Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Pembahasan Materi:

4. Perbedaan Individu dalam Proses Belajar Mengajar Perkembangan Kognitif


dan Emosional Siswa)
5. Perbedaan Individu dalam Proses Belajar Mengajar (Kepribadian Siswa)
6. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

OLEH:

(23000)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
4. Perbedaan Individu dalam Proses Belajar Mengajar Perkembangan Kognitif dan
Emosional Siswa)

Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan secara umum


disebabkan oleh dua faktor, yakni factor bawaan dan faktor lingkungan. Factor bawaan
merupakan factor biologis yang diturunkan melalui pewaris genetik oleh orang tua. Factor
lingkungan yang menyebabkan terjadinya perbedaan individual diantaranya sstatus social
ekonomi orang tua, budaya, dan urutan kelahiran.

Perbedaan-perbedaan yang tampak diantaranya adalah perbedaan jenis kelamin dan


gender, perbedaan kemampuan, perbedaan kepribadian, serta perbedaan gaya belajar,
perbedaan tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap proses-proses pembelajaran.
Perbedaan individu diantara anak didik merupakan hal yang tidak mungkin dihindari, karena
hamper tidak ada kesamaan yang dimiliki oleh manusia kecuali perbedaan itu sendiri. Sejauh
mana individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-
kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut. Setiap orang, apakah ia seorang anak atau
seorang dewasa, dan apakah ia berada didalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut
individu. Individu menunjukan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau
perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan. Ciri
dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan
individu atau perbedaan individual. Maka “perbedaan” dalam “perbedaan individu” menurut
landgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun
psikologis. Dilingkungan pendidikan, ditemukan perbedaan individual anak didik cukup
banyak, yang semuanya merupakan ciri kepribadian anak didik sebagai individu. Suharsimi
arikunto (1986) melihat kepribadian anak didik itu mencakup aspek jasmani,agama,
intelektual, social,etika, dan estetika

Proses belajar mengajar melibatkan berbagai faktor, dan perbedaan individu dalam hal
perkembangan kognitif dan emosional siswa dapat memengaruhi cara mereka belajar dan
merespons pengajaran. Berikut adalah beberapa perbedaan antara dua kelompok utama, yaitu
perkembangan kognitif dan emosional siswa:

1. Perkembangan Kognitif Siswa:

a. Kemampuan Kognitif:
- Perbedaan Intelegensia: Siswa dapat memiliki tingkat intelegensia yang berbeda,
memengaruhi kemampuan mereka untuk memahami dan memproses informasi.

- Gaya Belajar: Setiap siswa dapat memiliki gaya belajar yang berbeda, seperti visual,
auditorial, atau kinestetik.

b. Tingkat Pemikiran:

- Pemikiran Abstrak: Perbedaan dalam kemampuan siswa untuk memahami dan


menggunakan pemikiran abstrak.

- Pemecahan Masalah: Kemampuan siswa untuk mengatasi masalah dan menerapkan


pengetahuan mereka secara praktis.

c. Tingkat Pengembangan Kognitif:

- Teori Piaget: Siswa dapat berada pada tahap perkembangan kognitif yang berbeda
berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget.

2. Perkembangan Emosional Siswa:

a. Kemampuan Sosial dan Empati:

- Kemampuan Berinteraksi: Siswa mungkin memiliki kemampuan sosial yang berbeda,


memengaruhi interaksi mereka dengan teman sekelas dan guru.

- Empati: Perbedaan dalam kemampuan siswa untuk memahami dan merespons perasaan
orang lain.

b. Kendali Emosi:

- Kemampuan Mengelola Stres: Siswa dapat memiliki toleransi stres yang berbeda dan
kemampuan untuk mengelola emosi mereka.

c. Motivasi dan Minat:

- Sumber Motivasi: Perbedaan dalam apa yang memotivasi siswa untuk belajar dan
berkembang.

- Minat pada Pembelajaran: Tingkat minat siswa terhadap materi pelajaran dapat
bervariasi.

d. Tingkat Kematangan Emosional:


- Teori Erikson: Siswa mungkin berada pada tahap perkembangan emosional yang berbeda
berdasarkan teori tahapan perkembangan psikososial Erikson.

Implikasi dalam Proses Belajar Mengajar:

Diferensiasi Instruksional: Guru perlu mengidentifikasi perbedaan individu dalam kelas dan
menyusun strategi instruksional yang memenuhi kebutuhan siswa.

Pendekatan Pembelajaran yang Beragam: Menggunakan berbagai metode pengajaran


untuk memfasilitasi gaya belajar yang berbeda.

Pemberian Dukungan Emosional: Menciptakan lingkungan yang mendukung


perkembangan emosional siswa dan memberikan dukungan ketika diperlukan.

Penting bagi pendidik untuk memahami perbedaan ini agar mereka dapat menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan kognitif dan emosional
setiap siswa.

5. Perbedaan Individu dalam Proses Belajar Mengajar (Kepribadian Siswa)


Setiap individu adalah unik dan memiliki perbedaan baik dari sifat, karakter dan
kecerdasan. Tidak ada dua individu yang sama persis dan tiap individu pasti berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan pada individu merupakan karunia Allah SWT yang
karena ada perbedaan tersebut dapat menghasilkan karakter dan kecerdasaan yang luar biasa
pada setiap individu. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan memiliki bentuk keunikan
dan ciri khas manusia itu sendiri, ini biasa disebut dengan perbedaan individu. (Aisyah,
2015). Banyak yang membedakan antara manusia itu sendiri diantaranya perbedaan pada
kemampuan dan karakteristik seperti kognisi, kepribadian, keterampilan dan fisik. (Rohmah,
2010), dengan adanya perbedaan tersebut kita dapat beradaptasi dan melakukan praktek
dengan melihat perbedaan individu pada siswa. (Mudlofir, 2021) Siswa merupakan individu
yang sedang masa pertumbuhan dan perkembangan. Di samping mereka mempunyai
kesamaan, tentu juga mempunyai sifat yang khas yang dimilki oleh diri pribadi mereka
masing-masing. Komponen utama terbentuknya keunikan individu dengan timbulnya
perbedaan individu dapat diperoleh dari factor pembawaan dan lingkungan tempat mereka
tinggal. Pembawaan dan lingkungan tempat mereka tinggal juga akan mempengaruhi
perbedaan individu (Mulyadi, 2010) Masalah yang sering kita jumpai di sekolah tentang
perbedaan individu yaitu ada siswa yang lambat belajar dan ada siswa yang cepat dalam
belajar, ada siswa yang cerdas, ada siswa yang berbakat. Hal ini dapat mempengaruhi dalam
metode pembelajran, bahan pelajaran dan alat-alat mengajar. Inti dari tujuan pendidikan itu
sendiri adalah perkembangan yang terjadi pada siswa secara optimal dan masalah pada
perbedaan individu perlu diperhatikan dalam pelayanan pendidikan di sekolah. Sekolah dapat
memberi bantuan kepada siswa yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan
perbedaan individiu tersebut. Perbedaan pada anak didik dilakukan dengan pendekatan dan
pembelajaran.

Masalah yang terjadi pada perbedaan individu dalam pendidikan biasanya


menjelaskan perbedaan yang berkaitan dengan siswa baik dalam berpikir, berperasaan dan
bertindak dalam satu kelas. Perbedaan pada individu menyangkut variasi yang terjadi pada
aspek fisik maupun psikologis. Perbedaan zaman menimbulkan perubahan dan kemajuan
dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: social, politik, ekonomi, industry dan
informasi. Akibatnya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya
pengangguran, penyesuaian diri, kesempatan kerja, masalah keluarga dan masalah pribadi.
Ada sebagian individu dapat mengatasi masalahnya dengan sempurna dan sebagian individu
lain masih perlu mendapatkan bantuan. Perbedaan individu mengacu pada perbedaan
kemampuan dan karakteristik antara siswa.

Sifat dan ciri mereka juga akan berbeda dengan yang lain. Hal ini menjelaskan bahwa
perbedaan individu dalam pendidikan berkaitan dengan perbedaan siswa dalam berpikir,
berperasaan dan bertindak dalam kelas. Perbedaan pada individu penting untuk dipahami
karena karakteristik mereka yang berbeda dapat menimbulkan masalah dalam pembelajran,
dari masalah tersebut guru dapat memahami perbedaan yang terdapat pada diri siswa yaitu
perbedaan kognitif, intelegensi, fisik dan lingkungan. (Syaiful, 2008) Dalam psikologi, teori
yang dikembangkan oleh Lindgren tentang perbedaan individu menyatakan bahwa perbedaan
individu menyangkut banyak perbedaan yang terjadi yaitu perbedaan dalam aspek fisik dan
psikologis.

Sedangkan teori Chaplin menyatakan perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat sehingga
dapat membedakan suatu individu dengan indivdiu yang lainnya. (Ellis, 2009) Penelitian
yang dilakukan oleh Lin Aprilia, Sutaryadi, Tutik Susilowati yang berjudul “Penanganan
perbedaan individu dalam proses pembelajaran stenografi” menjelaskan bahwa secara
kualitatif terdapatnya perbedaan pada masing-masing individu, dari data-data yang ditemukan
diperoleh ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu dalam proses
pembelajaran stenografi yaitu perbedaan latar belakang keluarga siswa, tingkat kecerdasan,
kesiapan belajar, persepsi dan minat siswa itu sendiri, untuk menangani masalah tersebut
guru diharapkan untuk melakukan metode penanggulangan dengan memberikan bantuan
bimbingan konseling kepada siswa tersebut. (Wahidah, 2019) Sebagai seorang pengajar yang
baik, guru tidak dapat meniadakan perbedaan-perbedaan dengan menganggap siswa semua
sama. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk menyikapi perbedaan setiap siswa, upaya
tersebut dapat berupa cara mengajar yang bervariatif. Meskipun banyak terdapat perbedaan
individu pada anak didik, para pendidik atau guru bisa mengatasi mereka dengan baik dan
sempurna dan kadang masih ditangani dalam proses bimbingan dan konseling di sekolah.
Untuk itu, maka penelitian ini menjelaskan tentang perbedaan individu dan beberapa tujuan
yang perlu dilakukan oleh guru dalam menangani perbedaan individu yang terjadi pada siswa
di sekolah.

6. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal (pada anak yang sehat), dalam perjalanan
waktu tertentu.

Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan.

Pertumbuhan pada umumnya dibatasi pada perubahan-perubahan struktural dan


fungsional dalam pembentukan seseorang secara jasmaniah mulai dari Janin (melalui periode
prenatal/dalam kandungan), postnatal (lahir) sampai pada kedewasaanya (Crow dan Crow).

Hasil dari pertumbuhan:

- Bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti : panjang (tinggi badan),


berat bedan, dan kekuatannya (tenaga).

Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan panjang,
dimana prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga dewasa.
b. Intelektual

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf dan fungsi
otak. Jadi, kemampuan intelektual (kemampuan berpikir) dipengaruhi oleh kematangan
otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.

c. Emosi

Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dapat berupa perasaan/pikiran yang
ditandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang (Surtono &
Hartono, 2008:149).

Ada 4 (empat) emosi dasar (basic Emotions) pada manusia, yaitu:

1) Senang (gembira).
2) Marah.
3) Takut.
4) Sedih.

Fungsi emosi pada perkembangan anak adalah :

a. Merupakan bentuk komunikasi.


b. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan
lingkungan sosialnya.
c. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
d. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu
kebiasaan.
e. Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat aktivitas motorik dan
mental anak.
d. Sosial
Setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan
manusia lainnya. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama,kemudian
bermasyarakat atau berkehidupan sosial.
e. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Pengertian bahasa sebagai alat
komunikasi diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran
kepada orang lain.

f. Bakat Khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang
individu (sejak lahir) yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan
itu dapat berkembang dengan baik.

g. Sikap, Nilai, dan Moral


Sikap adalah predisposisi (kecenderungan untuk menerima atau menolak
sesuatu berdasarkan pengalaman dan norma yang dimilikinya) emosional yang
dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek (Fishbein, 1975).
Stephen R. Covey mengemukakan 3 (tiga) teori determinisme untuk menjelaskan
sikap manusia, yaitu:
- Determinisme genetis (genetic determinism)
Berpandangan bahwa sikap individu diturunkan oleh sikap kakek-Neneknya.
- Determinisme psikis (psychic determinism)
Berpandangan bahwa sikap individu merupakan hasil pelakuan, pola asuh, atau
pendidikan orang tua yang diberikan kepada anaknya.
- Determinisme lingkungan (environmental determinism)
Berpandangan bahwa perkembangan sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan individu itu tinggal dan bagaimana lingkungan memperlakukan individu
tersebut.

Nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.

Spranger menggolongkan nilai ke dalam 6 (enam) jenis, yaitu:

1. Nilai agama (A)


2. Nilai teori atau nilai keilmuan (I)
3. Nilai sosial atau nilai solidaritas (Sd)
4. Nilai ekonomi (E)
5. Nilai seni (S)
6. Nilai politik atau nilai kuasa (K)

Moral adalah segala sesuatu yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima
(tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar). Moral berasal dari bahasa
Latin, yaitu Mores yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat istiadat, atau
kebiasaan. Kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupannya dalam kelompok sosial dan masyarakat. Moral merupakan standar
baik-buruk yang ditentukan bagi individu sebagai anggota kelompok sosial.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Faktor Nature
Menurut Edward L. Thorndike (1903) yang menyatakan bahwa dalam
pertumbuhan dan perkembangan manusia, faktor yang menentukan adalah hereditas
(keturunan). Jadi, lebih ditekankan pada faktor alamiah (nature),yaitu gen dan
karakteristik dasar (yang ada sejak lahir).
b. Faktor Nurture
John B. Watson (pada tahun 1925) menyatakan bahwa pengalaman mampu
menuliskan segala pesan pada ”lembaran putih”bersih sifat dasar manusia. Jadi, faktor
didikan/pola asuh (nurture) menekankan pada empricist (menitik beratkan pada proses
belajar dan pengalaman).
Hampir semua psikolog sekarang ini memahami bahwa: pembawaan hasil keturunan
(nature) dan lingkungan (nurture) selalu berinteraksi dan menghasilkan bukan hanya
sifat-sifat psikologis, namun juga sebagian besar ciri-ciri fisik. Jadi, interaksi tersebut
bekerja dalam dua arah.
Pertama, gen mempunyai dampak pada pengalaman kita.
Contoh: Seorang remaja yang memiliki sifat bawaan untuk melakukan tugas-tugas
sekolah, bila dibandingkan dengan anak-anak lain akan lebih besar kemungkinannya
untuk bergabung ke dalam tim cerdas cermat.
Kedua, pengalaman mempengaruhi gen. Pengalaman bisa berupa tekanan stres, pola
makan, emosi, dan perubahan hormon dapat mempengaruhi gen yang aktif maupun
yang tidak aktif.
- Pendidikan keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama adalah modal utama
bagi perkembangan anak ke depannya.
- Sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua yang formal berfungsi sebagai pusat
pendidikan untuk pembentukan pribadi anak dan mengembangkan potensi yang
ada pada anak.
- Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah
mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan
yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan sosial, serta berjenis-jenis
budayanya yang tidak dapat dilepaskan dari nilainilai sosial budaya yang
dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat.

Hukum-Hukum Perkembangan

a. Hukum cephalocoudal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan
fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian pada kepala tumbuh lebih dulu dari bagian
lain.

b. Hukum proximodistal

Hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik dan menurut hukum ini pertumbuhan
fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.

c. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus.


d. Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan.
Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu antara lain meliputi:
- Masa pra lahir, 0-9 bulan,10 hari
- Masa jabang bayi 0-2 minggu,
- Masa bayi 2 minggu-1 tahun,
- Masa anak pra sekolah 1-5 tahun,
- Masa sekolah 6-12 tahun,
- Masa remaja 13-21 tahun,
- Masa dewasa 21-65 tahun, dan
- Masa tua 65 ke atas

Anda mungkin juga menyukai