Tujuan Hukum Islam
Tujuan Hukum Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum yang mejadi penutan masyarakat merupakan cita-cita social yang tidak pernah berhenti
dikejar sampai akhir hayat.Cita-cita sosial bersandarkan pada hukum.Setiap keberadaan hukum
tidak dapat terlepas dari tujuan dan harapan subjek hokum. Harapan manusia terhadap hukum
pada umumnya meliputi harapan keamanan dan ketenteraman hidup tanpa batas waktu.
Apabila satu minit sahaja kehidupan sosial tidak terjamin oleh hukum yang kuat,masyarakat
dengan semua komponannya akan rosak,karena seminit tanpa adanya jaminan hukum bagaikan
adanya bencana yang melanda dalam sesuatu masyarakat tersebut.
Asas legalitas sebagai pokok dari hidup dan berlakunya hukum .Yang berbahaya lagi adalah
memendan hokum tidak berguna lagi karena keberpehakan hokum kepada keadilan dan
persamaan hak sehingga masyarakat kurang percaya kepada hokum.
Cita-cita hokum adalah menegakkan keadilan,tetapi yang menegakkan keadilan bukan teks-teks
hokum,melainkan manusia yang meneria sebutan hakim,pengacara penguasa hokum,penegak
hokum,polisi dan sebagainya.
Identitas hokum Islam adalah adil,member rahmat dan mengandungi hikmah yang banyak bagi
kehidupan.Dengan yang demikian setiap hal yang merupakan kezaliman,tidak member rasa
keadilan,jauh dari rahmat,menciptakan kemafsadatan bukan merupakan tujuan hokum Islam
B. RUMUSAN MASALAH
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam menyusun makalah ini sistematika yang di gunakan adalah :
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian hukum positif merupakan tetesan dari aeterna, positif , divina dan naturalis.
Dengan demikian UUD 1945 merupakan tetesan dari Al Quran.
Kedudukan Hukum Islam dalam ketatanegaraan Indonesia berkaitan dengan sejarah Hukum
Islam.
Sejarah Hukum Islam
Periode I
Periode II
Penerimaan hukum islam oleh hukum adat atau teori Resepsi tokoh-tokohnya Van Hollenhoven,
Terhar, Snouck Hurgronye (teori setan). Teori ini intinya bahwa hukum islam dipandang sebagai
sumber hukum apabila telah diterima atau direvisir oleh hukum adat. Dasar hukumnya dalam
Staatblaad 1929 Nomor 212.
Dalam pasal 134 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam hal terjadi perkara perdata antar sesama islam
akan diselesaikan oleh hakim agama islam apabila hukum adat mereka menghendaki dan sejauh
itu tidak ditentukan lagi dengan ordonansi.
Tujuan Hukum Islam.
Tujuan Hukum Islam dapat dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu :
Tujuannya :
Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat primer, skunder dan tersier.
Untuk ditati dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
1. Segi Manusia
Sebagai subyek : Tercapainya keridhoan Allah dalam kehidupan manusia di dunia dan di
akhirat.
Kepentingan Primer, meliputi :
Pemeliharaan Agama
Hal tersebut merupakan tujuan utama dalam hukum Islam sebab agama merupakan pedoman
hidup manusia yang memiliki komponen akidah, sariah dan akhlak maka hukum Islam wajib
melindungi agama yang dianut seseorang dan menjamin kemerdekan seseorang untuk beribadah
menurut keyakinan agamanya.
Pemeliharaan Jiwa
Hukum islam wajib memlihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya
dan hukum islam melarang pembunuhan (surat 17 ayat 33)
Pemeliharaan Akal
Dengan mempergunakan akalnya menusia dapat berpikir tentang Allah, alam semesta dan
dirinya sehingga manusia dapat mengembangkan IPTEK, oleh sebab itu hukum islam melarang
meminum minuman yang memabukan atau Khamar (Q.S : 5 ayat 90) dan menghukum setiap
perbuatan yang merusak akal manusia.
Pemeliharaan Keturunan
Agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelangsungan keturunan dapat diteruskan maka
pemeliharaan keturunan wajib dilaksanakan dan hal tersebut tercermin dalam hubungan darah
menjadi syarat untuk dapat saling mewarisi (Q.S : 4 ayat 11)
Pemeliharaan Harta
Harta merupakan pemberian Tuhan kepada manusia dengan tujuan agar dapat mempertahankan
hidup dan kelangsungan hidupnya, oleh karena itu hukum islam melindungi manusia untuk ;
Mempertahankan harta
Melindungi kepentingan harta seseorang masyarakat dan negara dari penipuan (QS 4:29),
penggelapan (QS.4:58), perampaan (QS.5:33), pencurian (QS.5:38), peralihan harat seseorang
setelah meninggal dunia (waris), peralihan harta sebelum meninggal dunia (wakaf atau hibah),
kejahatan-kejahatan harta orang lain baik perdata maupun pidana.
Hukum Islam dan pembinaan hubungan nasional
Hukum islam adalah hukum yang bersifat universal karena merupakan bagian dari hukum islam,
karena sifatnya universla maka hukum islam iu berlaku bagi orang islam dimanapun is berada
apapun rasionalitasnya.
Hukum nasional adalah hukum yang berlaku bagi bangsa tertentu disuau negara tertentu. Dalam
kasus di indonesia hukum nasional itu berarti hukum yang dibangun bangsa indonesia setelah
bangsa indonesia merdeka dan berlaku bagi warga negara indonesia dan kolonial dahulu.
Hukum nasional indonesia yatu kumpulan norma-norma hukum masyarakat yang berasal dari
unsur-unsur hukum islam, adat dan hukum barat.
Apabila satu minit sahaja kehidupan sosial tidak terjamin oleh hokum yang kuat,masyarakat
dengan semua komponannya akan rosak,karena seminit tanpa adanya jaminan hokum bagaikan
adanya bencana yang melanda dalam sesuatu masyarakat tersebut.
Asas legalitas sebagai pokok dari hidup dan berlakunya hokum .Yang berbahaya lagi adalah
memendan hokum tidak berguna lagi karena keberpehakan hokum kepada keadilan dan
persamaan hak sehingga masyarakat kurang percaya kepada hokum.
Cita-cita hokum adalah menegakkan keadilan,tetapi yang menegakkan keadilan bukan teks-teks
hokum,melainkan manusia yang meneria sebutan hakim,pengacara penguasa hokum,penegak
hokum,polisi dan sebagainya.
Identitas hokum Islam adalah adil,member rahmat dan mengandungi hikmah yang banyak bagi
kehidupan.Dengan yang demikian setiap hal yang merupakan kezaliman,tidak member rasa
keadilan,jauh dari rahmat,menciptakan kemafsadatan bukan merupakan tujuan hokum Islam.
Asy Syatibi mengatakan bahawa tujuan Syariat Islam adalah mencapai kemaslahatan hamba baik
di dunia maupon di akhirat.Antara kemaslahatan tersebut adalah seperti berikut:-
1- Memelihara Agama
2- Memelihara Jiwa
3- Memelihara Akal
4- Memelihara Keturunan
5- Memelihara Kekeyaan
1- Dharuriyyat
2- Hijiyyat
3- Tahsiniyyat
Peringkat Dharuriyyat menepati urutan yang pertama,disusuli dengan peringkat yang ke dua
yaitu Hijiyyat dan dilengkapi dengan yang terakhir sekali ialah Tahsiniyyat.
Memelihara jiwa berdasarkan tingkat kepentinganya,kita dapat bedakan dengan tiga peringkat
yaitu:-
1. Dharuriyyat : Memenuhi kebutuhan pokok berupa makanan untuk mempertahankan
hidup.Jika diabaikan maka akan berakibat terancamnya eksestansi
jiwa manusia.
Memelihara akal,dilihat dari segi kepentingannya,dapat dibedakan menjadi tiga peringkat yaitu:
1. Dharuriyyat: Diharamkan meminum minuman keras.Jika tidak diindahkan maka
akan mengakibatkan terancamnya eksestensinya akal.
2. Hijiyyat : Sepertinya ditetapkan menyebut mahar bagi suami pada waktu akad
nikah dan diberi hak talaq padanya.Jika mahar itu tidak disebut pada
waktu akad maka si suami akan mengalami kesulitan,kerana suami
harus membayar mahar misl.
3. Tahsiniyyat : Disyariatkan Khitbah atau Walimat dalam perkahwinan.hal ini jika diabaikan
maka tidak akan mengancam eksestensi keturunan.
1- Dharuriyat : Tata cara pemilikan dan larangan mengambil harta orang lain.Jika
Diabaikan maka akan mengakibatkan eksestensi harta.
2- Hijiyyat : Sepertinya tentang jual beli dengan salam.Jika tidak dipakai salam,
Maka tidak akan mengancam eksestensi harta.
Peringkat Dharuriyyat menepati urutan yang pertama,disusuli dengan peringkat yang ke dua
yaitu Hijiyyat dan dilengkapi dengan yang terakhir sekali ialah Tahsiniyyat.
Yang dimaksudkan dengan Hijiyyat adalah tidak termasuk dlam kebutuhan-kebutuhan yang
esensial,melainkan kebutuhan yangdapat menghindarkan manusia dari kesulitan hidup mereka.
Dimaksudkan pula dengan Tahsiniyyat adalah kebutuhan yang menunjang peningkatan mertanat
seseorang dalam masyarakat dan dihadapan Tuhannya,sesuai dengan kepatutan .
H.
B) Memelihara Jiwa (Hifz An-Nafs)
Memelihara jiwa berdasarkan tingkat kepentinganya,kita dapat bedakan dengan tiga peringkat
yaitu:-
1. Dharuriyyat : Memenuhi kebutuhan pokok berupa makanan untuk mempertahankan
hidup.Jika diabaikan maka akan berakibat terancamnya eksestansi
jiwa manusia.
2. Hijiyyat : sepertinya diperbolehkan berburu binatang untuk menukmati makanan
yang halal dan lazat.Jika diabaikan maka tidak akan mengancam
eksestensi manusia,melainkan hanya untuk mempersulitkan hidupnya.
1- Dharuriyat : Tata cara pemilikan dan larangan mengambil harta orang lain.Jika
Diabaikan maka akan mengakibatkan eksestensi harta.
2- Hijiyyat : Sepertinya tentang jual beli dengan salam.Jika tidak dipakai salam,
Maka tidak akan mengancam eksestensi harta.
3- Tahsiniyyat: Menghindarkan diri dari pengecohan atau penipuan.Hal ini erat
Kaitannya dengan etika bermu’amalah atau etika bisnis.
BAB III
PENUTUPAN
H. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami paparkan dapat kami simpulkan bahwa : Tujuan
Hukum islam adalah memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara keturunan dan
memelihara harta benda dan Hukum islam sebagai hukum nasional diperuntukan bagi warga
negara Indonesia yang beragama islam yaitu menyangkut hukum keluarga, waris, perkawinan,
dan harta perkawin (keempatnya merupakan bidang sensitif karena menyangkut budaya dan
keyakinan masyarakat).dan hukum islam juga bertujuan mewujudkan kehidupan yang hakiki
I. SARAN
Saran kami apabila kita mengetahui tujuan hukum islam kita akan menjadi pribadi yang
baik karena hukum islam melarang perbuatan yang pada dasarnya merusak kehidupan
manusia sekalipun kehidupan itu di senangi oleh manusia atau sekalipun umpamanya
perbuatan itu di lakukan oleh seseorang tanpa merugikan orang lain, seperi seseorang
meminum minuman keras dll.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, suparman, Prof. Dr. M.A, S.H, 2002, Hukum Islam, Jakarta selatan:
gaya media pratama Jakarta
http:/google,com. Tujuan hukum islam dam hukum islam ( di akses pada 03 juni 2010)