Anda di halaman 1dari 7

KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
DENGAN
KEJAKSAAN NEGERI MALUKU BARAT DAYA
NOMOR: 180/64/MoU/MBD/IV/2023
NOMOR: B-126/Q.1.18/65.1/04/2023
TENTANG
PENANGANAN PERMASALAHAN HUKUM
DI BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA

Pada hari ini kamis tanggal satu bulan April tahun dua ribu dua puluh satu (1-april-
2021) bertempat di Kantor Bupati Maluku Barat Daya, kami yang bertanda tangan dibawah
ini :--------------------------------------------------------------------------------------

1 BENYAMIN THOMAS NOACH, ST : Selaku Bupati Maluku Barat Daya,


berkedudukan di Tiakur, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Kabupaten Maluku Barat Daya, yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
2 HERWIN ARDIONO, S.H. : Selaku Kepala Kejaksaan Negeri Maluku
Barat Daya, berkedudukan di Tiakur, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama
Kejaksaan Negeri Maluku Barat Daya, yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK
bersepakat untuk mengadakan kesepakatan bersama tentang penanganan permasalahan
hukum di bidang perdata dan tata usaha negara,secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK, dengan ketentuan sebagai berikut :
Dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor: 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Maluku
Barat Daya (Lembaran Negara Republik Indonesia 2008 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4877);
5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495)
7. Undang-undang Nomor: 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5248);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tembahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
10. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
38 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 65);
11. Permendagri Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pedoman Penanganan Perkara di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;
12. Instruksi Presiden RI Nomor 01 tahun 2015 tentang percepatan Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa pemerintah;
13. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
14. Peraturan Jaksa Agung R.I. Nomor : PER-006/A/J.A/07/2017, tanggal 20 Juli 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.
15. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor 040/A/J.A/12/2010 tentang
Standar Operating Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tugas, Fungsi dan Wewenang
Perdata dan Tata Usaha Negara;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya
(lembaran Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Daerah 2016);
17. Surat Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Nomor :
B-380/G/Gs.2/10/2008 tanggal 09 Oktober 2008, perihal Pemberian Bantuan
Hukum dan Pertimbangan Hukum kepada Lembaga Negara/Pemerintah.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan itikad baik, saling percaya, sederajat, dan
tetap berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-undangan, PARA PIHAK
sepakat untuk mengadakan kerjasama dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-
masing pada bidang perdata dan tata usaha negara dalam rangka mewujudkan
pemerintah yang bersih dan berwibawa serta terciptanya sistem kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel dengan
ketentuan dan syarat yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:

BAB I
PENGERTIAN
PASAL 1

Dalam perjanjian / Memorandum of Understanding ini yang dimaksud dengan :


1. Bantuan hukum adalah tugas PIHAK KEDUA selaku Jaksa Pengacara Negara dalam
perkara Perdata maupun Tata Usaha Negara untuk mewakili lembaga Negara,
Instansi pemerintah, di pusat/daerah, berdasarkan surat kuasa khusus, baik sebagai
penggugat maupun sebagai tergugat yang dilakukan secara litigasi maupun non
litigasi;
2. Pertimbangan hukum adalah tugas PIHAK KEDUA selaku Jaksa Pengacara Negara
untuk memberikan pendapat hukum (Legal Opinion/LO) dan/atau pendampingan
Hukum (Legal Assitance) di bidang perdata dan Tata Usaha Negara atas dasar
permintaan dari lembaga Negara, Instansi Pemerintah di pusat/daerah, yang
pelaksanaanya berdasarkan Surat Perintah Kepala Kejaksaan Negeri;
3. Tindakan Hukum Lainnya adalah tugas PIHAK KEDUA selaku Jaksa Pengacara
Negara untuk bertindak sebagai konsiliator, mediator atau fasilitator dalam hal terjadi
sengketa atau perselisihan antar lembaga Negara, instansi pemerintah di
pusat/daerah di bidang perdata dan Tata Usaha Negara;

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
PASAL 2

1. Maksud dari Kerjasama ini adalah dalam rangka meningkatkan sinergi dan
koordinasi sebagai pedoman bagi PARA PIHAK dalam pelaksanaan kerjasama
tugas dan fungsi, khususnya berkaitan dengan permasalahan hukum Perdata dan
Tata Usaha Negara yang dihadapi oleh PIHAK PERTAMA di daerah Kabupaten
Maluku Barat Daya untuk dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, serta dalam
pelaksanaan pengawalan dan pengamanan pemerintahan dan pembangunan
Daerah.
2. Tujuan dari Kerjasama ini adalah untuk Kelancaran dan efektivitas
penyelenggaraan tugas-tugas penanganan sengketa/perkara hukum baik
permasalahan hukum di Bidang Perdata maupun bidang Tata Usaha Negara (TUN),
mengingat banyaknya permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan Undang-
undang dan kebijakan Pemerintah tentu memerlukan Pertimbangan hukum,
Bantuan Hukum dan atau Tindakan Hukum Lainnya yang perlu segera
mendapatkan penanganan secara progresif baik di dalam pengadilan (litigasi)
maupun diluar Pengadilan (Non litigasi), dan untuk mewujudkan optimalisasi
koordinasi dalam pelaksanaan pengawalan dan pengamanan pemerintahan dan
pembangunan Daerah.

BAB III
RUANG LINGKUP
PASAL 3

1. Penegakan hukum;
2. Penerangan dan penyuluhan hukum;
3. Pertukaran data dan informasi;
4. Pemberian bantuan hukum, pertimbangan hukum dan tindakan hukum lain di
bidang perdata dan tata usaha negara;
5. Pemulihan aset terkait tindak pidana dan/atau aset lainnya;
6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia.

BAB IV
PELAKSANAAN KERJASAMA
PASAL 4

1. Pelaksanaan Bantuan Hukum, Pertimbangan Hukum dan Tindakan Hukum Lain


yang diberikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA meliputi :
a) Menangani dan menyelesaikan permasalahan hukum termasuk mewakili baik
tergugat maupun sebagai penggugat PIHAK PERTAMA baik di luar
Pengadilan maupun di dalam Pengadilan.
b) Memberikan Pertimbangan hukum terhadap permasalahan hukum yang
dihadapi PIHAK PERTAMA termasuk untuk memberikan Pendapat Hukum
(Legal Opinion/LO) dan/atau Pendampingan (Legal Assistence).
c) Memberikan Pelayanan Tindakan Hukum Lain termasuk untuk bertindak
sebagai Konsiliator, Mediator atau Fasilitator dalam hal terjadi sengketa atau
perselisihan.
2. Untuk melaksanakan kegiatan berupa pemberian Bantuan Hukum, Pertimbangan
Hukum dan Tindakan Hukum lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PIHAK
PERTAMA terlebih dahulu mengirimkan permohonan secara tertulis beserta
dokumen-dokumen yang diperlukan kepada PIHAK KEDUA.
3. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah dinyatakan diterima
oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA menerbitkan Surat Kuasa Khusus
(SKK) kepada PIHAK KEDUA.
4. Dalam rangka penyelesaian permasalahan hukum, PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA harus saling berkoordinasi dan saling memberikan informasi untuk
menentukan langkah yang diperlukan sebagai upaya penyelesaian masalah.
5. Hasil Pelaksanaan Kerjasama ini hanya dapat dipublikasikan melalui media massa
(cetak dan elektronik) atau media lainnya setelah mendapat persetujuan dari
kedua belah pihak.
6. Dalam melaksanakan kesepakatan bersama ini sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1), PIHAK PERTAMA dapat mendelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
PASAL 5

1. Dalam rangka meningkatkan kompetensi teknis PARA PIHAK, dilakukan kerja


sama dalam bentuk Pendidikan dan Pelatihan (diklat) serta seminar sesuai dengan
kesepakatan para PIHAK.
2. Dalam rangka penyelesaian permasalahan dalam bidang Perdata Dan Tata Usaha
Negara PIHAK PERTAMA dapat mengundang PIHAK KEDUA sebagai
Narasumber untuk memberikan pelayanan, pengetahuan sesuai dengan pokok
permasalahan.

BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PASAL 6

PARA PIHAK dalam kerjasama ini sepakat untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyediakan dan mengoptimalkan potensi PARA PIHAK dalam rangka pelaksanaan
kerjasama ini;
2. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kerjasama ini; dan
3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama ini.

BAB VI
PEMBIAYAAN
PASAL 7

Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan Perjanjian kerjasama ini
sebagaimana dimaksud Pasal 3 dibebankan kepada PIHAK PERTAMA sesuai
ketentuan yang berlaku.

BAB VII
JANGKA WAKTU
PASAL 8

1. Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak
tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
2. Dalam hal salah satu pihak berkeinginan memperpanjang atau mengakhiri Piagam
Perjanjian Kerjasama ini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pihak yang
bersangkutan wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada pihak
lainnya, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum diakhirinya kesepakatan
bersama ini.
3. Pengakhiran Kesepakatan Bersama ini, baik karena diakhiri atau karena masa
berlakunya berakhir, maka PARA PIHAK harus menyelesaikan segala kewajiban
yang secara tegas dan tertulis yang telah disepakati oleh PARA PIHAK

BAB VIII
LAIN – LAIN
PASAL 9

Hal – hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan
diatur dan ditetapkan dalam Kerjasama tambahan ( Addendum) yang disepakati oleh
PARA PIHAK yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.

BAB IX
PENUTUP
PASAL 10

Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan
tahun sebagaimana disebutkan pada bagian awal Perjanjian Kerjasama ini dan dibuat
dalam rangkap 2 (dua), asli bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama, 1 (satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 1 (satu) rangkap
untuk PIHAK KEDUA serta dibubuhi cap instansi masing-masing.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


KEJAKSAAN NEGERI BUPATI MALUKU BARAT DAYA
MALUKU BARAT DAYA

B. RUDI HARTOKO, S.H.,M.H BENYAMIN THOMAS NOACH, S.T.

Anda mungkin juga menyukai