Anda di halaman 1dari 5

Vol 5(3) Juni 2021, hlm 165-169

p-ISSN: 2548-8856 | e-ISSN: 2549-127X

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN ARTICULATE STORYLINE PADA


MATERI KERAGAMAN BUDAYA TERHADAP MINAT BELAJAR
SISWA KELAS V SDN SINDANGHEULA 02

Uus Agustina, Elan


Prodi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah
Tasikmalaya
Surel : uusagustinaa@gmail.com

Abstrac : The Influence of Articualte Storyline Learning Media on Cultural Diversity


Materials on the Learning Interests of Class V SDN Sindangheula 02. This study aims to
determine the effectiveness of Articulate Storyline learning media on Civics subjects, especially on
cultural diversity material for class V SDN Sindangheula 02. This study uses quantitative research
methods. using The One Group Pretest Posttest research design. The samples taken were 14
students using the Saturated Sampling technique. From the results of research analysis, it shows
that there is an effect of using Articulate Storyline learning media. The average value of the
experimental class has increased from 70 to 90.
Keywoards: Articulate Storyline, cultural diversity, student interest in learning.

Abstrak : Pengaruh Media Pembelajaran Articualte Storyline Pada Materi Keragaman


Budaya Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V SDN Sindangheula 02. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran Articulate Storyline pada mata
pelajaran PKn khususnya pada materi keragaman budaya kelas V SDN Sindangheula 02.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian The One
Group Pretest Posttest. Sampel yang diambil adalah 14 siswa dengan menggunakan teknik
Sampling Jenuh. Dari hasil analisis penelitian, menunjukkan adanya pengaruh penggunaan media
pembelajaran Articulate Storyline. Nilai rata-rata kelas eksperimen mengalami peningkatan dari
70 menjadi 90.
Kata Kunci : Articulate Storyline, keragaman budaya, minat belajar siswa.

PENDAHULUAN kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,


Pendidikan diartikan secara serta keterampilan yang diperlukan
bahasa dan istilah ini merupakan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
komponen yang sangat berperan Salah satu mata pelajaran yang
penting dalam menciptakan dasar moral turut berperan penting dalam
dan kode etik dalam proses perbaikan pembentukan kepribadian, keterampilan
karakter bangsa yang sesuai dengan dan perkembangan intelektual siswa
Undang-Undang Dasar nomor 20 Tahun yaitu mata pelajaran Pendidikan
2003 tentang sistem pendidikan nasional Kewarganegaraan (PKn). Sejalan
yang menyebutkan bahwa “pendidikan dengan pendapat (Lubis, 2020, hlm.24)
adalah usaha sadar dan terencana untuk bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
mewujudkan suasana belajar dan proses (PKn) merupakan salah satu mata
pembelajaran agar peserta didik secara pelajaran yang diberikan dalam
aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan formal untuk membina sikap
untuk memiliki kekuatan spiritual dan moral peserta didik agar memiliki
keagamaan, pengendalian diri,

165
karakter dan berkepribadian yang positif Penggunaan media
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. pembelajaran ini diharapkan dapat
Dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap pembelajaran dan
Pendidikan Kewarganegaraan ini banyak hasil pembelajaran yang dilaksanakan.
hal yang menuntut siswa untuk mencari Sejalan dengan pendapat Burden dan
dan menemukan sesuatu yang belum Byrd dalam (Rahmatullah, 2011,
diketahui siswa sebelumnya. Di sisi lain hlm.178)yang mengungkapkan bahwa
guru berupaya memperjelas dan penggunaan media pembelajaran sebagai
memberikan kesan yang bermakna alat pengantar informasi pembelajaran.
kepada siswa untuk memahami materi Sadiman, dkk (2008, hlm.7) juga
yang sedang dipelajarinya. Saat ini mendefinisikan media pembelajaran
masih banyak ditemukan siswa yang sebagai penyalur pesan pembelajaran.
cenderung tidak tertarik dengan Media pembelajaran articulate
pelajaran PKn karena selama ini storyline ini diharapkan dapat membantu
pelajaran PKn dianggap sebagai siswa dalam mendapatkan informasi,
pelajaran yang hanya mementingkan sehingga apa yang menjadi tujuan
hafalan, kurang menekankan aspek sekolah dapat terpenuhi. Articulate
penalaran, bersifat abstrak dan verbal Storyline adalah perangkat lunak yang
yang berbeda dengan ilmu-ilmu terapan difungsikan sebagai media komunikasi
yang bersifat pasti. atau presentasi. Keahlian dalam
Berdasarkan hasil pengamatan membuat presentasi terkait dengan
di beberapa sekolah dasar saat ini kemampuan teknis dan kemampuan
khususnya dalam pembelajaran PKn seni, serta kolaborasi kedua kemampuan
masih banyak siswa yang minat ini dapat menghasilkan presentasi yang
belajarnya cenderung rendah, hal ini menarik. Sehingga dapat menarik
terlihat dari ketika proses pembelajaran peserta yang mengikuti presentasi
dalam proses belajar seperti mengajukan tersebut (Pratama, 2018, hlm.
pertanyaan, memberikan jawaban 22).Articulate storyline ini dapat
ataupun mengerjakan tugas-tugas yang digunakan sebagai alat komunikasi atau
diberikan oleh guru kurang optimal. Hal media presentasi dengan template yang
tersebut membuktikan bahwa minat dapat dibuat sendiri atau bahkan dapat
belajar siswa yang masih sangat kurang membuat presentasi dengan template
terutama pada mata pelajaran PKn. yang disediakan dan dapat
Selain itu, penggunaan media menyesuaikan karakter sesuai selera.
pembelajaran dilapangan pada umumnya Berdasarkan beberapa
belum terlaksana dengan optimal. pengertian Articulate storyline, maka
Penggunaan media pembelajaran yang dapat disimpulkan bahwa Articulate
tidak optimal menimbulkan pemikiran storyline dalam pembelajaran adalah
bahwa media pembelajaran sangat sulit suatu softwere animasi media
digunakan ketika pembelajaran serta pembelajaran untuk membantu guru
minimnya guru yang mau dalam menyampaikan pembelajaran
mengembangkan media yang ditujukan agar siswa tertarik
pembelajarannya sendiri yang sesuai terhadap pembelajaran yang
dengan kebutuhan siswa yang dilaksanakan dan meningkatkan minat
diampunya. belajar siswa.

166
METODE
Berdasarkan masalah yang ada
kemudian peneliti menggunakan metode
penelitian eksperimen. penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang
berencana mendatangkan suatu masalah
yang kemudian dituntut untuk mencari
solusinya (Sudaryono, 2019, hlm. 90).
Desain penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini adalah jenis
eksperimen yaitu The One Group Pretest
Posttest. Penelitian ini dilaksanakan
pada satu kelompok saja yang dipilih
secara acak dan tidak dilakukan tes
kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan.
Desain penelitian ini diukur dengan
menggunakan pre test yang dilakukan
sebelum diberi perlakuan dan post test
yang dilakukan setelah diberi perlakuan
untuk setiap sesi pembelajaran.
Teknik pengumpulan data
peneliti menggunakan Observasi,
Dokumentasi, dan Angket. Instrumen Berdasarkan tabel di atas dapat
penelitian menggunakan Validasi , dilihat hasil pretest pada kelas
Realibilitas, Taraf Kesuakaran, dan eksperimen. Nilai tertinggi 89 dan nilai
Daya Beda. Sedangkan analisis data terendah 69. Nilai rata-rata pada kelas
peneliti menggunakan uji Normalitas, ini adalah 77.
Uji Homogenitas, Uji t, dan Uji N-Gain. Berikut nilai postest pada kelas
eksperimen.
PEMBAHASAN
Data hasil penelitian diperoleh
dari nilai Pretest dan Posttest minat
belajar siswa. Berikut adalah hasil data
yang diperoleh dari Pretest.

167
1. Uji Normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Pada penelitian
ini, uji normalitas dilakukandengan
menggunakan kolmogorov-smirnov
dengan bantuanprogram SPSS 16.0.
Kaidah pengambilan keputusan
adalah apabila nilai probabilitas 0,05
lebih besar atau sama dengan Sig
maka databerdistribusi normal. Hasil
Berdasarkan tabel di atas dapat analisis dapat dilihat pada tabel
dilihat hasil postest pada kelas berikut:
eksperimen dengan nilai tertinggi 106
dan nilai terendah 83. Sedangkan untuk
nilai rata-rata pada kelas ini adalah 90.
Dari data pretest dan postest
diatas dapat menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan yang signifikan
dari nilai pretest yang sebelum diberikan
perlakuan dan nilai postest setelah diberi
perlakuan pada kelas eksperimen. Dari tabel diatas, diperoleh nilai
Perlakuan yang dimaksud yaitu dengan Sig. untuk uji normalitas dengan
media pembelajaran Articulate metode Shapiro-Wilk untuk
Storyline. variabel pretest (T1) sebesar 0,369
Berdasarkan data diatas dapat dan variabel posttest 0,514. Artinya
disimpulkan bahwa hasil akhir atau sig. pretest dan sig. posttest > 0,05
posttest pada kelas eksperimen setelah maka dapat diambil keputusan
diberikan perlakuan dengan bahwa data berasal dari populasi
menggunakan media pembelajaran yang berdistribusi normal.
Articulate Storyline membuahkan hasil 2. Uji Hipotesis (Uji T)
yang cukup signifikan. Uji hipotesis (uji-t) dilakukan
Statistika Deskriptif Nilai untuk mengetahui apakahterdapat
Pretest dan Posttest. Statistika perbedaan yang signifikan minat
deskriptif nilai pretest dan posttestini belajar siswasebelum dan sesudah
digunakan untukmenguji hipotesis pada diberi perlakuan menggunakan
penelitian. Nilai pretest dianalisis untuk media Articulate Storyline. Hasil
mengetahui apakah data yang didapat penghitungan uji-t adalah sebagai
berdistrisibusi normal atau tidak. berikut:
Sedangkan untuk nilai posttest dianalisis
untuk melihat apakah data yang didapat
berdistribusi normal untuk selanjutnya
dilakukan uji hipotesis.

168
Berdasarkan tabel diatas dan lebih efektif ketika digunakan
didapatkan nilai Sig. (2-tailed) dibandingkan hanya metode ceramah
adalah 0,000. Artinya nilai Sig. (2- saja, khususnya pada mata pelajaran
tailed) < 0, 05 maka dapat diambil PKn pada materi keragaman budaya
keputusan bahwa ada perbedaan siswa kelas V Sekolah Dasar.Hal ini
rata-rata antara minat belajar pretest diperkuat dengan adanya perbedaan
dan posttest yang artinya ada minat belajar sebelum diberi perlakuan
pengaruh penggunaan media (pretest) dan setelah diberi perlakuan
pembelajaran Articulate Storyline (posttest). Nilai rata-rata sebelum diberi
dalam meningkatkan minat belajar perlakuan adalah 77, dan setelah diberi
siswa. perlakuan dengan menggunakan media
3. Uji Gain pembelajaran Articulate Storyline nilai
Untuk melihat peningkatan rata-rata naik menjadi 90.
minat dan hasil belajar siswa maka DAFTAR RUJUKAN
datahasil pretest dan posttest Lubis, Arafat. (2020). Pembelajaran
dihitung selisihnya menggunakan Pendidikan Pancasila dan
gain. Uji gainyang digunakan adalah Kewarganegaraan.
standar gain. Adapun data nilai gain Jakarta: Kencana.
adalah sebagaiberikut:
Pratama, A. (2018). Media Pembelajaran
Berbasis Articulate Storyline 2
Pada Materi Menggambar Grafik
Fungsi Di Smp Patra Dharma 2
Balikpapan Learning Media Based
on Articulate Storyline 2 on
Drawing Function Graphs Lesson
in Smp Patra Dharma 2
Balikpapan. Best Journal (Biology
Education, Sains and Technology),
1(1), 242–250. https://jurnal.stiq-
amuntai.ac.id/index.php/al-
madrasah/article/view/331
Rahmatullah, M. (2011). PENGARUH
PEMANFAATAN MEDIA
Berdasarkan tabel diatas PEMBELAJARAN FILM
didapatkan bahwa peningkatan minat ANIMASI TERHADAP HASIL
belajar siswa bernilai 0,41 dimana nilai BELAJAR (Studi Eksperimen
tersebut masuk kedalam kriteria sedang. pada Mata Pelajaran IPS Siswa
KESIMPULAN Kelas VII SMPN 6 Banjarmasin).
Berdasarkan hasil analisis dan Edisi Khusus, 1, 178–186.
pengujian data, dengan mengacu pada Sudaryono. (2019). Metodologi
penelitian terdahulu maka peneliti Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
menyimpulkan bahwa penggunaan dan Mix
media pembelajaran Articulate Storyline Method. Depok : PT Rajagrafindo
dapat meningkatkan minat belajar siswa Persada.

169

Anda mungkin juga menyukai