Intan Nuraeni 522023037 Persalinan
Intan Nuraeni 522023037 Persalinan
Intan Nuraeni
NIM. 522023037
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dan studi kasus dengan judul “
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin G2P1A0 Parturient Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase
Aktif” ini dengan baik. Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai bukti
evaluasi penugasan di Stase Persalinan Normal Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Bandung.
Laporan ini memaparkan keseluruhan asuhan kebidanan pada persalinan normal
secara komprehensif pada 1 siklus asuhan mulai dari pengkajian data klien hingga asuhan
yang diberikan pada klien tersebut.
Terima kasih pada dosen pembimbing, ibu Desi Trisiani, S.KM.,S.Keb.,Bdn.,M.Kes
yang telah memberikan arahan dan masukannya untuk terselesaikannya laporan ini serta
sebagai pihak yang telah mencurahkan pikiran dan tenaga dalam penyusunan laporan ini.
Masukan yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama
dalam perkembangan ilmu asuhan kebidanan.
penyusun
Intan Nuraeni
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................................
C. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...3
B. Tujuan.................................................................................................................................
A. Pengertian...........................................................................................................................
C. Tahapan Persalinan..........................................................................................................
BAB III
A. DATA SUBJEKTIF.............................................................................................................
B. DATA OBJEKTIF...............................................................................................................
3
C. ASSESMENT......................................................................................................................
D. PLANNING.........................................................................................................................
BAB IV..........................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................
BAB V...........................................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Salah satu dampak dari ketidakpatuhan dalam menerapkan Asuhan Persalinan Normal
(APN) tidak terpenuhnya rasa nyaman ibu dalam proses persalinan, ketika seorang ibu
mengalami persalinan lama terkadang penolong tidak mempunyai kesabaran sehingga
melakukan tindakan episiotomi yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, hal ini tidak sesuai
dengan asuhan sayang ibu yang termasuk dalam Lima Benang Merah (Membuat
Keputusan Klinik, Asuhan Sayang Ibu dan Bayi, Pencegahan Infeksi, Pencatatan Asuhan
Persalinan serta Rujukan) sebagai aplikasi dari Asuhan Persalinan Normal (APN), asuhan
yang diberikan pada ibu secara normal dan intervensi seminimal mungkin (Fauziah, dkk,
2014) selain itu juga dapat terjadi Distosia bahu, Atonia Uteri, Laserasi jalan lahir, Partus
Lama, Retensio Plasenta, Perdarahan, dan Asfiksia pada bayi.
Cakupan persalinan di Indonesia yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2019
sebanyak 90,95%, dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan sebesar 88,75%. Dengan demikian masih terdapat sekitar 2,2% persalinan yang
ditolong tenaga kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
(Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO), di seluruh dunia
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi, khususnya
neonatus, sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. (WHO, 2019). Pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan
masyarakat dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan kebidanan pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient Aterm (39
Minggu) Kala 1 Fase Aktif ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient Aterm
(39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif sesuai profesi bidan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient
Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif.
b. Mampu melaksanakan pengkajian data objektif pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient
Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif.
c. Mampu merumusakan diagnosa kebidanan pada ibu bersalin G2P1A0 Parturient
Aterm (39 Minggu) Kala 1 Fase Aktif.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
5
2. Kala II
Menurut (Walyani & Purwoastuti, 2016) pada kala II ini memiliki ciri khas , yaitu:
4) Anus membuka
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :
a) Kontraksi Uterus
Adapun kontraksi yang bersifat berkala dan yang harus di
perhatikan adalah lamanya kontraksi berlangsung 60-90 detik,
kekuatan kontraksi, kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan
dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim
ke dalam, interval antara kedua kontraksi pada kala
pengeluaran sekali dalam 2 menit (Walyani & Purwoastuti,
2016).
b) Perubahan Uterus
Dalam persalinan perbedaan SAR dan SBR akan tampak lebih jelas,
dimana SAR dibentuk oleh korpus uteri dan bersifat memegang peranan
aktif (berkontraksi) dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya
persalinan, dengan kata lain SAR mengadakan suatu kontraksi menjadi
tebal dan mendorong anak keluar. Sedangkan SBR dibentuk oleh isthimus
uteri yang sifatnya memegang peranan pasif dan makin tipis dengan
majunya persalinan (disebabkan karena regangan), dengan kata lain SBR
dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi (Walyani & Purwoastuti,
2016).
c) Perubahan Serviks
Perubahan pada serviks pada kala II ditandai dengan
pembukaan lengkap, pada pemeriksaan dalam tidak teraba lagi
bibir portio, Segmen Bawah Rahim (SBR), dan serviks
(Walyani & Purwoastuti, 2016).
1) Perasat Kustner
Tali pusat diregangkan atau ditarik sedikit, tangan ditekankan
diatas simfisis. Bila tali pusat masuk kembali, berarti plasenta belum
lepas (Lailiyana et al, 2012).
2) Perasat Strassman
Tali pusat diregangkan, ditarik sedikit sambil tangan mengetok-
ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang
diregangkan, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus
(Lailiyana et al, 2012).
3) Perasat Klein
Pasien diminta mengedan, sehingga tali pusat ikut turun atau
memanjang. Bila pengedanan dihentikan dan tali pusat masuk
kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding
uterus (Lailiyana et al, 2012).
Manajemen Aktif Kala III
1) Pemberian suntikan oksitosin
2) Melakukan peregangan tali pusat terkendali
3) Pemijatan atau masase fundus uteri (Lailiyana et al, 2012).
4) Kala IV
Fisiologi kala IV
i. Tanda Vital
Tanda syok pada ibu harus diperhatikan seperti nadi cepat dan lemah
(110 kali/menit), tekanan darah rendah sistolik kurang dari 90 mmHg,
dan pemantauan suhu tubuh perlu dilakukan untuk mencurigai
terjadinya infeksi (Jannah, 2015).
ii. Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang baik adalah uterus teraba keras dan tinggi
9
fundus uteri berada 1-2 jari di bawah pusat setelah melahirkan,
pemeriksaan kontraksi dilakukan 15 menit pada satu jam pertama
pascapartum dan 30 menit satu jam kedua pascapartum (Jannah,
2015).
iii. Kandung Kemih
1. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu, setelah
melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Misalnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu,
sehingga memicu proses persalinan (Lailiyana et al, 2012).
2. Penurunan kadar progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerenggangan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his (Kuswanti & Melina,
2014).
3. Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi
otot-otot rahim (Kuswanti & Melina, 2014).
4. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan,
oleh karena itu pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa
(Kuswanti & Melina, 2014).
5. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab permulaan persalinan
karena menyebakan kontraksi pada miometrium pada setiap umur kehamilan
(Kuswanti & Melina, 2014)
1. Penurunan Kepala
Sinklitismus adalah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang
PAP (sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir atau PAP). Asinklitismus
adalah bila arah sumbu kepala janin miring dengan bidang PAP (sutura sagitalis
mendekati promontorium atau simfisis pubis) (Lailiyana et al, 2012).
2. Fleksi
Semakin turun ke rongga panggul, kepala janin semakin fleksi, sehingga
mencapai fleksi maksimal (biasanya di Hodge III) dengan ukuran diameter
kepala janin yang terkecil, yaitu diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm).
Melalui fleksi ini, diameter terkecil dari kepala janin dapat masuk ke dalam
panggul dan terus menuju dasar panggul (Lailiyana et al, 2012).
3. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran ubun-ubun kecil (UUK) dari bagian
depan yang menyebabkan bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke
arah depan ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang, kepala bagian terendah
adalah daerah ubun-ubun kecil dan bagian tersebut akan memutar ke depan, ke
arah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena
rotasi dalam merupakan usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
11
jalan lahir (Jannah, 2015).
4. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai didasar panggul dan UUK berada di bawah
simfisis sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi atau ekstensi
untuk dapat dilahirkan, maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka, dan dagu
(Lailiyana et al, 2012).
5. Putaran paksi luar
Kepala yang telah lahir selanjutnya mengalami putaran paksi luar, yaitu kepala
bayi memutar kembali ke arah punggungnya untuk menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam
keadaan miring dan akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya di dalam rongga panggul. Dengan demikian, setelah kepala bayi lahir,
bahu mengalami putaran paksi dalam di dasar panggul dan ukuran bahu
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul
(Jannah, 2015).
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir
(Jannah, 2015).
Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut Lesse dan Keane
ialah :
a. Asuhan fisik dan psikologis
b. Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
c. Pengurangan rasa sakit
d. Penerimaan atas sikap dan perilakunya
e. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman (Walyani &
Purwoastuti, 2016).
2. Kebutuhan Makanan dan Cairan
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena
makan padat lebih lama tinggal dalam lambung dari pada makanan cair, sehingga
proses pencernaan lebih lambat selama persalinan. Pasien dapat diberikan banyak
minum segar (jus buah, sup) selama persalinan (Walyani & Purwoastuti, 2016).
3. Kebutuhan Eliminasi
Kandung kemih harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan, bila
pasien mengatakan ingin BAB bidan harus memastikan kemungkinan adanya
tanda dan gejala masuk pada kala II (Walyani & Purwoastuti, 2016).
4. Posisi dalam persalinan
Beberapa posisi dalam bersalin menurut Kuswanti & Melina (2014) :
13
Gambar 2. 2 Posisi Jongkok dan Berdiri
Keuntungan dari posisi merangkak yakni posisi paling baik bagi ibu yang
mengalami nyeri punggung saat persalinan, mengurangi rasa sakit serta
mengurangi keluhan hemoroid.
d. Duduk
Gambar 2. 4 Posisi Duduk
1. Pengertian
S. DATA SUBJEKTIF
1 Biodata : Nama Klien : Ny. R Nama Suami : Tn. K
Usia Klien : 33 Tahun Usia Suami : 33 Tahun
Agama : Islam Agama : islam
Suku/Bangsa : Sunda Suku/Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pekerja Pekerjaan : Buruh
swasta
Alamat : Kp. Babakan Alamat : Kp. Babakan
mekar 3/11 mekar 3/11
No. Telp : 085860xxx No. Telp : -
Wib
17
3 Tanda – : His : Ada
Tanda Sejak kapan : Rabu, 25 oktober 2023
persalinan Pukul : 10.00 WIB
Frekuensi His : 4 x/10menit
lamanya : 40 detik
Kekuatan His : Adekuat
19
7 Keadaan a. Bagaimanakah respon Baik, keluarga dan
psikologis pasien dan keluarga suami sangat
terhadap kondisi : mengsupport ibu
persalinan klien saat ini dan menantikan
? buah hati
b. Apakah ada masalah : Tidak ada
yang dirasa ibu masih
belum terselesaikan ?
21
buah hati,
f. Bagaimana ibu Ibu mengatakan
mendapatkan berdzikir, berdoa,
kenyamanan saat mendengarkan
ketakutan atau murotal al-quran
mengalami nyeri ?
g. Apakah praktik Ibu mengatakan
keagamaan yang akan tidak ada
klien rencanakan
selama perawatan di
rumah/ klinik/ rumah
sakit ?
O. DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan a. Keadaan Umum : Baik/Cukup/Kurang *)
umum b. Kesadaran : Composmentis/ apatis/
somnolen/ spoor/ commatus *)
f. Antropometri
BB sebelum hamil : 46,5 kg
BB hamil : 56
TB : 155 cm
Lila : 24 cm
IMT : 19,3
f. Telinga : Simetris
Serumen : Tidak ada
g. Leher : Simetris
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
tiroid
Pembesaran kelenjar : Tidak ada
getah bening
Peningkatan aliran : Tidak ada
vena jugularis
23
h. Dada & Payudara : Simetris
Areola mammae : Hitam kecoklatan
Putting susu : Menonjol ka/ki
Kolostrum : ada
Benjolan : Tidak ada
Bunyi nafas : Normal
Denyut jantung : Regular, 80x/menit
Wheezing/ stridor : Tidak ada
i. Abdomen : Normal
Bekas Luka SC : Tidak ada
Striae alba : Tidak ada
TFU : 28 cm
25
11)Penurunan bagian : Hodge III-Hodge IV
terendah
l Anus : Normal
Haemoroid : Tidak ada
3. Pemeriksaan a. Pemeriksaan Panggul : Tidak dilakukan
Penunjang b. Pemeriksaan USG : Tidak dilakukan, USG terakhir
saat usia 36 minggu dengan hasil
normal
c. Pemeriksaan : HB 12,1
Laboratorium
A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : G2P1A0 Parturien Aterm (UK/Gravida 39 mg)
kala 1 fase aktif Janin tunggal hidup
Intrauterine Normal
2. Masalah/ Diagnosa : Tidak ada
Potensial
3. Kebutuhan Tindakan : Tidak ada
Segera
P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa tanda-tanda vital ibu dalam
keadaan normal
7 Bantu ibu untuk berdoa dan berdzikir selama kala I Persalinan : Evaluasi :
27
8 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Evaluasi :
Hasil pemeriksaan sudah terdokumentasikan dalam SOAP
S. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu mengeluh mules sejak pukul 10.00 Wib
O DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Dalam
1 Vulva vagina : Vulva membuka,
perinieum meonjol
2 Pembukaan : 10 cm
3 Konsistensi Servix : Tidak teraba
4 Ketuban : Jernih
5 Bagian terendah janin : Kepala
6 Denominator : Ubun-ubun kecil
7 Posisi : Depan
8 Caput/Moulage : Tidak ada
9 Presentasi Majemuk : Tidak ada
10 Tali pusat menumbung : Tidak ada
11 Penurunan bagian terendah : Hodge IV/ Station 0/5
A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : G2P1A0 gravida 39 mgg kala 1 Fase aktif
Janin tunggal hidup Intrauterine Normal
2. Masalah/ Diagnosa : Tidak ada
Potensial
3. Kebutuhan Tindakan : Tidak ada
Segera
P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : Ibu sudah dalam
pembukaan 10 cm. Keadaan umum dan Tanda-tanda vital dalam batas
normal.
29
2. Anjurkan ibu posisi yang nyaman untuk meneran
Evaluasi : ibu memilih posisi 1⁄2 duduk dan sesekali miring kiri
3. Beritahu ibu cara meneran dengan benar. Dengan mata terbuka gigi ketemu
gigi dan mengedan seperti mau BAB
5. Beri tahu suami untuk memberikan minum di sela-sela ibu tidak ada his
9. Membaca Hamdallah dan berdoa pada Allah SWT karena bayi telah lahir.
S. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu merasa Lelah
O DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Ibu tampak Lelah,
Kesadaran composmentis
31
2. Tanda gejala kala : Abdomen :tidak ada janin ke-2
II TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus baik
Kandung kemih kosong
Vulva/vagina :
Tali pusat memanjang dari vagina
Adanya semburan darah 150 cc.
A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : P1A0 Kala III persalinan
P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : ibu memasuki kala
III atau kala pengeluaran plasenta atau ari-ari.
3. Membaca Hamdallah dan berdoa pada Allah SWT karena plasenta telah
lahir.
Evaluasi : bidan membimbing ibu untuk membaca hamdallah dan lanjutkan
pemantaua kala IV
S. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama : Ibu merasa lelah
O DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Ibu tampak lelah,
Kesadaran composmentis
33
A. ASSESMENT
1. Diagnosis (Dx) : P1 A0 Kala IV Persalinan
P. PLANNING
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : ibu memasuki waktu
pemantauan dan observasi selama 2 jam. Kondisi ibu dalam batas normal
3. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
4. Periksa kembali TD, suhu, nadi, dan kandung kemih, dan kontraksi ibu dan
ajarakan ibu massase uterus.
Evaluasi : Tanda-tanda vital ibu normal, dan paham cara memasase uterus
5. Memberikan makanan dan minuman sehat tinggi protein tinggi kalori untuk
ibu
Evaluasi : ibu diberikan 1 mangkuk sup + 1 porsi nasi + minum air nabies 1
gelas Habis.
7 Ajarkan ibu untuk mobilisasi dini di tempat tidur seperti miring l ke kanan
dan ke kiri.
Evaluasi : doa yang diberikan berupa doa kesehatan badan dan doa bayi
baru lahir. Ibu dapat mengukuti bacaan doa yang diberikan bidan.
9. Memberitahukan cara mengurangi rasa nyeri dan cara merawat luka
jahitan.
35
11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
Evaluasi :
Hasil pemeriksaan sudah terdokumentasikan dalam SOAP
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Data Subjektif pada ibu bersalin G2P1A0 parturient aterm (39
minggu) kala 1 fase aktif
Dari data tersebut, menunjukan bahwa ibu merupakan multipara, dan sudah
menunjukan tanda-tanda persalinan. Hal ini terlihat dari gejala klinis yang
dirasakan ibu yakni adanya kontraksi yang sering dan tertatur, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, air-air ketuban belum dirasa keluar oleh ibu. Jika
dihitung dari HPHT maka, usia gestasi ibu menginjak 39 minggu pada saat
datang ke bidan. Terdapat data USG sebanyak 2x saat usia kehamilan 14
minggu, 36 minggu dan hasilnya normal. Riwayat psikologis, social, dan spritiual
ibu juga tidak ditemukan permasalahan. Berdasarkan riwayat data subjektif dapat
disimpulkan tidak ditemukan kesenjangan antara gejala klinis yang dialami ibu
dengan teori tanda-tanda persalinan.
37
B. Pengkajian Data Objektif pada Ibu bersalin G2P1A0 parturien aterm (39
Minggu) kala 1 fase aktif.
TFU 28 cm,
L1 : bokong
L2 : puka
L3 : kepala, sudah masuk Sebagian
besar
L4 : konvergen 1/5
- VT:
- Lain-lain :
TP : 05-11-2023
TBJ: 2480 gram
Dari data tersebeut, menunjukan bahwa ibu memasuki kala I fase aktif. Hal
ini terlihat dari hasil pemeriksaan dalam dan gejala klinis ibu yakni Tidak ada
kelainan pada dinding vagina, elastisitas perineum, Ø 7 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, moulage tidak ada, caput tidak ada, denominator : UUK kiri
depan (arah jam 13.00), Hodge III- Hodege IV, dan TBJ 2480 gram. Juga terlihat
dari hasil DJJ yang berada direntang 120-160 x/menit. DJJ menunjukan angka
138 x/menit.
Hasil pemeriksaan leopold menunjukan bahwa kepala bayi sudah masuk ke
panggul sebagian besar (1/5), punggung janin berada disebelah kiri, kontraksi
adekuat. Pada pukul 17.00 ibu merasa adanya dorongan ingin meneran dan
tekanan pada anus, bidan melakukan pemeriksaan dalam, ternyata sudah ada
perjol, vulva membuka dan ketuban pecah spontan. Pada saat kondisi ini ibu
memasuki kala II persalinan.
39
Kala Diagnosa Masalah Masalah Rasionalisasi
Kebidanan biopsikososio potensial
kultural
spiritual
Dari rangkuman data subjektif pada uraian di atas didapatkan Analisa data
klien ibu bersalin seperti di bawah ini :
Pada diagnosa kala I, lama kala I fase aktif ibu berlangsung selama 2 jam.
Klien datang dengan pembukaan 7 cm. pukul 16.55 ibu merasa ada dorongan
ingin meneran lalu dilakukan pemeriksaan dalam ketuban pecah spontan dan hasil
pembukaan yaitu pembukaan 10 cm dengan adanya tanda-tanda kala II.
Pada kondisi kala III, lama kala III klien berlangsung selama 5 menit.
Pukul 17.10 plasenta lahir spontan lengkap. Klien tidak mengalami perdarahan
dan retensio plasenta.
Pada saat kala IV, dimulai mulai pukul 17.30 dan berakhir pukul 19.00.
Hasil pemantauan kala IV, ibu dalam kondisi normal tidak terjadi komplikasi.
41
D. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
G2P1A0 parturien aterm (39 minggu) kala 1 fase aktif.
Dapat disimpulkan tata laksana yang diberikan bidan pada kala I, II, III,
dan IV tidak ada kesenjangan antara praktik asuhan dengan teori. Konseling
bimbingan doa yang diberikan pada setiap fase ibu bersalin dapat membantu
memberikan rasa tenang pada hati klien dan keyakinan pada Tuhan YME bahwa
klien dapat melewati persalinan dengan sehat dan selamat (Melda & Mufidah,
2014).
Motivasi spiritual yang diberikan bidan pada klien dilakukan melalui
bimbingan doa yang diberikan oleh bidan (Hosseini et al., 2016). Doa yang
diberikan dapat berupa doa pada ibu bersalin, dzikir, shalawat, dan asmahul husna
(Mas’udi, 2017). Bidan juga dapat membimbing doa dengan Bahasa yang mudah
dimengerti klien. Penelitian Ridlayanti et al (2021) menunjukan bahwa
bimbingan doa pada ibu bersalin normal dapat memeprcepat kala I fase aktif
(Ridlayanti & Fatmawati, 2021).
BAB V
A. Kesimpulan
Pada kasus ini, ditemukan kondisi Ny. R usia 33 tahun G2P1A0 parturien
aterm (39 miggu)kala I fase aktif, Janin tunggal intrauterine, ku/ ibu dan janin baik.
Pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan telah sesuai prosedur dan kondisi bayi
dalam keadaan baik. Bidan telah melaksanakan asuhan kebidanan holistic islami
dengan memberikan doa dan dzikir kepada ibu melalui pendekatan manajemen
kebidanan dan mompetensi profesi bidan.
B. Saran
1. Diharapkan bidan dapat meningkatkan tempat yang lebih nyaman lagi, dan lebih
meningkatkan lagi pengetahuan yang terbaru.
2. Disarankan agar petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan
tentang proses persalinan pada saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan agar
ibu yang akan melahirkan dapat memperoleh informasi mengenai persalinan
sehingga ibu merasa lebih siap untuk menghadapi proses persalinan.
43
Daftar Pustaka
Kuswanti, I., & Melina, F. (2014). ASKEB II PERSALINAN (Cetakan I). Pustaka
Pelajar.
Lailiyana, Ani Laila, Isrowiyatun Daiyah, & Ari Susanti. (2012). Asuhan Kebidanan
Persalinan (Monica Ester & Esty Wahyuningsih (eds.)). Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sudarti, & Fauziah, A. (2010). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Nuha Medika.
Sukarni K, I., & ZH, M. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas dilengkapi dengan
patologi (Pertama). Nuha Medika.
Sulastri, E., & Linda, S. L. (2020). Pengaruh Sikap, Motivasi, Dan Keterampilan
Bidan Terhadap Penerapan Metode Asuhan Persalinan Normal (Apn) Di Praktik
Mandiri Bidan Kota Ternate. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 7(1),
161–170. https://doi.org/10.36743/medikes.v7i1.217
Walyani, E. S., & Purwoastuti, T. E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi
Baru Lahir (Cetakan I). PUSTAKABARUPRESS.
WHO. (2018). Maternal Mortality: World Health Organization
Mas’udi. (2017). Terapi Qur ’ ani Bagi Penyembuhan Gangguan Kejiwaan (Analisis
Pemikiran Muhammad Utsman Najati tentang Spiritualitas al-Qur ’ an bagi
Penyembuhan Gangguan Kejiwaan ). Penelitian STAIN Kudus, 8(1), 133–150.
Melda, B., & Mufidah, A. (2014). Decrease of Anxiety and Pain Delivery of Mother
Inpartu Primipara on First Phase Active by Giving of Murottal Al Quran
Arrahman in Midwifery Private Clinic Endang Sumaningdyah City of Kediri.
742–750.
Ridlayanti, A., & Fatmawati, A. (2021). Spiritual Motivation on Normal Labor Progress
in Pratama Sahabat Ibu Dan Anak Clinic Bandung. ... Empowerment,
December, 14–16.
45
LAMPIRAN