Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KEBISINGAN YANG BERSUMBER PADA DESAIN

FURNITURE TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

THE INFLUENCE OF NOISE SOURCED IN FURNITURE DESIGN


ON TEACHING AND LEARNING ACTIVITIES
1
Riska Pradnya Utami, 2Ahmad Nur Sheha
1,2
Jurusan Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
1
rpradnyautami@student.telkomuniversity.ac.id ; 2ahmadnursheha@telkomuniversity.ac.id

ABSTRAK

Kebisingan menjadi faktor utama yang terjadi pada permasalahan tingkat pendidikan yang
mengganggu proses dalam belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh
yang terjadi pada kebisingan akibat desain furniture kelas terhadap kegiatan belajar siswa tingkat
Sekolah Mengengah Atas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif
berupa penjelasan pada hasil kuisioner dan data observasi lapangan dengan menguji hubungan
antar dua variabel menggunakan metode korelasi pearson. Hasil penelitian dari kuisioner yang
dibagikan kepada siswa menunjukkan bahwa 26.6% dari 30 responden memilih sumber
kebisingan yang terjadi yaitu dari adanya aktivitas pergeseran furniture yang tidak nyaman dan
penataan layout furniture. Selanjutnya diolah data mengenai hasil data dan kuisioner dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistic 20.0 for Windows dengan hasil signifikasi yang
diperoleh yaitu 0.111 yang mana menunjukkan tidak adanya hubungan dari pengaruh antara
kebisingan pada desain furniture dengan kegiatan belajar mengajar siswa di kelas.

Kata kunci : kebisingan , furniture di kelas , kegiatan belajar

ABSTRACT

Noise becomes the main factor that occurs in the problem of education level that interferes with
the process in teaching and learning. This research aims to review the influence that occurs on
noise due to classroom furniture design on the learning activities of upper middle school students.
The study was conducted using descriptive statistical methods in the form of explanations on
questionnaire results and field observation data by testing the relationship between two variables
using pearson correlation method.The results of research from questionnaires distributed to
students showed that 26.6% of 30 respondents chose the source of noise that occurred from the
activity of shifting furniture that is not comfortable and the arrangement of furniture layout.
Furthermore, data processed on data results and questionnaires using the IBM SPSS Statistic
20.0 for Windows program with the results of signification obtained, namely 0.111 which shows
no relationship from the influence of noise on furniture design and teaching and learning
activities of students in the classroom.

Keywords: noise, classroom furniture, learning activities


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa
dan negara. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak mulia , serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat , bangsa dan Negara.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar (Djarmarah 2012 : 23). Menurut
Ahkmadi dan Supriyono (dikutip dari Agustina, 2016), melalui proses kegiatan belajar mengajar
yang diperoleh individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi
dirinya baik dari dalam diri (faktor internal) dan dari luar diri individu (faktor eksternal).
Keberhasilan yang dapat dicapai pada proses belajar dan mengajar siswa tidak dapat
hanya dilihat dari hasil akhirnya saja, melainkan melalui proses didalamnya. Faktor – faktor
tersebut dapat terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, salah satu contohnya adalah
faktor konsetrasi yang dimiliki siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Mayasari,2017).
Kebisingan memiliki hubungan dalam pengaruh terhadap konsentrasi individu.
Kebisingan adalah bunyi suara yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan (Kepmen LH No. 48. tahun 1996). Masalah kebisingan ini sangat mengganggu dalam
proses belajar – mengajar. Kebisingan menyebabkan siswa tidak dapat belajar secara optimal dan
berdampak pada prestasi belajar mereka. Pada penelitian sebelumnya ditunjukkan bahwa
kebisingan memiliki efek yang merugikan anak di sekolah yang berdampak mengurangi ingatan,
motivasi dan kemampuan membaca (Shield &Dockrell, 2007).
Melalui penjabaran tersebut, kondisi kelas menjadi faktor primer dalam indikator
konduktivitas suasana belajar yang baik dan efisien. Pemilihan furniture seperti meja dan kursi
di kelas berperan penting terhadap kelangsungan aktivitas belajar mengajar. Intensitas yang
terjadi dengan adanya kontak langsung antara siswa dan furniture yang digunakan secara tidak
langsung akan menghasilkan pergerakan / pergeseran yang menimbukan suara bising. Siswa
membutuhkan stimulus saja pada proses pembelajaran mereka, jika ruang belajar mendapatkan
banyak stimulus yang masuk, maka ada suara lain yang mengganggu dan timbul kebisingan.
(Iskandar, 2012).
Pada korelasi fenomena diatas, didapatkan rumusan masalah yang mengacu pada:
(1) Bagaimana tingkat kebisingan yang muncul pada material furniture yang ada di kelas?
(2) Bagimana indikasi dampak kebisingan yang muncul pada penataan furniture di kelas?
Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai pengaruh kebisingan pada desain furniture kelas
terhadap kegiatan belajar siswa. Penelitian ini akan menggunakan dua Sekolah Menengah Atas
di Bali sebagai studi banding, yaitu SMAN 1 Kuta dan SMA Jembatan Budaya.Tujuan penelitian
ini dilakukan yaitu untuk mengkaji hubungan pengaruh kebisingan yang muncul pada furniture
di kelas tingkat SMA terhadap kelangsungan proses belajar mengajar siswa di kelas.
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan teknik statistik deskriptif pada penjabaran berupa
kuisioner, data dan grafik untuk mengetahui dua hubungan atau lebih. Pengambilan sample pada
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengertian dari purposive sampling ini
sendiri yaitu pemberian sample dengan perkiraan terbaik dari populasi minat yang dipilih secara
acak tanpa adanya pembagian bagian tertentu (Guarte dan Barrios, 2006). Penelitian ini dilakukan
pada dua ruang kelas SMA kelas XI yang ada di Bali yaitu SMAN 1 Kuta dan SMA Jembatan
Budaya.

Sumber Data
a) Data kuisioner yang dibagikan secara random sampling kepada subjek masing-masing
siswa SMA yang terdiri dari 15 orang laki-laki atau perempuan dengan umur yang
berkisar antara 16-17 tahun.
b) Berdasarkan observasi data lapangan kondisi kelas pada dua studi banding sekolah
SMA yang meninjau mengenai furniture sekolah (meja dan kursi) yang digunakan.
c) Data mengenai variabel prestasi belajar siswa dapat diperoleh dari hasil kuisioner yang
dibagikan.
d) Layout ruang kelas yang mempengaruhi aktivitas siswa di dalamnya.
e) Studi literatur yang mengarah kepada dampak kebisingan bagi masyarakat baik secara
fisik atau secara psikologis guna memberikan kedalaman pada analisis data.

Pengambilan Data
Pada tahap pengambilan data diperoleh hasil observasi lapangan pada 2 studi banding
sekolah yaitu SMAN 1 Kuta dan SMA Jembatan Budaya. Pemilihan sekolah ini ditinjau
juga dari tingkat kualitas sekolah yaitu sekolah negeri dan swasta. Kemudian observasi
dilakukan untuk mengetahui kondisi layout penataan furniture pada kelas dan juga
sirkulasi didalamnya. Mengamati pula aktivitas siswa di kelas dengan kontak yang sering
terjadi yaitu pada furniture kelas ( meja dan kursi ). Pengamatan dilakukan dengan
pembagian 4 titik waktu pada jam operasional sekolah (07.00-14.00). Pengukuran diuji
dari aktivitas yang terjadi saat dikelas pada waktu terjadinya pergeseran / pergesekan
furniture untuk mengetahui indikasi tingkat kebisingan.

