Anda di halaman 1dari 27

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian

Dalam melakukan analisis secara ilmiah, sangat penting untuk melihat

penelitian orang lain yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan merenungkannya,

analisis yang akan dilakukan dapat mengambil beberapa perspektif berbeda dari

karya-karya itu, seperti teori, metodologi dan cara mereka menganalisis data.

Dalam analisis ini ada beberapa karya unik yang layak dipertimbangkan

dalam melakukan analisis ini. Penelitian pertama adalah jurnal ilmiah dari Paloma

Poveda Cabanes di Universidad Politécnica de Madrid. Tesis ini berjudul “A

Contrastive Analysis of Hedging in English and Spanish Architecture Project

Descriptions”

Dalam jurnal ini, Paloma menganalisis sebuah korpus yang terdiri dari 14

proyek arsitektur deskripsi dalam bahasa Spanyol dan 14 dalam bahasa Inggris -

dengan total 13,998 kata (6,689 + 7,389 masing-masing) -, semua ditulis dalam

bahasa aslinya, artinya, tidak ada contoh terjemahan. Niat Paloma untuk

melakukan analisis ini adalah untuk menawarkan tinjauan umum tentang strategi

komunikatif yang digunakan oleh penulis deskripsi proyek arsitektur untuk

mengekspresikan kesopanan, solidaritas atau rasa hormat kepada audiens mereka

dan untuk membuat pesan mereka sesuai dengan retoris. Dalam melakukan

analisisnya, Paloma menggunakan suatu metode di mana Paloma hanya

mengungkapkan tujuan ilustratif dan orientatif, dan kurang di bagian nilai

statistik.

8
9

Hasil analisis Paloma tentang kata-kata hedges mengungkapkan beragam

strategi retoris. Dapat dikatakan bahwa strategi itu digambarkan sebagai

depersonalisasi, detasemen, kerendahan hati, penghormatan dan solidaritas yang

digunakan penulis untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan terhadap

pembaca. Penulis membutuhkan hedges terhadap konsekuensi negatif dari

kemungkinan terbukti salah oleh strategi sementara, yang sifatnya tentatif dan

pembenaran. Akhirnya, ekspresi penulis tentang pertimbangan tingkat presisi

dianggap diperlukan dalam teksnya dengan strategi ketidakpastian dan tingkat

akurasi.

Pada kesimpulan akhir, Paloma secara deskriptif menggambarkan

fenomena hedges dalam deskripsi proyek arsitektur tampaknya tidak

dimanifestasikan pada tingkat permukaan ucapan, seperti yang terjadi pada genre

lain. Dalam tipe teks lainnya, hedges ditandai oleh penyisipan elemen tertentu

atau ekspresi yang memodulasi bobot pernyataan retoris tetapi biasanya dilakukan

dengan tidak menambahkan makna tambahan. Dalam kebanyakan kasus, dengan

tidak adanya elemen-elemen ini berarti tidak dapat memodifikasi konten semantik

untuk sebagian besar dari pernyataan penulis. Sebaliknya, penulis deskripsi

proyek arsitektur cenderung menggunakan pilihan leksikal yang menambahkan

sejumlah informasi ke konten semantic pada pernyataan mereka. Mereka berusaha

lebih tepat dan akurat dalam pemilihan kata-kata yang mereka anggap paling tepat

untuk memenuhi tujuan spesifik dari situasi komunikatif ini.

Selain jurnal dari Paloma, karya lain yang muncul di masa sekarang yaitu

karya yang dikemas dalam bentuk jurnal juga. Jurnal itu berasal Iran yang
10

berjudul “A Cross-Cultural Genre Study on Hedging Devices in Discussion

Section of Applied Linguistics Research Articles”. Mahmoodreza Atai dan Lela

Sadr adalah orang yang bertanggung jawab mengatur jurnal ini. Penelitian ini

bertujuan untuk menyelidiki dampak Bahasa/budaya tentang penggunaan strategi

hedges dalam penulisan akademik bahasa Inggris dan penutur asli Persia dalam

menerapkan penelitian artikel linguistic bahasa Inggris. Sebagai sampel analisis,

artikel penelitian linguistik terapan yang ditulis oleh dengan bahasa Inggris dan

penutur asli Persia dipilih berdasarkan pengambilan sampel random.

Perbedaan kedua jurnal ini ialah di pertama jurnal, penulis telah

menentukan bahan yang diteliti dalam bentuk deskripsi proyek arsitektur tetapi

dalam jurnal ini penulis harus menggunakan metode populasi dan pengambilan

sampel dalam menentukan bahan penelitian. Kondisi serupa terjadi pada analisis

tesis ini. Titik perbedaannya adalah Atai dan Sadr menggunakan metode random

sampel, tapi dalam tesis ini, cara pemilihan data penelitian didasarkan pada

tingkat urgensi data yang disampaikan Donald trump dalam konferensi pers

terkait tentang covid-19.

Bagian diskusi dari penelitian eksperimental dan deskriptif adalah

membandingkan jumlah dan jenis hedges melalui analisis chi-square. Ketika Atai

dan Sadr menghitung jumlah itu berarti metode kuantitatif. Ini juga merupakan

perbedaan kritis lain antara jurnal Atai dan Sadr dengan Jurnal Paloma dan juga

tesis ini.

