Anda di halaman 1dari 4

PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN

UNTUK KEADILAN

SURAT DAKWAAN

No Reg 30/PID.B/1990/PN/TNG

A. IDENTITAS

TERDAKWA 1

1. Nama Lengkap : Tan Chandra Helmi

2. Tempat Lahir : Jakarta

3. Umur Tgl. Lahir : 60/3 Oktober 1930

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

5. Kebangsaan : Indonesia

6. Tempat tinggal : Jl. Mawar Duri No.32 Kel. Pancoran, Kec Pancoran,
Jakarta Selatan

7. Pekerjaan : Direktur

8. Agama : Kristen

9. Pendidikan : SD

TERDAKWA 2

1. Nama Lengkap : Gimun Tanno

2. Tempat Lahir : Jakarta

3. Umur Tgl. Lahir : 34/10 Oktober 1956

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

5. Kebangsaan : Indonesia

6. Tempat tinggal : Jl. Durian No.32 Kel. Pasar Minggu, Kec Pancoran,
Jakarta Selatan
7. Pekerjaan : Kepala Bagian Produksi

8. Agama : Kristen

9. Pendidikan : SMA

B PENAHANAN

Ditahan :

1. Ditahan Penyidik 1 Januari s/d 20 Januari 1990

2. Diperpanjang JPU tanggal 21 Januari 1990 s/d 19 Februari 1990

3. Oleh JPU 20 februari 1990 s/d 28 Februari 1990

4. Penangguhan Penahanan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 1


Maret 1990

C. DAKWAAN :

Primair

Bahwa pada bulan 22 Agustus 1989, ketika biskuit vanillie diisukan telah tercemar
pestisida, Terdakwa I alias Tan Chandra Helmy selaku Direktur CV Gabisco telah
melakukan penarikan biskuit teresbut dari peredaran. Ia telah memeriksakan biskuit
tersebut pada Laboratorium Direktorat Balai Perlindungan Tanaman Pangan di
Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Hasil pemeriksaan yang tertuang dalam surat
tanggal 24 Agustus 1989 Nomor VI.PT.150.427.89.Dir.biskuit Vanillie CV Gabisco
menunjukkan bahwa biskuit yang diperiksakan layak untuk dikonsumsi. Ternyata
pada bulan September 1989, produk jenis lainnya, yaitu: jenis marie super diisukan
tercemar. Di Tangerang terdapat korban meninggal dunia akibat makan biskuit yang
diperjualbelikan tersebut. Dalam perkara ini, Para Terdakwa karena kelalaiannya
menyebabkan matinya 4 (orang), yaitu: Siti Mariam binti Usman (umur 1 bulan),
Mustofa bin Sahlan (umur 5 bulan), Yulius bin Borus (umur 1 tahun) dan Erwin bin
Atma (umur 5 tahun), yang bertempat tinggal di Tangerang dan 31 (tiga puluh satu)
orang lain yang meninggal dunia di kota lain. Dalam hasil pemeriksaan Laboratorium
Balai Pengawasan Obat dan Makanan Bandung, dikemukakan bahwa biskuit jenis
marie super positif tercemar sodium nitrit.

Perbuatan Terdakwa tersebut di atur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 204
ayat (2) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.329/Men.Kes/PER/XII/1976 tentang Produksi dan Peredaran Makanan jo.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.23/Men.Kes/SK/I/1978 tentang Pedoman Cara
Produksi Yang Baik untuk Makanan.

Subsidair

Bahwa pada waktu dan tempat yang telah disebutkan dalam dakwaan primer,
Terdakwa sengaja menjual produk biskuit ke beberapa wilayah meskipun terdapat
isu bahwa biskuit telah tercemar pestisida. Meskipun pemeriksaan telah dilakukan,
tetapi akibat dari penjualan diskuit tersebut justru mengakibatkan 141 (seratus
empat puluh satu) jiwa konsumen tidak berdosa, 35 orang diantaranya meninggal
dunia. Perbuatan Terdakwa tersebut di atur dan diancam pidana sesuai dengan
Pasal 204 ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.329/Men.Kes/PER/XII/1976 tentang Produksi dan Peredaran Makanan jo.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.23/Men.Kes/SK/I/1978 tentang Pedoman Cara
Produksi Yang Baik untuk Makanan.

Lebih Subsidair

Bahwa pada waktu dan tempat yang telah disebutkan dalam dakwaan primer,
Adapun isu mengenai biskuit telah tercemar, kemudian dilakukan pemeriksaan
terhadap biskuit tersebut dengan hasil biskuit tidak tercemar hingga akhirnya
diperjualbelikan yang mengakibatkan 35 orang meninggal dunia. Hal ini bermaksud
bahwa Terdakwa lalai dalam mengatur produk yang akan diperjualbelikan agar
produk tersebut aman dikonsumsi dan tidak membahayakan pembeli. Keamanan
dari produk yang diperjualbelikan merupakan tugas dan tanggung jawab pihak
produsen dalam mengelola biskuitnya. Perbuatan Terdakwa tersebut di atur dan
diancam pidana sesuai dengan Pasal 359 KUHP jo Peraturan Menteri Kesehatan
No.329/Men.Kes/PER/XII/1976 tentang Produksi dan Peredaran Makanan jo.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.23/Men.Kes/SK/I/1978 tentang Pedoman Cara
Produksi Yang Baik untuk Makanan.

Lebih Subsidair Lagi

Bahwa pada waktu dan tempat yang telah disebutkan dalam dakwaan primer,
kegiatan produksi yang akan diperjualbelikan harus aman dan sesuai dengan
standar pemeriksaan untuk makanan. Adapun tugas dan tanggungjawab pihak
produsen agar menjaga kualitas dan keamanan sebelum diperjualbelikan. Dalam
perkara ini, Terdakwa melakukan perbuatan kelalaian yang mengakibatkan orang
kehilangan nyawa dalam membuat biskuitnya tetap terjaga dengan baik. . Perbuatan
Terdakwa tersebut di aturan diancam pidana sesuai dengan Pasal Pasal 205 (2)
KUHP jo Peraturan Menteri Kesehatan RI No.329/Men.Kes/PER/XII/1976 tentang
Produksi dan Peredaran Makanan jo. Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.23/Men.Kes/SK/I/1978 tentang Pedoman Cara Produksi Yang Baik untuk
Makanan.

Lebih-lebih Subsidair Lagi


Bahwa pada waktu dan tempat yang telah disebutkan dalam dakwaan primair,
Terdakwa dianggap lalai dalam membuat produk biskuitnya yang pada akhirnya
tercemar sodium nitrit. Seharusnya biskuit harus dipastikan tidak tercemar apapun
dan aman jika dikonsumsi oleh pihak produsen. Berangkat dari kehilangan nyawa
yang telah disebutkan menyebabkan 141 (seratus empat puluh satu) jiwa konsumen
tidak berdosa, 35 orang diantaranya meninggal dunia. Perbuatan Terdakwa tersebut
di atur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 205 (1) KUHP jo Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.329/Men.Kes/PER/XII/1976 tentang Produksi dan Peredaran
Makanan jo. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.23/Men.Kes/SK/I/1978 tentang
Pedoman Cara Produksi Yang Baik untuk Makanan.

Jakarta, 1 Maret 1990

Jaksa Penuntut Umum

Wanda Lestari, S.H.

Jaksa Muda NIP : 3124194217

Anda mungkin juga menyukai