Askep Gerontik Ulfa II
Askep Gerontik Ulfa II
P DENGAN
GANGGUAN POLA TIDUR
OLEH:
NIM: 032022023
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter
&Perry, 2010). Sedangkan organisasi kesehatan dunia menyatakan yang disebut
lansia adalah usia 60 tahun. Lanjut usia atau yang sering disebut dengan lansia,
merupakan bagian dari proses tumbuh kembang. Lanjut usia adalah keadaan atau
kondisi yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologi. Bertambahnya usia manusia, terjadi
proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan
pada tubuh manusia tersebut, tidak hanya mengalami perubahan fisik, kognitif,
perasaan, sosial tetapi seksual juga akan mengalami perubahan Perubahan fisik yang
terjadi pada lansia akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap beberapa
penyakit. Penambahan usia pada manusia sampai menjadi tua terjadi resiko
peningkatan penyakit antara lain kelainan jantung, dan pembuluh darah.
Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa
pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan
bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka
sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa
melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini
berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman untuk
beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif
tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari
luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan
mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur
merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu,
berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi.
Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai
perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat dan Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan asuhan keperawatan lansia dengan gangguan pola tidur ?
2. Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan pola
tidur ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah
gangguan pola tidur.
2. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan pola tidur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional,
bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk
santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk
istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit
mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa
melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini
beristirahat : Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa diri
mengerti apa yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan ;
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai
peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan
ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah
suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya
kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur
sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
Universitas Sumatera Utara dari ketiga maslah berikut : insomnia gerakan atau sensasi
abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari (Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter & Perry, 2015).
2. Mekanisme Tidur
ngantuk
- Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
Instink/Naluri
Tidur yang normal terdiri atas komponen gerakan mata cepat (rapid eye
movement, REM) dan non-REM. Tidur non-REM dibagi menjadi empat tahap:
a. Tahap 1 Jatuh tertidur, orang tersebut mudah dibangunkan dan tidak menyadari ia
telah tertidur. Kedutan atau sentakan otot menandakan relaksasi selama tahap ini.
Tidur pada tahap ini sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik. Para ahli
tentang tidur mengetahui bahwa tahap ini sangat jelas terlihat menurun pada
lansia, tetapi mereka belum mengetahui akibat dari penurunan ini. Pola tidur
pada lansia ditandai dengan sering terbangun, penurunan tahap III dan IV waktu
non-REM, lebih banyak terbangun selama malam hari dibandingkan tidur, dan
lebih banyak tidur selama siang hari. Kebanyakan lansia yang sehat tidak
melaporkan adanya gejala yang terkait dengan perubahan ini selain tidak dapat
tidur dengan cukup atau tidak bias tidur. Banyak penelitian menunjukkan bahwa
tidur di siang hari dapat mengurangi waktu dan kualitas tidur di malam hari pada
beberapa lansia.
Jika diindikasikan, anjurkan pasien untuk memantau efek tidur siang terhadap
waktu tidur malam mereka dan pada perasaan kesejateraan mereka selama
istirahat siang. Dari tahap IV, orang tersebut berlanjut ke tidur REM. Tidur REM
terjadi beberapa kali dalam siklus tidur di malam hari tetapi lebih sering tidur di
pagi hari sekali. Pada tidur REM, aktivitas dan tanda-tanda vital mengalami
Frekuensi pernapasan dan jantung yang lebih tinggi dapat menimbulkan bahaya
pusat. Kekurangan tidur REM telah terbukti menyebabkan iritasi dan kecemasan.
4. Deskripsi patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem
saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuhyang
deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai
substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah. Pertumbuhan ini disebut plak.
oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. Sel endotel pembuluh darah juga
memiliki peran penting dalam pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara
memproduksi sejumlah vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida
b. Sistem renin-angiotensin
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
Gangguan tidur pada lansia Lansia yang mengalami berbagai masalah medis
lain :
- Penyakit paru
- Sindrom nyeri
- Penyakit paru
kembali tidur dan terbangun pada dini hari. Insomnia terdiri dari tiga jenis:
stres yang bersifat sementara seperti kehilangan orang yang dicintai, tekanan
2) Sementara Episode malam gelisah yang tidak sering terjadi yang disebabkan
kebiasaan tidur yang buruk, masalah psikologis, penggunaan obat tidur yang
67 62 45
Ket: : laki-laki
: perempuan
: meninggal
: garis pernikahan
: garis keturunan
: klien
3. Riwayat pekerjaan
a. Pekerjaan saat ini : tidak ada
b. Alamat pekerjaan : tidak ada
c. Alat transportasi : tidak ada
d. Pekerjaan sebelumnya : petani
e. Alat transportasi : jalan kaki
f. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: gaji anak
4. Riwayat lingkungan
a. Jumlah kamar :4
b. Kondisi tempat tinggal : bersih
c. Jumlah orang yang tinggal dirumah: 5 orang/ perempuan : 3 orang
d. Derajat privasi :-
e. Tetangga terdekat :-
f. Alamat dan telepon :-
5. Riwayat rekreasi
a. Hobby/minat :-
b. Keanggotaan dalam organisasi: tidak pernah terlibat dalam organisai
masyaralat
c. Liburan/perjalanan : Tidak pernah melakukan perjalanan jauh untuk
liburan.
6. System pendukung
a. Perawat/bidan/dokter :
b. Rumah sakit : Bila penyakitnya memberat klien segera di bawa ke
RS.
c. Klinik :-
7. Status kesehatan
a. Status kesehatan satu tahun yang lalu: klien mengatakan sering pusing,
jantung berdebar-debar, sakit kepala, leher bagian belakang, dan pernah di
rumah sakit dengan dx hipertensi.
b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu:-
c. Keluhan utama
1) Provocative: klien mengatakan sakit kepala/ pusing
2) Quality:nyeri seperti Berdenyut-denyut
3) Region: pada bagian kepala belakang
4) Scale: 4
d. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Ada beberapa tindakan atau upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi insomnia yaitu :
- Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju, susu.
Diperkirakan bahwa triptofan, yang merupakan suatu asam amino dari
protein yang dicerna, dapat membantu agar mudah tidur.
- Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama.
- Hindari tidur diwaktu siang atau sore hari.
- Berusaha untuk tidur apabila benar- benar kantuk dan tidak pada waktu
kesadaran penuh.
- Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat seblum tidur.
- Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang
tidur.
- Gunakan teknik-teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum berusaha
untuk tidur
D. Analisa Data
Ds Do
- Klien mengatakan sakit - Klien Nampak meringis
kepala P: tiba- tiba
- Klien mengatakan sulit tidur Q:nyeri seperti berdenyut-
- Tidur dan sering terbangun denyut
apalgi pada malam hari R: dibagian kepala belakang,
- Klien sulit memulai tidurnya leher dan pundak.
- Klien hanya tidur 3-5 jam S: skala 4
perhari T: hilang timbul 5-10 menit
- Klien mengatakan jantungnya - Tanda-tanda vital:
berdebar-debar TD: 140/90 mmHg
- Klien merasa khawatir N: 87 x/m
dengan kondisinya saat ini RR: 20 x/m
S: 36,7 c
- Klien Nampak memegangi
kepalanya
- Klien Nampak lemas dan
mengantuk
- Nampak lingkaran hitam
dibawah mata
- Klien nampak khawatir dengan
kondisinya
dilakukan dengan
3. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
sampaikan penerimaan
4. Kurangi faktor-faktor
atau meningkatkan
nyeri.
manajemen nyeri
09:35
Gangguan Peningkatan tidur
pola tidur b/d 09:40 - Menentukan pola tidur 12:30
pola tidur atau aktivitas pasien S:
tidak - klien mengatakan
menyehatkan sulit tidur apalagi
- Memperkirakan tidur/ pada malam hari,
siklus pasien didalam klien hanya tidru
perawatan 2-5 jam sehari
09:50 perencanaan O: Klien nampak lemas
- Memonitori poa tidur dan mengantuk
pasien dan catat A: Gangguan pola tidur
kondisi fisik P: masalah belum teratasi
lanjutkan intervensi
(1,2,3,4,5)
10:00 - Tentukan pola
- Menganjurkan pasien tidur atau aktivitas
untuk memantau pola pasien
tidur - Perkirakan tidur/
siklus pasien
didalam perawatan
- Mendorong pasien perencanaan
untuk menetapkan - Monitori poa tidur
rutinitas tidur untuk pasien dan catat
10:10 memfasilitasi kondisi fisik
perpindahan dari - Anjurkan pasien
terjaga hingga tidur. untuk memantau
pola tidur
- Dorong pasien untuk
menetapkan rutinitas
10:15 tidur untuk
memfasilitasi
perpindahan dari
terjaga hingga tidur.
Ansietas b/d Pengurangan kecemasan 13:00
status S:
- Menggunakan
kesehatan 10:20 Klien mengatakan
pendekatan yang
merasa khawatir
tenang dan
dengan keadaanya
meyakinkan
saat ini
- Menyatakan dengan
O:
jelas harapan terhadap
- Tanda-tanda vital:
perilaku klien
10:30 TD: 140/90 mmHg
- Memahami situasi
N: 87 x/m
kritis yang terjadi dari
RR: 20 x/m
persepsif klien
S: 36,7 c
- Memberikan objek
- Klien nampak
yang menunjukkan
10:40 khawatir dan gelisah.
perasaan aman
A: Ansietas
P: masalah belum teratasi
lanjutkan intervensi
10:50 (1,2,3,4,5)
- gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
- nyatakan dengan
jelas harapan
terhadap perilaku
klien
- pahami situasi kritis
yang terjadi dari
persepsif klien
- berikan objek yang
menunjukkan
perasaan aman
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih / tidak bhagia dimana saya tak dapat menghadapinya.
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.
1 Saya merasa sedih atau galau.
√0 Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik.
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan.
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
√0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa Kegagalan
D. Ketidak Puasan
E. Rasa Bersalah
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
1 Saya merasa lebih baik mati.
√0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri.
I. Keragu-raguan
K. Kesulitan Kerja
L. Keletihan
M. Anorekisa
Penilaian
Penilaian :
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab;
1. Selalu : skor 2 (rata-rata 2)
2. Kadang-kadang : skor 1
3. Hampir tidak pernah : skor 0
33
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Skor Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian
A
dan mandi.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
B
tersebut.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
C
fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
D
berpakaian dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
E
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
F
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
Lain-lain
sebagai, C, D, E atau F.
Ny. H berada pada kemandirian A mandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.
34
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian Ini Untuk Mengetahui Fungsi Intelektual Lansia
Skor
No. Pertanyaan Jawaban
+ -
Hari selasa Tanggal
1 1 Tanggal berapa hari ini? tidak diketahui Tahun
diketahui (2021)
0 2 Hari apa sekarang ini? Diketahui (kamis)
0 3 Apa nama tempat ini? Diketahui
Berapa nomor telepon anda?
1 4 Dimana alamat anda? Tidak diketahui nomor telpon
(Tanyakan bila tidak memiliki telepon)
0 5 Berapa umur anda? Diketahui
1 6 Kapan anda lahir? Tidak diketahui
0 7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Diketahui (jokowi)
1 8 Siapa presiden sebelumnya? Tidak diketahui
12 9 Siapa nama kecil Ibu anda? Tidak diketahui
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
Diektahahui 20-3= 17, namun
10 dari setiap angka baru, semua secara
selebihnya tidak diketahui
menurun?
7 Jumlah kesalahan total
Keterangan:
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual berat
Bisa dimaklumi bila > 1 kesalahan bila subyek hanya berpendidikan sekolah dasar.
Bisa dimaklumi bila < 1 kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan di atas sekolah menengah
atas.
Bisa dimaklumi bila > 1 kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan menggunakan kriteria
pendidikan yang sama.
35
SKOR NORTON
Kesadaran:
- Kompos mentis 4
- Apatis 3
- Konfus/ Sopor 2
- Stupor/ Koma 1
Aktifitas:
- Ambulasi 4
- Ambulasi dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1
Mobilitas:
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas 3
- Sangat terbatas 2
- Tak bisa bergerak 1
Inkontines:
- Tidak 4
- Kadang- kadang 3
- Sering Inkontinensia urin 2
- Inkontinensia alvi & urin 1
Skor total:
Kategori skor 15-20 = keci kemungkinan/ tak terjadi
12- 15 = Kemungkinan kecil terjadi
< 12 = Kemungkinana besar terjadi
Ny. H berada pada kategori skore 15- 20 dengan nilai 17 yang artinya kecil sekali/tak
terjadi
Ny. H berada pada kategori skore 15-20 dengan nilai 15 yang artinya Kecil sekali/tidak
terjadi
36
37
SCREENING FAAL
NO LANGKAH
INTERPRETASI :
NO LANGKAH
INTERPRETASI :
38
• < 10 DETIK : MOBILITAS BEBAS
Ny. H mampu berdiri dari kursi, berjalan 10 langka dan kembali duduk di kursi Dan kembali duduk
dalam waktu 28 detik yang artinya masuk dalam variabel mobility
39
40