Anda di halaman 1dari 3

TUGAS FILSAFAT HUKUM

KELOMPOK : 1. Astri Puji Astuti (010120205)


2. Hanaa Septiani (010120208)
3. Pratiwi Kareca (010120226)
4. Septi Rinjani (010120236)

Dosen Pengampu : Dr. H. DODO S.D.W., S.H., M.H

KELAS : KL

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
2023
ALIRAN NEO-KANTIANISME

Ilmu menjadi objek bagi renungan filsafat. Ilmu- ilmu itu bersifat naif, artinya ilmu-
ilmu itu sendiri tidak memeriksa dirinya sendiri dan sendi-dasar tempat mereka berdiri
dengan tinjauan kritik. Tapi filsafat tidak pula bermaksud hendak menunjukan bahwa ilmu-
ilmu itu sama sekali tidak mempunyai dasar, melainkan bahwa dasar itu oleh ilmu-ilmu itu
sendir tidak dijelaskan atau tidak dinyatakan, sehingga ilmu itu tidak boleh dikatakan tidak
sadar akan adanya dasar tersebut.

Latar belakang aliran Neo-kantianisme adalah karena banyak filsuf jerman yang tidak
puas terhadap materialism, Positifisme, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat
kritis. Dan gerakan ini disebut Neo-Kantianisme. Neo-kantianisme lahir pada abad ke-19.
Tokohnya antara lain Wilhelm Windelband(1848-1915), Herman Cohen (1842-1918),Paul
Natrop (1854-1924), Heinrich Reickhart (1963-1939).

Aliran Neo-kantianisme berasal dari nama seorang filsuf besar yang bernama imanuel
kant (kant). Neo kantianisme bisa diartikan kembali kepada Kant, yaitu mengembangkan
kembali unsur-unsur idealis, metafisis dan dialektis. Slogan “kembali kepada Kant” ini
dicetuskan oleh Otto Liebmann pada tahun 1965. Pemikiran Kant melahirkan tradisi baru
berupa kritik terhadap sumber ilmu pengetahuan. Pemikiran-pemikiran Kant yang terpenting
di antaranya ialah pemikirannya akal murni. Menurutnya bahwa dunia luar itu kita ketahui
hanya dengan sensasi, dan jiwa bukanlah sekedar tabula rasa, tapi jiwa merupakan alat yang
positif, memilih dan merekonstruksikan hasil sensasi yang masuk itu dikerjakan oleh jiwa
dengan menggunakan kategori yakni mengklasifikasikan dan mempersepsikannya ke dalam
idea. Ilmu-ilmu mempelajari bermacam-macam objek. Tapi ilmu itu sendiri menjadi objek
bagi renungan filsafat. Kaum Neo-kantian menyatakan mereka bukan realis dan mereka
menolak metafisika yang lama. Mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang
melanjutkan kant,sebagai ahli-warisnya dan dalam beberapa hal juga menjadi pengoreksi
kant.

Neo-Kantianisme terbagi menjadi dua aliran utama. Yang pertama yaitu yang
dinamakan orang sebagai mazhab Marburg(menurut kota universitas Marburg di Jerman) dan
mazhab Baden atau mazhab Jerman Barat Jaya. Neo-Kantianisme adalah filsafat akademi
sejati, alian besar terakhir yang menguasai pengajaran filsafat pada perguruan tinggi besar.
PUSTAKA

Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Prof.Dr R.F.BEERLING.1961. Filsafat Dewasa Ini. Jakarta:Dinas Penerbitan Balai


Pustaka.

Susan. 2012. Pemikiranimanuelkant . Diakses dari


https://susansutardjo.wordpress.com/tag/imanuelkant/

Anda mungkin juga menyukai