Anda di halaman 1dari 9

Nama : Aprianto

NIM : 2121034

Tugas Farmakologi 16

A. Pendahuluan
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam tubuh. Obat adalah
senyawa atau campuran senyawa untuk mencegah, mengurangi gejala atau menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. Penentuan obat untuk pasien
adalah wewenang dari dokter, tetapi para perawat dituntut untuk turut bertanggung jawab dalam
pengelolaan obat tersebut mulai dari memesan obat sesuai order dokter, menyimpan dan meracik,
hingga memberikan obat kepada pasien, dan memastikan bahwa obat tersebut aman bagi pasien,
serta mengawasi akan terjadinya efek samping dari pemberian obat tersebut pada pasien. Perawat
harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah
tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan. Cara pemberian obat yang benar akan memberikan efek dan dampak yang
bagus dan efektif kepada proses penyembuhan penyakit. Pemberian obat yang tepat dan sesuai
dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat yang dilakukan di
tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas

B. Penggunaan Obat di Rumah Sakit


Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seluruh tenaga
kesehatan. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan.
Tanggung jawab pertama terhadap terapi obat yang benar adalah dokter dan apoteker yang menulis
dan yang memberi obat yang diresepkan itu. Tanggung jawab terakhir pemberian obat yang tepat
kepada pasien terletak pada perawat yang memberikan obat tersebut kepada pasien.
Berikut adalah peran masing-masing tenaga kesehatan dalam pemberian obat di sutau pelayanan
kesehatan. 1. Peran Dokter,
Dokter bertanggaung jawab atas diagnosis dan terapi dengan peran sebagai pemesan dengan
menulis resep. Obat harus dipesan dengan menulis resep, bila ragu tentang isi resep atau tidak
terbaca, baik oleh perawat maupun apoteker, penulis resep itu harus dihubungi untuk penjelasan. 2.
Peran Apoteker,
Apoteker bertanggung jawab atas pasokan dan distribusi obat. Selain itu apoteker bertanggung
jawab atas pembuatan sejumlah besar produk farmasi seperti larutan antiseptik, dan lain-lain.
Peran penting lainnya ialah sebagai narsumber informasi obat. Apoteker bekerja sebagai
konsultan spesialis untuk profesi kedokteran, dan memberi nasihat kepada staf keperawatan
dan profesi kesehatan lain mengenai semua aspek penggunaan obat, dan memberi konsultasi
kepada pasian tentang obatnya (bila diminta).
3. Peran Perawat,
Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling tahu tentang kebutuhan dan respons pasien
terhadap pengobatan, misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum
obat tertentu (bentuk kapsul). Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian
obat kepada pasien, sehingga perawat bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan
memastikan bahwa obat itu benar diminum. Faktor gangguan visual, pendengaran, intelektual,
atau motorik, yang mungkin membuat pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan. Obat
yang diberikan kepada pasien, adalah bagian integral dari rencana keperawatan yang tentunya
bergantung pada hasil pengkajian. Sehubungan dengan peran dan tanggung jawab perawat yang
besar dalam pemberian obat, maka perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman
yang memadai mengenai obat.

C. Hak – Hak Klien dalam Pemberian Obat


Beberapa hak klien dalam pemberian pengobatan antara lain :
1. Hak klien mengetahui alasan pemberian obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi (informed
concent), yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu
keputusan.
2. Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan dan adalah tanggung jawab perawat
untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil langkah- langkah yang
perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. Jika suatu pengobatan
ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab,
perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat
membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi
perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium, misalnya pada pemberian insulin atau
warfarin. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien
merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan
terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan
mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.

D. Hal-Hal yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Kolaborasi Pemberian Obat


Memberikan obat adalah salah satu tanggungjawab perawat. Kesalahan dalam penghitungan
dan pemberian obat seringkali terjadi terutama pada perawat yang kurang berpengalaman.
Kesalahan pemberian obat bisa mencakup beberapa faktor yaitu memberi obat yang salah,
mengubah terapi obat yang direncanakan, misalnya lupa memberi obat, memberi obat dua
sekaligus sebagai kompensasi, memberi obat yang benar pada waktu yang salah, atau memberi obat
yang benar pada rute yang salah. Jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan
harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior segera setelah
kesalahan itu diketahuinya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat bagi perawat, yaitu :
- Mengetahui kebijakan dan prosedur rumah sakit dalam hal pemberian obat.
- Memeriksa instruksi dokter.
- Mengetahui prinsip enam benar.
- Membaca masing masing label tiga kali.
- Menanyakan kepada pasien / keluarganya tentang ada tidaknya riwayat alergi terhadap obat-
obat tertentu.
- Jangan ada gangguan saat menyiapkan obat karena bisa mengakibatkan konsentrasi terganggu
dan akan menimbulkan kesalahan.
- Jangan berpendapat bahwa bagian farmasi selalu benar, lakukan pemeriksaan ulang terhadap
obat yang diterima dari farmasi.
- Jangan pernah memberikan obat yang tidak memiliki label / etiket.
- Bila masih ragu, jangan mencampur obat.
- jangan menuangkan kembali cairan ke dalam botol.
- Selalu memeriksa identitas pasien sebelum memberikan obat.
- Periksa ulang perhitungan obat.
- Kenali antidot, terutama bila memberikan obat-obat intravena.
- Kenali kerja, efek samping dan reaksi balik dari obat sebelum memberikan obat.
- Selalu mengetahui waktu pemberian yang diharuskan bila memberikan obat-obat intravena.
- Bila memastikan instruksi dokter, sebaiknya bicarakan hanya dengan dokter yang menuliskan
obat tersebut.

E. Kesalahan Pemberian Obat


Pemberian obat terhadap klien yang dilakukan oleh perawat dibutuhkan pengetahuan dan
kemampuan sebagai fungsi unik yang harus dimiliki oleh perawat. Kesalahan pemberian obat adalah
suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang masih berada dalam pengawasan dan tanggung
jawab profesi kesehatan, yang seharusnya dapat dicegah. Berbagai macam Kesalahan pemberian
obat antara lain memberi obat yang salah, memberi obat yang benar pada waktu yang salah atau
memberi obat yang benar pada rute yang salah. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika
mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien.Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab
pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia
(DOI), Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus
dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan,
kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau reaksi yang merugikan dari
pengobatan.

Tabel 1.1 : Jenis-jenis kesalahan pemberian obat (medication error) (berdasarkan alur jenis
pengobatan),
no Tipe Medication Error Keterangan
1 Unauthorized drug Obat yang terlanjur diserahkan kepada pasien padahal diresepkan bukan
oleh dokter yang berwenang
2 Inmproper dose/quantity Dosis, strength atau jumlah obat yang tidak sesuai dengan yang dimaksud
dalam resep
3 Wrong dose Penyiapan/ formulasi atau pencampuran obat yang tidak sesuai
preparation method
4 Wrong dose form Obat yang diresepkan dalam dosis dan cara pemberian yang tidak sesuai
dengan yang diperintahkan di dalam resep
5 Wrong patient Obat diserahkan atau diberikan pada pasien yang keliru yang tidak sesuai
dengan yang tertera diresep
6 Omission error Gagal dalam memberikan dosis sesuai permintaan, mengabaikan
penolakan pasien atau keputusan klinik yang mengisyaratkan untuk tidak
diberikan obat yang bersangkutan
7 Extra dose Memberikan duplikasi obat pada waktu yang berbeda
8 Prescribing error Obat diresepkan secara keliru atau perintah diberikan secara lisan atau
diresepkan oleh dokter yang tidak berkompeten
9 Wrong administration Menggunakan cara pemberian yang keliru termasuk misalnya menyiapkan
technique dengan teknik yang tidak dibenarkan (misalkan obat im diberikan secara iv)

10 Wrong time Obat diberikan tidak sesuai dengan jadwal pemberian atau diluar jadwal
yang ditetapkan
Sumber: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan RI Tahun 2008.
Faktor Penyebab Kesalahan Pemberian Obat
- Kurang menginterpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan. Perawat bertanggung
jawab untuk melakukan interpretasi yang tepat terhadap order obat yang diberikan. Saat orde
obat yang dituliskan tidak dapat dibaca,maka dapat terjadi kesalahan interpretasi terhadap order
obat yang akan diberikan.
- Kurang tepat dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan. Dosis merupakan faktor
penting, baik kekurangan atau kelebihan obat dapat menyebabkan dan bisa membehayakan,
sehingga perhitungan dosis yang kurang tepat dapat membayakan klien.
- Kurang tepat mengetahui dan memahami prinsip enam benar. Dalam memberikan
pengobatan,kita sebagai perawat sering melakukan kesalahan yang fatal, hal tersebut bisa terjadi
apabila kita kurang mengetahui dan memahami prinsip enam benar yang tepat.

Mencegah Kesalahan Pemberian Obat


Perawat memainkan peran yang sangat penting dalam lingkaran esensial pencegahan kesalahan
pengobatan. Strategi pencegahan dalam kesalahan pemberian obat meliputi standarisasi dan
penyederhanaan prosedur pengobatan.
Tabel 1.2 Cara mencegah kesalahan pemberian obat
no Tipe Medication Error Keterangan
1 Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak, warna, dan bentuk yang sama
2 Pertanyakan pemberian Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu
banyak tablet atau vial untuk vial dosis tunggal. Interpretasi yang sa;ah terhadap program obat dapat
dosis tunggal mengakibatkan pemberian dosis tinggi berlebihan.
3 Waspadai obat-obatan Banyak nama obat terdengat sama (mis. Digoksin, Keflex dan Keflin,
bernama sama Orinase dan Orinade
4 Cermati angka di belakang Beberapa obat tersedia dalam beberapa jumlah yang merupakan
koma perkalian satu sama lain (contoh, tablet Coumadin dalam tablet 2,5 dan
25 mg, Thorazine dalam spansules (sejenis kapsul) 30 dan 300 mg.
5 Pertanyakan peningkatan dosis Kebanyakan dosis diprogramkan secara secara bertahap supaya dokter
yang tiba-tiba dan berlebihan dapat memantau efek terapeutik dan responsnya.
6 Ketika suatu obat baru atau Jika dokter juga tidak lazim dengan obat tersebut maka risiko pemberian
yang tidak lazim diprogramkan, dosis yang tidak akurat menjadi lebih besar.
konsultasikan kepada
sumbernya.
7 Jangan beri obat yang Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak resmi
diprogramkan dengan nam untuk obat yang sering diprogramkan. Apabila perawat atau ahli farmasi
pendek atau singkatan tidak tidak mengenal nama tersebut, obat yang diberikan atau dikeluarkan
resmi bisa salah.
8 Jangan berupaya menguraikan Apabila ragu, tanyakan dokter. Kesempatan terjadinya salah interpretasi
dan mengartikan tulisan yang besar, kecuali jika perawat mempertanyakan program yang sulit dibaca.
tidak dapat dibaca
9 Kenali klien yang memeiliki Seringkali, satu atau dua orang pasien memiliki nama akhir yang sama
nama akhir sama. Juga, minta atau mirip. Label khusus pada kardeks atau buku obat dapat memberi
pasien menyebutkan nama peringatan tentang masalah yang potensial.
lengkapnya. Cermati nama
yang tertera pada tanda
pengenal.
10 Cermati ekuivalen Saat tergesa-gesa, salah membaca ekuivalen mdah terjadi (contoh, dibaca
milligram, padahal milliliter).
Sumber: Potter & Perry, 2005

Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ?


- Segera mengakui kesalahan
- Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait kepada dokter dan manajer keperawatan.
- Dokter dapat memutuskan untuk menetralkan efek kesalahan dengan memberikan sebuah
antidot ketika obat yang diberikan salah, menunda pemberian obat apabila obat bila obat
sebelumnya diberikan terlalu dini, atau memantau efek obat ketika sebuah obat diberikan dalam
dosis yang tinggi yang tidak lazim.
- Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan & tindakan pencegahan guna
mencegah terulangnya kesalahanyg sama / kesalahan lainnya.
- Dokumentasikan dengan benar pada form khusus kekeliruan memberikan
obat
(penjelasan kesalahan & langkah yang sudah diambil untuk mengatasinya)

F. Masalah dalam pemberian obat


Ada banyak masalah dalam pemberian obat antara lain adalah :
1. Menolak pemberian obat
Jika pasien menolak pemberian obat, intervensi keperawatan pertama yang dapat dilakukan
adalah dengan menanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut. Kemudian, jelaskan kembali
kepada pasien alasan pemberian obat. Jika pasien terus menolak sebaiknya tunda pengobatan,
kolaborasi dengan dokter dan catat dalam pelaporan.
2. Integritas kulit terganggu
Untuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, lakukan penundaan dalam pengobatan,
kemudian kolaborasi ke dokter dan catat ke dalam laporan.
3. Disorientasi dan bingung
Masalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat dengan cara melakukan penundaan
pengobatan. Jika pasien ragu, kolaborasi dengan dokter dan catat ke dalam pelaporan.
4. Menelan obat bukal atau sublingual
Sebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien menelan obat bukal atau sublingual,
maka sebaiknya dilaporkan kejadian tersebut kepada dokter, untuk selanjutnya dokter yang akan
melakukan intervensi.
5. Alergi kulit
Apabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien, keluarkan sebanyak mungkin
pengobatan yang telah diberikan, kolaborasi dengan dokter, dan catat dalam pelaporan.

G. Implikasi keperawatan dalam pemberian obat


Komponen uama dalam penyelesaian masalah dalam keperawatan adalah menggunakan
proses keperawatan, demikian pula alam proses pemberian obat yang meruakan peran dependent
perawat maka perawat menggunakan metode pendekatan proses keperawatan yang berbentuk
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Langkah pertama dari proses keperawatan adalah mengumpulkan data tentang pasien secara
terorganisasi dan sistematis. Terapi obat adalah bagian pelayanan kesehatan yang kompleks dan
penting dan prinsip terapi obat tersebut harus dimasukkan ke dalam rehcana pengkajian setiap
pasien. Dua area utama yang perlu dikaji adalah riwayat pasien (penyakit di masa lalu dan
masalah saat ini) dan status fisiknya. a. Riwayat Masa Lalu
Pengalaman dan penyakit pasien di masa lalu dapat memengaruhi efek obat.
-Penyakit Kronis. Adanya penyakit tertentu (mis., penyakit ginjal, penyakit jantung, diabetes,
penyakit paru kronis) dapat menjadi kontraindikasi penggunaan sebuah obat atau dengan
adanya penyakit ini mungkin diperlukan perhatian ekstra ketika memberikan obat atau
dosis obat perlu disesuaikan.
-Penggunaan Obat. Obat resep, obat bebas, obat jalanan, nikotin, alkohol, terapi altematif,
dan kafein mungkin memiliki dampak terhadap efek obat. Pasien sering lalai menyebutkan
obat bebas atau terapi alternatif, tidak menganggap itu sebagai obat atau tidak mau
mengakui penggunaannya kepada tenaga kesehatan. Pasien harus ditanyakan secara
spesifik tentang penggunaan obat bebas atau terapi alternatif.
-Alergi. Pemajanan sebelumnya terhadap obat atau alergen lain dapat mencetuskan reaksi di
masa yang akan datang atau perlunya perhatian lebih ketika menggunakan obat, makanan,
atau produk hewan. Penting untuk menggambarkan reaksi alergi tertentu ketika mencatat
alergi obat. Pada beberapa kasus, reaksi tersebut bukan reaksi alergi melainkan efek aktual
dari obat tersebut.
-Tingkat Pendidikan. lnformasi ini membantu perawat menentukan tingkat penjelasan yang
diperlukan dan menjadi dasar pembuatan program penyuluhan pasien.
-Tingkat Pemahaman Penyakit dan Terapi. Informasi ini juga membantu pembuatan
informasi penyuluhan.
-Dukungan Sosial. Pasien dipulangkan lebih awal daripada sebelumnya, dan sering kali
mereka perlu bantuan di rumah untuk perawatannya dan terapi obat. Aspek utama dari
rencana pemulangan adalah penentuan dukungan apa saja, jika ada, yang tersedia bagi
pasien di rumah. Pada banyak situasi, hal itu juga melibatkan rujukan ke sumber daya
komunitas yang tepat.
-Dukungan Finansial. Biaya pelayanan kesehatan yang tinggi secara umum dan pengobatan
secara khusus, harus dipertimbangkan ketika memulai terapi obat. Pada beberapa situasi,
obat yang lebih murah dapat digunakan untuk menggantikan obat yang lebih mahal. Karena
keterbatasan finansial, pasien tidak dapat mengikuti program pengobatan yang diresepkan.
Pada kasus semacam itu, perawat dapat merujuk pasien ke sumber daya yang tepat yang
dapat memberikan bantuan finansial.
-Pola Layanan Kesehatan. Dengan mengetahui bagaimana klien mencari layanan kesehatan
merupakan informasi yang berguna bagi perawat untuk dimasukkan ke dalam rencana
penyuluhan. Apakah pasien ini secara rutin mencari perawatan lanjutan, atau apakah ia
menunggu sampai terjadi situasi gawat-darurat? Apakah pasien cenderung mengobati
sendiri keluhan yang dirasakanny?, atau apakah setiap masalah yang dialaminya di bawa ke
tenaga kesehatan?
b. Status fisik
-Berat badan. Berat badan pasien membantu menentukan apakah dosis obat yang
dianjurkan cocok atau tidak. Dosis yang dianjurkan biasanya ditentukan berdasarkan berat
-Usia. Pasien yang berada di ujung usia yang ekstrem. anak- anak dan lansia-sering
membutuhkan penyesuaian dosis berdasarkan tingkat fungsi hati dan ginjal serta
responsivitas organ-organ lain
Dengan mengkaji faktor-faktor ini sebelum terapi dimulai dapat memberikan itrformasi dasar
yang dapat dibandingkan dengan pengrik kajian berikutnya untuk menentukan efek terapi obat.

2. Diagnosa keperawatan
Setelah data terkumpul, perawat harus menyusun dan menganalisis informasi tersebut untuk
membuat diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan sederhana
tentang status pasien dari sudut pandang keperawatan. Pernyataan ini mengarahkan intervensi
keperawatan yang tepat.
3. lntervensi
Pengkajian dan diagnosis situasi pasien mengarahkan intervensi keperawatan yang khusus. Tiga
jenis intervensi pemberian terapi obat adalah : pemberian obat, pemberian tindakan rasa
nyaman, dan penyuluhan pasien/keluarga. a. Pemberian Obat yang Tepat
Ada tujuh hal yang harus dipertimbangkan dalam memberikan obat secara aman dan efektif:
1) Obat: Kenali bahwa praktik keperawatan standar terdiri atas memastikan obat yang
diberikan sudah benar jenis obat dan dosisnya, dan diberikan pada waktu yang benar serta
untuk pasien yang benar.
2) Penyimpanan: Waspadai bahwa beberapa obat memerlukan lingkungan penyimpanan yang
khusus (mis., kulkas, tempat yang terlindung dari cahaya).
3) Rute: Tentukan rute pemberian yang terbaik; hal ini sering ditentukan oleh formulasi obat.
Perawat sering kali harus memodifikasi rute tersebut agar menjadi metode yang sangat
efektifdan nyaman untuk pasien berdasarkan situasi spesifik yang dialami pasien. Ketika
menggunakan rute yang telah ditentukan, cek metode yang paling tepat untuk
memberikan obat melalui rute tersebut.
4) Dosis: Hitung dosis obat dengan tepat, berdasarkan sediaan obat yang tersedia, berat
badan atau area permukaan tubuh pasien, atau fungsi ginjal pasien.
5) Persiapan' Kenali persiapan khusus yang diperlukan sebelum memberikan obat apapun.
Sebagai contoh, obat oral mungkin perlu dikocok atau digerus. Obat parenteral mungkin
perlu diencerkan atau dilarutkan dengan pelarut tertentu. Obat topikal mungkin
memerlukan penanganan khusus, seperti penggunaan sarung tangan selama pemberian
atau mencukur area tubuh sebelum pengotesan obat.
6) Penjadwalau Kenali bahwa pemberian satu obat perlu dikoordinasikan dengan pemberian
obat lain, makanan, atau parameter fisik. Sebagai tenaga kesehatan yang paling sering
terlibat dalam pemberian obat, perawdt harus waspada agar tidak mencampur aduk semua
faktor-faktor tersebut, dan juga memberikan penyuluhan kepada pasien agar pasien
mampu melakukannya sendiri.
7) Pencatatan; Setelah mengkaji pasien, membuat diagnosis keperawatan yang tepat, dan
memberikan obat . yang benar, melalui rute yang benar, dengan dosis yang benar, dan
waktu yang benar, dokumentasikan informasi-informasi tersebut sesuai dengan
persyaratan setempat mengenai pencatatan pemberian obat.

b. pemberian tindakan rasa nyaman


1) Tindakan yang memberikan rasa nyaman atau rasa aman khusus: Ajarkan kepada pasien
tentang cara mengatasi efek merugikan yang diperkirakan dapat terjadi guna mengurangi
ansietas dan menghindari ketidakpatuhan terhadap terapi obat, Ajarkan juga kepada
pasien tentang pentingnya melakukan uji lanjutan atau evaluasi.
2) Tindakan yang memberikan rasa aman: Instruksikan semua pasien untuk menyimpan
semua obat di luar jangkauan anak-anak. Ingatkan semua pasien untuk memberi tahu
tenaga kesehatan yang dijumpai di klinik tentang obat-obatan yang mereka minum, Hal ini
dapat mencegah interaksi obat-obat dan kekeliruan diagnosis berdasarkan efek obat.
3) Hal-hal spesifik tentang tolesisitas obat: Berikan kepada pasien tanda-tanda toksisitas obat
yang harus diwaspaiai. Anjurkan pasien untuk memberi tahu dokternya jika salah satu
tanda-tanda itu terjadi
4) Peringatan khusus tentang penghentian obat: Beberapa obat memiliki ambang
keselamatan yang kecil dan obat dengan efek sistemik tertentu tidak dapat dihentikan
secara mendadak. Beri tahu pasien yang mendapat obat-obat tersebut tentang masalah ini
dan anjurkan mereka untuk segera memberi tahu dokter jika mereka tidak bisa
mendapatkan obat tersebut karena alasan apapun (mis., penyakit, masalah keuangan)'
c. Penyuluhan obat bagi Perawat kepada Pasien atau Keluarga
Kepatuhan terjadi bila aturan pemakaian obat serta pemberiannya sesuai dengan yang
diresepkan di rumah sakit. Jika terapi ini akan dilanjutkan sewaktu pasien pulang, penting
agar pasien mengerti dan dapat meneruskan terapi itu dengan benar tanpa pengawasan. Ini
biasanya terjadi pada penyakit-penyakit menahun, seperti asma, artritis rematoid, hipertensi,
TB Paru, diabetes melitus, dan lain-lain. Terapi obat yang efektif dan aman hanya dapat
dicapai bila pasien mengetahui seluk beluk pengobatan serta kegunaanya. Untuk itu sebelum
pasien pulang ke rumah, perawat perlu memberikan Penyuluhan kepada pasien dan keluarga.
Unsurunsur utama yang harus dimasukan dalam program penyuluhan adalah sebagai berikut:
1) Nama, dosis, dan cara keria obat: Banyak pasien menemui lebih dari satu tenaga
kesehatan; mengetahui informasi ini merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan
keamanan dan keefektifan terapi obat dan menghindari interaksi obat-obat. Secara spesifik
hal-hal penting yang perlu disampaikan oleh perawat adalah :
- Jumlah obat untuk dosis tunggal
- Jumlah total kali minum obat
- Waktu obat itu harus diminum (sebelum atau sesudah makan) - Untuk berapa hari
obat itu harus diminum.
- Apakah harus sampai habis atau berhenti setelah keluhan menghilang
- Kenali jika ada efek samping atau alergi obat dan cara mengatasinya
- Jangan mengoperasikan mesin yang rumit atau mengendarai kendaraan bermotor pada
terapi obat tertentu misalnya sedatif, antihistamin.
- Setelah obat habis apakah perlu kontrol ulang atau tidak
2) Waktu Pemberian: Ajarkan kepada pasien kapan waktu minum obat, terkait dengan
frekuensi, obat lain, dan makan.
3) Petuniuk persiapan dan penyimpanan khusus: Beberapa obat memerlukan prosedur
penanganan khusus; beri tahu pasien bagaimana cara melakukan prosedur tersebut, cara
penyimpanan obat, perlu lemari es atau tidak
4) Obat bebas, atau terapi alternatif tertentu yang perlu dihindari: Banyak pasien yang tidak
menganggap obat bebas atau herbal atau terapi alternatif sebagai obat yang nyata dan
jika kurang hati-hati dapat meminumnya bersama dengan obat resep, menyebabkan
interaksi obat-obat yang tidak diinginkan atau bahkan berbahaya. Cegah situasi tersebut
dengan menjelaskan obat atau terapi apa saja yang harus dihindari.

Mengapa Pasien Tidak Patuh dalam Meminum obatnya, banyak alasan yang dapat dijadikan
pertimbangan supaya program KIE perawat tepat, antara lain adalah :
1) Pasien kurang paham pasien tujuan pengobatan itu, mungkin pasien tidak mengerti
tentang pentingnya mengikuti aturan pengobatan yang ditetapkan sehubungan dengan
prognosisnya.
2) Sukarnya memperoleh obat tersebut di luar rumah sakit.
3) Mahalnya harga obat.
4) Kurangnya kepedulian dan perhatian keluarga yang mungkin bertanggungjawab atas
pemberian obat itu kepada pasien.

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian dari proses kontinu asuhan pasien yang dapat menimbulkan
perubahan-perubahan pada pengkajian, diagnosis, dan intervensi. Pasien secara terus-menerus
dievaluasi guna melihat respons terapeutik, adanya efek obat yang merugikan, dan adanya
interaksi obat-obat. Keefektifan intervensi keperawatan dan program penyuluhan juga harus
dievaluasi.

Anda mungkin juga menyukai