yang kemudian akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa, dimana satu stage terdiri dari satu diffuser dan satu impeller. Fluida yang masuk akan diputar dengan kecepatan tinggi oleh impeller, kemudian akibat dari gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeller fluida akan terlempar keluar yang kemudian ditangkap oleh diffuser. Oleh diffuser tenaga kinetik ini dirubah menjadi tekanan untuk mendorong fluida ke stage berikutnya. Proses tersebut berlangsung secara berulang-ulang sampai ke permukaan. Instalasi Peralatan ESP Secara garis besar peralatan ESP dibagi menjadi dua, yaitu ► Peralatan di atas permukaan ► Peralatan di bawah permukaan Peralatan di atas dan bawah permukaan Terdiri dari transformer, junction box, ammeter, switchboard, well head dan surface cable. Sedangkan peralatan di bawah permukaan terdiri dari power cable, pump, intake, protector, motor, dan downhole monitoring tool. Peralatan di Atas Permukaan (surface equipment) ► Junction Box Junction box berfungsi sebagai perantara dari switch board ke surface cable. Pada umumnya gas dapat merambat ke permukaan melaui kabel ESP, apabila gas tersebut langsung dapat mencapai switch board akan mengakibatkan kebakaran yang dapat membayakan seluruh sistem, maka daripada itu gas yang merambat melalui kabel ESP dibuang melaui junction box. Apabila dengan alasan tertentu operator akan mengubah arah putaran motor ESP, hal tersebut dapat dilakukan melalui junction box. Penempatan junction box biasanya pada 15 ft dari kepala sumur dan 2 ft – 15 ft dari permukaan tanah. Instalasi Peralatan ESP Junction Box Switch Board ► Switch board merupakan panel tempat mengatur kerja ESP. Pada switch board terdapat ammeter chart yang merupakan salah satu alat untuk memantau kerja ESP. Ammeter chart merupakan grafik antara arus yang bekerja pada motor dan waktu. Pada switch board ini biasanya operator mengeset batasan dari overload dan underload beserta dengan delay time nya, sehingga pompa ESP dapat berhenti bekerja secara otomatis apabila arus yang mengalir pada motor melebihi atau kurang dari batasan overload dan underload untuk mencegah rusaknya motor. Switch Board dan Ammeter Chart Transformer ► Merupakan alat yang berfungsi untuk menaikan atau menurunkan tegangan agar sesuai dengan tegangan motor. Transformer Peralatan di Bawah Permukaan (Sub Surface Equipment) ► Pompa Pompa ESP tersedia dalam berbagai ukuran dan jenis sesuai dengan kebutuhan. Pompa terdiri dari rangkaian stages yang terdiri dari impeller dan diffuser. Pada pompa ESP, fluida diterima oleh stage paling bawah dari pompa. Fluida yang masuk akan diputar dengan kecepatan tinggi oleh impeller, kemudian akibat dari gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeller fluida akan terlempar keluar yang kemudian ditangkap oleh diffuser. Oleh diffuser tenaga kinetik ini dirubah menjadi tekanan untuk mendorong fluida ke stage berikutnya. Proses tersebut berlangsung secara berulang-ulang sampai ke permukaan. Impeller dan Diffuser dalam Stage Pompa ESP Reda Intake Intake ini merupakan bagian dari ESP yang berfungsi sebagai tempat masuknya fluida dan memisahkan antara gas dengan fluida yang disebut gas separator. Terdapat beberapa jenis intake, ada yang terpasang menjadi satu dengan housing pompa (integrated) atau yang terpasang sendiri (bolt on). Pada pompa terdapat pump intake pressure (PIP) yang lebih rendah daripada pwf, jika PIP<Pb hal tersebut mengakibatkan gas yang terlarut pada minyak keluar menjadi gelembung-gelembung gas bebas (free gas). Apabila volume gas bebas ini terlalu besar akan mengakibatkan turun nya densitas fluida (gas lift effect) dan dapat mengakibatkan pompa menjadi tidak efektif. Untuk itu perlu digunakan gas separator yang berfungsi memisahkan gas dengan fluida. Pada umumnya ada beberapa jenis intake dan gas separator yang dipergunakan, yaitu : ► Standard Intake Intake jenis ini dipergunakan apabila kandungan gas bebas yang masuk pada intake tidak terlalu besar (berkisar antara 10% - 15%). Pada intake terdapat lubang tempat masuknya fluida yang dapat dipasang screen untuk mencegah masuknya solid material ke dalam intake. ► Reverse Flow Gas Separator Gas separator tipe ini dapat memisahkan sekitar 20% gas bebas dari fluida. Prinsip kerja reverse flow gas separator adalah dengan membelokan gas ke arah annulus sedangkan minyak yang terlempar oleh gaya sentrifugal dialirkan ke inlet pompa. ► Rotary Gas Separator Gas separator tipe ini dapat memisahkan sampai 90% gas bebas yang terdapat pada intake. Rotary gas separator tidak dapat digunakan pada sumur yang abrasive atau minyak yang sangat kental (emulsi), karena dapat mengganggu lubang tempat masuknya fluida. ► Protector Secara umum fungsi protector adalah sebagai pemisah antara intake dan motor agar fluida formasi tidak masuk ke dalam motor yang dapat berakibat kerusakan. Hal ini dilakukan protector dengan cara: Menahan cairan yang masuk dari wellbore agar tidak langsung masuk kedalam motor. Menyamakan tekanan didalam motor dengan tekanan yang datang dari well bore. Memberikan kesempatan kepada minyak yang ada didalam motor untuk dapat memuai dan menyusut disebabkan oleh panas dan dingin sewaktu distart atau stop. Secara umum protector dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Labyrinth Type Protector 2. Positive Seal atau Modular Type Potector ► Motor Motor yang digunakan pada rangkaian ESP adalah motor listrik induksi sinkron dua kutub, tiga fasa, berbentuk sangkar burung (two-pole, three phase, squirrel cage, induction-type electric motor). Pada rangkaian ESP motor mengubah energi listrik yang didapat dari kabel menjadi energi mekanik yang berfungsi untuk mengerakan rangkaian stages pompa melalui shaft. Sebagai pelumas, motor ESP menggunakan pelumas khusus yang mempunyai tahan listrik tinggi. Motor yang digunakan harus diseuaikan dengan inside diameter (ID) casing agar motor dapat masuk pada sumur produksi, dan laju alir produksi yang berkaitan dengan besaran horse power yang dibutuhkan. Ukuran diameter motor tersedia dari 3.75” (105 mm) sampai 7.38” (187 mm) dengan panjang dari 1.2 m (4 ft) sampai 12 m (49 ft) dan tenaga yang dihasilkan dari 10 HP sampai 1200 HP. Penempatan motor diusahakan diatas perforasi, hal ini dimaksudkan agar aliran fluida dari formasi dapat mendinginkan motor. Apabila motor terpaksa ditempatkan dibawah perforasi maka harus dipasang shroud untuk mengarahkan aliran fluida agar melewati motor sekaligus memperbesar kecepatan fluida pada saat melewati motor. Motor ESP Reda ► Kabel Kabel berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari switch board ke motor. Kabel terbuat dari bahan tembaga (Cu) atau aluminium (Al) dengan bentuk bulat atau pipih (flat). Kabel harus tahan tegangan tinggi, temperatur tinggi, tekanan migrasi gas dan tahan terhadap resapan cairan dari sumur. Untuk itu kabel harus mempunyai isolasi dan sarung yang baik, bagian dari kabel biasanya terdiri dari konduktor, isolasi, sarung (Sheath) dan jaket. Pada umumnya terdapat dua jenis kabel yang digunakan dalam instalasi ESP, yaitu round cable dan flat cable. Pada kabel jenis round cable dibungkus dengan karet yang disebut dengan rubber jacket. Pada umumnya kabel jenis round cable mempunyai daya tahan yang lebih kuat dibandingkan dengan flat cable, namun dalam pemasangannya akan memerlukan tempat yang lebih luas. Kabel yang digunakan harus mempunyai voltage drop kurang dari 30 volt per 1000 ft, hal ini dapat dilihat dari grafik voltage drop dari berbagai jenis kabel. Secara umum jenis kabel yang digunakan di lapangan adalah: ► Low Temperatur Cable Kabel jenis ini biasanya digunakan pada sumur yang mempunyai tempratur sampai dengan 200° F. ► High Temperatur Cable Kabel jenis ini biasanya diunakan pada sumur yang mempunyai tempratur sampai dengan 450° F. Pada sumur yang mempunyai tempratur tinggi di atas 250° F perlu dipasang epoxy untuk melindungi kabel, o-ring, dan seal. Bentuk Kabel dan Kabel Reda ► Pressure Sensing Instrument Pressure Sensing Intrument (PSI) adalah peralatan bawah permukaan yang berfungsi untuk membaca tekanan dan tempratur di dasar sumur. Secara umum alat ini mempunyai dua komponen utama, yaitu: 1. PSI Down Hole Unit Dipasang dibawah motor tipe upper atau center tandem karena alat ini dihubungkan pada motor yang seolah-olah merupakan bagian dari motor tersebut. 2. PSI Surface Readout Bagian dari sistem yang mengontrol kerja serta memperlihatkan informasi yang diambil dari down hole unit. PSI Surface Readout ► Check Valve Check valve berfungsi untuk menahan fluida agar tidak turun kembali ke dalam sumur apabila pompa dimatikan. Biasanya check valve dipasang dua sampai 3 joint di atas pompa. Apabila tidak ada check valve maka fluida di dalam pompa akan kembali turun ke bawah. Hal ini dapat mengakibatkan impeller berputar ke arah sebaliknya dan dapat merusak pompa. ► Centralizer Centralizer digunakan untuk menjaga posisi pompa agar tetap berada di tengah lubang sumur, sehingga kerusakan kabel akibat gesekan dapat dicegah. Karakteristik Kinerja ESP Kinerja dari ESP dapat dilihat dari pump perfomance curve yang dipublikasikan oleh pabrik pembuat pompa. Dalam pembuatan pump perfomance curve, pompa dites menggunakan air tawar dengan cara mengubah discharge head pompa pada laju alir yang berbeda-beda. Pump performance curve merupakan hubungan antara laju alir dengan brake horse power, head pompa dan effisiensi pompa Penjelasan dari parameter yang terdapat pada pump performance curve adalah sebagai berikut: ► Head Pompa Head pompa digunakan untuk menentukan berapa jumlah stages yang dibutuhkan untuk mengangkat fluida ke permukaan dengan laju alir yang diinginkan. ► Effisiensi Pompa Merupakan perbandingan antara input horse power dan output horse power. Pada umumnya berkisar antara 60% - 75%. ► Break Horse Power Merupakan besar horse power yang dibutuhkan untuk menggerakan pompa. Besaran horse power harus memperhitungkan faktor kehilangan seperti kebocoran fluida antar impeller, gesekan aliran antar impeller, dan friksi pada bearing dan stuffing box. Pump Perfomance Curve Dalam proses desain ESP harus memperhatikan laju alir dan ketiga faktor yang disebutkan diatas, apabila terjadi kesalahan dalam pendesaianan ESP dapat mengakibatkan berbagai masalah pada ESP, seperti downthrust dan upthrust. Kondisi downthrust adalah dimana impeller bergesekan dengan bantalan bawah, hal ini bisa diakibatkan oleh rendahnya laju alir produksi. Sedangkan kondisi upthrust adalah dimana impeller bergesekan dengan bantalan atas, hal ini dapat diakibatkan dari pompa yang terlalu kecil (undersizing) atau tekanan reservoir yang terlalu besar sedangan tekanan tubing rendah. Kondisi Floating Impeller pada Berbagai Laju Alir