Anda di halaman 1dari 14

EVIDENCE BASED PRACTICE

TERAPI GUIDED IMAGERY POST OPERASI TERHADAP Tn... DENGAN


GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN DIAGNOSA APENDIKTOMI
RUANG SAID BIN ZAID

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Kelompok 5

Sani Ascipa Sya’adah 222FK04002


Muhamad Ari Rafly 222FK04007
Yeyet Sugiyarti 222FK04015
Alfira Nur Faridah Agustina 222FK04039
Astri Rahmasantya 222FK04042

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
kehendak-Nya kami masih di beri kesempatan, kekuatan, serta pikiran sehingga
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Evidence Based Practice : Terapi
Guided Imagery Post Operasi Terhadap Tn. ... Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan Dengan Diagnosa Medis Apendiktomi di Ruang Said Bin Zaid”.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah KMB, selain itu
untuk memahami dan mengetahui tentang bagaimana evidence based practice:
Terapi Guided Imagery Post Operasi Terhadap Tn. ... Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan Dengan Diagnosa Medis Apendiktomi di Ruang Said Bin Zaid.
Dalam makalah ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan, dukungan, masukan, dan bimbingan kepada kami. Kami menyadari
bahwa makalah ini banyak kekurangan.
Dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan Evidence Based Practice ini dan
semoga bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.

Bandung, 17 April 2023

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar belakang .............................................................................................
B. Rumusan masalah .......................................................................................
C. Tujuan penelitian ........................................................................................
D. Manfaat penelitian ......................................................................................
BAB II KONSEP TEORI .....................................................................................
1. Pengertian Relaksasi Terapi Benson............................................................
2. Manfaat Relaksasi Terapi Benson ..............................................................
3. Pendukung Relaksasi Terapi Benson...........................................................
4. Prosedur Relaksasi Terapi Benson..............................................................
BAB III EVIDANCE BASED PRACTICE.......................................................
1. Step 0.........................................................................................................
2. Step 1.........................................................................................................
3. Step 2.........................................................................................................
4. Step 3.........................................................................................................
5. Step 4.........................................................................................................
6. Step 5.........................................................................................................
7. Step 6.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah ada pengaruh terapi
relaksasi benson terhadap nyeri pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia
di Ruang said bin zaid RSUD AL-IHSAN ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ini apakah ada pengaruh terapi relaksasi benson
terhadap nyeri pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia di Ruang said
bin zaid RSUD AL-IHSAN
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui distribusi frekuensi skala nyeri pada pasien
Benign Prostatic Hyperplasia
- Untuk mengetahui pengaruh terapi benson pada pasien Benign
Prostatic Hyperplasia
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keperawatan Medikal Bedah
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh terapi
benson pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia
2. Bagi Rumah Sakit AL-IHSAN
Untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam
pemberian terapi benson pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia
3. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana Bandung
Untuk hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah keperawatan medikal bedah dan sebagai sumber bahan bacaan
yang berhubungan dengan pengaruh terapi benson pada pasien Benign
Prostatic Hyperplasia.

3
4. Bagi Pasien
Menambah wawasan dan pengetahuan klien dalam terapi benson agar
melakukan terapi benson secara mandiri tanpa bantuan keluarga

4
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 Konsep Terapi Benson


2.1.1 Pengertian Terapi Relaksasi Benson

2.1.2 Manfaat Terapi Relaksasi Benson

2.1.3 Pendukung Terapi Relaksasi Benson

2.1.4 Prosedur Terapi

2.2 Konsep TURP

5
BAB III
EVIDENCE BASED PRACTICE

1.1 Step 0 : Cultive a Sprit Of Inguiry


1. Bagaimana Benign Prostatic Hyperplasia dapat terjadi pada Tn. ?
2. Apa dampak yang akan terjadi apabila Benign Prostatic Hyperplasia
tidak dapat ditangani dengan baik dan tepat ?
3. Apa saja teknik nonfarmakologi yang dapat dilakukan oleh perawat
ataupun keluarga sebagai upaya dalam menangani Benign Prostatic
Hyperplasia ?
4. Bagaimana efektifitas dan penggunaan metode terapi bermain
mewarnai ?

