Organized
Organized
SKRIPSI
Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti
Oleh
Ariell Hafidz Jauhari
071001800016
i
TITLE PAGE
FINAL ASSIGNMENT
Submitted as a requirement to obtain Undergraduate Degree in study
program of Petroleum Engineering, Faculty of Earth Technology and Energy
By
Ariell Hafidz Jauhari
071001800016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS UJI PRESSURE BUILD UP DAN DELIVERABILITY
DARI HASIL DRILL STEM TEST SUMUR GAS AR-1
LAPANGAN ALPHA
SKRIPSI
Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti
Oleh
Ariell Hafidz Jauhari
071001800016
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Ir. M. Taufiq Fathaddin, M.T., Ph.D, IPU Djunaedi Agus W., S.T., M.T.
NIK: 2029/USAKTI NIK: 3045/USAKTI
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG
KOMISI PENGUJI.
Mengetahui,
v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi yang berjudul “Analisis Uji Pressure
Build Up dan Deliverability dari Hasil Drill Stem Test Sumur Gas AR-1 Lapangan
Alpha” dalam memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program
Studi Sarjana Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti.
Penulis menghadapi banyak rintangan dalam menyusun skripsi ini, namun
terdapat banyak pihak yang memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.
Dengan demikian, penulis dengan hormat mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Arief Basyari dan Ibu Leny Mariana selaku orang tua penulis yang
selalu memberikan dukungan, kasih sayang, kepercayaan dan mendoakan
penulis dalam menjalani perkuliahan khususnya dalam penyusunan skripsi.
2. Arlenne Hafidzia Jannata dan Avriell Hafidz Ghafara selaku adik penulis
serta segenap keluarga yang selalu mendoakan penulis.
3. Bapak Ir. Muhammad Taufiq Fathaddin, M.T., Ph.D, IPU dan Bapak
Djunaedi Agus Wibowo, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Ir. Rini Setiati, M.T. selaku dosen wali dan segenap dosen Fakultas
Teknologi Kebumian dan Energi yang telah mendidik penulis selama
perkuliahan berlangsung.
5. Jasmine Ghina Kaynes, Billy Arioseno Prakoso, Claviano Leiwakabessy,
Amelia Astivania, Anissa Poetri Farah Diba, dan semua teman-teman
penulis yang selalu memotivasi selama penyusunan skripsi ini.
vii
ABSTRAK
Sumur gas AR-1 yang terletak di Lapangan Alpha merupakan sumur dry
gas yang telah dilakukan pemboran hingga kedalaman 9000 ft. Penyebaran formasi
produktif (net pay) berada pada kedalaman 6953-7400 ft. Sebelum tahap komplesi,
maka dilakukan pengujian sumur dengan analisis Uji Pressure Build Up
menggunakan Metode Horner Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P) dan Uji
Deliverability dengan Isochronal Test. Analisis ini dilakukan dengan
memanfaatkan Software Saphir dan secara manual dengan Spreadsheet sebagai
pembanding. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis Pressure Build Up untuk
mengetahui model lubang sumur, model sumur, model reservoir, dan model
boundary serta karakteristik reservoir, seperti permeability thickness (kh),
permeabilitas (k), dan faktor skin (s’) serta jarak patahan (L). Selain itu, tekanan
reservoir rata-rata (P) juga ditentukan untuk mengetahui seberapa besar tekanan di
reservoir untuk mendorong gas keluar dari reservoir ketika menjalani tahap
produksi. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
kemampuan reservoir dalam mengalirkan gas dari dasar sumur dengan Uji
Deliverability yang menghasilkan parameter Absolute Open Flow Potential
(AOFP). Hasil analisis yang didapatkan dengan menggunakan Software Saphir
menunjukkan model lubang sumur adalah Changing Storage (Hegeman), model
sumur Vertical Well, model reservoir Two Porosity PSS, dan model boundary One
Fault. Kemudian, karakteristik reservoir yang diperoleh pada parameter
permeability thickness (kh) menggunakan Software Saphir dan secara manual
secara berturut-turut adalah 3237,931 md.ft dan 3281,566 md.ft, permeabilitas (k)
sebesar 7,244 md dan 7,341 md, faktor skin (s’) sebesar 138,079 dan 93,167 serta
jarak patahan (L) sebesar 53,863 ft dan 144,772. Kemudian, nilai tekanan reservoir
rata-rata (P) yang dihasilkan secara manual dengan menerapkan Metode
Matthews-Brons-Hazebroek (MBH) dan Ramey and Cobb berturut-turut sebesar
3188,991 psia dan 3199,069 psia, sedangkan Metode Modified Muskat dan Arps
and Smith sebesar 3250 psia dan 3194,271 psia. Hasil analisis Isochronal Test
dengan menggunakan Software Saphir dan secara manual tersebut diperoleh harga
AOFP berturut-turut sebesar 12.874,493 MSCFD dan 13.613,742 MSCFD.
Kata Kunci: Uji Pressure Build Up, Metode Horner, Isochronal Test
viii
ABSTRACT
The AR-1 gas well located in Alpha Field is a dry gas well that drilled to a
depth of 9000 ft. The distribution of the productive formation (net pay) is at a depth
of 6953-7400 ft. Before the completion stage, wells were tested by analyzing the
Pressure Build Up Test using Horner Method with Pseudo-Pressure ψ(P) approach
and Deliverability Test using Isochronal Test. This analysis was carried out using
Saphir Software and manually with Spreadsheet as a comparison. The purpose of
this study is to analyze the Pressure Build Up to determine the wellbore model, well
model, reservoir model, and boundary model as well as reservoir characteristics,
such as permeability thickness (kh), permeability (k), skin factor (s'), and fault
distance (L). In addition, the average reservoir Pressure (P) is also determined to
find out how much Pressure in the reservoir to push the gas out of the reservoir
when undergoing the production stage. In addition, this study also aims to
determine the reservoir's ability to flow gas from the bottom of the well with the
Deliverability Test which produces the Absolute Open Flow Potential (AOFP)
parameter. The results of the analysis obtained by using the Saphir Software show
that the wellbore model is Changing Storage (Hegeman), the well model is Vertical
Well, the reservoir model is Two Porosity PSS, and the boundary model is One
Fault. Then, the reservoir characteristics obtained on the permeability thickness
(kh) parameter using Saphir Software and calculated manually are 3237.931 md.ft
and 3281.566 md.ft, permeabilities (k) are 7.244 md and 7.341 md, skin factors (s')
are 138.079 and 133.406, and the fault distance (L) are 53.863 ft and 144.772.
Then, the value of the average reservoir Pressure (P) which was generated
manually by applying the Matthews-Brons-Hazebroek (MBH) and Ramey and
Cobb Methods are 3188.991 psia and 3199.069 psia, respectively. While the
Modified Muskat and Arps and Smith Methods average Pressure are 3250 psia and
3194.271 psia. The results of the Isochronal Test analysis using Saphir Software
and manual way generated the AOFP values of 12,874.493 MSCFD and
13,613.742 MSCFD, respectively.
ix
DAFTAR ISI
x
II.4.2 Isochronal Test.............................................................. 22
II.4.3 Modified Isochronal Test .............................................. 23
II.4.4 Penentuan Absolute Open Flow Potential (AOFP) ...... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 25
III.1 Pengumpulan Data ...................................................................... 25
III.2 Prosedur Penelitian...................................................................... 26
III.3 Prosedur Analisis Uji Pressure Build Up dengan Software Saphir
..................................................................................................... 27
III.4 Prosedur Analisis Uji Deliverability dengan Software Saphir .... 28
III.5 Prosedur Penerapan Metode Horner Secara Manual .................. 28
III.6 Prosedur Penentuan Tekanan Reservoir Metode MBH .............. 29
III.7 Prosedur Penentuan Tekanan Reservoir dengan Metode Ramey-
Cobb ............................................................................................ 29
III.8 Prosedur Penentuan Tekanan Reservoir Metode Modified Muskat
..................................................................................................... 30
III.9 Prosedur Penentuan Tekanan Reservoir Metode Arps and Smith
..................................................................................................... 30
III.10 Prosedur Analisis Uji Deliverability Secara Manual .................. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 32
IV.1 Analisis Uji Pressure Build Up dengan Software Saphir ........... 32
IV.2 Analisis Uji Pressure Build Up Secara Manual .......................... 35
IV.3 Penentuan Nilai Tekanan Reservoir Rata-Rata ........................... 40
IV.3.1 Middle Time Region (MTR) .......................................... 40
IV.3.2 Late Time Region (LTR)................................................ 42
IV.4 Analisis Uji Deliverability Pada Sumur Gas AR-1 ..................... 44
BAB V KESIMPULAN .................................................................................... 49
V.1 Kesimpulan ................................................................................. 49
V.2 Saran ............................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50
LAMPIRAN .......................................................................................................... 52
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kurva Faktor Deviasi Gas Standing dan Katz (Ahmed, 2018) .......... 8
Gambar II.2 Idealized Pressure Build Up Test (Ahmed, 2018) ........................... 10
Gambar II.3 Type Curve Derivative (Bourdet, 2002) ........................................... 15
Gambar II.4 Perilaku Tekanan Statis pada Sumur Shut-in (Yasin, 2012) ............ 16
Gambar II.5 Jenis-jenis Boundary (Chaudhry, 2003) ........................................... 18
Gambar II.6 Diagram Flow-After-Flow Test (Bourdet, 2002) .............................. 22
Gambar II.7 Diagram Isochronal Test (Bourdet, 2002)........................................ 22
Gambar II.8 Diagram Modified Isochronal Test (Bourdet, 2002) ........................ 23
Gambar III.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................. 26
Gambar IV.1 History Plot ..................................................................................... 32
Gambar IV.2 Kurva Type Curve Derivative ......................................................... 33
Gambar IV.3 Horner Plot Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P) .............................. 35
Gambar IV.4 Horner Plot Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P) Secara Manual ..... 36
Gambar IV.5 Horner Plot dalam Metode MBH .................................................... 40
Gambar IV.6 Grafik Modified Muskat .................................................................. 42
Gambar IV.7 Grafik Metode Arps and Smith ....................................................... 43
Gambar IV.8 Perhitungan AOFP Sumur Gas AR-1 dengan Software Saphir ...... 45
Gambar IV.9 Perhitungan AOFP Sumur Gas AR-1 Secara Manual .................... 45
Gambar IV.10 Kurva IPR dengan Software Saphir .............................................. 47
Gambar IV.11 Kurva IPR Secara Manual............................................................. 48
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Pemakaian
SINGKATAN Nama pertama kali
pada halaman
BHP Bottom Hole Presssure 4
HTR Horner Time Ratio 15
IPR Inflow Performance Relationship 1
PBU Pressure Build Up 16
LAMBANG
Porositas, fraksi 4
P Tekanan Reservoir Rata-Rata,
2
psia
µg Viskositas Gas, cp 9
A Luas Area Pengurasan, ft2 27
AOFP Absolute Open Flow Potential,
1
MSCFD
Faktor Volume Formasi Gas,
Bg 9
ft3/scf
BV Bulk Volume, ft3 5
C Koefisien, bbl/psia 23
CA Dietz Shape Factor,
20
dimensionless
Koefisien Wellbore Storage,
CD 15
dimensionless
Cg Kompresibilitas Gas, psi-1 10
Cpr Pseudo-Reduced Compressibility,
10
dimensionless
Cs Koefisien Wellbore Storage, 18
xv
ft3/psia
Ct Kompresibilitas Total, 1/psia 24
Cws Wellbore Storage Compressibility,
18
psi-1
F Tekanan MBHD 19
FE Flow Efficiency, fraksi 2
Gp Total Kumulatif Produksi Gas,
11
MSCFD
GV Grain Volume, ft3 5
h Net Pay, ft 24
k Permeabilitas, md 2
kh Permeability Thickness, md.ft 2
L Jarak dari Sumur ke Patahan, ft 33
L Panjang Media, ft 6
m Slope, psia2/cp 11
Ma Apparent Molecular Weight of
9
Gas, dimensionless
Molecular Weight of Gas,
Mg 10
dimensionless
n Inverse Slope, dimensionless 23
P Tekanan, psia 11
P* Pressure False, psia 19
P@1hr Tekanan ketika selisih waktu 1
32
jam, psia
PD Pressure Derivative, psia 15
Pi Tekanan Inisial, psia 32
Ppc Pseudo-Critical Pressure, psia 8
Ppr Pseudo-Reduced Pressure, psia 8
Pr Tekanan Reservoir, psia 24
PV Pore Volume, ft3 5
pwf Tekanan Alir Dasar Sumur, psia 21
Q Laju Alir, MSCFD 6
xvi
qg Laju Alir Gas, MSCFD 41
qgmax Laju Alir Maksimum, MSCFD 2
R Konstanta 0,082, dimensionless 9
rw Jari-Jari Sumur, ft 24
s’ Skin Factor, dimensionless 2
Sg Saturasi Gas, fraksi 6
So Saturasi Minyak, fraksi 6
Sw Saturasi Air, fraksi 6
T Temperatur, °R 24
tD Dimensionless Time 15
tDA Dimensionless Producing Time 19
tp Waktu Produksi, jam 11
Tpc Pseudo-Critical Temperature, °R 8
Tpr Pseudo-Reduced Temperature, °R 8
tws Wellbore Storage Time, jam 19
Vws Wellbore Storage Volume, ft3 18
X Parameter pada korelasi
9
viskositas, dimensionless
Y Parameter pada korelasi
9
viskositas, dimensionless
z Faktor Kompresibilitas Gas,
7
dimensionless
γg Specific Gravity, °API 7
γg Specific Gravity Gas, fraksi 7
ΔP Perubahan tekanan, psia 6
Δt Perubahan waktu, jam 11
Δte Equivalent Time, jam 15
μ Viskositas Fluida, cp 6
π Konstanta 3,14, dimensionless 19
ρ Densitas Fluida, lb/ft3 9
ρg Densitas Gas, lb/ft3 7
ρudara Densitas Udara, lb/ft3 7
xvii
ψ(P) Pseudo-Pressure, psia2/cp 1
ψ(P*) Pseudo-Pressure False, psia2/cp 35
ψ(P@1hr) Pseudo-Pressure ketika selisih
27
waktu 1 jam, psia2/cp
ψ(pwf) Pseudo-Well Flowing Pressure,
29
psia2/cp
ψ(ΔPskin) Penurunan tekanan akibat skin,
13
psia2/cp
ψ(P) Pseudo-Average Pressure,
29
psia2/cp
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang ada, dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut.
1. Apakah model sumur dan reservoir serta model boundary yang diperoleh?
2. Berapa nilai permeability thickness (kh), permeabilitas (k), dan faktor skin
(s’) dari analisis Metode Horner Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P)?
3. Bagaimana hasil efisiensi aliran (FE) dari analisis Metode Horner
Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P)?
4. Berapa nilai tekanan reservoir rata-rata (P) pada segmen middle time
region dan late time region?
5. Berapa nilai Absolute Open Flow Potential (AOFP) dan laju alir
maksimum (qgmax) ketika melakukan Isochronal Test?
2
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat daripada penelitian yang dilakukan pada Sumur Gas AR-
1 Lapangan Alpha ini dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Dari segi akademis diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan juga
sebagai pedoman dalam memahami metode Uji Pressure Build Up dan
Deliverability pada reservoir gas.
2. Dari segi penelitian diharapkan dapat mengetahui prosedur perhitungan
dengan Software Saphir dan Manual menggunakan Spreadsheet.
3. Dari segi ekonomi diharapkan dapat memperkirakan profit yang diperoleh
dengan mengamati tingkat produktivitas sumur gas.
3
BAB II TINJAUAN UMUM
Pengujian sumur atau well testing adalah metode yang diaplikasikan untuk
mengetahui karakteristik reservoir dari sumur yang diuji. Dalam pengujian sumur
ini dapat diperoleh karakteristik reservoir yang terdiri dari permeabilitas (k), faktor
skin (s’), efisiensi aliran, dan tekanan reservoir. Teknik pengujian pada metode ini
meliputi pengukuran bottom hole Pressure (BHP) terhadap fungsi waktu. Indikator
produktivitas yang dihasilkan dari metode pengujian ini adalah Absolute Open Flow
Potential (AOFP) atau laju alir maksimum di mana fluida dapat mengalir di dalam
sumur. Metode UJi Deliverability yang paling mendasar yang menggunakan semua
data stabil adalah Flow-After-Flow Test, sedangkan uji yang menggunakan data
transien dan stabil meliputi Isochronal dan Modified Isochronal Test. Dalam bab
ini akan diuraikan mengenai teori dasar parameter atau karakteristik reservoir dan
kerusakan formasi (formation damage).
4
Dalam menentukan nilai porositas pada batuan, dapat digunakan persamaan
berikut (Ahmed, 2018).
BV -GV
= BV
× 100% (II.1)
P
= BV × 100% (II.2)
V
(PVtotal )
Total = BV
× 100% (II.3)
Porositas Efektif biasanya lebih kecil daripada rongga pori-pori total yang
biasanya berkisar dari 10%-15%.
5
II.1.2 Saturasi
Saturasi adalah jumlah kandungan fluida yang berada dalam batuan
berpori pada suatu formasi. Isi kandungan fluida tersebut dapat berupa minyak,
air maupun gas. Baik secara bersama-sama maupun minyak dengan air saja,
minyak dengan gas, ataupun air dengan gas. Pada kondisi dibawah tekanan jenuh,
jumlah saturasi sama dengan satu seperti persamaan berikut (Ahmed, 2018).
Sw + S o + Sg = 1 (II.5)
Pada kondisi reservoir pada tekanan jenuh, persamaan yang digunakan dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Sw + S o = 1 (II.6)
Saturasi tergantung dari volume pori dan bukan pada gross reservoir
volume. Fluida dalam reservoir selalu mencapai equlibrium (setimbang). Apabila
Saturasi minyak berkurang, maka air akan mengisi pori.
Q × µ× L
k= (II.8)
A × ΔP
6
II.1.4 Kompresibilitas Batuan
Kompresibilitas batuan merupakan perubahan volume pada batuan seiring
dengan tekanan yang mengalami perubahan (Ahmed, 2018). Perubahan tekanan
dapat terjadi akibat pori-pori batuan kosong sehingga butiran batuan, pori batuan
dan volume total batuan mengalami perubahan. Terdapat tiga klasifikasi
kompresibilitas batuan, yaitu kompresibilitas matriks, kompresbilitas bulk batuan,
dan kompresibilitas pori batuan.
ρg
γg = (II.9)
ρUdara
7
Korelasi Standing dan Katz (Ahmed, 2018) dapat digunakan untuk menentukan
nilai z dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
P
Ppr = (II.10)
Ppc
T
Tpr = (II.11)
Tpc
Gambar II.1 Kurva Faktor Deviasi Gas Standing dan Katz (Ahmed, 2018)
8
II.2.3 Faktor Volume Formasi Gas (Bg)
Faktor Volume Formasi Gas (Bg) merupakan perbandingan antara volume
gas dalam reservoir dengan volume yang dihasilkan pada kondisi standar (14,7
psia; 60 °F). Faktor volume formasi juga memungkinkan perhitungan densitas.
Faktor volume formasi gas (Bg) dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut ini (Ahmed, 2018).
z×T
Bg = 0,02827 × ft3/scf (II.12)
P
Persamaan faktor volume formasi gas (Bg) dengan satuan bbl/scf dapat
dinyatakan sebagai berikut.
z×T
Bg = 0,00504× bbl/scf (II.13)
P
ρMa
ρg = RT (II.14)
μg = k × exp(XρY ) (II.15)
9
Persamaan (II.15) di atas dapat ditentukan dengan mencari nilai masing-masing
parameter dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
pMg pMg
ρ= = 0,00149406 (II.16)
zRT zT
(0,00094+2×10-6 Mg )T1.5
k= (209+19Mg +T)
(II.17)
986
X = 3,5 + + 0,01Mg (II.18)
T
Cpr
Cg = (II.20)
Ppc
10
II.3.1 Metode Horner
Prinsip dasar pada metode Horner adalah memberikan gangguan tekanan
pada sumur yang diuji. Hal ini menyebabkan tekanan transien menyebar di dalam
reservoir. Dasar untuk menganalisis Uji Pressure Build Up adalah dengan memplot
tp +Δt
grafik tekanan (P) terhadap fungsi waktu ( ). Dalam analisisnya, perlu diketahui
Δt
Gp
tp = (II.21)
qg
Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menganalisis uji kenaikan tekanan, di
antaranya adalah sebagai berikut (Chaudhry, 2003).
1. Metode Horner Pendekatan P
Metode Pendekatan P dapat digunakan ketika harga tekanan reservoir di
atas 3000 psi dengan variabel P/µgZ konstan. Persamaan yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut (Chaudhry, 2003).
μg Z P PdP
P= ∫0 (II.22)
P μg Z
Pada kondisi unsteady state flow, maka persamaan (II.22) diatas akan berubah
menjadi sebagai berikut.
tp +∆t
162,6qg Bg μg k( )
∆t
Pws = Pi - {log [ 2 ] -3,23 + 0,869s} (II.23)
kh Ct rw μg
tp +Δt
Plot P versus log pada skala semilog sehingga akan diperoleh kemiringan dari
Δt
162,6qg Bg μg
m= (II.24)
kh
tp +∆t
k( )
∆t
Pws = Pi -m {log [ 2 ] -3,23 + 0,869s} (II.25)
Ct rw μg
11
Dengan demikian, persamaan faktor skin (s’) dapat diuraikan menjadi:
P1hr -Pwf k
s' = 1,151 {( ) -log [C r2 μ ] + 3,23} (II.26)
m t w g
Apabila terjadi hambatan aliran akibat efek skin pada formasi produktif, maka
persamaan penurunan tekanan akibat skin (∆Pskin ) dapat dituliskan menjadi:
Efisiensi aliran (FE) dipengaruhi besaran nilai skin. Apabila terdapat kerusakan
formasi, maka nilai FE<1, sedangkan apabila terdapat kerja ulang sumur maka nilai
FE>1. Dari nilai ΔPskin dengan persamaan (II.27), maka persamaan FE menjadi:
P* - Pwf - ∆Pskin
FE = (II.28)
P* - Pwf
P P
P = ∫pb μ Z dP (II.29)
g
Pada kondisi standar (14.7 psi dan 60°F), maka persamaan (II.30) sebagai berikut.
tp +∆t
1637qg T 0,000264k( )
∆t
ψ(P)ws = ψ(P)i - {log [ ] - 0,869s} (II.31)
kh Ct r2w μg
tp +Δt
Plot ψ(P) versus log pada skala semilog sehingga akan diperoleh harga
Δt
1637qg T
m= (II.32)
kh
12
Dengan demikian, persamaan (II.31) menjadi:
tp +∆t
0,000264k( )
∆t
ψ(P)ws = ψ(P)i -m {log [ ] - 0,869s} (II.33)
Ct r2w μg
ψ(P)1hr -ψ(P)wf k
s' = 1,151 {( ) -log [C r2 μ ] + 3,23} (II.34)
m t w g
sedangkan untuk menentukan nilai penurunan tekanan akibat skin ψ(ΔPskin) pada
metode Pseudo-Pressure, persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil persamaan (II.35), maka persamaan efisiensi aliran (FE) menjadi:
3. Metode Pendekatan P2
Metode P2 digunakan saat tekanan reservoir di bawah 2000 psi. P2 muncul
dari perubahan persamaan hukum gas ke persamaan diferensial untuk menghitung
kompresibilitas fluida. Persamaannya adalah sebagai berikut (Chaudhry, 2003).
μg Z P PdP P2
P2 = ∫0 = (II.37)
P μg Z 2P
Kemudian, dalam keadaan unsteady state flow, maka persamaan (II.37) dapat
menjadi sebagai berikut.
tp +∆t
57.910qg Psc TZμg k( )
P2ws = P2i - {log [C r∆t2 μ ] - 3,23 + 0,679s} (II.38)
khTsc t w g
Apabila nilai dari Psc = 14,7 psi dan Tsc = 520 °R, maka persamaan (II.38) pada
kondisi standar berubah menjadi persamaan berikut.
tp +∆t
1637qg Psc TZμg k( )
P2ws = P2i - {log [ ∆t
] - 3,23 + 0,679s} (II.39)
khTsc Ct r2w μg
13
Berdasarkan persamaan (II.39), untuk memperoleh nilai kemiringan atau slope (m)
tp +Δt
pada plot P2 versus log pada skala semilog dinyatakan dengan persamaan:
Δt
1637qg T
m= (II.40)
kh
ketika nilai kemiringan atau slope (m) telah diketahui, maka persamaan (II.39) akan
dinyatakan dengan:
tp +∆t
k( )
P2ws = P2i -m {log [ ∆t
2 ] - 3,23 + 0,679s} (II.41)
Ct rw μg
Dengan data reservoir dan sumur yang tersedia, maka harga faktor skin (s’) dapat
dirumuskan dengan persamaan berikut.
P21hr -P2wf k
s' = 1,151 {( ) -log [ ] + 3,23} (II.42)
m Ct r2w μg
Nilai penurunan tekanan akibat skin (∆P2skin ) dapat ditentukan dengan persamaan:
sehingga dari nilai (∆P2skin ) pada persamaan (II.43), besaran harga efisiensi aliran
(FE) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
2
(P* ) -(Pwf )2 -∆P2skin
FE = 2 (II.44)
(P* ) -(Pwf )2
14
Gambar II.3 berikut ini merupakan kurva Type Curve Derivative yang digunakan
pada reservoir homogen (Bourdet, 2002).
tD
PD = (II.45)
CD
162,6qg Bg μg kt
∆P = [log (ϕμ 2 ) - 3,23 + 0,869s] (II.46)
kh g Ct rw
2. Menentukan Δte
tp
Δte = (II.48)
HTR
15
II.3.3 Karakteristik Kurva Uji Pressure Build Up
Karakteristik Kurva Uji Pressure Build Up mendeskripsikan perubahan
pada tekanan yang terjadi ketika pengujian sumur dilakukan. Karakteristik kurva
ini dibagi menjadi tiga, yaitu early time region, middle time region, dan late time
region berdasarkan radius investigasi (ri) yang ditunjukkan pada Gambar II.4.
Pembagian waktu pada kurva ini dibagi dengan tujuan untuk mendeskripsikan
analisis terhadap tekanan transien. Analisis PBU dihitung saat middle time region,
karena tidak terpengaruh oleh efek wellbore storage (Yasin, 2012).
Gambar II.4 Perilaku Tekanan Statis pada Sumur Shut-in (Yasin, 2012)
16
Garis lurus pada kurva semilog ini menandakan bahwa reservoir ini bersifat
infinite acting sehingga terdapat parameter karakteristik reservoir, seperti slope (m),
permeability thickness (kh), permeabilitas (k), faktor skin (s’), dan tekanan
reservoir rata-rata (P).
17
II.3.5 Model Boundary
Hasil uji tekanan dapat terpengaruh oleh adanya suatu patahan yang dekat
dengan sumur. Infinite merupakan reservoir yang tidak terbatas dan tidak terdapat
patahan ketika dilakukan pengujian. Sementara itu, fault (patahan) adalah keadaan
reservoir yang terdapat patahan. One Fault merupakan patahan linier yang terletak
dekat dengan sumur. Apabila tp > Δt, maka jarak patahan terdekat dengan sumur
dihitung dengan persamaan berikut (Chaudhry, 2003).
k𝛥𝑡𝑥
L = 0.01217√μ (II.50)
g Ct
Persamaan (II.50) di atas hanya dapat digunakan apabila jenis patahan one fault.
Gambar II.5 berikut merupakan jenis-jenis patahan.
18
Jika harga koefisien wellbore storage (Cs) telah ditentukan dengan persamaan
(II.52), maka wellbore storage time (tws) diperoleh dengan persamaan berikut.
36.177µCs
tws = (II.53)
kh
0,0002637ktp
tDA = (II.54)
ϕμg Ct A
19
3) Tekanan MBHD (F) dapat diperoleh menggunakan persamaan:
F = 4πtDA (II.55)
F
P = P* - m 2,303 (II.56)
0,0002637ktp
tDA = (II.57)
ϕμg Ct A
2) Dietz shape factor (CA) dapat ditentukan dari bentuk dan letak sumur.
tp +Δt
3) Nilai HTRavg (( ) ) diperoleh dengan menggunakan persamaan:
Δt P
tp +Δt
( ) = CA tDA (II.58)
Δt P
tp +Δt
4) Apabila HTRavg (( ) ) telah didapatkan dengan persamaan (II.58),
Δt P
Metode yang digunakan pada late time region lebih mudah dilakukan
yang disebabkan oleh ekstrapolasi tekanan pada segmen middle time region
mencapai infinite shut-in. Perhitungan yang dilakukan dapat menggunakan
metode Modified Muskat dan Arps-Smith sebagai berikut (Salem, 2019).
1. Metode Modified Muskat
Metode ini dapat menentukan tekanan reservoir rata-rata (P) dengan satu
kelebihan, yaitu sangat mudah dilakukan dengan cara sebagai berikut.
20
1) menentukan kisaran nilai tekanan reservoir rata-rata (P) dengan nilai
yang mendekati perhitungan Software Saphir dan Spreadsheet.
2) Menghitung ψ(P)-ψ(P) dengan tekanan rata-rata (P) pada poin 1.
2. Metode Arps-Smith
Konsep metode Arps-Smith untuk menentukan tekanan reservoir rata-rata
(P) berbeda dengan Metode Modified Muskat di mana tidak melakukan trial and
error, seperti yang diuraikan berikut ini (Salem, 2019).
∆ψ(P)
1) Menentukan nilai .
∆t
∆ψ(P)
2) Memplot ∆t
versus tekanan (P) dan menentukan garis slope (m).
21
Deliverabilitas gas dianalisis berdasarkan keadaan aliran yang stabil dengan
menggunakan tekanan alir dasar sumur (Pwf) pada akhir periode laju produksi.
Pengujian ini dapat memberikan hasil yang baik apabila reservoir memiliki
permeabilitas tinggi sehingga tekanan dapat mencapai kondisi stabil dengan waktu
singkat. Gambar II.6 berikut ini adalah diagram Uji Deliverability dengan
penerapan metode flow-after-flow test.
22
II.4.3 Modified Isochronal Test
Waktu untuk menaikkan tekanan reservoir rata-rata sebelum mengalir sangat
lama sehingga pengujian ini dikembangkan untuk mempersingkat waktu pengujian.
Metode ini memiliki periode pembukaan dan penutupan sumur dengan durasi sama.
Jenis pengujian ini tergolong kurang akurat apabila dibandingkan dengan metode
Isochronal Test (Bourdet, 2002). Apabila durasi penutupan sumurnya meningkat,
maka akurasi pengujian ini juga meningkat. Gambar II.8 berikut ini merupakan
diagram Modified Isochronal Test.
n
qsc = C(P2r -P2wf ) (II.60)
Pada plot (P2r -P2wf ) versus qsc, garis lurus yang dihasilkan mempunyai harga
slope sebesar 45° apabila laju produksi pada sumur gas rendah. Namun, apabila laju
produksi pada sumur tinggi, maka nilai slope akan meningkat.
23
Dengan diperolehnya nilai slope (m), maka nilai inverse slope (n) dapat diperoleh
secara matematis dengan menggunakan persamaan berikut ini.
Jika nilai inverse slope (n) telah diketahui dengan persamaan (II.61), maka dapat
ditentukan persamaan nilai koefisien kinerja (C) sebagai berikut.
qsc
C= 2 2
n (II.62)
(Pr -Pwf )
n
AOFP = C (P2r -14,72 ) (II.63)
Dengan demikian, persamaan untuk menentukan laju alir maksimum (qgmax) adalah
30% dari harga AOFP yang ditentukan dengan persamaan (II.63) sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
25
Kemudian, Tabel III.2 berikut ini merupakan data untuk Uji Deliverability
Sumur Gas AR-1 yang meliputi data laju alir gas dan durasi Uji Pressure Build Up.
26
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data, yaitu data reservoir dan
sumur yang meliputi porositas, kompresibilitas batuan, jari-jari sumur, serta data
tekanan reservoir, waktu dan laju alir produksi gas; data petrofisik, yaitu porositas
dan net pay. Dari data sumur tersebut, maka langkah selanjutnya adalah dengan
memasukkan data ke dalam Software Saphir. Dengan demikian, data tekanan dan
laju alir gas juga dapat dimasukkan untuk memunculkan grafik history plot dan log-
log plot sehingga dapat dilakukan pemodelan sumur dengan melakukan trial and
error pada wellbore model, well model, reservoir model, dan boundary model.
Untuk analisis Horner Plot Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P) dapat
membuat flexible plot dengan Pressure function adalah Pseudo-Pressure ψ(P).
Parameter yang dihasilkan dari analisis Uji Pressure Build Up adalah permeabilitas
(k), permeability thickness (kh), faktor skin (s’), reservoir model dan boundary
model. Kemudian, dalam menganalisis Uji Deliverability dapat menggunakan data
tekanan dan laju alir gas dengan waktu pengujian tertentu. Dalam menganalisis data
tersebut digunakan Software Saphir dan Spreadsheet sehingga dapat dilakukan
perbandingan antara hasil dari kedua perangkat lunak tersebut.
27
7. Membuat garis regresi pada kurva Horner Plot dengan Pendekatan Pseudo-
Pressure ψ(P).
8. Klik P Average untuk menentukan tekanan reservoir rata-rata dengan
memasukkan nilai Dietz shape factor sesuai dengan bentuk reservoir,
permeability thickness (kh), faktor skin (s’), luas area pengurasan (A), laju
alir (q), dan tekanan alir dasar sumur (pwf).
28
Kemudian, tarik garis lurus pada data yang tidak terpengaruh efek wellbore
storage hingga akhir middle time region sehingga diperoleh nilai slope (m)
dengan persamaan y pada trendline. Lalu, untuk mencari ψ(P1hr) dapat
dihitung dengan persamaan y trendline dengan nilai HTR untuk Δt = 1 jam.
3. Selanjutnya, nilai permeabilitas dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus pada persamaan (II.32).
4. Nilai faktor skin (s’) dapat diperoleh dengan persamaan (II.34).
5. Kemudian, dalam menentukan nilai penurunan tekanan akibat skin ψ(ΔPskin)
dapat digunakan persamaan (II.35).
6. Efisiensi aliran (FE) diperoleh dengan menggunakan persamaan (II.36).
7. Setelah itu, jarak patahan (fault) dapat dihitung dengan persamaan (II.50).
Kemudian, waktu wellbore storage dihitung dengan persamaan (II.51).
29
3. Mencari nilai Dietz shape factor (CA) berdasarkan bentuk reservoir dan
lokasi sumurnya.
tp +Δt
4. Kemudian, menghitung nilai HTRavg (( ) ) dengan persamaan (II.58).
Δt P
30
3. Kemudian, nilai inverse slope (n) dapat diperoleh dengan perhitungan
menggunakan persamaan (II.61).
4. Dengan diperolehnya inverse slope (n), maka nilai (C) dihitung dengan
persamaan (II.62).
5. Setelah harga slope (m) dan inverse slope (n) diperoleh, persamaan (II.63)
dapat digunakan untuk menentukan harga Absolute Open Flow Potential
(AOFP). Sementara itu, harga laju alir maksimum (qgmax) dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan (II.64).
6. Untuk membuat kurva inflow performance relationship (IPR), maka perlu
ditentukan nilai qsc pada tiap jangkauan tekanan alir dasar sumur (Pwf)
dengan menggunakan persamaan (II.60).
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumur gas AR-1 yang terletak di Lapangan Alpha adalah sumur dry gas
yang dibor hingga kedalaman 9000 ft dengan letak penyebaran formasi produktif
(net pay) pada kedalaman 6953-7400 ft. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil dan
pembahasan daripada tahap pengujian sumur gas dengan Uji Pressure Build Up
menggunakan Metode Horner Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P) dengan tujuan
untuk memperoleh nilai permeabilitas (k), faktor skin (s’) serta tekanan reservoir
rata-rata (P). Sementara itu, untuk analisis Uji Deliverability dilakukan dengan
menggunakan metode Isochronal Test dengan hasil analisis dapat berupa nilai
inverse slope (n), koefisien performa laju alir stabil (C), dan Absolute Open Flow
Potential (AOFP) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan sumur dalam
mengalirkan fluida gas.
32
History plot adalah gambaran dari hasil pembacaan Software Saphir pada
tekanan (psia) dan laju alir gas (MSCFD) terhadap waktu pengujian sumur (hour).
Pada bagian atas merupakan grafik plot tekanan terhadap waktu, sedangkan bagian
bawah menunjukkan plot laju alir gas terhadap waktu. Dari grafik history plot ini
dapat diketahui bahwa analisis Uji Deliverability perlu menggunakan metode
Isochronal Test. Garis merah (base fit data) pada history plot tersebut menunjukkan
bahwa plot telah matching antara model sumur dengan type curve derivative yang
dilakukan dengan menggunakan Software Saphir. Apabila history plot telah
matching dengan garis merah, maka selanjutnya dapat dilakukan matching pada
kurva type curve derivative.
Kurva type curve derivative yang harus di matching ini diplot dengan skala
log-log yang terdiri atas dua bagian. Garis hijau (bagian atas) menunjukkan kurva
Gringarten Type Curve, sedangkan garis merah (bagian bawah) menunjukkan kurva
Type Curve Derivative yang merupakan kurva aktual. Gambar IV.2 berikut ini
merupakan kurva type curve derivative pada Sumur Gas AR-1.
33
Model reservoir Two Porosity PSS menunjukkan terdapat dua indikasi yang
menggambarkan bahwa terjadi dua kali usaha garis Pressure derivative mendekati
garis tekanan aktual. Dalam model reservoir Two Porosity PSS, nilai porositasnya
terbagi ke dalam matriks dan rekahan. One fault merupakan model patahan linier
yang terletak dengan jarak tertentu dari sumur produksi di mana membatasi
perpanjangan reservoir secara satu arah. Tabel IV.1 berikut menunjukkan model
sumur, model reservoir, dan model boundary Sumur Gas AR-1.
Wellbore storage time (tws) yang diperoleh dari defleksi 45° pada kurva
derivative adalah 0,270 jam. Analisis Uji Pressure Build Up juga dilakukan dengan
Metode Horner Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P). Titik dan garis regresi pada
Horner Plot diambil pada garis lurus yang berada dalam segmen middle time region
hingga late time region sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik reservoir.
34
Grafik Metode Horner Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P) dapat ditunjukkan
dengan Gambar IV.3 berikut ini.
Tabel IV.3 Perbandingan Hasil Metode Type Curve Derivative dan Horner
Metode
Parameter Satuan
Type Curve Derivative Horner ψ(P)
kh 1092,165 3237,931 md.ft
k 2,443 7,244 md
Skin (s) 42,112 138,079
reservoir, seperti permeability thickness (kh), permeabilitas (k), faktor skin (s’), dan
efisiensi aliran (FE).
35
Dalam analisis ini, harga production time (tp) perlu ditentukan terlebih dahulu
dengan menggunakan persamaan (II.21) berikut.
Gp
tp = qg
tp +Δt
Selanjutnya adalah memplot nilai HTR ( ) versus Pseudo-Pressure
Δt
Berdasarkan Gambar IV.4, dapat diketahui bahwa terdapat dua slope yang
diperoleh menggunakan persamaan garis y dengan mensubstitusikan nilai x dengan
nilai 1 log cycle (HTR = 1 dan HTR = 10). Slope pertama (m1) diperoleh dari
y = -1.675.469 ln(x) + 634.554.717 sehingga:
36
Dari nilai slope pertama (m1), selanjutnya mencari nilai ψ(P)1hr yang
berpotongan dengan garis slope (m1) dengan menentukan HTR untuk Δt = 1 jam
terlebih dahulu.
tp +Δt
HTR = Δt
14,736 + 1
HTR = = 15,736 hour
1
tp +Δt
Tekanan reservoir ψ(P*) ditentukan dengan HTR ( ) = 1 jam dengan
Δt
1637qg T
m1 = kh
1637qg T
kh = m1
1637(11.290)(225+460)
kh = = 3281,566 md.ft
3.857.909,943
Dari nilai kh yang telah diperoleh, maka permeabilitas (k) diperoleh dengan:
kh
k= h
3281,566
k= = 7,341 md
447
Nilai permeabilitas (k) cukup baik sehingga fluida dapat mengalir di dalam batuan
di mana terdapat pori-pori besar dengan rongga lebar pada batuan.
37
Berdasarkan nilai permeabilitas (k) yang telah ditentukan, maka nilai faktor
skin (s’) dapat ditentukan dengan data pada Tabel III.1 dan juga menggunakan
persamaan (II.34) sebagai berikut.
ψ(P)1hr -ψ(P)wf k
s' = 1,151 {( ) -log [C r2 μ ] + 3,23}
m1 t w g
629.937.227,052-164.001.125,357 7,341
s' = 1,151 {( ) -log [(0,05)(0,000198693)(0,542)2(0,02)] + 3,23}
3.857.909,943
s’ = 133,406
634.554.717-164.001.125,357-447.245.516,426
FE = = 0,050
634.554.717-164.001.125,357
Nilai efisiensi aliran (FE) yang diperoleh kurang dari 1, artinya terdapat
kerusakan formasi pada sumur ini yang ditunjukkan oleh besarnya nilai skin. Jarak
patahan (L) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (II.56). Nilai jarak
patahan (L) yang ditentukan merupakan jarak dari sumur produksi ke patahan yang
dekat dengan sumur tersebut. Dari perpotongan antara dua slope, maka diketahui
nilai HTR = 4,847 sehingga Δtx diperoleh sebesar 3,830 jam. Dengan demikian,
perhitungan L dapat diuraikan dengan persamaan (II.50) sebagai berikut.
k𝛥𝑡𝑥
L = 0.01217√
μg Ct
(7,341)(3,830)
L = 0.01217√(0,05)(0,02)(0,000198693) =144,772 ft
38
Berdasarkan nilai jarak patahan (L), maka wellbore storage time (tws) dapat
diperoleh. Sebelumnya perlu ditentukan volume wellbore (Vws) dengan persamaan
(II.51) berikut ini.
Vws = π × r2w × L
Vws = π × 0,542 × 144,772 = 133,444 ft3
Nilai kompresibilitas fluida pada wellbore (Cws) sebesar 0,0092 1/psi sehingga
harga koefisien wellbore storage (Cs) dapat diperoleh secara matematis
menggunakan persamaan (II.52) sebagai berikut.
Cs = Vws × Cws
Cs = 0,271 × 0,0092 = 1,228 ft3/psi-1
Dari nilai koefisien wellbore storage (Cs), maka harga wellbore storage time (tws)
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (II.53) sebagai berikut.
36.177µCs
tws = kh
Harga wellbore storage time (tws) digunakan untuk mengetahui berapa lama
terjadinya efek wellbore storage di dalam sumur. Tabel IV.4 berikut ini merupakan
perbandingan hasil analisis Metode Horner Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P)
antara Software Saphir dan Manual.
Tabel IV.4 Perbandingan Hasil Metode Horner Software Saphir dan Manual
Nilai
Parameter Satuan
Software Manual Selisih
kh 3237,931 3281,566 1.348% md.ft
k 7,244 7,341 1.343% md
Skin (s) 138,079 133,406 3.385%
L 53,863 144,772 168.779% ft
tws 0,250 0,271 0,255% jam
39
IV.3 Penentuan Nilai Tekanan Reservoir Rata-Rata
Setelah melaksanakan analisis Uji Pressure Build Up, maka selanjutnya
dilakukan penentuan tekanan reservoir rata-rata (P). P merupakan indikasi berapa
besar tekanan di reservoir untuk mendorong gas keluar dari reservoir ketika waktu
produksi. P dapat dihasilkan pada dua segmen, yaitu middle time region (MTR) dan
late time region (LTR).
0,0002637ktp
tDA = ϕμg Ct A
Dengan diperolehnya nilai tDA tersebut, maka harga tekanan reservoir rata-rata (P)
dapat diperoleh dengan dua metode berikut ini.
1. Metode Matthews-Brons-Hazebroek (MBH)
Dalam metode ini perlu membuat Grafik Horner Plot antara parameter
Horner Time Ratio (HTR) dengan tekanan (P). Grafik tersebut diplot dengan kurva
semilog sehingga hasil plot tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar IV.5.
40
Berdasarkan grafik Horner Plot, nilai tekanan (P) dihasilkan dengan
menggunakan persamaan garis y dengan nilai 1 log cycle (HTR = 1 dan HTR = 10).
Kemudian, nilai slope (m) diperoleh dari selisih antara P1 dengan P10 sehingga
persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
m = P1 - P10
m = 3189,7 - 3178,429 = 11,271 psia/cp
garis y = -8,388 ln(x) + 3201,2 sehingga P* dapat diperoleh sebagai berikut ini.
F
P = P* - m 2,303
0,1449
P = 3189,7 - 11,271 = 3188,991 psia
2,303
tp +Δt
( ) = CA tDA
Δt P
tp +Δt
( ) = 10,8374 × 0,014 = 0,148
Δt P
41
Dengan demikian, nilai tekanan reservoir rata-rata (P) dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan (II.59) sebagai berikut.
P = P* - m log(CA tDA )
P = 3189,7 - 11,271 log(10,8374 × 0,014) = 3199,069 psia
yang mendekati hasil analisis dengan Software dan Manual (Spreadsheet). Harga P
yang diasumsi adalah 3230 psia, 3250 psia, dan 3270 psia. Dari ketiga nilai tekanan
reservoir rata-rata (P) ini tentunya memiliki nilai R2 yang berbeda. Gambar IV.6
berikut ini merupakan Grafik Metode Modified Muskat dari harga tekanan reservoir
rata-rata (P) yang diasumsi.
42
Berdasarkan grafik pada Gambar IV.6, Nilai P yang diambil adalah 3250 psia,
karena R2 paling mendekati 1. Tabel IV.5 adalah harga R2 setiap nilai P.
tekanan (P). Metode Arps and Smith ini sangat sensitif, karena analisis ini
dilakukan pada periode akhir transien sehingga akurasi daripada perhitungan ini
cukup rendah jika dibandingkan dengan metode yang mengaplikasikan segmen
middle time region, seperti Metode MBH dan Ramey and Cobb. Grafik antara
∆ψ(P)
parameter versus tekanan (P) dapat ditunjukkan oleh Gambar IV.7 Metode
∆t
43
Dari Gambar IV.7, diperoleh nilai P sebesar 3194,271 psia dari pembagian antara
intercept dengan slope. Tabel IV.6 berikut adalah hasil P pada setiap metode.
Nilai P
Metode
psia
MBH 3188,991
Ramey and Cobb 3199,069
Modified Muskat 3250
Arps and Smith 3194,271
Uji Deliverability dengan Isochronal Test ini dilakukan dengan memplot qsc
terhadap ψ(P) - ψ(Pwf ) berdasarkan Tabel IV.7.
44
Gambar IV.8 berikut ini adalah hasil plot qsc terhadap ψ(P) - ψ(Pwf ) dengan
menggunakan Software Saphir.
Gambar IV.8 Perhitungan AOFP Sumur Gas AR-1 dengan Software Saphir
Garis merah pada Gambar IV.8 di atas adalah transient curve yang berguna
dalam menentukan nilai inverse slope (n). Harga inverse slope (n) pada Isochronal
Test umumnya berkisar dari 0,5 hingga 1. Namun, harga n yang digunakan adalah
0,5. Hal ini menunjukkan bawa aliran turbulen. Garis kuning (stabilized curve)
menghasilkan nilai C sebesar 0,503 MSCFD/psia2 di mana menggambarkan
keadaan titik stabil saat extended flow. AOFP yang dihasilkan dengan Software
Saphir sebesar 12874,493 MSCFD dan qgmax sebesar 3862,348 MSCFD.
Berdasarkan analisis Uji Deliverability dengan bantuan Software, maka
perlu dilakukan analisis secara manual menggunakan Spreadsheet untuk
membandingkan hasil yang telah didapatkan oleh Software Saphir. Gambar IV.9
berikut ini merupakan grafik Isochronal Test secara manual.
45
Garis merah yang ditunjukkan pada Gambar IV.9 adalah trendline dari
transient curve. Dari trendline tersebut dapat diperoleh persamaan yang
menunjukkan besaran harga slope, yaitu 5,259. Dengan adanya harga slope, maka
dapat ditentukan harga inverse slope (n) sebesar 0,190. Sama seperti pada Software
Saphir, nilai inverse slope yang ditetapkan sebesar 0,5. Selanjutnya, menarik garis
sejajar sehingga stabilized curve dapat diperoleh untuk mengetahui harga koefisien
C dengan persamaan (II.62) sebagai berikut.
qsc
C= n
(P2r -P2wf )
qsc
C= n
(ψ(P) - ψ(Pwf ))
11.290
C= (505.675.059,284)0,5
= 0,502 MSCFD/psia2
n
AOFP = C (P2r -14,72 )
n
AOFP = C (ψ(P) - ψ(P@14.7 ))
Dengan diperolehnya harga AOFP, maka untuk memperoleh nilai laju alir
maksimum (qgmax) dapat ditentukan secara matematis dengan menggunakan
persamaan (II.64).
46
Berdasarkan analisis Uji Deliverability dengan menerapkan metode
Isochronal Test yang memanfaatkan Software Saphir dan Spreadsheet (manual),
maka perbandingan hasil analisis antara kedua perangkat tersebut dapat dituliskan
dalam Tabel IV.8 sebagai berikut.
Berdasarkan Tabel IV.8, hasil AOFP dan qgmax yang dihasilkan oleh
perhitungan manual mendekati analisis Software. Kemudian, kurva Inflow
Performance Relationship (IPR) dapat diperoleh dengan Software Saphir pada
Gambar IV.10 berikut ini.
n
qsc = C(P2r -P2wf )
47
Dalam menentukan harga laju alir gas (qsc) untuk membuat kurva IPR, maka
digunakan Pseudo-Well Flowing Pressure ψ(pwf). Persamaan (II.60) dikonversikan
ke dalam Pseudo-Pressure ψ(P) sehingga dapat dituliskan sebagai berikut.
n
qsc = C (ψ(P) - ψ(P@14.7 ))
Kurva IPR yang dibuat dengan menggunakan Spreadsheet dapat ditunjukkan pada
Gambar IV.11 berikut ini.
48
BAB V KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Uji Pressure Build Up dan Uji Deliverability pada
Sumur Gas AR-1, maka diperoleh kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut.
1. Dari hasil analisis menggunakan Software Saphir dengan metode type curve
derivative, diperoleh model sumurnya adalah Vertical Well, model reservoirnya
adalah Two Porosity PSS, dan model boundary adalah One Fault.
2. Hasil Analisis Uji Pressure Build Up dengan menggunakan Metode Horner
Pendekatan Pseudo-Pressure ψ(P) antara Software Saphir dan Manual memiliki
hasil yang tidak terlalu signifikan. Nilai parameter yang dihasilkan oleh
Software Saphir meliputi permeability thickness (kh) sebesar 3237,931 md.ft,
permeabilitas (k) sebesar 7,244 md, skin (s) sebesar 138,079, dan jarak patahan
(L) sebesar 53,863 ft. Sementara itu, hasil analisis secara manual diperoleh
permeability thickness (kh) sebesar 3281,566 md.ft, permeabilitas (k) sebesar
7,341 md, dan skin (s) 133,406 serta jarak patahan (L) sebesar 144,772 ft.
3. Nilai efisiensi aliran (FE) yang ditentukan dengan Metode Horner Pendekatan
Pseudo-Pressure ψ(P) diperoleh sebesar 0,050.
4. Tekanan reservoir rata-rata (P) yang diperoleh pada middle time region dengan
Metode MBH sebesar 3188,991 psia, lalu Metode Ramey and Cobb sebesar
3199,069 psia. Kemudian, pada late time region diperoleh P dengan Metode
Modified Muskat sebesar 3250 psia dan Metode Arps and Smith sebesar
3194,271 psia.
5. Berdasarkan analisis Uji Deliverability dengan Software Saphir diperoleh
AOFP sebesar 12.874,493 MSCFD dan qgmax sebesar 3862,348 MSCFD.
Sementara itu, AOFP yang ditentukan secara manual didapatkan hasil sebesar
13.613,742 MSCFD dan qgmax sebesar 4084,122 MSCFD.
V.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, penulis merekomendasikan untuk
melakukan acidizing, karena kerusakan formasi cukup besar. Selain itu, model yang
diperoleh harus dikonfirmasi dengan posisi sumur dan model geologi lapangan.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
https://doi.org/https://doi.org/10.2118/197754-MS
Kareem, L. A., Iwalewa, T. M., & Al-Marhoun, M. (2016). New Explicit
Correlation for the Compressibility Factor of Natural Gas: Linearized z-Factor
Isotherms. J. Pet. Explor. Prod. Technol., 6, 481–492.
Lee, W. J., & Wattenbarger, R. A. (1996). Gas Reservoir Engineering. Henry L.
Doherty Memorial Fund of AIME, Society of Petroleum Engineers.
https://books.google.co.id/books?id=JlpQAQAAIAAJ
Putri, N. A., Fattahanisa, A., Ristawati, A., & Setiati, R. (2021). Production
Capability Prediction of a Reservoir Gas by Using Gas Deliverability Analysis
to Supply Gas Energy in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 780(1). https://doi.org/10.1088/1755-
1315/780/1/012016
Salem, A. (2019). Determination of Average Reservoir Pressure using Pressure
Buildup Test: Analytical and Simulation Approach for Egyptian Oil Fields.
Journal of Petroleum and Mining Engineering, 21(1), 9–16.
https://doi.org/10.21608/jpme.2020.73176
Spivey, J. P., Lee, W. J., & (U.S.), S. of P. E. (2013). Applied Well Test
Interpretation. Society of Petreleum Engineers.
https://books.google.co.id/books?id=xoKqtAEACAAJ
Yasin, I. B. E. (2012). Pressure Transient Analysis Using Generated Well Test Data
from Simulation of Selected Wells in Norne Field.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran A Tabel Pseudo-Pressure ψ(P) Versus Waktu (Δt)
Δt ψ(P) Δt ψ(P)
(hours) (psia2/cp) (hours) (psia2/cp)
0,01 164.001.125,357 0,29 625.913.000,030
0,02 219.204.221,183 0,30 626.157.023,433
0,03 274.412.599,379 0,31 626.350.757,767
0,04 330.175.600,107 0,32 626.519.847,451
0,05 383.953.599,609 0,33 626.688.937,134
0,06 434.774.769,129 0,34 626.870.349,143
0,07 481.037.536,970 0,35 627.015.478,750
0,08 521.251.359,967 0,36 627.184.568,434
0,09 554.141.299,059 0,37 627.354.000,404
0,10 578.542.121,510 0,38 627.498.787,724
0,11 595.892.007,512 0,39 627.643.917,331
0,12 607.578.176,037 0,40 627.593.943,457
0,13 614.552.994,091 0,41 627.726.750,739
0,14 618.247.476,223 0,42 627.798.630,969
0,15 620.131.750,447 0,43 627.919.458,213
0,16 621.122.812,097 0,44 628.015.640,806
0,17 621.715.342,613 0,46 628.110.796,539
0,18 621.933.804,266 0,48 628.181.992,195
0,19 622.538.905,671 0,50 628.350.397,305
0,20 623.083.530,911 0,52 628.469.855,401
0,21 623.567.679,986 0,54 628.565.353,421
0,22 623.943.787,372 0,56 628.685.153,804
0,23 624.283.201,355 0,58 628.813.169,071
0,24 624.611.063,711 0,60 628.891.210,463
0,25 624.902.572,417 0,62 628.956.929,531
0,26 625.158.067,227 0,64 629.071.253,325
0,27 625.413.562,037 0,66 629.222.544,094
0,28 625.644.934,332 0,68 629.251.638,473
51
Tabel Pseudo-Pressure ψ(P) Versus Waktu (Δt)
Δt ψ(P) Δt ψ(P)
(hours) (psia2/cp) (hours) (psia2/cp)
0,70 629.378.284,592 1,49 630.576.630,711
0,72 629.395.398,933 1,53 630.617.362,841
0,74 629.436.815,637 1,57 630.658.094,971
0,76 629.538.817,106 1,61 630.674.524,738
0,78 629.568.253,771 1,65 630.702.934,543
0,80 629.585.368,112 1,69 630.780.291,362
0,82 629.614.462,491 1,73 630.810.412,601
0,84 629.655.879,195 1,77 630.851.829,305
0,86 629.745.900,625 1,82 630.870.655,080
0,88 629.765.753,260 1,87 630.889.138,567
0,91 629.812.646,553 1,92 630.932.266,705
0,94 629.835.237,482 1,97 630.975.052,556
0,97 629.882.473,062 2,02 630.994.220,618
1,00 629.929.366,355 2,07 631.023.314,996
1,03 630.000.904,298 2,12 631.040.087,050
1,06 630.035.475,266 2,17 631.093.826,079
1,09 630.082.710,845 2,23 631.123.947,318
1,12 630.105.301,775 2,29 631.143.115,380
1,15 630.152.879,641 2,35 631.210.888,168
1,18 630.227.498,166 2,41 631.242.036,267
1,21 630.253.511,963 2,47 631.285.164,405
1,24 630.267.203,435 2,53 631.304.332,467
1,27 630.305.539,558 2,59 631.246.828,283
1,30 630.331.553,355 2,65 631.402.911,068
1,33 630.369.547,191 2,72 631.458.703,817
1,37 630.432.870,251 2,79 631.490.194,204
1,41 630.483.528,699 2,86 631.534.691,489
1,45 630.535.898,580 2,93 631.577.477,340
52
Tabel Pseudo-Pressure ψ(P) Versus Waktu (Δt)
Δt ψ(P) Δt ψ(P)
(hours) (psia2/cp) (hours) (psia2/cp)
3,00 631.583.638,503 5,88 632.974.349,808
3,07 631.614.102,029 6,02 633.044.518,603
3,15 631.647.303,849 6,16 633.101.338,214
3,23 631.704.808,033 6,31 633.172.876,157
3,31 631.737.667,567 6,46 633.221.138,597
3,39 631.770.869,387 6,61 633.293.018,827
3,47 631.865.340,546 6,77 633.338.885,259
3,56 631.898.542,367 6,93 633.398.100,877
3,65 631.943.724,226 7,09 633.457.658,782
3,74 631.989.932,945 7,26 633.516.532,113
3,83 632.034.772,517 7,43 633.587.385,482
3,92 632.091.934,414 7,61 633.657.211,991
4,02 632.138.827,707 7,79 633.741.756,833
4,12 632.184.009,566 7,97 633.801.999,312
4,22 632.229.533,711 8,16 633.884.490,433
4,32 632.262.735,532 8,35 633.918.376,827
4,42 632.294.568,205 8,55 633.965.270,120
4,53 632.351.387,815 8,75 634.037.834,923
4,64 632.398.965,682 8,96 634.096.365,967
4,75 632.446.201,261 9,17 634.191.179,413
4,86 632.494.121,415 9,39 634.239.099,567
4,98 632.552.310,172 9,61 634.322.959,835
5,10 632.610.841,216 9,84 634.394.155,491
5,22 632.670.056,834 10,07 634.452.686,536
5,35 632.728.930,166 10,31 634.584.809,244
5,48 632.776.165,745 10,55 634.668.327,225
5,61 632.858.656,866 10,80 634.754.241,214
5,74 632.916.845,624 11,05 634.825.094,584
53
Tabel Pseudo-Pressure ψ(P) Versus Waktu (Δt)
Δt ψ(P)
(hours) (psia2/cp)
11,31 634.894.921,093
11,58 634.966.801,323
11,85 635.039.366,126
12,13 635.122.541,821
12,41 635.219.408,988
54
Lampiran B Gambar Grafik Pressure (P) Vs Pseudo-Pressure ψ(P)
55
Lampiran C Data Tekanan MBHD (F)
Data Tekanan MBHD (F) pada setiap Bentuk Reservoir (Chaudhry, 2003)
56
Lampiran D Data Tekanan Laju Alir Dasar Sumur (pwf)
57