Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN

HULU SUNGAI UTARA


PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAMPIRAN
PERATURAN DESA
NOMOR 3 TAHUN 2022

PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA


KIPRAH HAUR GADING

NAMA DESA : HAUR GADING


KECAMATAN : HAUR GADING
KABUPATEN : HULU SUNGAI UTARA
PROVINSI : KALIMANTAN SELATAN
LAMPIRAN PERATURAN DESA HAUR GADING
NOMOR : 3 TAHUN 2022
Tanggal : 5 JULI 2022

ANGGARAN DASAR
BUMDESA KIPRAH HAUR GADING

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan berbagai pihak,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah lahir.
Undang-undang ini menegaskankedudukan BUMDesa sebagai badan hukum.
Dengan penguatan status ini, peran BUMDesa semakin penting sebagai
konsolidator produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan
masyarakat, inkubator usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan
berbagai fungsi lainnya. BUMDesa dapat menjadi penyumbang pendapatan asli
Desa di samping tetap memberikan manfaat bagi masyarakat.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa


perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Berdasarkan amanat tersebut, BUMDesa juga dilandasi oleh
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Wujud nyata dari kedua
semangat tersebut adalah Musyawarah Desa sebagai organ tertinggi dalam
pengambilan keputusan BUMDesa. Karenanya kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan akan tetap menjadi tujuan utama BUMDesa bukan hanya
kesejahteraan masing-masing individu.

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
(1) BUMDesa ini bernama BUMDesa Kiprah Haur Gading selanjutnya dalam
Anggaran Dasar ini disebut BUMDesa.
(2) BUMDesa Kiprah Haur Gading berkedudukan di Desa Haur Gading
Kecamatan Haur Gading, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN

Pasal 2
Maksud dan tujuan pendirian BUMDesa adalah:
a. Menjual Berbagai Macam Kerajinan Anyaman Purun;
b. Penyediaan Jasa dan Sewa Jukung;
c. Jasa Fotocopy dan Pengetikan Makalah, Jurnal serta Skripsi;
d. Peternakan Ayam Pedaging

BAB III

JENIS USAHA

Pasal 3
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas BUMDesa dapat:
a. Menjalankan usaha dalam bidang barang kerajinan (Kriya) yang
meliputi:
1. 47781 PERDAGANGAN ECERAN BARANG KERAJINAN DARI KAYU,
BAMBU, ROTAN, PANDAN, RUMPUT, DAN SEJENISNYA
Kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang
kerajinan dari kayu, bambu, rotan, pandan, rumput dan
sejenisnya, seperti patung, topeng, relief, ukiran nama, wayang,
pigura, kap lampu, bingkai, talam/baki, tas, keranjang, tikar,
topi/tudung, kerai, hiasan dinding dan keset. Termasuk kegiatan
galeri kesenian yang menjual barang kerajinan tersebut.
b. Menjalankan usaha dalam bidang jasa sewa jukung yang meliputi:
1. 77312 AKTIVITAS PENYEWAAN DAN SEWA GUNA USAHA TANPA
HAK OPSI ALAT TRANSPORTASI AIR
Kelompok ini mencakup kegiatan penyewaan dan sewa guna
usaha tanpa hak opsi (operational
leasing) alat transportasi air tanpa operatornya, seperti motor
boat, perahu, kapal dan sejenisnya

c. menjalankan Usaha dalam Peternakan Unggas yang meliputi:


1. 0146 Subgolongan ini mencakup : - Pembibitan dan budidaya
unggas, seperti ayam, itik, angsa, kalkun, unggas lainnya.

(2) BUMDesa memiliki Unit Usaha BUMDesa yang bergerak pada bidang
usaha:
a. Menjual Berbagai Macam Kerajinan Anyaman Purun;
b. Penyediaan Jasa dan Sewa Jukung;
c. Peternakan Ayam Pedaging

BAB IV
ORGANISASI BUMDESA

Bagian Kesatu
Musyawarah Desa

Pasal 4
(1) Musyawarah Desa diadakan di tempat kedudukan BUMDesa.
(2) Musyawarah Desa dapat dilaksanakan atas permintaan pelaksana
operasional, penasihat, dan/atau pengawas.
(3) Musyawarah Desa dilaksanakan dan dipimpin oleh BPD, dan difasilitasi
oleh Pemerintah Desa.

Pasal 5
Musyawarah Desa terdiri atas:
a. Musyawarah Desa tahunan dan
b. Musyawarah Desa khusus.

Pasal 6
(1) Dalam Musyawarah Desa tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
huruf a:
a. pelaksana operasional menyampaikan:
1. laporan tahunan yang telah ditelaah oleh pengawas dan penasihat
untuk mendapat persetujuan Musyawarah Desa dan
2. rancangan rencana program kerja untuk disahkan oleh
Musyawarah Desa menjadi rencana program kerja.
b. ditetapkan pembagian dan penggunaan hasil usaha, dalam hal
BUMDesa mempunyai saldo laba yang positif.
(2) Persetujuan laporan tahunan,dan pengesahan rencana program kerja oleh
Musyawarah Desa tahunan berarti memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung-jawab sepenuhnya kepada pelaksana operasional
atas pengurusan dan pengawasan pengawas dan penasihat atas tugas
kepenasihatan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh
tindakan tersebut tercermin dalam Laporan tahunan dan Laporan
Keuangan.
(3) Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas meminta BPD untuk
melaksanakan Musyawarah Desa tahunan paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender.
Pasal 7
(1) Musyawarah Desa khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b
dapat diselenggarakan sewaktu-waktu dalam keadaan mengharuskan
adanya keputusan segera yang wewenangnya berada pada Musyawarah
Desa.
(2) Musyawarah Desa khusus diusulkan oleh pelaksana operasional dan/atau
pengawas kepada penasihat.
(3) Penasihat meminta BPD untuk melaksanakan Musyawarah Desa khusus
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.

Pasal 8
(1) Musyawarah Desa dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh:
a. Kepala Desa;
b. BPD; dan
c. Unsur masyarakat yang terdiri atas:
1. penyerta modal;
2. perwakilan dusun atau rukun warga atau rukun tetangga; dan
3. perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan Usaha
BUMDesa/Unit Usaha BUMDesa.
(2) Keputusan Musyawarah Desa diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.

Pasal 9
Musyawarah Desa berwenang:
a. menetapkan pendirian BUMDesa;
b. menetapkan Anggaran Dasar BUMDesa dan perubahannya;
c. membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian, hak dan
kewajiban, serta kewenangan pihak penerima kuasa fungsi kepenasihatan;
d. mengangkat dan memberhentikan secara tetap pelaksana operasional
BUMDesa;
e. mengangkat pengawas;
f. mengangkat sekretaris dan bendahara BUMDesa;
g. memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh BUMDesa;
h. memberikan persetujuan atas rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional setelah ditelaah pengawas dan
penasihat;
i. memberikan persetujuan atas pinjaman BUMDesa dengan jumlah tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUMDesa;
j. memberikan persetujuan atas kerja sama BUMDesa dengan nilai, jumlah
investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu dengan pihak lain
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUMDesa;
k. menetapkan pembagian besaran laba bersih BUMDesa;
l. menetapkan tujuan penggunaan laba bersih BUMDesa;
m. memutuskan penugasan Desa kepada BUMDesa untuk melaksanakan
kegiatan tertentu;
n. memutuskan penutupan Unit Usaha BUMDesa;
o. menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil Usaha BUMDesa
dan/atau Unit Usaha BUMDesa yang diserahkan kepada Desa;
p. menerima laporan tahunan BUMDesa dan menyatakan pembebasan
tanggung jawab penasihat, pelaksana operasional, dan pengawas;
q. membahas dan memutuskan penutupan kerugian BUMDesa dengan aset
BUMDesa;
r. membahas dan memutuskan bentuk pertanggungjawaban yang harus
dilaksanakan oleh penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian BUMDesa yang diakibatkan oleh unsur
kesengajaan atau kelalaian;
s. memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara proses hukum dalam
hal penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas tidak
menunjukkan iktikad baik melaksanakan pertanggungjawaban;
t. memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional BUMDesa karena
keadaan tertentu;
u. menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh kewajiban dan
pembagian harta atau kekayaan hasil penghentian kegiatan usaha
BUMDesa;
v. meminta dan menerima pertanggungjawaban penyelesai; dan
w. memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor independen untuk
melakukan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan
dan/atau kelalaian dalam pengelolaan BUMDesa.

Bagian Kedua
Penasihat

Pasal 10
Penasihat dijabat secara rangkap oleh Kepala Desa yang Ahmad Syahid.

Pasal 11
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berwenang:
a. bersama pelaksana operasional dan pengawas, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUMDesa dan/atau perubahannya;
b. bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Desa;
c. menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana operasional sesuai
keputusan Musyawarah Desa;
d. dalam keadaan tertentu memberhentikan secara sementara pelaksana
operasional dan mengambil alih pelaksanaan operasional BUMDesa;
e. bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam
rangka perencanaan penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa
untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. melakukan telaah atas laporan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUMDesa
oleh pelaksana operasional dan laporan pengawasan oleh pengawas
sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa dalam laporan tahunan;
g. menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan tahunan BUMDesa
berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
h. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas pinjaman
BUMDesa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
Anggaran Dasar BUMDesa; dan
i. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas kerja sama
BUMDesa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama
tertentu dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar
BUMDesa.

Pasal 12
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 bertugas:
a. memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUMDesa;
b. menelaah rancangan rencana program kerja dan menetapkan rencana
program kerja BUMDesa berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
c. menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan organisasi
BUMDesa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
d. bersama pengawas, menelaah laporan semesteran atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUMDesa;
e. bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUMDesa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha dan organisasi
BUMDesa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan/atau keputusan Musyawarah Desa;
g. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUMDesa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa; dan
h. meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan
pengelolaan BUMDesa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa.

Pasal 13

Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berhak:


a. memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan fungsi
kepenasihatan; dan
b. memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. honorarium minimal Rp. 500.000 ( Lima Ratus ribu Rupiah ) dari
surplus dibagi setiap bulannya dan
2. tunjangan hari raya maksimal Rp. 1.000.000 ( Satu Juta rupiah )
berasal dari biaya lain-lain

Bagian Ketiga
Pelaksana Operasional

Pasal 14
BUMDesa diurus dan dipimpin oleh pelaksana operasional yang selanjutnya
disebut direktur yang diangkat oleh Musyawarah Desa. Direktur BUMDesa
atas Nama Noor Halimah, S.Pd

Pasal 15
(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 diangkat dari orang
perseorangan yang diusulkan oleh Kepala Desa, BPD, dan/atau unsur
masyarakat dalam Musyawarah Desa.
(2) Direktur dapat dibentuk melalui seleksi.
(3) Tata cara seleksi direktur diatur dalam Peraturan Kepala Desa.
(4) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. berdomisili dan bertempat tinggal di Desa Haur Gading.
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai Direktur);
c. memiliki dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas sebagai direktur;
d. berpendidikan minimal SMA atau sederajat;
e. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
f. tidak pernah dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
h. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
i. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
j. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerjasama; dan
k. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan
Direktur BUMDesa.
(5) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(6) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai Direktur.

Pasal 16
Direktur dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMDesa dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai direktur BUMDesa;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap;
f. Mengundurkan diri; dan
g. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai pelaksana operasional.

Pasal 17
Direktur berwenang:
a. bersama penasihat dan pengawas, membahas dan menyepakati Anggaran
Rumah Tangga BUMDesa dan/atau perubahannya;
b. mengambil keputusan terkait operasionalisasi Usaha BUMDesa yang sesuai
dengan garis kebijakan BUMDesa yang dinyatakan dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga dan keputusan Musyawarah Desa;
c. mengkoordinasikan pelaksanaan Usaha BUMDesa secara internal
organisasi maupun dengan pihak lain;
d. mengatur ketentuan mengenai ketenagakerjaan BUMDesa termasuk
penetapan gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya bagi pegawai BUMDesa;
e. mengangkat dan memberhentikan pegawai BUMDesa selain sekretaris dan
bendahara berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan;
f. melakukan pinjaman BUMDesa setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Desa atau penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar
BUMDesa;
g. melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan Usaha
BUMDesa setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa atau penasihat
sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar BUMDesa;
h. melaksanakan pembagian besaran laba bersih BUMDesa sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
i. melaksanakan tujuan penggunaan laba bersih BUMDesa sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
j. melaksanakan kegiatan tertentu yang ditugaskan oleh Musyawarah Desa;
k. bertindak sebagai penyelesai dalam Musyawarah Desa jika tidak menunjuk
penyelesai; dan
l. mengatur, mengurus, mengelola, melakukan segala tindakan dan/atau
perbuatan lainnya bagi kepentingan pengurusan BUMDesa mengenai
segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah Desa, dan/atau sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta mewakili
BUMDesa di dalam dan di luar pengadilan.

Pasal 18
Direktur bertugas:
a. menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan
BUMDesa untuk kepentingan BUMDesa dan sesuai dengan maksud dan
tujuan BUMDesa serta mewakili BUMDesa di dalam dan/atau di luar
pengadilan mengenai segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BUMDesa, keputusan
Musyawarah Desa dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menyusun dan melaksanakan rencana program kerja BUMDesa;
c. menyusun laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha BUMDesa
untuk diajukan kepada penasihat dan pengawas;
d. menyusun laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUMDesa
untuk diajukan kepada Musyawarah Desa setelah ditelaah oleh penasihat
dan pengawas;
e. atas permintaan penasihat, menjelaskan persoalan pengelolaan BUMDesa
kepada penasihat;
f. menjelaskan persoalan pengelolaan BUMDesa kepada Musyawarah Desa;
dan
g. bersama dengan penasihat dan pengawas, menyusun dan menyampaikan
analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka
perencanaan penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa untuk
diajukan kepada Musyawarah Desa.

Pasal 19
Direktur berhak:
a. mewakili BUMDesa didalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan
dalam segala kejadian;
b. mengangkat dan memberhentikan pegawai selain sekretaris dan
bendahara; dan
c. memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. gaji maksimal Rp. 1.000.000 ( Satu Juta Rupiah ) dari surplus dibagi
setiap bulannya dan
2. tunjangan hari raya maksimal Rp. 2.000.000 ( Dua Juta Rupiah )
berasal dari biaya lain-lain.

Bagian Keempat
Pengawas

Pasal 20
(1) Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang diusulkan oleh Kepala
Desa, BPD, dan/atau unsur masyarakat dalam Musyawarah Desa.
Pengawas BUMDesa atas Nama Muhammad Arif, S.Pd.I.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. berdomisili dan bertempat tinggal di Desa Haur Gading.
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai pengawas);
c. memiliki dedikasi untuk melaksanakan tugas sebagai pengawas;
d. berpendidikan minimal SMA atau sederajat;
e. tidak pernah dinyatakan pailit;
f. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
h. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenaiusaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum; dan
i. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerjasama.
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai pengawas.

Pasal 21
Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUMDesa dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai pengawas;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap;
f. mengundurkan diri; dan
g. tidak lagi memenuhi syarat sebagai pengawas.
Pasal 22

Pengawas berwenang:
a. bersama dengan penasihat, menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Desa;
b. bersama dengan penasihat dan pelaksana operasional, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUMDesa dan/atau perubahannya;
c. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas pinjaman
BUMDesa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
Anggaran Dasar BUMDesa;
d. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas kerja sama
BUMDesa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama
tertentu dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar
BUMDesa;
e. bersama dengan penasihat, menyusun dan menyampaikan analisis
keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka perencanaan
penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa kepada Musyawarah
Desa;
f. atas perintah Musyawarah Desa, melaksanakan dan melaporkan audit
investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau kelalaian
dalam pengelolaan BUMDesa yang berpotensi dapat merugikan BUMDesa;
dan
g. memeriksa pembukuan, dokumen, dan pelaksanaan Usaha BUMDesa.

Pasal 23
Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan BUMDesa oleh pelaksana operasional termasuk pengawasan
terhadap pelaksanaan program kerja, sesuai Anggaran Dasar, keputusan
Musyawarah Desa, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan BUMDesa;
c. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau pengawasan tahunan
kepada Musyawarah Desa;
d. melakukan telaah atas laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha
BUMDesa dari pelaksana operasional untuk di ajukan kepada penasihat;
e. bersama dengan penasihat, menelaah rencana program kerja yang
diajukan dari pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa;
f. bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan Usaha BUMDesa oleh pelaksana operasional
sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa;
g. bersama penasihat, menelaah laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUMDesa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa; dan
h. memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil pengawasan dalam
Musyawarah Desa.

Pasal 24
Pengawas berhak memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
a. honorarium maksimal Rp. 500.000 ( Lima Ratus Ribu Rupiah ) dari surplus
dibagi setiap bulannya dan
b. tunjangan hari raya maksimal Rp. 1.000.000 ( Satu Juta Rupiah ) berasal
dari biaya lain-lain.
BAB V

MODAL, ASET, DAN PINJAMAN

Bagian Kesatu
Modal

Pasal 25
(1) Penyertaan Modal awal BUM Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) tahun anggaran 2022 berjumlah
Rp. 30.000.000 (Tiga Puluh Juta Rupiah), dalam bentuk hibah alat/barang.

Bagian Kedua
Aset

Pasal 26
(1) Aset BUMDesa bersumber dari:
a. penyertaan modal;
b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
d. pinjaman; dan/atau
e. sumber lain yang sah.
(2) Perkembangan dan keberadaan Aset BUMDesa dilaporkan secara berkala
dalam laporan keuangan.

Pasal 27
(1) Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 26 ayat (1) huruf b dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau pihak lainnya.
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Aset BUMDesa.

Bagian Ketiga
Pinjaman

Pasal 28
(1) BUMDesa dapat melakukan pinjaman yang dilakukan dengan memenuhi
prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif, serta kehati-hatian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pinjaman BUMDesa dapat dilakukan kepada lembaga keuangan,
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber dana dalam negeri
lainnya dengan ketentuan:
a. pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau
pembentukan Unit Usaha BUMDesa;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok pinjaman, bunga,
dan biaya lain dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa
jabatan direktur;
c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 (dua) tahun
berturut-turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal; dan
e. aset Desa yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan diambil
manfaatnya oleh BUMDesa bersama, tidak dapat dijadikan jaminan
atau agunan.
BAB VI
KERJA SAMA

Pasal 29
(1) BUMDesa dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kerja sama usaha dan
b. kerja sama non-usaha.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling
menguntungkan dan melindungi kepentingan Desa dan masyarakat Desa
serta para pihak yang bekerja sama.
(4) Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) paling sedikit
meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dunia
usaha atau koperasi, lembaga non pemerintah, lembaga pendidikan dan
lembaga sosial budaya yang dimiliki warga negara atau badan hukum
Indonesia, dan BUMDesa lain.

Pasal 30
(1) Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf a
termasuk kerja sama usaha berupa kerja sama dengan pemerintah Desa
dalam bidang pemanfaatan aset Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengelolaan aset Desa.
(2) Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUMDesa
dilarang menjadikan atau meletakkan beban kewajiban atau prestasi apa
pun untuk pihak lain termasuk untuk penutupan resiko kerugian
dan/atau jaminan pinjaman atas aset Desa yang dikelola, didayagunakan,
dan diambil manfaat tertentu.

Pasal 31
(1) Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (1)
BUMDesa dapat melakukan kerja sama usaha dengan pihak lain berupa
kerja sama usaha termasuk namun tidak terbatas dalam bentuk
pengelolaan bersama sumber daya.
(2) Kerja sama usaha BUMDesa dengan pihak lain berupa pengelolaan
bersama sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setelah mempertimbangkan kedudukan hukum status kepemilikan
dan/atau penguasaan objek tersebut berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 32
(1) Bentuk kerja sama usaha:
a. Jasa;
b. Perdagangan;
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
(2) Bentuk kerja sama usaha:;
a. pertanian dan Perkebunan
b. Perikanan;
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;

Pasal 33
(3) Kerja sama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)
huruf b dilakukan dalam bentuk paling sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan; dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(4) Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan dewan
penasihat dan pengawas.
BAB VII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN DAN PEMANFAATAN HASIL USAHA

Pasal 36
(1) Hasil usaha BUMDesa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
kegiatan usaha dikurangi dengan pengeluaran biaya dalam 1 (satu) tahun
buku.
(2) Hasil usaha BUMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi atas:
a. pendapatan asli Desa sebesar 25% ( dua puluh lima per seratus),
diperuntukkan sebagian untuk dana sosial masyarakat;
b. biaya operasional BUMDesa sebesar 25% (dua puluh lima per seratus);
c. pengembangan Usaha atau laba ditahan sebesar 25% ( dua puluh lima
per seratus);
d. penasihat sebesar 5 % ( lima perseratus )
e. pengawas sebesar 10 % ( sepuluh perseratus )
f. biaya pendidikan dan pelatihan sebesar 5% ( lima perseratus ) dan
g. biaya Lain-lain sebesar 5% ( lima per seratus).

BAB VII
PENUTUP

Pasal 37
Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Desa Haur Gading


Pada tanggal : 05 Juli 2022
KEPALA DESA HAUR GADING

AHMAD SYAHID

SEKRETARIS DESA HAUR GADING

SURIYANSYAH, S.Sos

TAMBAHAN LEMBARAN DESA HAUR GADING NOMOR 3

Anda mungkin juga menyukai