Sap Manajemen Nyeri Relaksasi Nafas Dalam
Sap Manajemen Nyeri Relaksasi Nafas Dalam
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
HANI FRANSISKA PURBA G1B223010
INDAH WIDYA A NASUTION G1B223023
DIMAS HENDRI PUTRA G1B223042
N. MELLINIA RAMADANA G1B223046
MUTIARA PRASANI G1B223047
VITRIA G1B223003
ADEK PUTRI G1B223009
SYIFA INAYATI G1B223014
SEPTIA DWI MAWARTI G1B223020
VINOLA ADIESTY PRATAMI G1B223025
RIKA FITRIA G1B223050
A. Latar Belakang
Nyeri merupakan pengalaman manusia yang paling kompleks dan merupakan
fenomena yang dipengaruhi oleh interaksi antara emosi, prilaku, kognitif dan
faktor-faktor sensori fisiologi. Nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-
kejadian yang dilukiskan dengan istilah kerusakan (Faisol, 2022).
Nyeri adalah masalah kesehatan dunia diperkirakan setiap tahun 20%
populasi dunia mengalami nyeri dan setengahnya adalah nyeri kronis. Di
Amerika, nyeri merupakan alasan utama yang membuat orang datang mencari
pusat pelayanan kesehatan. Berdasarkan penelitian di Amerika tahun 2012,
terdapat sebanyak 86,6 juta orang dewasa yang mengalami nyeri akut setiap
hari dan 25,5 juta memiliki nyeri kronis. Di Indonesia belum ada penelitian
skala besar yang membahas prevalensi dan kualitas semua jenis nyeri.
Indonesia juga belum memiliki parameter praktis untuk menilai nyeri, tingkat
kenyamanan pasien, dan efek nyeri terhadap kualitas hidup rakyat Indonesia
(Faisol, 2022).
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP) penyebab
nyeri tidak hanya dari penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi
juga cidera, operasi, luka bakar, infeksi dan efek kekerasan. Seseorang juga
mengalami nyeri dari banyak prosedur dan penyelidikan yang digunakan oleh
dokter dan perawat untuk menyelidiki dan mengobati penyakit (Daniel, 2016).
Nyeri dapat diatasi dengan cara managemen nyeri tarik nafas dalam. Teknik
relaksasi nafas dalam dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas
abdomen dengan frekunsi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan
matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman (Smeltzer et al., 2010).
Oleh karena itu, kelompok tertarik mengangkat topik “Manajemen Nyeri
Relaksasi Nafas Dalam” agar pasien lebih mengenal dan mengetahui mengatasi
nyeri dengan relaksasi nafas dalam.
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pasien dapat memahami dan mempraktikkan
manajemen nyeri relaksasi nafas dalam.
2) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran mampu :
a) Menjelaskan pengertian manajemen nyeri relaksasi nafas dalam
b) Menjelaskan tujuan manajemen nyeri relaksasi nafas dalam
c) Menjelaskan langkah-langkah manajemen nyeri relaksasi nafas dalam
d) Memperagakan langkah-langkah manajemen nyeri relaksasi nafas dalam
C. Metode Penyuluhan
Adapun metode dalam pelaksaan penyuluhan ini, yaitu:
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan tanya jawab
D. Media dan Alat
Media : Slide power point dan leaflet
Proyektor
E. Tim Pelaksana
1) Moderator : Syifa Inayati
Uraian Tugas :
a) Membuka acara penyuluhan dan memperkenalkan diri kepada perserta
b) Mengatur proses dan lama penyuluhan
c) Memimpin jalannya penyuluhan
d) Menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
e) Menutup acara penyuluhan.
2) Penyaji : Dimas Hendri Putra
Uraian Tugas :
a) Menjelaskan tujuan dan manfaat penyuluhan ilmu dengan jelas dan
bahasa yang dapat dipahami peserta.
b) Menjelaskan materi mengenai manajemen nyeri
c) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
d) Menjawab pertanyaan peserta.
3) Fasilitator :
● Vinola Adiesty Utami
● Indah Widya Astuti Nasution
● Nurul Mellinia Ramadana
● Mutiara Prasani
● Rika Fitria
● Septia Dwi Mawarti
Uraian tugas:
a) Ikut bergabung dan duduk bersama peserta.
b) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
c) Menginterupsi penyuluhan tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta
d) Memperagakan materi penyuluhan kepada peserta
4) Peraga : Hani Fransiska Purba
a) Memperagakan materi penyuluhan kepada peserta
5) Observer : Adek Putri & Vitria
Uraian tugas :
a) Melihat proses penyuluhan dari awal hingga akhir
b) Mengamati proses penyuluhan dari awal hingga akhir
c) Mencatat hasil diskusi
d) Mencatat pertanyaan dan jawaban selama penyuluhan
e) Membuat laporan hasil penyuluhan
F. Setting Tempat
: Audience : Moderator
: Fasilitator : Penyaji/Penyuluh
: Peraga
G. Persiapan Kegiatan
1. Menyusun SAP dan materi
2. Menyiapkan alat
3. Konsultasi kepada dosen pembimbing
H. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Estimasi Metode
Kegiatan Peserta Waktu
1. Pembukaan 1. Moderator 1. Peserta 5 Menit Ceramah
mengucapkan salam menjawab
salam
2. Moderator 2. Peserta
memperkenalkan mendengarkan
diri. dengan baik
3. Moderator 3. Peserta
menjelaskan tujuan mendengarkan
penyuluhan dengan baik
4. Moderator 4. Peserta
menyebutkan materi mendengarkan
yang akan diberikan dengan baik
5. Moderator 5. Peserta
mengontrak waktu menyetujui
kontrak waktu
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan di lakukan di Ruang Jantung RSUD Raden
Mattaher Kota Jambi
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan di lakukan sebelum dan saat
penyuluhan
c. 90% peserta menghadiri penyuluhan
d. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
e. Peran dan tugas sesuai dengan perencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan
b. Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
c. Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan
3. Evaluasi hasil
a. 70 % peserta dapat menjelaskan pengertian manajemen nyeri
b. 70 % peserta dapat menjelaskan tujuan manajemen nyeri
c. 70 % peserta dapat menjelaskan teknik relaksasi napas dalam
d. 70 % peserta dapat memperagakan teknik relaksasi napas dalam
MATERI MANAJEMEN NYERI DENGAN TEKNIK RELAKSASI NAPAS
DALAM
Menurut Potter and Perry (2010) teknik relaksasi napas dalam yang baik dan
benar akan memberikan efek yang penting bagi tubuh, efek tersebut antara lain
sebagai berikut :
a. Penurunan nadi, tekanan darah, dan pernapasan
b. Penurunan konsumsi oksigen
c. Penurunan ketegangan otot
d. Penurunan kecepatan metabolisme
e. Peningkatan kesadaran global
f. Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan
g. Tidak ada perubahan posisi yang volunter
h. Perasaan damai dan sejahtera
i. Periode kewaspadaan yang santai, terjaga, dan dalam
Teknik relaksasi napas dalam ini sangat baik untuk di lakukan setiap hari
oleh penderita tekanan darah tinggi, agar membantu relaksasi otot tubuh terutama
otot pembuluh darah sehingga mempertahankan elastisitas pembuluh darah arteri.
(Tawaang, Mulyadi & Palandeng, 2013) relaksasi napas dalam dapat menghambat
vasokonstriksi pembuluh darah melalui stimulasi baroreseptor. Hal tersebut akan
menyebabkan penurunan kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, dan curah
jantung yang berdampak terjadi penurunan tekanan darah).