1.2 Step 1 : Ask Clinical Questions In PICOT


P ( Problem / Population) : Pasien Benign Prostatic Hyperplasia
I ( Intervention) : Terapi Benson
C ( Comparison) :-
O ( Outcome) : Penanganan Benign Prostatic Hyperplasia
T ( Time) :-

1.3 Step 2 : Search For The Best Evidence


Dari PICOT tersebut kami melakukan pengumpulan bukti – bukti dengan
pencarian jurnal secara online melalui situs google scholar (Google
Cendekia ) dengan menggunakan kata kunci “Terapi Benson & Benign
Prostatic Hyperplasia (BPH)” kami menemukan 354 jurnal terkait terapi yang
kami inginkan sesuai dengan kriteria inklusi. Namun hanya 5 jurnal saja yang
kami pilih. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi yaitu sebagai berikut : Kriteria
inklusi :
1. Jurnal yang dipublikasikan dalam rentang waktu 2016 – 2023
2. Berbahasa Indonesia
3. Jurnal yang dipilih adalah jurnal yang membahas

6
4. Populasi sampel adalah pasien Benign Prostatic Hyperplasia
5. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1) Jurnal yang membahas tentang Terapi Benson
2) Jurnal yang membahas tentang Terapi Benson pada pasien Benign
Prostatic Hyperplasia

Adapun hasil jurnal yang di pilih sesuai kriteria inklusi dan eklusi
sebagai berikut :
1. Efektifitas Terapi Relaksasi Slow Deep Breathing Dan Relaksasi
Benson Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Benign
Prostatic Hyperplasia Di Rs Bhayangkara Banjarmasin
2. Relaksasi benson dapat menurunkan nyeri paska trans-
urethralresection of the prostate (TURP)
3. Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap intensitas nyeri pasien post
operasi benigna prostat hyperlasia
4. The effect of benson relaxation technique on a scale of
postoperative pain in patients with benign prostat hyperplasia at
RSUD dr. H Soewondo Kendal
5. Efektifitas Relaksasi Bensonterhadap nyeri pasca bedah pada
pasien Transurethal Resection Of The Prostate di Rumah Sakit
umum pusat Fatmawati Jakarta

7
1.4 Step 3

NO Judul, penulis, (Tahun), Desain Responden Metode Hasil


Sumber penelitian Penelitian
1 Pengaruh Pemberian Eksperimen one Populasi dan Penelitian ini Terdapat pengaruh pemberian guided imagery terhadap
Guided Imagery skala nyeri pada pasien post operasi appendiktomi hari
Grup Pretest sampel adalah menggunakan
Terhadap Skala pertama tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa ada
Nyeri Papa Pasien Post And Posttest populasi metode pengaruh pemberian guided imagery terhadap skala nyeri
Operasi Appendiksitis pada pasien post operasi appendiktomi hari pertama tahun
Design sebanyak 95 eksperimen
Hari Pertama di RSUD 2017.
Sawerigading Kota orang dan
Palopo Tahun 2017
jumlah sampel
Penulis : Lestari Lorna 20 orang
Lolo, Nensi Novianty

Jurnal Fenomena
Kesehatan, Vol. 01 No.
01. Mei 2018
2
3
4
5 Effectiveness Od Guided Quasi Semua populasi Metode Nyeri pasca operasi melalui empat proses yaitu transduksi,
Imagery On Reduction Of Experimental
pasien yang Kuantitatif transmisi, persepsi, dan modulasi. Nyeri pada pembedahan
Post Operation Pain Time Series

8
Among Children Who menjalani abdomen berpengaruh terhadap fisiologis, psikologis, dan
Underwent Abdominal
operasi social ekonomu pasien. Tantangan bagi para professional
Surgery In Selected
Hospitals At Tirunelveli abdomen adalah bagaimana cara menghilangkan nyeri pada bagian
District
dengan sample abdomen pasca insisi pembedahan, perawat adalah bagian
Penulis: Mandhubala sebanyak 60 paling dominan dalam menangani hal ini dimana perawat
Tahun : 2019
orng. memberikan intervensi farmakologis hasil kolaborasi dan
Jurnal : The Tamil Nadu
Dr.M.G.R Medical di ikuti intervensi nonfarmakologis seperti guided imagery.
University
Terapi nonfarmakologis seperti musik, relaksasi, dan
teeknik pikiran seperti guided imagery memiliki potensi
dalam meningkatkan manajemen nyeri baik nyeri akut
maupun kronis. Pada hasil penelitian ini membuktikan jika
guided imagery dapat membantu meningkatkan manajemen
nyeri yaitu berkurangnya skala nyeri pada responden yang
diberikan intervensi (kelompok control sebanyak 30) dan
pada pasien yang tidak di berikan intervensi terdapat
keterlambatan dalam penanganan nyeri dan juga penurunan
skala nyeri yang sementara.

9
PEMBAHASAN

1 JURNAL 1
Penelitian ini menggambarkan intensitas nyeri pada pasien post
operasi appendiktomi di RSUD Sawerigading Kota Palopo. Untuk
mengukur skala nyeri pasien, peneliti menggunakan Numerical Rating
Score (NRS) dikombinasikan dengan Face Pain Score yang merupakan
pengukuran nyeri dimana responden diminta untuk memberikan angka 1
sampai 10 dan gambar yang berdasarkan ekspresi wajah pasien pada saat
bertatap muka. Nol diartikan tidak ada nyeri 1-3 nyeri ringan 4-6 nyeri
sedang 7-9 nyeri hebat dan 10 diartikan nyeri sangat berat.
Dari hasil penelitian didapat bahwa, nyeri setelah operasi hari
pertama 7 sampai 21 jam sebagian besar responden menunjukkan
intensitas nyeri saat ini berada pada nyeri sedang. Menurut analisa peneliti,
sebagian besar responden menunjukkan intensitas nyeri sedang, hal ini
terlihat dari respon yang dialami pasien seperti ada keluhan nyeri saat
pasien merubah posisi pergerakan, mulai merintih, ada keluhan susah tidur
dan aktivitasnya terbatas. Dari hasil penelitian didapat bahwa dari 20
responden post operasi appendiktomi sebelum diberikan intervensi skala
nyeri berat ada 4 orang (30,0%) dan nyeri sedang ada 16 orang (70,0%),
sehingga dapat disimpulkan bahwa skala nyeri yang terbanyak adalah
nyeri sedang.
Pada hari pertama setelah nyeri diukur responden dianjurkan untuk
nafas dalam secara perlahan agar tubuh responden akan merasakan rileks.
Responden menyatakan merasakan perasaan nyaman dan tenang setelah
mendengarkan audio guided imagery. Beberapa responden menyatakan
merasakan kantuk setelah mendengar audio ini. Hari ke tiga pemberian
relaksasi guided imagery responden menyatakan nyeri yang dirasakan
berkurang dan kebanyakan responden terlihat mengalami peningkatan
kemampuan aktivitas dan tidak terlihat responden yang terlihat

10
gelisah dan menahan nyeri seperti yang terjadi pada hari pertama.
2 JURNAL 2

3 JURNAL 3
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil ada perbedaan yang sig-
nifikan antara tingkat nyeri sebelum dan setelah diberikan prosedur standar
pada klien post operasi Apendicitis di ruang rawat inap bedah RSPAD Gatot
Soebroto Ditkesad Jakarta tahun 2015.
Hal ini sejalan dengan penelitian Dian Novita (2012) di RSUD Lam-
pung yang menyatakan ada perbedaan nyeri antara yang menyatakan ada
perbedaan nyeri antara sebelum dan setelah pemberian analgetik pada pasien
post operasi apendicitis (P value=0,001). Ketorolac merupakan jenis analgetik
non narkotik yang kuat, bekerja di perifer dan tidak ada efek opioid reseptor.
Ketorolak juga efektif sebagai anti inflamasi dan anti piretik. Efek ini memper-
lambat sintesa prostaglandin. Pemberian ketorolac 30 mg intra vena mempun-
yai efek yang sama dengan morfin 10 mg dalam mengurangi nyeri sedang sam-
pai dengan berat (Suryana, 2010). Ketorolac merupakan agen analgesik NSAID
pertama yang dapat diinjeksikan yang kemanjurannya dapan di bandingkan
dengan morfin untuk nyeri berat (Mc Kenry dan Salerno, 1995; dalam Potter &
Pery 2006).
Ketorolac adalah obat NSAID yang umumnya diberikan pada pasien
post operasi Apendicitis di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Ketoro-
lac mempunyai sediaan ampul 30 mg dengan rute pemberian perdrip intravena
merupakan salah satu prosedur terapi standar yang diberikan pada pasien post
operasi Apendicitis di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Dosis yang
diterima oleh seluruh responden adalah sama yaitu
30 mg perdrip intravena untuk ketorolac sediaan ampul, dengan pemberian per
8 jam setiap harinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata tingkat nyeri
responden pada kelompok kontrol sebelum dan setelah diberikan terapi
standar setiap hari mengalami penurunan. Rerata tingkat nyeri sebelum
prosedur 6,94 turun sebanyak 1,55 setelah diberikan terapi standar menjadi
5,39.

Perbedaan nyeri sebelum dan setelah pemberian terapi teknik


relaksasi guided imagery musik
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rerata tingkat nyeri
sebelum diberikan terapi teknik relaksasi guided imagery musik adalah 7,00.
Kemudian pada saat pengukuran tingkat nyeri setelah diberikan terapi teknik
relaksasi guided imagery musik pada kelompok intervensi terjadi penurunan

11
tingkat nyeri sebesar 3,83 didapatkan hasil rerata tingkat nyeri responden
adalah 3,17 dengan Pvalue=0,000 (P value <0,05) yang artinya bahwa ada
perbedaan yang signifikan tingkat nyeri sebelum dan setelah pemberian terapi
teknik relaksasi guided imagery musik pada klien post operasi apendicitis di
ruang rawat inap bedah RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta tahun 2015.
Penurunan nyeri ini membantu proses penyembuhan luka dan pemulihan
kondisi umum dan klien bisa memulai rehabilitasi sesegera mungkin. Efek
samping dari penggunaan analgetik juga bisa dikurangi karena klien bisa di-
rekomendasikan untk mengurangi dosis konsumsi analgetik. Hal ini akan
membantu dalam pengurangan cost klien dan meningkatkan kepuasan klien
atas pelayanan kesehatan. Pemberian analgetik merupakan terapi prosedur
standar pada klien post operasi apendicitis.Hal ini membuktikan bahwa terapi
teknik relaksasi guided imagery musik terbukti menurunkan tingkat nyeri
lebih besar dibandingkanpengurangan konsumsi analgetik dibandingkan
kelompok kontrol.
Hal ini membuktikan bahwa penurunan tingkat nyeri pada kelompok
intervensi yang mendapatkan terapi musik lebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang hanya mendapatkan terapi standar ketorolac
30 mg sediaan ampul perdrip intravena.

12
4 JURNAL 4

5 JURNAL 5

3.7 Step 6 : Dessemination


1. Oral persentasi, melalui :
a. Menggunakan Power Point
2. Organization Bazed & Professional continue meeting
3. Publikasi khalayak umum, seperti :
a. Publishing : Laporan dalam jurnal dan news latter professional.

BAB IV
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai