Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

“FASE-FASE BULAN”

Laporan Ini Disusun Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian IPA MI

Dosen Pengampu : Dr. Suyatman, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Pungky Ambarwati (213141047)


2. Alin Umi Miftakhul Janah (213141060)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2023
A. Judul
“Fase-Fase Pada Bulan”

B. Tujuan
1. Menganalisis adanya perubahan yang terjadi terhadap fase-fase pada bulan.
(C4)
2. Mengembangkan cara agar dapat membuat alat peraga terhadap fase-fase
pada bulan secara sederhana. (C6)

C. Alat dan Bahan


1. 2 gelas plastik
- Gelas pertama untuk gambar bulan
- Gelas kedua untuk menjelaskan beberapa gambar fase bulan dan
keterangannya

2. Gunting
3. Lem

4. Uang koin 500rupiah

5. Kertas berwarna putih

6. Spidol warna
D. Dasar Teori
Bulan merupakan objek yang dikenal sebagai satelit bumi. Jarak rata-rata
bulan dari bumi adalah 384.400 km atau 0,00258 kali jarak rata-rata bumi dari
matahari (149.000.000 km). Hal inilah yang menyebabkan bulan tampak berukuran
hampir sama dengan matahari jika diamati dari bumi, karena itu pula pantulan cahaya
bulan yang berasal dari matahari pun cukup banyak, sehingga bulan akan tampak
sebagai benda langit paling terang kedua setelah matahari.
Bulan sebagai satelit alami bumi mengalami tiga gerak sekaligus: (1) rotasi
bulan; (2) revolusi bulan: (3) besama-sama dengan bumi mengitari Matahari. Bidang
orbit bulan membentuk sudut 5 terhadap ekliptika (bidang orbit Bumi), atau secara
konsep dapat dikatakan bahwa inklinasi bulan adalah 5º. Sambil berevolusi dengan
arah negatif, Bulan juga berotasi dengan arah negatif. Periode rotasi bulan sama
dengan periode revolusinya, sehingga muka bulan yang menghadap bumi selalu
hanya setengah bagian dan tetap. Orbit bulan berbentuk clips, sehingga jarak bulan
dan bumi berubah selama revolusi. Pengee (titik terdekat) adalah kedudukan bulan
yang terdekat dari bumi dan Apogee (titik terjauh) adalah kedudukan bulan yang
terjauh dari bumi. Berdasarkan acuan revolusinya. Bulan memiliki dua peiode yang
berbeda. Periode siderik atau Bulan siderik adalah selang waktu yang diperlukan
untuk berevolusi 360° (tepat I putaran) mengitari bumi dengan mengacu ke suatu
bintang. Periode siderik mendekati angka 2731 hari. Periode sinodik atau Bulan
sinodik adalah periode bulan berdasarkan fase-fase bulan, yaitu mulai dari bulan baru
sampai bulan baru berikutnya. Periode sinodik mendekati nilai 29 ½ hari. Dalam
periode sinodik. bulan berevolusi lebih dari 360° (lebih dari I putaran).
Fase Bulan adalah bentuk bulan yang berbeda-beda saat diamati dari bumi
(sabit, kuartil, gibous, purnama). Bulan tampak bersinar karena memantulkan cahaya
matahari. Setengah bagian bulan yang menghadap matahari akan terang, dan
sebaliknya setengah bagian yang membelakangi matahari akan gelap. Akan tetapi fase
bulan yang terlihat dari bumi bergantung pada kedudukan relatif Matahari,
Bulan, dan Bumi.

Gambar 2. Fase-Fase Bulan

Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing fase bulan:

1. Fase 1 New Moon (Bulan baru): Matahari, Bulan, dan Bumi terletak pada satu
bidang dan Bulan diantara Bumi dan Matahari. Sisi bulan yang menghadap
bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.
Kedudukan seperti ini juga disebut konjungsi.
2. Fase 2-Waxing Crescent (Sabit Muda): Selama fase ini, kurang dari setengah
bulan yang menyala dan selama fase berlangsung, bagian yang menyala secara
bertahap akan lebih besar.
3. Fase 3-Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah
dari itu terlihat.
4. Fase 4- Waxing Gibbous: Pada fase ini penyinaran matahari lebih dari
setengahnya yang diterima oleh bulan.
5. Fase 5-Full Moon (Bulan Purnama): Matahari, bulan, dan bumi terletak pada
satu bidang dan bulan berada di belakang bumi. Kedudukan seperti ini disebut
juga oposisi. Pada kedudukan ini seluruh bagian terang Bulan terlihat dari
Bumi,
6. Fase 6-Waning Gibbous: Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari
Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.
7. Fase 7- First Quarter (Kuartal 1): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah
dari itu terlihat.
8. Fase 8-Waning Crescent (Sabit tua): Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat
dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil hingga kembali berada
diantara matahari dan bumi membentuk bulan baru.

E. Langkah Percobaan
Langkah-langkah dalam melakukan percobaan :
- Langkah pertama : siapkan alat dan bahan sesuai dengan yang diperlukan.

- Langkah kedua : gunting kertasberwarna putih yang sudah dibulatkan


menggunakan uang koin.
- Langkah ketiga : setelah dibulatkan menjadi 8 bagian, kemudian diberikan
warna menggunakan spidol warna. Tetapi 8 kertas yang sudah dibulatkan
dibagi menjadi 2 warna, 6 bulatan berwarna hitam dan 2 bulatan berwarna
orange menyerupai bentuk bulan.

- Langkah keempat : lalu selesai mewarnai, kertas tersebut ditempelkan


menggunakan lem dan diletakan dibagian luar atau dinding pada 2 gelas
plastik bening tersebut sesuai dengan fase-fase pada bulan.
- Langkah kelima: menganalisis dari hasil yang diperoleh dalam bentuk laporan,
terhadap percobaan pada fase-fase bulan yang terbentuk sesuai dengan hasil
pengamatan.

F. Data Hasil Pengamatan


Data dianalisis secara deskriptif yaitu mengamati, menggambarkan dan
membuktikan adanya fase fase pada bulan yang terjadi akibat dari gerak rotasi dan
revolusi bumi terhadap matahari.

G. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah kelompok kami laksanakan, apabila dilihat
dari data hasil pengamatan yang telah dianalisis secara deskritif dan sudah sesuai
dengan teori yang ada yaitu mengenai fase-fase bulan akibat gerak rotasi dari bumi
terhadap matahari. Kita perlu alat peraga untuk menambah pengetahuan secara nyata.
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
Kedudukan-kedudukan pada bulan di delapan lubang berbeda-beda (sabit, kuartil,
gibbous, dan purnama). Percobaan ini tidak bisa dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif, hanya dengan mendeskripsikan serta membandingkan atau menyesuaikan
antara teori dengan rancangan percobaan yang telah dibuat. Dalam percobaanyang
telah di laksanakan ini terjadi beberapa kesalahan yang mempengaruhi hasil
percobaan, yaitu:

1. Kesalahan umum
Kesalahan umum yakni kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruanpengamat
dalam melihat fase-fase bulan yang ada diantara 2 gelas plastik.
2. Kesalahan sistematis
Kesalahan sistematis yakni kesalahan yang disebabkan oleh alat atau bahan
yang digunakan dan apakah akan berpengaruh terhadap lingkungannya.
3. Kesalahan acak
Kesalahan acak yaitu kesalahan yang tidak kita ketahui secara pasti
penyebabnya, namun berpengaruh yang sangat besar terhadap data hasil
percobaan.
H. Kesimpulan
Pada percobaan ini, menggunakan 2 gelas plastik bening yang di dibagian
luarnya atau dindingnya terdapat sebuah lingkaran yang diibarakan sebagai bulan.
Bulatan yang telah dibuat sebanyak 8 lingkaran. Lingkaran-lingkaranhitam tersebut
dapat disimbolkan sebagai bumi dan terdapat yang berwarna orange sebagai sumber
cahaya atau matahari. Ketika 2 gelas tersebut diputarkan sesuai dengan putaran dititik
pertama, selanjutnya fase bulan diamati berdasarkan kedudukan 8 buah titik lainnya.
Hasil pengamatan tersebut kemudian digambarkan dan dideskripsikan sesuai dengan
teori yang ada. Berikut adalah fase bulan berdasarkan pada hasil pengamatan.
1. Fase 1- Waxing Crescent (Sabit Muda): Selama fase ini, kurang dari setengah
bulan yang menyala dan selama fase berlangsung, bagian yang menyala secara
bertahap akan lebih besar.
2. Fase 2- Third Quarter (Kuartal III): Bulan mencapai tahap ini ketika setengah
dari itu terlihat.
3. Fase 3-Waxing Gibbous: Pada fase ini penyinaran matahari lebih
darisetengahnya yang diterima oleh bulan.
4. Fase 4-Waning Gibbous: Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari
Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.
5. Fase 5 First Quarter (Kuartal I) : Bulan mencapai tahap ini ketikasetengah dari
itu terlihat.
6. Fase 6 Waning Crescent (Sabit tua) : Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat
dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil hingga kembali berada
diantara matahari dan bumi membentuk bulan baru.
7. Fase 7-New Moon (Bulan baru): Matahari, Bulan, dan Bumi terletak pada satu
bidang dan Bulan diantara Bumi dan Matahari. Sisi bulan yang menghadap
bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.
Kedudukan seperti ini juga disebut konjungsi.
8. Fase 8-Full Moon (Bulan Purnama): Matahari, bulan, dan bumi terletak pada
satu bidang dan bulan berada di belakang bumi. Kedudukan seperti ini disebut
juga oposisi. Pada kedudukan ini seluruh bagian terang Bulan terlihat dari
Bumi.
I. Daftar Pustaka

Agus Fany Chandra Wijaya. 2010. Gerak Bumi dan Bulan. Digital Learning Lesson
Study Jayapura, 2010.
Lizza Diana Manzil. 2018. Fase-fase Bulan pada Bulan Kamariah (Kajian Akurasi
Perhitungan Data New Moondan Full Moon dengan Algoritma Jean Meeus.
Jurnal Hukum Islam.
Muhammad Alwi Musyafa. 2022. Fase-Fase Bulan Pada Penanggalan Hijriyah
(Kajian Perhitungan Fase-Fase Bulan Dengan Algoritma Jean Meeus).
Proceeding of International Conference on Sharia and Law 1 (1), 186-
190, 2022.
Suwitra,N,2001.Astronomi Dasar Singaraja:IKIP Singaraja Wijaya,AFC.2010.
Gerak Bumi dan Bulan.
Widodo. 2019. Analisis Pengaruh Cahaya Bulan pada Setiap Fase Terhadap
Penurunan SQM di LAPAN BPAA Pasuruan. Prosiding Seminar Nasional.
J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai