Anda di halaman 1dari 11

USULAN PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA INTERNAL

PENEGAKAN HUKUM KEJAHATAN KEKERASAN DALAM


RUMAH TANGGA

Pengusul:

Kelas A Hukum Pidana Korporasi

ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Penegakan Hukum Kejahatan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Mengetahui,

Dosen, Ketua Tim

Hukum Pidana Korporasi

Herli Antoni S.H.,M.H Taqwa Hartawan


NIDN: 0423099601 NPM: 010120 221

Menyetujui,

Dekan,

Fakultas Hukum Universitas Pakuan

Dr. Asmak Ul Hosna, S.H.,M.H


NIDN : 0425126201
1. JUDUL PENELITIAN

Penegakan Hukum Kejahatan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

2. ANGGARAN

Rencana anggaran biaya PKM

Total

Jenis Item Satuan Vol. Biaya Total


Pembelanjaan Satuan
Bahan 1. ATK 3 PCS 50.000 50.000
2. Strip Kesehatan
-Gula Darah 3 Pack 85.000 255.000
-Asam Urat 3 Pack 85.000 255.000
3. Peralatan Medis 1 Pack 50.000 50.000

3. Banner 1 2x1m 100.000 100.000


Pengumpulan 1. Honor Tenaga 2 Org 150.000 300.000
Data Kesehatan
(Pelaksanaan 2. Pengurus Desa 3 Org 50.000 150.000
Pengabdian) Setempat
3. Petugas Kebersihan 1 Org 50.000 50.000

4. Biaya Konsumsi 70 org 7000 490.000


RINGKASAN

Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi
manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi.
Kekerasan dalam bentuk apapun dan dilakukan dengan alasan apapun merupakan bentuk
kejahatan yang tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, sekecil apapun kekerasan yang
dilakukan dapat dilaporkan sebagai tindak pidana yang dapat di proses hukum. Istilah
KDRT2 sebagaimana ditentukan pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) tersebut
seringkali disebut dengan kekerasan domestik. Kekerasan domestik sebetulnya tidak hanya
menjangkau hubungan antara suami dengan istri dalam rumah tangga, namun termasuk juga
kekerasan yang terjadi pada pihak lain yang berada dalam lingkup rumah tangga. Pihak lain
tersebut adalah 1) suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri); 2) orang-
orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, istri dan anak karena hubungan
darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian yang menetap dalam rumah tangga
tersebut. 3) orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut. Penegakan hukum terhadap kejahatan kekerasan dalam rumah tangga harus
dilaksanakan, sebagaimana telah adanya aturan yang mengaturnya, dengan begitu dapat
meminimalkan angka kasus KDRT dan mencegah agar perbuatan tersebut terjadi.

Kata Kunci: KDRT, Hukum, HAM


BAB I PENDAHULUAN

1. Analisis situasi
Maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi isu yang
seakan tidak pernah usai dan menjadi lingkaran setan di tengah realita budaya
patriarki yang masih menjamur di masyarakat. Budaya patriarki yang memandang
bahwa kaum laki-laki di rumah tangga adalah superior, sedangkan kaum wanita
adalah inferior menjadi alasan klasik dan salah satu faktor utama KDRT. Berdasarkan
laporan KemenPPPA, rumah tangga menjadi lokasi kejadian yang paling banyak
terjadi kekerasan. Sepanjang tahun 2022, KemenPPPA menerima sebanyak 16.899
aduan kekerasan rumah tangga. Lalu, jumlah korban KDRT pada 2022 pun mencapai
18.142 korban. Dengan meningkatnya korban dan kasus KDRT maka diperlukan
adanya suatu sosialisasi kepada masyarakat terhadap pencegahan kejahatan KDRT
dan memberikan wawasan terhadap warga masyarakat agar dapat berani melapor
apabila mengalami kasus KDRT.
Dalam upaya sosialisasi terhadap masyarakat tersebut, kami sebagai
mahasiswa mengadakan suatu sosialisasi mengenai KDRT kepada masyarakat di desa
Cilodong, Kota Depok.

Gambar 1. Tempat sosialisasi

Sebagai kawasan penyangga Ibu Kota Jakarta, Kota Depok secara keseluruhan
memegang peran penting. Keuntungan secara geografis yang bertetangga dengan ibu
kota membuat Depok mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup
signifikan dari tahun ke tahun. Salah satu kecamatan di Depok yang cukup terasa
pertumbuhannya adalah Cilodong. Kemajuan Cilodong dipengaruhi di antaranya oleh
pertambahan penduduk yang lebih banyak berasal dari arus migrasi. Di Kota Depok
pada 2020 berdasarkan laporan UPT Perlindungan Perempuan dan Anak tercatat ada
200 kasus kekerasan yang melapor dan tertangani. Sedangkan kasus kekerasan
berdasarkan data Polres Metro Depok pada 2020 ada 102 KDRT. Pada 2021, tercatat
204 korban kekerasan, 104 orang di antaranya adalah usia anak-anak dan 100 adalah
perempuan dewasa, dengan kategori KDRT ada 136 kasus. Pada awal tahun sampai
Agustus 2022 terlaporkan 143 korban kekerasan, 75 orang berusia anak-anak dan 68
perempuan dewasa.
Dalam menyadarkan masyarakat terhadap kejahatan KDRT ini, sosialisasi
kami bertujuan agar warga masyarakat mengetahui apa saja dan bagaimana kejahatan
dalam rumah tangga itu dan sebagai upaya pencegahan tindak kejahatan tersebut.
Selain itu, dalam upaya menarik minat masyarakat untuk mengikuti sosialisasi yang
kami berikan, kami mengadakan cek kesehatan gratis, dimana masyarakat yang sudah
berpartisipasi dapat melakukan cek kesehatan seperti cek tekanan darah, cek gula
darah dan cek asam urat.

BAB II SOLUSI PERMASALAHAN

Berdasarkan Penjelasan dan permasalahan diatas kami mengambil langkah


sebagai solusi dari permasalahan, yaitu :

1. Membagikan informasi mengenai kejahatan KDRT yang dapat lebih dipahami


oleh masyarakat setempat
2. Melakukan pencegahan dengan mengadakan sosialisasi dan penjelasan lebih
dalam mengenai KDRT
3. Mengajak masyarakat agar lebih peka terhadap hukum yang berlaku.

BAB III METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh mahasiswa kelas A


Hukum Pidana Korporasi, Fakultas Hukum Universitas Pakuan di desa Cilodong,
Depok:

1. Survey lokasi dilaksanakannya sosialisasi oleh bagian divisi humas,


2. Penyuluhan, mahasiswa sebagai pelaksana pengabdian memberikan
materi dengan metode ceramah disertai dengan tanya jawab untuk
membantu masyarakat agar lebih memahami hukum dan pencegahan
dalam KDRT.
3. Cek Kesehatan gratis, untuk menarik minat masyarakat agar banyak yang
mengikuti kegiatan sosialisasi kami.

JADWAL

No Waktu Kegiatan

1 (14/06/2023) Survey lokasi sosialisasi

16.00 - selesai

2 (15/06/2023) Persiapan sosialisasi

07.30 – 08.00

3 08.00 – 08.15 Pembukaan acara

4. 08.15 – 08.30 Sambutan Ketua Pelaksana

5 08.30 – 08.45 Sambutan Ketua RW

6 08.45 – 09.00 Sambutan Dosen

7 09.00 – 09.50 Penyampaian Materi

8 09.50 – 10.20 Tanya Jawab

9 10.20 – 10.30 Penutupan

10 10.30 – 10.40 Pembagian doorpize dan sesi foto bersama

11 10.40 – selesai Cek Kesehatan gratis untuk masyarakat


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, Undang-undang NO.23 Tahun 2004 tentang


Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Rika Sararwati. Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga. (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2006), 13.

Nada Naurah. 2023. Menilik Statistik Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Tahun 2022.
https://goodstats.id/article/menilik-statistik-kekerasan-terhadap-perempuan-pada-
tahun-2022 diakses pada tanggal 13 Juni 2023.

Berita Depok. 2022. Tangani Kasus Kekerasan di Depok, Gugus Tugas PKDRT dan TPPO
Diperkuat. https://berita.depok.go.id/tangani-kasus-kekerasan-di-depok-gugus-tugas-
pkdrt-dan-tppo-diperkuat. Diakses pada tanggal 13 Juni 2023
Gambaran IPTEK

Selama beberapa tahun terakhir ini Indonesia telah memberlakukan Undang-


Undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau
yang dikenal dengan nama UU Penghapusan KDRT (disahkan 22 September 2004). UU
ini melarang tindak KDRT terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya dengan cara
kekerasan fisik, psikis, seksual atau penelantaran dalam rumah tangga. Orang-orang
dalam lingkup rumah tangga yang dimaksud adalah suami, istri, anak, serta orang-orang
yang mempunyai hubungan keluarga karena hubungan darah, perkawinan, persusuan,
pengasuhan, perwalian, menetap dalam rumah tangga serta orang yang bekerja
membantu dan menetap dalam rumah tangga tersebut.

Tindak kekerasan sudah seringkali terjadi didalam kehidupan masayarakat


Indonesia. Seringkali tindak kekerasan dapat kita jumpai di area publik, bahkan didalam
rumah tanggapun adapula kasus kekerasan yang terjadi didalamnya. Kekerasan dalam
rumah tangga atau biasa dsingkat KDRT seringkali menjadikan perempuan (Istri)
sebagai korbannya. Terjadinya kekerasan rumah tangga dapat menimbulkan akibat yang
kumulatif yang tidak sederhana, seperti dapat mengurangi kepercayaan diri perempuan,
kemudian juga dapat menghambat kemampuan perempuan untuk berpartisipasi, serta
mengganggu kesehatan mental maupun fisik dari korban. Dalam perkembangannya para
korban dari kekerasan dalam rumah tangga ini sangat sulit untuk memberitahu atau
mengajukan peristiwa penderitaan yang dialaminya kepada para penegak hukum, karena
kebanyakan dari korban beranggapan bahwa apa yang terjadi di dalam rumah termasuk
dengan perlakuan kasar yang dilakukan oleh suami merupakan bagian dari peristiwa
privat (Urusan rumah tangga).

Gambar 2. Ilustrasi KDRT


Untuk mencegah dan menangani terjadinya KDRT dalam masyarakat maka perlu
adanya kolaborasi dari berbagai pihak untuk ikut menegakkan hukum yang berlaku.
Upaya kecil yang kami sebagai mahasiswa dapat lakukan untuk ikut menegakan hukum
yang berlaku mengenai KDRT adalah dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat
berupa sosialisasi mengenai KDRT secara mendalam khususnya mengenalkan undang-
undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, agar
masyarakat dapat lebih peka terhadap hukum dan dapat mengetahui tindakan apa saja
yang termasuk KDRT dan bagaimana melaporkannya kepada pihak yang berwenang.

PETA LOKASI SOSIALISASI


SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Drs. Yusdi


2. Jabatan : Ketua RW
5. Alamat : RT.003 / RW. 005 Cilodong, Kota Depok
Dengan ini menyatakan bersedia untuk bekerjasama dengan pelaksana kegiatan program
Pengabdian Masyarakat dengan dengan tema PENEGAKAN HUKUM KEJAHATAN
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA dengan :

Nama Ketua Tim Pengusul : Taqwa Iqro Hartawan


NPM : 010120221
Perguruan Tinggi : Universitas Pakuan

Guna memberikan wawasan dan pemahaman mengenai hukum dalam kejahatan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga di lingkungan masyarakat.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa
ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Bogor 14 Februari 2023


Yang Mernyataan

Drs. Yusdi

Anda mungkin juga menyukai