c. SMKN 3 Yogyakarta

Yogyakarta, 07 Desember 2023


Hormat Saya,

Nur Cholis
NIM. 17101020098

100

Anda mungkin juga menyukai