Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

P DENGAN
GANGGUAN POLA TIDUR

OLEH:

NAMA: Andi Ulfa Dillah S.Kep

NIM: 032022023

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS

INSTITUTE KESEHATAN DAN BISNIS (IKB)

KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter
&Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia menyatakan yang disebut
lansia adalah usia 60 tahun. Lanjut usia atau yang sering disebut dengan lansia,
merupakan bagian dari proses tumbuh kembang. Lanjut usia adalah keadaan atau
kondisi yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologi. Bertambahnya usia manusia, terjadi
proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan
pada tubuh manusia tersebut, tidak hanya mengalami perubahan fisik, kognitif,
perasaan, sosial tetapi seksual juga akan mengalami perubahan Perubahan fisik yang
terjadi pada lansia akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap beberapa
penyakit. Penambahan usia pada manusia sampai menjadi tua terjadi resiko
peningkatan penyakit antara lain kelainan jantung, dan pembuluh darah.
Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa
pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan
bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka
sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa
melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini
berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif
tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari
luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan
mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur
merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu,
berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi.
Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai
perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat dan Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan asuhan keperawatan lansia dengan gangguan pola tidur ?
2. Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan pola
tidur ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah
gangguan pola tidur.
2. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan pola tidur.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi

Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional,

bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk

santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk

istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit

mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa

melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini

berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk

beristirahat bagi klien/pasien.

Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat

beristirahat : Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa diri

mengerti apa yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan ;

Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ; Mengetahui bahwa

mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.

Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai

peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan

ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah

dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan

suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya
kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur

sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik

psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan

menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu

Universitas Sumatera Utara dari ketiga maslah berikut : insomnia gerakan atau sensasi

abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang

berlebihan di siang hari (Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter & Perry, 2015).

2. Mekanisme Tidur

- Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.

- Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.

- Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.

- Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa

ngantuk

- Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk

Instink/Naluri

3. Pola tidur pada lansia

Tidur yang normal terdiri atas komponen gerakan mata cepat (rapid eye

movement, REM) dan non-REM. Tidur non-REM dibagi menjadi empat tahap:

a. Tahap 1 Jatuh tertidur, orang tersebut mudah dibangunkan dan tidak menyadari ia

telah tertidur. Kedutan atau sentakan otot menandakan relaksasi selama tahap ini.

b. Tahap II dan III Meliputi tidur dalam yang progresif.

c. Tahap IV Tingkat terdalam sulit untuk dibangunkan.

Tidur pada tahap ini sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik. Para ahli

tentang tidur mengetahui bahwa tahap ini sangat jelas terlihat menurun pada
lansia, tetapi mereka belum mengetahui akibat dari penurunan ini. Pola tidur

pada lansia ditandai dengan sering terbangun, penurunan tahap III dan IV waktu

non-REM, lebih banyak terbangun selama malam hari dibandingkan tidur, dan

lebih banyak tidur selama siang hari. Kebanyakan lansia yang sehat tidak

melaporkan adanya gejala yang terkait dengan perubahan ini selain tidak dapat

tidur dengan cukup atau tidak bias tidur. Banyak penelitian menunjukkan bahwa

tidur di siang hari dapat mengurangi waktu dan kualitas tidur di malam hari pada

beberapa lansia.

Jika diindikasikan, anjurkan pasien untuk memantau efek tidur siang terhadap

waktu tidur malam mereka dan pada perasaan kesejateraan mereka selama

istirahat siang. Dari tahap IV, orang tersebut berlanjut ke tidur REM. Tidur REM

terjadi beberapa kali dalam siklus tidur di malam hari tetapi lebih sering tidur di

pagi hari sekali. Pada tidur REM, aktivitas dan tanda-tanda vital mengalami

akselerasi yang menyebabkan peningkatan kesenangan dan pelepasan ketegangan

yang dimanfestasikan dengan tersentak dan berbalik, kedutan otot dan

peningkatan frekuensi pernapasan, frekuensi jantung dan tekanan darah.

Frekuensi pernapasan dan jantung yang lebih tinggi dapat menimbulkan bahaya

pada pasien yang memiliki masalah kardiopulmonar kronis. Sebaliknya, tidur

REM membantu melepaskan ketegangan dan membantu metabolisme sistem saraf

pusat. Kekurangan tidur REM telah terbukti menyebabkan iritasi dan kecemasan.

4. Deskripsi patofisiologi

Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara

akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan

kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem

saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuhyang

melibatkan berbagai organ terutama ginjal.

a. Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah

Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai dengan

penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan proses

multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan terbentuk

deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai

substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak.

Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika intima akan memperkecil lumen

pembuluh darah, obstruksi luminal, kelainan aliran darah, pengurangan suplai

oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. Sel endotel pembuluh darah juga

memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara

memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida

endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.

b. Sistem renin-angiotensin

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II

dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). Angiotensin II

inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui

dua aksi utama.

1) meningkatkan sekresi Anti-Diureti Hormon (ADH) dan rasa haus. Dengan

meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh

(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk

mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan

cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah

meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.


2) Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Untuk mengatur

volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl

(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya

konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan

volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume

dan tekanan darah.

c. Sistem saraf simpatik

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke

bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

5. Gangguan Pola Tidur

Gangguan tidur pada lansia Lansia yang mengalami berbagai masalah medis

dan psikososial yang mengalami gangguan tidur. Kondisi-kondisi tersebut antara

lain :

- Penyakit psikiatrik, terutama depresi

- Penyakit Alzheimer dan penyakit degenerative neuro lainnya

- Penyakit kardiovaskuler dan perawatan pascaoperasi bedah jantung y

Inkompetensi jalan nafas atas

- Penyakit paru
- Sindrom nyeri

- Penyakit paru

a. Insomnia Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan

untuk melakukan. Lansia rentang terhadap insomnia karena adanya perubahan

pola tidur, biasanya menyerang tahap 4 (tidur dalam). Keluhan insomnia

mencakup ketidakmampuan untuk tidur, sering terbangun, ketidakmampuan untuk

kembali tidur dan terbangun pada dini hari. Insomnia terdiri dari tiga jenis:

1) Jangka pendek Berakhir beberapa minggu dan muncul akibat pengalaman

stres yang bersifat sementara seperti kehilangan orang yang dicintai, tekanan

di tempat kerja, atau takut kehilangan pekerjaan.

2) Sementara Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang disebabkan

oleh perubahan-perubahan lingkungan seperti, kontruksi bangunan yang

bising, atau pengalaman yang menimbulkan ansietas.

3) Kronis Berlangsung selama 3 minggu atau seumur hidup. Disebabkan oleh

kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis, penggunaan obat tidur yang

berlebihan, penggunaan alkohol berlebihan.


A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Demografi
1. Identitas
a. Nama : Ny.P
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 62 Tahun
d. Golongan Darah :-
e. Pendidikan terakhir : SD
f. Agama :Islam
g. Status Perkawinan : Janda
h. Tinggi Badan/Berat Badan : 155/ 49 kg
i. Alamat : Palopo
j. Orang yang mudah dihubungi: anak
2. Genogram

67 62 45
Ket: : laki-laki
: perempuan

: meninggal
: garis pernikahan
: garis keturunan
: klien
3. Riwayat pekerjaan
a. Pekerjaan saat ini : tidak ada
b. Alamat pekerjaan : tidak ada
c. Alat transportasi : tidak ada
d. Pekerjaan sebelumnya : petani
e. Alat transportasi : jalan kaki
f. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: gaji anak
4. Riwayat lingkungan
a. Jumlah kamar :4
b. Kondisi tempat tinggal : bersih
c. Jumlah orang yang tinggal dirumah: 5 orang/ perempuan : 3 orang
d. Derajat privasi :-
e. Tetangga terdekat :-
f. Alamat dan telepon :-
5. Riwayat rekreasi
a. Hobby/minat :-
b. Keanggotaan dalam organisasi: tidak pernah terlibat dalam organisai
masyaralat
c. Liburan/perjalanan : Tidak pernah melakukan perjalanan jauh untuk
liburan.
6. System pendukung
a. Perawat/bidan/dokter :
b. Rumah sakit : Bila penyakitnya memberat klien segera di bawa ke
RS.
c. Klinik :-
7. Status kesehatan
a. Status kesehatan satu tahun yang lalu: klien mengatakan sering pusing,
jantung berdebar-debar, sakit kepala, leher bagian belakang, dan pernah di
rumah sakit dengan dx hipertensi.
b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu:-
c. Keluhan utama
1) Provocative: klien mengatakan sakit kepala/ pusing
2) Quality:nyeri seperti Berdenyut-denyut
3) Region: pada bagian kepala belakang
4) Scale: 4
d. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Ada beberapa tindakan atau upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi insomnia yaitu :
- Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju, susu.
Diperkirakan bahwa triptofan, yang merupakan suatu asam amino dari
protein yang dicerna, dapat membantu agar mudah tidur.
- Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama.
- Hindari tidur diwaktu siang atau sore hari.
- Berusaha untuk tidur apabila benar- benar kantuk dan tidak pada waktu
kesadaran penuh.
- Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat seblum tidur.
- Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang
tidur.
- Gunakan teknik-teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum berusaha
untuk tidur

No. Nama Obat Dosis Ket.


1. Amplodipin 1x1
2. Captropil 3x1
e. Status imunisasi
1) Tetanus:
2) Influenza::
3) Pneumotoraks:-
4) Lain-lain:
f. Elergi
1) Obat-obatan:-
2) Makanan:-
3) Factor lingkungan:-
g. Penyakit yang diderita
1) Hipertensi
8. Aktivitas Hidup sehari-hari (ADL)
a. Indeks Katz : Klien termasuk dalam kategori A karena semuanya masih bisa
dilakukan secara mandiri tanpa pengawasan , pengarahan atau bantuan dari
orang lain di antaranya yaitu makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi, pasien tidak menggunakan alat
bantu berjalan.
b. Oksigenasi:-
c. Cairan & elekrolit:-
d. Nutrisi :-
1) Makan : Frekuensi mankan 3 kali sehari tidak ada perubahan sama sekali
masih sama seperti sebelum mengalami hipertensi, sesuai posri
sebelumnyadengan porsi nasi dan lauk
2) Minum : frekuensi nimun bila haus, banyaknya 7-8 gelas perhari, jeninya
air putih, kopi.
e. Eliminasi :
a. Frekuensi BAK 3-5 x/ hari warna kuning.
b. Frekuensi 1-2 x / hari, denga konsistensi padat, warna kuning kecoklatan
f. Aktivitas : pekebun dan ibu rumah tangga.
g. Istirahat dan tidur
- Lama Tidur malam : 21.00-05.00 wita
- Setelah mengalami gangguan : 22.00-02.00 wita
- Siang : 13.00-14.00 wita
- Keluhan dengan Tidur :Tidur terganggu, sering terbangun
h. Personal hygiene : klien mandi 2 kali dalam sehari
i. Rekreasi : klien kadang ke rumah anaknya 2-3 kli dalam sebulan.
j. Seksual : -
k. Psokologis
1) Persepsi klien : klien merasa khawatir dengan penyakit yang dideritanya.
2) Konsep diri : klien tidak terlalau menikirkan perubahan yang terjadi pada
dirinya, karena dia beranggapan bahwa itu adalah proses penuaan yang
akan terjadi pada setiap orang.
3) Emosi :Klien mengatakan mengalami susah tidur nyenyak, gelisah, dan
sering terjaga
4) Adaptasi : Kemampuan bersosialisasi saat ini baik kadang saling ngobrol
dengan temasyarakat dan keluarga.
5) Mekanisme pertahanan diri : klien merasa khawatir penyakitnya semakin
parah dan merepotkan anaknya.
9. Tinjauan system
a. Keadaan umum: Baik
b. Tingkat kesadaran: compos mentis
c. Skala koma glasglow:
Verbal: 5
Psikomotor:6
Mata:4
Total:15
d. Tanda-tanda vital
TD: 140/90 mmHg
N: 87 x/m
RR: 20 x/m
S: 36,7 c
e. Status kognitif
1) SPMSQ (short portable mental status questionnaire): 5 (kerusakan
intelektual sedang)
2) MMSE (mini mental state exam):
 Orientasi: 3
 Registrasi:5
 Perhatikan & kalkulasi:
 Mengingat: 3
 Bahasa: 2
3) Inventaris depresi beck
4) Apgar keluarga:
 Adaption: 2
 Partnership:2
 Growth: 1
 Affection: 1
 Resolve: 1
f. Data penunjang
1) Laboratorium
 Haemoglobine / hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji
hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindetifikasi faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
 Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
 Glukosa : hiperglikemia dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar
katekolamin
 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan difungsi ginjal
atau adanya diabetes
 Pemeriksaan Tiroid : hipertiroidimse dapat menimbulkan
vasokontriksi dan hipertensi
2) Radiologi:
3) Ct scan : mengkaji cerebral, CSU, ensevalopati / feokromositoma
B. Riwayat Kesehatan Pengkajian Kesehatan Pada Pasien (Dengan Pengkajian
Perpola + Pemeriksaan Fisik)
a) Pengkajian head to toe
1) Kepala
Normacephalus, rambut Nampak ubanan, tidak ada luka, tidak ada nyeri
tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.
2) Mata
Bentuk Nampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik,
pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tidak ada nyeri dan
tidak ada benjolan.
3) Hidung
Bentuk Nampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada
secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
4) Mulut dan tenggorokan
Mulut bersih, mukosa mulut Nampak kering, tidak ada peradangan,
Nampak cereas gigi dan gigi tampak ompong, sudah hilang beberapa gigi,
mengalami kesulitan mengunya dan tidak ada kesulitan menelan.
5) Telinga
Bentuk simetris tidak ada luka, tidak ada serumen, tidak ada peradangan,
tidak ada nyeri tekan pada bagian belakang telinga, tidak ada benjolan dan
pendengaran masih bagus.
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada
bendungan vena jugularis, klien mengeluh bagian belakang, terasa berat
(kaku kuduk).
7) Dada
Tampak simetris, tidak ada retaksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
8) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
9) Genetalia
Tidak dikaji
10) Ekstremitas
Kekuatan otot baik
11) Integument
Kebersian cukup baik, warna kulit sawo matang, lembab dan tidak ada
gangguan kulit.
b) Pemeriksaan fisik
1. Tekanan darah
Hipertensi adalah kondisi dimana tekanann darah lebih tinggi dari
140/90 mmHg merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa
darah keseluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHg mengacu pada
bacaan diastolic, ketika jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi
ulang bilik-biliknya dengan darah. Tekanan darah normal adalah 120/80
mmHg.
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu jenis pemeriksaan tanda-tanda vital yang
sederhana karena bisa dilakukan sendiri dirumah dengan menggunakan
thermometer. Pemeriksaan suhu berguna untuk menilai kondisi
metabolism tubuh. Metabolism tubuh berkaitan dengan suhu tubuh. Nilai
normal tubuh dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu jenis kelamin, waktu
pemeriksaan, aktifitas fisik, lingkungan, dan masalah pada organ.
3. Nadi
Pemeriksaan nadi sama dengan pemeriksaan denyut jantung.
Pengukuran denyut jantung adalah mngukur berapa kali jantung berdetak
setiap detik mendorong darah ke arteri sehingga arteri berkembang dan
berkontraksi.
4. Laju pernafasan
Tanda-tanda vital selanjutnya adalah laju pernafasan. Pengukuran laju
pernafasan bisa menunjukkan adakah anda memiliki pernafasan normal
atau tidak. Pernafasan tidak normal akan mengidentifikasi bahwa anda
memiliki pernafasan cepat, lambat, atau sulit bernafas.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin/hematocrit: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap hplume
cairan dan dapat mengidentifikasikan factor-faktor resiko seperti anemia dll.
2. BUN: memberikan informasi perfusi ginjal glukosa hiperglikemi(DM) adalah
pencetus hipertensi.
3. Kalsium serum: peningkatan kadar kalsium dapat menyebabkan hipertensi.

D. Analisa Data

Ds Do
- Klien mengatakan sakit - Klien Nampak meringis
kepala P: tiba- tiba
- Klien mengatakan sulit tidur Q:nyeri seperti berdenyut-
- Tidur dan sering terbangun denyut
apalgi pada malam hari R: dibagian kepala belakang,
- Klien sulit memulai tidurnya leher dan pundak.
- Klien hanya tidur 3-5 jam S: skala 4
perhari T: hilang timbul 5-10 menit
- Klien mengatakan jantungnya - Tanda-tanda vital:
berdebar-debar TD: 140/90 mmHg
- Klien merasa khawatir N: 87 x/m
dengan kondisinya saat ini RR: 20 x/m
S: 36,7 c
- Klien Nampak memegangi
kepalanya
- Klien Nampak lemas dan
mengantuk
- Nampak lingkaran hitam
dibawah mata
- Klien nampak khawatir dengan
kondisinya

E. Perumusan Diagnosa Sesuai Kasus (Nanda)


1. Nyeri Akut (00133) b/d agen cedera bilogis
2. Gangguan pola tidur b/d pola tidur yang tidak menyehatkan
3. Ansietas b/d status kesehatan
F. Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Nyeri Akut (00132) b/d Tingkat nyeri Manajemen nyeri
agen cedera biologis Kriteria hasil:
1. Lakukan pengkajian
 Ekspresi
nyeri komprehensif
nyeri wajah
(4) yang meliputi lokasi,
 Tidak bisa
durasi, kualitas,beratnya
beristirahat
nyeri
(4)
 Tekanan 2. Pastikan perawatan
darah (3) analgesic bagi pasien

dilakukan dengan

pemantauan yang ketat

3. Gunakan strategi

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri dan

sampaikan penerimaan

pasien terhadap nyeri

4. Kurangi faktor-faktor

yang dapat mencetuskan

atau meningkatkan

nyeri.

5. Ajarlan prinsip- prinsip

manajemen nyeri

Gangguan pola tidur b/d Tidur Peningkatan tidur


pola tidur tidak Kriteria hasil: 1. Tentukan pola tidur
menyehatkan - Jam tidur (4) atau aktivitas pasien
- Pola tidur (4) 2. Perkirakan tidur/ siklus
- Perasaaan pasien didalam
segar setelah perawatan
tifur (4) perencanaan
- Kualitas tidur 3. Monitori poa tidur
(4) pasien dan catat
kondisi fisik
4. Anjurkan pasien untuk
memantau pola tidur
5. Dorong pasien untuk
menetapkan rutinitas
tidur untuk
memfasilitasi
perpindahan dari
terjaga hingga tidur.
Ansietas b/d status Tingkat kecemasan Pengurangan kecemasan
kesehatan
Kriteri hasil: 1. gunakan pendekatan
yang tenang dan
- tidak dapat
meyakinkan
beristirahat
2. nyatakan dengan jelas
(4)
harapan terhadap
- perasaan
perilaku klien
gelisah (4)
3. pahami situasi kritis
- serangan
yang terjadi dari
panik (4)
persepsif klien
4. berikan objek yang
menunjukkan
perasaan aman

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Inisial Klien : Ny.H
Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Nyeri akut 27/10/2023 Manajemen nyeri 12:00
b/d agen - Melakukan pengkajian S:
cedera 09:00 nyeri komprehensif Klien mengatakan
biologid yang meliputi lokasi, masih merasa sakit
durasi, kepala dan leher
kualitas,beratnya nyeri bagian belakang
- Memastikan O:
perawatan analgesic Klien Nampak
bagi pasien dilakukan meringis
dengan pemantauan - Pengkajian nyeri
yang ketat P: tiba-tiba
- Menggunakan strategi Q:nyeri dirasakan
09:10 komunikasi terapeutik seperti berdenyut-
untuk mengetahui denyut
pengalaman nyeri dan R: dibagian kepala
sampaikan penerimaan belakang, leher dan
pasien terhadap nyeri pundak.
- Mengurangi faktor- S: skala 4
faktor yang dapat T: hilang timbul nyeri
mencetuskan atau dirasakan 5-10
meningkatkan nyeri. menit
- Mengajarlan prinsip- A: nyeri Akut
09:20 prinsip manajemen P: masalah belum teratasi
nyeri lanjtukan intervensi
(1,2,4,5)
- Lakukan pengkajian
nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi,
durasi,
kualitas,beratnya
nyeri
- Pastikan perawatan
analgesic bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang
09:30 ketat
- Kurangi faktor-faktor
yang dapat
mencetuskan atau
meningkatkan nyeri.
- Ajarlan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri

09:35
Gangguan Peningkatan tidur
pola tidur b/d 09:40 - Menentukan pola tidur 12:30
pola tidur atau aktivitas pasien S:
tidak - klien mengatakan
menyehatkan sulit tidur apalagi
- Memperkirakan tidur/ pada malam hari,
siklus pasien didalam klien hanya tidru
perawatan 2-5 jam sehari
09:50 perencanaan O: Klien nampak lemas
- Memonitori poa tidur dan mengantuk
pasien dan catat A: Gangguan pola tidur
kondisi fisik P: masalah belum teratasi
lanjutkan intervensi
(1,2,3,4,5)
10:00 - Tentukan pola
- Menganjurkan pasien tidur atau aktivitas
untuk memantau pola pasien
tidur - Perkirakan tidur/
siklus pasien
didalam perawatan
- Mendorong pasien perencanaan
untuk menetapkan - Monitori poa tidur
rutinitas tidur untuk pasien dan catat
10:10 memfasilitasi kondisi fisik
perpindahan dari - Anjurkan pasien
terjaga hingga tidur. untuk memantau
pola tidur
- Dorong pasien untuk
menetapkan rutinitas
10:15 tidur untuk
memfasilitasi
perpindahan dari
terjaga hingga tidur.
Ansietas b/d Pengurangan kecemasan 13:00
status S:
- Menggunakan
kesehatan 10:20 Klien mengatakan
pendekatan yang
merasa khawatir
tenang dan
dengan keadaanya
meyakinkan
saat ini
- Menyatakan dengan
O:
jelas harapan terhadap
- Tanda-tanda vital:
perilaku klien
10:30 TD: 140/90 mmHg
- Memahami situasi
N: 87 x/m
kritis yang terjadi dari
RR: 20 x/m
persepsif klien
S: 36,7 c
- Memberikan objek
- Klien nampak
yang menunjukkan
10:40 khawatir dan gelisah.
perasaan aman
A: Ansietas
P: masalah belum teratasi
lanjutkan intervensi
10:50 (1,2,3,4,5)
- gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
- nyatakan dengan
jelas harapan
terhadap perilaku
klien
- pahami situasi kritis
yang terjadi dari
persepsif klien
- berikan objek yang
menunjukkan
perasaan aman

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Nyeri akut 28/10/2023 Manajemen nyeri 12:00
b/d agen S:
cedera 09:00 Klien mengatakan sakit
biologid - Melakukan pengkajian kepalanya mulai
nyeri komprehensif berkurang
yang meliputi lokasi, O: Ku baik, Skala Nyeri 2
durasi, A: Nyeri Akut mulai
09:10 kualitas,beratnya nyeri teratasi
- Memastikan P: masalah Mulai teratasi
perawatan analgesic lanjtukan intervensi
bagi pasien dilakukan (1,2,4,5)
dengan pemantauan - Lakukan pengkajian
09:20 yang ketat nyeri komprehensif
- Menggunakan strategi yang meliputi lokasi,
komunikasi terapeutik durasi,
untuk mengetahui kualitas,beratnya
pengalaman nyeri dan nyeri
sampaikan penerimaan - Pastikan perawatan
09:30 pasien terhadap nyeri analgesic bagi pasien
- Mengurangi faktor- dilakukan dengan
faktor yang dapat pemantauan yang
mencetuskan atau ketat
09:35 meningkatkan nyeri. - Kurangi faktor-faktor
- Mengajarlan prinsip- yang dapat
prinsip manajemen mencetuskan atau
nyeri meningkatkan nyeri.

Gangguan Peningkatan tidur


pola tidur b/d 09:40 - Menentukan pola tidur 12:30
pola tidur atau aktivitas pasien S:
tidak - klien mengatakan
menyehatkan kualitas tidurnya
09:50 - Memperkirakan tidur/ sudah mulai
siklus pasien didalam membaik saat ini
perawatan klien tidur 6 jam
perencanaan perhari
10:00 - Memonitori poa tidur O: KU baik, tidak
pasien dan catat nampak wajah mengantuk
kondisi fisik dan tidak ada lingkaran
hitam dibawah mata
A: Gangguan pola tidur
mulai teratasi
10:10 - Menganjurkan pasien P: masalah Mula teratasi
untuk memantau pola lanjutkan intervensi
tidur (1,2,3,4)
- Tentukan pola
tidur atau aktivitas
10:15 - Mendorong pasien pasien
untuk menetapkan - Perkirakan tidur/
rutinitas tidur untuk siklus pasien
memfasilitasi didalam perawatan
perpindahan dari perencanaan
terjaga hingga tidur. - Monitori poa tidur
pasien dan catat
kondisi fisik
- Anjurkan pasien
untuk memantau
pola tidur

Ansietas b/d Pengurangan kecemasan 13:00


status S:
- Menggunakan
kesehatan 10:20 Klien mengatakan
pendekatan yang
Rasa khawatirnya
tenang dan
berkurang
meyakinkan
10:30 O:
- Menyatakan dengan
- Tanda-tanda vital:
jelas harapan terhadap
TD: 130/90 mmHg
perilaku klien
10:40 N: 87 x/m
- Memahami situasi
RR: 20 x/m
kritis yang terjadi dari
S: 36,7 c
persepsif klien
- Klien nampak tenang
- Memberikan objek
10:50 dan ceria
yang menunjukkan
A: Ansietas mulai teratasi
perasaan aman
P: masalah Mulai teratasi
lanjutkan intervensi
(1,2,3,4)
- gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
- nyatakan dengan
jelas harapan
terhadap perilaku
klien
- pahami situasi kritis
yang terjadi dari
persepsif klien

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Nyeri akut 29/10/2023 Manajemen nyeri 12:00
b/d agen 09:00 S:
cedera Klien mengatakan
biologid - Melakukan pengkajian sudah tidak sakit
nyeri komprehensif kepala
yang meliputi lokasi, O: Ku baik, klien nampak
09:10 durasi, rileks
kualitas,beratnya nyeri A: Nyeri Akut teratasi
- Memastikan P: masalah teratasi
perawatan analgesic
bagi pasien dilakukan
09:20 dengan pemantauan
yang ketat
- Menggunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
09:30 sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
- Mengurangi faktor-
faktor yang dapat
mencetuskan atau
meningkatkan nyeri.

Gangguan Peningkatan tidur


pola tidur b/d 09:40 - Menentukan pola tidur 12:30
pola tidur atau aktivitas pasien S:
tidak - klien mengatakan
menyehatkan kualitas tidurnya
09:50 - Memperkirakan tidur/ sudah meningkat
siklus pasien didalam dan sudah tidak
perawatan terbangun pda
perencanaan malam hari kecuali
10:00 - Memonitori poa tidur ingin BAK,
pasien dan catat Namun dapat
kondisi fisik memulai tidur
kembali dengan
nyenyak
O: KU baik, tidak
10:10 - Menganjurkan pasien nampak wajah mengantuk
untuk memantau pola dan tidak ada lingkaran
tidur hitam dibawah mata
A: Gangguan pola tidur
teratasi
10:15 - Mendorong pasien P: masalah teratasi
untuk menetapkan
rutinitas tidur untuk
memfasilitasi
perpindahan dari
terjaga hingga tidur.
Ansietas b/d Pengurangan kecemasan 13:00
status S:
- Menggunakan
kesehatan 10:20 Klien mengatakan
pendekatan yang
sudah tidak khawatir
tenang dan
lagi dengan
meyakinkan
10:30 kondisinya saat ini
- Menyatakan dengan
O:
jelas harapan terhadap
- Tanda-tanda vital:
perilaku klien
10:40 TD: 130/90 mmHg
- Memahami situasi
N: 87 x/m
kritis yang terjadi dari
persepsif klien RR: 20 x/m
- Memberikan objek S: 36,7 c
10:50 yang menunjukkan - Klien nampak tenang
perasaan aman dan ceria
A: Ansietas teratasi
P: masalah teratasi
INVENTARIS DEPRESI BECK
Untuk Mengetahui tingkat Depresi Lansia Dari Beck & Deck

Skor Uraian

A. Kesedihan

3 Saya sangat sedih / tidak bhagia dimana saya tak dapat menghadapinya.
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih atau galau.
√0 Saya tidak merasa sedih.

B. Pesimisme

3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik.
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan.
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
√0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.

C. Rasa Kegagalan

3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri).


2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan.
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
√0 Saya tidak merasa gagal.

D. Ketidak Puasan

3 Saya tidak puas dengan segalanya


2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
√0 Saya tidak merasa tidak puas

E. Rasa Bersalah

3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga.


2 Saya merasa sangat bersalah.
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
√0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

F. Tidak Menyukai Diri Sendiri

3 Saya benci diri saya sendiri


2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
√0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G. Membahayakan Diri sendiri

3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
1 Saya merasa lebih baik mati.
√0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri.

H. Menarik Diri dari Sosial


Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka
3
semuanya.
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada
2
mereka.
√1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I. Keragu-raguan

3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali


2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
√0 Saya membuat keputusan yan gbaik.

J. Perubahan Gambaran Diri

3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan.


Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya dan ini
2
membuat saya tampak tua atau tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
√0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya.

K. Kesulitan Kerja

3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.


2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
√0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.

L. Keletihan

3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.


2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu.
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya.
√0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya

M. Anorekisa

3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.


2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang.
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
√0 Napsu makan saya tidak buruk dari biasanya.

Penilaian

0-4 Depresi tidak ada atau minimal. √


5 -7 Depresi ringan.
8 - 15 Depresi sedang.
16 + Depresi berat.
Dari Beck AT, Beck RW : screening depressed patients in family practice (1972)

MINI – MENTAL STATE EXAM (MMSE)


Menguji Aspek-Aspek Kognitif Dari Fungsi Mental
Nilai
Pasien Pertanyaan
Maksimum
Orientasi
5 3 (Tahun) (Musim) (Tanggal) (Hari) (Bulan apa sekarang) ?
5 5 Dimana kita : (negara bagian) (wilayah) (kota) (rumah sakit) (lantai)
Registrasi
Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing-masing. Kemudian
tanyakan klien ketiga objek setelah anda telah mengatakannya. Beri 1
3
3 poin untuk setiap jawaban yang benar. Kemudian ulangi sampai ia
mempelajarii ketiganya. Jumlahkan percobaan dan catat.
Percobaan : pintu,meja, kursi
Perhatian dan kalkulasi
Seri 7's. 1 poin untuk setiap kebenaran.
5
3 Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian eja "kata" ke belakang.
Mengingat
2 Minta untuk mengulang ketiga objek diatas.
3
Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran.
Bahasa
1 Nama pensil dan melihat (2 poin)
9
1 Mengulang hal berikut : "tak ada jika, dan, atau tetapi" (1 poin)
18 Nilai total
Kaji Tingkat Kesadaran Sepanjang Kontinum :

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA


Suatu Alat Skrining Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi Sosial Lansia
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-
1 teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu Adaption 2
menyusahkan saya.
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
2 membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan Partnership 1
masalah dengan saya.
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan
3 mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau Growth 2
arah baru.
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
4 mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-emosi Affection 2
saya, seperti marah, sedih atau mencintai.
Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya
5 Resolve 0
menyediakan watu bersama-sama.

Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab;
1. Selalu : skor 2 (rata-rata 2)
2. Kadang-kadang : skor 1
3. Hampir tidak pernah : skor 0

33
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

Skor Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
A
dan mandi.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
B
tersebut.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
C
fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
D
berpakaian dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
E
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
F
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
Lain-lain
sebagai, C, D, E atau F.

Ny. H berada pada kemandirian A mandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.

34
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian Ini Untuk Mengetahui Fungsi Intelektual Lansia

Skor
No. Pertanyaan Jawaban
+ -
Hari selasa Tanggal
1 1 Tanggal berapa hari ini? tidak diketahui Tahun
diketahui (2021)
0 2 Hari apa sekarang ini? Diketahui (kamis)
0 3 Apa nama tempat ini? Diketahui
Berapa nomor telepon anda?
1 4 Dimana alamat anda? Tidak diketahui nomor telpon
(Tanyakan bila tidak memiliki telepon)
0 5 Berapa umur anda? Diketahui
1 6 Kapan anda lahir? Tidak diketahui
0 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Diketahui (jokowi)
1 8 Siapa presiden sebelumnya? Tidak diketahui
12 9 Siapa nama kecil Ibu anda? Tidak diketahui
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
Diektahahui 20-3= 17, namun
10 dari setiap angka baru, semua secara
selebihnya tidak diketahui
menurun?
7 Jumlah kesalahan total

Keterangan:
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual berat

Bisa dimaklumi bila > 1 kesalahan bila subyek hanya berpendidikan sekolah dasar.
Bisa dimaklumi bila < 1 kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan di atas sekolah menengah
atas.
Bisa dimaklumi bila > 1 kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan menggunakan kriteria
pendidikan yang sama.

Ny. Hbberada pada kerusakan intelektual sedang dimana tingkat kesalahan 7

35
SKOR NORTON

(untuk menilai potensi dekubitus)


Nama penderita : Ny. H Skor

Kondisi Fisik Umum:


- Baik 4
- Lumayan 3
- Buruk 2
- Sangat Buruk 1

Kesadaran:
- Kompos mentis 4
- Apatis 3
- Konfus/ Sopor 2
- Stupor/ Koma 1
Aktifitas:
- Ambulasi 4
- Ambulasi dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1

Mobilitas:
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas 3
- Sangat terbatas 2
- Tak bisa bergerak 1
Inkontines:
- Tidak 4
- Kadang- kadang 3
- Sering Inkontinensia urin 2
- Inkontinensia alvi & urin 1
Skor total:
Kategori skor 15-20 = keci kemungkinan/ tak terjadi
12- 15 = Kemungkinan kecil terjadi
< 12 = Kemungkinana besar terjadi

Ny. H berada pada kategori skore 15- 20 dengan nilai 17 yang artinya kecil sekali/tak
terjadi

Ny. H berada pada kategori skore 15-20 dengan nilai 15 yang artinya Kecil sekali/tidak
terjadi

36
37
SCREENING FAAL

FUNGTIONAL REACH (FR) TEST

NO LANGKAH

1 MINTA PASIEN BERDIRI DI SISI TEMBOK DENGAN TANGAN


DIRENTANGKAN KEDEPAN

2 BERI TANDA LETAK TANGAN I

3 MINTA PASIEN CONDONG KEDEPAN TANPA MELANGKAH SELAMA 1-


2 MENIT, DENGAN TANGAN DIRENTANGKAN KE DEPAN

4 BERI TANDA LETAK TANGAN KE II PADA POSISI CONDONG

5 UKUR JARAK ANTARA TANDA TANGAN I & KE II

INTERPRETASI :

USIA LEBIH 70 TAHUN : KURANG 6 INCHI : RESIKO ROBO

THE TIMED UP AND GO (TUG) TEST

NO LANGKAH

1 POSISI PASIEN DUDUK DIKURSI

2 MINTA PASIENBERDIRI DARI KURSI, BERJALAN 10 LANGKAH ( 3


METER) KEMBALI DUDUK DI KURSI, UKUR WAKTU DALAM DETIK.

INTERPRETASI :

38
• < 10 DETIK : MOBILITAS BEBAS

• < 20 DETIK : MOSTLY INDEPENDENT

• 20 – 29 DETIK : VARIABLE MOBILITY

• > 30 DETIK : GANGGUAN MOBILITAS

Ny. H mampu berdiri dari kursi, berjalan 10 langka dan kembali duduk di kursi Dan kembali duduk
dalam waktu 28 detik yang artinya masuk dalam variabel mobility

39
40

Anda mungkin juga menyukai