Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KENALI TANDA DEHIDRASI BAYI DAN PENANGANANNYA


Untuk Memenuhi Tugas Penyuluhan Kesehatan Kelompok di Stase Anak

Disusun Oleh :
Dini Fitrianti Arifin 4006230008

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN & PROFESI NERS


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2023-2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Kenali Tanda Dehidrasi pada Bayi dan Penanganannya


Materi : Edukasi definisi dehidrasi, penyebab dehidrasi, kebutuhan
cairan yang dibutuhkan anak sesuai usia, gejala dehidrasi,
cara mencegah dehidrasi dan penanganan dehidrasi pada
bayi.
Sasaran : Keluarga pasien An. A
Target : Keluarga pasien An. A
Hari / Tanggal : Kamis, 23 November 2023
Waktu : 15 Menit
Tempat : Ruangan Melati RS Dustira TK II Cimahi
Penyuluh : Dini Fitriati Arifin

A. Latar Belakang
Dehidrasi saat ini masih menjadi penyakit yang membahayakan
pada bayi dan anak-anak di dunia. Dehidrasi merupakan komplikasi umum
penyakit yang diamati pada pasien anak yang datang ke Unit Gawat
Darurat (UGD). Pengenalan dan intervensi dini penting untuk mengurangi
risiko perkembangan syok hipovolemik dan kegagalan organ akhir.
Dehidrasi adalah keadaan penurunan total air dalam tubuh karena
hilangnya cairan dengan penyebab multifaktor. Dehidrasi terjadi karena
pengeluaran air lebih banyak daripada jumlah yang masuk dan
pengeluaran cairan ini juga disertai dengan hilangnya elektrolit. Dehidrasi
pada Anak di Bawah Lima Tahun (Balita) dapat terjadi karena diare,
ketoasidosis diabetes (KAD), diabetes insipidus, luka bakar, keringat
berlebih, sindrom ruang ketiga, gingivostomatitis, demam dan influenza.
Diare merupakan penyebab utama terjadinya dehidrasi. Dehidrasi
yang disertai muntah dapat menyebabkan dehidrasi semakin berat. Data
statistik mengenai dehidrasi tidak ditemukan karena dehidrasi merupakan
kejadian akibat dari penyakit lainnya. Dehidrasi karena diare menjadi
penyebab utama terjadinya mortalitas balita di dunia dengan kejadian
morbiditas dan mortalitas pada balita mencapai 760.000 kasus setiap
tahunnya. Berdasarkan data survei Laporan Profil Kesehatan Indonesia
pada tahun 2020 melaporkan angka kejadian diare pada balita sebesar
3.953.716 kasus. Angka kematian diare terbanyak kedua setelah
pneumonia pada kelompok balita (12-59 bulan) sebesar 201 kasus. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menjelaskan angka kejadian
diare di provinsi Aceh pada balita sebanyak 4.393 kasus, dengan kejadian
di kota Banda Aceh sebanyak 211 kasus.
Dehidrasi pada balita diklasifikasikan menjadi 3 kategori; dehidrasi
ringan, dehidrasi sedang dan dehidrasi berat. Dehidrasi ringan tidak
menunjukkan gejala. Dehidrasi sedang dan berat akan menyebabkan
perubahan status mental, detak jantung, nadi, jumlah aliran darah ke
jaringan, tekanan darah, respirasi, mata, turgor kulit dan pengeluaran urin
yang tidak normal. Dehidrasi dapat dicegah dengan pemberian cairan yang
cukup. Pada anak di bawah dua tahun dapat diberikan air susu ibu (ASI)
dengan intensitas yang sering. Selain memastikan anak minum air dengan
cukup, juga dapat memberikan asupan makanan seperti buah dan sayur
untuk menambah asupan cairan yang dibutuhkan.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2015, Ibu adalah
sosok yang paling dekat dengan balita. Jika balita terserang diare maka
tindakan-tindakan yang ibu ambil akan menentukan perjalanan
penyakitnya. Tindakan tersebut dipengaruhi berbagai hal, salah satunya
adalah pengetahuan. Salah satu pengetahuan ibu yang sangat penting
adalah bagaimana praktek perawatan anak dengan mencegah dan
mengatasi keadaan dehidrasi, serta pemberian cairan pengganti.
Pengetahuan yang kurang baik terhadap suatu penyakit sering kali
menyebabkan kesalahan dalam penanganan sehingga penyakit semakin
bertambah parah.
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Kenali Tanda
Dehidrasi pada Bayi dan Penanganannya, keluarga An. A dapat
memahami tentang definisi dehidrasi, penyebab dehidrasi pada bayi,
kebutuhan cairan yang dibutuhkan anak sesuai usia, gejala dehidrasi, cara
mencegah dehidrasi dan penanganan dehidrasi pada bayi.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Kenali Tanda
Dehidrasi pada Bayi dan Penanganannya, keluarga An. A dapat
memahami tentang edukasi definisi dehidrasi, penyebab dehidrasi,
kebutuhan cairan yang dibutuhkan anak sesuai usia, gejala dehidrasi, cara
mencegah dehidrasi dan penanganan dehidrasi pada bayi.

C. Tujuan Instrukdional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut selama 15 menit,
diharapkan peserta penyuluhan mampu :
a. Menjelaskan definisi dehidrasi.
b. Menjelaskan penyebab dehidrasi pada bayi.
c. Menjelaskan kebutuhan cairan yang dibutuhkan anak sesuai
dengan umur.
d. Menjelaskan gejala dehidrasi pada bayi.
e. Menjelaskan cara mencegah dehidrasi pada bayi.
f. Menjelaskan penanganan dehidrasi pada bayi.

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab atau diskusi
3. Demonstrasi
F. Media Penyuluhan
Lembar penyuluhan yang digunakan, yaitu Leafleat

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1. Pendahuluan 5 Pembukaan :
(Introduction Menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
) pembukaan 2. Menyimak
2. Menyampaikan tujuan 3. Mendengarkan
3. Membuat kontrak waktu 4. Menyepakati
kontrak
2. Penyajian 20 Kegiatan inti :
(Presentation Menit 1. Menjelaskan materi 1. Menyimak dan
) Memberikan Penjelasan memperhatikan
Tentang Kenali Tanda penjelasan yang
Dehidrasi Bayi dan disampaikan
Penanganannya : 2. Bertanya
a. Menjelaskan definisi 3. Mengajukan
dari dehidrasi pertanyaan
b. Menjelaskan
penyebab dehidrasi
c. Menjelaskan
kebutuhan cairan
yang dibutuhkan
anak sesuai dengan
usia
d. Menjelaskan gejala
dehidrasi pada bayi
e. Menjelaskan cara
mencegah dehidrasi
pada bayi
f. Menjelaskan
penanganan
dehidrasi pada bayi
2. Memberikan kesempatan
pengunjung untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
3. Penutup 5 Penutup :
Menit 1. Menyimpulkan hasil 1. Memperhatikan
penyuluhan 2. Mendengarkan
2. Memberikan motivasi 3. Menjawab salam
3. Mengakhiri dengan salam

H. Setting Tempat

Keterangan :
Peserta =
Penyaji =

I. Evaluasi

● Prosedur = Post Test

● Jenis Test = Pertanyaan Lisan

● Butir Soal =

A. Apa definisi dari dehidrasi ?


B. Apa penyebab dehidrasi pada bayi ?
C. Apa saja gejala dehidrasi pada bayi ?
D. Bagaimana cara penanganan dehidrasi pada bayi ?
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics Healthy Children (2019). Signs of


Dehydration in Infants & Children.
AKG FKM UI. 2022. Bayi Kok Diberi Kopi?!.
https://akg.fkm.ui.ac.id/bayi-kok-diberi-kopi/#:~:text=Kafein
%20tergolong%20dalam%20zat%20diuretik,meningkatkan%20risiko
%20dehidrasi%20pada%20bayi. Diakses pada tanggal 23 November
2023.
Bruzzese, E., Giannattasio, A., & Guarino, A. (2018). Antibiotic
Treatment of Acute Gastroenteritis in Children. F1000Research, pp. 7.
Caruggi, S., et al. (2018). Pediatric Dehydration Assessment at Triage:
Prospective Study on Refilling Time. Pediatric Gastroenterology,
Hepatology & Nutrition, 21(4), pp. 278–288.
Cleveland Clinic (2021). Is Your Newborn Baby’s Immune System
Strong Enough?
Health Dircet Australia (2021). Diarrhoea in Children.
Koyfman A. Pediatric Dehydration. medscape. 2018;1–14.
Lewsley, J. Baby Centre UK (2020). Why Has My Bottle-Fed Baby
Started to Refuse the Bottle?
Merry. 2023. Kenali Tanda-Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi.
https://www.alodokter.com/kenali-tanda-tanda-bayi-mengalami-
dehidrasi. Diakses pada tanggal 22 November 2023.
M R, Vega, Avva U. Pediatric Dehydration. Stat Pearls. 2022 ; January :
6–12.
Murray, D. Verywell Family (2022). Dehydration in Newborns and Infants.
Salsa. 2022. Kenali Tanda Bayi Dehidrasi dan Cairan yang harus dipenuhi.
https://www.mooimom.id/mamapedia/kenali-tanda-bayi-dehidrasi-dan-
cairan-yang-harus-dicukupi, diakses pada tanggal 22 November 2023.
LAMPIRAN MATERI

A. Defini Dehidrasi
Dehidrasi adalah keadaan tidak memiliki cukup cairan dalam
tubuh. Bukan hanya orang dewasa, bayi juga membutuhkan cairan dan jika
tidak terpenuhi, bayi bisa mengalami dehidrasi. Tubuh bayi terdiri dari
sekitar 75% air yang merupakan komponen dari setiap sel (Salsa, 2022).
Dehidrasi adalah keadaan penurunan total air dalam tubuh karena
hilangnya cairan dengan penyebab multifaktor. Dehidrasi terjadi karena
pengeluaran air lebih banyak daripada jumlah yang masuk dan
pengeluaran cairan ini juga disertai dengan hilangnya elektrolit (Vega,
2022).

