Materi Uas Pih
Materi Uas Pih
1. PERISTIWA HUKUM
● Peristiwa hukum adalah suatu kejadian peristiwa yang terjadi dimasyarakat yang
membawa akibat pada yang telah diatur oleh kaidah hukum / dasar hukum
-( peristiwa berdasarkan hukum yang bisa memunculkan atau menghapuskan
hak dan kewajiban )
-( peristiwa hukum adalah semua peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan
akibat hukum, antara pihak yang mempunyai hubungan hukum )
-hanya peristiwa-peristiwa yang dicantumkan dalam hukum saja yang bisa
menggerakkan hukum dan untuk itu ia disebut sebagai peristiwa hukum.
● Macam-macam bentuk peristiwa hukum :
-kelahiran ( bukan perbuatan subjek hukum )
-kematian
-kadaluwarsa
-jual beli ( hukum perdata )
-pewarisan
-wanprestasi [ wanprestatie dengan arti tidak dipenuhinya prestasi atau kewajiban
dalam suatu perjanjian / tidak sesuai kesepakatan ]
-pencurian ( hukum pidana )
-penganiayaan
-pembunuhan
-perang ( hukum internasional )
-apartheid
-genosida
-pemilu ( hukum tata negara )
● CONTOH PERISTIWA HUKUM (PERJANJIAN)
- Pasal 1239 KUH Perdata, yang berbunyi:
Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu apabila tidak
dipenuhi kewajiban itu oleh si berutang maka ia berkewajiban memberikan
penggantian biaya, rugi dan bunga.
Karena adanya perjanjian jual-beli, maka timbul peristiwa hukum (jual-beli), ialah
suatu perbuatan hukum yang akibatnya diatur oleh hukum. ( akibat hukumnya si
penjual menyerahkan barang lalu mendapatkan uang sedangkan si pembeli wajib
membayar dan berhak mendapatkan rumahnya )
2. MASHAB HUKUM
● Perbedaan sudut pandang mengenai hukum dari berbagai sarjana hukum (
sejarah, sosiologi, filsafat, dan hukum sendiri ) MAKA MUNCULNYA MASHAB /
ALIRAN-ALIRAN PENDAPAT dalam ilmu hukum.
● 5 mashab yang dipelajari :
- mashab hukum kodrat ( keadilan tidak boleh diganggu / keadilan yang mutlak )
Hukum kodrat adalah hukum yang tidak bergantung pada pandangan
manusia, berlaku kapan saja, dimana saja, bersifat universal / bagi siapa saja, dan
jelas bagi semua manusia tanpa ada yang menjelaskannya.
-Thomas Aquino
-Hugo de Groot ( Hukum kodrat berasal dari akal manusia )
-Rudolf Stammler
- mashab sejarah ( berpendapat bahwa tiap hukum itu ditentukan secara historis selalu
berubah menurut waktu dan tempat ) MENITIKBERATKAN PADA JIWA BNGSA
Mashab sejarah hukum bersumber pada perasaan keadilan yang naluriah yang
dimiliki setiap bangsa. Perlu dipahami bahwa yang mewujudkan hukum itu adalah
jiwa bangsa yang sama-sama hidup dan berada dalam setiap individu sehingga
menghasilkan hukum positif.
( Tumbuh dan berkembangnya hukum itu bersama-sama dengan tumbuh dan
berkembangnya suatu negara )
DIPELOPORI FREDRICH CARL VON SAVIGNY
- mashab sosiologis ( Hukum bergantung pada kenyataan sosial dan gejala masyarakat
sehingga hukum ada tumbuh dan berkembang bersama masyarakat )
Menurut mashab sosiologis hukum bukan norma tetapi kebiasan-kebiasan
manusia yang menjelma dalam perbuatan atau perilaku didalam masyarakt. DISEBUT
HUKUM BEBAS
DIPELOPORI OLEH EUGEN EHRLICH, MAX WEBER, DAN HAMMAKER
Hukum adalah menentukan peraturan-peraturan tertentu yang meletakan norma bagi tindakan
yang dilakukan orang ( menentukan apa yang harusnya terjadi )
3. ALIRAN HUKUM
- Aliran legisme ( hukum terbentuk oleh perundang-undangan saja / semua
hukum terdapat dalam undang-undang ) MENITIKBERATKAN PADA
KEPASTIAN HUKUM
Aliran legisme berkeyakinan bahwa semua persoalan sosial akan segera terselesaikan apabila
telah dikeluarkan undang-undang yang mengaturnya.
Contoh :
a. Siapa membeli harus membayar ( mayor );
b. Si "A" membeli (minor );
c. Si "A" harus membayar ( conclusio ).
Menurut aliran ini, mengenai hukum yang primer adalh pengetahuan tentang undang-undnag
. Sedangkan yurisprudensi adalah masalah sekunder
- Penemuan hukum (
Terbentuknya hukum karena ada kebiasaan, perundang-undangan, dan proses peradilan.
Menurut L.J Van Apeldoorn ada beberapa faktor yang membantu pembentukan hukum:
1. perjanjian
2. pengadilan
3. ajaran hukum ( ilmu pengetahuan hukum )
Hukum yang sekarang dibentuk melalui proses-proses yang berlangsung pada waktu lampau.
- sosiologi
SOSIOLOGI HUKUM adalah mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan
gejala-gejala sosial lainnya.
memperhatikan perilaku yang mematuhi hukum dan tingkah laku yang menyimpang dari
kaidahnya, karena keduanya merupakan sasaran atau objek sosiologi hukum.
- antropologi
antropologi hukum adalah antropologi yang mempelajari hukum sebagai salah satu aspek dari
kebudayaan.
- psikologi
PSIKOLOGI HUKUM adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai
perwujudan dari perkembangan jiwa manusia.
Hubungan antara hukum dan psikologi tampak pada paksaan psikologis yang diperankan oleh
sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana.
- filsafat
FILSAFAT HUKUM adalah perenungan dan perumusan nilai-nilai, juga mencakup
penyesuaian nilainilai, misalnya penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman, antara
kebendaan dengan keakhlakan, dan antara kelangsungan dan pembaruan
FILSAFAT HUKUM adalah refleksi tentang hukum yang memasalahkan hukum dari
berbagai pertanyaan yang mendasar, misalnya : 1) Apakah hakikat hukum itu ? (quit ius) 2)
Apa dasar-dasar mengikatnya hukum ? 3) Mengapa hukum berlaku umum ?
- Politik HUKUM
POLITIK HUKUM adalah suatu bidang ilmu yang mempunyai ciri tertentu yaitu kegiatan
untuk menentukan atau memilih hukum mana yang sesuai untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki oleh masyarakat.
Politik hukum dalam hal ini adalah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan dinamika
demikian itu, karena ia diarahkan kepada ius constituendum atau hukum yang seharusnya
berlaku. IUS CONSTITUENDUM ADALAH HUKUM YANG DICITA-CITAKAN
OLEH PERGAULAN HIDUP DAN BERNEGARA, TETAPI BELUM MERUPAKAN
KAIDAH DALAM BENTUK UNDANG-UNDANG ATAU BERBAGAI KETENTUAN
LAIN. ( HUKUM YANG DIHARAPKAN AKAN BERLAKU DIMASA YANG AKAN
DATANG )
Fungsi
1. Pengaturan interaksi antar negara dan subjek hukum lainnya
Fungsi ini bertujuan untuk menjamin hubungan yang harmonis serta memastikan
terwujudnya penerbangan internasional/nasional yang aman, efektif, efisien, dan
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Pengaturan kegiatan di ruang udara dan ruang angkasa
Fungsi ini bertujuan untuk mempelajari keseluruhan aspek hukum terkait dengan
kegiatan di ruang udara dan di ruang angkasa.
Fungsi
UU ITE atau Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik berfungsi untuk
melindungi hak-hak pengguna dan membatasi penggunaan informasi yang melanggar norma
dan moral. Isi UU ITE mencakup pencegahan dan penindakan terhadap tindakan cyber crime
seperti pencemaran nama baik, pornografi, dan perjudian daring.
HUKUM ACARA PIDANA
Pengertian
Hukum acara sendiri atau hukum formal adalah peraturan hukum yang mengatur
tentang cara bagaimana mempertahankan dan menjalankan hukum materiil. Fungsi dari
hukum acara yaitu untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan
hukum materiil melalui suatu proses dengan berpedomankan kepada peraturan yang
dicantumkan dalam hukum acara.
Hukum Acara Pidana yaitu keseluruhan peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya
alat-alat penegak hukum melaksanakan dan mempertahankan hukum pidana dengan
melibatkan proses hukum mulai dari penyelidikan, penangkapan, penyidikan, persidangan,
hingga eksekusi hukuman.
hakim bertindak seperti pandangan yang logicistis yaitu hakim menggunakan logika yang
tepat dalam mengadili suatu perkara dan ia tunduk dengan undang-undang
b.Penafsiran historis. ( penafsiran yang berdasarkan pada sejarah, baik sejarah terbentuknya
undang-undang (proses pembentukan undang-undang dari memori penjelasan, laporan sidang
di DPR, surat menyurat antara Menteri dan DPR), maupun sejarah hukum (termasuk
penyelidikan terhadap maksud pembentuk undang-undang pada waktu membentuk
undang-undang tersebut) dengan menyelidiki asal-usul suatu peraturan dikaitkan dengan
suatu sistem hukum yang pernah berlaku atau dengan suatu sistem hukum asing tertentu. )
Penafsiran otentik adalah penjelasan terhadap kata-kata, istilah dan pengertian di dalam
peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pembuat undang undang itu sendiri
dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.
Contoh : Dalam Pasal 34 KUH Perdata ditentukan bahwa seorang janda dilarang menikah
lagi sebelum lewat 300 hari setelah perkawinan yang terdahulu putus. Ketentuan Pasal 34
KUH Perdata tersebut tidak berlaku bagi duda, karena pasal tersebut tidak menyebut apa-apa
tentang laki-laki
c. Panghalusan hukum
penafsiran dengan cara menyempitkan berlakunya ketentuan undang-undang karena jika
tidak, akan terjadi kerugian yang lebih besar