BIMBINGAN KLASIKAL
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami tentang perbandingan dari
empati dan simpati
2. Peserta didik/konseli dapat memahami bagaimana sikap empati kepada
sesama dan bagaimana sifat simpati pada sesame
3. Peserta didik/konseli dapat memahami dampak dari sikap empati yang
ditanamkan
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab, Roleplay
2. Alat / Media : LCD, Power Point Empati VS Simpati
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban
kepada peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk
mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan
Bimbingan dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat
suasana kegiatan menjadi lebih semangat/bergairah dengan
diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2. 1 Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2 Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
serta Guru BK mengajak peserta didik berdialog interaktif
tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan
Video yang seputar empati
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah
peserta didik melihat tayangan video tersebut.
2.5. Beberapa peserta didik mencari contoh empati dan simpati
2.6. Peserta didik membuat catatan kecil dalam note yang
menjelaskan tentang empati dan simpati
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas
kegiatan
yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik agar menanamkan sikap empati
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta
melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam curah
pendapat
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah
mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain: suasana yang
dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
1. Materi Empathy VS Sympathy
EMPATI VS SIMPATI
Empati berasal dari Bahasa Yunani yaitu phatos yang diartikan sebagai
suatu perasaan yang mendalam. Secara definisi empati adalah suatu kondisi
memahami pikiran dan perasaan yang dirasakan orang lain, serta memahami
kondisi pribadi apabila berada dalam pikiran dan perasaan orang lain tanpa
kehilangan control dirinya (Taufik, 2012). Perbedaannya dengan Simpati adalah
memusatkan perhatian pada diri sendiri bagi orang lain, tanpa memahami dan
memperhatikan bagaimana perasaan orang lain.
Secara sederhana cara membandingkan empati dan simpati yaitu :
Empati : ketika kita yang tidak berada di posisi orang lain tapi kita dapat ikut
merasakan perasaan yang mereka rasakan
Simpati : ketika kita sudah pernah di fase yang sama dengan orang lain
Ketika kita berempati beberapa hal akan masuk dalam mekanisme empati
berhubungan erat dengan kognitif dan afeksi yang membantu individu dalam
bersikap empati kepada orang lain maupun tidak. Ketika kita dapat berempati
dengan orang lain maka kita secara tidak langsung juga membuat situasi nyaman
dalam lingkup pertemanan agar tidak memunculkan sikap defensive pada lawan
bicara kita atau orang lain yang berhadapan dengan kita.
Sikap empati sendiri dapat di kembangkan karena ini merupakan bagian
dari proses kognitif yang erat kaitannya dengan afeksi, dalam ilmu psikologi
kognitif
Beberapa cara untuk mengembangkan sikap empati kepada oranglain
1. Lebih terbuka dan banyak bergaul dengan berbagai macam atau jenis
orang
2. Biasakan diri kamu menjadi seorang pendengar yang baik
3. Tumbuh rasa ingin tahu yang wajar
4. Berani ambil tindakan untuk membantu orang yang memang
membutuhkan bantuan kita
5. Latih diri kalian untuk memahami situasi orang lain sebelum bertindak
Tugas :
Bagikan 1 lembar binder pada siswa
Minta siswa menuliskan penjelasan singkat perbandingan empati dan simpati dan
kasih contohnya
Ceritakan pengalaman mu bersikap empati kepada temanmu
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian asertif
2. Peserta didik/konseli dapat memahami ciri-ciri dan aspek-aspek
prilaku asertif
3. Peserta didik/konseli dapat mempraktekkan perilaku asertif dalam
kehidupan sehari-hari
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat mendefinisikan pengertian prokrastinasi
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi sebab dan akibat perilaku
prokrastinasi
3. Peserta didik/konseli dapat menemukan cara menaklukkan prokrastinasi
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas
kegiatan
yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik agar mengatasi masalah
prokrastinasi
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta
melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam curah
pendapat
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah
mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain: suasana yang
dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
1. URAIAN MATERI
PROKRASTINASI
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke
depan, lebih menyukai dan “crastinus” yang berarti “besok” (Steel, 2006). Jadi
dari asal katanya prokrastinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya besok.
Orang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator.
Prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan
walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak
buruk.
Menurut Ferrari et.al (1995) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi
dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1).prokrastinasi adalah
setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan
tujuan dan alasan penundaan 2). Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku
(kebiasaan) yang mengarah kepada trait dan penundaan yang dilakukan sudah
merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan
biasanya disertai dengan keyakinan yang irrasional 3). Prokrastinasi sebagai
suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan
struktur mental yang saling terkait.
Di bidang Akademik cukup sering terlihat secara langsung perilaku
prokrastinasi di kalangan mahasiswa. Menurut Ferrari et al (1995), sebagai
suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan
dalam indikator tertentu dan diamati melalui ciri-ciri tertentu berupa :
Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi
Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal lain
yang tidak dibutuhkan.
Kesenjangan waktu antara rencana yang ditetapkan dan kinerja aktual
Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas yang
harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-
jalan, dll)
Penyebab Prokrastinasi
Prokrastinasi terjadi bukan terjadi karena Anda malas, tetapi lebih kepada pola
pikiran. Karena itu sumbernya bermacam-macam. Untuk tiap sumber ada, cara
yang bisa Anda gunakan untuk menangkal kebiasan menunda-nunda pekerjaan.
Apa saja penyebabnya? Ini dia:
Meremehkan pekerjaan yang akan dilakukan
Seringkali Anda meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
suatu pekerjaan dan cenderung menunda pekerjaan tersebut karena merasa
bahwa pekerjaan yang akan dilakukan bisa diselesaikan dengan cepat.
Padahal, pekerjaan yang harus dilakukan ternyata cukup sulit dan
memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan.
Untuk mengatasi menunda pekerjaan, Anda bisa memulai pekerjaan lebih
awal. Ketika pekerjaan selesai berikan hadiah untuk diri Anda karena telah
berhasil menyelesaikan pekerjaan lebih awal.
Menunggu hingga ‘kondisi yang tepat’
Selain meremehkan pekerjaan yang perlu dilakukan, prokrastinasi selalu
dibenarkan karena Anda merasa bahwa saat sekarang belum ideal untuk
melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan.
Sebenarnya tidak ada ‘kondisi ideal’ yang sesuai untuk melakukan
pekerjaan Anda, karenanya menunda pekerjaan karena Anda merasa
sedang tidak termotivasi atau tidak dalam kondisi yang tepat hanya
merupakan alasan untuk melakukan prokrastinasi saja.
Tidak percaya diri
Rasa tidak percaya diri dapat berpengaruh pada prokrastinasi. Anda tidak
percaya diri karena merasa kurang mampu menyelesaikan tugas sehingga
akhirnya menunda pekerjaan karena khawatir tidak bisa memberikan hasil
yang memuaskan.
Anda tidak perlu rendah diri, bila Anda merasa kesulitan dengan pekerjaan
yang harus dilakukan, mintalah bantuan teman atau orang yang bisa
memberikan Anda dukungan dan saran untuk pekerjaan yang perlu
dilakukan.
Merasa pekerjaan sulit dilakukan
Prokrastinasi dapat terjadi karena Anda merasa bahwa pekerjaan yang
dilakukan sangat sulit. Anda akhirnya menunda pekerjaan tersebut dan
malah melakukan pekerjaan lain yang memiliki batas waktu yang lebih
lama.
Jika Anda merasa pekerjaan tersebut lebih sulit dari yang lainnya dan
membuat Anda tidak nyaman, jadikan pekerjaan tersebut sebagai
tantangan yang harus diselesaikan untuk menjadi lebih baik.
Belajar dari orang lain
Jangan salah, prokrastinasi adalah perilaku yang bisa dicontoh dari orang
lain. Anda bisa saja mempelajari tindakan menunda pekerjaan dari orang
lain dan merasa bahwa kebiasaan tersebut adalah sesuatu yang akan
membuat Anda terlihat keren dan disegani orang-orang.
Terkadang perilaku prokrastinasi dapat diikuti dari sosok saudara ataupun
orangtua yang terlihat tidak mempedulikan apapun. Namun, Anda harus
ingat bahwa menunda pekerjaan dapat memberikan berbagai konsekuensi
negatif bagi Anda.
Faktanya, tidak semua hal akan berujung negatif. Anda hanya perlu
mengubah pola pikir Anda dan yakinkan diri Anda bahwa tidak semua hal
akan berujung negatif.
Lebih fokus ke masa sekarang
Jika Anda adalah tipe orang yang lebih fokus ke masa sekarang, terkadang
Anda mungkin lupa untuk mempertimbangkan konsekuensi atau
pencapaian yang bisa didapatkan di masa yang akan datang.
Anda perlu mengingat bahwa hal menyenangkan seperti prokrastinasi,
justru akan memberikan Anda konsekuensi buruk nantinya.
Terlalu perfeksionis
Segala sesuatu yang berlebih tidaklah baik, begitupun juga dengan sikap
terlalu perfeksionis. Keyakinan pada semuanya harus sempurna membuat
Anda memberikan standar yang terlalu tinggi untuk dicapai.
Pada akhirnya Anda akan melakukan prokrastinasi karena standar tinggi
yang Anda tetapkan sendiri. Cobalah untuk fokus menyelesaikan
pekerjaan tepat pada waktunya daripada terlalu terpusat untuk
menciptakan hasil pekerjaan yang sempurna.
Untuk menangani prokrastinasi, Anda harus bisa mengenali sumber yang
menyebabkan Anda menunda pekerjaan. Jika sudah menemukan akar
masalahnya, gunakanlah pola pikir yang tepat untuk mengatasinya.
Apabila Anda masih merasa kesulitan dalam mengatasi kebiasaan
prokrastinasi yang dilakukan atau perilaku menunda pekerjaan yang
dilakukan telah mengganggu kehidupan sehari-hari, Anda bisa
berkonsultasi dengan konselor atau psikolog.
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami definisi etika
2. Peserta didik/konseli dapat memahami cara untuk membina
persahabatan
3. Peserta didik/konseli dapat memahami etika yang perlu diperhatikan
dalam pergaulan
Ada beberapa cara untuk Membina hubungan yang baik (Pergaulan) dengan
sesama teman,antara lain:
1. Belajar menghargai
Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli apakah ia
orang berpangkat atau tidak, orang miskin atau kaya, sesama agama atau
tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama suku, semuanya ingin
dihargai secara proporsional. Namun sayangnya, banyak orang dikalangan
kita yang tidak mau menghargai orang lain. Padahal menghargai orang
lain bukan berarti memberikan sesuatu yang besar nilainya. Misalnya saja
menghargai pendapat orang lain. Hal ini sangat penting dilakukan dalam
membina hubungan yang baik. Kalau kita tidak mau menghargai orang
lain, jangan berharap orang lain akan mau menghargai kita.
2. Belajar menghormati
Setiap orang selalu ingin dihormati. Oleh karena itu, janganlah kita
menghormati orang lain karena ia kebetulan punya pangkat atau
kedudukan. Kita perlu menghormati orang bahkan orang yang seumuran
dengan kita, bila kita melihat orang lain tersebut melakukan sesuatu yang
baik. Dengan kata lain, ciptakan suasana saling menghormati di antara
kita.
3. Mempunyai sikap mau mengerti
Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada dasarnya merupakan
perbuatan sangat terpuji. Sebab, orang mempunyai sikap mau mengerti
keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran yang harus ditumbuhkan
dari dalam hati nurani yang terdalam. Oleh karena itu dalam membina
hubungan yang baik, sudah seharusnya kita mau mengerti keadaan orang
lain tanpa pandang bulu. Artinya kita harus menghindari sikap acuh tak
acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita
4. Mau menberikan pujian
Bila kita melihat teman kita berprestasi dalam suatu bidang
apapun karena hasil keras dan jujur, maka sebaiknya kita mau memberikan
pujian terhadap teman kita tadi dengan penuh keihklasan. Sebab,
pemberian pujian yang sesuai dengan keadaannya, artinya tanpa dibuat-
buat, akan memberikan pengaruh positif bagi teman kita, meskipun pujian
yang kita berikan itu dalam bentuk sekecil apapun. Oleh karena itu, dalam
rangka membina hubungan yang baik antar sesama teman, sebaiknya kita
jangan pelit memberikan pujian.
5. Mau memberikan motivasi
Perjalanan hidup seseorang tidak selamanya berjalan mulus,
artinya ada kalanya ia mengalami masalah, seperti patah semangat atau
putus asa dan lain sebagainya, sehingga ia kehilangan semangat, malas,
tidak bergairah. Bila kita mempunyai teman yang mengalami demikian itu,
maka sebagai teman yang baik tentunya akan memberikan motivasi
(dorongan), sehingga teman kita tadi tumbuh kembali rasa percaya dirinya.
Oleh karena itu dalam membina hubungan yang baik, sebaiknya kita harus
pandai-pandai memberikan motivasi, khususnya terhadap teman yang
sedang mengalami suatu masalah.
6. Tidak bercanda keterlaluan.
Kalau kita bersenda gurau hal hal yang kecil mugkin tidak masalah, tetapi
kalau sudah diluar batas, maka hubungan itu bisa langsung retak.
7. Hal yang dapat menjaga persabahatan adalah menjadi pendengar baik dan
saling menghormati satu sama lain.
Hormati saran teman dan dengarkan apa yang sahabat ungkapkan, ambil
sisi positifnya sebagai kritik yang membangun. Kepribadian yang berbeda
antara kita dan sahabat, akan dapat menjadi pelengkap satu sama lain.
Tetapi bukan berarti kita harus menceritakan segala hal kepada sahabat.
8. Jangan pernah mengkhianati kepercayaan sahabat kita.
Percayalah, ketika kita mengkhianati sebuah persahabatan, maka tidak
akan mendapatkan sahabat terbaik lagi. Beri dukungan ketika sahabat kita
sukses dan selalu mengagumi prestasinya. Ketika ada konflik di antara
persahabatan dapat diselesaikan dengan saling terbuka satu sama lain.
Memaafkan memang tidak gampang, tapi memaklumi bahwa setiap orang
dapat membuat suatu kesalahan dan demi kebaikan dan menjaga
persahabatan agar tetap utuh.
Jadikanlah kelompok anda itu sebagai wahana untuk belajar bersama, seperti
mendiskusikan pelajaran, tugas-tugas, atau pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi, baik oleh pribadi masing-masing, maupun oelh bersama.
3. Saat seorang sahabat bercerita tentang sesuatu, apa yang biasanya kamu
lakukan ?
a. Menanggapi dan ingin mencari tahu lebih jauh.
b. Menghormatinya dengan mendengarkan apa yang ia bicarakan
c. Berusaha untuk menginat apa yang ia ceritakan.
4. Apa yang terjadi jika tanpa sadar kamu menceritakan rahasia sahabatmu
pada orang lain ?
a. Marah besar dan persahabatan pun rusak.
b. Biasa saja, tidak perlu dipermasalahkan, toh sudah terjadi.
c. Kecewa dan cenderung menjaga jarak.
7. Jika seorang sahabat mendapatkan nilai yang lebih bagus dari nilai kamu,
apa yang kamu lakukan ?
a. Sedikit kesal, tapi berusaha untuk ikut bahagia.
b. Merasa iri dan kesal karena tidak bisa lebih baik
c. Berusaha berjuang untuk lebih baik dari dia
Penilaian :
1. A = 2 ; B = 3 ;C=1
2. A = 3 ; B = 2 ;C=1
3. A = 2 ; B = 3 ;C=2
4. A = 1 ; B = 1 ;C=2
5. A = 2 ; B = 2 ;C=1
6. A = 2 ; B = 2 ;C=3
7. A = 2 ; B = 1 ;C=2
8. A = 2 ; B = 3 ;C=3
9. A = 1 ; B = 2 ;C=3
10.A = 2 ; B = 2 ;C=3
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami definisi pekerjaan, profesi,
jabatan dan karir
2. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian profesi
3. Peserta didik/konseli dapat memahami hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk memiliki profesi
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami siapa role modelnya
2. Peserta didik/konseli dapat memiliki semangat menjadi lebih baik
3. Peserta didik/konseli dapat berani menyemangati dirinya untuk
menjadi lebih baik
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian rokok dan macam-
macam jenis rokok
2. Peserta didik/konseli dapat memahami zat yang terkandung dalam
rokok
3. Peserta didik/konseli dapat memahami bahaya yang ditimbulkan akibat
merokok
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas
kegiatan
yang telah dilakukan
3.6. Guru BK mengajak peserta didik agar mengatasi masalah
prokrastinasi
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta
melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam curah
pendapat
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah
mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain: suasana yang
dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
BAHAYA ROKOK DAN DAMPAKNYA
a. Pengertian Rokok
Menurut Wikipedia, Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan
kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan
jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali
dipatuhi).
