Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN G2P1A0


PARTURIENT ATERM (39 MINGGU)KALA 1 FASE AKTIF

Intan Nuraeni

NIM. 522023037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
TA 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dan studi kasus dengan judul “
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin G2P1A0 Parturient Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase
Aktif” ini dengan baik. Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai bukti
evaluasi penugasan di Stase Persalinan Normal Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung.
Laporan ini memaparkan keseluruhan asuhan kebidanan pada persalinan normal
secara komprehensif pada 1 siklus asuhan mulai dari pengkajian data klien hingga asuhan
yang diberikan pada klien tersebut.
Terima kasih pada dosen pembimbing, ibu Desi Trisiani, S.KM.,S.Keb.,Bdn.,M.Kes
yang telah memberikan arahan dan masukannya untuk terselesaikannya laporan ini serta
sebagai pihak yang telah mencurahkan pikiran dan tenaga dalam penyusunan laporan ini.
Masukan yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama
dalam perkembangan ilmu asuhan kebidanan.

penyusun

Intan Nuraeni
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...ii

BAB I

PENDAHULUAN..........................................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................................

C. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...3

B. Tujuan.................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................................

A. Pengertian...........................................................................................................................

B. Tanda Tanda Persalinan....................................................................................................

C. Tahapan Persalinan..........................................................................................................

BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN................................................................

A. DATA SUBJEKTIF.............................................................................................................

B. DATA OBJEKTIF...............................................................................................................
3
C. ASSESMENT......................................................................................................................

D. PLANNING.........................................................................................................................

BAB IV..........................................................................................................................................

PEMBAHASAN...........................................................................................................................

A. Pengkajian Data Subjektif pada Ibu Bersalin..............................................................

B. Pengkajian Data Objektif pada Ibu Bersalin................................................................

C. Diagnosa Kebidanan pada Ibu Bersalin........................................................................

D. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.............................................

BAB V...........................................................................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran.................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana


angka kematian ibu bersalin yang cukup tinggi. Keadaan ini disertai dengan komplikasi
yang mungkin saja timbul selama persalinan, sehingga memerlukan pengetahuan dan
keterampilan yang baik dalam bidang kesehatan, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan menurunkan angka kematian, kesakitan ibu dan perinatal. Persalinan sampai
saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan. Hal ini diakibatkan
pelaksanaan dan pemantauan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami
berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi (Atika Purwandari, 2014)
Asuhan Persalinan Normal adalah penatalaksanaan ibu bersalin secara bersih aman
dengan penanganan proaktif dalam persiapan dan pencegahan infeksi. Persalinan yang
bersih dan aman serta pencegahan infeksi secara proaktif selama dan pasca persalinan
terbukti mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu bersalin dan bayi baru
lahir. Asuhan Persalinan Normal (APN) sebagai paradigma baru pada pertolongan
persalinan sangat memberi manfaat kepada ibu karena didasari oleh langkah-langkah
standar kerja (Musphyanti Chalida, 2017)
Penatalaksanaan persalinan normal tiap kala berbeda dan berfokus pada proses yaitu
Kala I dilakukan Asuhan sayang ibu, Kala II Asuhan Persalinan dengan bersih dan aman,
kemudian dilakukan Manajemen Aktif Kala III, dan secara intensif dilakukan pengawasan
pada Kala IV dengan monitoring kontraksi rahim dan perdarahan. Penatalaksanaan
Asuhan Persalinan Normal (APN) menekankan pada persiapan ibu dengan
pendekatan sayang ibu, pertolongan ibu, dan pertolongan kelahiran bayi. Penyebab
tertinggi kematian ibu saat ini adalah perdarahan pasca persalinan, kemudian infeksi pada
masa nifas karena persalinan ditolong oleh orang yang tidak memperhatikan kebersihan
dan keamanan dari sumber infeksi (Musphyanti Chalida, 2017).

1
Salah satu dampak dari ketidakpatuhan dalam menerapkan Asuhan Persalinan Normal
(APN) tidak terpenuhnya rasa nyaman ibu dalam proses persalinan, ketika seorang ibu
mengalami persalinan lama terkadang penolong tidak mempunyai kesabaran sehingga
melakukan tindakan episiotomi yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, hal ini tidak sesuai
dengan asuhan sayang ibu yang termasuk dalam Lima Benang Merah (Membuat
Keputusan Klinik, Asuhan Sayang Ibu dan Bayi, Pencegahan Infeksi, Pencatatan Asuhan
Persalinan serta Rujukan) sebagai aplikasi dari Asuhan Persalinan Normal (APN), asuhan
yang diberikan pada ibu secara normal dan intervensi seminimal mungkin (Fauziah, dkk,
2014) selain itu juga dapat terjadi Distosia bahu, Atonia Uteri, Laserasi jalan lahir, Partus
Lama, Retensio Plasenta, Perdarahan, dan Asfiksia pada bayi.
Cakupan persalinan di Indonesia yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2019
sebanyak 90,95%, dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan sebesar 88,75%. Dengan demikian masih terdapat sekitar 2,2% persalinan yang
ditolong tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
(Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO), di seluruh dunia
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi, khususnya
neonatus, sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. (WHO, 2019). Pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan
masyarakat dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB).
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient Aterm (39
Minggu) Kala 1 Fase Aktif ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient Aterm
(39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif sesuai profesi bidan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient
Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif.
b. Mampu melaksanakan pengkajian data objektif pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient
Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif.
c. Mampu merumusakan diagnosa kebidanan pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient
Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan


cukup bulan 37-42 minggu, dimana janin dilahirkan secara spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Herinawati, 2019). Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dikatakan normal jika proses
terjadinya pada kehamilan usia 37-42 minggu tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-
KR, 2017).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi
teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja
dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi (Walyani & Purwoastuti, 2016).
B. Tanda-Tanda Persalinan
1. Lightening
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul, masuknya
kepala bayi ke pintu atas panggul di rasakan ibu hamil terasa ringan di bagian
atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat
berjalan, dan sering miksi. Pada multipara kepala janin baru masuk pintu atas
panggul menjelang persalinan (Lailiyana et al, 2012).
2. His Persalinan
Sifat his persalinan meliputi pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan,
sifatnya teratur, interval makin pendek, kekuatan makin besar, mempunyai
pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas, kekuatan makin
bertambah (Lailiyana et al, 2012).
3. Pengeluaran Lender dan Darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan perubahan pada serviks yang
menyebabkan pendataran dan pembukaan, pembukaan menyebabkan lendir yang
terdapat pada kanalis servikalis lepas, dan terjadi perdarahan karena kapiler
pembuluh darah pecah (Lailiyana et al, 2012).
4. Pengeluaran Cairan Ketuban
Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap, dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam
(Lailiyana et al, 2012).
C. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Kala I atau kala pembukaan berlangsung dari pembukaan (0 cm) sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam,
sedangkan multigravida sekitar 8 jam(Jannah, 2015).
Kala I (pembukaan) dibagi menjadi dua fase, yakni :
a. Fase Laten
1) Pembukaan serviks berlangsung lambat
2) Pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm
3) Berlangsung dalam 7-8 jam

b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :

1) Periode akselerasi, yakni berlangsung selama 2 jam pembukaan


menjadi 4 cm.

2) Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan


berlangsung cepat menjadi 9 cm.

3) Periode deselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam


pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap (Jannah, 2015). Pada kala ini
kita akan melakukan pemantauan persalinan dengan menggunakan
patograf.

5
2. Kala II
Menurut (Walyani & Purwoastuti, 2016) pada kala II ini memiliki ciri khas , yaitu:

Menurut (Walyani & Purwoastuti, 2016) pada kala II ini


memiliki ciri khas , yaitu :
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali

2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara


reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan
3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB

4) Anus membuka
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :

a) Primipara kala II berlangsung 1,5 jam-2 jam

b) Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1 jam

Perubahan Fisiologis Kala II, yakni :

a) Kontraksi Uterus
Adapun kontraksi yang bersifat berkala dan yang harus di
perhatikan adalah lamanya kontraksi berlangsung 60-90 detik,
kekuatan kontraksi, kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan
dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim
ke dalam, interval antara kedua kontraksi pada kala
pengeluaran sekali dalam 2 menit (Walyani & Purwoastuti,
2016).
b) Perubahan Uterus
Dalam persalinan perbedaan SAR dan SBR akan tampak lebih jelas,
dimana SAR dibentuk oleh korpus uteri dan bersifat memegang peranan
aktif (berkontraksi) dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya
persalinan, dengan kata lain SAR mengadakan suatu kontraksi menjadi
tebal dan mendorong anak keluar. Sedangkan SBR dibentuk oleh isthimus
uteri yang sifatnya memegang peranan pasif dan makin tipis dengan
majunya persalinan (disebabkan karena regangan), dengan kata lain SBR
dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi (Walyani & Purwoastuti,
2016).
c) Perubahan Serviks
Perubahan pada serviks pada kala II ditandai dengan
pembukaan lengkap, pada pemeriksaan dalam tidak teraba lagi
bibir portio, Segmen Bawah Rahim (SBR), dan serviks
(Walyani & Purwoastuti, 2016).

d) Perubahan Vagina dan Dasar Panggul

Setelah pembukaan lengkap dan ketuban telah pecah


terjadi perubahan, terutama pada dasar panggul yang
diregangkan oleh bagian denpan janin sehingga menjadi
saluran yang dinding- dindingnya tipis karena suatu regangan
dan kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan
atas dan anus, menjadi terbuka, perineum menonjol dan tidak
lama kemudian kepala janin tampak pada vulva (Walyani &
Purwoastuti, 2016).
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri sedikit di atas pusat.
Beberapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta akan lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar secara spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri (Lailiyana et al,
2012).
a. Fisiologi Kala III
Terbagi dalam dua tahap pada kelahiran plasenta, yaitu terlepasnya plasenta
7
dari implantasinya pada dinding uterus dan pengeluaran plasenta dari dalam
kavum uteri. Setelah bayi lahir, uterus masih mengadakan kontraksi yang
mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri tempat implantasi
plasenta. Oleh karena tempat implantasi plasenta menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk,
menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta
akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina (Lailiyana et al,
2012).
b. Tanda-tanda lepasnya plasenta

1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus


2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba-tiba (Lailiyana et al, 2012).

 Metode pelepasan plasenta

1) Metode Ekspulsi Schultze


Pelepasan ini dapat di mulai dari tengah atau dari pinggir plasenta,
ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina tanpa
adanya perdarahan per vaginam (Walyani & Purwoastuti, 2016).
2) Metode Ekspulsi Matthew-Duncan
Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai
terlepas, umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml lebih besar
kemungkinan pada implantasi lateral (Walyani & Purwoastuti, 2016).
 Cara pengecekan plasenta

1) Perasat Kustner
Tali pusat diregangkan atau ditarik sedikit, tangan ditekankan
diatas simfisis. Bila tali pusat masuk kembali, berarti plasenta belum
lepas (Lailiyana et al, 2012).
2) Perasat Strassman
Tali pusat diregangkan, ditarik sedikit sambil tangan mengetok-
ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang
diregangkan, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus
(Lailiyana et al, 2012).
3) Perasat Klein
Pasien diminta mengedan, sehingga tali pusat ikut turun atau
memanjang. Bila pengedanan dihentikan dan tali pusat masuk
kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus (Lailiyana et al, 2012).
 Manajemen Aktif Kala III
1) Pemberian suntikan oksitosin
2) Melakukan peregangan tali pusat terkendali
3) Pemijatan atau masase fundus uteri (Lailiyana et al, 2012).

4) Kala IV

 Fisiologi kala IV

Kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan dua jam


sesudahnya, hal-hal yang perlu diperhatikan pada kala IV adalah
kontraksi uterus sampai uterus kembali ke bentuk normal. Uterus dapat
dirangsang untuk berkontraksi dengan baik dan kuat melalui massase
atau rangsang taktil, kelahiran plasenta yang lengkap perlu juga
dipastikan untuk menjamin tidak terjadi perdarhan lanjut (Jannah, 2015).
 Pemantauan dan Evaluasi Lanjut

i. Tanda Vital
Tanda syok pada ibu harus diperhatikan seperti nadi cepat dan lemah
(110 kali/menit), tekanan darah rendah sistolik kurang dari 90 mmHg,
dan pemantauan suhu tubuh perlu dilakukan untuk mencurigai
terjadinya infeksi (Jannah, 2015).
ii. Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang baik adalah uterus teraba keras dan tinggi
9
fundus uteri berada 1-2 jari di bawah pusat setelah melahirkan,
pemeriksaan kontraksi dilakukan 15 menit pada satu jam pertama
pascapartum dan 30 menit satu jam kedua pascapartum (Jannah,
2015).
iii. Kandung Kemih

Kandung kemih harus terus dalam keadaan kosong, karena


kandung kemih yang penuh dapat menghalangi kontraksi maksimal
sehingga perdarahan dapat terjadi. Pemantauan kontraksi selama satu
jam pertama dilakukan empat kali dalam 15 menit, dan dua kali
selama 30 detik pada jam kedua (Jannah, 2015).
D. Teori Penyebab Persalinan
Teori-teori tersebut adalah :

1. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu, setelah
melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Misalnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu,
sehingga memicu proses persalinan (Lailiyana et al, 2012).
2. Penurunan kadar progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his (Kuswanti & Melina,
2014).
3. Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi
otot-otot rahim (Kuswanti & Melina, 2014).
4. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan,
oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa
(Kuswanti & Melina, 2014).
5. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab permulaan persalinan
karena menyebakan kontraksi pada miometrium pada setiap umur kehamilan
(Kuswanti & Melina, 2014)

E. Mekanisme Persalinan Normal

1. Penurunan Kepala

Pada primipara kepala janin turun ke rongga panggul/masuk ke PAP pada


akhir minggu 36 kehamilan, sedangkan pada multipara terjadi saat mulainya
persalinan. Penurunan kepala janin terjadi selama persalinan karena daya dorong
dari kontraksi dan posisi serta peneranan (selama kala dua) oleh ibu. Fiksasi
(engagement) ialah tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala
janin telah masuk panggul ibu.

Sinklitismus adalah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang
PAP (sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir atau PAP). Asinklitismus
adalah bila arah sumbu kepala janin miring dengan bidang PAP (sutura sagitalis
mendekati promontorium atau simfisis pubis) (Lailiyana et al, 2012).
2. Fleksi
Semakin turun ke rongga panggul, kepala janin semakin fleksi, sehingga
mencapai fleksi maksimal (biasanya di Hodge III) dengan ukuran diameter
kepala janin yang terkecil, yaitu diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm).
Melalui fleksi ini, diameter terkecil dari kepala janin dapat masuk ke dalam
panggul dan terus menuju dasar panggul (Lailiyana et al, 2012).
3. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran ubun-ubun kecil (UUK) dari bagian
depan yang menyebabkan bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke
arah depan ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang, kepala bagian terendah
adalah daerah ubun-ubun kecil dan bagian tersebut akan memutar ke depan, ke
arah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena
rotasi dalam merupakan usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
11
jalan lahir (Jannah, 2015).
4. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai didasar panggul dan UUK berada di bawah
simfisis sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi atau ekstensi
untuk dapat dilahirkan, maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka, dan dagu
(Lailiyana et al, 2012).
5. Putaran paksi luar
Kepala yang telah lahir selanjutnya mengalami putaran paksi luar, yaitu kepala
bayi memutar kembali ke arah punggungnya untuk menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam
keadaan miring dan akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya di dalam rongga panggul. Dengan demikian, setelah kepala bayi lahir,
bahu mengalami putaran paksi dalam di dasar panggul dan ukuran bahu
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul
(Jannah, 2015).
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir
(Jannah, 2015).

F. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

1. Dukungan fisik dan psikologis

Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut Lesse dan Keane
ialah :
a. Asuhan fisik dan psikologis
b. Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
c. Pengurangan rasa sakit
d. Penerimaan atas sikap dan perilakunya
e. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman (Walyani &
Purwoastuti, 2016).
2. Kebutuhan Makanan dan Cairan
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena
makan padat lebih lama tinggal dalam lambung dari pada makanan cair, sehingga
proses pencernaan lebih lambat selama persalinan. Pasien dapat diberikan banyak
minum segar (jus buah, sup) selama persalinan (Walyani & Purwoastuti, 2016).
3. Kebutuhan Eliminasi
Kandung kemih harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan, bila
pasien mengatakan ingin BAB bidan harus memastikan kemungkinan adanya
tanda dan gejala masuk pada kala II (Walyani & Purwoastuti, 2016).
4. Posisi dalam persalinan
Beberapa posisi dalam bersalin menurut Kuswanti & Melina (2014) :

a. Posisi berbaring miring

Gambar 2. 1 Posisi Berbaring Miring

Keuntungan posisi berbaring miring yaitu kontraksi uterus lebih efektif,


memudahkan bidan dalam memberikan pertolongan persalinan, karena tidak
terlalu menekan, proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan
sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman. Sedangkan kerugian posisi ini
adalah memerlukan bantuan untuk memegangi paha kanan ibu.
b. Jongkok

13
Gambar 2. 2 Posisi Jongkok dan Berdiri

Keuntungan dari posisi jongkok dalam persalinan yakni memperluas rongga


panggul, diameter transversa bertambah 1 cm dan diameter anteroposterior
bertambah 2 cm. Proses persalinan lebih mudah, serta mengurangi trauma pada
perineum. Sedangkan kerugiandari posisi ini yakni memungkinkan timbul
cedera pada kepala bayi, karena tubuh bayi yang berada di jalan lahir bisa
meluncur dengan cepat. Untuk menghindari cedera, biasanya ibu berjongkok di
atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala.
c. Posisi merangkak

Gambar 2. 3 Posisi Merangkak

Keuntungan dari posisi merangkak yakni posisi paling baik bagi ibu yang
mengalami nyeri punggung saat persalinan, mengurangi rasa sakit serta
mengurangi keluhan hemoroid.
d. Duduk
Gambar 2. 4 Posisi Duduk

Keuntungan posisi ini yakni memanfaatkan gaya gravitasi untuk


membantu turunnya bayi, memberi kesempatan untuk istirahat di antara dua
kontraksi, serta memudahkan melahirkan kepala bayi.
e. Mengapa tidak boleh bersalin dalam posisi terlentang atau lithotomi :
1) Dapat menyebabkan Sindrome supine hypotensi karena tekanan
pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu
pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi
2) Dapat menambah rasa sakit
3) Bisa memperlama proses persalinan
4) Lebih sulit bagi ibu ntuk melakukan pernafasan
5) Membuat buang air lebih sulit
6) Membatasi pergerakan ibu
7) Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
8) Bisa membuat proses meneran menjadi lebih sulit
9) Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
10) Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung
(Walyani & Purwoastuti, 2016).
f. Pengurangan Rasa Nyeri
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut
Varney’s Midwifery (Walyani & Purwoastuti, 2016) :
1) Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
2) Pengaturan posisi
3) Relaksasi dan latihan pernafasan
4) Istirahat dan priivasi
15
5) Penjelasan mengenai proses atau kemajuan atau prosedur yang akan
dilakukan
6) Asuhan diri
7) Sentuhan dan masase
8) Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
sacroiliaka
9) Pijatan ganda pada pinggul
10) Penekanan pada lutut
11) Kompres hangat dan kompres dingin
12) Berendam
13) Pengeluaran suara
14) Visualisasi dan pemusatan perhatian
15) Musik

G. Konsep Teori Asuhan Kebidanan

a. Manajemen Asuhan Kebidanan Varney

1. Pengertian

Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan


dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, dimulai
dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi (Mufdlilah, dkk 2012).
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

Hari/Tanggal : Rabu, 25 Oktober 2023


Jam : 15.00 WIB

S. DATA SUBJEKTIF
1 Biodata : Nama Klien : Ny. R Nama Suami : Tn. K
Usia Klien : 33 Tahun Usia Suami : 33 Tahun
Agama : Islam Agama : islam
Suku/Bangsa : Sunda Suku/Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pekerja Pekerjaan : Buruh
swasta
Alamat : Kp. Babakan Alamat : Kp. Babakan
mekar 3/11 mekar 3/11
No. Telp : 085860xxx No. Telp : -

2 Keluhan Utama : Ny. R mengeluh mules-mules dari jam 10.00

Wib

17
3 Tanda – : His : Ada
Tanda Sejak kapan : Rabu, 25 oktober 2023
persalinan Pukul : 10.00 WIB
Frekuensi His : 4 x/10menit
lamanya : 40 detik
Kekuatan His : Adekuat

Pengeluaran darah pervaginam : Tidak ada

Lendir bercampur darah : Ada


ada/tidak(*)
Air ketuban : ada/tidak(*) Ada

Darah : ada/tidak (*) Ada

Masalah masalah khusus : Tidak ada


Hal yang berhubungan dengan
faktor/presdiposisi yang dialami :

4 Riwayat : An Us Usi Cara Penolo BB TB Masal IM ASI


Obstetri ak ia a persali ng lah lahi ah D ekslus
ke sa ha nan ir r saat if
at mil bersal
ini in

1 8t 39 normal Bidan 32 50c Tidak Ya Ya


h mg 00 m ada
g gr
5 Riwayat : a. HPHT : 27 januari 2023
kehamilan saat ini
b. Haid bulan : Desember
sebelumnya
c. Siklus : 7hari
d. Anc : teratur/tidak, : Teratur, 8x pemeriksaan
frekuensi, tempat : anc, bidan praktik mandiri
dan puskesmas
e. Imunisasi TT : : TT3
f. Kelainan/ : Tidak ada
gangguan
g. Pergerakan janin : Baik, bayi bergerak aktif
dalam 24 jam
terakhir :

6 Pola Aktivitas : Makan dan minum


Pukul 11.00 wib
Saat Ini terkahir
dengan nasi, sayur,
a. Pukul berapa : :
daging dan minum
Jenis makanan
air putih
Jenis minuman
BAB terkahir
07.00 wib, tidak
b. Pukul berapa : :
ada masalah
Masalah :
BAK terakhir
14.00 wib, tidak
c. Pukul berapa : :
ada masalah
Masalah :
Istirahat Cukup, 21.00-
d. :
Pukul berapa : 05.00
e. Keluhan lain (jika ada) : Tidak ada

19
7 Keadaan a. Bagaimanakah respon Baik, keluarga dan
psikologis pasien dan keluarga suami sangat
terhadap kondisi : mengsupport ibu
persalinan klien saat ini dan menantikan
? buah hati
b. Apakah ada masalah : Tidak ada
yang dirasa ibu masih
belum terselesaikan ?

c. Apa saja tindakan yang : Tidak ada


sudah dilakukan oleh
ibu terhadap masalah
tersebut ?

8 Keadaan Sosial : a. Ibu mengatakan


Budaya Bagaimanakah adat tidak ada adat
istiadat di lingkungan istiadat di
sekitar ibu ? lingkungan ibu

b. Apakah ibu percaya


atau tidak terhadap Ibu mengatakan
mitos ? beserta tidak percaya
alasannya ?
c. Adakah kebiasaan
(budaya)/masalah lain
Ibu mengatakan
saat persalinan yang
Tidak ada
menjadi masalah bagi
ibu ?
9 Keadaan : a. Adakah pengalaman Ibu mengatakan
Spiritual spiritual yang pernah tidak ada
dialami dan berdampak
pada persalinan ibu ?
b. Bagaimanakah praktik Ibu mengatakan
ibadah yang dilakukan baik ibu sholat,
ibu ? adakah kendala? doa, puasa, dzakat,
dzikir dan mengaji.
Note : Bagi yang
Dan ibu
beragama Islam :
mengatakan
Seperti Sholat, Puasa,
tidakada kendala
Dzakat, Doa dan
dzikir ? Mengaji ?

c. Apakah dampak yang Ibu mengatakan


ibu rasakan bagi dirinya menjadi lebih
setelah menjalankan tenang
praktik ibadah
tersebut?
d. Adakah aturan tertentu Ibu mengatakan
serta batasan hubungan tidak ada
yang diatur dalam
agama yang ibu anut
selama persalinan ?
e. Bisa ibu berikan alasan,
Ibu mengatakan
mengapa tetap
karena ibu ikhlas
bersyukur meskipun
menerima rasa
dalam keadaan sakit
sakit persalinan itu
saat persalinan ?
agar segera
bertemu dengan

21
buah hati,
f. Bagaimana ibu Ibu mengatakan
mendapatkan berdzikir, berdoa,
kenyamanan saat mendengarkan
ketakutan atau murotal al-quran
mengalami nyeri ?
g. Apakah praktik Ibu mengatakan
keagamaan yang akan tidak ada
klien rencanakan
selama perawatan di
rumah/ klinik/ rumah
sakit ?

O. DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan a. Keadaan Umum : Baik/Cukup/Kurang *)
umum b. Kesadaran : Composmentis/ apatis/
somnolen/ spoor/ commatus *)

c. Cara Berjalan : Baik/ Normal

d. Postur Tubuh : Tegap/ Lordosis/ kifosis/


skeliosis *)
e. Tanda-tanda Vital
TD : 132/87mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,5 0C

f. Antropometri
BB sebelum hamil : 46,5 kg
BB hamil : 56
TB : 155 cm
Lila : 24 cm
IMT : 19,3

2. Pemeriksaan : a. Kepala : Normal, Tak


Khusus Wajah : Simetris
Pucat/tidak : Tidak Pucat
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Oedem : Tidak ada
c. Mata : Simetris
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
d. Hidung : Simetris
Secret/Polip : Tidak ada
e Mulut : Simetris
Mukosa mulut : Normal
Stomatitis : Tidak ada
Caries gigi : Tidak ada
Gigi palsu : Tidak ada
Lidah bersih : Ya

f. Telinga : Simetris
Serumen : Tidak ada

g. Leher : Simetris
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
tiroid
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
getah bening
Peningkatan aliran : Tidak ada
vena jugularis

23
h. Dada & Payudara : Simetris
Areola mammae : Hitam kecoklatan
Putting susu : Menonjol ka/ki
Kolostrum : ada
Benjolan : Tidak ada
Bunyi nafas : Normal
Denyut jantung : Regular, 80x/menit
Wheezing/ stridor : Tidak ada

i. Abdomen : Normal
Bekas Luka SC : Tidak ada
Striae alba : Tidak ada

Striae lividae : Tidak ada

linea alba/ nigra : Ada

TFU : 28 cm

Pemeriksaan Leopold : Leopold 1 : teraba bulat,keras


(Jika terdapat tidak melenting ( bokong)
Kehamilan) Leopold 2 : teraba bagian keras
memanjang seperti papan disisi
kiri ibu (puki), sisi yang
berlawanan teraba bagian kecil
janin.
Leopold 3 : teraba keras, bulat,
sudah masuk Sebagian (kepala)
Leopold 4 : divergen
Perlimaan : 1/5
DJJ : 138x/m
His : 4x/10menit, 40’’
TBJ : 2,480gr
Kandung Kemih : Kosong
j. Ekstrimitas : Normal
Oedem : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks Patella : +/+
Kekakuan sendi : Tidak ada
k. Genitalia : Normal
Inpeksi Vulva/ Vagina : Tidak ada kelainan
Varices : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Kemerahan/ : Tidak ada
peradangan
Darah lendir/ air : Ada
ketuban
Jumlah warna : 5 ml, bau khas berwarna merah
Perineum bekas luka : Tidak ada
/parut
Pemeriksaan Dalam : Tidak ada kelainan
1) Vulva vagina
2) Pembukaan : 7 cm
3) Konsistensi Servix : Tipis Lunak
4) Ketuban : Utuh
5) Bagian terendah : Kepala
janin
6) Denominator : Ubun-ubun kecil
7) Posisi : Punggung kiri (arah jam 13.00)
8) Caput/Moulage : Tidak ada
9) Presentasi Majemuk : Tidak ada
10) Tali pusat : Tidak ada
menumbung

25
11)Penurunan bagian : Hodge III-Hodge IV
terendah
l Anus : Normal
Haemoroid : Tidak ada
3. Pemeriksaan a. Pemeriksaan Panggul : Tidak dilakukan
Penunjang b. Pemeriksaan USG : Tidak dilakukan, USG terakhir
saat usia 36 minggu dengan hasil
normal
c. Pemeriksaan : HB 12,1
Laboratorium

A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : G2P1A0 Parturien Aterm (UK/Gravida 39 mg)
kala 1 fase aktif Janin tunggal hidup
Intrauterine Normal
2. Masalah/ Diagnosa : Tidak ada
Potensial
3. Kebutuhan Tindakan : Tidak ada
Segera

P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa tanda-tanda vital ibu dalam
keadaan normal

Evaluasi : ibu mengetahui

2. Menyiapkan partus set dan obat-obatan yang diperlukan

Evaluasi : sudah disiapkan


3. Menyiapkan perlengkapan ibu, bayi, serta (APD) penolong.

Evaluasi : sudah disiapkan

4. Memberikan asuhan pada ibu bersalin, kebutuhan nutrisi, hidrasi, dukungan


psikologis

Evaluasi sudah disiapkan sudah diberikan

5. Menjaga keadaan lingkungan agar tetap nyaman dan memperhatikan privasi


ibu.

Evaluasi : ibu ingin didampingi suami dan privacy terjaga

6. Memberitahukan tanda-tanda kala II persalinan pada ibu.

Evaluasi : ibu mengerti dan paham

7 Bantu ibu untuk berdoa dan berdzikir selama kala I Persalinan : Evaluasi :

27
8 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Evaluasi :
Hasil pemeriksaan sudah terdokumentasikan dalam SOAP

Hari/ Tanggal : Rabu , 25 oktober 2023


Jam : 16.55 WIB

S. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu mengeluh mules sejak pukul 10.00 Wib

O DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Ibu tampak kesakitan,


Kesadaran composmentis

Keadaan emosional tampak stabil

2. Tanda gejala kala II : Abdomen :


DJJ : 140 x/ menit
His : 5x10’/50

Pemeriksaan Dalam
1 Vulva vagina : Vulva membuka,
perinieum meonjol
2 Pembukaan : 10 cm
3 Konsistensi Servix : Tidak teraba
4 Ketuban : Jernih
5 Bagian terendah janin : Kepala
6 Denominator : Ubun-ubun kecil
7 Posisi : Depan
8 Caput/Moulage : Tidak ada
9 Presentasi Majemuk : Tidak ada
10 Tali pusat menumbung : Tidak ada
11 Penurunan bagian terendah : Hodge IV/ Station 0/5

Anus : adanya tekanan pada anus (+)

A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : G2P1A0 gravida 39 mgg kala 1 Fase aktif
Janin tunggal hidup Intrauterine Normal
2. Masalah/ Diagnosa : Tidak ada
Potensial
3. Kebutuhan Tindakan : Tidak ada
Segera

P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : Ibu sudah dalam
pembukaan 10 cm. Keadaan umum dan Tanda-tanda vital dalam batas
normal.

Evaluasi : ibu dan keluarga mengetahui

29
2. Anjurkan ibu posisi yang nyaman untuk meneran

Evaluasi : ibu memilih posisi 1⁄2 duduk dan sesekali miring kiri

3. Beritahu ibu cara meneran dengan benar. Dengan mata terbuka gigi ketemu
gigi dan mengedan seperti mau BAB

Evaluasi : ibu mengerti


2. Pimpin persalinan ibu jika ibu ada mules.

Evaluasi : sudah dipimpin

3. Anjurkan ibu untuk beristirahat/ relaksasi saat tidak ada his

Evaluasi : ibu dapat mengatur nafas saat idak ada his

4. Berikan dukungan psikologis pada ibu, dan beritahukan suami untuk


menemani ibu
Evaluasi : dukungan sudah diberikan, suami hadir menemani ibu

5. Beri tahu suami untuk memberikan minum di sela-sela ibu tidak ada his

Evaluasi : ibu minum di sela-sela his.

6. Anjurkan ibu untuk beristirahat/ relaksasi saat tidak ada his

Evaluasi : ibu dapat mengatur nafas saat idak ada his


7. Memimpin persalinan ibu sesuai langkah APN

Evaluasi : sudah dilakukan

8. Pukul 17.05 wib bayi lahir spontan JK laki-laki

Evaluasi : ibu dan keluarga sangat Bahagia

9. Membaca Hamdallah dan berdoa pada Allah SWT karena bayi telah lahir.

Evaluasi : bidan membimbing ibu untuk membaca hamdallah, dan meminta


suami klien untuk mendoakan bayinnya yang baru lahir.

Hari/ Tanggal : Rabu, 25 Oktober 2023


Jam : 17.10 WIB

S. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu merasa Lelah

O DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Ibu tampak Lelah,
Kesadaran composmentis

Keadaan emosional tampak stabil

31
2. Tanda gejala kala : Abdomen :tidak ada janin ke-2
II TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus baik
Kandung kemih kosong
Vulva/vagina :
Tali pusat memanjang dari vagina
Adanya semburan darah  150 cc.

A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : P1A0 Kala III persalinan

2. Masalah/ Diagnosa : Tidak ada


Potensial
3. Kebutuhan Tindakan : Tidak ada
Segera

P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : ibu memasuki kala
III atau kala pengeluaran plasenta atau ari-ari.

Evaluasi : ibu mengetahui

2. Melakukan manajemen aktif kala III : berikan oksitosin 10 IU, lakukan


peregangan tali pusat terkendali. Massase fundus uteri + 15 detik

Evaluasi : pukul 17.10 plasenta lahir spontan lengkap

3. Membaca Hamdallah dan berdoa pada Allah SWT karena plasenta telah
lahir.
Evaluasi : bidan membimbing ibu untuk membaca hamdallah dan lanjutkan
pemantaua kala IV

Hari/ Tanggal : Rabu, 25 oktober 2023


Jam : 17.10 WIB

S. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu merasa lelah

O DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Ibu tampak lelah,
Kesadaran composmentis

Keadaan emosional tampak stabil

2. Tanda gejala kala : Abdomen : Tidak ada janin ke-2


TFU : 2 jari dibawah pusat
Uterus globuler
Kontraksi uterus baik
Kandung kemih kosong
Vulva/Vagina :
Pendarahn  50 cc
Laserasi grade : 1 aktif

33
A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : P1 A0 Kala IV Persalinan

2. Masalah/ Diagnosa : Tidak ada


Potensial
3. Kebutuhan Tindakan : Tidak ada
Segera

P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : ibu memasuki waktu
pemantauan dan observasi selama 2 jam. Kondisi ibu dalam batas normal

Evaluasi : ibu memahaminya.


2. Melakukan observasi kala IV sesuai partograf

Evaluasi : hasil observasi kala IV terlampir. Ibu dalam kondisi normal.

3. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering

Evaluasi : ibu nyaman saat dibersihkan

4. Periksa kembali TD, suhu, nadi, dan kandung kemih, dan kontraksi ibu dan
ajarakan ibu massase uterus.

Evaluasi : Tanda-tanda vital ibu normal, dan paham cara memasase uterus

5. Memberikan makanan dan minuman sehat tinggi protein tinggi kalori untuk
ibu
Evaluasi : ibu diberikan 1 mangkuk sup + 1 porsi nasi + minum air nabies 1
gelas Habis.

6. Ajarkan ibu cara menyusui,

Evaluasi : ibu mulai belajar menyusui anaknya

7 Ajarkan ibu untuk mobilisasi dini di tempat tidur seperti miring l ke kanan
dan ke kiri.

Evaluasi : ibu mulai mika-miki.

8 Memberikan konseling bimbingan doa kala IV pada ibu.

Evaluasi : doa yang diberikan berupa doa kesehatan badan dan doa bayi
baru lahir. Ibu dapat mengukuti bacaan doa yang diberikan bidan.
9. Memberitahukan cara mengurangi rasa nyeri dan cara merawat luka
jahitan.

Evaluasi : ibu paham

10. Melakukan follow up kondisi ibu 6 jam kemudian

Evaluasi : ibu pindah ke ruangan nifas, Ibu dalam kondisi normal.

35
11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Evaluasi :
Hasil pemeriksaan sudah terdokumentasikan dalam SOAP

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian Data Subjektif pada ibu bersalin G2P1A0 parturient aterm (39
minggu) kala 1 fase aktif

Berdasarkan pengkajian data subjektif yang telah dilakukan pada tanggal 25


Oktober 2023, didapat rangkuman data penting seperti dibawah ini :
Data Temuan
Subjektif - Umur ibu 33 tahun

- Hamil anak kedua, hamil 9 bulan


- Belum pernah keguguran

- HPHT 27 januari 2023

- Riwayat menstruasi normal

- Riwayat kesehatan normal

- Riwayat kesehatan keluarga normal

- Riwayat psikologis, social, kultural, dan spiritual tidak


ada masalah

- Datang ke TPMB karena mengeluh mules-mules


sering dan teratur 5 menit sekali, keluar lendir bercampur
darah, air-air belum keluar.

Dari data tersebut, menunjukan bahwa ibu merupakan multipara, dan sudah
menunjukan tanda-tanda persalinan. Hal ini terlihat dari gejala klinis yang
dirasakan ibu yakni adanya kontraksi yang sering dan tertatur, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, air-air ketuban belum dirasa keluar oleh ibu. Jika
dihitung dari HPHT maka, usia gestasi ibu menginjak 39 minggu pada saat
datang ke bidan. Terdapat data USG sebanyak 2x saat usia kehamilan 14
minggu, 36 minggu dan hasilnya normal. Riwayat psikologis, social, dan spritiual
ibu juga tidak ditemukan permasalahan. Berdasarkan riwayat data subjektif dapat
disimpulkan tidak ditemukan kesenjangan antara gejala klinis yang dialami ibu
dengan teori tanda-tanda persalinan.

37
B. Pengkajian Data Objektif pada Ibu bersalin G2P1A0 parturien aterm (39
Minggu) kala 1 fase aktif.

Berdasarkan pengkajian data subjektif yang telah dilakukan pada tanggal 25


Oktober 2023, didapat rangkuman data penting seperti dibawah ini :

Objektif - TTV dalam batas normal


(Jam 15.00)
- Abdomen :

TFU 28 cm,
L1 : bokong
L2 : puka
L3 : kepala, sudah masuk Sebagian
besar

L4 : konvergen 1/5

DJJ 136 x/menit, His (+) 4 x 10’/


45”=50”

- VT:

Tidak ada kelainan pada dinding


vagina, elastisitas perineum, Ø 7 cm,
ketuban utuh, presentasi kepala,
moulage tidak ada, caput tidak ada,
denominator : UUK kiri depan (arah
jam 13.00),

Hodge : III – Hodge IV

- Lain-lain :
TP : 05-11-2023
TBJ: 2480 gram

Dari data tersebeut, menunjukan bahwa ibu memasuki kala I fase aktif. Hal
ini terlihat dari hasil pemeriksaan dalam dan gejala klinis ibu yakni Tidak ada
kelainan pada dinding vagina, elastisitas perineum, Ø 7 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, moulage tidak ada, caput tidak ada, denominator : UUK kiri
depan (arah jam 13.00), Hodge III- Hodege IV, dan TBJ 2480 gram. Juga terlihat
dari hasil DJJ yang berada direntang 120-160 x/menit. DJJ menunjukan angka
138 x/menit.
Hasil pemeriksaan leopold menunjukan bahwa kepala bayi sudah masuk ke
panggul sebagian besar (1/5), punggung janin berada disebelah kiri, kontraksi
adekuat. Pada pukul 17.00 ibu merasa adanya dorongan ingin meneran dan
tekanan pada anus, bidan melakukan pemeriksaan dalam, ternyata sudah ada
perjol, vulva membuka dan ketuban pecah spontan. Pada saat kondisi ini ibu
memasuki kala II persalinan.

39
Kala Diagnosa Masalah Masalah Rasionalisasi
Kebidanan biopsikososio potensial
kultural
spiritual

I G2P1A0 - Tidak  Diagnosa medis kala I sudah


parturien ada sesuai dengan temuan data
aterm (39 subjektif dan objektif.
Minggu)
 Diagnosa kala I fase aktif
kala I fase
ditegakan dari temuan klinis
aktif, Janin
tanda-tanda inpartu muncul, His
tunggal
(+), pembukaan 7 cm, keluar
hidup
lendir campur darah (+), ketuban
intrauterine
utuh
normal

II G2P1A0 - Tidak  Diagnosa medis kala II sudah


parturien ada sesuai dengan temuan data
aterm (39 subjektif dan objektif.
Minggu)
 Diagnosa kala II ditegakan dari
kala II fase
temuan klinis tanda- tanda doran
aktif, Janin
(+), teknus (+), perjol (+), vulka
tunggal
(+), His adekuat (+), pembukaan
hidup
10 cm, ketuban pecah spontan,
intrauterine
warna jerinih .
normal

III P2A0 Kala - Tidak  Diagnosa medis kala III sudah


III ada sesuai dengan temuan data
Persalinan subjektif dan objektif.

 Diagnosa kala III ditegakan


dikarenakan bayi telah lahir, tidak
ada janin ke-2, tanda-tanda
pelepasan plasenta (+), TFU
sepusat, uterus globular (+),
kontraksi kala III (+), semburan
darah (+), tali pusat menjulur dari
vagina.
Pukul 17.05 bayi lahir hidup spontan, A/S 10, BB 2900/ PB 49 cm, anus (+),
pukul 17.10 plasenta lahir spontan lengkap, Jumlah perdarahan kala III + 150 cc.
Obervasi kala IV Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa ibu normal, dan
tidak mengalami perdaharahan. Kondisi bayi normal dan bayi langsung diberikan
IMD. Jumlah perdarahan kala IV sebanyak 150cc. Ibu mengalami laserasi
perineum grade 1, darah aktif keluar dari robekan tersebut. Sehingga bidan
melakukan tindakan penjahitan luka laserasi perineum dengan Teknik satu-satu.
Berdasarkan riwayat data objektif dapat disimpulkan tidak ditemukan
kesenjangan antara gejala klinis yang dialami klien dengan teori kala I, kala II,
Kala III, dan kala IV.

C. Diagnosa kebidanan pada ibu bersalin G2P1A0 parturien aterm (39


Minggu) kala 1 fase aktif

Dari rangkuman data subjektif pada uraian di atas didapatkan Analisa data
klien ibu bersalin seperti di bawah ini :

Pada diagnosa kala I, lama kala I fase aktif ibu berlangsung selama 2 jam.
Klien datang dengan pembukaan 7 cm. pukul 16.55 ibu merasa ada dorongan
ingin meneran lalu dilakukan pemeriksaan dalam ketuban pecah spontan dan hasil
pembukaan yaitu pembukaan 10 cm dengan adanya tanda-tanda kala II.

Bayi lahir pukul 17.05 Sehingga kala II klien berlangsung 10 menit.


Menurut teori pada primipara rata-rata kala II berlangsung kurang lebih 60 menit.
Sehingga dapat disimpulan pada klien ini, klien mengalami lama kala II yang
normal.

Pada kondisi kala III, lama kala III klien berlangsung selama 5 menit.
Pukul 17.10 plasenta lahir spontan lengkap. Klien tidak mengalami perdarahan
dan retensio plasenta.

Pada saat kala IV, dimulai mulai pukul 17.30 dan berakhir pukul 19.00.
Hasil pemantauan kala IV, ibu dalam kondisi normal tidak terjadi komplikasi.

41
D. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
G2P1A0 parturien aterm (39 minggu) kala 1 fase aktif.

Dapat disimpulkan tata laksana yang diberikan bidan pada kala I, II, III,
dan IV tidak ada kesenjangan antara praktik asuhan dengan teori. Konseling
bimbingan doa yang diberikan pada setiap fase ibu bersalin dapat membantu
memberikan rasa tenang pada hati klien dan keyakinan pada Tuhan YME bahwa
klien dapat melewati persalinan dengan sehat dan selamat (Melda & Mufidah,
2014).
Motivasi spiritual yang diberikan bidan pada klien dilakukan melalui
bimbingan doa yang diberikan oleh bidan (Hosseini et al., 2016). Doa yang
diberikan dapat berupa doa pada ibu bersalin, dzikir, shalawat, dan asmahul husna
(Mas’udi, 2017). Bidan juga dapat membimbing doa dengan Bahasa yang mudah
dimengerti klien. Penelitian Ridlayanti et al (2021) menunjukan bahwa
bimbingan doa pada ibu bersalin normal dapat memeprcepat kala I fase aktif
(Ridlayanti & Fatmawati, 2021).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada kasus ini, ditemukan kondisi Ny. R usia 33 tahun G2P1A0 parturien
aterm (39 miggu)kala I fase aktif, Janin tunggal intrauterine, ku/ ibu dan janin baik.
Pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan telah sesuai prosedur dan kondisi bayi
dalam keadaan baik. Bidan telah melaksanakan asuhan kebidanan holistic islami
dengan memberikan doa dan dzikir kepada ibu melalui pendekatan manajemen
kebidanan dan mompetensi profesi bidan.

B. Saran
1. Diharapkan bidan dapat meningkatkan tempat yang lebih nyaman lagi, dan lebih
meningkatkan lagi pengetahuan yang terbaru.
2. Disarankan agar petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan
tentang proses persalinan pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan agar
ibu yang akan melahirkan dapat memperoleh informasi mengenai persalinan
sehingga ibu merasa lebih siap untuk menghadapi proses persalinan.

43
Daftar Pustaka

Idawati, I. (2019). Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal di Ruang Kebidanan


Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Chik Di Tiro. Jurnal Serambi Akademica,
7(3), 205–215.

Jannah, N. (2015). ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi (E. K. Yudha (ed.)).


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian


Kesehatan Repoblik Indonesia (Vol. 42, Issue 4).

Kuswanti, I., & Melina, F. (2014). ASKEB II PERSALINAN (Cetakan I). Pustaka
Pelajar.

Lailiyana, Ani Laila, Isrowiyatun Daiyah, & Ari Susanti. (2012). Asuhan Kebidanan
Persalinan (Monica Ester & Esty Wahyuningsih (eds.)). Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Mufdlilah, Hidayat, A., & Kharimaturrahmah, I. (2012). Konsep Kebidanan (Haikhi


(ed.); Cetakan I). Nuha Medika.

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan (T. Rachimhadhi & G. H. Wiknjosastro


(eds.); kelima). PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sudarti, & Fauziah, A. (2010). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Nuha Medika.

Sukarni K, I., & ZH, M. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas dilengkapi dengan
patologi (Pertama). Nuha Medika.

Sulastri, E., & Linda, S. L. (2020). Pengaruh Sikap, Motivasi, Dan Keterampilan
Bidan Terhadap Penerapan Metode Asuhan Persalinan Normal (Apn) Di Praktik
Mandiri Bidan Kota Ternate. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 7(1),
161–170. https://doi.org/10.36743/medikes.v7i1.217

Walyani, E. S., & Purwoastuti, T. E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi
Baru Lahir (Cetakan I). PUSTAKABARUPRESS.
WHO. (2018). Maternal Mortality: World Health Organization
Mas’udi. (2017). Terapi Qur ’ ani Bagi Penyembuhan Gangguan Kejiwaan (Analisis
Pemikiran Muhammad Utsman Najati tentang Spiritualitas al-Qur ’ an bagi
Penyembuhan Gangguan Kejiwaan ). Penelitian STAIN Kudus, 8(1), 133–150.
Melda, B., & Mufidah, A. (2014). Decrease of Anxiety and Pain Delivery of Mother
Inpartu Primipara on First Phase Active by Giving of Murottal Al Quran
Arrahman in Midwifery Private Clinic Endang Sumaningdyah City of Kediri.
742–750.
Ridlayanti, A., & Fatmawati, A. (2021). Spiritual Motivation on Normal Labor Progress
in Pratama Sahabat Ibu Dan Anak Clinic Bandung. ... Empowerment,
December, 14–16.

45
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai