Anda di halaman 1dari 27

Untuk SMA/MA Kelas XI

Oleh:
Feri Sa’diyati (2003721005)

PPG Kementerian Agama Angkatan I


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya bahan ajar Sistem Kekebalan Tubuh Untuk SMA/MA Kelas XI
dapat diselesaikan dengan baik.

Bahan ajar ini menyajikan materi Sistem Kekebalan Tubuh


berdasarkan Kurikulum 2013 dan mengembangkan pembelajaran berbasis
masalah dimana peserta didik kesulitan memahami konsep sistem
kekebalan tubuh yang tidak dapat diamati secara langsung sehingga
peserta didik kurang termotivasiuntuk memahami materi tersebut. Dalam
bahan ajar ini penulis mencoba untuk menyajikan bahan ajar dengan
gambar yang menarik dan melampirkan link video untuk dapat diakses
peserta didik agar dapat meningkatakan motivasi dan pemahaman siswa
terhadap konsep materi yang dipelajari.

Penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran untuk perbaikan bahan
ajar ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
dan penyusunan bahan ajar ini.

Banyumas, Juli 2021

Feri Sa’diyati

i
Daftar Isi

Halaman sampul…………………………………………………………….……..i

Kata Pengantar …………………...……………………………….………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………..………………….iii

Pendahuluan…………………………..……………………………………….…..1

Peta Konsep ………………………………………………………………….…....2

A. Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh…………………….………………..……...3


B. Mekanisme Pertahanan Tubuh………………….……………………..……...4
C. Faktor Yang Memperngaruhi Sistem Pertahanan Tubuh……………...……...14
D. Jenis-Jenis Imunisasi Dan Gangguan Pada Sisitem
E. Kekebalan Tubuh………………..…………………………...……………….16

Rangkuman…………………....……………..……………………………………19

Tes Formatif……………………………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA……..…………………………..……………………..…….23

ii
Pendahuluan
Materi sistem pertahana tubuh atau sistem imun merupakan materi yang sangat dekat
dengan kehidupan siswa sehari-hari. Oleh karena itu kemungkinan mereka memperoleh
pengetahuan awal dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain yang mereka
ketahui. Mempelajari konsep sistem pertahana tubuh atau sistem imun sangat bermanfaat untuk
memahami kondisi tubuh siswa dan bagaimana menyikapi yang terdapat pada tubuh siswa.
Media pembelajran merupakan instrumental yang penting dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran hendaknya berjalan menyenangkan sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman
dan lebih mudah dalam memahami konsep. Inovasi pembelajaran diperlukan agar pembelajaran
lebih optimal, sehingga lebih memudahkan siswa memahami konsep dan dapat memotivasi
siswa untuk lebih berprestasi. Oleh karena itu disusunlan media belajar ini untuk dapat
memudahkan siswa memahami konsep sistem pertahanan tubuh.
Penyusuna bahan ajar ini diharapkan dapat membantu siswa mengurangi miskonsepsi
materi sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.
Adapun kompetensi yang ingin dicapai tertuang dalam Kompetensi Dasar dan Indikator
pencapaian kompetensi.
➢ Kompetensi Dasar
KD 3.14 Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap fisiologi di dalam tubuh
KD 4.14 Melaksanakan kampanye pentingnya partisipasi masyarakat dalam program dan
imunisasi serta kelainan dalam sistem imun
➢ Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan mekanisme sistem pertahanan tubuh
2. Menganalisis peran sistem pertahanan tubuh dan imunisasi terhadap proses fisiologi di
dalam tubuh
3. Menganalisis jenis kekebalan tubuh dan gangguan pada sistem pertahanan tubuh
4. Melakukan kampaye tentang pentingnya imunisasi dan kelaianan sistem pertehanan
tubuh di masyarakat

1
Peta Konsep Perubahan fisik, mekanis,
dan kimiawi

Fagositosis

Pertahanan Nonspesifik

Inflamasi

Fusi sistem Pertahanan


Tubuh Zat antimikroba
nonspesifik

Mekanisme pertahanan
Tubuh Komponen Respon
Imunitas Spesifik

Mekanisme Pengikatan
Antigen-Antibodi
Sistem PertahananTubuh

Pertahanan Spesifik Jenis Imunitas

Sel yang terlibat dalam


Genetik
respon Imunitas

Respon kekebalan tubuh


Fisiologis
terhaap antigen

Stres

Usia
Faktor Yang
Mempengaruhi
Hormon

Olahraga

Nutrisi

Obat-obatan

Jenis Imunisasi Hipersensitif ( Alergi)


Jenis Imunisasi dan
Gangguan Sistem
Perttahanan Tubuh
Gangguan Sistem
Autoimunitas
Pertahanan Tubuh

Imunodefisiensi
2
Sejak bulan Desember tahun 2019, dunia dihebohkan dengan munculnya Savere
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-2) atau yang dikenal sebagai virus
Corona. Virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok ini elah
menginveksi jutaan orang dari seluruh dunia sehingga ditetapkan sebagai pandemic.
Dilansir dari laman https://covid19.go.id, samapai tanggal 26 Juli 2021 tercatat ada 3 juta
lebih kasus terkonfirmasi dan 84 ribu kasus meninggal. Memperkuat sistem pertahanan
tubuh merupakansalah satu cara yang dapat dilakukan untuk melawan virus ini. Bagaiama
sistem pertahanan tuuh dapat melawan virus corona? Setelah mempelajari materi ini kalian
akan mengetahui peran sistem pertahanan tuuh dalam melawan pathogen seperti virus
corona.

A. Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh


Sistem pertahana tubuh memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
a. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasive (dapat masuk ke dalam sel inang),
seperti virus dan bakteri
b. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari
tumbuhan dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari, dan rambut hewan) serta zat kimia
(obat-obatan dan polutan)
c. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera sehingga
memudahkan penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
d. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.

3
B. Mekanisme Pertahanan Tubuh

Info
Check this!
http://bit.ly/PenyembuhanLuka_1
http://bit.ly/PenyembuhanLuka_2

Setelah melihat link info, kamu akan membuka wawasan kamu tentang pertahanan tubuh
dalam penyembuhan luka.

Sistem pertahanan tubuh adalah sistem pertahanan yang berperan dalam


mengenal, menghancurkan, serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal
yang berpotensi merugikan tubuh. Dengan adanya sistem pertahanan tubuh, kita tidak
mudah terserang penyakit. Mekanisme pertahanan tubuh digolongkan mejadi dua yaitu
pertahanan tubuh nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik (adaptif).
1. Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)
Pertahana nonspesifik merupakan imunitas bawaan (innate immune system)
sejak lahir, berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu
sehat, serta siap mencegah dan menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Pertahanan ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan untuk
melawan antigen tertentu, tetapi dapat memberikan respon langsung terhadap
berbagai antigen untuk melindungi tubuh.
a. Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis Terhadap Agen Infeksi
➢ Kulit sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap antigen.
Sebaliknya kulit yang rusak atau hilang (misalnya akibat luka bakar), akan
meningkatkan resiko infeksi.
➢ Membrane mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh,
menyekresikan mucus sehingga dapat memerangkap antigen, serta menutup
jalan masuk ke sel epitelium.

4
➢ Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba. Zat kimia
tersebut membentuk lingkungan yang birik bagi beberapa mikroorganisme.
➢ Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine berperan juga dalam
perlindungan terhadap infeksi.

b. Fagositosis
Fagositosis merupakan garis pertahanan kedua bagitubuh terhadapa agen
infeksi. Fagositosis meliputi proses penelanan dan pencernaan mikroorganisme
dan toksisn yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh
neutrophil dan makrofag (derivate monosit). Keduanaya bergerak ke seluruh
jaringan secara kemotaksis yang dipengaruhi oleh zat kimia. Zat kimia tersebut
diproduksi oleh mikroorganisme, leukosit lain, atau kompnen sel darah lain.

Mekanisme Fagositosis

Gb. 1. Mekanisme Fagositosis


(dapat juga scan code QR disamping gambar untuk melihat lebih detail)

1. Pengenalan (recognition), yaitu mikroorganisme /partikel asing terdeteksi


fagosit

5
2. Pergerakan (chemotaxis), setelah dikenali fagosit bergerak menuju
partikel tersebut.
3. Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membrane
fagosit.
4. Penelanan (ingestion), membrane fagosit menyelubungi partikel dan
menelannya ke sitoplasma dalam gelembung fagosom.
5. Pencernaan (digestion), lisosom yang berisis enzim penghancurseperti
acid hydrolase dan peroxidase berfusi dengan fagosom membentuk
fagolisosom. Enzim-enzim tersebut mencerna seluruh permukaan partikel
asing sampai hancur.
6. Pengeluaran (releasing), produk sisa partikel asing yang tidak dicerna
akan dikeluarkan oleh fagosit.

c. Inflamasi (Peradangan)
Inflamasi adalah reaksi local jaringan terhadapa infeksi atau cedera.
Penyebabnya antara lain terbakar, toksisn, bakteri, gigitan serangga, atau
pukulan keras. Inflamasi dapat bersifat akut (jangka pendek) atau kronis
(berlangsung lama). Tanda-tanda local respon inflamasi yaitu kemerahan,
panas, pembengkakan, atau komponen sel darah lainnya.

Gb. 2. Mekanisme inflamasi (atau dapat scan kode QR disamping gambar bagian atas untuk
melihat lebih detail gambar, atau kode QR bawah untuk melihat video )

6
d. Zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh
Zat antimikroba nonspesifik dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen
dan antibodi sebagai pemicu. Contohnya:
- Interferon (IFN), protein antivirus yang dapat disintesis oelh sebagian besar
sel tubuh sebagai respon terhadap infeksi virus, simukus imunitas, dan
stimulus kimia. Interferon berfungsi menghalangi multiplikasi virus.
Contohnya: IFN-α (diproduksi oleh leukosit yang terinfeksi virus), IFN-β
(diproduksi oleh fibroblast yang terinfeksi virus)
- Komplemen, beberapa jenis protein plasma yang tidak aktif, tetapi dapat
diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen, seperti polisakarida bakteri.

2. Pertahanan Spesifik (adaptif)


Pertahanan spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan respons
imunitas terhadap antigen yang spesifik, seperti bakteri, virus, toksin, atau zat lain
yang dianggap asing.
a. Kompenen respon imunitas spesifik
Komponen yang terlibat yaitu:
- Antigen, yaitu zat yang merangsang respon imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi. Bagian-bagian antigen, meliputi:
1. Determinan Antigen (epitop), bagian antigen yang dapat membangkitkan
respon imunitas (menginduksi pembentukan antibody)
2. Hapten, molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi
produksi antibodi
- Antibodi, yaitu protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai
respon terhadapa keberadaan suatu antigen dan akan beraksi dengan antigen
tersebut. Antibodi merupakan protein plasma yang disebut immunoglobulin
(Ig)

7
Gb. 3. Antigen dan Strktur Antibodi
(Scan QR kode atas untuk antigen, QR kode bawah untuk struktur antibodi)

✓ Struktur Antibodi
Pada umumnya, molekul antibody berbentuk seperti huruf Y,
yang terdiri atas:
1. Dua rantai berat dan dua rantai ringan yang dihubungkan oleh
jembatan disulfide
2. Daerah variable (V) antarmolekul memiliki rangkaian asam amino
yang berbeda dan membentuk suatu reseptor untuk antigen
spesifik
3. Daerah konstan (C) menstabilkan sisi pengikat antigen
4. Daerah hinge (engsel) memungkinkan kedua lengan Y dapat
membuka atau menutup untuk mengakomodasi pengikatan

8
terhadap dua determinan antigen yang terpisah pada jarak tertentu
seperti yang ditemukan pada bakteri.

✓ Jenis Imunoglobulin (Ig)


1. IgA, berfungsi melawan mikroorgnisme yang masuk ke dalam
tubuh, jumlahnya sekitar 15% dari seluruh antibodi dalam serum
darah, ditemukan dalam zat sekresi seperti air mata, keringat, ASI,
ludah, dan sekresi usus.
2. IgD, berfungsi membantu memicu respon imunitas. Banyak
ditemukan pada limfosit B, dalam serum darah ditemukan relatif
sedikit.
3. IgE, terikat pada reseptor sel tiang dan basophil, menyebabkan
pelepasan histamine dan mediator kimia lainnya. Dalam darah
ditemukan dalam konsentrasi sedikit, namun akan meningkat
selama reaksi alergi dan pada penyakit parasitik tertentu.
4. IgG, berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan
toksin, mengaktivasi komplemen, dan meningkatkan efektifitas
sel fagosit. Berjumlah paling banyak sekitar 80% dari keseluruhan
antibodi yang bersirkulasi, dapat menembus plasenta dan
memberikan imunitas pada bayi baru lahir.
5. IgM, berfungsi mengaktivasi komplemen dan menignkatkan
fagositosit. Merupakan antibodi yang pertama tiba di lokasi
infeksi, menetap di pembuluh darah dan tidak masuk jaringan,
serta relative berumur pendek.

9
Gb. 4. Kelas/ jenis-jenis Imunoglobulin
(Scan kode QR untuk mendapat tambahan informasi)

b. Mekanisme Pengikatan Antibodi-Antigen


Mekanisme ini merupakan cara kerja antibodi dalam mengaktivasi
antigen, yaitu melalui beberapa cara sebagai berikut.
1. Netralisasi, terjadi jika antibod menutup situs determinan antigen
sehingga antigen menjadi tidak berbahaya dan sel fagosit dapat mencerna
antigen tersebut.
2. Aglutinasi (Penggumpalan), yaitu kondisi ketika suatu antibodi mengikat
antigen pada seluruh sisi pengikatnya, sehingga antibody dapat berikatan
dengan banyak antigen sejenis sekaligus. Kondisi ini menyebabkan ukuran
menjadi leih besar sehingga lebih mudah dicerna oleh fagosit.
3. Presipitasi (Pengendapan), yaitu pengikatan antigen terlarut dalam
cairan tubuh oleh antibody sehingga membentuk endapan yang akan
dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis.
4. Fiksasi Komplemen (aktivasi sistem komplemen), yaitu aktivasi sistem
komplemen oleh kompleks antigen-antibodi. Protein komplemen berperan
dalam penghancuran dinding sel dan membrane plasma mikroorganisme.
Fiksasi komplemen ini dapat menyebabkan beberapa hal sebagai berikut.

10
➢ Opsonisasi, yaitu antigen memproduksi opsonin yaitu senyawa yang
dapat meningkatkan pertautan makrofag ke mikroorganisme sehingga
memfasilitasidan meningkatkan fagositosis
➢ Sitolisis, yaitu penghancuran polisakarida dinding sel pathogen.
➢ Inflamasi, prosuk komplemen berkontribusi dalam inflamasi akut
melalui aktivitas sel tiang, basophil, dan trombosit darah.

Gb. 5. Mekanisme pengikatan antibody ke antigen.

Untuk lebih memahami cara kerja antibody, dapat


menyaksikan tayangan video di alamat website
http://bt.ly/VideoCaraKerjaAntibodi atau dengan
memindai QR code di samping

c. Jenis imunitas (kekebalan tubuh)


Jenis imunitas terhadap penyakit (pathogen) dapat dibedakan menjadi
dua macam sebagai berikut.
1. Imunitas aktif, dapat diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin
atau pathogen sehingga tubuh mampu memproduksi antibodinya sendiri.

11
Contohnya ketika seseorang terpapar suatu jenis penyakit, pemberian
vaksin.
2. Imunitas pasif, yaitu antibodei dari satu individu dipindahkan ke
individu lainnya. Contohnya, pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG
ibu masuk ke plasenta sehingga memberikan kekebalan setelah
dilahirkan.

d. Sel yang terlibat dalam respon imunitas


1. Sel B (limfosit B, B= bone marrow), produksi dan pematangannya
terjadi di sumsum tulang, setelah matang disimpan pada oragan limfa
(limfa, nodus limpa, tonsil, dan bercak Peyer), berperan dalam
pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk antibody.
✓ Sel B plasma, berfungsi membentuk antibody
✓ Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk
dalam tubuh dan menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi
infeksi kedua
✓ Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat
2. Sel T (limfosit T, T= timus), produksi terjadi di sumsum tulang dan
pematangannya terjadi di kelenjat timus. Merupakan sel darah putih
limfosit yang mampu mengenali dan membedakan jenis antigen atau
pathogen spesifik.
✓ Sel T pembunuh (sel T sitotoksin), berfungsi menyerang pathogen
yang masuk ke tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker
secara langsung
✓ Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan jenis sel T
lainnya dan selB plasma serta mengaktifkan makrofag untuk
fagosistosis
✓ Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan sistem imun
dengan cara menurunkan produksi antibosi yaitu mnengurangi

12
aktivitas sel T pembunuh. Sel ini akan bekerja setelah infeksi berhasil
ditangani
3. Makrofag
Berasal dari kata makros = makan besar, merupakan sel fagosit
besar dalam jaringan, berasal dari perkembangan sel darah putih monosit
yang diproduksi di sumsum tulang belakang, dan berfungsi menelan
antigen atau bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik. Makrofag
mencerna antigen untuk menghasilkan fragmen determinan antigen,
selanjutnya meletakkan fragmen tersebut pada permukaan selnya
sehingga terjadi kontak dengan limfosit T dan mengaktifkan limfosit T
4. Sel pembunuh Alami (NK = natural killer), merupakan sekumpulan
limfosit non-T dan non-B yang bersifat sitotoksik. Sel NK merupakan
turunan limfosit yang bekerja pada sistem pertahanan tubuh spesifik,
mekanisme kerjanya tidak melaluio proses aktivasi. Peran utama sel NK
adalah membunuh sesl-sel abnormal pada tubuh manusia, seperti sel
tumor dan sel yang telah terinfeksi pathogen. Sel ini bekerja sebelum
sistem pertahanan tubuh spesifik aktif.

e. Respon Kekebalan Tubuh terhadap Antigen

Info
Check this!
Info lebih detail tentang respon kekebalann
https://www.youtube.com/watch?v=e6G5TK83t8Y

Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dibedakan menjadi


dua jenis yaitu kekebalan humoral (antibody-mediated immunity) dan
kekebalan seluler (cell-mediated immunity)

13
1. Mekanisme respon imunitas humoral (diperantarai antibodi)
Respon ini melibatkan aktivitas sel B yang akan menghasilkan antiodi
dalam plasma darah dan limfa. Mekanisme respon imunitas hormonal
sebagai berikut.
- Antigen (pathogen) menginvasi (memasuki) tubuh, antigen dibawa ke
limfosit B di dalam nodus limfa.
- Sel T penolong mengaktifkan limfosit B, limfosit B berproliferasi
melalui pembelahan mitosis, sehingga menghasilkan tiruan sel B.
- Koln (tiruan) sel B banyak yang terdiferensiasi menjadi sel plasma, sel
plasma menyekresikan antibody untuk dibawa ke infeksi.
- Di lokasi infeksi, kompleks antigen-antibodi secara langsung
menginaktifkan antigen (pathogen).
- Sebagian tiruan sel B tidak terdiferensiasi dan menjadi sel limfosit
memori B ynag menetap pada jaringan limfoid, berfungsi dalam
respon imunitas sekunder jika terjadi pajanan antgen berulang.
2. Mekanisme respon imunitas seluler (diperantarai sel)
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel-
sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung. Ketika sel T
pembunuh kontak dengan antigen pada permukaan se lasing, sel T
pembunuh akan menyerang dan menghancurkannyadengan cara merusak
membransel asing. Jika infeksi telah berhasil ditangani, sel T supresor
akan menghentikan respon kekebalan dengan cara menghambat aktivitas
sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

C. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh


Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh sebagai berikut

1. Genetik (keturunan), yaitu kerentanan genetic terhadap penyakit secara genetik.


Contoh: riwayat penyakit diabetes di keluarga, maka memiliki resiko menderita
penyakit yang sama

14
2. Fisiologis, melibatkan fungsi organ-organ tubuh. Contoh: obesitas menyebabkan
sirkulasi kurang lancar sehingga meningkatkan kerentnan terhadap penyakit
3. Stress, dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormone
seperti neuroendokrin,glukokortikoid, katekolamin
4. Usia, dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit tertentu
5. Hormone, bergantung pada jenis kelamin. Contoh: wanita memproduksi hormone
estrogen yang meningkatkan sintesis IgG dan IgA sehingga menjadi lebih kebal
terhadap infeksi daripada pria. Sedangkan pria memproduksi androgen yang bersifat
memperkecil resiko penyakit autoimun, sehingga penyakit autoimun sering
dijumpai pada wanita.
6. Olah raga, jika dilakukan secara teratur akan membantu meningkatkan aliran darah
dan membersihkan tubuh dari racun, namun olahraga berlebihan meningkatkan
kebutuhan suplai oksigen sehingga memicu timbulnya radikal bebas yang dapat
merusak sel-sel tubuh
7. Tidur, jika kekurangan menyebabkan perubahan pada jaringan sitokin yang dapat
menurunkan imunitas seluler sehingga kekebalan tubuh menjadi melemah
8. Nutrisi, seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan sistem imunitas.
DHA (decosahexaenoic acid) dan asam arakidonat memengaruhi maturasi
(pematangan) sel T, dan protein diperlukan dalam pembentukan immunoglobulin
dan komplemen, sedangkan kadar kolesterol tinggi dapat memperlambat proses
penghancuran bakteri dan makrofag
9. Paparan zat berbahaya, contohnya bahan radioaktif, pestisida, rokok, minuman
beralkohol, dan bahan pembersih kimia, mengandung zat-zat yang dapat
menurunkan imunitas
10. Racun tubuh, yaitu sisa metabolisme, jika tidak di keluarkan akan mengganggu
kerja sistem imun.
11. Penggunaan obat-obatan, terutama penggunaan antibiotic yang berlebihan atau
teratur, menyebabkan bakteri lebih resisten sehingga ketika bakteri menyerang lagi,
sistem imun akan gagal melawannya.

15
D. Jenis-jenis Imunisasi dan Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
1. Jenis Imunisasi

Info
Check this!
Info lebih detail tentang imunisasi orang dewasa dan wisatwan
http://bit.ly/Imunisasi_Dewasa
http://bit.ly/Imunisasi_Wisatawan

Program imunisasi adalah kegiatan pemberian kekebalan tubuh terhadap


suatu penyakit tertentu. Seseorang yang kebal (resisten) terhadap suatu penyakit,
belum tentu kebal terhadap penyakit lainnya. Program imunisasi bertujuan untuk
menurunkan angka kematian akibat penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Imunisasi biasanya dilakukan dengan cara memasukkan vaksin ke
dalam tubuh melalui suntikan atau diteteskan melalui mulut.

Jenis-jenis imunisasi yang diberikan di Indonesia, antara lain sebagai


berikut.

a. Imunisasi BCG (bacillus calmatte guerin), untuk mencegah penyakit


tuberculosis (TBC), imunisasi ini diberikan kepada bayi baru lahir sampai usia
kurang dari dua bulan
b. Imunisasi hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B (infeksi organ
hati), diberikan sebanyak tiga kali yaitu 12 jam setelah lahir, saat berumur 1
bulan, dan usia 3 – 6 bulan.
c. Imunisasi polio untuk mencegah penyakit poliomyelitis yang dapat
menyebabkan kelumpuhan, di Indonesia dilaksanakan dengan meneteskan
vaksin sabin sebanyak empat kali dua tetes, yaitu saat setelah bayi lahir, umur
2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Dan diulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun

16
d. Imunisasi DPT untuk mencegah tiga macam penyakit yaitu difteri, pertussis
(btuk rejan), dan tetanus. Pemberian vaksin pada bayi berusia lebih dari 6
minggu, 4 bulan, dan 6 bulan, kemudian diulang pada usia 18 bulan, 5 tahun,
dan usia 12 tahun dengan vaksin DT (difteri tetanus) atau TT (tetanus toksoid)
dalam program BIAS (bulan imunisasi anak sekolah)
e. Imunisasi campak, diberikan pertama kali saat anak berusia 9 bulan, dan
vaksin campak-2 pada usia 6 tahun melalui program BIAS.
f. Imunisasi Hib (haemophilus influenza tipe B) untuk mencegah penyakit
meningitis (radang selaput otak), diberikan mulai usia 2 bulan dengan jarak
pemberian dari vaksin pertama ke vaksin berikutnya adalah 2 bulan.
g. Imunisasi MMR untuk mencegah penyakit gondongan (mumps), campak
(measles), dan campak Jerman (rubella), diberikan pada anak 12 bulan jika
belum mendapat imunisasi campak saat usia 9 bulan, dan diulang saat anak 6
tahun.
h. Imunisasi hepatitis A untuk mencegah penyakit hepatitis A yang menyerang
organ hati, diberikan pada anak usia di atas 2 tahun, diberikan sebanyak dua
kali dengan interval 6 – 2 bulan.
i. Imunisasi tifoid untuk mencegah penyakit demam tifois (tifus), diberikan pada
anak usia 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
j. Imunisasi PCV (pneumococcal vaccine) untuk mencegah penyakit radang
selaput otak, infeksi darah, dan radang paru-paru, diberikan sejak anak usia 2,
4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin keempat saat berusia 12 – 15 bulan atau
setelah berusia 2 tahun.
k. Imunisasi varisela untuk mencegah penyakit cacar air, diberikan hanya sekali
pada anak usia 12 tahun, namun jika di atas 12 tahun, vaksin diberikan dua
kali dengan interval 1- 2 bulan.
l. Imunisasi influenza untuk mengurangi risiko terkena penyakit flu, dapat
dilakukan setiap tahun karena vaksin berubah dari tahun ke tahun mengingat
virus influeanza bermutasi sangat cepat.