Ada banyak bentuk rokok, diantaranya :
1. Rokok Kretek Batang, yaitu tembakau yang dibungkus kertas, ada yang kretek
dan filter
2. Rokok Cerutu, yaitu Sejenis rokok dengan tembakau murni dalam bentuk
lembaran.
3. Rokok Pipa/Canglong, yaitu rokok dengan tembakaunya langsung dimasukkan
ke dalam pipa lalu dibakar
4. Rokok Shisa, yaitu rokok ini lebih dikenal dengan rokok arab yang
tembakaunya dicampur dengan buah-buahan
5. Rokok Susur, yaitu tembakau yang langsung dihisap dan dicampur daun sirih,
kapur dan pinang
6. Rokok Kunyah/Permen, yaitu produk tembakau yang dihisap seperti permen
7. Rokok Elektrik, yaitu e-cigarette. Sebuah inovasi baru dari bentuk rokok
tradisional menjadi rokok modern.
b. Jenis-jenis Perokok
Berdasarkan jenisnya perokok dibedakan menjadi :
1. Perokok aktif
Mereka telah terbiasa dan nyata menghisap rokok dan menanggung
sendiri akibatnya.
2. Perokok pasif
Mereka sebenarnya tidak merokok namun karena ada orang lain yang
merokok didekatnya maka ia terpaksa harus ikut menghisap asap rokok
dengan segala akibatnya.
Berdasarkan jumlahnya perokok dibagi menjadi :
1. Perokok ringan.
Perokok yang merokok atau menghabiskan sekitar 1-10 batang rokok per
hari.
2. Perokok sedang.
Perokok yang menghabiskan sekitar 10-20 batang rokok per hari.
3. Perokok berat.
Perokok yang menghabiskan lebih dari 20 batang rokok per hari.
c. Zat yang terkandung dalam rokok
1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk trus
menghisap rokok.
Pengaruh bagi tubuh manusia :
Menyebabkan kecanduan atau ketergantungan merusak jaringan otak
Menyebabkan darah cepat membeku
Mengeraskan dinding arteri
2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa
menimbulkan iritasi bahkan kanker
Pengaruh bagi tubuh manusia :
Membunuh sel dalam saluran darah
Meningkatkan produksi lendir diparu-paru
Menyebabkan kanker paru-paru
3. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat
oksigen dalam tubuh.
Pengaruh bagi tubuh manusia :
Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen
menghalangi transportasi dalam darah
4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia :
Memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh
5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia
Mengotori saluran udara dan kantung udara dalam paru-paru
Menyebabkan batuk.
Sebagaimana kita ketahui zat-zat asing berbahaya yang dihisap oleh perokok
tersebut adalah zat yang terkandung dalam dalam asap rokok dan ada 4000 zat
kimia yang terdapat dalam sebatang rokok, 40 diantaranya tergolong zat yang
berbahaya misalnya : hidrogen sianida (HCN) , arsen, amonia, polonium, dan
karbon monoksida (CO). Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen
gas 85 % dan partikel
TAR
Mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-
paru dan meyebabkan kanker.
Karbon monoksida (co)
gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah
membawa oksigen.
Nikotin
Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan
sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah membuktikan bahwa zat-zat
kimia yang dikandung asap rokok dapat mempengaruhi orang-orang tidak
merokok di sekitarnya Perokok pasif dapat meningkatkan risiko penyakit kanker
paru-paru dan jantung koroner.
Dampak negatif Rokok Bagi Kesehatan
1. Dampak bagi perokok pasif
Angina
Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung
Asma
Mengalami kesulitan bernafas
Alergi
Iritasi akibat asap rokok antara lain
Iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk dan sesak
nafas.
Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif, meyalurkan
zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang dikandungnya
melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan denyut jantung
janin bertambah cepat, karbon monoksida menyebabkan berkurangya
oksigen yang diterima janin.
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian motivasi belajar
2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam meningkatkan motivasi belajar
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Meningkatkan Motivasi
Belajar
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban
kepada peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk
mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan
Bimbingan dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat
suasana kegiatan menjadi lebih semangat/bergairah dengan
diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
serta Guru BK mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang
contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan
video yang terkait dengan “kisah Belajar dari semut”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah
peserta didik melihat tayangan video tersebut.
2.5.Peserta didik diminta untuk memperhatikan tanyangan
disampaikan guru BK tentang kisah inspiratif “Kisah Ibnu Hajar”
(belajar butuh proses).
2.6. Peserta didik melakukan perenungan, penghayatan terhadap kisah
inspiratif tersebut, kemudian membuat makna atau poin belajar
dari kisah tersebut.
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas
kegiatan
yang telah dilakukan
3.7. Guru BK mengajak peserta didik agar mengatasi masalah
prokrastinasi
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta
melakukan refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam curah
pendapat
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah
mengikuti kegiatan layanan klasikal, antara lain: suasana yang
dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa
yang akan menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar. Motivasi adalah penggerak, yakni penggerak yang menimbulkan
keinginan keinginan seperti, keinginan untuk tahu, keinginan untuk kreatif,
keinginan untuk memperbaiki kegagalan, keinginan untuk sukses dan
sebagainya. Kemudian motivasi belajar itu merupakan penggerak yang akan
menimbulkan kegiatan belajar, kegiatan belajar di sini meliputi mendengarkan,
menyimak, mengerjakan tugas, mengobservasi, meneliti, menelaah, materi
pelajaran. Selanjutnya motivasi belajar akan memberikan arah pada kegiatan
belajar maksudnya mengarahkan pada pencapaian tujuan belajar yaitu
mengerti,memahami dan terampil terhadap apa yang dipelajari.
Pada prinsipnya sepanjang hidupnya manusia akan menghadapi
perjuangan, dan untuk dapat melampaui setiap perjuangan perlu adanya
semangat atau motivasi. Perhatikan ilustrasi berikut ini :
1. Ani ingin menjadi seorang dokter, maka setiap hari Ani selalu berusaha
menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya mulai dari belajar, mengerjakan tugas-
tugas, latihan soal, membuat catatan, diskusi/belajar kelompok, sampai
berusaha memahami bagaimana seharusnya berkepribadian sebagai seorang
dokter, disamping selalu berdoa dan rajin beribadah. Karena kerja kerasnya itu
maka Ani selalu mendapat peringkat terbaik di sekolahnya. Apabila kita
perhatikan contoh diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa karena
keinginan yang kuat ANI dapat memotivasi dirinya dalam belajar.
2. Roni mempunyai kegemaran main gitar. Ia ingin sekali memiliki gitar, tetapi
uang tabungannya belum cukup. Mengetahui hal tersebut orang tua Roni
mengatakan bahwa kalau ingin dibelikan gitar, nanti kalau naik kelas dan
nilainya dapat mencapai peringkat 5 besar. Mendengar kata-kata ayahnya, Roni
menjadi bertambah semangat belajarnya. Ia betul-betul belajar keras dan
berdoa agar dapat memenuhi harapan orang tuanya. Contoh diatas memberikan
gambaran bahwa semangat belajar Roni timbul karena faktor dari luar, yaitu
ingin mendapat gitar dan ingin memenuhi harapan orang tuanya.
3. Rudi adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adiknya masih kecil-kecil. Rudi
adalah harapan satu-satunya orang tuanya yang akan dapat membantu ekonomi
keluarga. Tapi sayangnya Rudi mempunyai pandangan yang berbeda dengan
orang tuanya. Sebagai anak yang mulai berangkat remaja, ia ingin ‘gaul’
seperti teman-temannya. Dengan dalih kebebasan, ia tidak segan-segan
membantah nasehat orang tuanya. Hampir setiap hari ia ‘nongkrong’ bersama
teman-temannya, kadang-kadang sampai larut malam, sehingga paginya malas
untuk masuk sekolah. Kalau sudah demikian itu ia terus bolos sekolah, juga
tidak pulang ke rumah, melainkan jalan-jalan kebeberapa tempat hiburan.
Suatu hari ditanya oleh guru pembimbing kenapa tidak masuk sekolah,
jawabnya sederhana yaitu “malas”.
Memperhatikan cerita tentang Rudi, timbul pertanyaan “kenapa Rudi
malas ?” Rudi malas karena pada dirinya tidak ada motivasi. Mengapa tidak
ada motivasi? Jawabnya adalah karena Rudi :
a. Tidak mempunyai tujuan/cita-cita yang jelas dan kuat.
b. Tidak memahami keinginan orang tuanya.
c. Tidak memahami bahwa hidup ini penuh kesulitan.
d. Tidak memahami aturan dan tata tertib sekolah.
e. Tidak memahami diri (tugas dan kewajiban sendiri)
Dari beberapa illustrasi diatas dapat diketahui bahwa motivasi sangat
diperlukan dalam mencapai suatu tujuan. Juga dapat diketahui bahwa motivasi
ada yang berasal dari dalam diri dan ada yang berasal dari luar diri. Motivasi
yang berasal dari dalam diri antara lain : adanya kemauan yang kuat, usaha
yang gigih, niat dan keyakinan yang kuat untuk mencapai apa yang yang
dicita-citakan, disertai doa dan ibadah yang rajin. Sedangkan motivasi yang
berasal dari luar diri, misalnya : untuk memenuhi harapan orang tua, ingin
mendapat hadiah.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
maupun luar diri siswa yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar tercapai.
Ciri-ciri siswa yang mempunyai Motivasi Belajar :
Tekun
Ulet
Minat yang tinggi
Mandiri
Bertanggung Jawab
Senang memecahkan soal-soal latihan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan motivasi
belajar adalah :
1. Setiap usaha belajar perlu ditetapkan niat dan tujuan yang jelas.
2. Merencanakan kegiatan belajar sebaik-baiknya.
3. Memahami setiap hambatan yang dihadapi dalam belajar.
4. Berdoa untuk keberhasilan.
5. Selalu mawas diri dan mengembangkan kesadaran untuk lebih memahami
diri. Semakin dalam pemahaman diri seseorang semakin besar semangat
yang akan muncul.
6. Mau menerima masukan dari orang lain.
7. Memahami norma-norma tentang belajar yang baik.
8. Mempunyai rencana masa depan
Motivasi harus selalu ada dan dipelihara, agar senantiasa hidup menggelora
didalam jiwa kita selamanya. Kalau kita kelihangan semangat, badan rasanya
lemah, malas, tidak bergairah, tidak berdaya, bahkan merasa tidak berharga.
Sungguh ini sangat merugikan. Jadi motivasi sangat diperlukan untuk
keberhasilan seseorang dalam belajar
Salah satu tujuan belajar di kelas agar kita dapat naik ke kelas berikutnya
sampai lulus. Untuk mencapai tujuan tersebut kita perlu usaha. Berharap
memperoleh hasil yang memuaskan adalah idaman setiap orang berusaha. Agar
kita memahami usaha-usaha apakah yang perlu dilakukan, perhatikan hal-hal
berikut ini :
Persyaratan akademis, meliputi :
Hasil ulangan yang diperoleh sudah tuntas/lulus
Kehadiran disekolah hendaknya sesuai dengan ketentuan.
Konsentrasi belajar baik di rumah maupun disekolah
Kesehatan fisik maupun mental yang menunjang kegiatan belajar.
Kelengkapan catatan pelajaran.
Mengerjakan tugas (PR) dengan baik
HIKMAH :
Belajar bukan berarti hanya sekolah,
belajar bukan berarti hanya membaca buku
tetapi juga Belajar dari setiap kejadian.
Batu sekeras apapun akan berlubang
jika ditetesi air terus menerus.
Oleh karenanya, mari kita sungguh-sungguh
dalam belajar.
Belajar dari apa yang bisa dilakukan,
agar hidup ke depan lebih baik.