Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA


PARAGRAF DALAM BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
1. ADELAIDE LUCIEN CARRISSA
2. MUZARA TULJANNAH
3. NABILA TASKIYA
4. UMMU SYIFA AULIA

PRODI S1 KEBIDANAN
STIKES PELITA ILMU DEPOK
TA.2022/2023

Jl. Bojongsari Raya No 34 Bojongsari Depok Jawa Barat


Telp/fax 021 7409559 Email :pelitailmu@ymail.com/akbidpi@gmail.com
KATA PENGANTAR
2.1 Syarat syarat dalam membuat paragraf

Paragraf yang baik harus memenuhi 3 syarat :

1. Kesatuan (Kohesi)
Maksudnya adalah paragraf tersebut terpusat pada satu gagasan utama atau satu
topik pembahasan saja.

Contoh :

(1)Budi adalah anak yang baik dan rajin. (2)Setiap hari Budi membantu ibunya.
(3) Dari pagi hari Budi berangkat sekolah dan membantu ibunya untuk
mengatarkan barang yang di jual oleh ibunya. (4)Sepulang sekolah tak lupa ia
mengerjakan tugas rumah dan membantu ibunya berjualan di warung yang
mereka buka.

Paragraf di atas memiliki kesatuan yang baik gagasan utama yang terdapat di
kalimat (1) serta di tunjang oleh penjelasan pada kalimat (2), (3), dan (4). Semua
kalimat penjelasan terfokus pada topik pembicaraan (gagasan utama).

2. Kepaduan (Koherensi)
Paragraf dapat di katakan padu karena semua kalimat yang membentuk paragraf
itu saling berhubungan secara logis dan lancar. Kepaduan tersebut di bangun
dengan unsur :
• Kebahasaan yang meliputi
a. Pegulangan

Pengulangan ini terhadap kata yang menduduki fungsi penting dalam


paragraf,seperti :

Budi adalah anak yang baik dan rajin. Setiap hari Budi membantu ibunya. Dari
pagi hari Budi berangkat sekolah dan membantu ibunya untuk mengatarkan
barang yang di jual oleh ibunya. Sepulang sekolah tak lupa Budi mengerjakan
tugas rumah dan membantu ibunya berjualan di warung yang mereka buka.
*Pengulangan kata/nama Budi di setiap kalimat

b. Kata ganti
Kata ganti ini sebenarnya tidak mengganti, tetapi mengacu pada kata yang

berbeda namun bermakna sama. Kata ganti ini berfungsi sebagai kepaduan
paragraf, seperti:

(1) Budi adalah anak yang baik dan rajin. (2)Setiap hari ia membantu ibunya. (3)
Dari pagi hari Budi berangkat sekolah dan membantu ibunya untuk mengatarkan
barang yang di jual oleh ibunya. (4)Sepulang sekolah tak lupa ia mengerjakan
tugas rumah dan membantu ibunya berjualan di warung yang mereka buka.

Pada kalimat (2) kata ia mengacu pada Budi, begitu pula pada kata ganti -nya
yang menyatakan kepemilikan di kalimat ibunya (2),(3)(4). Kata ganti mereka
yang mengacu pada Budi dan ibu

c. Ungkapan penghubung
Kata penghubung atau konjungtor atau adalah kata yang berfungsi untuk
menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa.

Ungkapan penghubung posisinya selalu di awal kalimat yang akan di hubungkan


dengan kalimat sebelumnya dan di tulis dengan huruf kapital yang di ikuti tanda
koma (,).

Contoh :

A. Andi belum selesai mengerjakan tugas rumah, tetapi sudah boleh bermain
B. Andi belum selesai mengerjakan tugas rumah. Akan tetapi, sudah boleh
bermain

Makna dari kata tetapi dan akan tetapi memang sama, yaitu menyatakan
“pertentangan”. Perbedaannya adalah kata tetapi adalah penghubung intrakalimat
sedangkan akan tetapi adalah penghubung antarkalimat

3. Kelengkapan
Paragraf di katakan lengkap apabila berisa kalimat kalimat penjelasan yang cukup
untuk mendukung topik (gagasan utama). Misalnya ada tiga atau lebih kalimat
penunjang (penjelasan)
Contoh :
(1)Budi adalah anak yang baik dan rajin. (2)Setiap hari Budi membantu ibunya.
(3) Dari pagi hari Budi berangkat sekolah dan membantu ibunya untuk
mengatarkan barang yang di jual oleh ibunya. (4)Sepulang sekolah tak lupa ia
mengerjakan tugas rumah dan membantu ibunya berjualan di warung yang
mereka buka.
(1) sebagai gagasan utama (topik), dan kalimat (2)-(4) sebagai kalimat penunjang
atau penjelasan

2.2 Jenis-jenis paragraf


• Paragraf Narasi
Paragraf ini ditulis berdasarkan suatu kejadian dari awal hingga akhir kejadian,
berdasarkan urutan waktunya. Misalnya, menulis cerita kesuksesan diri kita. Kita
dapat bercerita dari awal ketika menjadi anak cengeng lalu persiapan diri untuk
mengikuti pendidikan hingga bagaimana bisa mendapat kesuksesan tersebut.
• Paragraf Eksposisi
Berikutnya adalah eksposisi. Ketika akan menulis jenis paragraf ini, penulis harus
memberikan informasi sedetail mungkin kepada pembaca. Karena, tujuan dari
paragraf ini adalah memaparkan, menyampaikan informasi, menjelaskan, dan juga
menerangkan suatu topik kepada orang lain. Misalnya, langkah langkah
mendaftar di STIKes Pelita ilmu harus di jelaskan secara runtut cara
mendaftarnya.
• Paragraf Argumentasi
Adalah paragraf yang di tulis untuk meyakinkan pembaca, bahwa ide ide, gagasan
serta pandangan yang di sampaikan benar adanya menurut fakta yang ada dan
dapat di terima dengan logis. Misalnya, Saya tidak setuju apabila rakyat di suruh
untuk bungkam, yang padahal indonesia ini merupakan negara demokrasi yang
dapat dilihat pada dasar negara ini..
• Paragraf Persuasi
Paragraf ini adalah paragraf yang penulisannya di tunjukan untuk membujuk atau
meyakinkan (bersifat persuasif) orang lain (pembaca) untuk melakukan apa yang
diingikan penulis. Misalnya, dalam sebuah brosur pemasaran “cepat beli, apabila
anda ingin kulit cerah dalam 7 hari!”.

2.3 Bangun paragraf

1. Paragraf Pembuka

Paragraf ini letaknya di awal sebuah wacana. Paragraf ini berfungsi sebagai
pembuka atau pengantar isi sebuah karangan kepada pembaca. Sebelum
memasuki isi dan inti karangan, paragraf ini mengantarkan dan mempersiapkan
pikiran pembaca supaya lebih fokus, dan juga isinya mempengaruhi pembaca
supaya tertarik melanjutkan mengisi bacaan.

Bagaimana contoh dari paragraf pembuka?

“Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat kita menyaksikan


dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat ke sahabat kita di pulau seberang,
bahkan hingga ke negara tetangga.” Itulah bunyi iklan layanan masyarakat yang
dapat disaksikan lewat televisi. Bayangkan, melalui internet kita dapat mengakses
kabar terkini dari seluruh penjuru dunia. Kita pun bisa mengetahui keadaan roket
yang tengah diuji di angkasa luar.
2.Paragraf Penghubung

Paragraf ini letaknya di pada pembuka dan penutup pada sebuah karangan.
Paragraf ini berisi isikan dari sebuah karangan. Paragraf penghubung
menguraikan isi dan inti sebuah tulisan. Sifat dari paragraf penghubung cocok
bersama dengan style tulisannya layaknya narasi, deskripsi, eksposisi, dll.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf penghubung:

Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat dengan internet terdapat aturan
yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak mengetahui aturan bermainnya, berteman
dengan internet dapat merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau
koran terdapat penculikan anak, kemudian orang tuanya diminta memberikan
sejumlah tebusan berupa uang jika ingin anaknya dikembalikan.

Ternyata setelah diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari kegemaran


anak terhadap internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa sadar memberikan
identitas atau data – data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak chatting
padahal orang tersebut merupakan penjahat yang sedang menyamar menjadi anak-
anak. Hal tersebut sangat mungkin mengingat chatting tidak bisa melihat teman
yang diajak berbincang secara nyata alias maya.

3.Paragraf Penutup

Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya di akhir sebuah sebuah karangan.
Paragraf berfungsi sebagai penutup terhadap sebuah karangan. Paragraf ini
memperlihatkan tulisan telah berakhir, bentuknya kesimpulan, pengulangan
secara ringkas, penekanan atau komentar akhir. Bentuknya disesuaikan dengan
keperluan maupun jenis tulisan.

Berikut ini adalah contoh dari paragraf penutup:

Hal – hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya perlu kesadaran,
kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika itu dilakukan, internet
akan sangat berguna bagi kehidupan, khususnya diri kita
2.4 Rangka atau Struktur sebuah paragraf

1.Kalimat topik adalah kalimat yang mengandung

pokok pikiran paragraf. Pokok pikiran itu dituangkan dalam satu kalimat diantara
kalimat - kalimat lain yangterdapat dalam sebuah paragraf. Kalimat topik
merupakan kalimat terpenting yang harusada dalam setiap paragraf. Kalimat yang
mengandung pokok pikiran itu boleh bervariasi,tetapi pokok pikirannya tetap
sama. Misalnya, pokok pikiran yang akan disampaikan penulis adalah “tanaman
itu bagus”. Kemudian pokok pikiran itu dituangkan dalam sebuah kalimat.

Contoh : Memang, tanaman seperti itulah yang dapat dikatakan sebagai tanaman
yang bagus

2. Kalimat penjelas atau pendukung, sesuai dengan namanya berfungsi


mendukung ataumenjelaskan ide utama yang terdapat di dalam kalimat
topik. Kalimat penjelas berisi pikiran penjelas yang diwujudkan dalam
kalimat-kalimat yang isinya menjelaskan,merinci, membandingkan atau
memberi contoh secara khusus. Misalnya, gagasan utama berbunyi “Dini
anak yang rajin belajar”. Kemudian gagasan utama itu dituangkan dalam
sebuah kalimat utama, misalnya “Dini merupakan anak yang sangat rajin
belajar” agar lebih jelas lagi, kalimat utama itu ditambahi kalimat kalimat
penjelas yaitu,“ Dini merupakan anak yang sangat rajin belajar. Di sekolah
ia banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan. Usai sekolah pun, ia
menghabiskan waktunyauntuk mengikuti berbagai macam les daripada
nongkrong bersama teman-temannya. Bahkan hari libur pun ia lebih sering
terlihat membaca buku di teras rumah.

2.5 Paragraf Deduktif dan paragraf Induktif


a). Paragraf Deduktif

Paragraf Deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal


paragraf, dimana pada awal paragraf deduktif ini merupakan ide pokok yang
kemudian dari kalimat utama tersebut dijabarkan kalimat-kalimat penjelas.

Paragraf Deduktif memiliki tiga struktur, yaitu :

1). Kalimat utama

Kalimat utama ini berpola umum, dimana kalimatnya sama dengan kalimat pokok
atau pikiran utama. Kalimat topik harus memiliki sebuah topik dan ide pengontrol
atau ide pokok, dimana ide pengontrol ini nantinya akan mengembangkan
paragraf.

2). Kalimat penjelas

Kalimat penjelas berfungsi untuk memperjelas kalimat topik dengan cara


menjabarkan ide-ide pengontrol pada kalimat topik. Dimana kalimat penjelas
bertujuan memberikan kejelasan informasi kalimat utama atau ide pokok dalam
paragraf dan informasi yang diberikan tidak boleh menyimpang.

3). Kesimpulan.

Kalimat kesimpulan adalah kalimat yang berupa ringkasan mengenai isi paragraf
yang dituangkan pada kalimat-kalimat sebelumnya. Kesimpulan dapat diterapkan
dengan mengulang kembali kalimat utama dengan kalimat yang berbeda, tetapi
tidak boleh menggunakan kata hubung yang spesifik.

Berikut contoh dari Paragraf Deduktif :

Walaupun terdengar sepele, cepat lambatnya makan mempengaruhi kondisi tubuh


seseorang (Kalimat Utama). Gaya lambat makan seseorang dapat membawa
manfaat untuk tubuh. Sebaliknya, gaya cepat makan seseorang dapat
menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Gayamakan yang cepat dapat menyebabkan
penyakit gastroesophageal reflux (GERD). Sedangkan gaya makan yang lambat
dapat mengoptimalkan proses pencernaan, karena makanan dapat terpecah secara
halus (Kalimat Penjelas). Hal yang terdengar tidak penting ternyata dapat
berakibat buruk seperti adanya penyakit GERD jika makan dengan gaya yang
cepat. Jika makan dengan gaya yang lambat, hal itu dapat menyelamatkan kita,
karena gaya makan yang lambat dapat dengan mudah mengoptimalkan proses
pencernaan (Kesimpulan).

b). Paragraf Induktif


paragraf Induktif merupakan paragraf dimana topik atau ide pokok dari sebuah
kalimat diletakkan diakhir paragraf dan kalimat sebelumnya diawali gagasan-
gagasan pengembang. Secara konsep, paragraf induktif dimulai secara umum dan
diakhiri secara lebih spesifik dengan poin atau kalimat utama, kalimat penjelasan
atau topik, gagasan utama atau tesis.
Paragraf Induktif dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
1. Generalisasi, paragraf induktif yang diawali dengan fenomena hal-hal
yang bersifat khusus untuk membuat suatu kesimpulan atau gagasan pokok
yang bersifat umum.
Contoh : Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM kembali menuaikritikan.
Hal ini karena kenaikan ini akan memicu kenaikan harga– harga barang pokok serta
tarif angkutan. Terutama hargabarang – barang sembako yang menjadi kebutuhan
utama yangmelambung tinggi setelah kenaikan BBM. Begitu pula
dengankenaikan tarif dasar angkutan, listrik, gas, dan lain –lain. Olehkarena itu,
rakyat menolak kenaikan BBM karena banyakmembawa masalah bagi rakyat.
2. Analogi, paragraf induktif yang diawali dengan membandingkan dua hal
yang mempunyai kesamaan dan diakhiri dengan kesimpulan ciri yang
merupakan kesamaan keduanya.
Contoh : Sifat manusia dapat diibaratkan seperti padi yang terhampar di
sawah yang luas. Saat manusia mendapatkan sebuah anugerah yang
sangat besar, sifatnya akan menjadi lebih rendah hati serta dermawan.
Hal ini juga terjadi pada sebuah padi, semakin padi itu berisi maka
mereka akan semakin menunduk.
3. Kausalitas, paragraf induktif yang isinya memuat unsur sebab dan akibat
terhadap suatu hal yang terjadi.
Contoh : Pencemaran air dan tanah merupakan salah satu konsekuensi
yang berasal dari keberadaan limbah domestik atau limbah rumah tangga.
Limbah limbah atau limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan
oleh aktivitas rumah tangga sehari-hari.
Berikut contoh dari Paragraf Induktif :

Salah satu hal yang kerap terjadi pada orang yang tidak suka minum air putih
adalah dehidrasi. Seseorang dapat terkena dehidrasi jika tubuhnya kekurangan
cairan. Dehidrasi adalah keadaan ketika cairan yang dikeluarkan tubuh lebih
banyak daripada yang dikonsumsi dan masuk ke tubuh. Cairan yang baik untuk
tubuh adalah air putih. Ada baiknya kita mengonsumsi air putih minimal delapan
gelas per hari. Tubuh yang kurang minum air putih atau cairan lainnya dapat
mengalami dehidrasi (Kalimat penjelas). Tubuh merasa lemas dan tidak dapat
berfungsi dengan baik. Jadi, kita perlu mengonsumsi air putih minimal delapan
gelas perhari secara rutin (Kalimat utama).

2.6 Teknik dan pengembangan paragraf


a. Teknik alamiah
Teknik alamiah biasa disebut dengan pengembangan berdasarkan urutan
waktu. Dalam pengembangan paragraf ini perlu dijelaskan kronologi kejadian
secara runtut sehingga pembaca dapat dengan mudah mengerti isi paragraf.
Contoh:
Sedikitnya ada tiga langkah memahami makna teks puisi. Langkah yang
pertama adalah memastikan perkataan penyair. Kedua, memperkirakan makna
tersirat dalam teks puisi itu. Ada ungkapan klasik untuk itu, yakni penyair ada di
dalam kata dan berada di luar bahasa. Kata-kata bagi seorang penyair bisa bersifat
pribadi atau personal. Makna kata dan kata yang sama memiliki makna yang
berbeda untuk penyair yang berbeda. Ketiga, menguji perkiraan sementara dengan
membaca ulang teks puisi.
b. Teknik klimaks antiklimaks
Teknik klimaks yaitu teknik pengembangan paragraf dengan menyajikan
bagian-bagian yang dianggap penting terlebih dahulu kemudian diikuti bagian
yang kurang penting (informasi pendukung).
Contoh:
Fungsi handphone (HP) mengalami perkembangan dari zaman ke zaman
sesuai dengan kemajuan teknologi. Dahulu handphone hanya bisa digunakan
untuk menelepon, menerima dan mengirim pesan. Namun, kini handphone sudah
dilengkapi dengan berbagai aplikasi seperti chat, email, kamera, aplikasi ATM,
dan sebagainya. Selain itu, dengan menggunakan handphone seseorang juga dapat
menerima uang yakni dengan berjualan via online. Beberapa negara sudah
bersaing mengeluarkan merk handphone yang terbaik seperti China, Jepang, dan
sebagainya.
c. Teknik perbandingan
Teknik perbandingan adalah teknik pengembangan paragraf yang
menyajikan perbandingan dari apa yang sedang dibicarakan dengan objek lain.
Paragraf ini biasanya menggunakan ungkapan seperti: serupa dengan, seperti
halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan
dan sementara itu.
Contoh:
Ratu Monaliza tidak tertarik dengan dunia fashion, dia tampil sederhana di
muka umum seperti halnya yang diharapkan oleh rakyatnya. Ratu Monaliza
memiliki paras yang cantik dan hidung mancung. Ketika berkunjung ke kerajaan
lain, dia selalu menggunakan topi, dress, dan kacamata hitamnya. Lain halnya
dengan Ratu Margareta. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia semakin
mengandalkan gayanya. Setiap hari membeli pakaian di toko termahal seperti
gaun, scraft, tas, sepatu, dan lain sebagainya. Akan tetapi, Ratu Margareta tetap
menyapa rakyat dan sering membagikan makanan gratis.
d. Teknik pertentangan
Teknik pertentangan adalah teknik pengembangan paragraf yang
menyajikan pertentangan dari apa yang sedang dibicarakan dengan objek lain.
Paragaraf ini biasanya juga menggunakan ungkapan-ungkapan misalnya berbeda
dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari.
Contoh:
Penanganan terhadap penderita demam berdarah harus dilakukan dengan
bantuan medis. Gejala demam berdarah yang seringkali mirip dengan flu harus
diwaspadai. Virus dengue yang menyebar di dalam tubuh dapat dengan mudah
menjadikan penderitanya dalam keadaan kritis. Lain halnya dengan penanganan
terhadap gejala flu biasa yang dapat dilakukan dengan perawatan di rumah.
e. Teknik analogi
Teknik analogi adalah teknik pengembangan paragraf dengan
membandingkan apa yang sedang dibahas dengan hal lain yang lebih dikenal
secara umum. Pengembangan analogi biasanya dilakukan dengan kiasan. Kata-
kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, bagaikan.
Contoh:
Menuntut ilmu bagaikan dengan mendaki gunung. Banyak rintangan sewaktu
mendaki seperti halnya hujan yang mengakibatkan jalan licin dan kabut yang
mengakibatkan penerangan kurang tajam. Begitu pula bila seseorang menuntut
ilmu, akan mengalami beberapa rintangan seperti ekonomi yang rendah, malas
belajar, dan sebagainya. Jadi, menuntut ilmu sama dengan mendaki gunung untuk
mencapai puncaknya.
f. Teknik contoh-contoh
Teknik contoh-contoh yaitu teknik pengembangan paragraf dengan
memberikan contoh-contoh yang lebih umum sehingga dapat dipahami oleh
pembaca.Biasanya menggunakan kata seperti, misalnya, contohnya, yaitu.
Contoh:
Pemerintah sudah berusaha melakukan penanganan ketertinggalan di
wilayah pedesaan. Upaya yang dilakukan berupa ABRI masuk desa (AMD), KKN
mahasiswa, kegiatan doktor mengabdi, dan sebagainya. Hasilnya dapat dinikmati
oleh masyarakat di pedesaan. Contohnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan,
pembuatan sumur, pembuatan tempat wisata, peningkatan pengetahuan
masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan kesehatan dan gizi,
peningkatan peluang usaha, dan lain-lain.
g. Teknik sebab akibat
Teknik sebab akibat yaitu teknik pengembangan paragaraf dengan
menerangkan suatu kejadian, baik itu dari segi sebab maupun akibat. Biasanya
pengembangan paragaraf ini menggunakan ungkapan padahal, akibatnya, oleh
karena itu, dan karena.
Contoh:
Kekeringan melanda kota Pacitan. Kekeringan di kota ini selalu datang
ketika musim kemarau. Dalam waktu singkat beberapa tanaman padi dan jagung
sudah mulai mati. Kekeringan ini tidak hanya membuat tanaman mati, tetapi juga
membuat sumur kering dan hewan mati. Kekeringan datang tidak tiba-tiba seperti
banjir atau gempa bumi, tetapi timbul perlahan-lahan sehingga sangat mudah
diabaikan. Oleh karena itu, manusia dilarang menebang hutan sembarangan agar
tidak terjadi kekeringan di bumi ini.
h. Teknik klasifikasi
Teknik klasifikasi yaitu pengembangan paragraf dengan menggunakan
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu.
Contoh:
Kriteria penilaian menyusun teks laporan hasil observasi meliputi lima poin.
Poin pertama berkaitan dengan isi teks yakni kesesuaian tema dan struktur. Poin
kedua berkaitan dengan organisasi yakni pengembangan paragraf dan kesesuaian
ekspresi. Poin ketiga berkaitan dengan pilihan kata yakni penggunaan diksi dan
keefektifan kalimat. Poin keempat berkaitan dengan penggunaan bahasa yakni
bahasa baku dan istilah asing. Poin kelima berkaitan dengan mekanik yakni
ketepatan penggunaan ejaan, tanda baca, kata hubung, kata depan.

2.7 Pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya


1.Deskriptif
Paragraf deskriptif ini melukiskan apa yang terlihat di depan pembicaranya dan
dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan begitu,
deskriptif berurusan dengna hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
Paragraf Deskriptif bertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca
terhadap gagasan, objek, tempat dan peristiwa yang ingin disampaikan penulis.
Paragraf Deskriptif dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1). Paragraf Deskriptif Spasial (Menggambarkan ruang atau tempat
berlangsungnya sebuah peristiwa).
2). Paragraf Deskriptif Objektif (Menggambarkan sebuah objek atau orang dan
mengungkapkan identitasnya dengan apa yang bisa membuat pembaca bisa
membayangkan bagaiman karakter yang digambarkan tersebut).
3). Paragraf Deskriptif Subjektif (Menggambarkan objek seperti tafsiran atau
kesan dari perasaan penulisnya).
Contoh paragraf deskriptif sebagai berikut.
“Ketika melewati dua zona waktu atau lebih maka akan menyebabkan
seseorang mengalami jet lag. Untuk mengurangi hal tersebut, pertama-tama
adalah pastikan tubuh dalam kondisi sehat, segar dan bugar saat akan
melakukan penerbangan. Kemudian, konsumsi makanan sehat dan segar yang
penuh vitamin dan nutrisi yang baik baik tubuh. Setelah itu, konsumsi
suplemen yang mengandung melatonin atau sesuai saran dokter. Setelah itu,
ketika di dalam penerbangan usahakan untuk mengkonsumsi air mineral
secukupnya agar tidak terkena dehidrasi sehingga mengurangi efek jet lag.
Ketika sudah sampai di tempat tujuan, sebaiknya hindari makan berat setelah
pertama kali mendarat”.

2.Ekspositoris

Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ekspositoris


menampilkan suatu objek dimana peninjuannya tertuju pada satu unsur saja.
Penyampaian paragraf ini dapat menggunakan perkembangan analisi kronologis
atau keruangan. Bagian Ekspositoris terdiri dari pendahuluan, pengembangan, dan
kesimpulan.
Paragraf ekspositoris bisa ditulis dengan sejumlah pola sebagai berikut :
1). Pola sebab-akibat, dimana sebab berperan sebagai gagasan utama, dan akibat
berperan sebagai pengembangannya.
2). Pola ilustrasi, menceritakan suatu hal yang hendak dibahas. Dimana ilsutrasi
yang digunakan adalah ilustrasi yang ada di sekitar atau di dalam kehidupan
sehari-hari.
3). Pola proses, dimana pola ini berisi proses terjadinya suatu hal atau
pembentukan suatu hal.
Berikut contoh paragraf ekspositoris :
“Membuang obat yang kadaluwarsa ke sembarang tempat akan sangat
membahayakan bagi lingkungan. Sebab, meski sudah kadaluwarsa,zat kima pada
obat-obatan masih tetaplah ada. Jika zat kimia itu mengenai air atau tanah, maka
tidak mustahil jika pencemaran air dan tanah akan terjadi. Selain itu, jika
dibuang ke sembarang tempat, obat tersebut berpotensi disalahgunakan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab. Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya obat
yang sudah kadaluwarsa tersebut diberikan ke pihak apotek atau rumah sakit
tempat obat itu dibeli. Dengan begitu, nantinya obat yang sudah tidak terpakai itu
akan dileburkan dengan cara khusu”.
3.Argumentasi

Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf argumentatif lebih bersifat


membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya,
paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Paragraf argumentasi memiliki struktur sebagai berikut :
1). Pendahuluan, bertujuan untuk menyampaikan argumentasi yang dapat
memikat dan meyakinkan pembaca.
2). Tubuh Argumen, berisi kalimat-kalimat pendukung yang berfungsi untuk
mendukung atau menjelaskan ide pokok dengan memaparkan data, fakta, atau
alasan yang logis.
3). Kesimpulan, bertujuan untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa gagasan
atau pendapat yang diberikan sesuai dengan kebenaran dan dapat dipercaya.
Berikut contoh paragraf argumentatif :
“Air putih memiliki segudang manfaat untuk tubuh. Terlebih jika cairan tersebut
dikonsumsi selagi hangat. Sebuah studi yang dipublikasi dalam journal of food
science tertulis bahwa konsumsi air putih saat masih hangat dengan suhu
diantara 54-71 derajat celcius memiliki sejumlah manfaat. Selain itu, air putih
hangat dapat dikonsumsi kapan pun, baik saat bangun tidur, siang dan sore hari,
ketika menjelang tidur”.

4.Naratif

Paragraf ini disebut juga Karangan naratif atau narasi yang biasanya dihubung-
hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf
narasi hanya ditemukan pada novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh paragraf naratif :
“Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli
1927 dengan tujuan agar Indonesia segera merdeka. Namun ternyata pada
tanggal 29 Desember 1929 sampai 31 Desember 1931, Belanda memasukan
beliau ke dalam penjara. Setelah dibebaskan, beliau bergabung dengan Partindo,
namun ditangkap kembali dan dibuang ke Ende, Flores pada tahun 1933.
Kemudian beliau dipindahkan ke Bengkulu. Setelah melewati perjuangan yang
begitu panjang, akhirnya beliau dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945”.

Kesimpulan
1. Syarat membuat paragraf ada 3 :
• Kesatuan
• Kepaduan (Koherensi)
• Kelengkapan

2. Paragraf berdasarkan jenisnya :


• Paragraf Narasi
• Paragraf Eksposisi
• Paragraf Argumentasi
• Paragraf Persuasi
3. Bangun paragraf
 Paragraf Pembuka
 Paragraf Penghubung
 Paragraf Penutup
4. Rangka atau struktur sebuah paragraf
 Kalimat Topik
 Kalimat Penjelas
5. Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif
1. Paragraf Deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal
paragraf. Paragraf Deduktif memiliki tiga struktur, yaitu :
 Kalimat utama
 Kalimat penjelas
 Kesimpulan
2. Paragraf Induktif, yaitu topik atau ide pokok dari sebuah kalimat
diletakkan diakhir paragraf dan kalimat sebelumnya diawali gagasan-
gagasan pengembang. Paragraf Induktif terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
 Generalisasi
 Analogi
 Kausalitas
6. Teknik dan pengembangan paragraf
 Teknik Alamiah
 Teknik Klimaks antiklimaks
 Teknik Perbandingan
 Teknik Pertentangan
 Teknik Analogi
 Teknik Contoh contoh
 Teknik Sebab Akibat
7. Pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya terbagi menjadi empat
macam, yaitu :
1. Deskriptif
2. Ekspositoris
3. Argumentatif
4. Naratif

Anda mungkin juga menyukai