NIM : 4301416040
Review Jurnal
1. Etnosains Nasional
Tahun 2015
Hasil dan Berdasarkan hasil analisis data tes akhir kemampuan memecahkan masalah
pembahasan fisika, skor rerata tes akhir pada kelas eksperimen pertama yang
menggunakan penalaran kausal berbasis etnosains dan kelas eksperimen
kedua yang menggunakan penalaran analogi berbasis etnosains ternyata
berbeda, yaitu 22,34 (skor masimal adalah 34) dan kelas eksperimen kedua
20,37 (skor maksimal adalah 34). Selain itu, berdasarkan uji-t yang telah
dilakukan dapat dilihat pula bahwa terdapat perbedaan kemampuan
memecahkan masalah fisika yang signifikan antara kedua kelas eksperimen
pada tes akhir. Hal ini menunjukkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah antara kedua kelas menjadi berbeda setelah mendapatkan perlakuan.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data dapat disimpulkan hal-hal berikut yaitu : 1) Penggunaan penalaran
kausal berbasis etnosains dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah fisika materi kalor dengan N-gain sebesar 50 termasuk dalam
kategori sedang. 2) Penggunaan penalaran analogi berbasis etnosains dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika materi kalor dengan
N-gain sebesar 48 termasuk dalam kategori sedang . 3) Terdapat perbedaan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika yang signifikan antara
penalaran kausal dan penalaran analogi berbasis etnosains. 4) Untuk
kemampuan memecahkan masalah fisika, penalaran kausal lebih baik bila
disbanding dengan penalaran analogi.
2. Etnosains internasional
Halaman/Vol 69-78/10
Tahun 2017
Aderson (2009) dan Ugwuanyi (2015) yang dalam studi mereka yang
berbeda pada waktu yang berbeda melaporkan ada perbedaan signifikan
dalam skor minat rata-rata siswa yang diajar dengan etno-sains
pendekatan dan mereka yang diajar dengan metode konvensional.
James (2006) yang menemukan bahwa pendekatan pembelajaran
berorientasi budaya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat
siswa dalam sains.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor minat rata-rata siswa yang
diajarkan Basic Sains dan Teknologi menggunakan ESIA lebih tinggi
daripada mereka yang diajar menggunakan DTM. Ini dikonfirmasi oleh
hipotesis dua, yang menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam skor
minat rata-rata siswa diajarkan Sains Dasar dan Teknologi menggunakan
etno-sains dan mereka yang diajar menggunakan metode pengajaran
demonstrasi. penelitian ini menunjukkan bahwa etnoscience pendekatan
instruksional efektif dalam mengajar sains karena minat siswa muncul
dan diteruskan dalam Sains dan Teknologi Dasar.
Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian ini, para peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran etno-sains pendekatan meningkatkan pencapaian dan minat
siswa dalam Sains dan Teknologi Dasar. Oleh karena itu, ini adalah
pendekatan yang efektif dari pengajaran sains, Ilmu Dasar utama dan
Subjek teknologi.
Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian ini, rekomendasi berikut dibuat bahwa:
Seminar, konferensi, dan lokakarya harus diselenggarakan oleh
pemerintah dan badan profesional yang relevan seperti Dewan Penelitian
dan Pengembangan Pendidikan Nigeria dan Asosiasi Guru Ilmu
Pengetahuan dari Nigeria untuk mendidik dan membuat peka guru sains
di penggunaan yang tepat dari pendekatan pengajaran etno-sains dalam
pengajaran sains.
Kurikulum perguruan tinggi dan perguruan tinggi pendidikan harus
ditinjau untuk digabungkan pendekatan pengajaran etno-sains untuk
program pelatihan mereka sehingga prospektif guru sains akan diajarkan
cara mengajar, mencerminkan budaya dan lingkungan Nigeria ketika
mereka memasuki profesi mengajar
3. Jurnal UNNES
Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R & D)
dengan model pengembangan ADDIE.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen tes bermuatan
etnosains untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
hidrolisis garam.
Teori dan hasil- Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan, et al., (2017) menyatakan
hasil penelitian bahwa penggunaan modul berbasis kearifan local dapat meningkatkan
sebelumnya literasi sains siswa.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Carnawi, et al., (2017)
menyatakan penerapan model pembelajaran berbasis etnosains pada
materi hidrolisis garam dapat menumbuhkan sikap kewirausahaan pada
siswa.
Subjek penelitian kelas XII IPA 1 MAN Demak sebanyak 20 siswa.
4. Jurnal Nasional
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan generik sains
siswa pada praktikum besaran dan pengukuran.
Teori dan hasil- Gunawan (2012:186) mengemukakan bahwa untuk memberikan
hasil penelitian penekanan lebih besar pada aspek proses, siswa perlu diberikan
sebelumnya keterampilan seperti mengamati, menggolongkan, mengukur,
berkomunikasi, menafsirkan data, dan bereksperimen secara bertahap
sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa dan materi perkuliahan
yang sesuai dengan kurikulum. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
pembelajaran fisika, keberadaan laboratorium sangatlah berpengaruh.
Hasil dan Dari hasil observasi tiap pertemuannya, keterampilan generik sains pada
pembahasan komponen Pengamatan Langsung dan bahasa simbolik hari pertama
memiliki rata-rata yang paling tinggi yaitu 67% dan 59 % . Hal ini terjadi
karena menurut siswa hal ini menarik pada praktikum hari pertama ini
materi yang di praktikumkan yaitu mengukur besaran panjang dan alat
yang di gunakan untuk praktikum yaitu penggaris, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup. Siswa bertanya dan berdiskusi baik sesama anggota
kelompok maupun dengan anggota kelompok lain cara menggunakan alat
dengan benar dan untuk menghasilkan data yang akurat pada saat
menggunakan alat ukur besaran panjang untuk mengisi pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKS masing-masing kelompok. Sedangkan pada
hari ke dua komponen pengamatan langsungnya memiliki rata-rata paling
rendah yaitu 51% dan komponen bahasa simbolik memiliki rata-rata 59%.
Hal ini di sebabkan karena pada praktikum alat ukur besaran massa alat
yang di gunakan yaitu neraca O’Hauss dan timbangn badan kurang
memadai sehingga mereka menggunakan alatnya secara bergantian tiap
kelompok dan menyebabkan siswa kurang fokus pada praktikum. Pada
pertemuan ke tiga keterampilan generik sains pada komponen
pengamatan langsung mengalami peningkatan kembali yaitu memiliki
rata-rata 67% dan komponen bahasa simbolik 57%. Hal ini terjadi karena
pada praktikum alat ukur besaran waktu peneliti menyediakan alat
stopwatch manual dan stopwatch digital dan bahannya bola pimpong.
Semua siswa di kelas tersebut melakukan praktikum dengan baik dan
mengamati dengan seksama gerakan bola pimpong yang di jatuhkan ke
lantai dan menghitung waktu tempuhnya menggunakan stopwatch.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang telah
dilakukan di kelas X IPA 1 SMA Muhammadiyah 1 Palembang tahun
ajaran 2013/2014 pada materi besaran dan pengukuran dapat disimpulan,
yaitu:
1. Hasil tes siswa secara klasikal menunjukkan 76% mencapai kriteria
ketuntasan minimal yaitu 70. Hal tersebut berarti penggunaan alat ukur
besaran terhadap keterampilan generic sains siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Palembang kategori nilai baik.
2. Hasil observasi menunjukkan bahwa komponen keterampilan generik
sains yang sering muncul adalah keterampilan pengamatan langsung
sebesar 62%. Kemudian dilanjutkan inferensi logika sebesar 59%, bahasa
simbolik sebesar 58% dan pemodelan matematik sebesar 58%.
Sedangkan keterampilan yang paling rendah persentase kemunculannya
adalah keterampilan kesadaran akan skala besaran sebesar 53%.
5. Jurnal UNNES
Metode penelitian Penelitian dan Pengembangan atau Research and development (R&D).
Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan yaitu Define, Design,
Development, dan Implementation.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Booklet Etnosains
Fotografitema ekosistem dan pengaruh penerapan booklet terhadap hasil
belajar pada siswa di SMP N 21 Semarang
Teori dan hasil- Penelitian yang dilakukan oleh Ngabekti (2014), dalam bentuk leafletnya
hasil penelitian KWLH (Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup) menggunakan
sebelumnya konsep bermain, belajar, bertamasya atau play, learn, and relax.
7. Jurna UNNES
Reviewer Iza
8. Jurnal internasional
Judul STEM Images Revealing STEM Conceptions of Pre-Service
Chemistry and Mathematics Teachers
Jurnal International Journal of Education in Mathematics, Science and
Technology, Volume 4, Number 1, 2016
Penulis Sevil Akaygun, Fatma Aslan-Tutak
Tanggal 5 April
Tujuan penelitian untuk menyelidiki bagaimana konsepsi STEM kimia pra-jabatan dan guru
matematika (N = 38) berevolusi saat mereka bekerja bersama melalui
modul STEM, Pembelajaran Kolaborasi untuk Mengajar STEM (CLT-
STEM), digambarkan oleh poster-poster yang mereka siapkan dalam
kelompok sebelum dan sesudah implementasi.
Teori dan hasil- - As the scientific and technological developments accelerate the world
hasil penelitian everyday, the need for the skilled work force who will take part in this
sebelumnya endeavor increases. The skills that 21st century citizens are required to
survive in the modern world include communication, critical thinking,
creativity and collaboration (Partnership for 21st Century Learning,
2015).
- Dugger (2010), describes four ways to teach STEM at PK-12 level; as
teaching subjects isolated as an independent subject (S-T-E-M), as
putting emphasis on one or two subjects (SteM), as integrating one of
the STEM disciplines into the other three (ES-T-M), and finally,
infusion of all four disciplines into each other. All in all, “STEM
education offers students a chance to make sense of the integrated
world we live in rather than learning fragmented bits and pieces of
knowledge and practices about it” (p.2)
Subjek penelitian Ada 30 guru mata pelajaran matematika senior (17 wanita, 13 pria) dan
18 guru mata kuliah kimia senior (14 wanita, 4 pria).
Teknik administrasi survei, wawancara individu
pengumpulan data
Instrumen Lembar penilaian Poster, Lembar angket, rekaman video diskusi kelas,
pengumpulan data koleksi artefak dan poster yang dibuat oleh peserta.
Analisis data Disini hanya dibahas analisis poster saja. a) analisis gambar STEM secara
keseluruhan mewakili integrasi disiplin STEM, (b) analisis gambar
STEM yang mewakili setiap disiplin STEM.
Hasil dan - Sebelum modul CLT-STEM, konsepsi guru pra-layanan didasarkan
pembahasan pada bacaan yang diberikan kepada mereka dan mereka paling banyak
mengakui hubungan antara bidang-bidang ini. Karena sifat infus CLT-
STEM, mereka dapat mengalami aktivitas STEM tanpa banyak
pemisahan. Sifat Modul CLT-STEM dapat menjelaskan konsepsi kode
integrasi STEM dari level gratis dan terintegrasi yang menjadi
mayoritas dalam poster akhir.
- ketika ada perubahan negatif dalam konsepsi integrasi STEM, peserta
berusaha untuk menekankan pada tujuan pendidikan STEM untuk
pengajaran yang efektif dalam poster terakhir mereka
- ketika guru pra-jabatan menyelesaikan Modul CLT-STEM mereka
mulai mewakili konsepsi masing-masing bidang dengan detail lebih
sedikit dan menunjukkan satu simbol spesifik yang mewakili bidang
Kesimpulan Secara keseluruhan, penelitian yang dilaporkan dalam artikel ini
menunjukkan bahwa konsep guru STM tentang integrasi STEM, serta
bahwa untuk setiap mata pelajaran berubah menjadi pandangan yang
lebih terintegrasi ketika mereka menyelesaikan Modul CLT-STEM.
Temuan penelitian ini mendorong penerapan pendidikan STEM dalam
pendidikan guru sains dan matematika pra-layanan. Analisis lebih lanjut
dari pengalaman guru pra-layanan dapat mengungkapkan sifat
pembelajaran mereka selama program tersebut (Aslan-Tutak & Akaygun,
2015).
9. Jurna ke-9
Tanggal 5 April
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu model pengembangan 4-D
(four D model).
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran
booklet sistem imun.
Teori dan hasil- - Menurut Imtihana, dkk (2014: 63) Booklet merupakan suatu sumber
hasil penelitian belajar dapat digunakan untuk menarik minat dan perhatian siswa
sebelumnya karena bentuknya yang sederhana dan banyaknya warna serta
ilustrasi yang ditampilkan. Selain itu, booklet dapat dibaca
dimanapun dan kapanpun yang dapat membantu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi khususnya sistem imun yang
selama ini dianggap sulit karena materinya yang cukup banyak.
Subjek penelitian Siswa kelas XI MIA di SMA N 8 Pontianak
Teknik wawancara (interview) dan observasi, validasi ahli, angket dan tes
pengumpulan data
Instrumen pedoman wawancara dan lembar observasi, soal pretest dan
pengumpulan data posttestberupa pilihan ganda sebanyak 20 soal, lembar validasi, anket
respon dan pengukuran hasil belajar
Analisis data analisis deskriptif, di mana data yang terkumpul berbentuk kata-kata.
Hasil dan Pengembangan media pembelajaran booklet sistem imun yang harus
pembahasan diperhatikan yaitu kelayakannya sebagai media pembelajaran. Kelayakan
media booklet dalam penelitian ini dilihat dari beberapaaspek yaitu aspek
kevalidan, aspek kepraktisan, respon siswa terhadap media, dan aspek
keefektifan.
- Penilaian para ahli yaitu ahli materi, ahli media dan ahli bahasa
termasuk dalam kategori sangat valid dengan persentase sebesar
89,3%.
- Uji Keefektifan media bahwa siswa yang memperoleh skor kategori
sedang ada 33 siswa dengan rentang 0,7> (g) ≥ 0,3 dan ada 2 siswa
yang memperoleh kategori tinggi dengan rentang (g) ≥0,7. Kedua
siswa ini juga memiliki kemampuan akademik yang lebih baik di
dalam kelas.
- Aspek kepraktisan media dilakukan dengan tujuan untuk menguji
kepraktisan produk pengembangan dalam pemakaiannya. Data yang
diperoleh secara berturut-turut dari para ahli yaitu sebesar 87,5%,
91,7% dan 92,5%. Dari data tersebut media yang dikembangkan sudah
praktis dan dapat digunakan di lapangan dengan sedikit revisi sesuai
dengan saran ahli.
- Data yang diperoleh dari angket respon siswa skala kecildan skala
besar secara berturut-turut tiap aspek menunjukkan persentase
kemudahan pemahaman sebesar 93,7% dan 91,7, kemandirian belajar
85,5% dan 82,8%, keaktifan dalam belajar 87,5% dan 85,5%, minat
booklet 93,7% dan 89,1%, penyajian booklet 89% dan 84,8% serta
penggunaan booklet 94,7% dan 89%.
- Dalam proses pembelajaran apabila hasil belajar meningkat maka
siswa telah mengalami peningkatan pemahaman. Dengan
meningkatnya hasil belajar dapat dikatakan bahwa media yang
digunakan tersebut telah efektif. Peningkatan yang terjadi dilihat dan
dianalisis dengan menghitung nilai gain. Berdasarkan data yang
diperoleh ada 33 siswa yang memperoleh nilai gain dengan kategori
sedang dan ada 2 siswa juga termasuk dalam kategori tinggi. Secara
keseluruhan diperoleh rata-rata nilai gain yaitu 0,51dengan kategori
sedang jika 0,7 > (g) ≥ 0,3 sehingga media yang dikembangkan sudah
dapat dikatakan efektif.
Kesimpulan - Hasil penilaian para ahli diperoleh rata-rata persentase kevalidan dan
kepraktisan sebesar 89,3% dengan kategori sangat valid dan sanga
tpraktis.
- Uji efektifitas menunjukkan terdapat peningkatan dalam hasil belajar
siswa dengan rata-rata nilai gain sebesar 0,51 dengan kategori sedang.
- Berdasarkan ujico baskala kecil dan skala besar secara berturut-turut
diperoleh data yang menyatakan bahwa responden memberikan respon
positif terhadap media pembelajaran booklet sebesar 90,2% dan
86,5%.
Penulis Indri Sari Utami, Rahmat Firman Septiyanto, Firmanul Catur Wibowo,
Anang Suryana
Reviewer Izatul Azalia
Tanggal 5 April
Metode penelitian Metode Penelitian yang dilakukan adalah Kuasi Eksperimen dengan
desain penelitian one group pretest-posttest design.
Tujuan penelitian Untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan media
pembelajaran STEM-A berbasis kearifan lokal
Teori dan hasil- - Kennedy Dan Odell (dalam Kelley, 2016) menunjukkan bahwa
hasil penelitian pendidikan STEM yang berkualitas tinggi harus mencakup (a)
sebelumnya integrasi teknologi dan teknik menjadi ilmu pengetahuan dan
matematika; (b) mengedepankan penyelidikan ilmiah dan desain
teknik, termasuk matematika dan instruksi sains; (c) pendekatan
kolaboratif terhadap belajar, menghubungkan siswa dan pendidik
dengan STEM; (d) Menyediakan sudut pandang global dan multi
perspektif; (e) Menggabungkan strategi seperti pembelajaran
berbasis proyek, menyediakan pengalaman belajar formal dan
informal; Dan (f) Memasukkan Teknologi yang sesuai untuk
meningkatkan pembelajaran.
Subjek penelitian Mahasiswa
Tanggal 5 April
Metode penelitian Eksperimen dengan bentuk desain Nonequivalent Pretest Postest Control
Group Design
Tujuan penelitian Tujuan implementasi project based learning STEM dalam pembelajaran
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap literasi sains,
kreativitas dan hasil belajar peserta didik.
Teori dan hasil- Project based learning dan STEM memiliki kelebihan dan kekurangan
hasil penelitian yang saling melengkapi. Pada project based learning peserta didik
sebelumnya memahami konsep dengan membuat produk, sedangkan pada
pembelajaran STEM terjadi proses perancangan dan redesign
(engineering design process) yang membuat peserta didik menghasilkan
produk terbaiknya. Integrasi aspek-aspek STEM dapat memberikan
dampak positif terhadap pembelajaran terutama dalam hal peningkatan
hasil belajar peserta didik di bidang sains dan teknologi (Becker & Park,
2011).
Subjek penelitian Kelas X SMA Negeri 11 Kabupaten Sinjai
Reviewer
Tanggal
Metode penelitian Metode pre-experi-mental, penelitian ini menggunakan desain one Group
pretest-posttest
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas virtual lab berbasis
STEM sebagai media praktikum alternatif dalam meningkatkan literasi
sains siswa dengan perbedaan gender
Teori dan hasil- Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) merupakan
hasil penelitian pendekatan dalam perkembangan dunia pendidikan khusus-nya di bidang
sebelumnya IPA. Pendidikan STEM dibentuk berdasarkan perpaduan beberapa
disiplin ilmu menjadi satu bentuk kesatuan pendekatan baru yang utuh.
Disiplin ilmu yang menjadi kom-ponen dari pendekatan STEM yaitu
sains, tek-nologi, enjinering, dan matematika. Penginte-grasian beberapa
disiplin ilmu ini dalam satu kesatuan diharapkan mampu menghasilkan
lulusan yang kompeten dan berkualitas tidak saja dalam hal penguasaan
konsep tetapi juga dalam mengaplikasikannya pada kehidupan.
Pendekatan STEM merupakan perpaduan dari sains, teknologi, enjiniring,
dan matematika ke dalam satu kurikulum secara keseluruhan (Jones,
2008).
Subjek penelitian Siswa kelas 7B dengan jumlah siswa 29 orang perempuan dan kelas 7D
dengan jumlah siswa 30 orang laki-laki.
Teknik Teknik pengambilan data menggunakan metode observasi, angket, dan
pengumpulan data tes.
Instrumen Lembar observasi, lembar angket dan soal tes
pengumpulan data
Analisis data Efektivitas virtual lab berbasis STEM dianalisis dengan Independent-
samples T-test kemudian dihitung nilai effect size.
Hasil dan - Peningkatan literasi sains siswa kelas perempuan lebih besar
pembahasan dibandingkan kelas laki-laki dengan selisih rata-rata peningkatan
literasi sains adalah = 7.
- Dilihat pada tabel menunjukkan peningkatan tertinggi pada kelas
perempuan (7B) pada konten indikator pencemaran air sebesar
57,89%, sedangkan kelas laki-laki (7D) pada konten pengertian
pencemaran air sebesar 54,55%. Konten yang mengalami peningkatan
terendah pada kelas perempuan (7B) adalah konten pe-ngertian
pencemaran air sebesar 40,74%, se-dangkan kelas laki-laki (7D) pada
konten kom-ponen pencemaran air sebesar 10,93%.
Kesimpulan Virtual lab berbasis STEM dengan tema pencemaran air efektif dalam
meningkatkan lite-rasi sains siswa baik kelas perempuan (7B) maupun
kelas laki-laki (7D) dengan hasil peningkatan literasi sains siswa
perempuan lebih unggul dibandingkan siswa laki-laki. Keterlak-sanaan
pembelajaran IPA tema pencemaran air menggunakan virtual lab berbasis
STEM dengan pendekatan saintifik termasuk dalam kategori hampir
seluruh kegiatan terlaksana.
Metode penelitian Eksperimen dan Desain penelitian yang diterapkan pada penelitian ini
adalah quasi-experiment design dan menggunakan jenis eksperimen the
non-equivalent pretest-postest control group design
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi pendekatan
pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Teori dan hasil- Pendidikan STEM bermakna memberi penguatan praktis pendidikan
hasil penelitian dalam bidang-bidang STEM secara terpisah, sekaligus lebih
sebelumnya mengembangkan pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan sains,
teknologi, rekayasa, dan matematika dengan memfokuskan proses
pendidikan pada pemecahan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari
ataupun kehidupan profesi (Septiani, 2016)
Metode penelitian 4-D (Four D Model) yang dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu
pendefenisian, perancangan, dan pengemangan.
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran yangvalid dan efektif pada materi Asam-Basa dengan
model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan Keterampilan
Generik Sains, serta mengetahui respon siswa terhadap perangkat
pembelajaran yang dikembangkan.
Teori dan hasil- Brotosiswoyo (2001) dan Hartono (2006) mengemukakan gagasan
hasil penelitian mengenai keterampilan berpikir dalam pembelajaran sains yang
sebelumnya disebutnya sebagai keterampilan atau kemahiran generik. Brotosiswoyo
(2001) dan Hartono (2006) mengemukakan gagasan mengenai
keterampilan berpikir dalam pembelajaran sains yang disebutnya sebagai
keterampilan atau kemahiran generik.
Tujuan penelitian The purpose of this study is to analyze the generic science skills of high
school students.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterampilan sains
generik siswa sekolah menengah.
Teori dan hasil- The learning model use generic science skills make students become
hasil penelitian active in the learning process on physics lessons. The students are
sebelumnya required prepare themselves mentally and for understanding the material
information studied on the learning activity. The knowledge with the
mental a connection has been produced from the concept formulation by
the active students in the learning process. (Maknun, 2015)
Model pembelajaran menggunakan keterampilan sains generik membuat
siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran pada pelajaran fisika. Para
siswa diminta mempersiapkan diri secara mental dan untuk memahami
informasi materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran.
Pengetahuan dengan mental koneksi telah dihasilkan dari perumusan
konsep oleh siswa aktif dalam proses pembelajaran. (Maknun, 2015)
The trained and adopting the generic skills component of science in the
learning process will make students have life skills for the present and
future.
Melatih dan mengadopsi komponen keterampilan generik sains dalam
proses pembelajaran akan membuat siswa memiliki keterampilan hidup
untuk saat ini dan masa depan (Geraei,2015).
Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan desain
dua kelompok pretest-posttest.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran
inkuiri ilmiah pada keterampilan sains generik siswa (GSS).
Teori dan hasil- GSS is a skill that can be used to study the various concepts and solve
hasil penelitian problems in science (Brotosiswoyo, 2000).
sebelumnya Keterampilan generic sains adalah keterampilan yang dapat digunakan
untuk mempelajari berbagai konsep dan memecahkan masalah dalam
sains (Brotosiswoyo, 2000).
Metode penelitian Metode penelitian ini adalah metode campuran, dengan desain kelompok
kontrol nonequivalent pretest-posttest
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peningkatan keterampilan
sains generik siswa melalui penerapan model pemecahan masalah IDEAL
pada kursus informasi genetik.
Teori dan hasil- Menurut Liliasari, keterampilan sains generik terus berkembang seiring
hasil penelitian dengan peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi, sains generik
sebelumnya dan keterampilan kreatif termasuk di dalamnya, sehingga keterampilan
sains generik dapat dilihat terkait dengan hasil belajar kognitif siswa
(Liliasari 2011).
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran kooperatif aktif terhadap keterampilan generik sains bagi
siswa calon guru.
Teori dan hasil- Salah satu keterampilan yang harus diberikan kepada calon guru adalah
hasil penelitian keterampilan generik. Keterampilan generik adalah keterampilan yang
sebelumnya dapat diterapkan di berbagai domain subjek, dan membutuhkan waktu
lebih lama untuk diperoleh daripada bergantung pada domain (Lim,
1999).
Tujuan penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki perubahan dalam perspektif
guru pra-layanan sains dari hubungan interdisipliner setelah memberi
mereka pendidikan pra-layanan pada pendidikan STEM interdisipliner.
Teori dan hasil- The interest in fields of STEM is described as positive approaches of
hasil penelitian individuals towards natural sciences, technology, engineering and
sebelumnya mathematics subjects. Thus, this interest becomes an encouraging factor
for these people to build a career in a field of STEM (Buxton, 2001).
Cho and Lee (2013) concluded that students’ creativity (creative problem
solving and creative personality) and learning levels improve as a result
of the lesson plans developed according to STEM education.
Wang et al. (2011) argue that one of the major educational problems of
the K-12 STEM education is the minimum amount of professional
programs to guide or help teachers about the relationship among STEM
disciplines and how to teach this relationship in the class.
Subjek penelitian 32 guru sains pra-layanan di kelas tiga di Universitas Recep Tayyip
Erdogan, Fakultas Pendidikan selama semester musim gugur pada tahun
akademik 2015-2016
Teknik Observasi dan pre-test dan post-test
pengumpulan data
Instrumen Lembar observasi dan soal pretest dan post test
pengumpulan data
Analisis data analisis deskriptif
Hasil dan - Untuk titik batas pada dan di atas 26, tidak ada konsep kunci yang
pembahasan dihasilkan dari struktur kognitif guru pre-service dalam pra-tes.
Namun, post-test mengungkapkan pembentukan hubungan antara
Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi dan konsep-konsep kunci
terkait STEM. Dari jumlah tersebut, hubungan searah antara
STEM → Teknologi dan STEM → Teknik serta hubungan dua
arah antara Ilmu Pengetahuan Alam ↔Teknologi tampaknya
sangat luar biasa. Pandangan yang luar biasa dari hubungan
daripada kata-kata dalam struktur kognitif guru pra-layanan
menunjukkan bahwa mereka mengaitkan makna dengan mereka
dalam ingatan mereka.
- perubahan konseptual terjadi pada guru pre-service dalam arah
positif tentang mengungkap hubungan antara konsep, bukan
jumlah kata yang dihasilkan.
- semua konsep utama muncul dan hubungan antara konsep-konsep
ini dan jumlah kata yang terkait dengan konsep-konsep ini terus
meningkat. Hubungan dua arah terlihat antara Ilmu Pengetahuan
Alam - Matematika dan Matematika - Teknologi. Pada tahap ini,
sangat menarik bahwa hubungan diamati antara semua konsep
kecuali untuk Rekayasa → Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik
→ Teknologi. Meskipun kurangnya hubungan antara ilmu alam
dan teknologi dengan teknik (Ilmu Pengetahuan Alam → Teknik
dan Teknologi → Teknik), sebuah hubungan telah dibangun
antara dua konsep dengan menghubungkan Ilmu Pengetahuan
Alam dan Teknologi dengan istilah teknik.
- Guru-guru pra-jabatan tampaknya tidak hanya menyadari fakta
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi, Matematika dan
Teknik adalah cabang ilmu alam, tetapi juga menganggap STEM
sebagai jenis ilmu alam. Namun, di sini dapat dikatakan bahwa
para peserta memiliki kesan yang salah bahwa STEM adalah
bidang ilmu pengetahuan alam.
- lima konsep utama terlihat dengan hubungan yang lebih rumit dan
saling terkait. Selain itu, sejumlah besar tautan terlihat dibangun
antara kata-kata yang terkait dan konsep-konsep kunci.
Kesimpulan - Guru sains pra-jabatan dalam penelitian ini dapat mengaitkan ilmu
alam dengan Matematika, Teknologi, dan Teknik setelah mereka
diberi pendidikan interdisipliner sebagai kombinasi matematika,
teknik, dan teknologi dalam konteks kelas sains
- Hampir semua guru pra-jabatan berpikir untuk mengambil manfaat
dari hubungan ilmu alam dengan disiplin ilmu lain di kelas mereka;
tetapi mereka tampaknya terhambat dalam praktik.
Tahun 2019
Tujuan Penelitian Tujuan dari peneliti yaitu untuk mengembangkan e-learning bebasis
STEM dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
pada pembelajaran matematika kelas XI.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah guru mateatika SMA dan siswa SMA
klas XI
Kesimpulan Siswa masih kurang dalam kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif dapat meningkat dengan
menggunakan e-learning berbasis STEM.
22. Jurna unnes
Tahun 2017
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pendekatan
berbasis ethnoscience dan modul ethnoscience berdasarkan tema
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa dari Sekolah MTs Maarif NU
Brebes.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R & D).
Dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu mendefinisikan,
merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan.
Tahun 2017
Judul The Generic Science Skill Profile of Fourth Grade Students on Acid and
Base Topic in Guided Inquiry Learning Model
Profil Keterampilan Sains Generik dari Siswa Kelas Empat pada Topik
Asam dan Basa dalam Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Jurnal International Journal of Active Learning 3 (2) (2018)
Metode penelitian Metode penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang
menjelaskan indikator keterampilan sains generik yang telah dipelajari
melalui data yang diambil dari penelitian kemudian dianalisis dan
dirangkum sebagai hasil penelitian.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi
keterampilan generik sains siswa tingkat 4 menggunakan pembelajaran
inkuiri terbimbing di SMK Raja Permaisuri Bainun.
Teori dan hasil- Kurikulum 2013 bertujuan mengarahkan peserta didik untuk menguasai
hasil penelitian empat kompetensi inti yang ada yaitu sikap spiritual, sikap sosial
sebelumnya (afektif), pengetahuan (kognitif), keterampilan (ranah psikomotor).
Pencapaian hasil belajar termasuk afektif, kognitif dan psikomotor yang
menggambarkan kualitas keseimbangan antara hard skill dan soft skill
(Kusuma, 2013).
Subjek penelitian pembelajar level 4 Miu dan 4 Rho numbering 33 yang telah dipilih
menggunakan teknik purposive sampling.
Teknik Observasi dan Wawancara
pengumpulan data
Instrumen lembar observasi, tentang tes KGS dan validasi instrumen penelitian.
pengumpulan data
Analisis data Analisis lembar observasi, lembar aktivitas peserta didik, tentang
keterampilan generik sains dan dokumentasi.
Hasil dan - keterampilan pengamatan generik sains rata-rata adalah sekitar 81.
pembahasan Indikator pengamatan tersebut diperoleh pada tingkat prestasi
tinggi, karena keterampilan ini mudah untuk menerapkan
keterampilan dasar peserta didik, sehingga secara langsung atau
tidak langsung mereka memperoleh pengalaman peristiwa yang
diamati.
- bahasa simbolik menempati posisi ketiga dalam persentase rata-
rata keterampilan sains generik yaitu sama dengan 73. Ini berarti
bahwa dengan rata-rata yang diperoleh dalam indikator bahasa
simbolik adalah pada tingkat pencapaian medium, karena sebagian
peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menuliskan
persamaan ionisasi dan membedakan asam kuat basa dan lemah.
- rata-rata ketrampilan generik sains generik peserta didik yang
diperoleh 67. Artinya, pada aspek ketrampilan peserta didik ini
berada pada kategori sedang karena sebagian besar peserta didik
masih kurang dalam menentukan kekuatan keasaman dan
membedakan basa kuat dan basa lemah.
- keterampilan generik sains rata-rata peserta didik inferensi logis
diperoleh pada 85. Artinya, dalam aspek keterampilan ini peserta
didik berada pada tingkat prestasi yang tinggi. Peserta didik
diminta untuk membuat penjelasan, menyelesaikan masalah
dengan percobaan dan rujukan, dan menarik kesimpulan
berdasarkan eksperimen yang berkaitan dengan peserta yang
diklasifikasi yang mampu melaksanakannya dengan benar.
Kesimpulan Hasil ini menunjukkan bahwa profil generik sains siswa tingkat 4 SMK
Raja Permaisuri Bainun memiliki rata-rata 81 dalam keterampilan
observasi. Keterampilan generik sains dalam indikator bahasa simbolik
diperoleh rata-rata 73. Keterampilan generik sains dari konsistensi logis
diperoleh rata-rata 67. amilan sains generik pada indikator inferensi
logika diperoleh rata-rata 85 dengan kriteria tinggi.
Metode penelitian Analisis regresi konfirmatori (model bertahap) digunakan. Metode ini
memungkinkan untuk menilai penekanan dan berbagai aspek praktik
pedagogis yang sedang diselidiki (mis. Cooligan 2004)
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis praktik
pedagogis apa di balik pembelajaran delapan keterampilan generik
tertentu.
Teori dan hasil- Smith dan Bath (2006) menemukan bahwa karakteristik sosial, interaktif
hasil penelitian dan kolaboratif dari pengalaman mahasiswa dalam kehidupan universitas
sebelumnya adalah penentu penting dari hasil lulusan generik. Selain itu, mereka
menekankan bahwa sementara keterlibatan dalam bentuk pembelajaran
sosial, interaktif dan kolaboratif merupakan penentu yang signifikan dari
hasil lulusan generik, pengembangan pengetahuan disiplin ilmu tertentu
juga tampaknya lebih terkait erat dengan aspek interaktif sosial dari
lingkungan belajar daripada banyak orang. mungkin berasumsi
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode preexperiment design dengan rancangan
penelitian One-Shot Case Study.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterampilan generik sains
siswa pada materi Stuktur Atom dam Sistem Periodik Unsur.
Teori dan hasil- Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya
hasil penelitian terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah bertambahnya
sebelumnya jumlah pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengaitkan
dengan realitas, dan adanya perubahan sebagai pribadi (Siregar dan
Hartini: 2010).
Menurut Sudirman (2011), bila terjadi proses belajar, maka bersama itu
pula terjadi proses mengajar. Hal ini mudah dipahami, karena bila ada
yang belajar tentu ada yang mengajarnya, dan sebaliknya. Dari proses
belajar mengajar diperoleh suatu hasil yang disebut hasil belajar. Tetapi,
agar memperoleh hasil yang optimal, proses belajar mengajar harus
dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Proses
belajar akan menghasilkan hasil belajar. Namun harus diingat, meskipun
tujuan pembelajaran dirumuskan secara jelas dan baik, belum tentu hasil
belajar yang diperoleh optimal. Karena hasil belajar yang baik
dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain, terutama bagaimana
aktivitas siswa sebagai subjek belajar.
Judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Generik
Sains Siswa
Jurnal Journal of Innovative Science Education, JISE 6 (1) (2017). p-ISSN
2252-6412 e-ISSN 2502-4523
Penulis Pawestri Farrah Diba, Sri Wardani, Sudarmin
Metode penelitian desain research and development. Desain ini menggunakan desain yang
diadaptasi dari model 3D termodifikasi yang meliputi tahapan define,
design, development.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa
berbasis inkuiri.
Teori dan hasil- Sofiati (2014) dengan temuan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat
hasil penelitian meningkatkan keterampilan generik sains siswa. Hal yang sama juga
sebelumnya diungkapkan oleh Aritta (2011) yang menyatakan bahwa hasil penelitian
diketahui bahwa umumnya siswa menyatakan respon positif terhadap
pembelajaran dengan model inkuiri laboratorium terbimbing pada materi
kelarutan dan hasilkali kelarutan. Selanjutnya dilakukan penerapan LKS
materi Ksp berbasis inkuiri di kelas eksperimen. Pada penerapan LKS
KGS yang telah diobservasi yaitu KGS hubungan sebab-akibat,
pengamatan, bahasa simbolik dan inferensi logika.
Penelitian yang dilakukan oleh Arrita (2011), Kiswanto et al. (2005), dan
Praptiwi (2012) tentang pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing
yang dapat meningkakan keterampilan pengamatan, bahasa simbolik,
unjuk kerja, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah.
Subjek penelitian siswa kelas XI IPA 5 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016
Teknik Wawancara, silabi, dan analisis konsep dan subkonsep pada ketiga mata
pengumpulan data kuliah terpilih.
Instrumen Lembar wawancara, LKS, lembar angket
pengumpulan data
Analisis data Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu peningkatan hasil
belajar dan penguasaan kemampuan keterampilan generik sains dilihat
dari nilai N-gain, uji signifikansi bedarerata dengan uji-t, visualisasi data
dengan histogram, interprestasi data, kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Hasil dan Berdasarkan hasil analisis respon siswa dalam uji coba skala kecil
pembahasan diketahui bahwa siswa memberikan respon positif terhadap Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dikembangkan. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa
memebrikan penilaian sangat baik dan 15 siswa memberiakan penialaian
baik.
Dari kelima keterampilan generik sains dengan kriteria paling tinggi yang
dimiliki siswa inferensi logika (88.5%), kesadaran skala (87.83%), bahasa
simbolik (86.01%) dan pengamatan (80%). Keterampilan pengamatan
dalam kriteria sedang, hal ini dikarenakan siswa tidak dapat menjelaskan
secara detail hasil pengamatan dan banyak dari hasil pengamatan yang
mereka peroleh berbeda. Hal ini disebabakan pada prosedur kerja salah
satu dalam pencampuran garam.
Kesimpulan Berdasarkan hasil validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) materi Ksp
berbasis inkuiri untuk meningkatakan keterampilan generik sains siswa
layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS)
materi Ksp berebasis inkuiri untuk meningkatakan keterampilan generik
sains siswa efektif untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan
hasil belajar siswa.
Penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut agar lebih bermanfaat
dalam kegiatan pembelajaran. Koordinasi yang baik antara peneliti dan
pihak sekolah perlu dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat
terlaksana sesuai rencana.
28. inter
Metode penelitian Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan
data melalui wawancara pada industri rumah pembuatan batu bata di desa
Penggaron kota Semarang dan di desa Welahan Jepara.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ilmu adat dalam membuat batu
bata
Teori dan hasil- Ilmu alam adalah beberapa mata pelajaran wajib yang diajarkan di
hasil penelitian sekolah. Mereka terdiri dari fisika, kimia, dan biologi. Konten ilmiah
sebelumnya diperoleh dari metode ilmiah seperti observasi, penyelidikan, kesimpulan,
prediksi, penyelesaian masalah, klasifikasi, pemantauan, interpretasi, dan
adaptasi (Snively, 2001)
Teknik wawancara
pengumpulan data
Instrumen Lembar wawancara
pengumpulan data
Analisis data Analisis data kualitatif memanfaatkan model Spradley
Hasil dan Meneliti proses pembuatan batu bata memungkinkan siswa untuk
pembahasan memahami kearifan lokal dan budaya sambil belajar bagaimana
mengintegrasikan konsep-konsep ilmiah ke dalam masalah kehidupan
sehari-hari. Diskusi tentang sifat-sifat tanah dapat diintegrasikan dengan
mempelajari hukum-hukum termodinamika tanah. Pengukuran untuk
cetakan bata dapat diintegrasikan ke dalam diskusi unit dan pengukuran.
Proses pengeringan batu bata di bawah matahari dapat diintegrasikan ke
dalam diskusi energi matahari dan inersia substansi. Pembakaran batu
bata dapat diintegrasikan ke dalam diskusi energi dalam kehidupan
sehari-hari, terutama pada konduksi panas, konveksi, dan radiasi. Hal
yang sama juga berlaku untuk pengecekan kualitas bata dalam hal warna
dan kekuatan, yang dapat diintegrasikan ke dalam diskusi tentang konsep
warna dan tekanan serta ketegangan.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan asli sedang dalam
proses pembuatan batu bata yang meliputi bahan menyusun, mencetak,
mengeringkan, membakar dan pengujian kualitas batu bata. Temuan ini
dapat diintegrasikan dalam perjalanan fisika lingkungan.
29. Inter
Tahun 2016
30. Inter
Tahun 2017
Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar dari Bategede 01 Nalumsari
Penelitian Jepara tahun akademik 2016/2017.
Tahun 2017
Penulis C. T. K. Tilakaratne and T. M. S. S. K. Y. Ekanayake
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 3183siswa kelas enam dan 3289 siswa
kelas tujuh dari salah satu zona pendidikan CentralProvinsi Sri
Lanka
Metode Penelitian Tes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman BSPS dan
penelitiandilakukan sebagai penelitian kuantitatif. Data dianalisis
menggunakan paket statistik untukilmu sosial (SPSS)
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2017
Subjek Penelitian subjek tes adalah siswa dan guru di SMA Lampung Tengah dengan
menggunakan teknik purposive sampling.
Metode penelitian Penelitian kuantitatif dengan desain faktorial 2x3. Sampel dipilih dengan teknik
acak kelas
Tujuan penelitian Meningkatkan keterampilan generic sains siswa melalui model
pembelajaran Life Skill ditinjau dari self regulation
Teori dan hasil- Keterampilan generik sains dalam pembelajaran IPA merupakan
hasil penelitian intelektual hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara pengetahuan
sebelumnya sains dan keterampilan. Keterampilan generik sains adalah strategi
kognitif yang dapat berkaitang dengan aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor yang dapat dipelajari dan tertinggal dalam diri peserta didik.
Dengan demikian keterampilan generik sains dapat diterapkan pada
berbagai bidang (Muhamad tanwil, 2014).