Anda di halaman 1dari 13

LAMPIRAN PERATURAN DESA PATAKAHARJA

NOMOR :2
TANGGAL : 29 Desember 2021

ANGGARAN DASAR B UM DESA


MULYA RAHAYU

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan berbagai pihak,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja telah lahir. Undang-
undang ini menegaskan kedudukan BUM Desa sebagai badan hukum. Dengan
penguatan status ini, peran BUM Desa semakin penting sebagai konsolidator
produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan masyarakat, inkubator
usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan berbagai fungsi lainnya. BUM
Desa dapat menjadi penyumbang pendapatan asli Desa di samping tetap
memberikan manfaat bagi masyarakat.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa


perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan amanat tersebut, BUM Desa juga dilandasi oleh semangat
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Wujud nyata dari kedua semangat tersebut
adalah Musyawarah Desa sebagai organ tertinggi dalam pengambilan keputusan
BUM Desa. Karenanya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan akan tetap
menjadi tujuan utama BUM Desa bukan hanya kesejahteraan masing-masing
individu.

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
(1) BUMDesa ini bernama Badan Usaha Milik Desa MULYA RAHAYU Desa
PATAKAHARJA
(2) BUM Desa MULYA RAHAYU Desa PATAKAHARJA didirikan pada tahun 2016
untuk waktu yang tidak terbatas.
(3) BUM Desa MULYA RAHAYU Desa PATAKAHARJA berkedudukan di Desa
P A T A K A H A R J A , Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN

Pasal 2
(1) Maksud dan tujuan pendirian BUM Desa adalah:
a. Jasa Simpan Pinjam
b. Perdagangan
c. Instalasi Air Minum
d. Pembayaran Online (PPOB)
e. Jasa Internet
BAB III
JENIS USAHA

Pasal 3
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas BUM Desa dapat:
a. Menjalankan usaha dalam bidang (64141) KOPERASI SIMPAN PINJAM
PRIMER (KSP PRIMER) 411, khususnya untuk membantu permodalan
UMKM yang ada di desa Patakaharja.
b. Menjalankan Usaha dalam bidang (47249) PERDAGANGAN ECERAN
MAKANAN LAINNYA 303.
c. Menjalankan Usaha dalam bidang (36001) PENAMPUNGAN,
PENJERNIHAN DAN PENYALURAN AIR MINUM 244.
d. Menjalankan Usaha dalam bidang (66411) PENYEDIA JASA
PEMBAYARAN (PJP) 438
e. Menjalankan Usaha dalam bidang (61913) JASA INTERNET TELEPONI
UNTUK KEPERLUAN PUBLIK (ITKP) 397.

BAB IV
ORGANISASI BUMDESA
Bagian Kesatu
Musyawarah Desa

Pasal 6
(1) Musyawarah Desa diadakan di tempat kedudukan BUM Desa.
(2) Musyawarah Desa dapat dilaksanakan atas permintaan pelaksana
operasional, penasihat, dan/atau pengawas.
(3) Musyawarah Desa dilaksanakan dan dipimpin BPD, serta difasilitasi oleh
Pemerintah Desa.

Pasal 7
Musyawarah Desa terdiri atas:
a. Musyawarah Desa tahunan; dan
b. Musyawarah Desa khusus.

Pasal 8
(1) Dalam Musyawarah Desa tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
huruf a:
a. Pelaksana operasional menyampaikan:
1. laporan tahunan yang telah ditelah oleh pengawas dan penasihat
untuk mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
2. rancangan rencana program kerja untuk disahkan oleh Musyawarah
Desa menjadi rencana program kerja.
b. Ditetapkan pembagian dan penggunaan hasil usaha, dalam hal BUM
Desa mempunyai saldo laba yang positif.
(2) Persetujuan laporan tahunan, dan pengesahan rencana program kerja oleh
Musyawarah Desa tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan
tanggung-jawab sepenuhnya kepada pelaksana operasional atas pengurusan
dan pengawas atas pengawasan dan penasihat atas tugas kepenasihatan
yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan
tersebut tercermin dalam Laporan tahunan dan Laporan Keuangan.
(3) Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas meminta BPD untuk
melaksanakan Musyawarah Desa tahunan paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender.

Pasal 9
(4) Musyawarah Desa khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b
dapat diselenggarakan sewaktu-waktu dalam keadaan mengharuskan
adanya keputusan segera yang wewenangnya berada pada Musyawarah
Desa.
(5) Musyawarah Desa khusus diusulkan oleh pelaksana operasional dan/atau
pengawas kepada penasihat.
(6) Penasihat meminta BPD untuk melaksanakan Musyawarah Desa khusus
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.

Pasal 10
(1) Musyawarah Desa dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh:
a. Kepala Desa;
b. BPD; dan
c. unsur masyarakat yang terdiri atas:
1. penyerta modal;
2. perwakilan dusun atau rukun warga atau rukun tetangga; dan
3. perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan Usaha BUM
Desa/Unit Usaha BUM Desa.
(2) Keputusan Musyawarah Desa diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.

Pasal 11
Musyawarah Desa berwenang:
a. Menetapkan pendirian BUM Desa;
b. Menetapkan Anggaran Dasar BUM Desa dan perubahannya;
c. Membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian, hak dan kewajiban,
serta kewenangan pihak penerima kuasa fungsi kepenasihatan;
d. Mengangkat dan memberhentikan secara tetap pelaksana operasional BUM
Desa;
e. Mengangkat pengawas;
f. Mengangkat sekretaris dan bendahara BUM Desa;
g. Memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh BUM Desa;
h. Memberikan persetujuan atas rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional setelah ditelaah pengawas dan
penasihat;
i. Memberikan persetujuan atas pinjaman BUM Desa dengan jumlah tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
j. Memberikan persetujuan atas kerja sama BUM Desa dengan nilai, jumlah
investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu dengan pihak lain
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
k. Menetapkan pembagian besaran laba bersih BUM Desa;
l. Menetapkan tujuan penggunaan laba bersih BUM Desa;
m. Memutuskan penugasan Desa kepada BUM Desa untuk melaksanakan
kegiatan tertentu;
n. Memutuskan penutupan Unit Usaha BUM Desa;
o. Menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil Usaha BUM Desa
dan/atau Unit Usaha BUM Desa yang diserahkan kepada Desa;
p. Menerima laporan tahunan BUM Desa dan menyatakan pembebasan
tanggung jawab penasihat, pelaksana operasional, dan pengawas;
q. Membahas dan memutuskan penutupan kerugian BUM Desa dengan aset
BUM Desa;
r. Membahas dan memutuskan bentuk pertanggungjawaban yang harus
dilaksanakan oleh penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian BUM Desa yang diakibatkan oleh unsur
kesengajaan atau kelalaian;
s. Memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara proses hukum dalam hal
penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas tidak menunjukkan
iktikad baik melaksanakan pertanggungjawaban;
t. Memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional BUM Desa karena
keadaan tertentu;
u. Menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh kewajiban dan
pembagian harta atau kekayaan hasil penghentian kegiatan usaha BUM
Desa;
v. Meminta dan menerima pertanggungjawaban penyelesai; dan
w. Memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor independen untuk
melakukan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau
kelalaian dalam pengelolaan BUM Desa.

Bagian Kedua
Penasihat

Pasal 12
Penasihat dijabat secara rangkap oleh Kepala Desa.

Pasal 13
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 berwenang:
a. Bersama pelaksana operasional dan pengawas, membahas dan menyepakati
Anggaran Rumah Tangga BUMDesa dan/atau perubahannya;
b. Bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa;
c. Menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana operasional sesuai
keputusan Musyawarah Desa;
d. Dalam keadaan tertentu memberhentikan secara sementara pelaksana
operasional dan mengambil alih pelaksanaan operasional BUM Desa;
e. Bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam
rangka perencanaan penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa
untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. Melakukan telaahan atas laporan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa
oleh pelaksana operasional dan laporan pengawasan oleh pengawas sebelum
diajukan kepada Musyawarah Desa dalam laporan tahunan;
g. Menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan tahunan BUM Desa
berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
h. Bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Desa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Desa; dan
i. Bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Desa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Desa.
Pasal 14
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 bertugas:
a. Memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUMDesa;
b. Menelaah rancangan rencana program kerja dan menetapkan rencana
program kerja BUM Desa berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
c. Menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan organisasi BUMDesa
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
d. Bersama pengawas, menelaah laporan semesteran atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUMDesa;
e. Bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. Memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha dan organisasi BUM
Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau
keputusan Musyawarah Desa;
g. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa; dan
h. Meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan
pengelolaan BUM Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa.

Pasal 15
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 berhak:
a. memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan fungsi
kepenasihatan; dan
b. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. gaji senilai Rp. 500.000 atau maksimal 5% ( Lima per seratus) da r i laba kotor
per bulan;

Bagian Ketiga
Pelaksana Operasional

Pasal 16
BUM Desa diurus dan dipimpin oleh pelaksana operasional yang selanjutnya
disebut direktur yang diangkat oleh Musyawarah Desa.

Pasal 17
(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 diangkat dari orang
perseorangan yang diusulkan oleh Kepala Desa, BPD, dan/atau unsur
masyarakat dalam Musyawarah Desa.
(2) Direktur sebagaimana pasal 16 dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh ;
a. Satu orang Sekretaris;
b. Satu orang Bendahara; dan
c. Dua orang kepala Unit Usaha
(3) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. Warga DesaPATAKAHARJA ;
b. Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai Direktur);
c. Memiliki dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas sebagai direktur;
d. Berpendidikan minimal SLTP sederajat;
e. Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
f. Tidak pernah dinyatakan pailit;
g. Tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
h. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
i. Memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
j. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
k. Tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturanperundang-
undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan Direktur BUM Desa.
(4) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
(5) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai Direktur.

Pasal 18
Direktur dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa karena
alasan:
a. Tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa dan/atau Desa;
d. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai direktur BUM Desa;
e. Dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. Mengundurkan diri.

Pasal 19
Direktur berwenang:
a. Bersama penasihat dan pengawas, membahas dan menyepakati Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa dan/atau perubahannya;
b. Mengambil keputusan terkait operasionalisasi Usaha BUM Desa yang sesuai
dengan garis kebijakan BUM Desa yang dinyatakan dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga dan keputusan Musyawarah Desa;
c. Mengoordinasikan pelaksanaan Usaha BUM Desa secara internal organisasi
maupun dengan pihak lain;
d. Mengatur ketentuan mengenai ketenagakerjaan BUM Desa termasuk
penetapan gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya bagi pegawai BUM Desa;
e. Mengangkat dan memberhentikan pegawai BUM Desa selain sekretaris dan
bendahara berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan;
f. Melakukan pinjaman BUM Desa setelah mendapat persetujuan Musyawarah
Desa atau penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
g. Melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan Usaha BUM
Desa setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa atau penasihat sesuai
ketentuan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
h. Melaksanakan pembagian besaran laba bersih BUM Desa sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
i. Melaksanakan tujuan penggunaan laba bersih BUM Desa sesuai yang
ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
j. Melaksanakan kegiatan tertentu yang ditugaskan oleh Musyawarah Desa;
k. Bertindak sebagai penyelesai dalam hal Musyawarah Desa tidak menunjuk
penyelesai; dan
l. Mengatur, mengurus, mengelola, melakukan segala tindakan dan/atau
perbuatan lainnya bagi kepentingan pengurusan BUM Desa mengenai segala
hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah Desa, dan/atau sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta mewakili BUM Desa di
dalam dan di luar pengadilan.
Pasal 20
Direktur bertugas:
a. Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan BUM Desa
untuk kepentingan BUM Desa dan sesuai dengan maksud dan tujuan BUM
Desa serta mewakili BUM Desa di dalam dan/atau di luar pengadilan
mengenai segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar BUM Desa, keputusan Musyawarah Desa
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Menyusun dan melaksanakan rencana program kerja BUM Desa;
c. Menyusun laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa
untuk diajukan kepada penasihat dan pengawas;
d. Menyusun laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa
untuk diajukan kepada Musyawarah Desa setelah ditelaah oleh penasihat
dan pengawas;
e. Atas permintaan penasihat, menjelaskan persoalan pengelolaan BUM Desa
kepada penasihat;
f. Menjelaskan persoalan pengelolaan BUM Desa kepada Musyawarah Desa;
dan
g. Bersama dengan penasihat dan pengawas, menyusun dan menyampaikan
analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka
perencanaan penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa untuk
diajukan kepada Musyawarah Desa.

Pasal 21
Direktur berhak:
a. Mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan
dalam segala kejadian;
b. Mengangkat dan memberhentikan pegawai selain sekretaris dan bendahara;
c. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. Gaji m i n i m a l R p . 6 0 0 . 0 0 0 d a n m a k s i m a l senilai 3 0 % ( T i g a P u l u h
p e r S e r a t u s ) dari laba kotor per bulan;

Bagian Keempat
Pengawas

Pasal 22
(1) Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang diusulkan oleh Kepala
Desa, BPD, dan/atau unsur masyarakat dalam Musyawarah Desa.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat meliputi:
a. Warga DesaPATAKAHARJA ;
b. Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang dapat
menghambat tugas sebagai pengawas);
c. Memiliki dedikasi untuk melaksanakan tugas sebagai pengawas;
d. Berpendidikan minimal SLTP sederajat;
e. Tidak pernah dinyatakan pailit;
f. Tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
g. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
h. Memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
i. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai pengawas.
Pasal 23
Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa karena
alasan:
a. Tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
peraturan perundang-undangan;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa dan/atau Desa;
d. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai pengawas;
e. Dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. Mengundurkan diri.

Pasal 24
Pengawas berwenang:
a. Bersama dengan penasihat, menelaah rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa;
b. Bersama dengan penasihat dan pelaksana operasional, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan/atau perubahannya;
c. Bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Desa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar
BUM Desa;
d. Bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas kerja sama BUM
Desa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa;
e. Bersama dengan penasihat, menyusun dan menyampaikan analisis
keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka perencanaan
penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa kepada Musyawarah
Desa;
f. Atas perintah Musyawarah Desa, melaksanakan dan melaporkan audit
investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau kelalaian dalam
pengelolaan BUM Desa yang berpotensi dapat merugikan BUM Desa; dan
g. Memeriksa pembukuan, dokumen, dan pelaksanaan Usaha BUM Desa.

Pasal 25
Pengawas bertugas:
a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan BUM Desa oleh pelaksana operasional termasuk pengawasan
terhadap pelaksanaan program kerja, sesuai Anggaran Dasar, keputusan
Musyawarah Desa, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan BUM Desa;
c. Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau pengawasan tahunan kepada
Musyawarah Desa;
d. Melakukan telaahan atas laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha
BUM Desa dari pelaksana operasional untuk di ajukan kepada penasihat;
e. Bersama dengan penasihat, menelaah rencana program kerja yang diajukan
dari pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. Bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM Desa oleh pelaksana operasional
sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa;
g. Bersama penasihat, menelaah laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan
Usaha BUM Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa; dan
h. Memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil pengawasan dalam
Musyawarah Desa.
Pasal 26
Pengawas berhak memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
a. gaji senilai Rp. 500.000 atau maksimal 5%( Lima per Seratus) dari laba kotor per
bulan;

BAB V
MODAL, ASET DAN PINJAMAN
Bagian Kesatu
Modal

Pasal 27
(1) Modal BUM Desa berjumlah Rp.101.221.900 (Seratus Satu Juta Dua Ratus
Dua Puluh Satu Ribu Sembilan Ratus Rupiah), dengan rincian :
a. Penyertaan modal Desa Tahun 2017 Rp. 50.000.000
b. Penyertaan modal Desa Tahun 2018 Rp. 28.887.300
c. Penyertaan modal Desa Tahun 2019 Rp. 14.706.600
d. Penyertaan modal Desa Tahun 2020 Rp . 5.655.500
e. Penyertaan modal Desa Tahun 2021 Rp. 1.972.500
(2) Modal awal BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbagi atas:
(3) Penyertaan modal Desa dengan total nilai Rp. 101.221.900 (Seratus Satu
Juta Dua Ratus Dua Puluh Satu Ribu Sembilan Ratus Rupiah) dan
a. Penyertaan masyarakat Desa dengan total nilai Rp. 0,- (nol Rupiah) atau
0 % (nol per seratus).
(4) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri
atas:
(5) Uang senilai Rp. 101.221.900,- (Seratus Satu Juta Dua Ratus Dua Puluh Satu
Ribu Sembilan Ratus Rupiah)

Bagian Kedua
Aset

Pasal 28
(1) Aset BUM Desa bersumber dari:
a. Penyertaan modal;
b. Bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. Hasil usaha;
d. Pinjaman; dan/atau
e. Sumber lain yang sah.
(2) Perkembangan dan keberadaan Aset BUM Desa dilaporkan secara berkala
dalam laporan keuangan.

Pasal 29
(1) Penyertaan modal berasal dari APB Desa (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa)
(2) Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 28 ayat (1) huruf b dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan/atau pihak lainnya.
Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Aset BUM Desa.
(3) Hasil usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) huruf c dapat
berasal dari keuntungan yang diperoleh, sebesar 65 % ( Enam puluh Lima
per seratus) dari laba bulanan.
(4) Keuntungan yang diperoleh sebesar 65 % ( Enam puluh Lima per seratus)
dari laba bulanan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 29 ayat (3) di
alokasikan untuk Pemupukan Modal Usaha BUMDesa.
(5) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) huruf d
dijelaskan di Bagian Ketiga tentang pinjaman dalam pasal 30.
(6) Sumber lain yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1)
huruf e berasal dari investasi pihak swasta/pihak ketiga.
Bagian Ketiga
Pinjaman

Pasal 30
(1) BUM Desa dapat melakukan pinjaman yang dilakukan dengan memenuhi
prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif, serta kehati-hatian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pinjaman BUM Desa dapat dilakukan kepada lembaga keuangan, Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber dana dalam negeri lainnya dengan
ketentuan:
a. pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau
pembentukan Unit Usaha BUM Desa;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok pinjaman, bunga,
dan biaya lain dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan
direktur;
c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 (dua) tahun
berturut-turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal; dan
e. aset Desa yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan diambil manfaatnya
oleh BUM Desa bersama, tidak dapat dijadikan jaminan atau agunan.

Pasal 31
(1) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 yang bernilai lebih dari
atau sama dengan rencana usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Desa.
(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 yang bernilai kurang dari
rencana usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan
pengawas.

BAB VI
KERJA SAMA

Pasal 32
(1) BUM Desa dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kerja sama usaha; dan
b. kerja sama non-usaha.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling
menguntungkan dan melindungi kepentingan Desa dan masyarakat Desa
serta para pihak yang bekerja sama.
(4) Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) paling sedikit
meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dunia
usaha atau koperasi, lembaga nonpemerintah, lembaga pendidikan dan
lembaga sosial budaya yang dimiliki warga negara atau badan hukum
Indonesia, dan BUM Desa lain.

Pasal 33
(1) Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) huruf a
termasuk namun tidak terbatas berupa kerja sama dengan pemerintah Desa
dalam bidang pemanfaatan aset Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pengelolaan aset Desa.
(2) Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUM Desa
dilarang menjadikan atau meletakkan beban kewajiban atau prestasi apa
pun untuk pihak lain termasuk untuk penutupan risiko kerugian dan/atau
jaminan pinjaman atas aset Desa yang dikelola, didayagunakan, dan diambil
manfaat tertentu.
Pasal 34
(1) Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 ayat (1)
BUM Desa dapat melakukan kerja sama usaha dengan pihak lain berupa
kerja sama usaha termasuk namun tidak terbatas dalam bentuk pengelolaan
bersama sumber daya.
(2) Kerja sama usaha BUM Desa dengan pihak lain berupa pengelolaan bersama
sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
mempertimbangkan kedudukan hukum status kepemilikan dan/atau
penguasaan objek tersebut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 35
(1) Kerja sama usaha dengan nilai investasi lebih dari atau sama dengan
rencana usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
(2) Kerja sama usaha dengan nilai investasi kurang dari rencana usaha
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;

Pasal 36
(1) Bentuk kerja sama usaha:
a. Investasi
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
(1) Bentuk kerja sama usaha:
a. Kemitraan
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;

Pasal 37
(1) Kerja sama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf
b dilakukan dalam bentuk paling sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan; dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(2) Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan dewan
penasihat dan pengawas.

BAB VII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN DAN PEMANFAATAN HASIL USAHA

Pasal 38
(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil
kegiatan usaha dikurangi dengan pengeluaran biaya dalam 1 (satu) tahun
buku.
(2) Hasil usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi atas:
a. Pendapatan asli Desa; dan
b. Laba ditahan;
(3) Hasil Usaha BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dialokasikan untuk:
a. Pendapatan asli Desa sebesar 30 % (Tiga puluh per seratus) yang
penggunaannya diprioritaskan untuk kegiatan pembangunan desa,
bantuan sosial, bonus tahunan, dan peningkatan kapasitas direksi BUM
DESA, dengan rincian :
1) Pendapatan Desa (APBDesa) = 30%
2) Bantuan Sosial = 5%
3) Bonus Tahunan (penasehat, direksi, dan pengawas) = 45%
4) Peningkatan Kapasitas Direksi = 20%
b. Laba ditahan untuk modal bagi Usaha BUM Desa/Unit Usaha BUM Desa
yang membutuhkan pengembangan usaha sebesar 20 % (dua puluh per
seratus).
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 39

Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Demikian Anggaran Dasar BUMDesa MULYA RAHAYU ditetapkan oleh pemimpin
sidang/ rapat yang diberi kuasa oleh Musyawarah Desa.

Ditetapkan di PATAKAHARJA
Pada tanggal 2 9 Desem ber 2021

Diundangkan di PATAKAHARJA
Pada Tanggal 29 Desember 2021
Sekretaris Desa Patakaharja ,

KUSTAMAN

LEMBAR DESA PA TAKAHARJA TAHUN 2021 NOMOR 2


LAMPIRAN PERATURAN DESA PATAKAHARJA
NOMOR :2
TANGGAL : 23 Agustus 2021

STRUKTUR ORGANISASI BUM DESA MULYA RAHAYU


MASA BAKTI 2021-2026

KEDUDUKAN
NO NAMA DALAM KETERANGAN
KEPENGURUSAN
Kepala Desa
1 MOCHAMAD DAHLAN, BA Penasehat
2 MAMAN ROHIMAN Ketua Pengawas
5 JOHAN SANJAYA Direktur
6 DWI NOVIANTO Sekretaris
7 IYAN RIZKIANA Bendahara
Kepala Unit
8 ZERRY ZEFRIANA
Simpan Pinjam
Kepala Unit
9 TAUFIK HIDAYAT Predagangan dan
keterampilan

Ditetapkan di PATAKAHARJA
Pada Tanggal 29 Desember 2021

Diundangkan di PATAKAHARJA
Pada Tanggal 29 Desember 2021
SEKRETARIS DESA PATAKAHARJA,

KUSTAMAN

LEMBAR DESA PATAKAHARJA TAHUN 2021 NOMOR 2

Anda mungkin juga menyukai