Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN ANSIETAS DAN HIPERTENSI DI PERUMAHAN


MUTIARA CEMPAKA DESA CEMPAKA KECAMATAN
PLUMBON KAPAKPATEN CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners

Departemen/Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
LU’LU FITRI NAZILA

JNR0230126

PROGRAN STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2023-2024
A. Konsep dasar Hipertensi
1. Pengertian
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis serius yang secara
signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal, dan
penyakit lainnya.
Seseorang dinyatakan hipertensi apabila seseorang memiliki
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk tekanan darah
diastolik ketika dilakukan pengulangan
2. Etiologi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik
(90>). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari
adanya penyakit lain. faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya
hidup dan pola makan yang kurang baik. faktor makanan yang sangat
berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur
yang tinggi, merokok dan minum alkohol. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan menderita
hipertensi menjadi lebih besar. Faktor faktor lain yang mendorong
terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola
makan, dan merokok (M.Adib,2021)
3. Tanda dan gejala
Menurut Hasututi (2022), tanda dan gejala hipertensi antara lain
sebagai berikut :
a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar-debar
c. Sesak napas setelah aktivitas berat
d. Mudah lelah
e. Penglihatan kapakr
f. Wajah memerah
g. Telinga berdenging (tinnitus)
h. Dunia terasa berputar (vertigo)
i. Tengkuk terasa berat
B. Konsep dasar ansietas
1. Pengertian
Ansietas (kecemasan) adalah kondisi emosi dengan timpaklnya
rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang
samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak
menentu yang disebabkan oleh suatu hal yang belum jelas (Annisa &
Ifdil, 2017).
Ansietas merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang
tidak menentu tersepakt pada umumnya tidak menyenangkan yang
nantinya akan menimpaklkan perubahan fisiologis dan psikologis (Anita,
2017).
2. Etiologi
Ansietas terjadi karena adanya perasaan takut tidak diterima dalam
satu lingkungan tertentu; atau karena adanya ancaman terhadap integritas
diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap
kepaktuhan dasar;bahkan karena ancaman terhadap konsep diri: identitas
diri, harga diri, dan perubahan peran (Keliat, 2011).
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala ansietas terdiri atas dua komponen, yaitu
komponen psikis/mental berupa khawatir atau was-was dan komponen
fisik berupa napas semakin cepat, jantung berdebar, mulut kering,
keluhan lampakng, tangan dan kaki merasa dingin dan ketegangan otot
(PH, Keliat, & Putri, 2016).
C. Faktor predisposes
1. Faktor Predisposisi Berbagai teori telah dikembangkan untuk
menjelaskan asal ansietas:
a. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik
emosionalyang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan
superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif
seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang
dan dikendalikan oleh norma – norma pakdaya seseorang. Ego atau
Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa
ada bahaya.
b. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timpakl dari perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti
perpisahan dan kehilangan, sehingga menimpaklkan kelemahan
spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
c. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi,
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran
meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya
dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering
menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
d. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan
hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih
dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan
depresi.
D. Faktor presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari - hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang (Eko prabowo,
2014).
E. Pohon masalah
Harga Diri Rendah

Keputusasaan

Ansietas (Core Problem)

Koping Individu tidak efektif

Perubahan fisik/operasi/stresor fisik


F. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Harga diri rendah
2. Keputusasaan
3. Ansietas (core problem)
4. Koping individu tidak efektif
5. Perubahan fidik/operasi/stressor fisik
Masalah dan data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji


Ansietas DS : a. Pasien mengatakan bahwa sudah memiliki
hipertensi sejak 3 tahun lalu
b. Pasien mengataka cemas akan penyakit yg
dialaminya karena meskipun sudah
meminum obat tapi tidak kunjung sempakh
c. Pasien mengatakan bahwa diri nya sering
mengalami susah tidur
DO: a. pasien tampak gelisah
b. Pasien tampak tegang
c. Pasien tampak lesu

G. Diagnose keperawatan
1. ansietas (D.0008)
2. Resiko perfusi perifer tidak efektif bd peningkatan tekanan darah
(D.0015)
H. Rencana tindakan keperawatan

No Rencana tindakan keperawatan


Dx, Tujuan Tindakan Rasional
Kep keperawatan
1. a. Kognitif klien mampu a. Kaji tanda dan a. Untuk
mengenal pengertian gejala ansietas mengetahui
penyakit, tanda dan dan kemampuan perasaan yang
gejala, akibat dan klien dalam dirasakan
proses terjadinya mengurangi klien, untuk
ansietas ansietas mengetahui
b. Psikomotor klien b. Jelaskan proses kondisi yang
mampu mengenal terjadinya dapat
ansietas dengan : ansietas menimpaklkan
Melakukan latihan c. Latihan caa ansietas,
relaksasi tarik napas mengatasi mengetahui
dalam, ansietas penyebab
Melakukan latihan - tarik nafas ansietas,
hipnotis 5 jari, dalam
b. Menentukan
Melakukan kegiatan - hipnotis 5 jari
spiritual yang focus pada mekanisme
a. Efektif klien mampu hal positif
koping dan
1) jempol dan
Merasakan manfaat
telunjuk tindakan
dari latihan yang disatukan, dan
lnjutan
bayangkan badan
dilakukan,
sehat keperawatan
Membedakan 2) jempol dan jari
c. Memberikan
tengah di satukan
perasaan sebelum dan
dan bayangkan solusi kepada
sesudah latihan orang ang peduli
klien
dan sayang pada
saudara mengatasi
3) jempol dan jari
ansietas yang
manis di satukan,
dan bayangkan dialami
saat saudara
d. Memberikan
mendapatkan
pujian dan trapi untuk
prestasi
mengatasi
4) jempol dan
klingking di ansietas yang
satukan, dan
dialami
bayangkan
tempat yang
paling saudara
sukai
d. Bantu klien untuk
melakukan
latihan sesuai
dengan jadwal
kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.


Hasututi, Y. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada
Ny.S
Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Di Rsud Bangil Pasuruan. Retrieved from
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/296897-asuhan-
keperawatan- pada-ny-s-dengan-diag-1baf47fe.pdf
Adib, 4. (2021). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi , Jantung
dan Stroke . Edisi 5. Iogyakarta6 F@. Dianloka.
Trianto,(2014). Pelayanan Peperawatan Pagi Penderita Hipertensi.Jakarta: Pakmi
Aksara. Doenges, 200E Ruhyanudin, (2017). Faktor Risiko Hipertensi
Pada Remaja. JNH (Journal of Nutrition and Health), 5(1), 18–27.
https://doi.org/10.14710/JNH.5.1.2017.18- 27
Dinarti, & Muryanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi
Keperawatan. 1–172. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/Praktika-Dokumen-Keperawatan-Dafis.Pdf
Jasa, Z. K., Saleh, S. C., & Rahardjo, S. (n.d.). Dan Intraventrikular Yang
Dilakukan Vp-Shunt Emergensi Outcome Of Patients With
Intracerebral And Intraventricular Haemorrhage After An Emergency
Vp-Shunt InsertioN. 1(3), 158–162.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL DI PERUMAHAN MUTIARA
CEMPAKA DESA CEMPAKA KECAMATAN PLUMBON KAPAKPATEN
CIREBON

Disusun Oleh :
LU’LU FITRI NAZILA

JNR0230126

PROGRAN STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2023-2024
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

A. Pengkajian
Informasi umum
Inisial klien : Tn. Z
Usia : 61 tahun
Jenis kelamin : □ perempuan ☑ laki-laki
Suku : Sunda
Bahasa dominan : Indonesia
Status perkawinan : □belum menikah □menikah ☑janda/duda
Alamat : Perumahan Mutiara Cempaka Desa
Cempaka Kecamatan Plumbon
Tanggal pengkajian : 22 November 2023
Keluhan utama : Tn. Z mengeluh bnyak pikiran dan merasa
lemas

Penampilan umum dan perilaku


1. Fisik
Berat badan : 70kg
Tinggi badan : 175m
Tanda-tanda vital : 177/86mmHg nadi : 88/menit
suhu:36oC
Riwayat pengobatan fisik : amlodipine
Hasil pemeriksaan laboratorium/visum/dll

Masalah keperawatan:

2. Tingkat ansietas
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang
ditampilkan)
Ringan☑ Sedang□ Berat□ Panik□

Perilaku ☑ Perilaku ☑
Tenang Menarik diri
Ramah ☑ Bingung
Pasif Disorientasi
Waspada Ketakutan
Merasa membenarkan lingkungan Hiperventilasi
Kooperatif ☑ Halusinasi/delusi
Gangguan perhatian Depersonalisasi
Gelisah Obsesi
Sulit konsentrasi Kompulsi
Waspada berlebihan Keluhan somatik
Tremor Hiperaktivitas
Bicara cepat Lainnya:

Masalah keperawatan: ansietas ringan

Keluarga
Genogram

Keterangan:
: laki-laki

: klien

: perempuan

: cerai

: tinggal sendiri

A. Tipe keluarga
□Nuclear family □diad family

□Extended family □single parent family

☑Single adult living alone


B. Pengambilan keputusan
☑Kepala keluarga □istri
□Orang tua □anak
C. Hubungan klien dengan kepala keluarga
□Kepala keluarga □istri

□Orang tua □anak

☑Lain-lain, sepaktkan: Tn. Z hidup sendirian


D. Kebiasaan yang dilakukan bersama keluarga
Jelaskan: Tn. Z tidak memiliki kebiaasaan yang dilakukan bersama
keluarga
E. Kebiasaan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat
Jelaskan: Tn. Z tidak mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

Riwayat social
Pola social
1. Teman/orang terdekat
Tn. Z mengatakan orang terdekatnya yaitu anak yang ke-4 dan
tetangga rumahnya
2. Peran serta dalam kelompok
Tn. Z tidak mengikuti kegiatan kelompok
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tn. Z mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain
F. Obat-obatan yang dikonsumsi
1. Adakah obat herbal/obat lain yang dikonsumsi diluar resep
Tn. Z mengatakan tidak mengkonsumsi obat herbal/obat lain yang
dikonsumsi diluar resep
2. Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini
Tn. Z mengatakan tidak mengkonsumsi obat herbal/obat lain yang
dikonsumsi saat ini
3. Apakah klien menggunakan obat-obatan dan alcohol untuk mengatasi
masalahnya
Tn. Z mengatakan tidak menggunakan obat-obatan dan alcohol untuk
mengatasi masalahnya

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan


Status mental dan emosi
Penampilan
1. Cacat fisik
☑Ada, jelaskan: Tn. Z mengatakan kaki kanan sakit ketika
berjalan/berdiri terlalu lama
□Tidak ada, jelaskan:
2. Kontak mata
□Ada, jelaskan:
□Tidak ada, jelaskan:
3. Pakaian
☑Tidak rapi, jelaskan: cara berpakaian Tn. Z kurang rapi
□Penggunaan tidak sesuai
4. Perawatan diri
Jelaskan: Tn. Z melakukan perawatan diri (mandi 2x dalam sehari)
tidak dibantu orang lain

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Tingkah Laku

Tingkah Laku ☑ Jelaskan


Resah
Agitasi
Letargi
Sikap
Ekspresi wajah
Lain-lain

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Pola Komunikasi

Pola komunikasi ☑ Pola komunikasi ☑


Jelas Aphasia
Koheren Perseverasi
Bicara kotor Ruminaton
Inkoheren Tangensial
Neologisme Banyak bicara/dominan
Asosiasi longgar Bicara lambat
Flight of ideas Sukar bicara
Lainnya:

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan


Mood dan Afek

Perilaku ☑ Jelaskan
Senang
Sedih ☑ Tn. Z mengatakan sedih karena
dirumahnya sendiriaan
Patah hati
Putus asa
Gembira
Euphoria
Curiga
Lesu ☑ Tn. Z mengatakan merasa lesu
Marah/bermusuhan
Lain-lain

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Proses Pikir

Perilaku
Jelas ☑
Logis
Mudah diikuti
Relavan
Bingung
Bloking
Delusi
Arus cepat
Asosiasi lambat
Curiga
Momori jangka pendek Hilang Utuh
Memori jangka panjang Hilang Utuh

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Persepsi

Perilaku ☑ Jelaskan
Halusinasi
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi

Halusinasi ☑ Jelaskan
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Lain-lain:

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Kognitif

1. Orientasi realita
Waktu : Tn. Z dapat menyebutkan hari dengan tepat
Tempat : Tn. Z dapat menyebutkan tempat dan ruangan yang
ditempati saat ini
Orang : Tn. Z mampu menyebutkan namanya sendiri, dan nama
anaknya
Situasi : Tn. Z mampu memahami keadaanya sendiri
2. Memori

Gangguan ☑ Jelaskan
Gangguan daa ingat jangka
panjang
Gangguan daa ingat jangka
pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Paramnesia, sebutkan
Hipermnemsia, sebutkan
Amnesia, sebutkan

3. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Tingkatan ☑ Jelaskan
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung
sederhana

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

G. Ide bunuh diri


Ide-ide merusak diri sendiri/orang lain
□Ya ☑Tidak
Jelaskan:

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

Kultural dan spiritual


A. Agama yang dianut
1. Bagaimana kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaannya?
Tn. Z mengatakan beragama islam dan melakukan sholat 5 waktu
dengan duduk
2. Apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan kegiatan
spiritualnya setelah mengalami kekerasan atau penganiayaan?
Tn. Z mengatakan dengan keadaannya sekarang tidak menjadi
penghalang untuk melakukan ibadah
3. Adakah pengaruh spiritual terhadap koping individu
Tn. Z mengatakan setelah selesai beribadah merasa tenang pikirannya
B. budaya yang diikuti
Apakah ada budaya klien yang mempengaruhi terjadinya perilaku
kekerasan?
Tn. Z mengatakan tidak ada budaya yang mengajarkan untuk melakukan
kekerasan terhadap orang lain
C. Tingkat perkembangan saat ini
Tn. Z mengatakan masih melakukan ibadah sholat dengan duduk

Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

B. Analisis data dan perumusan diagnose keperawatan psikososial


Data dari hasil pengkajian selanjutnya dianalisis untuk menegakkan
diagnosa keperawatan dengan menggunakan form berikut:

No. Data Subyektif Data Obyektif Diagnosa


Dx.Kep Keperawatan
(D.0015) 1. Tn. Z mengatakan banyak 1. Akral teraba dingin Resiko perfusi
pikiran 2. TD: 177/86mmHg perifer tidak efektif
2. Tn. Z mengatakan sering pusing N : 88/menit
3. Tn. Z mengatakan lemas
(D.0008) 1. ketidaktahuan Tn. Z mengenai 1. Tn. Z tampak Ansietas
mengontrol hipertensi dan tegang
membuat Tn. Z merasa cemas 2. Tn. Z tampak
cemas
C. PERENCANAAN

Tanggal/ No. Rencana Tindakan Keperawatan Rasioal


jam Dx.Kep Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan
Evaluasi
(D.0015) Setelah - Diharapkan Edukasi
dilakukan bisa - Anjurkan berolahraga rutin
tindakan melakukan - Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara
keperawatan olahraga teratur
selama 1x60 dengan rutin
menit di - Diharapkan
harapkan minum obat
22-24-25
masalah pengontrol
November
keperawatan
2023 tekanan darah
ansietas dapat
secara teratur
teratasi
dengan
kriteria hasi.
tekanan darah
klien
membaik
22-24-25 (D.0008) Setelah 1. Wajah SP 1 : - Hubungan saling
November dilakukan tersenyum Bina hubungan saling percaya dengan cara percaya merupakan
2023 tindakan ramah 1. Mengucapkan salam terapeutik
dasar dari
keperawatan 2. Mau 2. Berjabat tangan dan menjelaskan tujuan
terjadinya
selama 1x60 berkenalan 3. Membuat kontrak waktu,topik dan tempat setiap kali
komunikasi
menit di 3. Ada kontak bertemu teraupetik sehingga
harapkan mata akan memfasilitasi
masalah 4. Bersedia SP 2 : dalam pengungkapa
keperawatan menceritakan 1. Mengedintifikasi dan menguraikan perasaannya, n perasaan emosi,
ansietas perasaannya 2. Bantu klien menjelaskan situasi yang menimbulkan dan harapan klien
dapat teratasi ansietas, - Dengan mengenal
dengan 3. Bantu klien mengenal penyebab ansietas ansietasnya, klien
4. Latih teknik relaksasi nafas dalam
kriteria hasi akan lebih
1. Klien SP 3 : kooperatif terhadap
dapat 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah tindakan
menjalin 2. Pahami situasi yang membuat ansietas dengan penuh keperawatan
dan perhatian, - Menyamakan
mempertah 3. Menganjurkan melakukan aktivitas sesuai dengan persepsi bahwa
ankan kesenangannya ansietas terjadi
hubungan 4. Latih teknik distraksi pada klien.
saling - Didapatkannya cara
percaya SP 4 : lain yang sehat
1. Pertahankan rasa percaya klien
2. Klien yang akan
2. Latihan hipnosis 5 jari
dapat membantu klien
1) Jempol dan telunjuk disatukan,dan bayangkan
mengenal untuk mencari cara
badan sehat.
ansietasny yang adaptif dalam
2) Jempol dan jari tengah disatukan, dan bayangkan
a mengurangiatau
orang yang peduli dan sayang pada saudara.
3. Klien menghilangkan
3) Jempol dan jari manis disatukan, dan bayangkan
dapat ansietasnya
saat saudara mendapat pujian dan prestasi
mengguna
4) Jempol dan kelingking disatukan, dan bayangkan
kan teknik
tempat yang paling saudara sukai pemandangan
mengurang
alam dan bayangkan sedang berada disana
i ansietas
secara
Bantu klien untuk melakukan latihan sesuai dengan jadwal
positif
kegiatan
D. Catatan perkembangan

Hari/ Dx.Kep Implementasi Evaluasi Ttd


Tanggal/Jam
Rabu, Resiko 1. Menjelaskan mengenai pengertian, S
22/11/2023 perfusi penyebab, tanda dan gejala,komplikasi - Tn. Z memahami apa yang sudah dijelaskan mengenai
13.30 perifer tentang hipertensi hipertensi hipertensi
tidak 2. Menganjurkan untuk olahraga secara rutin O
efektif 3. Menganjurkan minum obat pengontrol - Tn. Z tampak kooperatif, Tn. Z mampu mendemontrasikan
tekanan darah secara teratur ulang kegiatan yang telah dianjurkan
A
- Tn. Z mampu mengenal pengertian, penyebab, tanda
gejala, komplikasi dari hipertensi
P
Evaluasi tindakan pada Tn. Z, lanjutkan tindakan teknik
distraksi dan teknik relaksasi 5 jari
Rabu, ansietas 1. Membina hubungan saling percaya S
22/11/2023 2. Mengkaji pengertian, penyebab tanda dan - Tn. Z mengatakan bahwa cemas adalah khawatir, was-was
13.30 gejala ansietas dan kemampuan klien perasaan selalu dihantui karena penyakitnya yang tidak
dalam mengurangi ansietas kunjung sembuh
3. Menjelaskan proses terjadinya ansietas - Tn. Z mengatakan bahwa bila cemas dadanya akan
4. Melatih cara mengatasi ansietas berdebar-debar dan susah tidur
a. Teknik relaksasi napas dalam - Tn. Z mengerti cara mengatasi cemas dengan teknik
5. Menganjurkan klien membuat jadwal relaksasi napas dalam dan melakukan teknik hypnosis 5
teknik relaksasi secara teratur jari
- Tn. Z mengatakan merasa lebih tenang dan mau belajar
lagi cara mengatasi ansietas yang dialami
O
- Tn. Z tampak kooperatif, Tn. Z mampu mendemontrasikan
ulang kegiatan yang telah dianjurkan
A
- Tn. Z mampu mengenal pengertian, penyebab, tanda
gejala, akibat dan proses terjadinya ansietas, mampu
mengatasi ansietas, mampu merasakan manfaat dari latihan
yang dilakukan, dan mampu membedakan perasaan
sebelum dan sesudah latihan
P
Evaluasi tindakan pada Tn. Z, lanjutkan tindakan teknik
distraksi dan teknik relaksasi 5 jari
Jum’at, 1. Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk S
24/11/2023 meningkatkan kontrol diri dan mengurangi - Tn. Z mengatakan merasa lebih tenang dan mau belajar
13.30 ansietas : lagi cara mengatasi ansietas yang dialami
O
a. Melakukan hal yang disukai
- Tn. Z tampak kooperatif, Tn. Z mampu mendemontrasikan
b. Menonton TV ulang kegiatan yang telah dianjurkan
c. Mendengarkan music yang disukai A
d. Membaca koran, buku atau majalah - Tn. Z mampu membedakan perasaan sebelum dan sesudah
e. Motivasi pasien untuk melakukan latihan
teknik distraksi setiap kali ansietas P
muncul Evaluasi tindakan pada Tn. Z, lanjutkan teknik relaksasi 5
jari
Sabtu, 1. Melatih cara mengatasi ansietas S:
25/11/2023 - Tn. Z mengatakan bahwa cemas yang dialaminya
08.30 a. Hipnosis lima jari yang fokus pada
sudah berkurang
hal positif
- Tn. Z mengatakan bahwa dapat mengikuti
1) Jempol dan telunjuk disatukan, dan
instruksi yang diberikan oleh perawat
bayangkan badan sehat. - Tn. Z mengatakan bahwa hipnosis lima jari
2) Jempol dan jari tengah disatukan, mempakat perasaannya menjadi lebih baik
dan bayangkan orang yang peduli - Tn. Z mengatakan bahwa akan melakukan jika
dan sayang pada saudara. mengalami cemas
3) Jempol dan jari manis disatukan, O:
dan bayangkan saat saudara - Tn. Z tampak kooperatif
mendapat pujian dan prestasi - Ada feedback yang baik dari klien
4) Jempol dan kelingking disatukan, - Tn. Z mampu mengikuti kegiatan yang telah
dan bayangkan tempat yang diajarkan oleh perawat
paling saudara sukai A:
5) Menganjurkan Tn. Z membuat Secara kognitif, afektif dan psikomotor klien mampu
jadwal teknik relaksasi secara mengatasi ansietas, klien mampu merasakan manfaat dari
teratur.
latihan yang dilakukan, klien mampu membedakan
perasaan sebelum dan sesudah latihan.
P:
Masalah teratasi intervensi dihentikan.
STRATEGI PELAKSANAAN ANSIETAS
A. Diagnosa keperawatan
Ansietas
B. Tindakan keperawatan
SP Ansietas

SP 1

1. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien


merasa aman dan nyaman saat berinteraksi

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Berjabat tangan

c. Menjelaskan tujuan interaksi

2. Evaluasi/validasi

3. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)

4. Membantu pasien mengenal ansietas :

a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya

b. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimpaklkan ansietas

c. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas

d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

5. Evaluasi kemampuan klien

6. Beri reinforcement positif

7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


SP 2

1. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien


merasa aman dan nyaman saat berinteraksi

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Berjabat tangan

c. Menjelaskan tujuan interaksi

2. Evaluasi/validasi

3. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)

4. Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan


kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan situasi

5. Evaluasi kemampuan klien

6. Beri reinforcement positif

7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP3

1. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien


merasa aman dan nyaman saat berinteraksi

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Berjabat tangan

c. Menjelaskan tujuan interaksi

2. Evaluasi/validasi

3. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)


4. Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan
mengurangi ansietas :
a. Melakukan hal yang disukai

b. Menonton TV

c. Mendengarkan music yang disukai

d. Membaca koran, buku atau majalah

e. Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas


muncul

5. Evaluasi kemampuan klien

6. Beri reinforcement positif

7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 4

1. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien


merasa aman dan nyaman saat berinteraksi

a. Mengucapkan salam terapeutik

b. Berjabat tangan

c. Menjelaskan tujuan interaksi

2. Evaluasi/validasi

3. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan).

4. Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari

5. Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari

6. Evaluasi kemampuan klien

7. Memberi reinforcement positif

8. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


STRATEGI PELAKSANAAN : ANSIETAS

A. Kondisi Klien
Tn.Z merasa kesepian dan sering menyendiri

B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
C. Tujuan

Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:


Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.
Tujuan Khusus :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya

2. Pasien mampu mengenal ansietas

3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi

4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk


mengatasi ansietas

D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP 1 Pasien : membantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan


perasaannya, menjelaskan situasi, penyebab ansietas, menyadari perilaku
ansietas
SP 2 pasien : Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk
meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan situasi.
SP 3 Pasien : Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol
diri dan mengurangi ansietas :Melakukan hal yang disukai, Menonton TV,
Mendengarkan music yang disukai, Membaca koran, buku atau majalah,
Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul.

SP 4 pasien : Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari dan Membantu


pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
SP 1
A. Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat pagi bapak, boleh saya kenalan dengan bapak ? Perkenalkan saya

Lu’lu Fitri Nazila boleh panggil Lulu. Saya mahasiswa profesi Ners yang

betugas di desa Cempaka selama 2 minggu kedepan ya pak. Kalau boleh tau

nama bapak siapa ? Biasanya dipanggil apa pak ? “

2. Evaluasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Semalam tidurnya nyenyak tidak pak ?

3. Kontrak

- Topik

“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan yang

bapak rasakan ?”

- Waktu

“ Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya ?”

- Tempat

“Kita akan bebincang-bincang dimana ya pak? bagaimana kalau disini saja

pak?”

B. Kerja

“Sekarang coba bapak ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini”

“Coba bapak ceritakan pada saya. Oh jadi bapak merasa cemas akan kondisi

kesehatan bapak, Jika boleh saya tahu, bagaimana cara bapak mengatasinya?”

“Saya mengerti bagaimana perasaan bapak. Setiap orang akan memiliki

perasaan yang sama jika diposisi bapak. Tapi saya kagum sama bapak kaena
bapak mampu menahan semua cobaan ini. bapak adalah seorang bapak yang

luar biasa. Yang perlu bapak ketahui adalah bapak saat ini berada pada

tingkat ansietas yang ringan. Namun sebelum itu, saya akan memberikan

penjelasan mengenai ansietas atau kecemasan, Jadi, ansietas adalah perasaan

was-was, khawatir ataupun tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang

bisa dirasakan sebagai suatu ancaman. Untuk itu bapak perlu melakukan

terapi disaat bapak merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan

membantu menurunkan tingkat kecemasan bapak.”

C. Terminasi

1. Evaluasi Subyektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah tadi kita berbincang-bincang tentang

masalah yang bapak rasakan”?

2. Evaluasi Obyektif

“Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan ansietas atau

kecemasan yang sudah kita pelajari tadi”

3. Kontrak

- Topik

“Tadi bapak sudah menceritakan apa masalah yang menyebabkan bapak

merasa cemas dan juga sudah mengetahui apa itu ansietas/kecemasan.”

- Waktu

“Bagaimana kalau besok kita latihan cara mengatasi kecemasan, dengan jam

yang sama seperti hari ini. Berapa lama bapak punya waktu untuk

berbincang-bincang dengan saya besok?


- Tempat

“Dimana bapak akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau

besok kita melakukannya disini saja.”

SP 2

A. ORIENTASI

1. Salam terapeutik

“Assalamualaikum, selamat pagi bapak , masih ingat dengan saya bapak?”

2. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah melatih cara

mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan bapak seperti yang

saya ajarkan kemarin?”

3. Kontrak

- Topik

“Baiklah pak sesuai janji kemarin, hari ini saya datang kembali unuk

mendiskusikan tentang Latihan teknik relaksasi napas dalam.”

- Waktu

“Berapa lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 15 menit?”

- Tempat

“Dimana kita akan berlatih pak? “bagaimana kalau disini saja?”

- Tujuan

“Tujuan dari Latihan hari ini adalah agar bapak dapat meningkatkan control

kecemasan pada diri bapak dan dapat mempraktikannya dalam kehidupan

sehari-hari bapak.”
B. Fase Kerja

“Bapak kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat cemas

rasanya seluruh badan bapak merasa lemas. Bagaimana kalau kita latihan

sekarang pak. Saya akan lakukan, bapak perhatikan saya, lalu bapak bisa

mengatasi cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak. Bapak silahkan

duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, bapak Tarik nafas dalam

perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tigga setelah itu bapak

hembuskan melalui mulut. Coba bapak praktikan.”

“Bagus sekali, bapak sudah mampu melakukannya, bapak bisa melakukan

Latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai bapak merasa rileks atau santai.”

C. Fase Terminasi

- Evaluasi

Subjektif

“Bagaimana pak apakah ada yang ingin bapak tanyakan dari penjelasan saya

tadi?”

Objektif

“Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus sekali,

nanti jika bapak merasa cemas, bapak dapat melakukan Teknik relaksasi

nafas dalam yang saya jelaskan tadi ya pak.”

1. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Kapan bapak akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah

setiap bapak merasa cemas, bapak bisa langsung mempraktikkan cara

ini.”
2. Kontrak yang akan datang

- Topik

“Nah bapak, masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi

kecemasan bapak yaitu dengan Teknik distraksi pengalihan

situasi.”

- Waktu

“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ke dua ini besok dengan

jam yang sama seperti hari ini?”

- Tempat

“Mau Latihan dimana kita pak? bagaimana jika disini lagi ya

pak ? sebelum saya pamit apa masih ada yang ingin ditanyakan

lagi pak? Baik jika tidak ada saya pamit dulu pak. Selamat pagi”

SP 3

A. ORIENTASI

1. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi bapak ! masih ingat dengan saya bapak?
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah melatih cara
mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan bapak seperti yang
saya ajarkan kemarin?”
“Coba bapak praktekan sekarang.” Bagus sekali bapak masih
mengingatnya.”
“apakah bapak merasa terbantu dengan tehnik tersepakat untuk mengatasi
kecemasan bapak?.”

3. Topik
“Baiklah pak sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang latihan distraksi dengan tehnik pengalihan.”

4. Waktu

” Berapa lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 10 menit?”

5. Tempat

“Dimana kita akan berdiskusi? “Bagaimana jika di teras depan?”


6. Tujuan

“Tujuan dari latihan hari ini adalah agar bapak dapat meningkatkan kontrol
kecemasan pada diri bapak dan bapak dapat mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari bapak.”

B. Fase Kerja

“bapak, kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat cemas
rasanya seluruh badan bapak tegang, baik pikiran maupun fisik. Nah,
latihan distraksi ini bermanfaat untuk mengalihkan rasa cemas bapak
sehingga mempakat pikiran dan fisik bapak relak atau santai. Dalam
teknik ini bapak harus melakukan hal-hal yang dapat mempakat bapak
relak misalnya dengan menonton acara televisi kesukaan bapak,
membaca pakku atau majalah yang bapak suka, atau dengan mendengar
music yang bapak sukai. Nah, sekarang bapak sudah tau kan hal-hal apa
saja yang dapat bapak lakukan untuk mengurangi rasa cemas bapak.
Nanti apabila bapak merasa cemas lagi, bapak bisa melakukan salah satu
teknik distraksi atau pengalihan yang saya beritahu tadi.kegiatan mana
yang bapak sukai?

C. Fase Terminasi
1. Evaluasi

- Subjektif
“Bagaimana apa ada yang ingin bapak tanyakan dari penjelasan saya tadi?”
- Objektif

“Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus sekali,
nanti jika bapak merasa cemas, bapak dapat melakukan teknik ditraksi
yang tadi saya jelaskan ya.”
Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Kapan bapak akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah setiap bapak
merasa cemas, bapak bisa langsung mempraktikkan cara ini.”

2. Kontrak yang akan dating


- Topik

“Nah, bapak, masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi
kecemasan bapak yaitu dengan teknik hipnotis diri sendiri atau hipnotis
dengan 5 jari.”

- Waktu

“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini besok dengan jam yang
sama seperti hari ini?”

- Tempat

“Mau latihan dimana kita pak? Bagaimana jika disini lagi ? Apa masih ada
yang mau ditanyakan pak? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat
siang.”

SP 4
Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari, membantu pasien
mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
A. Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apakah bapak masih gelisah dan tidak bisa
tidur? Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di praktekkan dalam jadwal
harian bapak?
Nah kalau sudah coba di praktikkan kembali ya. Bagus pak”
3. Kontrak :

Topik, Waktu, Tempat, Tujuan

“Baiklah pak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang


perasaan yang bapak rasakan? Dan saya akan mengajarkan bapak teknik
relaksasi hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa gelisah bapak. Kita
akan berbincang-bincang selama 30 menit. Kita akan lakukan disini saja
ya pak.”
4. Tujuan
“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar bapak mengetahui cara
untuk menghilangkan rasa gelisah bapak dengan teknik relaksasi hipnotis
5 jari dan bapak dapat mempraktekkan ketika rasa gelisah bapak datang
kembali.”
B. Fase Kerja
“Tadi bapak katakan, bapak merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba bapak
ceritakan lebih lanjut tentang perasaan bapak, kenapa bapak tidak gelisah,
apa yang bapak
pikirkan? Nah bapak, sekarang saya akan mengajarkan bapak teknik
relaksasi dengan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai ya pak. bapak pejamkan
mata bapak, nah sekarang tautkan jari telunjuk bapak dengan jempol
bapak, sekarang bayangkan pada saat bapak sedang bahagia. Sekarang
tautkan jari tengah bapak dengan jempol, bayangkan saat bapak bersama
orang yang bapak sayangi/ cintai, sekarang taukan jari manis bapak
dengan jempol, bayangkan ketika bapak di puji oleh seseorang karena
prestasi bapak, dan sekarang tautkan jari kelingking bapak, bayangkan
tempat yang paling indah yang pernah di kunjungi. bapak, coba ulangi lagi
cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari tadi. Wah bagus sekali,
mari kita masukkan dalam jadwal harian bapak. Jadi, setiap bapak merasa
cemas, bapak bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya
lagi sesuai jadwal yang telah kita pakat.”
C. Fase terminasi
1. Evaluasi
- Subyektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang tentang


masalah yang bapak rasakan dan latihan mempaktekkan teknik relaksasi
hipnotis 5 jari?”
- Obyektif

“Nah, coba bapak praktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan tadi.
Bagus, ternyata bapak masih ingat apa yang telah saya ajarkan.”
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada bapak, bapak dapat
mempraktekkan kembali sekitar 2 kali dalam sehari ya pak.”
2. Kontrak yang akan datang
Topik, Waktu, Tempat
“bapak sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang. Latihan
relaksasi ini adalah cara ke-3 yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan
atau ketegangan bapak, Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak pak? Baiklah
kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang pak.”

Anda mungkin juga menyukai