1.-Paragraf harus dimulai dengan topik atau kalimat transisi yang secara jelas mengidentifikasi poin,
gagasan utama, subjek paragraf
-Setiap kalimat dalam paragraf harus berhubungan dengan topik atau kalimat transisi-ke subjek
atau poin yang Anda identifikasi di sana.
-Setiap kalimat dalam paragraf harus berhubungan dengan kalimat-kalimat di sekitarnya.
2. Kalimat dalam tulisan hukum harus sejelas, langsung, dan sesingkat mungkin. Selalu mencari cara
untuk menggunakan lebih sedikit kata dan menghilangkan kata-kata yang tidak perlu. 2.kalangan
hukum cenderung merumuskan atau menguraikan sesuatu dalam kalimat yang panjang dengan anak
kalimat
- menggunakan istilah khusus hukum tanpa penjelasan
- menggunakan istilah ganda samar
- menggunakan istilah asing karena sulit mencari padanannya dalam bahasa Indonesia
Tidak bergeser dari format yang ada contoh dalam akta notaris Hal ini menempatkannya dalam
dunia tersendiri seakan terlepas dari dunia bahasa Indonesia umumnya dokumen hukum peraturan
perundang-undangan, surat edaran lembaga, surat perjanjian, akta notaris, putusan pengadilan, dan
berita acara pemeriksaan, sulit dipahami masyarakat awam.
3. Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan,
tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Kesalahan yang
dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan
nama atau istilah, hingga pemenggalan kata, karna itu sangat penting sekali