Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL GINJAL TERMINAL ON HEMODIALISIS


UNIT HEMODIALISIS
RS. BHAYANGKARA TK.I R. SAID SUKANTO JAKARTA

Disusun Oleh:

Muhamad Ardiansyah
1035222011

Program Study Pendidikan Profesi Ners


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH.
THAMRIN
JAKARTA
2023
1. GAGAL GINJAL TERMINAL
a. Definisi dan Penyebab Gagal Ginjal Terminal
Gagal ginjal terminal merupakan kerusakan ginjal tahap lanjut yang
bersifat progresif dan irreversible dan ditandai dengan kegagalan tubuh
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan elektrolit yang
dapat berdampak uremia akibat dari retensi urea dan sampah lain yang
terkandung dalam darah akibat dari penurunan fungsi ginjal (Smeltzer,
2013, disitasi Afrian, 2017)
Gagal ginjal terminal dapat disebabkan karena cidera renal akibat
dari penurunan perfusi, kerusakan internal, serta obstrusi saluran kemih
misal batu saluran kemih, kemudian tubuh gagal berkompensasi untuk
pulih dari stadium awal gagal ginjal sehingga terjadi gagal ginjal terminal
atau gagal ginjal tahap akhir (Hurst, 2015).
Penyebab gagal ginjal terminal yang sering dijumpai yaitu;
Nefropati Diabetik, merupakan penyakit ginjal dengan diabetes
disebabkan karena kelainan pembuluh darah halus pada glomerulus
ginjal. Normalnya protein terkandung didalam darah tidak akan bisa
menembus ginjal, jika sel didalam ginjal mengalami kerusakan molekul
protein yaitu albumin dapat melewati dinding pembuluh darah halus dan
masuk dalam urine sehingga terdapatnya albumin dalam urine dapat
menjadi pertanda adnya kelainan nefropati diabetik. Hipertensi, jika
tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah
pada ginjal vasokontriksi sehingga aliran nutrisi ke ginjal terganggu dan
mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal yang berdampak pada kerusakan
pada fungsi ginjal, dan jika tidak segera ditangani dapat terjadi gagal
ginjal kronis dan hanya dapat ditangani dengan hemodialisis dan
transplantasi ginjal. Glomerulonefritis, yaitu akibat dari reaksi anti bodi
dengan jaringan gromeruli yang menyebabkan pembengkakan dan
kematian sel sel kapiler, dan mengakibatkan membran glomeruli menjadi
berpori-pori sehingga protein dan eritrosit dapat menembus
membran tersebut sehingga
bermanifestasi proteinuria dan hematuria.
Fungsi ginjal juga terganggu karena adanya pemarutan atau obstruksi
sirkulasi melalui glomerulus sehingga kemampuan filtrasi glomeruli
berkurang dan terganggunya fungsi filtrasi dari glomeruli mengakibatkan
retensi sampah metabolisme natrium serta air. Penyakit ginjal kistik, yaitu
diturunkan scara dominan autosomal, terbentuk kista ginjal yang semakin
membesar yang berhubungan dengan kerusakan ginjal progresif (Priscilla,
2016).
b. Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Terminal
Tanda dan gejala yang timbul akibat cairan dan elektrolit yang tidak
seimbang, perubahan fungsi regulator tubuh dan retensi yaitu Anemia,
terjadi karena produksi eritrosit juga terganggu (sekresi eritropoietin ginjal
berkurang), pasien mengeluh lelah pusing dan latergi. Hiperurisemia,
sering ditemukan pada pasien dengan gagal ginjal terminal, disebabkan
ekskresi ginjal terhadap fosfat menurun. Tekanan darah meningkat,
karena adanya hipervolemia ginjal mengeluarkan vasopresor (renin). Kulit
hiperpigmentasi serta kulit tampak kekuningan atau kecoklatan, uremic
frost atau bekuan uremik yaitu kristal urea yang sangat mengiritasi pada
permukaan kulit dan tampak pada pori-pori kulit. Sisa metabolisme yang
tidak dapat diekskresikan oleh ginjal, diekskresikan melalui kapiler kulit
yang halus sehingga tampak uremic frost (Baradero M, 2008).
c. Stadium Gagal Ginjal Teminal
Tabel 2.1 Stadium Gagal Ginjal

Stadium Manifestasi klinis

Stadium 1 Laju filtrasi glomerulus : >90ml/menit/1,73 m2


Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau
meningkat asimtomatik, BUN dan kreatinin
meningkat.
Stadium 2 Laju filtrasi glomerulus : 60-89ml/menit/1,73 m2
Penurunan ringan GFR, asimptomatik, kemungkianan hipertensi,
pemeriksaan darah biasanya dalam batas normal.
Laju filtrasi glomerulus : 30-59ml/menit/1,73 m2
Stadium 3 Penurunan sedang GFR, hipertensi, kemungkinan
anemia, keletihan, anoreksia, kemungkinan malnutrisi, nyeri
tulang, kenaikan BUN dan kreatinin serum.
Stadium 4 Laju filtrasi glomerulus : 15-29ml/menit/1,73 m2
Penurunan berat GFR, hipertensi, anemia, malnutrisi, perubahan
metabolisme tulang, edema, asidosis metabolik, hiperkalsemia,
kemungkinan uremia, azotemia dengan peningkatan BUN dan
kadar kreatinin serum.

Stadium 5 Laju filtrasi glomerulus : <15ml/menit/1,73 m2


Penyakit ginjal stadium akhir, gagal ginjal dengan azotemia
(peningkatan kadar kreatinin dan BUN) serta uremia.
Sumber : National Kidney Foundation, 2002 disitasi Priscilla, 2016.

d. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
1. Ultrasonografi ginjal digunakan untuk menentukan ukuran ginjal
dan adanya massa kista, obtruksi pada saluran perkemihan
bagianatas.

2. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel


jaringan untuk diagnosis histologis.
3. Endoskopi ginjal dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal.
4. EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan
elektrolit dan asam basa.
b. Foto Polos Abdomen
Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain.
c. Pielografi Intravena
Menilai sistem pelviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan faal

ginjal pada usia lanjut, diabetes melitus dan nefropati asam urat.
d. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises, dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal,
anatomi sistem pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih
dan prostat.
e. Renogram
Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi gangguan (vaskuler,
parenkhim) serta sisa fungsi ginjal
f. Pemeriksaan Radiologi Jantung
Mencari adanya kardiomegali, efusi perikarditis
g. Pemeriksaan radiologi Tulang
Mencari osteodistrofi (terutama pada falangks /jari) kalsifikasi
metatastik
h. Pemeriksaan radiologi Paru
Mencari uremik lung yang disebabkan karena bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograde
Dilakukan bila dicurigai adanya obstruksi yang reversible
j. EKG
Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda-
tanda perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia)
k. Biopsi Ginjal
Dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal kronis
atau perlu untuk mengetahui etiologinya.
l. Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk diagnosis gagal ginjal
1) Laju endap darah
2) Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine
tidak ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh
pus / nanah, bakteri, lemak, partikel koloid,fosfat, sedimen kotor,
warna kecoklatan menunjukkan adanya darah, miglobin, dan
porfirin.
Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
Osmolalitas : Kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan
tubular, amrasio urine / ureum sering 1:1.
3) Ureum dan Kreatinin
Ureum:
Kreatinin: Biasanya meningkat dalam proporsi. Kadar kreatinin 10
mg/dL diduga tahap akhir (mungkin rendah yaitu 5).
4) Hiponatremia
5) Hiperkalemia
6) Hipokalsemia dan hiperfosfatemia
7) Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia
8) Gula darah tinggi
9) Hipertrigliserida
10) Asidosis metabolik
e. Komplikasi gagal Ginjal
1) Anemia; anemia jika kadar sel darah merah (eritrosit) rendah, karena
terjadi gangguan pada produksi hormon eritropoietin yang berfungsi
dalam pembentukan dan pematangan sel darah agar tubuh dapat
melakukan aktivitas, akibatnya tubuh kekurangan energi karena sel
darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
tidak tercukupi.
2) Gangguan pada tulang; penurunan kadar kalsium secara langsung
mengakibatkan dekalsifikasi matrix tulang sehingga tulang akan
menjadi rapuh (osteoporosis) dan jika berlangsung lama dapat
menyebabkan fraktur pathologis.
3) Disfungsi ereksi; gangguan pada sistem endokrin yang berperan
memproduksi hormon testosteron untuk merangsang seksual,
penyebab utama disfungsi ereksi pada pasien gagal ginjal yaitu suplai
darah yang tidak cukup menuju penis yang berhubungan langsung
dengan ginjal (Priscilla, 2016).
e. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Terminal
Gagal ginjal terminal merupakan stadium gagal ginjal tahap akhir
yang dapat mengakibatkan kematian, sehingga memerlukan penanganan
yang tepat. Penanganan gagal ginjal terminal yaitu terapi pengganti ginjal
barupa peritoneal dialisis, transplantasi organ ginjal, dan hemodialisis.
Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak
digunakan. Penderita gagal ginjal di Indonesia yang melakukan
hemodialisis sebanyak 55.000 orang pertahun (Callhghan, 2009; Alwan &
Ba-saleem, 2013; Anita, 2012).
Hemodialisis bekerja untuk menggantikan kerja ginjal yang telah
menurun, dengan cara melakukan penyaringan untuk membersihkan zat-
zat sampah yang ada dalam darah akibat dari kerusakan ginjal yang tidak
mampu lagi meyaring zat-zat sampah (Yasmara,2016). Hemodialisis akan
dibahas lebih lanjut dibawah ini.

2. HEMODIALISIS
a. Definisi Hemodialisis
Hemodialisis merupakan proses filtrasi atau penyaringan yaitu
memisahkan zat yang penting dalam darah akan tetap berada dalam
darah (seperti sel darah, dan protein) dengan zat atau produk sampah
yang akan dikeluarkan (seperti urea, kreatinin, kalium, dan cairan yang
berlebih) menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis (Yasmara,
2016).
b. Indikasi dan Kontra Indikasi Hemodialisis
Indikasi dilakukannya hemodialisis yaitu dengan melihat laju
filtrasi glomerulus (glomerulus filtration rate, GFR) dalam rentang 5
sampai 8 ml/menit/1,73 K2, asupan protein menurun spontan <0,7
g/kg/hari, anoreksia atau hilangnya nafsu makan, mual muntah, serta
astenia atau kelelahan (Yasmara, 2016).
Kontra indikasi hemodialisis yaitu pada pasien yang mengalami
perdarahan yang sangat serius juga mengalami anemia, mengalami
hipotensi berat/syok, mengalami perdarahan serebral akibat hipertensi
dan anti koagulan, mengalami hemetoma serebral, mengalami penyakit
jantung serius atau insufisiensi miokard, aritmia serius, hipertensi berat,
dan penyakit pembuluh darah otak, serta tahap akhir uremia dengan
komplikasi irreversibel serius (Yasmara, 2016).
c. Prinsip Hemodialisis
Prinsip yang dilakukan perawat pada pasien yang menjalani hemodialisis
yaitu :
1) Melakukan pemeriksaan neurovaskular dibawah tempat pemasangan alat.
Nilai ada atau tidaknya “5P” yaitu pain (nyeri), pallor (pucat),
pulselessness (denyut nadi lemah), parastesia (sensasi kesemutan),
paralisis (kehilangan pergerakan) atau poikilotermi (dingin).
2) Auskultasi (pada akses vaskular yang terpasang) bunyi “bruit” (sensasi
getaran) jika lemah atau tidak ada dapat diartikan hilangnya aliran darah
dan memungkinkan adanya bekuan darah dalam akses vaskular.
3) Pastikan akses vaskular tidak digunakan untuk pengambilan sampel
darah, akses ini dibuatkan khusus untuk akses hemodialisis.
4) Letakkan tanda diatas tempat tidur untuk melindungi lengan tempat
akses vaskular, hindarkan melakukan pengecekan tekanan darah karena
akan memicu kontriksi pembuluh darah yang dapat menyebabkan
pembekuan didalam AV fistula.
5) Minimalkan resiko infeksi selama hemodialisis dengan menggunakan
teknik aseptik dan membiarkan larutan aseptik mengering, kemudian
menusuk akses vaskuler untuk dihubungkan ke mesin dialisis.
6) Setelah selesai hemodialisis, balutkan penekanan di area penusukan pada
akses selama 10 hingga 20 menit. Balutan yang dilakukan terlalu kencang
dan dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan adekuasi AV
fistula (Hurst, 2015).
d. Terapi Nutrisi Pasien Yang Menjalani Hemodialisis
Beberapa terapi nutrisi yang diberikan untuk pasien gagal ginjal terminal
khususnya yang menjalani hemodialisis yaitu :
1) Turunkan asupan natrium (2 g/hari) karena perolehan cairan yang
lebih cepat “normal” bagi pasien gagal ginjal.
2) Batasi asupan kalium (tomat, kentang) karena kalium tidak di
ekskresikan dan dalam terkumpul dalam darah.
3) Batasi makanan yang mengandung fosfor (susu, keju, kola, setiap
makanan tinggi protein), karena ginjal kehilangan kemampuannya
untuk mengatur kadar fosfor.
4) Batasi protein (daging, putih telur) yang akan mengurangi produk sisa
nitrogen berupa urea dan kreatinin.
5) Asupan kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak untuk
mencegah atropi otot.
6) Diet cairan 500 hingga 600 ml cairan atau lebih dari jumlah output
urine 24 jam pada hari sebelumnya.
7) Pilihan untuk penderita yang menjalani dialisis yang mengalami
malnutrisi adalah nutrisi parenteral intradialitik (Intradialytic
parenteral nutrition, IDPN). IDPN sebuah metode pemberian nutrisi
yang tidak bergantung pada kepatuhan pasien, selang makan, atau
akses vaskular, karena bantuan nutrisi dicapai selama dialisis dengan
ultrafiltrasi untuk penatalaksanaan cairan (Hurst, 2015; Smeltzer, 2013).
e. Komplikasi Hemodialisis
Komplikasi yang paling sering dialami penderita gagal ginjal
terminal saat perawatan dan menjalani hemodialisis yaitu hipotensi (20-
30%), kram otot (20%), mual muntah (5-15%), sakit kepala (5%), serta
febris sampai mengigil (1%) (Yasmara, 2016).
a. Hipotensi intra dialisis; merupakan komplikasi yang paling umum
dirasakan pasien yang menjalani hemodialisis. Hipotensi disebabkan
oleh 2 mekanisme yaitu, pertama karena kegagalan menjaga volume
plasma pada tingkat optimal yang berkaitan dengan berat badan
penderita yang berlebih yang membutuhkan osmolaritas serum rendah
dan ultrafiltrasi velume besar dan yang kedua kelainan kardiovaskular
berkaitan dengan disfungsi otonom pergeseran aliran darah ke daerah
gastroentestinal, penurunan senyawa vasokontriksi dan peningkatan
senyawa vasodilatasi.
b. Sakit kepala; sakit kepala sering ditemui pada pasien yang menjalani
hemodialisis, faktor predisposisinya yaitu hipertensi, hipotensi,
hiponatremi, penurunan osmolaritas serum, tingkat rendah renin
plasma, serta sebelum dan sesudah dialisis nilai BUN dan rendahnya
tingkat magnesium.
c. Kram otot; kram otot umumnya dirasakan pada ekstremitas bawah,
namun dapat juga pada perut, lengan, dan tangan. Kram berasal dari
neuron dari otot itu sendiri, metabolisme otot dibawah normal
dianggap sebagai faktor paling penting dalam terjadinya kram otot,
oleh sebab itu hipotensi, perubahan osmolaritas plasma, hiponatremia,
hipomagnesiumia, dan hipoksia diduga yang menjadi penyebab kram
otot.
d. Anemia; tidak mempunyai jumlah sel darah merah yang cukup
merupakan komplikasi dari gagal ginjal dan hemodialisis. Gagal ginjal
mempengaruhi atau mengurangi produksi hormon eritopoetin yang
berfungsi merangsang pembentukan sel darah merah. Pembatasan diet
zat besi yang salah / buruk, tes darah secara sering, serta kehilangan zat
besi dan vitamin akibat hemodialisis juga berkaitan dengan anemia,
e. Pruritus; pruritus sering dialami oleh penderita gagal ginjal yang
menjalani hemodialisa yang disebabkan karena kulit kering (xerosis),
deposit kristal kalsium fosfor (hiperparatiroidisme), alergi terhadap
obat-obatan (misal heparin), serta pelepasan histamin dari sel induk
f. Amlioidosis (penumpukan protein); amlioidosis terjadi ketika protein
dalam darah disimpan pada sendi dan tendon sehingga menimbulkan
respon nyeri, kekakuan, dan penumpukan cairan pada sendi (Yasmara,
2016).
f. Peralatan hemodialisis
1) Dialyzer
Pada proses hemodialisa, peralatan yang memiliki peran paling
penting adalah ginjal buatan atau membran dialyzer. Membran ini
berperan menggantikan fungsi ginjal yang tidak bisa bekerja lagi dari
seorang pasien. Membran dialyzer ini harus dirancang sedemikian
rupa sehingga menyerupai basal membran glomerulus. Membran
dialyzer dapat dibuat dari beberapa bahan seperti selulosa, selulosa
tersubtitusi, selulo sintetik dan polimer buatan. Bahan-bahan ini ada
yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik. Membran yang bersifat
hidrofobik terbukti dapat mengabsorbsi protein lebih porotis dan
mempunyai koefisien ultrafiltrasi paling tinggi. Implikasi klinis yang
terjadi adalah eliminasi toksin lebih efektif dan beresiko kehilangan
protein (hipoproteinemia).
Dializer

Membran semi permeabel adalah suatu selaput atau lapisan yang


sangat tipis dan mempunyai lubang (pori) sub mikroskopis. Dimana
partikel dengan BM kecil & sedang (small dan middle moleculler)
dapat melewati pori membran, sedangkan partikel dengan BM besar
(large moleculler) tidak dapat melalui pori membran tersebut. Dialyzer
merupakan suatu tabung yang terdiri dari 2 ruangan (2 kompartemen)
yang dipisahkan oleh selaput semi permeabel.
Berikut ini adalah beberapa sifat dari membran dialyzer yang
harus diperhatikan, karena akan menentukan proses-proses yang
terjadi berjalan dengan semestinya :
1. Luas permukaan dialyzer
2. Ukuran besar pori atau permeabilitas ketipisanya
3. Koefisien ultrafiltrasi
4. Volume dialyzer
5. Kebocoran darah tidak boleh terjadi
6. Dapat di re-use tanpa merubah kemampuan klirens dan
ultrafiltrasinya
7. Harga
Pada mulanya HD dilakukan dengan menggunakan membran
yang mempunyai klirens dan ultrafiltrasi yang rendah yang
memerlukan waktu sampai 6 jam untuk mendialisis pasien. Kemajuan
biomaterial dialyzer memungkinkan dialysis lebih pendek lagi (4 jam)
dalam 3 kali seminggu.
Adapun pemilihan membran dialyzer dapat berdasarkan
pertimbangan teoritis (biokompatibilitas dan fluks), berdasarkan
pertimbangan klinis(gejala intradialisis, morbiditas dan mortalitas).
Secara praktis pemilihan membran dialyzer berdasarkan Bahan
membran sintesis dan tidak sintesis, KoA dialyzer, Koeffisient
Ultrafiltrasi, Dialyzer standard, Dialyzer high efficiency atau high flux,
Model Sterilisasi, Desain plat paralel atau hollow-fiber (capillary).

2) Dialisat atau Cairan dialysis


Dialisat atau “bath” adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit
utama dari serum normal. Dialisat ini dibuat dalam system bersih
dengan air keran dan bahan kimia disaring. Bukan merupakan system
yang steril, karena bakteri terlalu besar untuk melewati membran dan
potensial terjadinya infeksi pada pasien minimal. Karena bakteri dari
produk sampingan dapat menyebabkan reaksi pirogenik, khususnya
pada membran permeable yang besar, air untuk dialisat harus aman
secara bakteriologis. Konsentrat dialisat biasanya disediakan oleh
pabrik komersial. Bath standar umumnya digunakan pada unit kronis,
namun dapat dibuat variasinya untuk memenuhi kebutuhan pasien
tertentu.

Gambar Dialisat

Dialisat adalah cairan yang digunakan pada saat proses HD

berlangsung, terdiri dari campuran air dan elektrolit yang mempunyai


konsentrasi yang sama dengan serum normal dan mempunyai tekanan
osmotik yang sama dengan darah.
Sistem Pemberian Dialisat yaitu pemberian tunggal untuk satu
pasien: system pemberian multiple dapat memasok sedikitnya untuk
20 unit pasien. Pada kedua system, suatu alat pembagian proporsi
otomatis dan alat pengukur serta pemantau menjamin dengan tepat
kontrol rasio konsentrat-air.
g. Pedoman Pelaksanaan Hemodialisis
1) Perawatan sebelum hemodialisa
a) Sambungkan selang air dengan mesin hemodialisa
b) Kran air dibuka
c) Pastikan selang pembuang air dan mesin hemodialisis sudah
masuk kelubang atau saluran pembuangan
d) Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak
e) Hidupkan mesin
f) Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit
g) Matikan mesin hemodialisis
h) Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat
i) Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin
hemodialisis
j) Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap)
2) Menyiapkan sirkulasi darah
a) Bukalah alat-alat dialysis dari set nya
b) Tempatkan dializer pada tempatnya dan posisi “inset” (tanda
merah) diatas dan posisi “outset” (tanda biru) di bawah.
c) Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung “inset”dari
dializer.
d) Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung “out set” dari
dializer dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah..
e) Set infus ke botol NaCl 0,9% - 500 cc
f) Hubungkan set infus ke slang arteri
g) Bukalah klem NaCl 0,9%, isi slang arteri sampai ke ujung slang
lalu diklem.
h) Memutarkan letak dializer dengan posisi “inset” di bawah dan “out
set” di atas, tujuannya agar dializer bebas dari udara.
i) Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin
j) Buka klem dari infus set ABL, VBL
k) Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/menit,
kemudian naikkan secara bertahap sampai dengan 200 ml/menit.
l) Isi bable-trap dengan NaCl 0,9% sampai ¾ cairan
m) Berikan tekanan secara intermiten pada VBL untuk mengalirkan
udara dari dalam dializer, dilakukan sampai dengan dializer bebas
udara (tekanan lebih dari 200 mmHg).
n) Lakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak
500 cc yang terdapat pada botol (kalf) sisanya ditampung pada gelas
ukur.
o) Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru
p) Sambungkan ujung biru VBL dengan ujung merah ABL dengan
menggunakan konektor.
q) Hidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dializer baru 15-20
menit untuk dializer reuse dengan aliran 200-250 ml/menit.
r) Kembalikan posisi dializer ke posisi semula di mana “inlet” di atas
dan “outlet” di bawah.
s) Hubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10
menit, siap untuk dihubungkan dengan pasien.
3) Persiapan pasien
a) Menimbang berat badan
b) Mengatur posisi pasien
c) Observasi keadaan umum
d) Observasi tanda-tanda vital
e) Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi,
biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood akses seperti
di bawah ini:
1. Dengan interval A-V shunt / fistula simino
2. Dengan external A-V shunt / schungula
3. Tanpa 1 – 2 (vena pulmonalis)

3. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan
mengacu pada Doenges (2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut:
1. Demografi.
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga
yang mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh
berbagai hal seperti proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan
sebagainya. CKD dapat terjadi pada siapapun, pekerjaan dan
lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai pemicu kejadian
CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu lama
dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum /
mengandungbanyak senyawa/ zat logam dan pola makan yang tidak
sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM,
glomerulonefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi
saluran kemih, dan traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu
kemungkinan terjadinya CKD.
3. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam
kurun waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah,
asupan nutrisi dan air naik atau turun.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input.
Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi
peningkatan suhu dan tekanan darah atau tidak singkronnya antara
tekanan darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri.
Kesadaranpasien dari compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea,
nadimeningkat dan reguler.
c. Antropometri.
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir
karenakekurangannutrisi, atau terjadi peningkatan berat badan
karena kelebihan cairan.
d. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat
kotorantelinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung,mulut
bau ureum,bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan
lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar.
Terdapat otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris,
terdengar suara tambahan pada paru (rongkhi basah), terdapat
pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut
buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi,
terdapat ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema,
pengeroposan tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
mengkilat / uremia, dan terjadi perikarditis.

2) Diagnosa keperawatan
1. Hipervolumia b.d gangguan mekanisme regulasi ginjal
2. Defisit nutrisi b.d intake nutrisi tidak adekuat
3. Nyeri akut b.d metabolisme otot dibawah normal (keram)
4. Gangguan integritas kulit b.d pruritus pada ektremitas
5. Resiko infeksi b.d agen cidera fisik bekas penusukan akses vaskular

3) Rencana Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1
Hipervolumia Keseimbangan Cairan Manajemen
Hipervolemia
Definisi: Definisi:
Peningkatan volume cairan Ekuilibrium antara volume Definisi:
intravaskuler, interstisial, cairan di intraseluller Mengidentifikasi dan
dan atau intraseluler. dan ekstraselulertubuh. mengelola kelebihan
volume cairan
Setelah dilakukan tindakan intravaskuler dan
keperawatan selama 1x4 ekstraseluler serta
jam pasien diharapkan: mencegah terjadinya
1. Edema (4) komplikasi.
2. Asites (4)
Tindakan:
Keterangan: 1. Periksa tanda dan
1. Meningkat gejala hipervolemia
2. Cukup meningkat (dispnue, edema)
3. Sedang 2. Monitor intake dan
4. Cukup menurun output cairan
5. Menurun 3. Ajarkan cara
membatasi asupan
cairan
4. Kolaborasi pemberian
diuretik
2
Defisit nutrisi Status Nutrisi Edukasi Diet

Definisi: Definisi: Definisi:


Asupan nutrisi tidak cukup Keadekuatan asupan nutrisi Mengajarkan jumlah,
untuk memenuhi untuk memenuhi kebutuhan jenis, dan jadwal asupan
kebutuhan metabolisme. metabolisme. yang diprogramkan.

Setelah dilakukan tindakan Tindakan:


keperawatan selama 1x4 1. Jelaskan tujuan
jam kepatuhan diet
pasien diharapkan: terhadap kesehatan
1. Pengetahuan tentang 2. Informasikan makanan
asupan nutrisi yang tepat yang diperbolehkan
(2) dan dilarang
3. Anjurkan mengganti
Keterangan: bahan makanan yang
1. Meningkat sesuai dengan diet
2. Cukup meningkat yang diprogramkan
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun

3
Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri

Definisi: Definisi: Definisi:


Pengalaman sensorik Pengalaman sensorik atau Mengidentifikasi dan
atau emosional yang berkaitan mengelola pengalaman
emosional yang berkaitan dengan karusakan jaringan sensorik atau emosional
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional yang berkaitan dengan
atau fungsional dengan dengan onset mendadak atau kerusakan jaringan atau
onset mendadak atau lambat berintensitas ringan fungsional dengan onset
lambat dan berintensitas hingga berat dan konsisten. mendadak atau lambat dan
ringan hingga berat yang berintensitas ringan hingga
berlangsung kurang dari Setelah dilakukan tindakan berat dan konstan.
3 bulan. keperawatan selama 1x4
jam pasien diharapkan: Tindakan:
1. Keluhan nyeri (4) 1. Identifikasi respon
2. Perasaan takut nyeri non verbal
mengalami cidera 2. Jelaskan penyebab
berulang (4) nyeri
3. Jelaskan strategi
Keterangan: meredakan nyeri
1. Meningkat 4. Ajarkan teknik
2. Cukup meningkat nonfarmakologi untuk
3. Sedang pengurangan nyeri.
4. Cukup menurun
5. Menurun
4
Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan Integritas
Kulit Jaringan Kulit

Definisi: Definisi: Definisi:


Kerusakan kulit dermis Keutuhan kulit dermis atau Mengidentifikasi dan
dan atau epidermis atau epidermis atau jaringan merawat kulit untuk
jaringan membran mukosa kornea, otot, tendon, menjaga keutuhan,
mukosa,
tulang, kartilago, kapsul kelembaban, dan
kornea, tendon, tulang, sendi dan atau mencegah perkembangan
kartilago, kapsul sendi dan ligemen. mikroorganisme
atau ligamen.
Setelah dilakukan tindakan Tindakan:
keperawatan selama 1x4 1. Ajarkan menggunakan
jam pasien diharapkan: pelembab yang sesuai
1. Kerusakan lapisan kulit (lotion)
(4)
2. Kemerahan (4)

Keterangan:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun

5
Risiko infeksi
Kontrol Resiko Pencegahan Infeksi

Definisi:
Definisi: Definisi:
Beresiko mengalami
Kemampuan untuk Mengidentifikasi dan
peningkatan terserang
mengerti, mencegah, menurunkan resiko
organisme patogenik.
mengeliminasi, atau terserang organisme
mengurangi ancaman patogenik.
kesehatan yang dapat
dimodifikasi. Tindakan:
1. Monitor tanda
Setelah dilakukan tindakan dan gejala infeksi
keperawatan selama 1x4 lokal
jam pasien diharapkan:
2. Cuci tangan sebelum
1. Kemampuan kontak pasien
menghindari faktor 3. Ajarkan cara
resiko (2) memeriksa luka/bekas
2. Kemampuan penusukan
mengidentifikasi faktor
resiko (2)

Keterangan:
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun

5. Menurun
DAFTAR PUSTAKA

Afrian NN & Widayati D. (2017). Gangguan pada sistem perkemihan dan


penatalaksanaan keperawatan. Edisi 1. Yogyakarta: Budi utama

Alwan SM & Ba-saleem H. (2013). Intradialytic Hypotension Complication , in


Cardiac and Non Cardiac Risky End Stage Renal Disease (ESRD) Patients:
Middle East Journal of Family Medicine. 10–17. DOI:
10.5742/mejfm.2013.113236

Anita M. (2012). Perawatan pasien penyakit dalam. Yogyakarta: Mitra Cendekia

Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. (2008). Klien Gangguan Ginjal. Jakarta:


EGC

Callaghan. (2009). At a glance sistem ginjal. Edisi II. Jakarta: Erlangga

Hurst M. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1. Jakarta: EGC

National Kidney Foundation KDOQI. (2006). 2006 Updates Clinical Practice


Guidelines and Recommendations: Am J Kidney Dis

Priscilla, Karen, Gerene. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC

Smeltzer SC. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi
12. Jakarta: EGC

Yasmara D. (2016). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


LAMPIRAN-2

FORMAT PENGKAJIAN RUANG HEMODIALISA

Nama Mahasiswa: MUHAMAD ARDIANSYAH Semester/Tingkat 2

Tempat Praktek : RUANG HD RS POLRI Tanggal Pengkajian : 20 november 2023

Nama Pasien: Ny .E Diagnosa Medis :.CKD ON HD dgn

Hipertensi

No RM : 00 51 38 XX Tgl Lahir : 23-06-1954

Jenis kelamin : Laki-laki √ Perempuan

Alamat: JL ABDUL RAJAK NO 54 JATIASIH

BEKASI

PENGKAJIAN

DATA UMUM
1. Nama inisial klien: Ny E Umur : 69 thn

2. Agama: Islam tanggal masuk RS: 20 – 11 -2023

3. Nomor Rekam Medis: 00 51 38 xx Diagnosa medis: CKD on HD dgn Hipertensi

4.
DATA PRE HD

Keluhan : tidak ada keluhan


A. PEMERIKSAAN FISIK
a) Vital sign
TD : 110/80 mmHg Nadi : 86 x/menit P: 22 x/menit
Suhu : 36,7 ˚C
b) Respiratory : ○Normal ○Dispnoe ○Ronchi ○Wheezing
c) Edema : ○Tidak ada ○Ektremitas ○Wajah ○Asites
d) Data berat badan : BB kering: 57 kg BB Pra : 58 kg
e) Tipe akses vaskuler : ○ √AV Fistula ○Femoralis ○Double lumen

3. SKALA NYERI

Nyeri : ○√Tidak ○Ya

○ Nyeri kronis, Lokasi : - Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Nyeri Akut, Lokasi : - Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Score nyeri (0-10) : - Karakteristik Nyeri

: Nyeri hilang

○ Minum obat ○Istirahat ○Mendengar musik ○Berubah posisi tidur

○ Lain-lain, sebutkan………………..

5. CAIRAN DAN ELIMINASI:


a. Cairan masuk: Minum: 150 cc Parenteral: -
b. Pengeluaran:
c. Urine:
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan) :
frekuensi tidak tentu
2) Riwayat kelainan kandung kemih: (tidak ada)
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau): jumlah 100 cc
4) Distensi kandung kemih/retensi urine (tidak ada).

Total balance input-output: minum sehari ± 600 cc, out put 50-100 cc
6. DATA DIALIZER

Luas membrane : 1,6 m2 ○ Low Flux ○√ High Flux

Jenis dialyzer : √○Baru ○Reuse,ke - /volume priming: 230 ml

Hasil tes sisa renalin (khusus dialyzer reuse) : ○ 0 ○1


○3

Parameter mesin : Alarm test: ○Tidak ○Ya, conductivity: 14,5 Suhu mesin: 37 ˚C

Anticoagulan : Tipe : √○ Continue ○Free Heparine

Dosis awal : 2000 unit Dosis pemeliharaan: 1000 unit//jam Total: 5000 unit

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Hb: 9,3 gr/dl ureum: 65 mg/dl

L : 8.180 ul creatinin: 6,7 mg/dl

Ht: 28 % GFR: 5

Tr: 262.000 ul

C. DATA TAMBAHAN:

(tidak ada)

D. MASALAH KEPERAWATAN:
1) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan (D.0022)

2)

3)

4) Dst
E. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisa
2. Monitor tanda-tanda perdarahan dan respon selama dialisis
3. Siapkan peralatan hemodialisa
4. Lakukan prosedur hemodialisa dengan prinsip aseptic
5. Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan
6. Atasi hipotensi proses dialysis
7. Hentikan hemodialisa jika mengalami kondisi yang membahayakan
8. Ajarkan pembatasan cairan, pencegahan infeksi akses HD dan pengenalan
tanda perburukan kondisi
9. Kolaborasi pemberian heparin pada blood line sesuai indikasi

F. EVALUASI:

S: pasien tidak ada keluhan

O: k/u sedang, kes:CM, Td: 140/80 mmHg, N: 85x/mnt, Sh:36,5°C, Rr:

20x/mnt, Oedem extremitas, acites tidak ada, sesak tidak ada, peningkatan

JVP tidak Ada.

A: Hipervolemia

P: Intervensi dilanjutkan

DATA INTRA HD:

A. OBSERVASI PROGRAM DIALISIS:

Jam PASIEN Mesin

TD Nadi QB Vena UF UF UF
pressure Goal Rate Removed

11.30 120/80 76 200 20 1.00 250 0,00

12.30 110/70 80 200 24 1.00 250 250

13.30 110/70 78 200 21 1.00 250 500

14.30 100/80 76 200 24 1.00 250 750

15.30 90/80 76 200 22 1.00 250 1000


B. PEMERIKSAAN PENUNJANG: (tidak ada)

C. DATA TAMBAHAN: Tidak ada

D. MASALAH KEPERAWATAN:
1. .............................................................................................................................
............
2. .............................................................................................................................
............
3. .............................................................................................................................
............
4. Dst.......................................................................................................................
............

E. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. .............................................................................................................................
............
2. .............................................................................................................................
............
3. .............................................................................................................................
............
4. .............................................................................................................................
............
5. .............................................................................................................................
...........
6. Dst.......................................................................................................................
............
G. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:

DATA POST HD:

A. Keluhan : pasien mengeluh mual setelah di lakukan Hemodialisa

B. Keadaan umum : k/u sedang, kes : CM GCS: 15

C. Tanda-Tanda Vital:
TD : 90/80 mmHg Nadi : 76 x/menit P: 22 x/menit Suhu: 36,5 ˚C
BB-Post: 52 kg

D. Cairan yang masuk selama HD


Sisa Priming : 80 ml Dializer (single use)
Transfusi : - ml
Wash out : 70 ml
Minum : 200 ml
Jumlah : 350 ml

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG: (tidak ada)


F. DATA TAMBAHAN:

G. MASALAH KEPERAWATAN:
1) Resiko Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan (D.0032)
2)
3)
4) Dst

F. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi makanan yang disukai
3) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
4) Monitor asupan makanan
5) Monitor berat badan
6) Anjurkan istirahat dan tidur cukup
7) Ajarkan tehnik non farmakologis untuk mengatasi mual, mis: relaksasi, terapi
music dll
8) Ajarkan diet yang diprogramkan
9) Kolaborasi pemberian antiemetic jika perlu

H. EVALUASI:

S: klien mengatakan mual berkurang

O: tampak pasien lebih segar, pucat berkurang, Td: 130/90mmHg, N:

82x/mnt, Sh: 36,7°C, Rr: 85xmnt

A: Masalah Mual Teratasi

sebagian P: Intervensi dilanjutkan


LAMPIRAN-2

FORMAT PENGKAJIAN RUANG HEMODIALISA

Nama Mahasiswa: MUHAMAD ARDIANSYAH Semester/Tingkat: II

Tempat Praktek: RUANG HD RS POLRI Tanggal Pengkajian : 21 – 11 - 2023

Nama Pasien: TN S Diagnosa Medis : CKD ON HD DGN HIPERTENSI

No RM : 00 52 27 XX Tgl Lahir : 01 – 04 - 1956

Jenis kelamin : √Laki-laki Perempuan

Alamat: JL AL MUHAJIDIN II NO. 52 RT 002/010 KEL. CIPULIR KEBAYORAN LAMA


JAKARTASELATAN

PENGKAJIAN

DATA UMUM
1. Nama inisial klien: Tn. S Umur : 57 thn

2. Agama: Islam Tanggal masuk RS: 21 – 11 – 2023

3. Nomor Rekam Medis: 00 52 27 XX Diagnosa medis: CKD ON HD dgn

Hipertensi
4.
DATA PRE HD

Keluhan : Tidak ada


A. PEMERIKSAAN FISIK
a. Vital sign
TD : 130/80 mmHg Nadi : 84 x/menit P: 21 x/menit
Suhu : 36,6 ˚C
b. Respiratory : ○√Normal ○Dispnoe ○Ronchi ○Wheezing
c. Edema : ○Tidak ada ○√Ektremitas ○√Wajah ○Asites
d. Data berat badan : BB kering: 60 kg BB Pra : 64 kg
e. Tipe akses vaskuler : ○√ AV Fistula ○Femoralis ○√Double lumen

3. SKALA NYERI

Nyeri : ○√Tidak ○Ya

○ Nyeri kronis, Lokasi : - Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Nyeri Akut, Lokasi : - Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Score nyeri (0-10) : - Karakteristik Nyeri : -

Nyeri hilang

○ Minum obat ○Istirahat ○Mendengar musik ○Berubah posisi tidur

○ Lain-lain, sebutkan………………..

5. CAIRAN DAN ELIMINASI:


a. Cairan masuk: Minum: 150 cc Parenteral: -
b. Pengeluaran:
c. Urine:
1. Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan):
sedikit, frekuensi tidak tentu
2. Riwayat kelainan kandung kemih : tidak ada
3. Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau) : jumlah 100 cc, warna
kuning, bau khas
4. Distensi kandung kemih/retensi urine : tidak
ada 5.

Total balance input-output: input sehari 600 cc-out put 100 cc


6. DATA DIALIZER

Luas membrane : 1,6 m2 ○ Low Flux ○√ High Flux

Jenis dialyzer : ○√Baru ○Reuse,ke………/volume priming: 230

ml Hasil tes sisa renalin (khusus dialyzer reuse) : ○ 0 ○1


○3

Parameter mesin : Alarm test: ○Tidak ○√Ya, conductivity: 14,0 Suhu mesin: 37 ˚C

Anticoagulan : Tipe : ○ √Continue ○ Free Heparine

Dosis awal :2000 unit Dosis pemeliharaan: 1000 unit//jam Total: 5000 unit

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Hb: 9,7 gr/dl ureum: 118

L : 7.730 uL Creatinin : 11,2

Ht : 28 GFR 4

Tr : 179.000

C. DATA TAMBAHAN:

D. MASALAH KEPERAWATAN:

1) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan (D.0022)

2)

3)

4)Dst
E. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:

1) Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisa


2) Monitor tanda-tanda pendarahan dan respon selama dialisis
3) Siapkan peralatan hemaodialisa

4) Lakukan prosedur hemodialisa dengan prinsip aseptic


5) Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan
6) Atasi hipotensi proses dialisis

7) Hentikan hemodialisa jika mengalami kondisi yang membahayakan


8) Ajarkan hemodialisa cairan pencegahan infeksi akses HD dan pengenalan
tanda perburukan kondisi

9) Kolaborasi pemberian heparin pada blood line sesuai indikasi


F. EVALUASI:
S: pasien tidak ada keluhan
O: k/u sedang, kes:CM, TD: 140/80 mmHg, N: 85x/mnt, Sh: 36,5°C, Rr:
20x/mnt, oedem extremitas dan wajah, acites tidak ada, sesak tidak ada,
peningkatan JVP tidak ada

A: Hipervolemia
P: Intervensi dilanjutkan

DATA INTRA HD:


A. OBSERVASI PROGRAM DIALISIS:

Jam PASIEN Mesin

TD Nadi QB Vena UF UF UF
pressure Goal Rate Removed

11.00 150/100 88 250 101 4.00 1.00 0,00

12.00 150/90 87 250 105 4.00 1.00 1000

13.00 140/90 87 250 110 4.00 1.00 2000

14.00 140/90 84 250 109 4.00 1.00 3000

15.00 130/80 84 250 104 4.00 1.00 4000


B. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

C. DATA TAMBAHAN:

D. MASALAH KEPERAWATAN:

1) Tidak ada

2)................................................................................................................................
.........

3)................................................................................................................................
.........

4)Dst..........................................................................................................................
.........

E. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:

1)...............................................................................................................................

2)...............................................................................................................................

3)...............................................................................................................................

4)..............................................................................................................................

5)...............................................................................................................................
.........

6)Dst..........................................................................................................................
........
F. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:

DATA POST HD:

A. Keluhan : Klien mengatakan tidak ada keluhan post HD

B. Keadaan umum : k/u sedang, kes: cm, GCS: 15

C. Tanda-Tanda Vital:
TD : 130/ 80mmHg Nadi : 84 x/menit P: 21 x/menit Suhu: 36,5 ˚C
BB-Post 60 .kg

D. Cairan yang masuk selama HD


Sisa Priming : 100 ml Dializer (single use)
Transfusi : - ml
Wash out : 70 ml
Minum : 150
ml Jumlah
: 320
ml

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
F. DATA TAMBAHAN:

G. MASALAH KEPERAWATAN:
5) ..............................................................................................................................
............
6) ..............................................................................................................................
...........
7) ..............................................................................................................................
............
8) Dst.........................................................................................................................
............

H. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1) ..............................................................................................................................
............
2) ..............................................................................................................................
............
3) ..............................................................................................................................
............
4) ..............................................................................................................................
............
5) ..............................................................................................................................
............
6) Dst.........................................................................................................................
............

7) EVALUASI:

S:

O:

A:

P:
LAMPIRAN-2

FORMAT PENGKAJIAN RUANG HEMODIALISA

Nama Mahasiswa: MUHAMAD ARDIANSYAH Semester/Tingkat II

Tempat Praktek: RUANG HD RS POLRI Tanggal Pengkajian 22 – 11 - 2023

Nama Pasien:Tn S Diagnosa Medis :CKD ON HD dgn Hipertensi

No RM : 00 64 91 XX Tgl Lahir : 08 – 08 - 1969

Jenis kelamin : √ Laki-laki Perempuan

Alamat: JL.HARUN NO 45.RT 003/04 PONDOK

GEDE

PENGKAJIAN

DATA UMUM
1) Nama inisial klien: Tn S Umur : 54 thn

2) Agama: Islam Tanggal masuk RS: 22 – 11 - 2023

3) Nomor Rekam Medis: 00 64 91 xx Diagnosa medis: CKD on HD dgn

Hipertensi
4)
DATA PRE HD

Keluhan : tidak ada


8) PEMERIKSAAN FISIK
1) Vital sign
TD :160/80 mmHg Nadi : 84 x/menit P: 20 x/menit Suhu : 36 ˚C
2) Respiratory : ○√Normal ○Dispnoe ○Ronchi ○Wheezing
3) Edema : ○Tidak ada ○√Ektremitas ○Wajah ○Asites
4) Data berat badan : BB kering: 84 kg BB Pra : 88 kg
5) Tipe akses vaskuler : ○√AV Fistula ○Femoralis ○Double lumen

3. SKALA NYERI

Nyeri : ○√Tidak ○Ya

○ Nyeri kronis, Lokasi : - Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Nyeri Akut, Lokasi : - Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Score nyeri (0-10) : - Karakteristik Nyeri : .......................

Nyeri hilang

○ Minum obat ○Istirahat ○Mendengar musik ○Berubah posisi tidur

○ Lain-lain, sebutkan………………..

6) CAIRAN DAN ELIMINASI:


d. Cairan masuk: Minum: 150 cc, Parenteral:
e. Pengeluaran:
f. Urine:
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan): pola
dan frekuensi tidak tentu.
2) Riwayat kelainan kandung kemih. Tidak ada
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau) jumlah 100cc, warna urine
agak kekuningan
4) Distensi kandung kemih/retensi urine tidak
ada 5)

Total balance input-output: input sehari minum 600 ml, out put 100 cc
6) DATA DIALIZER

Luas membrane : 1,6 .m2 ○ Low Flux ○ √ High Flux

Jenis dialyzer : ○Baru ○Reuse,ke………/volume priming : 200

ml Hasil tes sisa renalin (khusus dialyzer reuse) : ○ 0 ○1


○3

Parameter mesin : Alarm test: ○Tidak ○√Ya, conductivity: 14,0 Suhu mesin: 36,7
˚C

Anticoagulan : Tipe : ○√ Continue ○Free Heparine

Dosis awal :2000 unit Dosis pemeliharaan: 1000 unit//jam Total: 5000 unit

7) PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Hb: 9,2 gr/dl ureum: 118
L : 4.370 uL Creatinin : 11,2
Ht : 27 GFR 4
Tr : 124.000

8) DATA TAMBAHAN:

9) MASALAH KEPERAWATAN:
1) Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan

(D.0022) 2)

3)

4) Dst
E. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisa
2. Monitor tanda-tanda perdarahan dan respon selama dialisis
3. Siapkan peralatan hemodialisa
4. Lakukan prosedur hemodialisa dengan prinsip aseptic
5. Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan
6. Atasi hipotensi proses dialysis
7. Hentikan hemodialisa jika mengalami kondisi yang membahayakan
8. Ajarkan pembatasan cairan, pencegahan infeksi akses HD dan pengenalan
tanda perburukan kondisi
9. Kolaborasi pemberian heparin pada blood line sesuai indikasi

2. EVALUASI:

S: pasien tidak ada keluhan

O: k/u sedang, kes:CM, Td: 140/80 mmHg, N: 85x/mnt, Sh:36,5°C, Rr:

20x/mnt, Oedem extremitas, acites tidak ada, sesak tidak ada, peningkatan

JVP tidak Ada.

A: Hipervolemia

P: Intervensi dilanjutkan

DATA INTRA HD:

A. OBSERVASI PROGRAM DIALISIS:

Jam PASIEN Mesin

TD Nadi QB Vena UF UF UF
pressure Goal Rate Removed

11.30 140/80 80 250 100 4000 1000 0

12.30 140/80 84 250 100 4000 1000 1000

13.30 140/80 84 250 100 4000 1000 2000

14.30 140/80 82 250 100 4000 1000 3000

15.30 140/80 84 250 100 4000 1000 4000


B. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

C. DATA TAMBAHAN:

D. MASALAH KEPERAWATAN:
1. .........................................................................................................................
................
2. .........................................................................................................................
................
3. .........................................................................................................................
................
4. Dst....................................................................................................................
...............

E. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. ..................................................................................................................
............
2. ..................................................................................................................
.......................
3. .....................................................................................................................
....................
4. .....................................................................................................................
....................
5. .....................................................................................................................
...................
6. Dst...............................................................................................................
....................
G. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:

DATA POST HD:

H. Keluhan : klien mengatakan tidak ada keluhan post HD

I. Keadaan umum : K/u baik, kes: CM, GCS : 15

J. Tanda-Tanda Vital:
TD : 140/80 mmHg Nadi : 80 x/menit P: 20 x/menit Suhu: 36 ˚C
BB-Post: 84 kg

K. Cairan yang masuk selama HD


Sisa Priming : 50 ml Dializer (single use)
Transfusi : - ml
Wash out : 100 ml
Minum : 100 ml
Jumlah : 250 ml

L. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
M. DATA TAMBAHAN:

N. MASALAH KEPERAWATAN:
1) .....................................................................................................................
.....................
2) ....................................................................................................................
.....................
3) ....................................................................................................................
......................
4) Dst...............................................................................................................
......................

O. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1) ....................................................................................................................
......................
2) ....................................................................................................................
......................
3) ....................................................................................................................
......................
4) ....................................................................................................................
......................
5) ....................................................................................................................
......................
6) Dst...............................................................................................................
......................

5) EVALUASI:

S:

O:

A:

P:
LAMPIRAN-2

FORMAT PENGKAJIAN RUANG HEMODIALISA

Nama Mahasiswa: MUHAMAD ARDIANSYAH Semester/Tingkat: II

Tempat Praktek: RUANG HD Tanggal Pengkajian: 23 NOV 2023

Nama Pasien: TN. D Diagnosa Medis : CKD ON HD DGN HIPERTENSI

No RM : 00 31 83 XX Tgl Lahir : 14 – 02 - 1972

Jenis kelamin : √Laki-laki Perempuan

Alamat: KP JAMPANG GG MASJID RT 003/006 KEL. JAMPANG KEMANG KAB. BOGOR

PENGKAJIAN

DATA UMUM
1. Nama inisial klien: Tn D Umur : 51 thn
2. Agama: Islam Tanggal masuk RS: 23 Nov 2023
3. Nomor Rekam Medis: 00 31 83 xx Diagnosamedis: CKD ON HD Dgn hipertensi

4.
DATA PRE HD

Keluhan : tidak ada


5. PEMERIKSAAN FISIK
1. Vital signTD : 130 mmHg Nadi : 80 x/menit P: 20 x/menit
Suhu : 36 ˚C
2. Respiratory : ○√Normal ○ Dispnoe ○ Ronchi ○ Wheezing
3. Edema : ○√Tidak ada ○ Ektremitas ○ Wajah ○ Asites
4. Data berat badan : BB kering: 48 kg BB Pra : 50,5 kg
5. Tipe akses vaskuler : ○AV Fistula ○ Femoralis ○ √Double lumen

3. SKALA NYERI

Nyeri : ○√Tidak ○Ya

○ Nyeri kronis, Lokasi :………….. Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Nyeri Akut, Lokasi :………….. Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Score nyeri (0-10) :….....................Karakteristik Nyeri :


..........................................

Nyeri hilang

○ Minum obat ○Istirahat ○Mendengar musik ○Berubah posisi tidur

○ Lain-lain, sebutkan………………..

6. CAIRAN DAN ELIMINASI:


g. Cairan masuk: Minum:50 cc, Parenteral: -
h. Pengeluaran:
i. Urine:
1. Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan) sedikit
sedikit, frekuensi tidak tentu
2. Riwayat kelainan kandung kemih: tidak ada
3. Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau) 25-50 cc
4. Distensi kandung kemih/retensi urine:
tidakada 5.

Total balance input-output: minum ±600 cc, out put 150 cc


6. DATA DIALIZER

Luas membrane : 1,6 m2 ○ Low Flux ○√ High Flux

Jenis dialyzer : ○√Baru ○Reuse,ke………/volume priming: 234

ml Hasil tes sisa renalin (khusus dialyzer reuse) : ○ 0 ○1


○3

Parameter mesin : Alarm test: ○Tidak ○Ya, conductivity:13,9 Suhu mesin:37˚C

Anticoagulan : Tipe : ○√Continue ○Free Heparine

Dosis awal :2000 unit Dosis pemeliharaan:1000 unit//jam Total:5000 unit

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

HB: 8,0 Ureum: 50

L : 6370 Creatinin: 4,7

Ht : 23 GFR: 14

Tr : 167.000

8. DATA TAMBAHAN:

9. MASALAH KEPERAWATAN:
1. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan

(D.0022) 2.

3.

4. Dst.
10. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:

1. Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisa


2. Monitor tanda-tanda perdarahan dan respon selama dialisis
3. Siapkan peralatan hemodialisa
4. Lakukan prosedur hemodialisa dengan prinsip aseptic
5. Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan
6. Atasi hipotensi proses dialysis
7. Hentikan hemodialisa jika mengalami kondisi yang membahayakan
8. Ajarkan pembatasan cairan, pencegahan infeksi akses HD dan pengenalan tanda
perburukan kondisi
9. Kolaborasi pemberian heparin pada blood line sesuai indikasi
10. EVALUASI:

S: pasien tidak ada keluhan

O: k/u sedang, kes:CM, Td: 130/80 mmHg, N: 85x/mnt, Sh:36,5°C, Rr:

20x/mnt, Oedem extremitas, acites tidak ada, sesak tidak ada, peningkatan

JVP tidak Ada.

A: Hipervolemia

P: Intervensi dilanjutkan

DATA INTRA HD:

11. OBSERVASI PROGRAM DIALISIS:

Jam PASIEN Mesin

TD Nadi QB Vena UF UF UF
pressure Goal Rate Removed

11.30 130/80 84 200 100 2500 625 0

12.30 130/80 85 250 100 2500 625 625

13.30 140/90 85 250 100 2500 625 1250

14.30 130/90 82 250 100 2500 625 1875

15.30 130/90 84 250 100 2500 625 2500


B. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
TIDAK ADA

C. DATA TAMBAHAN:
TIDAK ADA

D. MASALAH KEPERAWATAN:
1. ....................................................................................................................................
.....
2. ....................................................................................................................................
.....
3. ....................................................................................................................................
.....
4. Dst..............................................................................................................................
.....

E. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. ...................................................................................................................................
......
2. ...................................................................................................................................
......
3. ...................................................................................................................................
......
4. ...................................................................................................................................
......
5. ...................................................................................................................................
.....
6. Dst.............................................................................................................................
......
7. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:

DATA POST HD:

8. Keluhan : klien mengatakan tidak ada keluhan

9. Keadaan umum : k/u sedang, kes: CM, GCS 15

10. Tanda-Tanda Vital:


TD : 130/90 mmHg Nadi : 84 x/menit P:20 x/menit Suhu:36,7 ˚C BB-
Post:48 kg

11. Cairan yang masuk selama HD


Sisa Priming : 50 .ml Dializer (single use)
Transfusi : - ml
Wash out : 100 ml
Minum : 100 .ml
Jumlah : 250 .ml

12. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

13. DATA TAMBAHAN:


14. MASALAH KEPERAWATAN:
1. ........................................................................................................................
..................
2. ........................................................................................................................
.................
3. ........................................................................................................................
..................
4. Dst...................................................................................................................
..................

5. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. ........................................................................................................................
..................
2. ........................................................................................................................
..................
3. ........................................................................................................................
..................
4. ........................................................................................................................
..................
5. ........................................................................................................................
.................
6. Dst...................................................................................................................
..................

7. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:
LAMPIRAN-2

FORMAT PENGKAJIAN RUANG HEMODIALISA

Nama Mahasiswa:MUHAMAD ARDIANSYAH Semester/Tingkat: II

Tempat Praktek:.RUANG HD Tanggal Pengkajian: 24 Nov 2023

Nama Pasien: NY. J Diagnosa Medis :CKD ON HD DGN Hipertensi

No RM : 01 21 88 XX Tgl Lahir :29 – 03 - 1965

Jenis kelamin : Laki-laki √ Perempuan

Alamat: JLN .KRANGGAN NO 22 RT 007/001

PENGKAJIAN

DATA UMUM
1. Nama inisial klien: Ny. J Umur : 58 thn
2. Agama:Islam Tanggal masuk RS: 24 – 11 - 2023
3. Nomor Rekam Medis: 01 21 88 xx Diagnosa medis: CKD On HD dgn
Hipertensi
4.
DATA PRE HD

Keluhan : tidak ada


5. PEMERIKSAAN FISIK

1. Vital sign

TD : 140/80 mmHg Nadi : 85 x/menit P: 20 x/menit


Suhu : 36,5 ˚C
2. Respiratory : ○Normal ○Dispnoe ○Ronchi ○Wheezing
3. Edema : ○Tidak ada ○Ektremitas ○Wajah ○Asites
4. Data berat badan : BB kering: 57 kg BB Pra : 60 kg
5. Tipe akses vaskuler : ○√AV Fistula ○Femoralis ○Double lumen

3. SKALA NYERI

Nyeri : ○√Tidak ○Ya

○ Nyeri kronis, Lokasi :………….. Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Nyeri Akut, Lokasi :………….. Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Score nyeri (0-10) :….....................Karakteristik Nyeri :


..........................................

Nyeri hilang

○ Minum obat ○Istirahat ○Mendengar musik ○Berubah posisi tidur

○ Lain-lain, sebutkan………………..

6. CAIRAN DAN ELIMINASI:


7. Cairan masuk: Minum: 100 , Parenteral: -
8. Pengeluaran:
9. Urine:
1. Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan):
sedikit, frekuensi tidak tentu
2. Riwayat kelainan kandung kemih.: tidak ada
3. Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau).: jumlah 50-100 cc,
warna kuning jernih
4. Distensi kandung kemih/retensi urine.: tidak
ada 5.

Total balance input-output: minum sehari ± 600 cc, out put 100 cc
6. DATA DIALIZER

Luas membrane :1,6 .m2 ○ Low Flux ○ √High Flux

Jenis dialyzer : ○√Baru ○Reuse,ke………/volume priming: 237

ml Hasil tes sisa renalin (khusus dialyzer reuse) : ○ 0 ○1


○3

Parameter mesin : Alarm test: ○Tidak ○√Ya, conductivity: 14, Suhu mesin:37˚C

Anticoagulan : Tipe : ○ √Continue ○Free Heparine

Dosis awal :2000.unit Dosis pemeliharaan:1000 unit//jam Total:5000 unit

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Hb: 8,2 gr /dl Ureum: 207 mg/dl

L: 10. 980 Creatinin: 12,2 mg/dl

Ht: 25

Tr: 237.000

8. DATA TAMBAHAN:

9. MASALAH KEPERAWATAN:
1. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan (D.0022)

2.

3.

4. Dst.
F. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisa
2. Monitor tanda-tanda perdarahan dan respon selama dialisis
3. Siapkan peralatan hemodialisa
4. Lakukan prosedur hemodialisa dengan prinsip aseptic
5. Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan

6. Atasi hipotensi proses dialysis


7. Hentikan hemodialisa jika mengalami kondisi yang membahayakan
8. Ajarkan pembatasan cairan, pencegahan infeksi akses HD dan pengenalan
tanda perburukan kondisi

9. Kolaborasi pemberian heparin pada blood line sesuai indikasi

G. EVALUASI:

S: pasien tidak ada keluhan


O: k/u sedang, kes:CM, Td: 140/90 mmHg, N: 85x/mnt, Sh:36,5°C, Rr:
20x/mnt, Oedem extremitas, acites tidak ada, sesak tidak ada, peningkatan
JVP tidak Ada.
A: Hipervolemia
P: Intervensi dilanjutkan

DATA INTRA HD:

A. OBSERVASI PROGRAM DIALISIS:

Jam PASIEN Mesin

TD Nadi QB Vena UF UF UF
pressure Goal Rate Removed

11.30 140/80 85 250 55 3000 750 0

12.30 140/80 86 250 65 3000 750 750

13.30 150/90 87 250 115 3000 750 1500

14.30 140/90 88 250 125 3000 750 2250


15.30 140/90 88 200 44 3000 750 3000

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

C. DATA TAMBAHAN:

D. MASALAH KEPERAWATAN:
1. ............................................................................................................................
...........
2. ............................................................................................................................
.............
3. ............................................................................................................................
.............
4. Dst......................................................................................................................
.............

5. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. .........................................................................................................................
................
2. .........................................................................................................................
................
3. .........................................................................................................................
................
4. .........................................................................................................................
................
5. .........................................................................................................................
...............
6. Dst....................................................................................................................
...............
7. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:

DATA POST HD:

8. Keluhan : klien mengatakan agak lemas setelah HD

9. Keadaan umum : k/u sedang, kes:CM GCS:15

10. Tanda-Tanda Vital:


TD : 140/80 mmHg Nadi : 85 x/menit P: 20 x/menit Suhu: 36,6 ˚C BB-
Post: 57 kg

11. Cairan yang masuk selama HD


Sisa Priming : 100 ml Dializer (single use)
Transfusi : - ml
Wash out : 100 ml
Minum : 100 ml
Jumlah : 100 ml

12. PEMERIKSAAN PENUNJANG:


13. DATA TAMBAHAN:

14. MASALAH KEPERAWATAN:


1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
2. ........................................................................................................................
.................
3. ........................................................................................................................
..................
4. Dst...................................................................................................................
..................

5. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:

Manajemen energi (I.05178)

1. Pantau kelelahan fisik & emosional


2. Pantau lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan kegiatan
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
5. Anjurkan tirah baring
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
7. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

8. EVALUASI:

S: Pasien mengatakan masih terasa lemas dan

pusing O: k/u sedang, kes: CM GCS:15

A: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

P: Intervensi dilanjutkan

HD: rutin 2x seminggu selasa jumat

Batasi asupan garam

Monitor peningkatan BB

Monitor kondisi

kesehatan
LAMPIRAN-2

FORMAT PENGKAJIAN RUANG HEMODIALISA

Nama Mahasiswa:MUHAMAD ARDIANSYAH Semester/Tingkat II

Tempat Praktek: RUANG HD Tanggal Pengkajian.: 25 Nov 2023

Nama Pasien: TN S Diagnosa Medis : CKD ON HD DGN HIPERTENSI

No RM :01 24 89 XX Tgl Lahir : 19 – 9 - 1961

Jenis kelamin : √Laki-laki Perempuan

Alamat: KOMPLEK GRIYA ASRI Rt 002/003

JATIASIH

PENGKAJIAN

DATA UMUM
1. Nama inisial klien: Tn. S Umur : 62 thn

2. Agama: Islam Tanggal masuk RS: 25 Nov 2023

3. Nomor Rekam Medis: 01 24 89 xx Diagnosa medis:CKD on HD dgn


Hipertensi 4.
DATA PRE HD

Keluhan : tidak ada keluhan


5. PEMERIKSAAN FISIK

1. Vital sign TD : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menit P: 20 x/menit


Suhu : 36 ˚C

2. Respiratory : ○√Normal ○ Dispnoe ○ Ronchi ○ Wheezing


3. Edema : ○√Tidak ada ○ Ektremitas ○ Wajah ○ Asites
4. Data berat badan : BB kering: 60 kg BB Pra : 61 kg
5. Tipe akses vaskuler : ○√AV Fistula ○Femoralis ○Double lumen

6. SKALA NYERI

Nyeri : ○√Tidak ○Ya

○ Nyeri kronis, Lokasi :………….. Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Nyeri Akut, Lokasi :………….. Frekuensi :………… Durasi :……………

○ Score nyeri (0-10) :….....................Karakteristik Nyeri :


..........................................

Nyeri hilang

○ Minum obat ○Istirahat ○Mendengar musik ○Berubah posisi tidur

○ Lain-lain, sebutkan………………..

7. CAIRAN DAN ELIMINASI:


1. Cairan masuk: Minum: 100 cc Parenteral: -
2. Pengeluaran: -
3. Urine:
4. Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan):
sedikit frekuensi tidak tentu
5. Riwayat kelainan kandung kemih: tidak ada
6. Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau): jumlah urine 50-100 cc
7. Distensi kandung kemih/retensi urine : tidak
ada 8.

Total balance input-output: Minum sehari ± 600 cc, out put 100 cc
8. DATA DIALIZER

Luas membrane : 1,6 .m2 ○ Low Flux ○√ High Flux

Jenis dialyzer : ○√Baru ○Reuse,ke………/volume priming:200

ml Hasil tes sisa renalin (khusus dialyzer reuse) : ○ 0 ○1


○3

Parameter mesin : Alarm test: ○Tidak ○√Ya, conductivity: 14,1 Suhu mesin:37˚C

Anticoagulan : Tipe : ○ √ Continue ○Free Heparine

Dosis awal :2000 unit Dosis pemeliharaan:1000 unit//jam Total:5000 unit

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Hb: 9,0 gr/dl ureum: 127 mg/dl

L: 10.190 creatinin: 7,8 mg/dl

Ht: 27 GFR: 4

Tr: 262.000

10. DATA TAMBAHAN:

11. MASALAH KEPERAWATAN:


1. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan

(D.0022) 2.

3.

4. Dst
5. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisa
2. Monitor tanda-tanda perdarahan dan respon selama dialisis
3. Siapkan peralatan hemodialisa
4. Lakukan prosedur hemodialisa dengan prinsip aseptic
5. Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan
6. Atasi hipotensi proses dialysis
7. Hentikan hemodialisa jika mengalami kondisi yang membahayakan
8. Ajarkan pembatasan cairan, pencegahan infeksi akses HD dan pengenalan
tanda perburukan kondisi
9. Kolaborasi pemberian heparin pada blood line sesuai indikasi

EVALUASI:

S: pasien tidak ada keluhan

O: k/u sedang, kes:CM, Td: 130/80 mmHg, N: 85x/mnt, Sh:36,5°C, Rr:

20x/mnt, Oedem extremitas, acites tidak ada, sesak tidak ada, peningkatan

JVP tidak Ada.

A: Hipervolemia

P: Intervensi dilanjutkan

DATA INTRA HD:

j. OBSERVASI PROGRAM DIALISIS:

Jam PASIEN Mesin

TD Nadi QB Vena UF UF UF
pressure Goal Rate Removed

11.30 140/80 80 250 100 1500 332 0

12.30 140/80 80 250 100 1500 332 332

13.30 140/80 84 250 100 1500 332 657

14.30 130/90 87 250 100 1500 332 1230

15.30 120/80 84 250 100 1500 332 1500


k. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

l. DATA TAMBAHAN:

m. MASALAH KEPERAWATAN:
1. ..................................................................................................................
.......................
2. ..................................................................................................................
.......................
3. ..................................................................................................................
.......................
4. Dst............................................................................................................
.......................

5. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. ............................................................................................................
.............................
2. ............................................................................................................
.............................
3. ............................................................................................................
.............................
4. ............................................................................................................
.............................
5. ............................................................................................................
...........................
6. Dst......................................................................................................
.............................
7. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:

DATA POST HD:

8. Keluhan : klien mengatakan tidak ada keluhan post HD

9. Keadaan umum :

10. Tanda-Tanda Vital:


TD : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/menit P: 20 x/menit Suhu: 36,6 ˚C
BB-Post: 60 kg

11. Cairan yang masuk selama HD


Sisa Priming : 100 ml Dializer (single use)
Transfusi : ml
Wash out : 100 ml
Minum : 100 ml
Jumlah : 300 ml

12. PEMERIKSAAN PENUNJANG:


13. DATA TAMBAHAN:

14. MASALAH KEPERAWATAN:


1. ........................................................................................................................
..................
2. ........................................................................................................................
.................
3. ........................................................................................................................
.................
4. Dst...................................................................................................................
..................

5. INTERVENSI/IMPLEMENTASI:
1. ........................................................................................................................
..................
2. ........................................................................................................................
..................
3. ........................................................................................................................
..................
4. ........................................................................................................................
..................
6. ........................................................................................................................
..................
7. Dst...................................................................................................................
..................

5. EVALUASI:

S:

O:

A:

P:
LOGBOOK KEGIATAN
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KRITIS MAHASISWA PROFESI NERS FKES
UNIVERITAS MH THAMRIN TAHUN AJARAN 2023

Departemen : KRITIS Ruang : HD


Hari : Senin Presepti :
Tanggal : 20 nov 2023 Preseptor :

Jam Kegiatan Ket

09.00 Orientasi ruang HD dengan CI ruang HD Ns. ARDI


Urip Wibowo, S.kep

Pengarahan dari ruang Komkordik ARDI

11.00 Bimbingan dengan CI Ruang HD Ns. Urip ARDI


Wibowo, S.Kep

Anamnesa Ny A / 59 thn/ CKD on HD dengan


11.30 ARDI
hipertensi
13.30
Observasi ttv Ny. A dan observasi post HD
ARDI
Menimbang BB post HD

Kasus yang dikelola :

1. CKD on
HD dengan 4.
hipertensi

2. 5.

3. 6.

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ilah Muhafilah,S.Kp.,M.Kes) (Ns. Urip Wibowo, S.Kep)


LOGBOOK KEGIATAN
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KRITIS MAHASISWA PROFESI NERS FKES
UNIVERITAS MH THAMRIN TAHUN AJARAN 2023

Departemen : KRITIS Ruang : HD


Hari : Selasa Presepti :
Tanggal : 21 Nov 2023 Preseptor :

Jam Kegiatan Ket

08.00 Menimbang BB pasien Tn. S ARDI

08.10 Observasi ttv Tn. S ARDI

08.30 Menyiapkan alat-alat pemasangan HD ARDI

Anamnesa Tn. S ARDI


09.30 Observasi tiap 1 jam Tn S ARDI
10.30 Membantu merapihkan alat-alat HD ARDI
10.45 Observasi TTV & Observasi Post HD ARDI
11.00 Menimbang BB post HD ARDI
Kasus yang dikelola :

1. CKD on
HD dgn
4.
hiperten
si

2. 5.

3. 6.

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( Ilah Muhafilah,S.Kp.,M.Kes ) ( Ns Urip Wibowo, S.Kep)


LOGBOOK KEGIATAN
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KRITIS MAHASISWA PROFESI NERS FKES
UNIVERITAS MH THAMRIN TAHUN AJARAN 2023

Departemen : KRITIS Ruang : HD


Hari : Rabu Presepti :
Tanggal : 22 Nov 2023 Preseptor :

Jam Kegiatan Ket

08.00 Menimbang BB pasien Tn. R ARDI

08.10 Observasi ttv Tn. R ARDI

08.30 Menyiapkan alat-alat pemasangan HD ARDI

Anamnesa Tn. R ARDI

09.30 Observasi tiap 1 jam Tn R ARDI

10.30 Membantu merapihkan alat-alat HD ARDI

10.45 Observasi TTV & Observasi Post HD ARDI

11.00 Menimbang BB post HD ARDI

Kasus yang dikelola :

1. CKD on
HD dgn
4.
Hiperten
si

2. 5.

3. 6.

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ilah Muhafilah,S.Kp.,M.Kes) (Ns. Urip Wibowo, S.Kep)


LOGBOOK KEGIATAN
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KRITIS MAHASISWA PROFESI NERS FKES
UNIVERITAS MH THAMRIN TAHUN AJARAN 2023

Departemen : KRITIS Ruang : HD


Hari : Kamis Presepti :
Tanggal : 23 Nov 2023 Preseptor :

Jam Kegiatan Ket

11.00 Menimbang BB pasien Tn. D ARDI

11.10 Observasi ttv Tn. D ARDI

11.30 Menyiapkan alat-alat pemasangan HD ARDI

Anamnesa Tn. D ARDI

12.30 Observasi tiap 1 jam Tn D ARDI

15.30 Membantu merapihkan alat-alat HD ARDI

15.45 Observasi TTV & Observasi Post HD ARDI

16.00 Menimbang BB post HD ARDI

Kasus yang dikelola :

1. CKD on
HD dgn 4.
Hipertensi

2. 5.

3. 6.

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ilah Muhafilah,S.Kp.,M.Kes) ( Ns. Urip Wibowo, S.Kep)


LOGBOOK KEGIATAN
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KRITIS MAHASISWA PROFESI NERS FKES
UNIVERITAS MH THAMRIN TAHUN AJARAN 2023

Departemen : KRITIS Ruang : HD


Hari : Jum’at Presepti :
Tanggal : 24 Nov 2023 Preseptor :

Jam Kegiatan Ket

11.00 Menimbang BB pasien Ny. J ARDI

11.10 Observasi ttv Ny. J ARDI

11.30 Menyiapkan alat-alat pemasangan HD ARDI

Anamnesa Ny. J ARDI

12.30 Observasi tiap 1 jam Ny. J ARDI

15.30 Membantu merapihkan alat-alat HD ARDI

15.45 Observasi TTV & Observasi Post HD ARDI

16.00 Menimbang BB post HD ARDI

Kasus yang dikelola :

1.CKD On
HD dgn 4.
Hipertensi

2. 5.

3. 6.

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ilah Muhafilah,S.Kp.,M.Kes) (Ns. Urip Wibowo, S.Kep)


LOGBOOK KEGIATAN
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KRITIS MAHASISWA PROFESI NERS FKES
UNIVERITAS MH THAMRIN TAHUN AJARAN 2023

Departemen : KRITIS Ruang : HD


Hari : Sabtu Presepti :
Tanggal : 25 Nov 2023 Preseptor :

Jam Kegiatan Ket

11.00 Menimbang BB pasien Tn. S ARDI

11.10 Observasi ttv Tn. S ARDI

11.30 Menyiapkan alat-alat pemasangan HD


ARDI
Anamnesa Tn. S
ARDI
12.30 Observasi tiap 1 jam Tn S
ARDI
15.30 Membantu merapihkan alat-alat HD
ARDI
15.45 Observasi TTV & Observasi Post HD ARDI
16.00 Menimbang BB post HD ARDI

Kasus yang dikelola :

1.CKD On
HD dgn 4.
Hipertensi

2. 5.

3. 6.

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Ilah Muhafilah,S.Kp.,M.Kes) (Ns. Urip Wibowo, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai