Mti 390000847 240923052445
Mti 390000847 240923052445
PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT
FILSAFAT
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ISLAM
ISLAM
1. Pengertian Filsafat
Secara etimologi menurut Maragustam (2014)
berasal dari perkataan Yunani yaitu “filos” dan “sofia” yang
memberi memberi pengertian “cinta kearifan atau
kebijaksanaan atau belajar”. Lebih lanjut Maragustam
merumuskan bahwa pada prinsipnya pengertian filsafat
mengandung arti cinta akan hikmah, kearifan, kebajikan atau
kebijaksanaan. Pengertian senada telah diungkapkan oleh
Poedjawijatna (1974) yang mengatakan bahwa filsafat
berasal dari kata Yunani “philosophia”, yang terdiri dari dua
kata yaitu “philo” dan “sophia”. Philo berarti “cinta” dan
sophia berarti “kebijaksanaan”.
Secara istilah, filsafat mengandung banyak
pengertian sesuai sudut pandangan para ahli bersangkutan di
antaranya:
a. Mohammad Noor Syam (1986) merumuskan pengertian
filsafat dari dua sisi. Pertama, filsafat sebagai aktivitas
bepikir-murni (reflective-thingking), atau kegiatan akal
manusia dalam usaha mengerti secara mendalam segala
sesuatu. Pengertian filsafat di sini ialah berfilsafat.
Kedua, filsafat sebagai produk kegiatan berpikir-murni.
Jadi merupakan suatu wujud ilmu sebagai hasil
pemikiran dan penyelidikan berfilsafat, sehingga
merupakan satu bentuk perbendaharaan yang
terorganisasi, memiliki sistematika tertentu. Filsafat
juga diartikan satu bentuk ajaran tentang sesuatu atau
tentang segala sesuatu sebagai satu ideologi.
b. Menurut Hasbullah Bakry (dalam Ahmad Tafsir) filsafat
adalah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang
dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap
manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan
tersebut.
Dalam ajaran Islam, motivasi, dorongan dan anjuran
untuk berpikir sungguh-sungguh dan mendalam guna
mengkaji berbagai hal yang terkait dengan berbagai
fenomena alam seperti peristiwa alam semesta, kehidupan
hewan dan tumbuh-tumbuhan, kehidupan manusia, bahkan
makhluk Allah lainnya sangat banyak dikemukakan baik
melalui Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Karena itu, bagi umat
Islam berfilsafat atau mengkaji tentang suatu peristiwa dan
berbagai fenomena alam mestinya bukan sesuatu yang asing
dan harus ditakuti, tetapi justru menjadi bagian yang harus
ditekuni terutama bagi kalangan/ umat Islam yang telah
memenuhi kualifikasi untuk itu seperti antara lain: mengerti
dan memahami bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an dan
As-Sunnah, mengetahui dan memahami sebab-sebab
diturunkannya ayat-ayat Al-Qur’an dan dikeluarkannya As-
Sunnah berserta berbagai ilmu penunjang dan terkait
lainnya. Di antara ayat Al-Qur’an yang mendorong umat
Islam untuk berfilsafat yaitu surah Ali Imran[3] ayat 190:
ة ْ ت ألو ِلي
ِ األلبَب ِ الف اللَّ ْي ِل َوالٌَّ َه
ٍ بز آليَب ْ ض َو
ِ ِاخت ِ األز
ْ ت َو
ِ بوا
َ س َو ِ إِ َّى فِي خ َْل
َّ ق ال
Artinya:
“Sesungguhnya dalam kejadian langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang akalnya” (surah Ali Imran: 190).
ىة ال يَ ْفقَ ُهىىَ بِ َهبٌ ُيسا ِه َي ْال ِج ِّي َواإل ًْ ِس لَ ُه ْن قُل ً َِولَقَدْ ذَ َزأًَْب ِل َج َهٌَّ َن َكث
اى ال يَ ْس َوعُىىَ ِب َهب أُولَئِ َك كَبأل ًْعَ ِبم
ٌ َْص ُسوىَ ِب َهب َولَ ُه ْن آذ ِ َولَ ُه ْن أ َ ْعي ٌُي ال يُب
َض ُّل أُولَئِ َك ُه ُن ْالغَبفِلُىىَ َ بَ ْل ُه ْن أ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannan
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati
tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lalai” (surah Al-A’raf: 179).
2. Pengertian Pendidikan
Ketika digunakan istilah pendidikan, maka yang
muncul dalam pikiran kita ada dua makna di dalamnya:
a. Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa
atau ikhtiar seseorang untuk mendewasakan atau
mengembangkan potensi peserta didik atau potensi dirinya
sendiri agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung
jawab baik terhadap dirinya maupun segala sesuatu di luar
dirinya, orang lain, hewan, tumbuh- tumbuhan dan
sebagainya. Ikhtiar mendewasakan atau mengembangkan
potensi mengandung makna sangat luas; tansfer ilmu
pengetahauan dan keterampilan, pembinaan kepribadian,
sikap dan moral, pewarisan nilai budaya dan sebagainya.
b. Pendidikan adalah lembaga atau institusi yang dikelola
untuk mengembangkan potensi manusia, mentranfer
ilmu pengetahuan, melatih keterampilan, membina dan
mengembangkan kepribadian serta mewariskan nilai-
nilai budaya kepada genarasi penerus baik di rumah
tangga, masyarakat maupun di sekolah.
Dalam pasal 1 ayat (1) Undang Undang RI Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
ََّللاَ َح َّق تُقَب ِت ِه َوال ت َ ُوىت ُ َّي ِإال َوأ َ ًْت ُ ْن ُه ْس ِل ُوىى
َّ يَب أَيُّ َهب الَّرِييَ آ َهٌُىا اتَّقُىا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Ayat ini menggambarkan tujuan hidup umat Islam yang
harus mencapai derajat ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu harus
senantiasa melekat dalam kehidupan umat Islam hingga akhir
hayatnya. Filsafat pendidikan Islam merumuskan tujuan
pendidikan Islam dalam rangka mencapai tujuan hidup umat
Islam. Bila tujuan hidup umat Islam untuk mencapai derajat
ketaqwaan yang sempurna sebagaimana disebutkan di atas, maka
tujuan pendidikan Islam yang dirumuskan filsafat pendidikan
Islam tentu pengembangan potensi dalam rangka pembinaan
peserta didik/anak didik untuk menjadi manusia muttaqin.
Dengan demikian, mewujudkan ketaqawaan dalam diri setiap
individu umat Islam guna mencapai posisi manusia muttaqin
selain menjadi tujuan akhir pendidikan Islam sekaligus pula
menjadi tujuan hidup setiap muslim.
Dari uraian di atas dapat diketengahkan bahwa pada
dasarnya ruang lingkup kajian filasafat pendidikan Islam
bertumpu pada pendidikan Islam itu sendiri, baik menyangkut
rumusan/ konsep dasar pelaksanaan maupun rumusan
pikiranantisipatif ketika adanya problematika yang dihadapi
dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Secara garis besar ruang
lingkup filsafat pendidikan Islam mencakup kajian dan
pembahasan menganai: dasar, tujuan, pendidik, peserta didik,
proses, strategis, pendekatan dan metode, kurikulum,
lingkungan,sumber dan media, sarana dan prasarana serta sistem
evaluasi pendidikan Islam.
Berikut dideskripsikan ruang lingkup dimaksud sebagai
berikut: