Digitalisasi Televisi
Digitalisasi Televisi
DIGITALISASI TELEVISI
Persoalan migrasi ke televisi digital tetap harus tidak hanya memperhatikan dari
aspek tehnis saja, melainkan juga harus memperhatikan persoalan sosial dan politis juga
yang menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan. Kebijakan pemerintah
mengenai perpindahan atau migrasi ke tv digital pada dasarnya tidak semua disetujui
oleh kalangan masyarakat ataupun lembaga pertelevisian tertentu. Dampak positif dari
migrasi tersebut memang tidak perlu diragukan lagi, namun dampak negatif dalam
persiapan ke arah migrasi tersebut pun tidak sedikit. Migrasi ke tv digital menyebabkan
beberapa lembaga pertelevisian merasa dirugikan. Tentu saja demikian, karena dalam
kondisi saat ini dimana tv analog harus tetap berjalan, sementara merekapun harus
mengeluarkan dana lebih untuk persiapan perpindahan ke tv digital yang memerlukan
dana jauh lebih besar dari analog.
Begitu pula yang terjadi pada masyarakat, untuk dapat menikmati program-
program tv digital, mereka harus membeli set top box atau bahkan mengganti tv analog
mereka menjadi tv digital yang tentunya dengan harga relatif mahal. Kebijakan ini pada
dasarnya sudah muncul pada tahun 2007, namun belum dapat terealisasikan karena
pemerintah harus menyesuaikan kepada prinsip diversity of content and diversity of
ownership yang memang harus dipenuhi. Berdasarkan penjelasan sebelumnya,
sepertinya pemerintah sudah yakin dengan telah ditetapkan Peraturan Menteri Kominfo
No.5/PER/M.KOMINFO/2/2012 dan disusul pengesahan kepmen no.95 tahun 2012
pada tanggal 2 februari 2012.
Peraturan menteri saja. Selain itu karena dalam undang – undang nomor 32
tahun 2002 tentang penyiaran belum terdapat pasal yang mengenal kata multiplexer
ataupun peraturanya. Begitu juga pada penyerahan pihak penyelenggaraan yang diatur
dalam kepmen no.95 tahun 2012 pada lembaga penyiaran swasta. LPS sebagai pihak
penyelenggara memang memiliki kesiapan dan infrastruktur yang lebih baik saat ini,
namun meskipun menkominfo berusaha menjamin tidak terjadinya monopoli, tetap saja
tidak akan bisa terjamin hal tersebut tidak dapat terjadi. Contohnya seperti saat ini di
Indonesia, banyak sekali terjadi monopoli dalam dunia pertelevisian yang telah di
lakukan oleh pihak swasta. Sehingga seharusnya pemerintah, khususnya menkominfo
mempertimbangkan kembali dengan memberikan hak penyelenggara pada KPI ataupun
BUMN yang terkait.