Anda di halaman 1dari 14

FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1

BINUS University

Academic Career: Class Program:


Undergraduate / Master / Doctoral *) International / Regular / Smart Program /
Global Class / BINUS Online Learning *)

 Mid Exam  Compact Term Exam Term : Odd / Even / Compact *)


√ Final Exam  Others Exam : Period (Only for BOL) : 1 / 2 *)

 Kemanggisan  Senayan  Semarang Academic Year :


 Alam Sutera  Bandung
 Bekasi  Malang 2022 / 2023
Exam Type* : Onsite / Online Faculty / Dept. : Binus Online Learning
/ Akuntansi
Day / Date** : Rabu-Rabu/ 09-16 Agustus 2023 Code - Course : ACCT6384039 -
Accounting for
Small Medium
Enterprise
Time** : 00.00 – 12.00 WIB Code - Lecturer : Tim Dosen
Exam : √ Open Book √ Open Notes BULC (Only for BOL) : Bandung, Bekasi, Jakarta,
Specification***  Close Book  Submit Project Makassar, Malang,
√ Open E-Book  Oral Test Palembang, Samarinda,
Semarang
Class : EMFA, MEDE, MFDE,
MIBE, MJBE, MLEE
Equipment*** : Student ID *** : 2502129285
 Exam Booklet √ Laptop  Drawing Paper – A3 Name *** : Rifdah Taliidah S
√ Calculator  Tablet  Drawing Paper – A2 Signature *** :
 Dictionary  Smartphone  Notes
X

🞸
) Strikethrough the unnecessary items **) For Online Exam, this is the due date ***) Only for Onsite Exam

Please insert the test paper into the exam booklet and submit both papers after the test.

The penalty for CHEATING is DROP OUT!

PETUNJUK UJIAN
i. Jawablah setiap pertanyaan yang berada pada bagian PERTANYAAN UJIAN dibawah ini
ii. Unduh soal ujian ini, kemudian ubah file dalam bentuk PDF ini ke bentuk words
iii. Jawaban di ketik rapi pada halaman JAWABAN UJIAN dibawah ini
iv. Jawaban dikumpulkan paling lambat tanggal 16 Agustus 2023 dalam bentuk file dan submit melalui portal ujian
v. Format file Jawaban adalah : KodeMatakuliah-Nama Matakuliah-NIM.pdf
Contoh : ACCT6384039-Accounting for Small Medium Enterprise -2012345678.pdf

Variasi 3

Kasus 1 (LO 1, 25%)


Apabila anda hendak membuat suatu usaha UMKM, jelaskan secara detail apa yang akan anda buat:
a. Nama dan jenis produk
Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 1 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
b. Alasan memilih produk tersebut
c. Target Pasar

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 2 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
d. Rencana Produksi dan pemasaran
Buatlah laporan laba rugi sederhana yang berisi prediksi pendapatan penjualan, prediksi biaya
yang akan dikeluarkan, dan laba/rugi dalam 1 bulan pertama UMKM anda beroperasi !

Kasus 2 (LO 2, 20%)


Berikut merupakan saldo akun pada buku besar Bloom Florist, Toko Bunga dan Dekorasi pada 1 April
2022

Kas $ 30.000
Peralatan $ 30.000
Tanah $ 50.000
Gedung $ 40.000
Hutang Dagang $ 10.000
Hutang Bank $ 40.000
Modal Pemilik $ 100.000

Selama April, Transaksi yang terjadi sebagai berikut :


April 9 Menerima $ 28.000 tunai dari pembuatan handbouqet customer
10 Membayar hutang bank $ 20.000, hutang dagang $ 10.000 & biaya iklan $3000
20 Melakukan pemesanan bunga pada suplier secara kredit $ 10.000
25 Menerima $ 55.000 tunai dari pekerjaan dekorasi yang telah diselesaikan
29 Membayar gaji karyawan $ 16.000
30 Membayar sewa di muka $13.000 untuk 3 bulan ke depan.

Buatlah : Jurnal Transaksi untuk setiap transaksi yang terjadi di bulan April !

Kasus 3 (LO 3, 25%)

Hanya dalam Rentang 48 Jam, Ini Penyebab Silicon Valley Bank Kolaps
Sumber : https://tekno.kompas.com/read/2023/03/14/15300077/hanya-dalam-rentang-48-jam-ini-
penyebab-silicon-valley-bank-kolaps?page=all

KOMPAS.com - Kebangkrutan bank terbesar kedua di Amerika Serikat sejak krisis keuangan 2008 baru
saja terjadi. Pada Jumat lalu (10/3/2023), otoritas keuangan Amerika serikat (AS) menutup Silicon
Valley Bank (SVB). Silicon Valley Bank yang merupakan salah satu bank terbesar di AS itu mengalami
kebangkrutan usai terjadi aksi bank run dari nasabahnya. Setelah aksi tersebut, Silicon Valley Bank
kolaps hanya dalam rentang 48 jam. Namun, aksi bank run bukan jadi satu-satunya penyebab bank
yang bermarkas di Santa Clara, California itu mengalami kejatuhan. Terdapat serangkaian penyebab
Silicon Valley Bank bankrut.
Selengkapnya, berikut adalah penyebab Silicon Valley Bank bangkrut. Penyebab Silicon Valley
Bank bangkrut Sejak didirikan pada 1983, SVB memiliki spesialisasi layanan keuangan seperti deposito,
pendanaan, serta pinjaman untuk perusahaan rintisan dan yang sudah mapan. SVB juga menyediakan
layanan pengelolaan modal dari investor atau pemodal ventura. Dalam hal penyebab Silicon Valley
Bank bankrut, secara umum berkaitan dengan tiga peristiwa, yaitu kebijakan The Fed (Bank Sentral
Amerika Serikat) dalam menaikkan suku bunga secara agresif, krisis modal yang dialami SVB, dan aksi

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 3 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
bank run.

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 4 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
Penyebab Silicon Valley Bank kolaps bermula saat The Fed menaikkan suku bunga secara agresif untuk
menanggulangi laju inflasi. Perlu diketahui, selama masa pandemi kemarin (sekitar 2020), The Fed
sempat memberlakukan kebijakan suku bunga nol persen. Kebijakan tersebut dapat membuat aktivitas
belanja masyarakat meningkat yang menguntungkan para perusahaan, termasuk perusahaan
teknologi. Banyak perusahaan teknologi yang akhirnya menyimpan uang di SVB. Aksi tersebut
membuat nilai deposito atau simpanan di SVB ikut meningkat. Lantaran punya simpanan yang
melimpah, seperti bank- bank lain, SVB akhirnya melakukan investasi besar-besaran, terutama dalam
obligasi jangka panjang.
Dikutip dari The Guardian, investasi dalam obligasi jangka panjang itu turut menjadi pemicu
kebankrutan Silicon Valley Bank. Setahun belakangan, karena inflasi meningkat, The Fed akhirnya
menaikkan suku bunga secara bertahap untuk menanggulangi laju inflasi. Kenaikan suku bunga itu
mengikis harga atau nilai obligasi SVB dan juga bank-bank lain. Pada saat yang sama, ketika suku bunga
naik dan membuat aktivitas belanja turun, banyak pemodal ventura mulai berhenti memberikan
pendanaan ke perusahaan teknologi. Akibat dana seret itu, para perusahaan teknologi pun
berbondong- bondong menarik deposito yang tersimpan di SVB untuk membayar biaya operasional.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, SVB idealnya harus memiliki uang tunai. Lantaran telah digunakan
untuk investasi dalam obligasi jangka panjang, SVB tak memiliki cukup banyak uang tunai. Akhirnya,
mereka mulai menjual obligasi yang dimiliki senilai 21 miliar dollar AS atau setara Rp 323,9 triliun
untuk mengatasi krisis modal. Penjualan obligasi itu mengakibatkan kerugian setelah pajak sebesar 1,8
miliar dollar AS atau kira-kira Rp 27,7 triliun. Untuk menanggulangi kerugian itu, SVB berencana
menjual saham baru senilai 2,25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 34,7 triliun. Pada 8 Maret lalu, SVB
mengumumkan menjual saham senilai 1,75 miliar dollar AS (sekitar Rp 27 triliun). Sehari berikutnya, di
9 Maret, SVB mengumumkan bahwa uang nasabah aman setelah aksi jual obligasi dan saham untuk
meningkatkan modal. Pengumuman dari SVB tersebut menimbulkan malah kepanikan dan memicu
fenomena bank run, kondisi di mana nasabah menarik uangnya dari bank (dalam hal ini adalah SVB)
dalam jumlah besar dan cepat. Dikutip dari The Verge, bank run pun akhirnya terjadi dalam kurung
waktu 48 jam setelah penjualan saham diumumkan SVB di 8 Maret.
Perusahaan modal ventura Founders Fund milik Peter Thiel menjadi yang pertama yang
menarik portofolio atau aset investasi bernilai jutaan dolar AS dari SVB. Selanjutnya, banyak pemodal
ventura atau investor yang mengikuti jejak Founders Found untuk menarik portofolionya dari Silicon
Valley Bank, seperti Union Square Ventures dan Coatue Management. Penarikan dana oleh nasabah
dari SVB tidak dilakukan dengan nominal yang kecil. Menurut laporan The Verge, terdapat nasabah
SVB yang melakukan penarikan deposito dengan nominal 42 miliar dollar AS deposito pada tanggal 9
Maret saja. Selang dua hari setelah pengumuman tersebut dan rentetan aksi bank run, bank yang
sempat berjaya itu akhirnya harus menelan “pil pahit”. Pada 10 Maret 2023, California Department of
Financial Protection and Innovation memutuskan untuk menutup operasi SVB. Lalu, mereka menunjuk
Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk mengelola aset-aset SVB yang kolaps. Dikutip dari
laman resmi FDIC, dalam rangka mengembalikan deposito yang diasuransikan ke nasabah, FDIC telah
membuat badan khusus bernama Deposit Insurance National Bank of Santa Clara (DINB).
Pada saat penutupan, FDIC mentransfer semua deposito yang diasuransikan ke DINB. Lewat
DINB, nasabah sudah bisa mengakses deposito yang diasuransikan paling lambat pada 13 Maret 2023.
Sementara itu, deposito nasabah yang diasuransikan SVB ke FDIC nominalnya terbatas, yaitu hanya
sampai 250.000 dollar AS (sekitar Rp 3,8 triliun). Berdasarkan laporan lain, terdapat sekitar 90 persen
deposito yang tidak diasuransikan ke FDIC pada Desember 2022. Namun, FDIC sendiri mengatakan
Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 5 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
bahwa jumlah deposito yang tidak diasuransikan masih belum ditentukan secara pasti. Untuk deposito

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 6 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
yang tidak diasuransikan, FDIC akan membayar dividen di muka mulai minggu depan. Nasabah dengan
deposito yang tidak diasuransikan juga akan mendapatkan sertifikat penerima jumlah sisa deposito
yang tidak diasuransikan. Ke depannya, FDIC bakal menjual aset SVB untuk membayar dividen ke
nasabah dengan deposito yang tidak diasuransikan. Sebagai informasi, menurut FDIC, per akhir
Desember 2022, Silicon Valley Bank memiliki total aset sekitar 209 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.210,4
triliun) dan total simpanan 175 miliar dollar AS (setara Rp 2.688,1 triliun). Jalan panjang pengembalian
deposito ini, terutama deposito yang tidak diasuransikan, disebut dapat mengganggu operasional
perusahaan- perusahaan rintisan nasabah SVB. Dana perusahaan yang kadung tersimpan di SVB jadi
sulit ditarik. Imbasnya, perusahaan rintisan nasabah SVB bisa terlambat membayar gaji karyawan,
membayar sewa gedung, dan biaya operasional lain.

Pertanyaan:
Bedasarkan artikel tersebut, lakukan analisa dalam 1 halaman penuh terkait dengan apa yang terjadi,
kesalahan apa yang dilakukan dan bagaimana mengatasi agar hal tersebut tidak terulang dikemudian
hari? Berkaca dari kasus SVB yang merupakan bank pendanaan startup dunia, apa pelajaran yang
didapat bagi para pemilik perusahaan UMKM/startup agar mereka tidak terjebak dalam kasus serupa
di kemudian hari?

Anda diperbolehkan mencari referensi dari artikel atau bahan bacaan lain, tapi dilarang copy paste
dari artikel tersebut, silahkan tulis ulang dengan kata kata sendiri

Kasus 4 (LO 4, 30%)


Dibawah ini adalah beberapa akun di laporan keuangan Perusahaan Dagang sebagai berikut :
2022 2021
Current Asset 52,047,993 35,697,688
Current Liabilities 17,473,342 8,504,496
COGS 33,590,794 22,996,896
Inventory 9,655,714 6,224,275
Total Liabilities 8,086,611 5,086,611
Total Assets 41,104,899 31,045,599
Net Sales 60,099,728 98,157,888
Operating Income 75,249,200 32,775,808
Gross Profit 26,508,934 75,160,992
EBIT 56,436,900 24,581,856
EBT 45,149,520 19,665,485
Cash Flow Operation 50,716,192 40,781,248
Retained Earning 18,967,893 12,986,500
Owner’s Equity 33,018,288 25,958,988

Hitunglah ratio untuk tahun 2022 dan 2021 di bawah ini dan berikan interpretasi anda atas
kinerja keuangan perusahaan berdasarkan perhitungan ratio tersebut !
a. Current Ratio
b. Inventory Turnover

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 7 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
c. Working Capital
d. Debt Ratio
e. Debt to Equity Ratio
f. Total Asset Turnover
g. Operating Income Margin
h. Gross Profit Margin
i. Degree of Financial Leverage
j. Operating Cashflow to Total Debt

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 8 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1

RUBRIK PENILAIAN
NILAI
LO SKOR : % dari Bobot Skor x bobot
Level KONTEN / ELEMEN Excellent Good Average Poor
Bobot (85 – 100) (75 – 84) (65 – 74) (<= 64)
Explain the theory of Able to explain the Able to explain the Explain the theory Deficient
SME, accounting theory of SME, theory of SME, of SME, ability to
accounting concepts accounting concepts accounting explain the
concepts and principles and principles as a and principles as a concepts and theory of SME,
as a basis in the basis in the basis in the principles as a accounting
preparation of financial preparation of preparation of basis in the concepts and
statements accordance financial statements financial statements preparation of principles as a
LO 1 accordance with accordance with financial basis in the
with SMEs Accounting SMEs Accounting SMEs Accounting statements in preparation of
Standard Standards correctly Standards with accordance with financial
without any errors minor error SMEs Accounting statements in
Standards with accordance
some error with SMEs
Accounting
Sssssssss
Explain the accounting Able to explain the Able to explain the Explain the Deficient
activities in accounting accounting accounting ability to
activities in activities in activities in explain the
merchandising, merchandising, merchandising, merchandising, accounting
service, and service, and service, and service, and activities in
manufacturing SME manufacturing SME manufacturing SME manufacturing merchandising,
LO 2 accordance with SMEs in accordance with in accordance with SME in service, and
SMEs Accounting SMEs Accounting accordance with manufacturing
Accounting Standard Standards correctly Standards with SMEs Accounting SME
without any errors minor error Standards with accordance
some error with SMEs
Accounting
Standard
Explain the concept Able to explain the Able to explain the Explain the Deficient
and methods relating concept and concept and concept and ability to
to inventories and methods relating to methods relating to methods relating explain the
fraud and internal inventories and inventories and to inventories and concept and
LO 3 control. fraud and internal fraud and internal fraud and internal methods
control correctly control. with minor control.with some relating to
without any errors error error inventories and
fraud and
internal control.
Analyse SME’s Able to analyse Able to analyse Analyse SME’s Deficient
performance by using SME’s performance SME’s performance performance by ability to
the information stated by using the by using the using the analyse SME’s
in financial statement information stated information stated information stated performance by
LO 4 in financial in financial in financial using the
statement correctly statement with statement with information
without any errors minor error some error stated in
financial
statement

TOTAL NILAI UJIAN

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 9 of 7
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1

JAWABAN
UJIAN
Kasus 1
A. Nama Produk : Classy Apparel
Jenis Produk : Pakaian kerja wanita dengan model pakaian timeless menyesuikan tren atau pasar (Ex : Blazer,
Kemeja dan Celana Kerja)
B. Memilih produk tersebut karena penampilan menjadi sesuatu yang esensial untuk saat ini apalagi penampilan
yang rapi dan elegan dapat menjadi poin penambah dalam dunia profesional. Bahkan untuk beberapa posisi
penampilan merupakan poin utama untuk membuat kesan yang menarik dari rekan bisnis mereka.
C. Segmen Pasar : Wanita aktif bekerja kantoran maupun para eksekutif bisnis.
D. Rencana produksi : Karena memiliki konsep dengan cutting atau model yang timeless dan menyesuaikan dengan
tren yang biasa digunakan para pekerja maupun eksekutif bisnis jadi tidak diperlukan desainer khusus dan
terkait rencana produksi adalah dengan memakai jasa penjahit konveksi dengan memproduksi hanya beberapa
kuantiti saja yang nantinya penyimpanan berada pada salah satu ruangan di rumah pribadi.
Pemasaran : Mendistribusikan melalui e-commerce dan secara online melalui social media selain itu untuk
launching produk awal akan menggunakan jasa influencer.