17
2. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
a. Hipersensitif (Alergi)

Hipersensitif adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap


antigen yang pernah dikenalkan sebelumnya. Respon imunitas ini berlebihan
dan tidak diinginkan karena menyebabkan ketidaknyamanan. Pada umumnya
terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh.

Antigen yang mendorong timbulnya alergi disebut alergen. Contoh


alergen: spora kapang, serbuk sari, rambut hewan, kotoran serangga, karet
lateks, obat-obatan, dan bahan makanan (telur, susu, kacang, udang, dan
kerang)

b. Autoimunitas

Autoimunitas adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel


tubuh dengan sel asing sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri.
Contohnya, arthritis rheumatoid, penyakit Grave (hipertiroidisme), anemia
pernisiosa, penyakit Addison, systemic lupus erythematosus (SLE), diabetes
mellitus tergantung insulin (DM tipe 1), dan multiple sclerosis (MS, penyakit
neurologis kronis)

c. Imunodefisiensi

Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefekifan sistem imunitas


atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon antigen.

- Defisiensi imun kongenital, keadaan tidak memiliki sel B maupun sel T


sejak lahir. Penderita harus hidup dalam lingkungan steril.
- AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), disebaban oleh virus HIV
(human immunodeficiency virus). Jumlah sel T penolong berkurang,
sehingga sistem imunitas melemah.

18
Info
Check this!
Info lebih detail tentang HIV/AIDS
https://drive.google.com/file/d/13NCMugB6_V-
SNndQTvxbsAYOjNaloCfF/view?usp=sharing

Rangkuman

➢ Mekanisme pertahanan tubuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertahanan


nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik (adaptif)
➢ Pertahanan nonspesifik meliputi pertahanan fisik, kimia, dan mekanik terhadap antigen
(kulit, membran mukosa, cairan tubuh yang mengandung zat anti mikroba, air mata,
urine, dan saliva); fagositosis (dilakukan oleh neutrophil dan makrofag) dan inflamasi
(peradagan); serta zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh (interferon dan
komplemen)
➢ Mekanisme pengikatan antibody-antigen dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu
fiksasi komplemen (aktivasi sistem komplemen), netralisasi, aglutinasi (penggumpalan),
dan presipitasi (pengendapan)
➢ Jenis imunitas, yaitu imunitas aktif (alami, buatan) dan imunitas pasif (alami, buatan)
➢ Gangguan sistem pertahanan tubuh, yaitu hipersensitivitas (alergi), penyakit autoimun,
dan imunodefisiensi.

19
Tes Formatif

Setelah mempelajari materi sistem kekebalan tubuh, selanjutnya jawablah pertanyaan berikut!

1. Zat antimikroba yang secara alamiah terkandung dalam air mata, urine, dan keringat adalah
….
a. Interferon
b. Antibodi
c. Komplemen
d. Lisozim
e. Antigen
2. Interferon merupakan protein yang dapat disintesis oleh sel-sel tubuh sebagai respon
terhadap infeksi ….
a. Bakteri
b. Cacing
c. Jamur
d. Protozoa
e. Virus
3. Seseorang yang pernah menderita penyakit cacar saat masih kecil, kemungkinan besar tidak
dapat terserang penyakit cacar yang sama karena ….
a. Tubuh telah mendapatkan imunitas pasif alami
b. Sistem imunitas telah membentuk antibodi
c. Tubuh sudah menghasilkan antibiotic
d. Terjadi aglutinasi terhadap virus penyebab cacar
e. Mendapatkan vaksinasi saat terserang cacar pertama kali
4. Pemberian ASI (air susu ibu) kepada bayinya merupakan usaha untuk meningkatkan
imunitas secara …
a. Aktif buatan
b. Aktif alami
c. Pasif buatan
d. Pasif alami

20
e. Tradisional
5. Antibodi dari ibu yang menembus plasenta dan dapat memberikan imunitas pada bayi yang
baru lahir adalah ….
a. IgA
b. IgD
c. IgE
d. IgG
e. IgM
6. Suatu patogen diketahui menyebar ke seluruh tubuh melalui cairan interstisial. Antibodi
dapat menginaktivasi patogen tersebut dengan cara ….
a. Aglutinasi
b. Netralisasi
c. Presipitasi
d. Opsonisasi
e. Fiksasi komplemen
7. Pengobatan terbaru penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) dilakukan
menggunakan antibody monoclonal BNAbs (Broadly Neutralizing Antibody). Antibody
tersebut bekerja dengan cara ….
a. Meningkatkan produksi sel T
b. Menghambat proses eksositosis sel T
c. Menempel pada reseptor CD4 di permukaan sel pembantu
d. Memfagositosis partikel HIV (Human Immunodeficiency Virus)
e. Mengikat molekul glikoprotein (gp120) pada permukaan virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
8. Hidung Surya berlendir disertai bersin-bersin berkepanjangan setelah seharian
membersihkan gudang rumahnya yang dipenuhi debu dan kotoran. Untuk mengatasi kondisi
tersebut, dokter menyarankan Surya mengonsumsi obat ….
a. Dekongestan
b. Antihistamin
c. Antipiretik

21
d. Antibiotic
e. Antasida
9. Jenis sel dan fungsinya dalam respon imunitas yang paling benar adalah ….
a. Sel T penolong menghancurkan sel tertentu
b. Limfosit B memfagositosis antigen
c. Sel T sitotoksik menyekresi antibiotic
d. Makrofag memproduksi antibody
e. Sel B memori berperan dalam respons imunitas sekunder
10. Untuk menyembuhkan luka akibat gigitan ular dengan cepat, sebaiknya digunakan ….
a. Antibiotika
b. Vaksinasi
c. Antibodi
d. Alcohol
e. Minyak ular

22
DAFTAR PUSTAKA

Irnaningtyas dan Yosa Istiadi. 2016. Biologi Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Omegawati, Wigati Hadi. Dkk. 2020. PR Biologi Untk SMA/MA Peminatan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Kelas XI. Yogyakarta: Intan Pariwara
http://bit.ly/Imunisasi_Dewasa, diunduh 26 Juli 2021
http://bit.ly/Penyembuhan Luka_2, diunduh 26 Juli 2021
http://bit.ly/PenyembuhanLuka_1, diunduh 26 Juli 2021
http://bit.ly?Imunisasi_Wisatawan, diunduh 26 Juli 2021
http://news.unair.ac.id/2019/11/28/imunoglobulin-y-hambat-bakteri-penyebab-periodontitis/,
diunduh 26 Juli 2021
https://3.bp.blogspot.com/-eEZswzsHw0U/UNMcIzKbaFI/AAAAmbar
AAAAF_I/caIBcSjrHo8/s1600/Model-struktur-antibodi.jpg, diunduh 26 Juli 2021
https://3.bp.blogspot.com/-
gARZkp_park/UNMUWZ3BI5I/AAAAAAAAF5g/EP5ntu0CRjE/s1600/Epitop-
determinan-antigenic-berikatan-dengan-antibodi-yang-sesuai.jpg, diunduh 26 Juli 2021
https://skul-id.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-mekanisme-fagositosis.html, diunduh 26
Juli 2021
https://wilsongomarga.wixsite.com/belajarosnbiologi/single-post/2016/11/13/respon-inflamasi-
in-a-nutshell, diunduh 26 Juli 2021
https://www.kimia100.com/2020/06/mari-mengenal-struktur-antibodi.html, diunduh 26 Juli
2021
https://www.nafiun.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-molekul-antigen-dan-antibodi.html,
diunduh 26 Juli 2021
https://www.youtube.com/watch?v=alO_csFxHhQ, diunduh 26 Juli 2021
https://www.youtube.com/watch?v=e6G5TK83t8Y, diunduh 26 Juli 2021
https://www.youtube.com/watch?v=lrYlZJiuf18, diunduh 26 Juli 2021

23
KUNCI JAWABAN

1. D 6.. E

2. E 7. E

3. B 8. B

4. D 9. E

5. D 10. C

24

Anda mungkin juga menyukai