B. Penyebab Dehidrasi
Menurut Merry (2023), beberapa faktor lain yang bisa
meningkatkan risiko bayi mengalami dehidrasi, yaitu:
1. Demam
Demam adalah kondisi yang sering menyebabkan bayi dehidrasi.
Ketika demam, bayi akan berkeringat lebih banyak karena tubuhnya
sedang berusaha menurunkan suhu tubuh. Semakin tinggi suhu
tubuhnya, maka risiko dehidrasi juga lebih mungkin terjadi.
2. Diare dan muntah
Diare dan muntah sering terjadi saat saluran pencernaannya
bermasalah, contohnya gastroenteritis. Ketika diare, usus bayi tidak
bisa menyerap cairan dengan baik dan justru terbuang karena terus-
menerus BAB. Muntah juga membuat cairan tubuhnya terkuras.
3. Kurang minum
Kurangnya asupan cairan, seperti tidak cukup minum ASI, bisa
membuat bayi dehidrasi. Biasanya, bayi menolak minum karena
sedang tumbuh gigi, pilek, sariawan, atau memiliki penyakit mulut
lainnya. Kondisi ini membuat mulut dan tenggorokannya nyeri dan
tidak nyaman saat minum.
4. Berkeringat
Udara panas atau memakai baju berlapis-lapis bisa membuat bayi
berkeringat lebih banyak. Bila tidak dibarengi dengan minum yang
cukup, hal ini bisa membuat bayi dehidrasi.

C. Kebutuhan Cairan Yang Dibutuhkan Anak


Menuruit Salsa (2022), kebutuhan cairan yang dibutuhkan anak
sesuai dengan usia yaitu sebagai berikut :

Sumber : Salsa, 2022.

Cairan yang dibutuhkan oleh anak dapat berasal dari makanan atau
minuman yang dikonsumsi bayi. Cairan dari minuman dapat berasal dari
air putih, susu atau jus buah.

D. Gejala Dehidrasi
Menurut Salsa (2022), gejala dehidrasi pada bayi terbagi menjadi
dua yaitu terdiri dari :
1. Gejala ringan : mulut kering, mengeluarkan sedikit atau tidak sama
sekali air mata, popok jarang basah (untuk usia <6 bulan), tidak buang
air kecil selama 6-8 jam (untuk usia >6 bulan).
2. Gejala berat : mulut dan kulit kering, lemah dan lesu, mata cekung,
jam tidur yang relatif lama.
E. Pencegahan Dehidrasi
Menurut Salsa (2022), pencegahan dehidrasi pada bayi sebagai
berikut :
1. Berikan asupan cairan yang cukup berupa ASI (Air Susu Ibu) atau
susu formula.
2. Berikan bayi sayur dan buah - buahan yang mengandung air.
3. Istirahat cukup.
4. Hindari memberi minuman berkafein seperti kopi. Kafein tergolong
dalam zat diuretik (zat yang meningkatkan pengeluaran urin dan
pembuangan garam dari dalam tubuh) sehingga meningkatkan jumlah
urin yang dikeluarkan. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko
dehidrasi pada bayi (AKG, 2022)
F. Penanganan Dehidrasi
Menurut Merry (2023), Jika tidak segera ditangani, dehidrasi bisa
membahayakan kesehatan bayi. Berikut penanganan dehidrasi pada bayi :
1. Jika dehidrasi disebabkan oleh diare, demam, atau keringat berlebih,
berikan ASI atau susu formula lebih banyak dari biasanya. Oralit juga
bisa diberikan kalau Si Kecil sudah berusia di atas 3 bulan.
2. Apabila cairan tubuhnya berkurang akibat muntah, jangan langsung
memberinya minum dalam jumlah yang banyak sekaligus. Berikan
minum dalam jumlah sedikit, tetapi sering.
3. Rasa sakit pada mulut bayi yang membuatnya menolak untuk minum
bisa diatasi dengan memberinya paracetamol. Obat ini juga bisa
diberikan untuk membantu meredakan demam.
4. Atur suhu ruangan menjadi lebih sejuk bila dehidrasi yang dialami
bayi disebabkan oleh udara panas.

Anda mungkin juga menyukai