Classy Apparel
Laporan Laba Rugi
Per 31 Juli 2023

Pendapatan 100,000,000.00

Harga Pokok Penjualan


Pembelian (Jasa Penjahit) 33,000,000.00
Barang tersedia untuk dijual 16,100,000.00
16,900,000.00
Laba Kotor 83,100,000.00

Biaya Operasional
Gaji karyawan pemasaran dan
operasional 8,000,000.00
Biaya Iklan 8,000,000.00
Biaya Pengiriman 2,500,000.00
Biaya Pengemasan 2,000,000.00
Biaya Utilitas 1,000,000.00
21,500,000.00
Biaya Administrasi
Gaji bagian administrasi 3,500,000.00

Laba Bersih 58,100,000.00

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 10 of
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1

Kasus 2
9-Apr Kas $ 28,000
Pendapatan $ 28,000

10-Apr Hutang Bank $ 20,000


Hutang Dagang $ 10,000
Kas $ 30,000

Biaya Iklan $ 3,000


Kas $ 3,000

20-Apr Persediaan Bahan Baku $ 10,000


Hutang Dagang $ 10,000

25-Apr Kas $ 55,000


Pendapatan $ 55,000

29-Apr Beban Gaji $ 16,000


Kas $ 16,000

30-Apr Sewa dibayar dimuka $ 13,000


Kas $ 13,000

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 11 of
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
Kasus 3

Kasus kebangkrutan Silicon Valley Bank yang sedang marak dibicarakan terdapat serangkaian
penyebab kebangkrutan Silicon Valley Bank. Semua berawal pada saat banyaknya companies yang
memiliki deposit atau melakukan penyimpanan di Silicon Valley Bank pada saat terjadinya pandemic
disinyalir meningkat tiga kali lipat. Hal tersebut merupakan sumber dana utama Bank namun juga
merupakan liabilitas. Dengan dana deposit tersebut Bank memutarkan uangnya dengan melakukan
pinjaman kepada para debitur atau peminjam. Dana deposit tersebut cukup rentan karena dapat
diambil kapan saja oleh pemilik deposit. Kesalahan yang dilakukan oleh Silicon Valley Bank adalah Ketika
mereka mendapatkan banyak deposit dari klien yang menyimpan dana di Silicon Valley Bank justru
Silicon Valley Bank menggunakan dana tersebut untuk berinvestasi pada aset jangka panjang yakni
obligasi yang memiliki umur rata – rata 10 tahun. Kerentanan dari melakukan investasi jangka panjang
untuk Bank adalah mereka bersifat tidak likuid dengan kata lain justru membutuhkan biaya tinggi atau
beresiko tinggi untuk mencairkannya dalam waktu singkat. Sedangkan industri Bank membutuhkan juga
membutuhkan dana likuid. Karena pada umumnya Bank memperoleh aset dengan menggunakan
liabilitas sebagai sumber modal. Silicon Valley Bank memang membeli investasi yang high quality
dengan high risk. Yang menimbulkan masalah lagi adalah ketika naiknya suku bunga untuk menekan
inflasi, dengan naiknya suku bunga maka harga fixed income pun jatuh. Selain itu faktor lain yang
menyebabkan kejatuhan Silicon Valley Bank adalah pada November 2021 terjadi kolabs pada tech
companies yang sebagian besar merupakan klien dari Silicon Valley Bank. Tentu hal ini menjadi masalah
ditambah lagi kondisi inflasi yang terjadi di US banyak depositor yang ingin menarik dananya karena
kekhawatiran akan terjadinya inflasi. Secara teknis jika sebagian besar depositor ingin menarik dananya
pada satu waktu sekaligus, maka secara otomatis Silicon Valley Bank membutuhkan dana dengan cara
menjual obligasi dengan nilai market. Dan hal ini bisa menjadi kerugian sementara, apabila kerugian
cukup besar kemungkinan untuk membayar uang para depositor kemungkinan tidak cukup.
Dari pengalaman Silicon Valley Bank yang dapat dijadikan pelajaran yang dapat diambil bagi
UMKM adalah diperlukannya risk management yang baik sehingga pendanaan pada perusahaan bisa
berjalan dengan baik. Jangan sampai ketika mendapatkan profit yang tinggi Perusahaan justru
melakukan bakar uang. Pemilihan pendanaan dengan perhitungan yang matang akan meminimalisir
risiko terjadinya kerugian atau kebangkrutan.

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 12 of
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
Kasus 4

2021 2022

a Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities a Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities

= 4.20 = 2.98
b Inventory Turnover = COGS / Average Inventory b Inventory Turnover = COGS / Average Inventory

= 1.16 = 1.69
c Working Capital = Current Assets - Current Liabilities c Working Capital = Current Assets - Current Liabilities
= 27,193,192 = 34,574,651
d Debt Ratio = Total Liabilities / Total Assets d Debt Ratio = Total Liabilities / Total Assets
= 16% = 20%
e Debt to Equity Ratio = Total Liabilities / Total Equity e Debt to Equity Ratio = Total Liabilities / Total Equity
= 20% = 24%
f Total Asset Turnover = Net Sales / Average Total Assets f Total Asset Turnover = Net Sales / Average Tota Assets
= 2.72 = 1.67
g Operating Income Margin = EBIT / Revenues g Operating Income Margin = EBIT / Revenues
= 25% = 94%
h Gross Profit Margin = Gross Profit / Revenues h Gross Profit Margin = Gross Profit / Revenue
= 77% = 44%
i Degree of Financial Leverage = Change in Net Income / Change in EBIT i Degree of Financial Leverage = Change in Net Income / Change in EBIT
= 80% = 80%
j Cashflow to Debt Ratio = Operating Cash Flows / Total Debt j Cashflow to Debt Ratio = Operating Cash Flows / Total Debt

= 80% = 62.7%
FM-BINUS-AA-FPU-78/V2R1
Dari hasil analisa rasio keuangan dapat disimpulkan sebagai berikut
1) Tingkat kemampuan Perusahaan dalam melakukan pembayaran hutang lancar dan memanfaatkan aset
lancarnya meningkat menjadi lebih baik pada tahun 2022.
2) Dalam melakukan pengelolaan persediaan dan pembelian mengalami peningkatan lebih baik namun tidak
terlalu signifikan.
3) Dengan tingkat modal yang bertambah juga menunjukkan bahwa adanya peningkatan menjadi lebih baik dalam
pengelolaan aset dan juga liabilitas Perusahaan.
4) Tingkat Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio yang meningkat menunjukkan bahwa tingkat pengelolaan hutang
secara keseluruhan kurang efesien dan meningkatnya risiko keuangan yang lebih besar.
5) Total Asset Turnover yang menurun juga menjadi indikator bahwa pengelolaan asset untuk bisa mendapatkan
profit dari penjualan juga mengalami penurunan atau kurang efesien.
6) Operating Income Margin yang meningkat menunjukkan adanya efesiensi operasional Perusahaan yang lebih
baik, Namun jika melihat Gross Profit Margin yang mengalami penurunan menunjukkan jika kurangnya efesiensi
Perusahaan dalam pengelolaan harga pokok atau biaya produksi atau bisa jadi terdapat peningkatan biaya
produksi. Dengan terjadinya hal tersebut yang mungkin terjadi adalah peningkatan biaya produksi dapat
meningkatkan laba operasional perusahaan tapi dapat mempengaruhi demand pasar.
7) Finance Leverage yang stabil menggambarkan bahwa Perusahaan menggunakan utang dalam struktur modalnya
cukup efesien meskipun rasio hutang meningkat namun masih tidak terlalu beresiko.
8) Nilai Cash flow to debt ratio yang yang menurun mengindikasikan menurunnya kinerja Perusahaan dalam hal
pengelolaan hutang hal ini juga terkait dengan meningkatnya nilai Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio.

Verified by,

[Maria Paramastri Hayuning Adi] (D6324) and sent to Department/Program on JUL


18, 2023
Page 14 of

Anda mungkin juga menyukai