Uji Korelasi
Analisis data dengan untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan dengan menggunakan
alat IBM SPSS Statistic 20.0 for Windows dengan metode kolerasional pearson dengan
tujuan untuk mengetahui adakah pengaruh pada kebisingan yang timbul dari furniture
kelas terhadap kegiatan belajar mengajar siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Berdasarkan jumlah sample sekolah untuk studi banding diatas, maka diambil jumlah
responden yang sama rata untuk tiap sekolah yaitu 15 orang
1) Umur
Dibawah ini merupakan tabel mengenai subjek berdasarkan umur dari responden
siswa SMAN 1 Kuta dan SMA Jembatan Budaya.

Tabel 1. Subjek Berdasarkan Usia


Usia Jumlah Persentase
(%)
Perempuan 18 50
Laki Laki 12 50
Total 30 100
Sumber : Hasil Analisis Kuisioner, 2022

2) Jenis Kelamin
Dibawah ini merupakan tabel yang menunjukkan subjek responden berdasarkan
jenis kelamin dari siswa SMAN 1 Kuta dan SMA Jembatan Budaya.

Tabel 2. Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin


Usia Jumlah Persentase
(%)
16 16 50
17 14 50
Total 30 100
Sumber : Hasil Analisis Kuisioner, 2022

A. ANALISIS KUISIONER TENTANG KEBISINGAN KELAS

Tabel 3. Kuisioner 1 pada Siswa Mengenai Kebisingan Kelas


Pertanyaan Frekuensi Persentase (%)
Valid Bising yang berasal dari dari luar kelas 5 16.6
Bising yang berasal dari dalam kelas 4 13.3
(ac, kipas angin)
Bising yang ditimbulkan dari aktivitas 4 13.3
didalam kelas ( suara orang )
Bising yang ditimbulkan material pada 6 20
kursi dan meja
Bising pada penataan meja dan kursi 8 26.6
pada ruang kelas yang tidak nyaman
sehingga menimbulkan suara yang
mengganggu dengan adanya
penggeseran furniture.
Bising yang berasal dari kelas lain 3 10
Total 30 100
Sumber : Hasil Analisis Kuisioner, 2022

Pada hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada responden, didapatkan bahwa
kebisingan pada kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, dengan hasil yang paling
signifikan sebanyak 26.6 % dari 30 siswa dengan kebisingan yang muncul dari penataan
meja dan kursi pada ruang kelas yang tidak nyaman sehingga menimbulkan suara yang
mengganggu dengan adanya penggeseran pada furniture untuk menyesuaikan
kenyamanan pengguna. Kemudian sebanyak 20 % dari 30 siswa mengatakan bahwa
penggunaan material furniture pada ruang kelas juga berdampak pada hasil suara yang
ditimbulkan.

B. KARAKTERISTIK LAYOUT RUANG KELAS

Tabel 4. Observasi dan Analisis Lapangan


Sekolah Sketsa Layout Ruang Kelas Penjelasan Analisis

1. Sample Ruang Kelas A Dalam penelitian yang dilakukan,


diambil sekolah SMAN 1 Kuta
sebagai pembanding dengan
sekolah swasta SMA Jembatan
Budaya. Ukuran ruangan kelas
yaitu 600 x 600 cm. Kemudian
jarak sirkulasi antar meja kanan dan
kiri yaitu 60 cm yang mana jika
meninjau dari buku Human
Dimension and Interior Spaces By
SMAN 1 Kuta Julius Panero And Martin Zelnik,
Gambar 1. Ruang Kelas menyebutkan bahwa sirkulasi
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2022 dengan percentil 75 yaitu jarak
yang didapatkan untuk Circulation
Zone yaitu 76.2 – 91.4 cm.

Selanjutnya untuk jarak antara kursi


depan dengan meja dibelakang juga
tidak memiliki celah yang mana
jika ditinjau dari sumber literatur,
jarak minimal untuk Chair
Gambar 2. Sketsa Layout Kelas Clearance yaitu 45.7 cm.
Sumber : Pribadi, 2022
2. Sample Ruang Kelas B Penelitian selanjutnya dilakukan
pada salah satu ruang kelas di SMA
Jembatan Budaya dengan ukuran
kelas 450 x 500 cm. Jumlah siswa
pada tiap kelas yaitu 20 siswa
dengan penataan furniture meja dan
kursi single row sehingga
memberikan sirkulasi jarak terlihat
lebih luas dan meminimalisir
timbulnya pergeseran furniture.

Gambar 3. Ruang Kelas Jarak antar kursi dengan meja


SMA Jembatan Sumber : Dokumentasi pribadi, 2022 dibelakang memiliki jarak yang
Budaya berhimpit dan tidak sesuai dengan
sumber pada literatur sehingga
kemungkinan untuk timbulnya
kebisingan tetap dapat terjadi.

Gambar 4. Sketsa Layout Kelas


Sumber : Pribadi, 2022
Sumber : Hasil Obseravasi Lapangan, 2022

C. KLASIFIKASI MATERIAL FURNITURE

Tabel 5. Klasifikasi Material Furniture Kelas


Sekolah Furniture Material Ukuran
Menggunakan material kayu jati solid P : 60 cm
dengan finishing cat kayu biovarnish. L : 50 cm
T : 75 cm

SMAN 1 Kuta Menggunakan material kayu jati solid P : 40 cm


dengan finishing cat kayu biovarnish. L : 40 cm
T : 80 cm

Material pada top table P : 60 cm


menggunakan bahan plastic L : 40 cm
polypropylene (PP) dan untuk kaki T : 75 cm
SMA meja menggunakan bahan besi
Jembatan stainless steel dengan bantalan karet
Budaya pada kaki meja.
Material pada dudukan kursi P : 36 cm
menggunakan bahan plastic L : 36 cm
polypropylene (PP) dan untuk kaki T : 80 cm
kursi juga menggunakan besi
stainless steel tanpa bantalan karet
pada sisi kaki kursi.

D. GRAFIK ANALISIS KEBISINGAN KELAS

Indeks Keterangan :
SMA N 1 Kuta
1 : Sangat rendah
5
2 : Rendah
4
3 : Sedang
3 4 : Cukup tinggi
2 5 : Sangat tinggi
1
0
7:00 AM 9:00 AM 12:00 AM 2:00 PM

Pergeseran akibat kesengajaan Pergeseran akibat ketidaksengajaan

Melalui hasil observasi lapangan dengan memperhatikan aktivitas yang terjadi


pada dua parameter kebisingan yang timbul dari pergeseran akibat kesengajaan dan
pergeseran akibat ketidaksengajaan pada siswa. Mengkaji faktor timbulnya suara akibat
pergeseran dari meja dan kursi di sampel A ruang kelas SMAN 1 Kuta. Pada grafik
ditunjukkan hasil kebisingan yang timbul akibat kesengajaan pada pukul 07.00 dan 14.00.
Waktu tersebut merupakan jam siswa pada saat mulai masuk dan pulang sekolah dimana
timbul pergeseran pada furniture karena banyaknya aktivitas yang terjadi pada saat itu.
Sedangkan untuk hasil selanjutnya mengenai pergeseran akibat ketidaksengajaan tidak
ditemukan hasil yang berbeda dan rendah. Pengertian dari ketidaksengajaan ini mengacu
kepada berat dari material furniture meja dan kursi.

Indeks Keterangan :
SMA Jembatan Budaya
4 1 : Sangat rendah
2 : Rendah
3
3 : Sedang
2 4 : Cukup tinggi
5 : Sangat tinggi
1

0
7:00 AM 9:00 AM 12:00 PM 2:00 PM

Pergeseran Akibat Kesengajaan Pergeseran Akibat Ketidaksengajaan

Hasil observasi yang dilakukan serupa dengan metode diatas dengan uji melalui
dua parameter untuk menemukan indikasi tingkat kebisingan pada ruang kelas SMA
Jembatan Budaya. Ditemukan hasil sedang pada grafik akibat kesengajaan pada pagi dan
saat pulang sekolah . Hasil tersebut didukung dengan analisis lapangan studi layout kelas
yang menyatakan bahwa kondisi ruangan memiliki sirkulasi yang lancar dan nyaman
sehingga tidak menimbulkan pergerakan furniture yang tinggi untuk mengatur posisi
duduk. Selanjutnya untuk indikasi mengenai parameter berikutnya didapatkan hasil yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan studi sekolah sebelumnya, karena terdapat
pengaruh dari material kursi yang memiliki material plastic dengan bobot yang ringan
tanpa bantalan karet pada kaki kursi dan juga didukung oleh faktor jam siswa merasa
mulai jenuh di kelas, menyebabkan terjadinya pergeseran secara ketidaksengajaan dan
menyebabkan timbulnya suara dari gesekan kaki kursi dengan lantai kelas.

E. PENGUJIAN TINGKAT KORELASI PENGARUH

Pada pengujian tingkat korelasi yang akan diuji antara dua variable mengenai kebisingan
yang ditimbulkan pada furniture dikelas dengan pengaruh proses belajar siswa, dilakukan
kembali kuisioner kepada siswa dari dua studi banding yaitu sekolah SMAN 1 Kuta
dengan SMA Jembatan Budaya mengenai dua variable tersebut.

Tabel 6. Hasil Uji Korelasi


Kebisingan_Furniture Proses_Belajar
Kebisingan_Furniture Pearson Correlation 1 .297
Sig.(2-tailed) .111
N 30 30
Proses_Belajar Pearson Correlation .297 1
Sig.(2-tailed) .111
N 30 30

Tabel 7. Pedoman Derajat Hubungan

Dasar Pengambilan Keputusan Nilai Pearson Correlation


Nilai Sig < 0.0.5 , maka berkolerasi 0,00 – 0.20 = tidak ada korelasi
Nilai Sig > 0.05 , maka tidak berkolerasi 0.21 – 0.40 = korelasi lemah
0.41 – 0.60 = korelasi sedang
0.61 – 0.80 = korelasi kuat
0.81 – 1.00 = korelasi sempurna

Data hasil kuisioner tersebut menjadi data uji lanjutan untuk mengetahui korelasi antar
dua variable yang akan diuji dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 20.0 for
Windows. Hasil pengujian korelasi menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang dihasilkan
yaitu 0.111 yang mana menunjukkan bahwa hasil tersebut lebih besar dari pedoman nilai
(>0.05) antar dua variable. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengaruh dari kebisingan yang timbul dari furniture baik dalam aktivitas maupun secara
material dengan proses belajar siswa di ruang kelas SMAN 1 Kuta dan SMA Jembatan
Budaya.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pada penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh antara kebisingan pada desain
furniture dengan proses belajar siswa di Sekolah Menengah Atas ( SMA ) dengan basis
pengambilan dua sekolah sebagai studi banding yaitu SMA N 1 Kuta dan SMA Jembatan
Budaya. Penelitian yang dilakukan dengan membagi kuisioner kepada siswa mengenai
kebisingan kelas dengan hasil yang paling tinggi muncul pada sumber kebisingan yang
timbul yaitu dari pergeseran pada furniture sebanyak 26.6 % dari 30 siswa. Kajian grafik
aktivitas dan analisis layout ruang kelas yang mendukung hipotesa awal mengenai penyebab
kebisingan yang timbul dari aktivitas siswa dan penataan furniture di kelas. Dengan
fenomena yang terjadi ditinjau pengolahan data menggunakan program SPSS dengan hasil
nilai signifikasi yaitu 0.111 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara pengaruh
kebisingan furniture dengan proses belajar siswa di kelas.

Saran
1. Disarankan agar penelitian mengenai kebisingan pada furniture kelas terhadap proses
belajar siswa ini dapat diteliti lebih secara mendalam oleh peneliti selanjutnya.
2. Disarankan agar korelasi antara kebisingan yang timbul pada furniture dengan proses
belajar siswa ini dapat dilihat oleh peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Panero, J, & Zelnik,M,. (1979) Human Dimension & Interior Space: A Source Book of
Design Reference Standards. Whitney Library of Design, New York.

Haslianti. 2019. Pengaruh Kebisingan Dan Motivasi Belajar Terhadap Konsentrasi Belajar Pada
Siswa, Psikoborneo, Vol 7, No 4, 2019:608-615. Universitas Mulawarman Samarinda.
http://ejournals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/483.

Kho Kusnadi, W. 2014. Studi Material Bangunan Yang Berpengaruh Pada Akustik Interior,
Dimensi Interior, VOL. 12, NO. 2, Desember 2014: 57-64.Independent Interior Designer,
Surabaya, Indonesia.https://dimensiinterior.petra.ac.id/index.php/int/article/view/20554.

Athalia, D., Virginia, V., & Sukmawati, S. (2018). Hubungan antara Kebisingan terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Jakarta. Humanitas (Jurnal Psikologi), 2(2), 89 - 96.
https://doi.org/10.28932/humanitas.v2i2.1560.

Purwanto, F.,Kitti, C., & Renwarin,M. (2020). Identifikasi Tingkat Kebisingan Serta Indikasi
Dampak Desain Barrier Hunian di Tepi Jalan Raya. Program Studi Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. http://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.195.

Amin, Abd, & Mulia,T. (2017). Kaitan Material dan Kualitas Akustik pada Ruang Audio Visual
Universitas Katolik Musi Charitas Palembang (Ecotect Analysis). Prodi Teknik
Arsitektur , Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Musi Charitas.
http://dx.doi.org/10.24002/jars.v11i3.1186.

Siswoyo, S., Busono, T, & Metawati,N. (2013). Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat
Kebisingan Kelas di SMPN 23 Bandung. INVOTEC, Volume IX, No.2, Agustus 2013 :
145-156. Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK , Universitas Pendidikan
Indonesia. https://doi.org/10.17509/invotec.v9i2.4863.

Gilavand, Jamshidnezhad. 2016. “The Effect of Noise in Educational Institutions on Learning


and Academic Achievement of Elementary Students in Ahvaz, South-West of Iran”. Int
J Pediatr Volume 4, Nomor 3, Maret.

Ikron, Djaja, Wulandari. 2007. “The Effect of Road Traffic Noise on Psychological Health
Disorders of School Children at Cipinang Muara Elementary School, Jatinegara Sub
District, East Jakarta City, DKI Jakarta Province, 2005”. Makara Journal of Health
Research Volume 11 Nomor 1, Juni.

Shield, Dockrell. 2007. “The Effects of Environmental and Classroom Noise on the Academic
Attainments of Primary School Children”. The Journal of the Acoustical Society of
America Volume 123 Isu 1, Oktober.
Darma, S., Chahaya, I., & Shihite,W. (2017).Analisa Tingkat Kebisingan Pada Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013. Program
Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Iswanto, B., Yulinawati, H., & Trixy., A. (2018). Kajian Tingkat Kebisingan di Kawasan
Pendidikan SD Negeri 06 Tanjung Duren, Jakarta Barat. Teknik Lingkungan, Fakultas
Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jakarta, 11450,
Indonesia. http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2891.

Fanadana., A., & Aulia. (2018). Analisis dan Pemetaan Tingkat Kebisingan pada Kawasan
Pendidikan/Sekolah (Studi kasus: SMA Kartika I-1 Medan dan SMP Kartika I-1 Medan).
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai