Skripsi 1
Skripsi 1
RISALAH
OLEH:
DEDI MAULANA
NIM:191908102102
RISALAH
OLEH:
DEDI MAULANA
NIM:191908102102
i
URGENSI MUSYAWARAH DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
TINJAUAN AL-QUR’AN SURAH ALI-IMRAN AYAT 159
RISALAH
OLEH
DEDI MAULANA
NIM: 191908102102
Takhasus: tafsir wa’ulumuhu
Konsentrasi: tafsir ahkam
Disetujui Oleh:
Pembimbing I pembimbing II
Mengetahui
Mudir Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah
ii
URGENSI MUSYAWARAH DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
TINJAUAN AL-QUR’AN SURAH ALI-IMRAN AYAT 159
RISALAH
OLEH
DEDI MAULANA
NIM: 191908102102
Takhasus: tafsir wa’ulumuhu
Konsentrasi: tafsir ahkam
Disetujui Oleh:
Pembimbing I pembimbing II
Mengetahui
Naib mudir bagian akademik
iii
LEMBAR PENGESAHAN
RISALAH
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
iv
Abstrak
Kata kunci: Surat Ali Imran Ayat 159, Musyawarah Dalam Islam.
Skripsi ini berjudul “Urgensi Musyawarah Dalam Menyelesaikan Masalah
Tinjauan Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 159”. Urgensi musyawarah dalam
menyelesaikan masalah merupakan sebuah topik yang penting untuk diteliti.
Adapun penulisan skripsi ini dilatar belakangi dengan perihal musyawarah di dalam
islam dan pandangan-pandangan islam terhadap musyawarah di dalam Al-Qur’an.
Tulisan ini membahaskan tentang Apa urgensi musyawarah tinjauan Al-Qur’an
Surah Ali-Imran ayat 159, dan Bagaimana kaedah dan etika dalam bermusyawarah
tinjauan Surah Ali-Imran ayat 159. Dengan mengunankan pendekatan penelitian
deskriptif kualitatif , karena data yang dikumpulkan dan dianalisa merupakan data-
data deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bukan angka. Untuk menemukan
jawaban terhadap permasalahan tersebut, penulis mengumpulkan data dalam
berbagai sumber, baik sumber primer, maupun sekunder yang merujuk kepada
kitab-kitab tafsir karya ulama kontemporer dan hadist-hadist lainnya yang terkait
tentang urgensi musyawarah dalam meuyelesaikan masalah kajian surah Ali- Imran
ayat 159. Supaya menemukan jawaban terhadap permasalah yang terjadi peneliti
mengangkat data yang dianalisa dengan menggunakan metode analisis isi (content
analysis). Adapun tulisan ini berkesimpulan bahwa Musyawarah menjadi sarana
untuk mengungkap kemampuan dan kesiapan, sehingga orang yang melakukan
musyawarah dapat mengambil manfaat dari kemampuan tersebut, selanjutnya
Musyawarah juga ikut melatih adil dalam pemerintahan memperkaya pengalaman,
mengasah penalaran akal dan kecerdasan. Musyawarah menguatkan tekad,
mendatangkan keberhasilan, menjelaskan kebenaran, memperluas alasan,
menghindarkan diri dari penyesalan, mengambil kesimpulan yang benar sehingga
timbul kepastian bertindak yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan. Motivasi atau mamfaat ialah Surah Ali Imran Ayat 159 menyatakan
bahwa keberhasilan seorang ummat Islam tidak terlepas dari kerjasama dan
musyawarah. Oleh karena itu, urgensi musyawarah sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai cara untuk mencapai kesepakatan dan keberhasilan
bersama.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt, zat yang
rahmat, dan kasih sayang-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
Qur’an Surah Ali Imran Ayat 159”. Shalawat dan salam kepada rasulullah Saw,
yang senantiasa menjadi sumber inspirasi dan teladan terbaik untuk umat manusia.
Pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadis wajib dimiliki oleh seluruh umat yang
benar dan yang salah. Al-Qur’an juga merupakan sebuah mukjizat dari rasullah
Sawyang merupakan perkara luar biasa dari Allah ke rasullah yang tidak akan bisa
ditandingi. Sebagai umat islam, tentu wajib mengimani dan mempercayai isi Al-
Dengan berkat rahmat Allah penulis telah selesai menyusun sebuah skripsi
dan penulis menyadari banyak pihak yang memberikan dukungan dan bantuan
selama menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis
vi
Pertama, Tgk. A. Rabhanuddin murad, M.Pd. Selaku naib mundir akademik
Ma'had Aly Babussalam Al Hanafiah Kabupaten Aceh Utara. Kedua, Tgk. Ibnu
Pd. I. Selaku pembimbing II yang telah ikhlas meluangkan waktu untuk meberikan
Terimakasih penulis juga untuk semua pihak yang telah membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, penulis masih
melakukan kesalahan dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, penulis meminta
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dijadikan referensi demi pengembangan ke arah yang lebih baik. Kebenaran
datangnya dari Allah dan kesalahan datangnya dari diri penulis. Semoga Allah Swt
vii
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................10
viii
BAB 4 HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Al-Qur`An dan Tafsir ..........................................................................35
4.2 Isi Kandungan Surat Al Imran Ayat 159 ...........................................40
4.3 Asbabul Nuzul Surah Ali-Imran Ayat 159 .........................................42
4.4 Urgensi Musyawarah Dalam Menyelesaikan Masalah .....................45
4.5 Etika Musyawarah. ..............................................................................47
4.5.1 Kaidah Kaidah Dalam Bermusyawarah .........................................50
4.6 Analisis Urgensi Musyawarah .............................................................53
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................58
5.2 Saran- Saran .........................................................................................59
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
topik yang penting untuk diteliti. Dengan bermusyawarah kita bisa berbagi
pendapat, saran dan pikiran antara satu pihak dengan pihak yang lain dan itu perlu
diterapkan dalam kegiatan atau organisasi khalayak ramai guna untuk memudahkan
antara satu dengan lainnya dan hubungan tali silaturrahmi pun semakin terikat.
dipungkiri bahwa manusia hidup tidak terhindar dari masalah dan mereka dituntut
aspek kehidupan.
satu dalam sebuah permasalahan, supaya menghasilkan sesuatu yang menarik dan
1
Abu Husayn Ahmad Bin Faris Bin Zakariyya, Mu’jam Maqayis Al-Lughah, Juz III
(Mesir: Mustafa Al-Bab Al-Halabi, 1972), Hal 226.
1
2
musyawarahkan .2 Lantas kita lihat jaman sekarang ini banyak dari kalangan
mengajarkan bagaimana cara bermusyawarah yang baik dan benar, dalam Al-
Qur’an bahwa konsep musyawarah tersebut merupakan tradisi umat muslim pada
masa nabi yang harus dilestarikan dalam tatana kehidupan sekaligus merupakan
perintah Allah yang disampaikan kepada nabi sebagai salah satu landasan syari’ah
yang harus tetap ditegakkan. Terutama dalam kehidupan modern saat ini.
islam, ada etika-etika untuk melakukan musyawarah. Pada sisi lain, adanya
kesulitan dalam mengambil keputusan merupakan hal yang wajar bahkan bisa
dalam suatu lingkup manajemen tidak dapat terlepas dari suatu permasalahan,
2
Al-Ragib Al-Asfahani, Mufradah Alfaz Al-Qur’an (Bairud: Dar Al-Syamsiyah, 1992),
Hal 469.
3
Dengan sebab demikian bahwa kita dapat mengambil sebuah contoh untuk
bermusyawarah. Dan perlu kita ketahui juga bahwa, bermusyawarah bukan kita
juga yang melakukannya akan tetapi juga sangat sering sekali dilakukan oleh nenek
moyang kita duhulu kala yaitu Nabi Adam sampai dengan baginda Nabi
Muhammad Saw. Begitu juga dalam Al-Qur`an sangat banyak menjelaskan tentang
Artinya:
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakAllah kepada
Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
sahabatnya setelah tejadinya perang uhud dimana waktu itu Nabi telah
tujuh puluh sahabat terbaik, di antaranya adalah Hamzah, Mush'ab dan Sa'ad bin Ar
dengan para sahabatnya, karena dalam musyawarah ada semua kebaikan, walaupun
Rasulullah Saw adalah orang yang paling suka bermusyawarah dengan para
perang khandak, beliau mengalah dan mengambil pendapat para pemuda untuk
suku ghatafan dengan imbalan sepertiga hasil buah madinah agar mereka tidak
dengan ummu Salamah ketika para sahabatnya tidak mau bertahallul dari ihram,
dimana beliau masuk menemui ummu Salamah, beliau berkata, "manusia telah
binasa, aku menyuruh mereka namun mereka tidak ta'at kepadaku, mereka merasa
berat untuk segera bertahallul dari umrah yang telah mereka persiapkan
masyarakat muslim dengan perkataan dan perbuatan, dan para sahabat dan tabi'in
para pendahulu umat ini mengikuti petunjuk beliau, sehingga musyawarah sudah
menjadi salah satu ciri khas dalam masyarakat muslim di setiap masa dan tempat.
5
orang yang berpengalaman, dan bisa juga ia membentuk majlis syura, yang
dibolehkan berijtihad oleh syari'at. Ini semua dalam rangka mengikuti apa yang
telah dilakukan oleh Rasulullah Saw, dimana ketika orang-orang bijak yang
mewakili rakyat di madinah, ketika mereka berkumpul di sekitar beliau dan mereka
wahyu dan nash, memberikan kebebasan kepada mereka untuk berbicara dan
berbuat dalam urusan keduniaan, karena mereka lebih pengalaman dalam hal ini,
dan arti (keduniaan) di sini adalah tidak berkaitan dengan hukum syari'at atau
di zaman kita sekarang ini bisa kita namakan, murni urusan keilmuan, dan urusan
dalam hal-hal ini dengan mengatakan: "kalian lebih tahu tentang urusan dunia
kalian."
3
Jalal Al-Din Al-Mahalli Dan Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Al-Qur`An Al-Karim Tafsir Al-
Jalalain Bi Asbab Al-Nuzul Li Al-Suyuthi (Cet II: Damsik: Dar Al-Jaly, 1995), Hal 159.
6
karena itu musyawarah bisa dilakukan dengan berbagai macam bentuk dan berbagai
cara sesuai dengan masa, bangsa dan tradisi, yang penting pelaksanaan
haluan negara, dengan menyertakan rakyat dan seluruh umat atau yang mewakili
mereka, yaitu yang dinamakan ahlul halli wal aqdi, dimana kekuasaan pemerintah
dibatasi oleh dua hal, yaitu syari'at dan musyawarah, yakni dengan hukum Allah
masyarakat muslim, dan inilah bidang bagi para mujtahid, orang-orang yang punya
penyimpangan para penguasa dan keberanian para tiran dalam melanggar hak Allah
golongan atau individu dalam bentuk pemimpin, raja atau pahlawan, karena ini
semua bertentangan dengan akidah tauhid, dan merupakan bahaya yang sangat
besar apabila masyarakat sampai kepada pengkultusan ini dimana seseorang merasa
hina di hadapan pemimpin yang cerdas, atau penguasa satu-satunya, atau raja yang
7
mulia, atau partai yang berkuasa, dan lain sebagainya dari bentuk-bentuk berhala
yang menyerupai syi'ar ibadah, dan menjatuhkan manusia kepada kesyirikan baik
mereka meyadari atau tidak, dan ini semua tidak boleh terjadi dalam masyarakat
Islam telah mewajibkan musyawarah sejak lima belas abad yang lalu, dan
secara pribadi, dalam masyarakat mereka, dan dalam negara mereka, dan
musyawarah dalam Islam merupakan prinsip baru bagi kemanusiaan dalam sejarah
mereka dahulu dan kini. Hal ini karena apa yang dicapai oleh manusia sekarang
minoritas memimpin mayoritas, dalam bentuk lain, yaitu yang dilakukan oleh
system sosialis, dan dinamakan juga dengan system sosialis demokratis. Kedua
system ini telah mengenyampingkan kelompok kecil atau besar dari rakyat dalam
mengambil keputusan, yaitu kaum minoritas pada umumnya, atau mayoritas dalam
system sosialis.
Dalam bermusyawarah kita tahu sulitnya membuat kaidah memilih pendapat yang
kuat, namun ini tidak mustahil jika ditimbang dengan akal sehat, maslahat dan
8
pendapat yang kuat. Dengan memilih pendapat yang kuat sesuai dengan kaidah ini
maka tidak ada keberpihakan pada salah satu kelompok atas yang lain, akan tetapi
mengambil pendapat terkuat secara akal, maslahat dan pengalaman setelah semua
pendapat diletakkan pada posisi yang sama tanpa mengabaikan salah satu pendapat.
Akan tetapi seperti halnya masalah lain, prinsip musyawarah ini memerlukan
persiapan pendidikan secara khusus agar musyawarah ini bisa diterima dengan baik,
dan persiapan pendidikan untuk menerima prinsip musyawarah ini lebih mudah
atas mayoritas, terutama yang kedua ini biasanya dan sampai sekarang tidak
Islam mempunyai dasar yang kuat. Para Mufasir memahaminya sebagai ajaran
orang.
parlemen misalnya atau lainnya yang diberi tugas untuk mempelajari usulan-usulan
yang masuk untuk memilih pendapat yang terbaik, kemudian mengambil keputusan
ayat 159?
4
Abu Al-Ala Muhammad ‘Abd Al-Rahman Al-Mubarakfuri, Tuhfah Al-Ahwadz Bi Syarh
Jami’ Al-Turmuzhi, Juz V (Madinah: Maktabah Al-Ma’rifah, 1964), Hal 375.
5
Muhammad Ali A-Hasyimy, Masyarakat Muslim Dalam Perspektif Al Quran dan
Sunnah, (Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah:2009)
10
1.3.Tujuan Penelitian
ini adalah:
sebagai pedoman dasar dalam mengambil suatu hukum dalam musyawarah untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Urgensi jika dilihat dari bahasa Latin “urgere” yaitu (kata kerja) yang berarti
mendorong. Jika dilihat dari bahasa Inggris bernama “urgent” (kata sifat) dan dalam
bahasa Indonesia “urgensi” (kata benda). Istilah urgensi merujuk pada sesuatu yang
mengandaikan ada suatu masalah dan harus segera ditindak lanjuti.6 Urgensi yaitu
kata dasar dari “urgen” mendapat akhiran “i” yang berarti sesuatu yang jadi bagian
atau yang memegang pimpinan yang terutama atau unsur yang penting. 7
Secara Bahasa musyawarah berasal dari Bahasa Arab syura bisa berarti
mengambil, melatih, menyodorkan diri, dan meminta pendapat atau nasihat secara
individu untuk berdiskusi dan mencari solusi atas suatu permasalahan. Musyawarah
6
Astia Pamungkas, Pengertian Esensi dan Urgensi, artikel, diakses tanggal 14 maret
2023, pukul 14.15.
7
Abdurrahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam, (Jakarta; Kencana, 2004), hlm. 89.
12
merupakan proses diskusi dan pembahasan antara beberapa individu atau kelompok
musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan
permufakatan atau konsultasi dengan cara meminta nasehat atau pendapat kepada
keputusan. Selain itu, musyawarah dapat juga diartikan sebagai konsultasi timbal
balik antara khalifah dan umatnya. Dalam konteks seperti tersebut berarti warga
pendapat.10
Dengan demikian, melalui musyawarah akan diketahui apakah suatu perkara itu
8
Buchori Muslimin., Musyawarah dalam Perspektif Islam. (Ilmu Dakwah Al Falah, 2019),
Hal 214-234.
9
Nasution, A.H., dan Lubis R.S.I.P, Musyawarah sebagai Budaya Pembelajaran dalam
Organisasi Pendidikan Islam. Edukasia Al-Qur'an, (Studi Kependidikan dan Keislaman, 2020),
Hal 76-95.
10
Syamzan Syukur, (2013) Jurnal Sejarah dan Kebudayaan. Rihlah :8 (1). pp. 18-30.
ISSN 2339-0921 hal. 133.
13
baik atau tidak. Dengan musyawarah pula akan diambil keputusan yang terbaik dari
Adapun terkait dengan kata musyawarah, hal ini akan sangat cocok dengan
urgensi musyawarah yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 159
11
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al Munir; Gema Insani Press (Bandung 2009) hal. 84.
12
Imam Fakhruddin Al- Razi. Tafsir Al-Kabir; (Mesir, Darul Fikri, 1990) hal. 54.
14
2.2.2 Hadist
Beliau adalah Ali bin Ismail atau yang lebih terkenal dengan julukan Abu
seorang sahabat Nabi yang disabdakan oleh Baginda Nabi bahwa kaumnya adalah
golongan yang selalu mencintai Allah dan mereka dicintai oleh Allah Swt, salah
“Hadtis yang diriwayatkan dari hasan semoga ridha Allah darinya: Allah sungguh
mengetahui apa yang mereka butuhkan dan tetapi yang ia inginkan enam puluh
orang. Dan dari Nabi Saw: (suatu kaum memadai dalam bernusyawarah tetang
sesuatu kecuali mereka ditunjuki jalan yang lurus untuk urusan mereka).”
13
Q.S. Ali-imran/ 3:159.
15
Imam Ahmad Ra atau lebih dikenal dengan Ahmad Bin Hambal beliau lahir
terdapat 26363 hadis dalam musnad Ahmad. Sedangkan menurut penomoran Ihya,
ِ ِ
ْ اجتَ َم ْعنَ َما ِِف َم ُش ْوَرِة َم
) أۡحد.ااختَ لَ ْفتُ ُك َما (ر ْ لَ ِو:لى هللاُ َعلَْيه َو َسلٰ َم ِل ِِب بَ ْك ِر َو ُع َمَر
ٰ صَ َال َر ُس ْو ُل هللا
َ َق
“Telah bersabda Rasulullah SAW. Kepada Abu Bakar dan Umar: Apabila kalian
berdua sepakat dalam musyawarah, maka aku tidak akan menyalahi kamu berdua”
(HR. Ahmad).
Ibnu Majah dengan nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid
bin Abdullah bin Majah Al-Quzwaini. Ibnu Majah mulai belajar sejak usia remaja.
Beliau menukuni bidang ilmu Hadis pada usia 15 tahun, salah satu hadist beliau
ialah:
14
Dheaandika, “Dalil Musyawarah,” diakses 27 Januari 2013,
http://dheaandika007.blogspot.com/2013/01/dalil-musyawarah,html.
16
Musyawarah adalah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan hal ini
juga tercermin dalam kehidupan Rasulullah Saw.15 dalam tafsir Al-Maraghi telah
di sebutkan bahwa orang yang berhak untuk mengikuti musyawarah adalah orang
yang berlaku adil dan mempunyai ilmu. Mampu menguasai materi dan memilki
Rasulullah Saw. dalam kaitannya dengan petaka yang terjadi pada perang Uhud.
musyawarah dengan Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab. Rasulullah
meminta pendapat Abu Bakar tentang tawanan perang tersebut. Abu bakar
keluarganya dengan membayar tebusan. Hal mana sebagai bukti bahwa islam itu
lunak, apalagi kehadirannya baru saja. Kepada Umar bin Khattab juga dimintai
pendapatnya. Dia mengemukakan, bahwa tawanan perang itu dibunuh saja, yang
Hal ini dimaksud agar dibelakang hari mereka tidak berani lagi menghina dan
mata mereka. Dari dua pendapat yang bertolak belakang ini Rasulullah Saw sangat
15
Az-Zarkasyi, dan As-Sa'di, (Musyawarah Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Hadis. (Ilmiah
Syar'iyyah, 2017), Hal 99-116.
16
Syekh Muhammad Al-Khudhari, Nurul Yaqiin, (Terj, Sinar Baru Algensido, Bandung,
2010), Hal 154
17
Akhirnya Allah Swt menurunkan ayat ini yang menegaskan agar Rasulullah
Kalau berkeras hati mereka tidak akan menarik simpati sehingga mereka akan
lari dari ajaran islam. Ayat ini diturunkan sebagai dukungan atas pendapat Abu
Bakar Shiddik. Di sisi lain memberi peringatan kepada Umar bin Khattab. Apabila
kepada Allah Swt.17 Sebab Allah sangat mencintai orang-orang yang bertawakkal.
Dengan turunnya ayat ini maka tawanan perang itupun dilepaskan sebagaimana
Karena itu" فاعف عنهم واستغفر َلم وشاورهم ِف األمر, firman Allah, maafkanlah
dalam urusan itu." Oleh sebab itu Rasulullah senantiasa mengajak para Sahabatnya
mereka senang dan supaya mereka lebih semangat dalam berbuat. Sebagaimana
berkata, "Ya Rasulullah, jika engkau menyeberangi lautan, niscaya kami akan ikut
17
Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang, Toha Putra Semarang, 1979), Hal 139
18
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, (Jakarta, Gema Insani, 2023), Hal 477
18
Rasulullah Saw. telah bermusyawarah dengan para sahabat mengenai strategi yang
akan ditempuh.19 Nabi juga mengajak para sahabat beliau bermusyawarah dalam
19
Aḥmad Muṣṭafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi (Mesir: Muṣṭafa Al-Babi Al-Ḥalabiwa
Auladuh, 1962), Juz IV, Hal 112.
19
Usul itu ditolak oleh dua orang Sa'd, yaitu Sa'd ibnu Mu'az dan Sa'd ibnu
Ubadah. Akhirnya Nabi menuruti pendapat mereka. Nabi Saw mengajak mereka
bersama kaum muslim menyerang orang-orang musyrik. Maka Abu Bakar Al-
Siddiq berkata, "Sesungguhnya kita datang bukan untuk berperang, melainkan kita
datang untuk melakukan ibadah umrah." Kemudian Nabi Saw menyetujui pendapat
Dalam bagian lain, Tafsir Ibn Katsir juga menceritakan dengan detil
َي أ ََّوِل ماء وجده َ َاّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم لَ َّما َس َار إِ ََل بَ ْد ٍر نََزَل َعلَى أ َْد ََن َم ٍاء ُهن
ْ اك أ َّ صلَّى َِّ ول
َ اّلل َ وف أ ََّن َر ُس
ُ َّم َوالْ َم ْعُر
َ فَتَ َقد
س ِِبَنْ ِزٍل َولَ ِك ْن ِس ْر ِ َِّ ول َ ال «بَ ْل َمنْ ِزٌل نََزلْتُهُ لِلْ َح ْر ِب َوالْ َم ِك َيد ِة» فَ َق
َ نََزلْتَهُ لِلْ َح ْر ِب َوالْ َم ِك َيد ِة؟ فَ َق
َ اّلل إ َّن َه َذا لَْي َ ال ََي َر ُس
ِْ ونَستَ ِقي،ب
ِ ِ ِ ٍ ِ
ٌس ََلُْم َماء
َ اض فَيَ ُكو ُن لَنَا َماءٌ َولَْي
َ َاْلي ْ َ ُبنَا َح ََّّت نَْن ِزَل َعلَى أ َْد ََن َماء يَلي الْ َق ْوَم َونُغَ ِٰوُر َما َوَراءَهُ م َن الْ ُقل
https://rzmchannel.blogspot.com/2016/10/makalah-musyawarah-dalam-pandangan-islam.html.
20
الس َم ِاء َّ َي حممد إن ربك يقرئك،اّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم فقال ذلك امللك
َّ الس ََل َم َّ صلَّى َِّ ول
َ اّلل
ِ وِج ِْْبيل جالِس ِعْن َد رس
َُ ٌ َ ُ َ
Rasulullah berjalan menuju medan Perang Badar, beliau turun istirahat di dekat
sumber air yang ada di tempat itu, yakni permulaan mata air yang dijumpainya.
Seorang sahabat Nabi yang bernama Al-Hubbab bin Munzir menghadap kepada
beliau dan berkata, "Wahai Rasulullah, apakah tempat ini merupakan tempat yang
diperintahkan oleh Allah agar engkau berhenti padanya dan kita tidak boleh
yang sengaja saya tempati untuk strategi perang dan menyusun tipu muslihatnya."
Al-Hubbab bin Munzir berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tempat ini bukan
tempat yang strategis untuk berperang dan melancarkan siasatnya. Tetapi bawalah
kami hingga sampai di mata air yang paling dekat dengan pasukan kaum musyrik,
kemudian kita keringkan semua sumur lainnya, sehingga kita beroleh mata air
kitab Magazil Umawi disebutkan bahwa ketika Al-Hubbab melakukan hal tersebut,
turunlah malaikat dari langit, sedangkan Malaikat Jibril sedang duduk di dekat
mengirimkan salam buatmu. Dia berfirman bahwa pendapat yang benar adalah
pendapat yang diutarakan oleh Al-Hubbab bin Munzir." Maka Rasulullah Saw.
menoleh ke arah Malaikat Jibril a.s. dan bersabda, "Tahukah kamu siapakah ini?"
Jibril memandang ke arah malaikat itu dan berkata, "Tidak semua malaikat dapat
aku kenal. Tetapi dia adalah malaikat, bukan setan." Pelajaran penting dari cuplikan
kisah di atas: Rasulullah terbuka dengan berbagai pandangan yang berbeda. Beliau
tidak merasa mentang-mentang sebagai Nabi lantas bersikap otoriter, keras dan
Para sahabat Nabi juga bersikap santun saat mengajukan pendapat. Mereka
bertanya dulu apakah sikap dan pandangan Rasul itu berasal dari wahyu yang tidak
bisa diganggu-gugat atau hanyalah pendapat pribadi beliau. Jikalau itu hanya opini
beliau, maka para sahabat akan mengajukan saran dan pendapat kepada Nabi.
Islam.21 Dalam beberapa kasus, pendapat sahabat lah yang dinyatakan benar oleh
Allah Swt, kasus lainnya berkenaan dengan tawanan perang badar, terjadi silang
pendapat antara Abu Bakar dan Umar dimana Nabi cenderung menyetujui
pandangan Abu Bakar tapi kemudian turun surat Al-Anfal ayat 67-69 yang
21
Al-gazali, Ihya ‘Ulumuddin: Ilmu dan Keyakinan, (Jakarta; Republika Penerbit,
2011), h.100.
22
159: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
hati Rasulullah dan kehidupan beliau bersama masyarakat. Beliau tidak marah
bahkan beliau persembahkan kepada umat apa yang beliau miliki dengan lapang
dada.22
Setiap orang yang musyawarah memiliki hak yang sama untuk menyampaikan
Prinsip Musyawarah
22
https://www.nu.or.id/hikmah/kisah-rasulullah-yang-gemar-bermusyawarah-T3jNP.
23
bersifat global maupun tanpa petunjuk dan yang mengalami perubahan dan
perkembangan.24, Dengan memilih pendapat yang kuat sesuai dengan kaidah ini
maka tidak ada keberpihakan pada salah satu kelompok atas yang lain, akan tetapi
mengambil pendapat terkuat secara akal, maslahat dan pengalaman setelah semua
pendapat diletakkan pada posisi yang sama tanpa mengabaikan salah satu pendapat
orang lain.
Adab Musyawarah
musyawarah merupakan kombinasi dalam dua kata, yaitu “adap” yang berarti
23
Ibrahim, D, dan Yusuf, M.I, Kebebasan Berekspresi dalam Musyawarah Menurut
Perspektif Islam. (Kajian Hukum Islam Al-Adl, 2018), Hal 85-102.
24
Al-Qurthubi, Al-Jami Li- Ahkam Al-Qur’an, (Kairo, Dar Al-Kutub, 1967), Hal 251
25
Louis Ma’luf, Al-Munjid Fi Al-Lughah (Bairut: Dar Al-Masyriq, 1998), Hal 407.
24
26
فإذا طهروا وصاروا أصفياء خلقاء شاورهم ِف األمر
berikut: pertama hendaklah orang yang diajak bermusyawarah adalah orang yang
hanya ingin mengalahkan lawan. Keempat, Berbicara dengan benar, lugas, tegas,
tidak berbelit-belit, sopan dan tidak mencari menang sendiri. Kelima, Memikirkan
dan merenungkan secara mendalam apa yang akan diucapkan. Dalam hal ini ada
Dalam islam adap musyawarah memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur`an
dan Hadist-Hadist Nabi Muhammad Saw. Allah Swt berfirman dalam surah Ali-
Imran ayat 159. Artinya “Maka disebabkan Rahmat dari Allah-lah kamu bersikap
lemah lembut terhadap mereka. Sengkiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkan mereka,
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulat tekad, maka bertawakkallah
kepada-nya.”
26
Al-Mahilli Dan Al-Suyuthi, Tafsir Al-Jalalain (Kairo: Dar Al-Hadits), Hal 247.
27
https://minanews.net/prinsip-musyawarah-dalam-syariat-islam-oleh-imaam-
yakhsyAllah-mansur/ Diakses 17 maret 2023 pukul 15:12
25
Dari ayat ini, kita dapat melihat pentignya musyawarah dalam mengambil
keputusan yang melibatkan semua pihak yang terlibat. Musyawarah tidak hanya
menciptakan keputusan yang lebih baik, akan tetapi juga memupuk rasa saling
memberikan kebaikan bagi yang melakukannya. Dan bahkan ada beberapa firman
Allah yang menganjurkan agar umat Islam melakukan musyawarah. Yaitu Ali
استَ ْغ ِف ْر ََلُْم َو َشا ِوْرُه ْم ِِف ِ َ ت فَظًّا َغلِي ِ َِّ فَبِما ر ْۡح ٍة ِمن
ْ ف َعْن ُه ْم َو
ُ اع َ ضوا ِم ْن َح ْول
ْ َك ف ِ ظ الْ َق ْل
ُّ ب َلنْ َف َ ت ََلُْم َولَ ْو ُكْن
َ اّلل لْن َ ََ َ
) ١٥٩ :ي (ال عمران ِِ ُّ اّللَ ُُِي َِّ األم ِر فَِإ َذا عزمت فَت وَّكل علَى
َّ اّلل إِ َّن
َ ب الْ ُمتَ َوٰكل َ ْ َ َ َ ْ ََ ْ
Maksud dari ayat tersebut adalah dalam menghadapi setiap masalah kita
senantiasa harus berlaku lemah lembut dan tidak bersikap keras dan berhati kasar
yang dapat menyakiti orang lain, karena seperti yang kita tahu adalah dosa dan tidak
diperbolehkan. Pada ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa sebaiknya dalam
26
musyawarah.
ayat al-Qur’an di dalamnya terdapat term yang akar katanya menunjukkan makna
tasyawur; QS Ali ‘Imran/3: 159 yang di dalamnya terdapat term syawir, dan QS al-
dalam surat asy-syuraa’ ayat 37-38 bahwasanya syura mempunyai hubungan erat
dengan shalat dan nahyi munkar, bukan sekadar mengemukaan pendapat kemudian
disetujui bersama namun ada nilai-nilai islam yang lebih dalam yaitu shalat
28
Muhammad Fu’ad ‘Abd Al-Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfazh Al-Qur’an
Alkarim (Bairut: Dar Al-Fikr, 1992), Hal 496.
29
Q.S. Asy-Syura/26: 37-38.
27
Dari ayat diatas Prof. Yunahar memberikan penjelasan bersandar dari tokoh
ayat diatas, syura atau musyawarah sebagai sifat ketiga bagi masyarakat Islam
mengenai ayat diatas dengan mengambil penjelasan dari Abdul Karim Zaidan
dalam bukunya Ushul Ad-Da’wah cetakan Baghdad di tahun 1976. Prof. Yunahar
ummat dan kewajiban Imam atau pemimpin. Dalilnya adalah firman Allah Swt
para sahabat.
penjelasan dengan bersandar dua tokoh yaitu Taufiq Asy-Syawi dan Abdul Karim
Zaidan.
musyawarah menempati derajat ketiga setelah iman dan shalat, dari sikap ini sangat
jelas bahwa musyawarah adalah hal yang sangat penting dan penuh nilai
30
Prof. Dr. K.H Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI UMY, 2012
28
pelakunya ahli dalam Iman dan ahli dalam Shalat bahkan lebih tegas lagi dua syarat
bahwa sifat-sifat terpuji yang terinci dalam ayat tersebut harus dimiliki oleh seorang
menampung berbagai pandangan dan ide-ide yang ada, menyatukan langkah dan
musyawarah:
31
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar, Juz. Iv (Mesir: Maktabah Al-Qahirah,
1970), Hal 45.
32
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al Munir; (Gema Insani; Jakarta 2013), Hal 494.
29
perspektif dan pendapat dapat dikumpulkan dan dievaluasi dengan cermat. Proses
memperoleh informasi yang lebih lengkap, dan mencapai keputusan yang lebih baik
terjalin.
pengambilan keputusan. Ini memberikan rasa memiliki dan keterlibatan yang lebih
besar, sehingga mendorong tanggung jawab bersama dan komitmen terhadap hasil
musyawarah.
iklim kepercayaan. Hal ini memungkinkan untuk membangun hubungan yang baik
di masa depan.
perspektif dapat muncul. Diskusi dan pertukaran pendapat yang terbuka dapat
30
baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan melibatkan berbagai
efektif untuk mencapai keputusan yang baik, membangun hubungan yang baik, dan
tersebut, berbagai sudut pandang dan ide-ide dikumpulkan dari peserta yang
33
Wibowo, A., dan Handayani, S.T.P, Manfaat Musyawarah dalam Pengambilan
Keputusan Organisasi, (Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 2020), Hal 113-121.
31
orang lain, serta bekerja sama mencapai tujuan bersama. Hal ini memperkuat ikatan
musyawarah, individu dapat belajar dari pengalaman dan pengetahuan orang lain.
Hal ini meningkatkan kapasitas individu dalam berpikir kritis, komunikasi efektif,
34
Muhadjirin, M.D.R., dan Wahyuniati, E.S.W.N, Musyawarah: Solusi Konflik Berbasis
Kearifan Lokal, (Ilmiah Peuradeun, Media Komunikasi Dan Studi Islam Aceh, 2017), Hal 95-110.
BAB 3
METODE PENELITIAN
penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti memilih jenis penelitian ini karena data yang
dan bukan angka. Selanjutnya, penelitian ini berbentuk penelitian pustaka (library
research). Hal tersebut karena objek penelitian ini adalah teks yang terdapat dalam
kesimpulan.
Pemanfaatan metode ini juga dibarengi dengan teknik catat dengan tujuan
kepustakaan (library research) yang sumber primernya adalah Alquran dan sumber
Sumber data penelitian ini terdiri atas tiga jenis sumber data primer, sumber
32
33
Sumber data primer yaitu data pokok yang menjadi objek utama sebuah penelitian,
dihasilkan dapat berguna dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini yaitu kitab-
Sumber data sekunder yaitu sumber yang mengentarai peneliti dengan subjek
penelitian. Sumber data sekunder juga dapat diartikan sebagai data tambahan yang
dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada. Disini penulis mengambil dari
Al-Qur’an dan hadis yang terkait dengan musyawarah dan referensi lain yang
Sumber data tersier yaitu data penunjang yang diperoleh secara tidak
langsung dari obyek yang diteliti. Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti
mengumpulkan data dalam berbagai sumber, baik sumber data primer, sumber data
sekunder maupun sumber data tersier. Sumber data primer dalam penelitian ini
dalam menyelesaikan masalah dan kitab-kitab tafsir karya ulama kontemporer dan
menyelesaikan masalah.
34
Sementara sumber data sekunder yang akan peneliti rujuk yaitu kepada buku-
buku yang berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian. Baik dari kitab,
masalah.
Selanjutnya penelitian juga menambahkan satu sumber data lagi yaitu sumber
data tersier. Yang mana dalam sumber data ini lebih terfokus kepada kamus besar
Dari bererbagai corak tafsir yang menarik untuk dikaji nantinya yaitu tafsir-
tafsir karya ulama kontemporer dan hadist-hadist yang terkait tentang urgensi
mengangkat data yang dianalisa dengan menggunakan metode analisis isi (content
analysis). Menurut Sukandi, content analysis adalah setiap prosedur sistematis yang
tulisan-tulisan, film serta jenis komunikasi lain yang dipublikasi melalui media
massa, majalah, radio, televisi dan sebagainya. 35 Kegiatan ini melibatkan analisis
35
Sukandi, A. (1991). Metode dan Analisis Penelitian, Jakarta: PT. Glora Alsora Pratama.
BAB 4
Dalam bab empat ini penulis ingin memaparkan hasil penelitian dan
Artinya:
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakAllah kepada
Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
Tafsir Jalalain
( فَبِ َماMaka berkat) ma di sini adalah zaa'idah (tambahan) yang berfungi At-Taukid
(menguatkan). Kata ini berkedudukan i'rab nya nashab, takdir nya adalah ِاّلل ٍِم
َٰرۡحَة ٰم َن ه
ِم م
ت
َ ( لنrahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut) hai Muhammad ۚ( ََلُمkepada
35
36
م م
dengan sikap lunak ت فَظًّا
َ ( َولَو ُكنdan sekiranya kamu bersihap keras) artinya
م م م
َ ( َغلِيdan berhati kasar) hingga kamu mengambil
ِ ظ ال َقل
akhlakmu jelek tidak terpuji ب
م ِم م م
tindakan keras terhadap mereka ف َ ( ََلنْ َفضُّوا ِمن َحولtentulah mereka akan
ُ ك ۖ فَاع
menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka) atas kesalahan yang
م
mereka perbuat ( َو ماستَ غ ِف مر ََلُ ممmintakanlah ampun bagi mereka) atas kesalahan-
kesalahan itu hingga Kuampuni ( َو َشا ِو مرُه ممserta berundinglah dengan mereka) artinya
م
mintalah pendapat atau buah pikiran mereka ( ِِف اَلَ مم ِۚرmengenai urusan itu) yakni
urusan peperangan dan lain-lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat
meniru sunnah dan jejak langkahmu, maka Rasulullah Saw. banyak bermusyawarah
melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu ِاّلل م
ٰفَتَ َوَّكل َعلَى ه
ِ
ُّ اّللَ ُُِي
(maka bertawakal lah kepada Allah) artinya percayalah kepada-Nya. ب ٰا َّن ه
م
( ال ُمتَ َوٰكِلِ ميsesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal) kepada-Nya.
37
Tafsir Al-Munir
ِم
ت ََلُ م ۚم
َ لنAt-Liin artinya adalah halus dan lembut dalam berinteraksi dan bergaul.
hati yang tidak bisa merasa tersentuh dan terpengaruh oleh apa pun. ََلنْ َفض مُّواMaka
م م
maafkanlah apa yang telah mereka lakukan. استَ غ ِف مر ََلُ مم
َوdan mintakanlah ampunan
م
dosa untuk mereka sehingga Aku akan mengampuni mereka. َو َشا ِو مرُه مم ِِف اَلَ مم ِۚرdan
ajaklah mereka bermusyawarah seputar masalah politik dan pengaturan umat, baik
ketika dalam keadaan perang maupun ketika dalam keadaan aman serta di dalam
urusan urusan duniawi lainnya untuk menghibur dan menyenangkan hati mereka
serta agar mereka mau mengikuti dan mematuhimu. Rasulullah Saw. sering
hati dan membulatkan tekad untuk melakukan apa yang kamu inginkan setelah
ِ فَت وَّك مل علَى هMaka bertawakal dan yakinlah kamu kepada Allah
bermusyawarah. اّلل
ٰ َ ََ
Swt. Tawakal adalah bersandar dan berpegangan kepada Allah Swt di dalam setiap
urusan.
38
م م
Mengenai firman Allah ت ََلُ م ۚم ِ ِ“ فَبِما رۡح ٍة ِمن هMaka disebabkan rahmat dari Allah
َ اّلل لن
ٰ َٰ َ َ َ
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka,” Qatadah berkata,” karena Rahmat
Allah engkau (Muhammad) bersikap lemah lembut kepada mereka. Huruf “ ”م
َ
م م
(maa) merupakan shilah (penghubung). Selain itu Allah Swt berfirman ت فَظًّا
َ َولَو ُكن
م
tentulah mereka menjauhlan diri dari sekelilingmu, “yang dimaksud “ ”ال َفظًّاdan “
م م
َ ” َغلِيdi sini adalah ucapan kasar. Hal itu sesuai dengan firfan Allah setelah itu ظ
ظ َ َغلِي
م م
ِ “ ال َقلberhati kasar.” Artinya, jika kamu mengeluarkan kat-kata buruk dan berhati
ب
kasar kepada mereka, niscaya mereka akan menjauh dan meninggalkanmu, tetapi
lembut kepada mereka dimaksudkan untuk menarik hati mereka, sebagaimana yang
dikatakan `Abdullah bin `Amr, “Aku melihat sifat Rasulullah Saw dalam kitab-
kitab terdahulu seperti itu, Dimana beliau tidak bertutur kasar dan tidak juga berhati
keras, tidak suka berteriak-teriak dipasar, tidak pernah membalas kejahatan dengan
م م م م م
kejahatan, tetapi beliau itu senantiasa memberi maaf.” استَ غ ِف مر ََلُ مم َو َشا ِو مرُه مم ِِف
ف َعن ُهم َو
ُ فَاع
39
م
“ اَلَ مم ِرkarena itu maafkanlah mereka, mohokan ampunan bagi mereka dan
bermusyawarahlah dengen mereka dalam urusan itu.” Oleh sebab itu Rasulullah
persoalan yang terjadi untuk menjadi hati mereka senang dan supaya mereka lebih
pasukan orang-orang kafir. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah jika engkau
jika emgkau menulusuri daratan dalam kegelapan ke Barkil Ghimad, niscaya kami
akan ikut berjalan bersamamu. Kami tidak akan mengatakan apa yang di katakan
kaum musa kepadanya, Dimana kaumnya itu berkata, “Pergilah engkau bersama
Rabb-mu dan berperanglah, kami akan duduk-duduk di sini saja.” Tapi kami akan
sahabat menyarankan untuk pergi menghadapi musuh. Maka beliau pun pergi
memberikan sepertiga hasil kekayaan kota Madinah pada tahun itu. Namun hal itu
di tentang oleh Sa`Ad bin Mu`Adz dan Sa`Ad bin `Ubadah, sehingga akhirnya
ِ“ فَاِ َذا عزممت فَت وَّك مل علَى هkemudian apabila kamu sudah membulat tekat, maka
اّلل
ٰ َ َ َ َ ََ
mereka mengenai suatu masalah, lalu kamu teleh benar bulat-bulat terhadap
م ِ م ِ
Keputusan yang dihasilkan, maka bertawakkallah kepada Allah. ب ال ُمتَ َوٰكِلِي ٰا َّن ه
ُّ اّللَ ُُي
Surat Al-Imran ayat 159 ini mengajarkan kepada manusia betapa luhurnya budi
pekerti Rasulullah Saw terhadap umatnya. Bagaimana tidak, beliau Saw selalu
bersikap lemah lembut kepada siapapun, baik yang mendukung maupun yang
memusuhinya.
Rasulullah Saw selalu memaafkan dan meminta maaf serta mengajak umatnya
yaitu, pertama, yang dimusyawahkan adalah urusan dunia, dan pendapat yang
41
kedua, yang dimusyawarah adalah urusan dunia dan akhirat (keagamaan). Dan
Surat Al imran ayat 159 ini berbicara tentang konteks interaksi Nabi Saw
Saw sebagai seorang hamba yang elegan dalam berinteraksi dengan sesama,
Musyawarah dalam keagamaan adalah cara yang dianjurkan oleh Allah untuk
Dalam hal ini memberikan pengajaran tentang pentingnya sikap lemah lembut dan
hubungan yang harmonis dengan orang lain dan mencapai keputusan yang lebih
Karena sikapnya yang begitu mulia, tak heran jika beliau menjadi seorang
pemimpin yang sangat dipatuhi dan disegani tanpa paksaan dari umat-Nya.
36
Muhammad Al-Jauzi, Zad Al-Mesir Fi`Iim Al-Tafsir, (Bairut, Al-Maktab Alisami, T, Th),
Hal 489.
42
teladan dalam bersikap, baik kepada sahabat maupun kepada lawan. Utusan Allah
paling terakhir itu memiliki akhlak yang mulia. Hal ini dijelaskan dalam surat Al
Surat ini berusaha mengajak umat muslim untuk memahami akhlak mulia
Rasulullah Saw dalam menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi. Ayat ini
berisi tentang cara seseorang dalam menyikapi masalah serta anjuran untuk berbuat
Imran ayat 159 ini dengan benar, maka kebaikan dan pahala akan ia dapatkan.
Selain itu juga tercipta kebersamaan dan kedamaian antar manusia secara harmoni.
bahwa ayat tersebut turun Ketika pera tantara islam berlomba-lomba menuntut
rampasan perang.37
37
Abu Al-Hasan `Ali Ibn Ahmad Al-Wahidi Al-Naisaburu, Asbab Al-Nuzul (Jakarta,
Dinamika Utama, T, Th), Hal 84.
43
ini berdasarkan tempat dan waktu yang diperkirakan terjadi penurunan surah
Surat Ali Imran ayat 159 turun dilatar belakangi oleh peristiwa perang Uhud
yang melibatkan kaum muslim di Madinah dan kaum kafir Quraisy. Pecahnya
perang Uhud terjadi pada tahun 625 Masehi ini tidak luput dari kekalahan kaum
Quraisy dalam Perang Badar satu tahun sebelumnya. Kemudian Allah Swt
menurunkan ayat ini untuk memberikan petunjuk kepada Nabi Muhammad Saw
Ayat ini menyampaikan bahwa penting untuk melibatkan para pemimpin dan
sesuatu.
Sementara itu spirit kaum muslim untuk berperang melawan musuh masih
berkobar. Namun tidak sedikit pula yang menghianati Rasulullah Saw saat Perang
Riwayat yang lain dikemukakan bahwa Nabi Saw. Berkali-kali mengutus pasukan
ke medan Jihat. Pada suatu waktu, ada pasukan yang Kembali dan diantaranya ada
kepungan musuh. Hanya tersisa beberapa sahabat yang masih setia melindungi
Rasulullah Saw hingga akhirnya Al-Imran ayat 159 diturunkan untuk menenangkan
Tak hanya itu saja, Surat Al-Imran ayat 159 ini juga menyadarkan kepada
kaum muslimin terhadap nikmat Allah Swt, karena telah mendapat sang utusan
dan sesudah hijrah ini dianggap lebih tepat, sebab terdapat surah Madaniyah yang
turun di Mekkah.
38
Jalal Al-Din Al-Suyuthi, Lubab Al-Nuqul Fi Asbab Al-Nuzul, (Bandung, Diponogoro,
1975), Hal 198.
45
Asbab Al-Nuzul adalah menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai
penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadinya suatu peristiwa.39 Konteks atau
latar belakang sebab-sebab turunnya suatu ayat dalam Al-Quran. Namun, untuk
Surah Ali Imran Ayat 159, tidak ada laporan khusus yang menjelaskan asbab al-
Nuzulnya. Oleh karena itu, tidak ada informasi yang tersedia mengenai asbab al-
Namun, secara umum, ayat-ayat dalam Al-Quran dapat memiliki makna dan
pesan yang relevan dengan berbagai situasi dan konteks. Ayat ini memberikan
bermusyawarah dalam berinteraksi dengan orang lain. Pesan ini dapat diterapkan
Meskipun tidak ada asbab Al-Nuzul yang spesifik untuk ayat ini, pesan dan
pengajaran yang terkandung dalam ayat ini tetap berlaku dan relevan bagi umat
menjadi sebab turunnya ayat sebagai jawaban, atau sebagai penjelasan yang
39
Muhammad Chirzin, Buku Pintar Asbabun Nuzul, (Jakarta: Zaman, 2011), Hal. 15-16
46
lebih baik karena melibatkan berbagai sudut pandang dan pemikiran kolektif dari
orang lain, serta mencari solusi bersama, iklim kerjasama dan persaudaraan dapat
tumbuh dengan lebih baik. Dengan melibatkan banyak pihak dalam proses
pandang yang beragam membantu untuk melihat sisi-sisi tertentu yang mungkin
tidak terlihat jika hanya ada satu orang yang membuat keputusan sendiri.40
40
Sugiyono, Pentingnya Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan Organisasi,
(Manajemen Pendidikan, 2019), Hal 185-196.
41
Haryanto Y, dan Supriyanto A.B, Urgensi Musyarawah dalam Pembangunan
Infrastruktur di Indonesia. (Ilmiah Mahasiswa Bina Bangsa, 2020), Hal 123-133.
47
Melalui proses musyawarah yang efektif, kita dapat mencapai solusi terbaik serta
Namun perlu diketahui juga bahwa meskipun ada manfaat besar dari
penyelesaian cepat atau otoritas tunggal lebih tepat sesuai dengan konteks tertentu.
Jadi, mari kita jadikan musyawarah sebagai salah satu alat penting dalam
manusia. Praktik musyawarah sudah sangat lama eksis mulai dari lingkungan
keluarga sampai meluas ke wilayah Negara dan dunia international, dengan bentuk
dan cara yang berbeda, sesuai dengan perkembangan zaman. Itulah salah-satu
hikmah tidak adanya penuturan secara rinci tentang musyawarah, agar bisa berlaku
ideal dan harmonis, dan musyawarah yang dilaksanakan yang lebih umum dan luas.
yang perlu dijunjung tinggi. Etika musyawarah bertujuan untuk memastikan bahwa
proses musyawarah berjalan dengan adil, terhormat, dan produktif. Dalam tulisan
ini, kita akan membahas beberapa prinsip etika musyawarah dalam Islam .Etika
musyawarah merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh umat
Islam dalam persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari hari, serta kegiatan
musyawarah juga menjadi sarana untuk memperoleh ide atau gagasan terbaik dari
ketingkat yang lebih baik. Oleh karenanya untuk mencapai maksud tersebut, ada
beberapa hal yang penting diperhatikan yang secara beruntuk diperintahkan kepada
Shihab melansir ada tiga sifat dan sikap yang harus dilakukan sebelum
musyawarah.
apalagi sebagai pemimpin harus menghindari tutur kata-kata yang kasar serta keras
kepala, karena jika sikap itu dilakukan maka mitra musyawarah akan meninggalkan
majelis.
Kedua, memberi manfaat dan membuka lembaran baru. Sikap ini dapat
difahami dari potongan ayat ( فاعف عنهمmaafkan mereka). Maaf secara harfiah
42
Dudung Abdullah, “Musyawaran Dalam Al-Quran, (Suatu Kajian Tafsir Tematik)”
perlakuan pihak lain yang dirulai tidak wajar. Ini perlu karena kejernihan hati dan
menggunakan bahasa yang santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain saat
mempersiapkan mental yang selalu siap memberi maaf. Karena mungkin saja ketika
belum cukup untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebab masih ada sesuatu yang
dijangkau oleh kemampuan akal. Jika demikian untuk mencapai hasil yang terbaik
antara lain permohonan ampunan ilahi, meminta petunjuk dan bertawakkal kepada-
Nya.44
konsensus atau keputusan yang didukung oleh semua peserta. Penting untuk
43
Maulida R.A., dan Zainuddin, Etika Musyawarah dalam Membangun Konsensus, (Etika,
2019) Hal 67-78.
44
M. Quraihs Syihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung, Mizan,2021,) Hal 496.
50
perbedaan pendapat untuk mencapai konsensus yang bermanfaat bagi semua pihak
yang terlibat.45
bahwa proses musyawarah berjalan dengan adil, terhormat, dan produktif. Etika
Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 159, "Maka, disebabkan rahmat dari Allah lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad
45
Mahfudz Syarifuddin, Musyawarah Dalam Perspektif Atika Islam, (Jurnal, Penelitian
Islam, 2017), Hal 12
51
Yang dimaksud "bermusyawarah dalam urusan itu" dalam ayat tersebut ialah
urusan peperangan dan hal-hal duniawiah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,
mendapatkan hasil keputusan terbaik dan mendapat ridha Allah Swt maka setiap
akhir diskusi.46
musyawarah harus dapat bersikap lemah lembut, baik dalam sikap ucapan dan
tindakan. Kedua, mudah memberi maaf. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap peserta
sebab musyawarah itu tidak akan berjalan dengan baik jika masing-masing peserta
masih diliputi kekeruhan hati. Ketiga, membangun hubungan yang kuat dengan
semestinya keputusan yang telah diambil, baik secara mufakat maupun dengan cara
lain, hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah karena Dialah yang menentukan
46
Ahmad, N., dan Abidin, Z.A.R, Kajian Teoretis Prinsip-Prinsip
Musyawarah dalam Islam. (Sosial Humaniora, 2018) Hal 167-175.
47
https://khazanah.republika.co.id/berita/nyogwm313/5-kaidah-bermusyawarah-sesuai-
tuntunan-islam di akses pada tanggal 3 maret 2023 jam 16: 20 wib
52
pengambilan keputusan dapat berjalan dengan adil, inklusif, dan efektif. Ingatlah
bahwa tujuan utama dari musyawarah adalah mencari solusi terbaik bagi masalah
keputusan yang baik dan adil dalam suatu perkara atau masalah. Dalam Islam,
dapat diterapkan:
mendengarkan pendapat orang lain dengan saksama. Ini melibatkan sikap rendah
hati untuk menerima masukan dan pandangan dari semua pihak yang terlibat.
menghargai pendapat satu sama lain, tanpa memandang perbedaan status, usia, atau
latar belakang. Hal ini memungkinkan suasana yang harmonis dan membangun
Peserta harus berkomitmen untuk bekerja sama dan mencari solusi yang
53
antara peserta. Konsensus adalah kesepakatan yang dicapai oleh semua pihak yang
terlibat, bukan hanya mayoritas. Ini memastikan bahwa keputusan yang diambil
musyawarah, membangun suasana yang kondusif, dan menetapkan aturan dan tata
tertib dalam musyawarah. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan yang
pendiskusian berbagai pandangan, ide, dan argumen terkait masalah yang dibahas.
Evaluasi dan Analisis, Setelah pendekatan dan diskusi, tahap evaluasi dan
diajukan.
keputusan yang paling baik berdasarkan hasil evaluasi dan analisis sebelumnya.
Pemilihan solusi dapat dicapai melalui konsensus, mayoritas suara, atau mekanisme
memastikan bahwa solusi yang dipilih dijalankan dengan baik dan tindak lanjut
Analisis urgensi musyawarah dalam Islam dapat dilihat dari beberapa aspek,
pertama pengambilan keputusan yang lebih baik, kedua membangun keadilan dan
55
interpretasi ayat tersebut bisa didiskusikan secara terbuka.48 Dalam konteks ini,
para peserta musyawarah dapat membawa referensi dari ulama atau sarjana agama
secara terbuka. Hal ini memungkinkan adanya pemecahan masalah secara holistik
kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka secara adil. Selain itu, dengan
48
Virdaus F., & Anshori U.L.C, Analisis Metode SWOT pada Musyawarah Organisasi,
(Ilmiah Mahasiswa Bina Bangsa, 2020), Hal 145-155.
56
dapat dikurangi.
melibatkan partisipasi aktif dari anggota kelompok atau masyarakat yang terlibat
langsung.49 Hal ini membuat keputusan lebih diterima oleh semua pihak, karena
dalam sebuah musyawarah, ide-ide baru sering kali timbul dari interaksi antara
peserta diskusi yang berbeda latar belakangnya. Proses kolaboratif ini merangsang
saling mendengarkan, menghormati pendapat orang lain, serta bekerja sama untuk
sangatlah penting dalam konteks sosial dan organisasional. Melalui proses ini,
menciptakan legitimasi pada keputusan yang diambil. Selain itu, musyawarah juga
dan ada konteks tertentu di mana metode pengambilan keputusan lainnya lebih
efektif atau cepat dilakukan. Jadi mari kita mengenali urgensi musyawarah ini
49
ugroho A.B, dan Mulyani, Analisis Fishbone Diagram dalam Penyusunan Keputusan
Musyawarah. (Etika, 2019), Hal 79-87.
57
sebagai alat penting dalam mencapai keputusan yang lebih baik dan menjaga
peneliti akan memaparkan kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas dam saran
masalah kajian surah Ali-Imran ayat 159. Berikut kesimpulan dan sarah yang telah
5.1 Kesimpulan
sehingga umat dapat mengambil manfaat dari kemampuan itu. Musyawarah melatih
mengambil kesimpulan yang benar sehingga timbul kepastian bertindak yang sesuai
dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Menjadi agar tidak terjadi kekeliruan
Musyawarah dapat mengungkap tabiat dan kualitas seseorang yang terlibat dimintai
58
59
melapangkan dada untuk menerima kesalahan dan memberi maaf atau menciptakan
stabilitas emosi.
keharusan bagi setiap umat manusia, terutama bagi para pemimpin, agar persoalan-
ampun.
Dengan penjabaran makna dari ayat 159 surat Al- Imran tersebut diharapkan
dapat menjadi materi dan teori baik untuk memahami tentang urgensi dan kaedah
dalam bermusyawarah karena dengan ayat ini kita bisa memahami bahwa
Selain itu, dengan kajian yang telah dilakukan ini diharapkan akan muncul
kajian serta penelitian lanjutan baik yang berkaitan dengan ayat ini atau yang
60
Abu Husayn Ahmad Bin Faris Bin Zakariyya, Mu’jam Maqayis Al-Lughah,
Penerbit,2011), hal.100.
247.
Hal 139
Hal 251
x
Astia Pamungkas, Pengertian Esensi dan Urgensi, artikel, diakses tanggal
Hal 15-16
http://dheaandika007.blogspot.com/2013/01/dalil-musyawarah,html.
https://khazanah.republika.co.id/berita/nyogwm313/5-kaidah-
https://minanews.net/prinsip-musyawarah-dalam-syariat-islam-oleh-
https://www.nu.or.id/hikmah/kisah-rasulullah-yang-gemar-
bermusyawarah-T3jNP.
xi
Ibrahim, D, dan Yusuf, M.I, Kebebasan Berekspresi dalam Musyawarah
85-102.
Imam Fakhruddin Al- Razi. Tafsir Al-Kabir; (Mesir, Darul Fikri, 1990) hal.
54.
407.
Rabwah:2009)
xii
Muhammad Fu’ad ‘Abd Al-Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfazh Al-
Prof. Dr. K.H Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI UMY, 2012
2016, https://rzmchannel.blogspot.com/2016/10/makalah-
musyawarah-dalam-pandangan-islam.html.
Alsora Pratama.
xiii
Syarifuddin Mahfudz, Musyawarah Dalam Perspektif Atika Islam, (Jurnal,
Virdaus F., & Anshori U.L.C, Analisis Metode SWOT pada Musyawarah
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, (Jakarta, Gema Insani, 2023), Hal 477
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al Munir; Gema Insani Press (Bandung 2009) hal.
84.
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Indetitas Pribadi
Nim : 191908102102
Agama : Islam
Kebangsaan/Suku : Indonesia/Aceh
Pekerjaan : Mahasiswa
Pekerjaan : Petani
xv
III. Riwayat Pendidikan
Demikianlah Riwayat hidup saya buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan
seperlunya.
xvi