Anda di halaman 1dari 12

Atstsaury – Strategi Kepala Sekolah...

JMSP: Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan


Volume … Nomor … Bulan … Tahun …

Tersedia Online di http://journal2.um.ac.id/index.php/jmsp/


ISSN Online : 2541-4429

Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi


Profesional Guru Di SMK Setih Setio 2 Muara Bungo Kabupaten
Bungo

Shofian Atstsaury Nst1, Hadiyanto2, Supian3


1
Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
2
Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
3
Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
E-mail: shofianats.nasution@gmail.com No. HP: 081377675637

Abstract: As a leader, the principal has a very large role and duties. The success of a school
depends on the strategy implemented by the school principal. This research aims to find out
how the principal's strategy is to improve teacher professional competence. The method used in
this research is descriptive qualitative. The data collection techniques used were observation,
interviews and documentation studies. The research data sources were the school principal,
deputy head of curriculum, and teachers at Setih Setio 2 Muara Bungo Vocational School. The
results of the study reveal that a good principal's strategy can make it easier to improve teacher
professional competence, namely by hold regular meetings with the teachers, always
motivating teachers, conducting competency-based training, maximizing class supervision, and
complement the needs of learning facilities and infrastructure.

Keywords: Strategy; Principal; Teacher Professional Competence

Abstrak: Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah memiliki peran dan tugas yang sangat
besar. Keberhasilan sebuah sekolah terletak pada bagimana strategi yang dilakukan oleh kepala
sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sumber data penelitian adalah kepala sekolah,
wakil kepala bidang kurikulum, dan guru SMK Setih Setio 2 Muara Bungo. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa strategi kepala sekolah yang baik dapat mempermudah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru, yaitu dengan mengadakan rapat rutin bersama
dengan majelis guru, selalu memotivasi guru, mengadakan pelatihan-pelatihan berbasis
kompetensi, memaksimalkan supervisi kelas, serta memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
pembelajaran.

Kata kunci: Strategi; Kepala Sekolah; Kompetensi Profesional Guru

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities
designed to acheves a particular educational goal, sehingga strategi merupakan rencana yang berisi
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan, (Nurhasanah, 2019). Proses
pendidikan menjadi bagian penting sebagai upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Berjalannya
proses pendidikan tidak hanya berbicara mengenai belajar dan mengajar, melainkan serangkaian
kegiatan yang sangat kompleks yang melibatkan berbagai aspek, mulai dari kepala sekolah, guru,
2 JURNAL MANAJEMEN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN VOL. … NO… BULAN .. TAHUN …

siswa, tenaga administrasi, sarana prasarana, kurikulum, dan sebagainya. Semua aspek tersebut sama
pentingnya dalam mecapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu adanya seorang
pemimpin yang mampu mengelola aspek-aspek tersebut dengan baik agar proses pendidikan dapat
berjalan dengan maksimal.
Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi dalam satuan pendidikan yang menjadi penentu
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Menurut Djafri (2016) bahwa kepala sekolah merupakan
salah satu komponan pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar, mulai dari menigkatkan
kedisiplinan, kompetensi, prestasi, hingga lulusan-lulusan yang terbaik. Rahmi (2018) menjelaskan
bahwa kepala sekolah dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu sebagai manajer, pemimpin,
pendidik, dan administrator. Kepala sekolah sebagai manajer berarti bahwa kepala sekolah harus
mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan mengendalikan organisasinya dalam mencapai
tujuan. Sebagai pemimpin, bahwa kepala sekolah harus mampu membimbing, menuntun,
mengarahkan, dan memberikan dorongan untuk mengoptimalkan segala kemampuan untuk mencapai
tujuan organisasi. Sebagai pendidik, kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan
meningkatkan nilai-nilai pengetahuan, mental, moral, fisik, artistik, dan sebagainya. Sebagai
administrator, kepala sekolah harus mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi administrasi seperti
perencanaan, pengawasan, pembiayaan, hingga pada evaluasi.
Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka selain kepala sekolah
guru juga dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Kompetensi guru bukanlah sesuatu
yang sederhana yang akan muncul begitu saja, namun perlu upaya yang baik dan komprehensif yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui strategi
kepala sekolah, sebagaimana Welch dalam Yuliana (2021) berpendapat bahwa kepala sekolah
sebagai pengelola juga memiliki tugas mengembangkan kinerja personil terutama meningkatkan
kompetensi profesional guru.
Dalam lembaga pendidikan, guru merupakan unsur utama dalam menjalankan proses
pembelajaran. Kamal (2019) mengungkapkan bahwa guru mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk mendidik dan membina siswa baik secara individual maupun kelompok, di sekolah
ataupun luar sekolah. Hal ini bertujuan agar setiap guru dapat memfokuskan dirinya demi
perkembangan diri siswa, minat, bakat, dan kemampuan lain sehingga siswa tersebut mampu
berkembang kearah yang lebih baik. Kamal (2019) melanjutkan bahwa profesionalisme guru tidak
hanya pengetahuan teknologi dan manajemen saja, namun lebih pada sikap dan pengembangan diri,
tidak hanya memiliki keterampilan, tapi juga tingkah laku sesuai yang disyaratkan.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan ada empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru tidak bisa hanya berfikir tentang
Atstsaury – Strategi Kepala Sekolah... 3

bagaimana memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa saja, namun lebih dari itu. Nurjan (2015)
mengungkapkan bahwa guru yang profesional merupakan guru yang memiliki kompetensi berupa
seperangkat penguasaan kemampuan yang dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif, seperti
mendidik, mengajar, membina, menuntun, mengasuh, dan sebagainya. Mulyadi, dkk (2023) juga
berpendapat bahwa guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan
secara keseluruhan, yang harus mendaparkan perhatian sentral, pertama dan utama, hal ini
disebabkan karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru
juga memiliki peran penting dalam pembangunan pendidikan, khususnya pada proses pembelajaran
yang pada akhirnya nanti akan menentukan keberhasilan peserta didik dalam lembaga pendidikan itu
sendiri. SMK Setih Setio 2 Muara Bungo dipilih sebagai tempat penelitian dikarenakan berdasarkan
hasil observasi ditemukan masih ada beberapa guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya,
kemudian beberapa guru masih ada yang menggunakan metode dalam mengajar yang rata-rata
menggunakan metode ceramah dan tidak berpusat pada siswa. Hal ini tentu menimbulkan kebosanan
dalam proses pembelajaran dan berdampak pada keberhasilan siswa dalam belajar.
Beberapa penelitian terdahulu juga pernah membahas bagaimana upaya kepala sekolah untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru melalui strateginya. Temuan-temuan dari penelitian
tersebut sangat beragam. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Zohriah (2023), mengemukakan
bahwa dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dapat dilakukan dengan melakukan
pendekatan oleh kepala sekolah baik secara emosional maupun profesional. Dewi, dkk (2022) juga
mengemukakan dari hasil penelitiannya bahwa beberapa hal yang dapat dilakukan kepla sekolah
dalam meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan mengadakan workshop atau
pelatihan bagi guru, serta memberikan motivasi dan penghargaan. Selanjutnya Kurniasari (2023),
dalam peneletiannya menghasilkan temuan bahwa dalam meningkatkan kompetensi profesional guru
kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru agar adanya kemajuan dan pengembangan
kompetensi yang dimiliki guru, dan melibatkan guru dalam kelompok kerjanya masing-masing
(KKG). Meskipun banyak cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah, penerapan strategi ini juga
tergantung bagaimana kondisi sekolah baik secara internal maupun eksternal. Maka seorang kepala
sekolah harus melakukan perumusan strategi dengan baik.
Dari beberapa uraian diatas, sangatlah penting bagi seorang guru memiliki kompetensi yang
memadai dan sesuai demi kemajuan pendidikan, namun hal ini tidak terlepas dari bagaimana seorang
kepala sekolah dalam menerapkan strategi yang tepat agar tercipta perubahan-perubahan yang baik,
peningkatan dan pengembangan, serta dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bagaimana strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru, (2) mengetahui apa saja kendala yang dihadapi kepala
sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, dan (3) bagaimana solusi yang dilakukan
kepala sekolah dalam mengatasi kendala-kendala dalam meningkatkan kompetensi profesional guru
4 JURNAL MANAJEMEN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN VOL. … NO… BULAN .. TAHUN …

di SMK Setih Setio 2 Muara Bungo Kabupaten Bungo.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
fenomenologi. Dalam kegiatan ini, peneliti adalah sebagai elemen kunci sehingga keberadaan
peneliti sangat diperlukan dilapangan tempat penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan di
SMK Setih Setio 2 Muara Bungo yang berlangsung dari awal bulan September hingga Oktober
2023.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Peneliti
mengumpulkan data primer ini melalui observasi dan wawancara kepala sekolah sebagai informan,
kemudian wakil bidang kurikulum, dan guru. Sedangkan data sekunder, peneliti mengambil data
berupa bukti catatan atau dokumen visi misi sekolah, program kerja kepala sekolah, foto/video
kegiatan guru mengajar, perangkat pembelajaran guru, supervisi guru, dan kegiatan-kegiatan
lainya. Peneliti mengumpulkan data ini dengan cara melakukan permohonan izin pada saat
observasi awal untuk mencatat, menggandakan, atau mengambil gambar sebagai bukti fisik
keadaan real di sekolah tersebut.

Teknik pengumpulan data ini melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Pelaksanaan
wawancara dilakukan tidak berurutan namun saling terkait. Pertanyaan yang diajukan difokuskan
pada bentuk strategi yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
profesional guru. Proses wawancara berlangsung antara tiga puluh hingga empat puluh lima menit
untuk setiap informan yang direkam secara audio. Teknik analisis data dilakukan dengan
mereduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data
dilakukan melalui kredibilitas data dengan melakukan triangulasi dan member check.

HASIL
Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
Sesuai dengan fokus penelitian ini bahwa peneliti akan fokus pada strategi yang dilakukan
kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di SMK Setih Setio 2 Muara
Bungo. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan kepala sekolah, kemudian dilanjutkan
dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan terakhir dengan guru mata pelajaran. Dari
hasil wawancara didapatkan beberapa temuan, pertama bahwa guru di SMK Setih Setio 2 Muara
Bungo belum sepenuhnya memiliki kompetensi secara profesional, hal ini dibuktikan dengan
hanya 5 orang guru yang memiliki sertifikat pendidik dari total 32 orang guru. Seperti yang
disampaikan oleh Bapak Dedi Sepriadi selaku kepala SMK Setih Setio 2 Muara Bungo sebagai
berikut:

“kalau guru yang sudah sertifikasi di sekolah saat ini ada lima orang, yaitu satu orang
guru mata pelajaran bahasa Inggris, dua orang guru matematika, satu orang guru sejarah
Atstsaury – Strategi Kepala Sekolah... 5

Indonesia, dan satu orang guru produktif akuntansi”.

Mengenai proses pembelajaran, di sekolah ini juga ditemukan adanya guru yang mengajar
tidak sesuai dengan bidangnya, sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Regina selaku wakil
kepala bidang kurikulum seperti berikut ini:

“Untuk guru di masing-masing jurusan sudah ada yang linier, walaupun memang masih
ada dibantu dengan guru-guru umum. Guru umum ini kami diberdayakan untuk
membantu guru-guru produktif yang kurang”.
Kedua, dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru ada beberapa strategi yang
dilakukan kepala sekolah, yaitu diawali dengan mengadakan rapat bersama seluruh majelis guru
dalam rangka menyusun program kerja sekolah dan menyampaikan aspirasi dan berpartisipasi
dalam rapat, menyampaikan apa kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam proses belajar,
sehingga dengan begitu kepala sekolah akan mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan. Kegiatan rapat ini dilakukan pada awal semester. Hal ini sebagaimana hasil
wawancara yang disampaikan oleh Bapak Dedi Sepriadi selaku kepala sekolah sebagai berikut:
“dalam merencanakan strategi itu tentu kita harus melakukan komunikasi terlebih dahulu
dengan semua majelis guru dan stakeholder yang ada melalui rapat, sehingga kita tau
apa yang dibutuhkan saat ini dan yang akan datang”.
Selanjutnya kepala sekolah selalu memotivasi guru, mendorong, dan memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi guru untuk mengembangkan diri dengan mengadakan pelatihan dalam sekolah
atau maupun luar sekolah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Erna selaku guru produktif
otomatisasi tata kelola perkantoran sebagai berikut:
“kepala sekolah sering memotivasi para guru, mendorong untuk ikut program-program
peningkatan kompetensi guru atau memotovasi agar guru-guru ini mau mengikuti
pelatihan pengembangan diri baik secara online maupun offline”.
Selain itu, kepala sekolah juga selalu mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
yang berbasis kompetensi sesuai dengan program keahlian yang ada di sekolah. Kepala SMK Setih
Setio 2 Muara Bungo selalu menginformasikan pengumuman pelaksanaan kegiatan pelatihan baik
lisan maupun melalui media sosial (grup whatsapp), jika ada persyaratan tertentu tentang
kualifikasi gurunya maka kepala sekolah yang memanggil langsung dan menginstruksikan guru
yang bersangkutan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selanjutnya kepala sekolah melakukan
program supervisi kelas secara maksimal. Supervisi dilaksanakan satu tahun sekali namun dengan
maksimal, kepala sekolah dan wakil bidang kurikulum bertindak sebagai supervisor, dan jadwal
supervisi ditentukan oleh wakil kepala bidang kurikulum. Dan terakhir kepala sekolah berupaya
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran.
Sebagaimana yang disampaikan kepala sekolah yaitu Bapak Dedi Sepriadi sebagai berikut:
“untuk peningkatan kompetensi guru kita melaksanakan pelatihan-pelatihan baik itu
6 JURNAL MANAJEMEN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN VOL. … NO… BULAN .. TAHUN …

yang dilaksanakan oleh sekolah maupun oleh dinas pendidikan. Informasi selalu kita
berikan dan langsung menginstruksikan kepada guru jika ada kriteria guru yang diminta.
Selain itu juga kita maksimalkan kegiatan supervisi kelas yang dilakukan oleh guru-
guru, jadwalnya setahun sekali namun harus maksimal, dan juga kita berupaya untuk
memenuhi sarana dan prasarana sekolah terutama untuk kebutuhan guru mengajar
seperti laptop, proyektor, speaker, alat praktik, dan lain-lain”.
Kendala-kendala yang Dihadapi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi
Profesional Guru
Proses peningkatan kompetensi profesional guru tentu tidak berjalan lancar, dari hasil
wawancara didapatkan beberapa temuan bahwa yang menjadi penghambat bagi kepala sekolah
adalah belum terpenuhi sepenuhnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru dalam belajar.
Kebutuhan guru terutama alat dan media belajar dari tahun ke tahun terus bertambah dan berubah
menjadi versi terbaru, sehingga terkadang sekolah ini ketinggalan dengan sekolah lain yang
didukung oleh bantuan-bantuan alat dan media belajar dari dinas setempat. Hal ini sebagaimana
yang disampaikan Bapak Dedi selaku kepala sekolah yaitu:
“Untuk ruang belajar dan ruang praktek saat ini sudah mencukupi, namun beberapa alat
dan media belajar kita masih ada yang belum lengkap, alatnya ada namun belum yang
terbaru. Karena saat ini sekolah negeri lebih diutamakan mendapatkan bantuan
dibanding sekolah swasta. Kita hanya bisa mengandalkan dana operasional yang ada”.
Selain itu, pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi yang bisa diikuti oleh guru-guru
swasta sangat terbatas dan bahkan ada diantara pelatihan itu yang memerlukan biaya tambahan.
Sehingga beberapa guru kekurangan biaya untuk mengikuti pelatihan berbasis kompetensi yang
diadakan oleh kementerian pendidikan maupun pemerintah setempat. Temuan ini sesuai dengan
hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak Dedi selaku kepala sekolah, yang menjelaskan
bahwa:
“saat ini pelatihan-pelatihan itu sangat terbatas, pemerintah provinsi lebih
mengutamakan guru-guru dari sekolah negeri dibanding dengan guru sekolah swasta.
kegiatan pelatihan juga tidak tahu kapan waktunya pendaftarannya, sehingga ketika
jadwal pendaftaran ataupun pelatihan itu dibuka para guru belum memiliki persiapan
secara finansial, dan yang bisa mengikuti pelatihan itu hanya guru yang sanggup saja
yang mencukupi secara finansial, karena meskipun ada biaya yang ditanggung oleh
pelaksana namun kita harus punya biaya pribadi”.
Selanjutnya yang masih menjadi kendala adalah kurangnya motivasi guru untuk berupaya
meningkatkan kompetensinya sehingga guru tersebut lebih senang atau nyaman dengan keadaan
saat ini. Rutinitas mengajar sehari-hari dengan beberapa tugas tambahan membuat tanggung jawab
guru semakin bertambah. Hasil temuan dilapangan bahwa aktivitas guru hanya mengajar pada
waktunya dan kembali ke rumah ketika selesai. Hanya beberapa guru yang mampu menggunakan
Atstsaury – Strategi Kepala Sekolah... 7

waktu luang untuk berdiskusi, mencari informasi-informasi pelatihan, maupun belajar ilmu-ilmu
baru yang tersedia di internet. Bapak Dedi Sepriadi menyampaikan:
“guru-guru kami disini sangat beragam, ada juga yang kurang motivasi yang
rutinitasnya hanya mengajar dan setelah itu mereka pulang kerumah, ada juga yang bisa
memanfaatkan waktu luang dan senang mencari pelatihan-pelatihan pengembangan diri
secara online di internet namun hanya beberapa orang guru”.
Hasil temuan-temuan diatas menunjukkan bahwa sekolah ini masih memiliki kendala-kendala
yang harus diatasi dengan cara yang tepat sehingga peningkatan kompetensi profesional guru
dapat berjalan dengan baik.

Solusi yang Dilakukan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
Beberapa solusi perlu dilakukan agar semua proses dapat berjalan dengan baik. Dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah, ada beberapa solusi yang dilakukan kepala sekolah, yaitu
dengan meningkatkan jumlah sarana dan prasarana terutama yang berhubungan dengan proses
pembelajaran, misalnya alat praktik, proyektor, akses internet yang cukup, dan kelengkapan ruang
belajar. Kepala sekolah berupaya menggunakan dana operasional sekolah untuk melengkapi sarana
prasarana yang kurang. Berdasarkan wawancara oleh Bapak Dedi Sepriadi selaku kepala sekolah
sebagai berikut:
“kita selalu berupaya agar kebutuhan mengajar guru seperti alat praktik, proyektor,
buku-buku pelajaran, dan lain lain dari tahun ke tahun semakin bertambah, meskipun belum
semuanya tersedia namun setiap tahun kita tambah dengan menggunakan biaya operasional
yang ada”
Selain itu, kepala sekolah juga secara bertahap mengajukan bantuan dana kepada pihak
yayasan untuk dapat membantu proses pendidikan yang memerlukan biaya tambahan, yang dalam
hal ini dapat juga digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan guru dalam mengikuti pelatihan-
pelatihan kompetensi. Beberapa kegiatan pelatihan dilaksanakan di sekolah dengan mengundang
narasumber dari dalam maupun luar daerah. Hal ini peniliti dapatkan melalui dokumentasi kegiatan-
kegiatan pelatihan dan juga program kerja kepala sekolah yang tertuang dalam program jangka
pendeknya. Hasil wawancara dengan Bapak Dedi Sepriadi beliau juga menyampaikan sebagai
berikut:
“kami dalam keadaan tertentu juga mencoba mengajukan bantuan-bantuan dana
kepada pihak yayasan, bantuan itu kami gunakan selain untuk prasarana, kami gunakan juga
untuk mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi guru, sehingga kami sendiri
yang membuat program pelatihannya dan bisa diikuti oleh seluruh guru”
Selanjutnya yang peneliti temukan bahwa kepala sekolah tidak bosan-bosannya memotivasi
dan mendorong para guru agar mau meningkatkan kompetensinya. Dalam hal motivasi ini kepala
8 JURNAL MANAJEMEN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN VOL. … NO… BULAN .. TAHUN …

sekolah selalu memberikan saran terhadap guru tersebut dengan membangun kedekatan secara
emosional dan profesional , menginformasikan kepada guru-guru tentang adanya pelatihan-
pelatihan yang tersedia secara online maupun offline meskipun terbatas. Setelah itu kepala sekolah
memberi arahan agar mereka mau dan bisa meluangkan waktu untuk mengembangkan kompetensi
sebagai guru.

Tabel 1. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru.


Strategi Kepala Sekolah Tindakan
Rapat rutin majelis guru Kepala sekolah mengadakan rapat bersama seluruh majelis guru
untuk mencari dan mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan.
Motivasi Kepala sekolah selalu memotivasi guru, mengarahkan, dan
memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan diri
dengan mengadakan pelatihan dalam sekolah atau maupun luar
sekolah.
Mengadakan pelatihan Mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berbasis
kompetensi sesuai dengan program keahlian yang ada di sekolah
dan mengadakan pelatihan didalam sekolah dengan mengundang
narasumber dari dalam dan luar daerah.
Supervisi kelas Melakukan program supervisi kelas secara maksimal. Supervisi
dilaksanakan satu tahun sekali namun dengan maksimal, kepala
sekolah dan wakil bidang kurikulum bertindak sebagai supervisor.
Melengkapi sarana dan Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana khususnya yang
prasarana berkaitan dengan pembelajaran dengan menggunakan dana
operasional sekolah secara maksimal

PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa sebagai seorang
pemimpin, kepala sekolah harus mampu membawa sekolahnya kearah yang lebih baik. Kepala
sekolah harus memiliki strategi atau cara yang tepat dalam memimpin sekolahnya. Strategi yang
tepat akan berdapak pada peningkatan kualitas sekolah yang dipimpinnya. Hal ini sesuai yang
disampaikan Muspawi (2020) bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat dan
ditugaskan secara formal menjadi pemimipin bagi sebuah sekolah untuk memberdayakan dan
memimpin sumber daya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.

Mengenai strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru, Haidir
Atstsaury – Strategi Kepala Sekolah... 9

(2014) mengungkapkan bahwa strategi identik dengan metode atau teknik, yaitu cara
menyampaikan pesan yang bermaksud mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Yulmawati
(2016) menambahkan bahwa strategi adalah sarana untuk mencapai tujuan akhir, strategi bukanlah
sekedar rencana biasa, melainkan rencana yang menyatukan.

Strategi kepala SMK Setih Setio 2 Muara Bungo dalam upaya meningkatkan kompetensi
profesional guru dilakukan dengan optimis dan semangat yang tinggi. Banyak strategi yang
dilakukan oleh kepala SMK Setih Setio 2 Muara Bungo, diantaranya: pertama, mengadakan rapat
rutin dengan seluruh majelis guru untuk menemukan berbagai hal yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan.

Kedua, yaitu memotivasi guru, mendorong, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
guru untuk mengembangkan diri dengan mengadakan pelatihan dalam sekolah atau In House
Training (IHT). Joen (2022) berpendapat bahwa motivasi kerja guru dalam menjalankan tugas
adalah faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru yang berpengaruh besar
terhadap hasil dan juga kualitas pendidikan. Mengenai kegiatan IHT, hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Tasmini (2022) tentang peningkatan kompetensi guru melalui program
In House Training, hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan IHT dapat meningkatkan
kompetensi guru. IHT sendiri merupakan program pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi atau perusahaan menggunakan tempat sendiri, peralatan sendiri, menentukan peserta
dan trainer sendiri sesuai dengan topik yang dibutuhkan (Tatik, 2023).

Ketiga, mengirim guru untuk mengikuti pelatihan berbasis kompetensi. Putra (2020)
mengungkapkan bahwa pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan
yang menekankan pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk memenuhi
suatu standar kompetensi. Strategi kepala sekolah ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Rusdin (2017) tentang pendidikan dan pelatihan sebagai sarana peningkatan kompetensi guru.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada beberapa alternatif yang ditawarkan termasuk dari
Departemen Pendidikan Nasional dalam rangka peningkatan kompetensi guru, salah satunya yaitu
melalui program pelatihan berbasis kompetensi.

Keempat, melakukan program supervisi kelas secara maksimal. Supervisi dapat diartikan
sebagai pemberian bantuan dan pengembangan kemampuan kepada guru sehingga dapat
meningkatkan profesionalitas dalam proses pembelajaran (Mardhiah, 2014). Dalam kegiatan
supervisi ini sangat berkaitan dengan peran seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Maka
kepala sekolah harus mengetahui secara jelas apa dan siapa saja yang harus disupervisi serta
bagaimana tekniknya, dengan begitu akan tergambar apa-apa saja yang harus dibenahi dan
ditingkatkan. Penelitian terdahulu yang dilakukan Wibowo (2022) mengenai strategi kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa
10 JURNAL MANAJEMEN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN VOL. … NO… BULAN .. TAHUN

strategi yang dilakukan kepala sekolah juga salah satunya dengan melaksanakan supervisi kelas.
Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Yasykur (2019) tentang supervisi akademik sebagai
upaya meningkatkan profesionalisme guru, hasilnya mengungkapkan bahwa adanya peningkatan
kemampuan guru dalam proses pembelajaran setelah dilakukan supervisi.

Kelima, memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana dan prasarana
dalam bidang pendidikan merupakan salah satu sumber daya penting dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah. Keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat dipengaruhi oleh
kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, maka sarana dan prasarana yang cukup dan
memadai dapat mendukung dan memfasilitasi sekolah menuju rencana sekolah yang telah
ditetapkan (Ananda, 2017). Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Jujuniarti, dkk (2021)
tentang manajemen peningkatan profesionalisme guru, hasil penelitian mengungkapkan bahwa
kelengkapan sarana dan prasarana sekolah menjadi faktor yang mendukung terjadinya peningkatan
profesionalisme guru di sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dilla
(2019) tentang pengaruh profesionalisme guru, proses pembelajaran dan sarana prasarana belajar
terhadap prestasi belajar peserta didik. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa adanya
pengaruh positif dan signifikan antara profesioanlisme guru, proses pembelajaran dan sarana
prasarana belajar secara bersama-sama terhadap prestasi peserta didik. Maka memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana yang dilakukan kepala sekolah sangat baik dan mampu meningkatkan
kompetensi profesional guru.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di SMK Setih Setio 2
Muara Bungo dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) mengadakan rapat bersama seluruh majelis
guru dalam rangka menyusun program kerja sekolah dan menyampaikan aspirasi dan berpartisipasi
dalam rapat. (2) selalu memotivasi guru, mendorong, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya
bagi guru untuk mengembangkan diri dengan mengadakan pelatihan dalam sekolah atau In House
Training (IHT) sesuai kebutuhan guru. (3) mengirim guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang
berbasis kompetensi sesuai dengan program keahlian yang ada di sekolah. (4) melakukan program
supervisi kelas secara maksimal. (5) memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana khususnya yang
berkaitan dengan pembelajaran.

Kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional


guru di SMK Setih Setio 2 Muara Bungo yaitu: (1) belum terpenuhi sepenuhnya sarana dan
prasarana yang dibutuhkan guru dalam belajar. (2) beberapa guru masih kekurangan biaya untuk
mengikuti pelatihan berbasis kompetensi. (3) kurangnya motivasi guru untuk berupaya
Atstsaury – Strategi Kepala Sekolah... 1
1
meningkatkan kompetensinya.

Solusi yang dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi kendala-kendala dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru di SMK Setih Setio 2 Muara Bungo yaitu: (1) meningkatkan jumlah
sarana dan prasarana terutama yang berhubungan dengan proses pembelajaran. (2) mengajukan
bantuan dana kepada pihak yayasan untuk dapat membantu proses pendidikan yang memerlukan
biaya tambahan. (3) selalu memotivasi dan mendorong para guru agar guru tersebut mau
meningkatkan kompetensinya.
Saran
Adapun saran-saran yang diberikan yaitu: (1) Kepala sekolah agar selalu berusaha
menigkatkan kompetensi profesional guru demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan, menjalankan tugas dan perannya dengan optimal, serta menjadi teladan yang baik bagi
seluruh stakeholder yang ada di sekolah. (2) Guru hendaknya menyadari bahwa betapa pentingnya
tugas dan tanggungjawab kita terhadap masa depan peserta didik, maka sudah sepatutnya sebagai
guru selalu berupaya meningkatkan kualitas diri melalui strategi-strategi yang efektif agar
kompetensi profesional guru dapat terus meningkat.

DAFTAR RUJUKAN

Ananda, Rusydi dan Oda Kinata Banurea. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Medan: Widya Puspita
Dilla, Astriaa Ratu, dkk. (2019). Pengaruh Profesionalisme Guru, Proses Pembelajaran dan Sarana
Prasarana Belajar terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Bisnis dan
Ekonomi. 5 (2), 221-233
Djafri, Novianty. (2016). Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Deepublish
Haidir dan Salim. (2014). Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing
Joen, Siemze, dkk. (2022). Kinerja Guru, Pendekatan Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja Guru. Palu: Magama
Jujuniarti, Imas, dkk. (2021). Manajemen Peningkatan Profesionalisme Guru di MTS Al-Amanah
Paseh. Jurnal Pendidikan Indonesia. 1 (1), 29-39
Kamal, Muhiddinur. (2019). Guru: Suatu Kajian Teoritis dan Praktis. Bandar Lampung: Anugrah
Utama Raharja
Mardhiah, Ainon, dkk. (2014). Peningkatan Profesionalitas Guru Melalui Supervisi Akademik di
SMP Negeri 3 Peusangan Kabupaten Bireuen. Jurnal Administrasi Pendidikan. 4 (2), 1-11
Mulyadi, dkk. (2023). Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMK Negeri
11 Muaro Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 23 (1), 752-756
Muspawi, Mohamad. (2020). Strategi Kepala Sekolah Profesional. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 20 (2), 402-409
Nurhasanah, Siti. (2019). Strategi Pembelajaran. Jakarta Timur: Edu Pustaka
Nurjan, Syafrian. (2015). Profesi Keguruan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Samudra Biru
Putra, Singgih Afifa, dkk. (2020). Dampak Pelatihan Berbasis Kompetensi Bagi Guru Kejuruan
Bidang Kemaritiman di Indonesia. Jurnal Widyaiswara Indonesia. 1 (3), 120-129
12 JURNAL MANAJEMEN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN VOL. … NO… BULAN .. TAHUN

Rahmi, Sri. (2018). Kepala Sekolah dan Guru Profesional. Banda Aceh: NASA Pascasarjana UIN
Ar-Raniry
Rusdin. (2017). Pendidikan dan Pelatihan Sebagai Sarana Peningkatan Kompetensi Guru di SMP
Negeri 02 Linggang Bigung. Jurnal Administrative Reform. 5 (4), 200-212
Tasmini. (2022). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Program In House Training Penyusunan
Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal di SD Negeri 117 Rejang Lebong. Indonesian Journal
of Social Science Education. 4 (2), 191-198
Tatik. (2023). Penerapan Program In House Training dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan
Guru dalam Pembelajaran Online di SMP Negeri 2 Bulik Tahun Pelajaran 2021/2022.
Anterior Jurnal, 22 (2), 106-125
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Wibowo, Ari dan Achadi Budi Santosa. (2022). Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru. Jurnal Perspektif Pendidikan dan Keguruan. 13 (1), 14-20
Yasykur, Moch. (2019). Supervisi Akademik Sebagai Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru.
Jurnal Pendidikan, 2 (4), 685-728
Yuliana, Lia. (2021). Kepemimpinan kepala sekolah efektif. Yogyakarta: UNY Press
Yulmawati. (2016). Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan SD Negeri 03 Sungayang. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
Pendidikan. 1 (2), 109-121

Anda mungkin juga menyukai