Pada bagian hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hedges yang digunakan oleh penutur bahasa Inggris dan Persia
11

dalam berbahasa Inggris pada kumpulan tulisan linguistic terapan. Lebih khusus,

penutur asli bahasa Inggris ditemukan menggunakan berbagai istilah untuk

mengekspresikan sifat tentatif dan tingkat komitmen mereka terhadap temuan

mereka. Temuannya memiliki implikasi untuk sejumlah disiplin ilmu, khususnya

pengajaran bahasa Inggris untuk akademik / tujuan khusus.

Selain itu, Fraser (2010) melakukan penelitian tentang hedging (lindung

nilai) dalam wacana politik yang berfokus pada konferensi pers presiden George

Bush Amerika serikat. Dia menemukan bahwa ada tipe lindung nilai dengan

ekspresi yang tidak berfungsi sebagai perangkat lindung nilai. Selanjutnya, dia

menemukan beberapa perangkat hedges yang netral dan tidak berdampak pada

masalah yang sedang dibahas. Penelitiannya membuktikan bahwa penggunaan

hedges dalam pidato Bush tidak menunjukkan penghindaran dari tanggung

jawabnya.

Hedges sering terjadi dalam wacana akademik (Martin-Martin, 2008),

yang secara tradisional ditandai oleh rasionalitas dan netralitasnya, menunjuk

pada fakta bahwa teks-teks ilmiah bukan hanya kumpulan konvensi yang dapat

dijelaskan dalam hal norma untuk menyampaikan informasi ilmiah, melainkan

teks ilmiah tidak hanya berorientasi pada konten dan informatif saja tetapi juga

berusaha meyakinkan dan mempengaruhi audiens mereka. Semakin banyak studi

penelitian tentang berbagai disiplin ilmu telah mampu menunjukkan betapa

akademisnya wacana secara sosial terletak dan terstruktur untuk mencapai tujuan

retoris.
12

Kemudian, Mojica (2005) memperluas penelitian tentang hedges dalam

artikel penelitian untuk memeriksa cara penulis Filipina menggunakan fitur

wacana akademik dalam bagian pengantar, diskusi dan kesimpulan. Dia

menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam cara kedua kelompok

penulis dalam menunjukkan komitmen dan ketidakterikatan terhadap gagasan

yang mereka usulkan: Insinyur lebih banyak menggunakan boosters sementara

ahli bahasa hedges (lindung nilai). Dia menghubungkan perbedaan ini dengan

sangat teknis, diskusi dalam bidang teknik serta konvensi penulisan yang mungkin

tidak sekaku para ahli bahasa. Lebih lanjut Mojica menyarankan agar para

insinyur menggunakan hedges (lindung nilai) meskipun ada kemungkinan tidak

adanya pelatihan penulisan akademik yang dapat dipengaruhi oleh budaya Filipina

yang dikenal karena kesopanannya.

B. Konferensi Pers

Pers dalam arti luas adalah meliputi segala penerbitan, termasuk media

massa, elektronika, radio siaran, dan televisi siaran, sedangkan pers dalam arti

sempit hanya terbatas pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah,

bulletin kantor berita (dikutip dari Wardhani,2008:21)

Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar

pendapat mengenai suatu maslah yang dihadapi Bersama, permusyawaratan.

Konferensi juga merupakan media komunikasi ttatap muka yang memberikan

suatu kemungkinan bahwa dengan konferensi dapat dicapai suatu pemahaman

bersma yang tidak mungkin dicapai dengan komunikasi secara tertulis (jefkins

(2002:136)
13

Yuniarti & permatasari (2014:144) Konferensi pers, temu pers atau jumpa

pers yaitu diberitakan secara simultan/berbarengan oleh seorang pejabat

pemerintahan atau swasta kepada sekelompok wartawan sekaligus. Sebuah

konferensi pers akan kehilangan fungsinya bila berita yang disampaikan kurang

penting, apalagi jika diliput oleh televisi dan radio.

Novi Andayani (2018:109) menyebutkan bahwa konferensi Pers (Press

Conference) ialah mengundang media untuk menyampaikan informasi, dilakukan

tidak rutin, insidental sesuai acara yang digelar, baik sebelum maupun sesudah

kegiatan. Media Kit adalah bahan tertulis sehingga kalangan pers memiliki data

akurat dan lengkap sebagai bahan berita. Bahan tertulis ini bisa berupa siaran pers,

susunan acara, makalah, artikel, feature, bosur, proposal, atau informasi lengkap

tentang kegiatan – tujuan, jadwal, target, kepanitiaan, daftar pengisi acara, dsb,

dan dimasukkan dalam sebuah map atau amplop besar.

(Folkerts, 1999) mendefinisikan konferensi pers sebagai kesempatan bagi

pejabat publik untuk menunjukkan kepada media dan publik bahwa mereka

“terorganisir, efektif, dan bertanggung jawab dalam menghadapi bencana”. Secara

teratur konferensi pers terjadwal sepanjang krisis dapat membuat pers tetap

mutakhir perkembangan dan memberikan mereka informasi penting untuk

disampaikan, sehingga menghilangkan kekhawatiran publik dan mempersiapkan

mereka untuk menghadapi situasi darurat. Tidak semua situasi memerlukan

konferensi pers. Misalnya, jika tujuannya adalah untuk melintasi sudut pandang

atau membangun kepribadian, alih-alih briefing pers, wawancara satu-satu harus

dipertimbangkan.
14

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pers adalah

lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan

jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan

menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data

dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,

media elektronik, serta media online. Sementara konferensi pers berarti sebuah

acara atau agenda yang dibuat untuk memberitahukan, mengumumkan hal yang

sudah terjadi maupun yang akan dilakukan. Biasanya konferensi pers

mengundang para wartawan atau media massa untuk hadir dalam konferensi pers

yang diadakan suatu lembaga/instansi.

B.1. Tujuan Konferensi Pers

Tujuan utama konferensi pers adalah untuk menyampaikan pernyataan

(statement) atau suatu informasi oleh organisasi atau individu dimana sumber berita

(narasumber) mengundang wartawan dan perwakilan media massa dengan mengundang

media massa agar datang dan meliput dengan harapan berita akan disiarkan seluas-

luasnya. Publikasi informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan

pengetahuan khalayak sasaran.

1. Menyebarkan informasi positif kepada publik (masyarakat luas) tentang

perusahaan, seperti publik ekspose;

2. Menetralisir atau menambah berita yang tidak benar atau negatif tentang

perusahaan, manajemen, karyawan, produk atau jasa lainnya;

3. Meningkatkan image yang dapat menunjang pemasaran dan penjualan suatu

produk/jasa seperti perkenalan produk baru, ekspansi ekspor, produksi, prestasi

perusahaan dan lainnya; dan


15

4. Membina hubungan secara langsung dengan pers (Iriantara, 2003:135).

B.2 Persiapan Konferensi Pers

Menurut Soemirat dan Ardianto (2002:135) persiapan konferensi pers,

yaitu:

1. Kirimkan undangan kepada redaksi minimal tiga hari sebelum konferensi

pers dilangsungkan.

2. Cek kembali undangan yang sudah dikirimkan itu, apakah sudah diterima

atau belum oleh pihak redaksi. Apakah ada wartawan yang bisa hadir

dalam penyelenggaraan konferensi pers tersebut.

3. Membuat press release tentang topik yang ingin disampaikan kepada pers

dalam konferensi pers. Biasanya dimasukkan dalam press kit/seminar kit

yang berisikan berbagai informasi perusahaan seperti brosur, profil

perusahaan, dan laporan tahunan.

4. Menunjuk juru bicara dalam konferensi pers yang mengetahui betul

permasalahan yang akan dibahas dalam pertemuan dengan pers itu.

Biasanya terdiri dari beberapa orang yang sesuai dengan bidangnya

masing-masing dan satu sama lain saling menunjang.

5. Menyiapkan tempat pertemuan sesuai dengan jumlah wartawan yang

diundang, termasuk tuan rumah.

6. Dalam persentasi konferensi pers sebaiknya dilengkapi dengan alat bantu

media seperti slide dan video.


16

7. Bilamana konferensi dilakukan sebelum dan sesudah makan siang, siapkan

makanan kecil dan minuman.

8. Sediakan souvenir (kalau ada) untuk kalangan pers seperti

almanak/kalender, agenda, gantungan kunci, dan gimick.

9. Membuat daftar hadir/buku tamu khusus bagi wartawan yang diisi

wartawan ketika baru datang ke konferensi pers seperti nama media massa

yang diwakilinya, alamat dan paraf atau tanda tangan.

10. Lama dan jalannya konferensi pers diatur secara ringkas, padat, jelas dan

terarah, agar waktu tidak terbuang bagi kalangan pers, karena masih ada

tugas wartawan lainnya yang menunggu selain pertemuan pers ini.

B.3. Unsur Penyusun Konferensi Pers

Konferensi pers juga memiliki beberapa elemen khusus yang

membangunnya menjadi acara/agenda yang berjalan dengan baik. Berdasarkan

pengamatan peneliti, berikut beberapa unsur penyusun sebuah konferensi pers:

1. Narasumber

Bagong Suyatna menyebutkan narasumber ialah peranan dari seorang

narasumber atau seorang informan dalam mengambil data yang akan digali dari

orang-orang tertentu yang memiliki nilai dalam menguasai persoalan yang ingin

diteliti dan mempunyai keahlian dalam berwawasan cukup. Narasumber adalah

istilah umum yang merujuk kepada seseorang, baik mewakili pribadi maupun

suatu lembaga yang memberikan atau mengetahui secara jelas tentang suatu

informasi atau menjadi sumber informasi untuk kepentingan pemberitaan di

media massa.
17

2. Reporter/wartawan

Reporter dimasukkan dalam antrian sesuai urutan mereka mendaftar

untuk mengajukan pertanyaan. Mereka mendapat kesempatan untuk

mengajukan satu pertanyaan dan tindak lanjut. Mereka mendengarkan

pertanyaan wartawan lain dan jawaban pejabat. Satu-satunya kelemahan bagi

reporter adalah mereka tidak dapat menyela untuk bertanya. Itu penyelenggara

konferensi pers memiliki kontrol yang lebih besar terhadap ruang media

(Shepard, 1995)

3. Pesan

Pesan yang disampaikan saat konferensi pers bisa saja panjang atau

pendek. Pesan dari narasumber saat konferensi pers tersebut mungkin

merupakan jawaban untuk beberapa pertanyaan,

4. Question

Perbedaan antara speech dan press conference ialah dengan adanya sesi

tanya jawab pada setiap konferensi yang dilakukan. Pertanyaan mereka akan

diurut sesuai urutan saat pendaftaran konferensi. Salah satu kunci konferensi

pers yang efektif adalah mengantisipasi pertanyaan yang akan diajukan oleh

pers. Para jurnalis diajarkan untuk mengajukan pertanyaan mengikuti aturan

5W1H. Kelima W adalah Who, Where, When, What, Why, yang H adalah

How.

C. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

David J Cennimo (2020-13) menyatakan bahwa Corona Virus Disease-

2019 (COVID-19) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh “a novel


18

coronavirus” yang sekarang disebut sebagai sindrom pernafasan akut coronavirus

2. (SARS-CoV-2; sebelumnya disebut 2019-nCoV), yang pertama kali

diidentifikasi di tengah berjangkitnya kasus penyakit pernapasan di Kota Wuhan,

Provinsi Hubei, Cina. Awalnya dilaporkan kepada WHO pada 31 Desember 2019.

Pada 30 Januari 2020, WHO menyatakan wabah COVID-19 sebagai darurat

kesehatan global. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menyatakan COVID-19

pandemi global, penunjukan serupa pertama sejak menyatakan influenza H1N1

sebagai pandemi pada tahun 2009.

(Karla Farhana. Published: 6/4/2020) menyebutkan asal-usul virus

corona SARS-Cov-2 yang menyebabkan coronavirus disease 2019 (COVID-19)

terus menjadi perdebatan. Banyak yang belum tahu dari mana asal virus corona

yang mulai merebak di Wuhan, China, Desember 2019.

Pada awal kemunculannya, beredar kabar virus corona SARS-CoV-2

berasal dari hewan, yakni kelelawar, dan belakangan, dikabarkan juga muncul dari

tenggiling. Namun, tidak hanya itu. Sempat pula beredar kabar, virus satu ini

merupakan buatan manusia. Kabar terakhir itu menjadi spekulasi yang menyedot

atensi masyarakat global, termasuk di Indonesia.

Seperti dilansir dari Liputan6, dua negara adidaya di dunia, Amerika

Serikat dan China, sempat terlibat saling tuding perihal asul-usul virus corona

jenis baru ini. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut virus ini

berasal dari China. Sementara, sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri

Cina, Zhao Lijian, mengatakan tentara Amerika Serikat yang membawa epidemi

tersebut ke Wuhan. Kini, muncul sebuah pencerahan. Ada sebuah penelitian baru
19

yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Medicine. Penelitian itu

menunjukkan tidak ada bukti virus corona SARS-CoV-2 diciptakan oleh manusia

atau hasil kreasi di laboratorium.

Kristian Andersen PhD, Associate Professor Imunologi dan Mikrobiologi

di Scripps Research, mengatakan mereka membandingkan data sekuens genom

yang tersedia untuk strain coronavirus yang telah diketahui. Para peneliti yang

dipimpin Shan-Lu Liu di Ohio State University mengatakan, tidak ada bukti

kredibel virus ini dibuat secara genetik. Jadi, menurutnya, mereka sudah

mengurutkan genom virus ini. Virus Corona merupakan keluarga besar (famili)

dari virus yang dapat menyebabkan penyakit dengan tingkat keparahan yang luas.

Sementara, para peneliti telah mengurutkan genom virus ini, dan

membandingkannya dengan virus SARS dan MERS. Menurut Shan-Lu Liu,

SARS dan MERS berasal dari kelelawar. Jadi, tidak mungkin Corona merupakan

virus buatan manusia yang dibuat di dalam laboratorium. Peneliti yakin virus

corona berasal dari alam dan bukan buatan manusia.

D. Grice and Conversational Implicatures

When a diplomat says yes, he means ‘perhaps’;

When he says perhaps, he means ‘no’;

When he says no, he is not a diplomat.

Voltaire (Quoted, in Spanish, in Escandell 1993.)

Herbert Paul Grice (lahir 1913-w. 1988) menekankan perbedaan Voltaire

membuat, dalam kutipan pembuka, di antara kata-kata yang berarti, apa yang

pembicara benar-benar mengatakan kapan menggunakannya, dan apa arti


20

pembicara atau maksudnya berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata itu,

yang seringkali jauh melampaui apa yang ada kata. Seseorang meminta temannya

untuk makan siang dan temannya menjawab, “ “I have a one o'clock class I'm not

prepared for. " Melalui percakapan singkat itu, bisa diartikan bahwa dia teman

telah menyampaikan kepada "seseorang" bahwa dia tidak akan datang untuk

makan siang, meskipun dia belum secara harfiah mengatakan demikian. Dia

bermaksud untuk "seseorang" itu untuk mencari tahu menunjukkan alasan untuk

tidak datang makan siang (kebutuhan untuk menyiapkan kelasnya) ia bermaksud

untuk menyampaikan bahwa dia tidak datang untuk makan siang karena alasan

itu. Studi seperti itu implikatur percakapan adalah inti dari teori berpengaruh

Grice.

Teori percakapan Grice dimulai dengan perbedaan yang tajam antara apa

yang seseorang katakan dan apa yang 'implikasikan' oleh seseorang dengan

mengucapkan kalimat. Apa yang dikatakan seseorang ditentukan oleh makna

konvensional kalimat itu proses disambiguasi dan rujukan yang diucapkan dan

kontekstual; apa dia Implikasinya terkait dengan adanya beberapa prinsip dan

prinsip rasional mengatur percakapan. Apa yang dikatakan telah secara luas

diidentifikasi dengan literal isi ucapan; apa yang terlibat, implikatur, dengan non-

literal, apa itu (sengaja) dikomunikasikan, tetapi tidak dikatakan, oleh pembicara.

Pertimbangkan miliknya contoh awal:

A dan B berbicara tentang seorang teman beRsama, C, yang sekarang

bekerja di bank. A bertanya kepada B bagaimana C dapat melanjutkan


21

pekerjaannya, dan B menjawab: Ya, saya kira; dia suka rekan-rekannya, dan dia

belum pernah ke penjara. (Grice 1967.)

Apa yang B katakan dengan mengucapkan “he hasn't been to prison yet”?

Kira-kira, semua dia Secara harfiah dikatakan tentang C adalah bahwa ia belum

pernah dipenjara hingga saat ujaran. Ini adalah apa arti kalimat konvensional

ditambah proses kontekstual dari disambiguasi, precisification dari ekspresi yang

tidak jelas dan referensi memperbaiki menyediakan. Tetapi, biasanya, B akan

lebih terlibat daripada ini: bahwa C adalah sejenisnya orang cenderung menyerah

pada godaan yang disediakan oleh pekerjaannya. Berdasarkan Namun,

'perhitungan' implikatur percakapan didasarkan pada kesamaan pengetahuan

tentang apa yang dikatakan pembicara (atau lebih baik, fakta bahwa dia telah

mengatakannya), itu

konteks linguistik dan ekstra linguistik dari ucapan, latar belakang umum

informasi, dan pertimbangan apa yang dijuluki Grice sebagai ‘Prinsip Kerja Sama

(CP) ':

D.1. Maxims

Menurut Grice, CP diterapkan, dalam rencana pembicara dan memahami

pendengar, dengan mengikuti 'maksim:'

 Kuantitas

Buat kontribusi Anda seinformatif yang diperlukan (untuk tujuan saat ini

pertukaran). Jangan membuat kontribusi Anda lebih informatif daripada yang

diperlukan.

 Kualitas
22

(Supermaxim): Cobalah untuk membuat kontribusi Anda yang benar.

(Submaxims): Jangan katakan apa yang Anda yakini salah. Jangan katakan itu

untuk yang Anda kekurangan bukti yang memadai.

 Hubungan

Relevan.

 Cara

(Supermaxim): Bersikaplah mudah dipahami.

(Submaxims): Hindari ketidakjelasan ekspresi.

Hindari ambiguitas.

Bersikap singkat (hindari kecurangan yang tidak perlu).

Bersikaplah teratur.

Membingkai apa pun yang Anda katakan dalam bentuk yang

paling cocok untuk apa pun balasan yang akan dianggap sesuai;

atau, memfasilitasi bentuk ekspresi Anda balasan yang sesuai

(ditambahkan oleh Grice 1981/1989, 273).

E. 2. Hedges

By and large, language is a tool for concealing the truth. -George Carlin

Istilah hedge dan hedging, dalam arti harfiahnya, merujuk pada ide

‘Penghalang’, ‘batas’, ‘pertahanan’, atau dengan cara yang digunakan untuk

melindungi atau membelanya. konsep hedges dalam linguistik diciptakan oleh G.

Lakoff (1972: 195) dengan definisi terkenal dari istilah ini adalah: “Words whose

job is to make things fuzzy or less fuzzy” yang artinya "Kata-kata yang tugasnya

membuat hal-hal menjadi kabur atau kurang kabur". Definisi ini menjadi titik
23

awal untuk beberapa studi tentang fenomena ini, yang telah terbukti memiliki

banyak sisi dan karenanya telah didekati dengan berbagai cara oleh masing-

masing penulis. Makna dan ruang lingkup istilah hedges telah berkembang pesat

sejak saat itu, dan pendekatan serta kesimpulan dari masing-masing studi pada

subjek juga berbeda

luasnya, tergantung pada jenis teks di mana mereka didasarkan (artikel biomedis,

teks hukum, artikel penelitian ilmiah, dll.).

Dalam tulisan ini, beberapa aspek diambil dari penelitian sebelumnya akan

diperhitungkan untuk menerapkannya pada spesifik. Saya akan mencoba

menawarkan pandangan keseluruhan fenomena pelemahan retorika dalam bahasa

Inggris pada khususnya ini situasi komunikatif.

Karya pertama Lakoff menarik perhatian pada pentingnya dan

kemungkinan ditawarkan oleh studi tentang beberapa ekspresi samar dengan

bantuan formal logika. Analisisnya terfokus pada item-item tertentu yang tidak

dapat ditentukan secara linguistic digunakan untuk menggambarkan fenomena

alam tertentu. Meskipun tidak menawarkan analisis lengkap tentang fenomena

tersebut, dan berfokus secara eksklusif pada fenomena tersebut aspek semantik,

teori Lakoff berfungsi untuk memfasilitasi pemahaman semantic berdasarkan

pada konsep yang menjadi sandarannya, membuka jalan bagi analisis subjek

nantinya, pendekatan yang digunakan juga menyarankan pentingnya konteks dan

makna dalam studi fenomena linguistik, dan untuk alasan ini sebagian besar

penelitian selanjutnya berevolusi menuju aspek pragmatis.


24

Dari sudut pandang formal, seperti Crompton (1997) menunjukkan,

nominasi definisi yang dibuat oleh Lakoff tentang hedges menyarankan

pertimbangan satu set item linguistik diskrit. Namun, penelitian selanjutnya telah

membuktikan bahwa fenomena pelemahan retorika dapat diformalkan melalui

berbagai mekanisme yang terkadang bahkan mencakup tata bahasa dan

aspek sintaksis.

Berdasarkan penelitian Lakoff, dan setelah mempelajari berbagai fungsi

ekspresi tak tentu dalam wacana medis lisan, Prince et al. (1982) menyarankan

pembagian item linguistik ini ke dalam dua kategori utama:

a. approximators – kata yang menyatakan ketidakjelasan atau ketidakjelasan

dalam proposisional konten itu sendiri dan yang karenanya merupakan

fenomena semantic.

b. shields – kata yang menyatakan ketidakjelasan dalam hubungan antara

konten proposisional dan konten pembicara dan yang karenanya

menangani masalah dari sudut pandang pragmatis.

Dalam kategori shields mereka mengidentifikasi dua subclass: plausibility

shield - mengungkapkan tingkat kepastian pembicara tentang kebenaran

pesannya– attribution shields - yang mengaitkan gagasan dengan seseorang yang

berbeda dari

pembicara. Pendekatan yang diusulkan oleh penulis ini, bagaimanapun, telah

dikritik oleh penelitian selanjutnya seperti yang dilakukan oleh Skelton (1988),

yang mengamati bahwa perbedaan antara berbagai jenis hedges hanya


25

berkelanjutan secara abstrak dan sulit untuk dilakukan pertahankan analisis

penggunaan bahasa yang sebenarnya.

Skelton mengusulkan meninggalkan istilah hedges demi perbedaan antara

proposisi dan komentar, dan menempatkan penggunaan strategi komunikatif

hedges dalam kerangka apa yang dia sebut bahasa komentar, ditandai dengan

modulasi proposal. Pendekatan ini juga dipertanyakan oleh penelitian lain, secara

eksklusif berpusat dengan pertimbangan hedges sebagai perangkat yang

mengekspresikan tingkat komitmen penulis terhadap kebenaran pernyataannya.

Seperti yang ditunjukkan Crompton, dari Dari sudut pandang ini, ruang

lingkup perbedaan Skelton terlalu luas dan dapat menyebabkan ambiguitas,

karena ada banyak jenis komentar lain yang dapat dibuat oleh penulis untuk

mengekspresikan sikap yang berbeda dari yang disebutkan sebelumnya. Dalam

konteks ini, bahasa hedges tidak lebih dari bagian dari apa yang digambarkan

Skelton sebagai bahasa komentar.

Salager-Meyer (1995) juga percaya bahwa fungsi utama hedges adalah

untuk melindungi penulis dari reaksi yang dapat diprovokasi dan diajukan oleh

proposisi mereka, serta mencerminkan kerendahan hati dan rasa hormat mereka

terhadap target audiens. Namun, dia setuju dengan Banks (1994) bahwa asosiasi

eksklusif hedges dengan penghindaran dan kesopanan tidak boleh mengaburkan

fungsi penting lainnya, strategi komunikatif ini mengacu pada penggunaan

ekspresi tak tentu tertentu yang diungkapkan ketidakjelasan atau kurangnya

presisi tanpa harus menunjukkan kebingungan atau ketidakpastian.


26

Ketidakjelasan dapat memenuhi dua fungsi komunikatif. Pertama, dapat

menyediakan representasi realitas yang lebih akurat. Itu bisa menggambarkan

keadaan pengetahuan lebih banyak tepatnya atau menyajikan fakta-fakta tertentu

di bidang-bidang yang ditandai dengan konstan reformulasi dan reinterpretasi,

seperti yang terletak di dalam bidang ilmiah.

Hyland (1995) menunjukkan keberadaan tipe hedges yang

mengekspresikan ketidakjelasan dan kurangnya presisi, menggambarkannya

sebagai orientasi konten. Namun, dia juga mencantumkan fungsi hedges lainnya

seperti keinginan penulis untuk mengantisipasi konsekuensi negatif dari terbukti

salah dan fungsi mengekspresikan hormat dan kesopanan terhadap penonton.

Singkatnya, untuk Hyland, hedges berarti fenomena yang terlihat dalam tiga arah:

menuju proposisi, ke arah penulis dan menuju pembaca.

Di sisi lain, ketidakjelasan bisa lebih tepat untuk situasi komunikatif yang

terjadi pada waktu tertentu. Bank termasuk di antara fungsi hedges yang dengan

sengaja memberikan data yang tidak meyakinkan atau tidak lengkap, hanya

karena ketepatan yang lebih besar tidak dianggap perlu atau karena situasi

komunikatif berada pada tahap pra-informatif.

Dengan kata lain, karena ada lebih banyak informasi tersedia yang akan

datang sesudahnya atau yang dapat dibuat tersedia untuk pembaca jika perlu.

Menggabungkan semua pendekatan berbeda untuk masalah ini, sebuah teori yang

lebih baru seperti yang dari Varttala (2001) mulai dari pertimbangan semantik

untuk menyatakan bahwa penggunaan lindung nilai dapat meningkatkan atau

mengurangi kekaburan konseptualisasi kami realitas. Fitur semantik dari lindung


27

nilai dapat, pada gilirannya, menjadikan strategi bermanfaat dalam istilah

pragmatis, karena mereka dapat membuat lindung nilai memenuhi beberapa

interpersonal fungsi tergantung pada jenis situasi komunikatif.

Yang paling umum fungsi-fungsi ini adalah kesopanan linguistik,

meskipun bukan satu-satunya. Mendiluce dan Hernández (2005) juga percaya

bahwa saat ini studi tentang modulasi wacana hanya masuk akal dalam perspektif

pragmatis, jauh dari pendekatan semantik awal. Mereka fokus secara eksklusif

pada fenomena retorika kesesuaian, yang menyatakan bahwa negosiasi akademik

ditopang oleh proses retoris yang berfluktuasi antara menghormati orang lain dan

penegasan diri sendiri. Di dalam proses, lindung nilai memainkan peran mendasar

yang secara langsung terkait dengan interpersonal fungsi bahasa.

Ketika titik awal yang murni fungsional ini digunakan, bisa dikatakan ada

praktis tidak ada batasan untuk jumlah ekspresi linguistik yang dapat

dipertimbangkan sebagai lindung nilai, seperti yang ditunjukkan oleh Markkannen

dan Schröder (1997). Tidak ada item linguistik yang fungsi ini ditugaskan secara

inheren. Kualitas lindung nilai adalah dicapai melalui konteks komunikatif. Para

penulis ini juga menyatakan bahwa lindung nilai adalah bukan karakteristik yang

melekat pada sebuah teks melainkan produk komunikasi antara penulis dan

pembaca. Dengan kata lain, ekspresi linguistik digunakan dalam lindung nilai

hanya memperoleh artinya melalui reaksi yang mereka hasilkan pada pembaca.

E.2.1 Tipologi Konstruksi Hedges


28

Hedges dapat diperiksa sebagai adverbia, kata kerja epistemik dan kata

kerja modal, struktur klausa, konstruksi hipotetis dan antisipasi itu-klausa

konstruksi.

1. Adverbials

Contoh:

1. The length of the metal bar was approximately 22 cm.

2. Generally, girls are more eloquent speakers compared to boys.

3. His views on the matter were quite well received.

Dalam penggunaan lindung nilai ini, beberapa kata keterangan

ditempatkan segera setelah kata kerja bentuk seperti kira-kira, tetapi yang lain

seperti cukup memodifikasi kata sifat. Kata Namun, umumnya, memodifikasi ide

lengkap yang dinyatakan dalam klausa.

2. Epistemic Verbs

Contoh:

1. The graph suggests that there was a dip in the sale of Proton Saga cars

between the months of January to March.

2. It seems that the football team manager will be replaced soon.

3. The new regulations appear to safeguard the interests of women, but

they do not.

Kata kerja epistemik adalah kelas mereka sendiri karena mereka tidak

menunjukkan tindakan seperti itu seperti menendang, mencuci, makan, dll. Dalam

menggunakan kata kerja ini, suatu kelanjutan adalah wajib dalam bentuk 'struktur
29

klausa itu atau dalam contoh' muncul ', penggunaan infinitif adalah wajib jika

subjek bukan dari struktur sumbing.

3. Modals Verb

Contoh:

1. Gases may be changed into liquids.

2. It would be inappropriate to discuss the matter with your colleagues.

3. The experiment on cloning could be dangerous to humanity.

4. Your teacher may have been able to help you with that application.

Modal kata kerja adalah kata kerja yang memungkinkan penulis

untuk mengungkapkan sifat tentative proposisi. Dalam penggunaan modals,

harus ada realisasi dari sebuah gradasi dalam hal kekuatan klaim yang

dibuat. Secara umum, urutannya adalah diikuti adalah sebagai berikut (dari

yang terlemah ke yang terkuat): mungkin, bisa, harus memiliki, lebih baik.

Area kebingungan bisa menjadi pilihan modals dengan mengacu pada

tegang seperti bisa dan bisa. Keduanya adalah contoh untuk menyatakan

kemungkinan dalam di masa depan, tetapi penggunaan can menunjukkan

kemungkinan yang sedikit lebih pasti. Lebih sering daripada tidak, kedua

bentuk itu sering dianggap saling dipertukarkan. Bisa, mau dan mungkin

bisa

tidak menjadi bentuk masa lalu. Penggunaan modals dapat diwujudkan

dalam bentuk yang sempurna yang mengekspresikan tindakan atau peristiwa

yang tidak terpenuhi atau tidak direalisasi. Perhatian harus diberikan untuk
30

penggunaan modals dengan perfective dan yang tidak sesuai dengan yang

sesuai tindakan komunikatif.

4. Cognition Verb

Contoh:

1. I believe that we need to further explore the causes behind child

abuse.

2. I surmise that there is a need for a more intensive English language

programs.

3. I think it is not a sound method for increasing productivity.

Pilihan kata kerja kognisi tampaknya terhubung ke posisi yang lebih kuat

mengurangi proposisi. Kata ganti pribadi selalu mendahului penggunaan kata

kerja tersebut memberikan fokus pada asumsi penulis tentang tanggung jawab

pribadi. Struktur ini selalu diikuti oleh klausa itu.

5. Hypothetical Constructions

Contoh:

1. The graph suggests that there was a dip in the sale of Proton Saga

cars between the months of January to March.

2. It seems that the football team manager will be replaced soon.

3. The new regulations appear to safeguard the interests of women,

but they do not.

Dalam membuat hipotesis, konstruksi hipotesis menggunakan jika dan

kecuali ditemukan dalam klausa subordinasi. Kata-kata seperti mungkin dan


31

mungkin lebih mobile karena mereka dapat dimasukkan ke dalam frase kata kerja

atau di posisi awal sebelum klausa.

6. Anticipatory it- clause

Contoh:

1. It is likely that the experiment will stretch on for another hour.

2. There is a tendency to under-declare the amount of taxes to be paid.

3. With English becoming more important, it is probable that more

students will take the subject seriously.

Konstruksi menggunakan subjek boneka untuk memulai kalimat. Itu membantu ke

depan klaim yang membuatnya lebih menonjol dalam proposisi. Konstruksi ini

juga mengharuskan penggunaan klausa itu untuk melengkapi perasaan proposisi.

Ada gradasi dalam intensitas klaim yang dibuat. Kata-kata seperti tampak, dan

muncul tidak sekuat kata-kata seperti percaya dan menduga. Oleh karena itu

setiap struktur menggambarkan sikap tertentu yang dipilih oleh penulis atau

pembicara dalam menyampaikan yang dimaksud pesan.

E. 3. Presupposition

Konsep presupposition sering diperlakukan sebagai hubungan antara

keduanya proposisi. Dalam kasus di bawah ini, kami memiliki kalimat yang berisi

proposition (p) dan proposition lain (q), yang dengan mudah diandaikan oleh

pendengar manapun. Namun, pembicara dapat menghasilkan kalimat dengan

menolak proposition (p), diperoleh sebagai a menghasilkan presuposition yang

sama (q).
32

Debora’s cat is cute. (p)

Debora has a cat. (q)

Ketika saya mengatakan bahwa “Debora’s cat is cute.”, kalimat ini

mengandaikan bahwa Debora memiliki kucing. Debora’s cat is not cute. (NOT p)

Hal yang sama berlaku, yaitu, mengandaikan dia memiliki kucing. Ini

properti presuposisi umumnya digambarkan sebagai keteguhan dalam negasi.

Pada dasarnya, ini berarti bahwa pengandaian suatu pernyataan akan tetap konstan

(mis.

masih benar) bahkan ketika pernyataan itu dinegasikan.

E.2.1. Typology Presupposition

Dalam analisis tentang bagaimana asumsi pembicara diungkapkan,

pengandaian telah dikaitkan dengan penggunaan sejumlah besar kata, frasa dan

struktur. Bentuk-bentuk bahasa ini dianggap di sini sebagai indikator potensi

presuposisi, yang hanya bisa menjadi presuposisi aktual dalam konteks dengan

pembicara. Jenis-jenis pengandaian adalah:

a. Existential presupposition:

Existential presupposition adalah sebuah asumsi keberadaan entitas

dinamai oleh pembicara. Misalnya, ketika seorang pembicara mengatakan "Tom’s

car is new", kita dapat mengandaikan Tom itu ada dan bahwa dia punya sebuah

mobil.

b. Factive presupposition

Factive presupposition adalah sebuah asumsi bahwa sesuatu itu benar

karena Kehadiran beberapa kata kerja seperti "know" dan "realize" dan ungkapan
33

yang melibatkan pperasaan senang, sebagai contoh. ketika seorang pembicara

mengatakan bahwa dia tidak menyadari seseorang sedang sakit, kita dapat

mengandaikan bahwa seseorang sakit. Juga, ketika dia mengatakan "I’m glad it’s

over”, kita bisa mengandaikan bahwa itu sudah berakhir.

c. Lexical presupposition

Lexical presupposition adalah sebuah asumsi bahwa, dalam menggunakan

satu kata, pembicara dapat bertindak seolah-olah makna (kata) lain akan

dipahami. Misalnya: Andrew berhenti berlari. (He used to run) Kamu terlambat

lagi. (You were late before) Dalam hal ini, penggunaan ekspresi "stop" dan

"again" diambil untuk presupposition (mengandaikan) konsep lain yang tidak

dinyatakan

d. Structural Presupposition

Structural presupposition adalah sebuah asumsi yang terkait dengan

penggunaan kata dan frasa tertentu. Sebagai contoh, pertanyaan dalam bahasa

Inggris bersifat konvensional diartikan dengan anggapan bahwa informasi setelah

bentuk wh (mis. when dan where) sudah diketahui kasusnya.

When did she travel to the USA? (dia bepergian)

Where did you buy the book? (Anda membeli buku)

Pendengar merasa bahwa informasi yang disajikan itu benar dan bukan benar

hanya anggapan orang yang mengajukan pertanyaan.

e. Non-Factive Presupposition
34

Non-factive presupposition adalah sebuah asumsi bahwa sesuatu itu tidak

benar. Untuk contoh, kata kerja seperti "imagine", "dream" dan "pretend"

digunakan dengan anggapan bahwa yang berikut ini tidak benar.

I dreamed that I was rich. (saya tidak kaya)

We imagined that we were in London. (kami tidak berada di London)

f. Counterfactual presupposition

Counterfactual presupposition adalah sebuah asumsi bahwa apa yang

disangka bukan hanya tidak benar, tetapi merupakan kebalikan dari apa yang

benar, atau bertentangan dengan fakta. Misalnya, beberapa struktur kondisional,

umumnya disebut kondisional kontrafaktual, mengandaikan bahwa informasi, if-

clause, tidak benar pada saat ucapan. If you were my daughter, I would not allow

you to do this. (> kamu bukan milikku putri)

Anda mungkin juga menyukai