Anda di halaman 1dari 5

MK Teori Pendidikan & Sosisal Budaya

Definisi Psikologi Kepribadian


Psikologi kepribadian adalah cabang psikologi yang mempelajari pola-pola
karakteristik yang berbeda yang membentuk kepribadian seseorang dan
bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal memengaruhi perkembangan dan
perubahan kepribadian seseorang. Psikologi kepribadian mencakup studi tentang
sifat-sifat seperti emosi, motivasi, perilaku, kepercayaan, nilai, dan preferensi
yang membentuk identitas individu. Tujuannya adalah untuk memahami
bagaimana seseorang menjadi dirinya sendiri, termasuk bagaimana pengalaman
hidup, lingkungan, genetika, dan faktor lainnya berperan dalam membentuk
kepribadian yang unik dan berbeda-beda di setiap individu.
Mempelajari psikologi kepribadian memiliki beberapa tujuan, di antaranya:
1. Memahami diri sendiri: Dengan mempelajari psikologi kepribadian,
seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan lebih baik. Ini bisa
membantu individu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pribadinya serta bagaimana ia merespons lingkungan sekitarnya.
2. Memahami orang lain: Dalam mempelajari psikologi kepribadian,
seseorang juga dapat memahami orang lain dengan lebih baik. Ini bisa
membantu untuk meningkatkan hubungan interpersonal, baik di tempat
kerja, keluarga, atau lingkungan sosial lainnya.
3. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan: Studi tentang
kepribadian juga dapat membantu individu dalam mengembangkan
kemampuan kepemimpinan mereka. Dengan memahami karakteristik
kepribadian yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang
efektif, seseorang dapat belajar untuk memperbaiki keahlian mereka
dalam memimpin orang lain.
4. Mengatasi masalah psikologis: Psikologi kepribadian juga dapat
membantu individu dalam mengatasi masalah psikologis, seperti
depresi, kecemasan, atau masalah emosional lainnya. Dengan
memahami dasar-dasar psikologi kepribadian, seseorang dapat
mengidentifikasi sumber masalah psikologis mereka dan mencari solusi
untuk mengatasinya.
5. Mengembangkan karir: Studi tentang psikologi kepribadian juga dapat
membantu individu dalam mengembangkan karir mereka. Dengan
memahami kekuatan dan kelemahan pribadi, seseorang dapat
menentukan karir yang cocok dengan kepribadian mereka serta
memperbaiki kemampuan mereka dalam bekerja dengan orang lain.
Dalam psikologi kepribadian, ada beberapa pendekatan yang berbeda untuk
memahami dan menjelaskan kepribadian manusia. Beberapa pendekatan tersebut
antara lain:
1. Pendekatan psikoanalitik: Pendekatan ini dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan memfokuskan pada pengaruh alam bawah sadar terhadap
kepribadian manusia. Teori psikoanalitik mengemukakan bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh dorongan-dorongan tak sadar yang
berakar dari pengalaman masa lalu.
2. Pendekatan perilaku: Pendekatan ini lebih menekankan pada pengaruh
lingkungan dan belajar terhadap kepribadian manusia. Teori perilaku
mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh pengalaman
dan penguatan (reward dan punishment) yang diterima dalam
lingkungan.
3. Pendekatan humanistik: Pendekatan ini memandang manusia sebagai
makhluk yang memiliki kebebasan dan kemampuan untuk memilih.
Teori humanistik mengemukakan bahwa kepribadian manusia
dipengaruhi oleh kebutuhan untuk aktualisasi diri, yaitu untuk menjadi
pribadi yang seutuhnya.
4. Pendekatan kognitif: Pendekatan ini memandang kepribadian manusia
sebagai hasil dari proses mental dan kognitif. Teori kognitif
mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh pemikiran,
keyakinan, dan persepsi yang dimilikinya.
5. Pendekatan sosial: Pendekatan ini memandang kepribadian manusia
sebagai hasil dari interaksi sosial. Teori sosial mengemukakan bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial
yang dianut dalam kelompok sosial tertentu.
Setiap pendekatan tersebut memiliki keunikan dan kelemahan masing-masing,
dan seringkali para ahli memadukan beberapa pendekatan untuk memahami
kepribadian manusia secara lebih komprehensif.

Slide 4
Terdapat beberapa teori kepribadian yang telah dikembangkan dalam bidang
psikologi. Beberapa teori tersebut antara lain:
1. Teori psikoanalisis Sigmund Freud adalah salah satu teori kepribadian
yang paling terkenal dan berpengaruh dalam bidang psikologi. Teori ini
berfokus pada pengaruh alam bawah sadar terhadap kepribadian manusia,
dan mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dorongan-
dorongan tak sadar yang berakar dari pengalaman masa lalu Menurut teori
psikoanalisis, kepribadian manusia terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
id, ego, dan superego. Id adalah bagian tak sadar yang mewakili dorongan-
dorongan dasar seperti nafsu, hasrat, dan insting. Ego adalah bagian yang
menyatukan keinginan-keinginan yang muncul dari id dan tuntutan-
tuntutan dari dunia luar. Sedangkan, superego adalah bagian moral yang
muncul dari norma dan nilai-nilai yang diterima dari lingkungan. Teori
psikoanalisis juga mengemukakan bahwa konflik antara id, ego, dan
superego dapat menyebabkan ketegangan dan kecemasan dalam
kepribadian manusia. Freud memperkenalkan konsep pertahanan diri, yang
meliputi mekanisme seperti penyangkalan, represi, proyeksi, regresi, dan
sublimasi. Mekanisme ini digunakan oleh ego untuk mengurangi
ketegangan yang disebabkan oleh konflik antara id dan superego. Freud
juga mengembangkan teori tentang tahap perkembangan psikoseksual,
yang menekankan pada pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam
membentuk kepribadian seseorang. Tahap perkembangan ini meliputi
tahap oral, anal, falik, laten, dan genital. Meskipun teori psikoanalisis telah
banyak dikritik, kontribusinya terhadap psikologi dan ilmu sosial tidak
dapat dipungkiri. Teori ini telah mempengaruhi bidang psikoterapi dan
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana pengalaman
masa lalu dapat membentuk kepribadian manusia.
2. Teori behaviorisme John Watson adalah salah satu teori kepribadian yang
memfokuskan pada pengaruh lingkungan dan belajar terhadap perilaku
manusia. Watson mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh pengalaman dan penguatan yang diterima dalam lingkungan, dan
bahwa kepribadian manusia dapat diubah melalui perubahan lingkungan
dan pembelajaran. Menurut Watson, manusia lahir dengan kepribadian
kosong dan tidak memiliki sifat atau insting bawaan. Ia memandang bahwa
perilaku manusia terbentuk melalui kondisioning atau pembelajaran, yang
terdiri dari dua bentuk utama: kondisioning klasik dan kondisioning
operan. Kondisioning klasik adalah proses pembelajaran di mana sebuah
stimulus yang awalnya tidak memiliki arti atau makna tertentu (stimulus
netral) dikaitkan dengan stimulus lain yang memiliki arti atau makna
tertentu (stimulus tak netral). Contohnya, Watson melakukan eksperimen
dengan bayi bernama Albert dan menunjukkan bahwa Albert
mengembangkan ketakutan terhadap tikus setelah tikus dikaitkan dengan
bunyi keras yang mengejutkan. Kondisioning operan, di sisi lain, adalah
proses pembelajaran di mana perilaku manusia dipengaruhi oleh
konsekuensi yang diterima setelah melakukan suatu tindakan. Jika
tindakan tersebut diikuti oleh konsekuensi positif, seperti penguatan atau
hadiah, maka perilaku tersebut cenderung terulang lagi di masa depan.
Dalam teori behaviorisme Watson, pengalaman dan penguatan dalam
lingkungan dapat membentuk perilaku dan kepribadian manusia. Oleh
karena itu, ia berpendapat bahwa jika lingkungan diperbaiki, maka perilaku
dan kepribadian manusia juga dapat berubah. Meskipun teori behaviorisme
telah banyak dikritik, kontribusinya terhadap psikologi dan ilmu sosial
tidak dapat dipungkiri. Teori ini telah mempengaruhi bidang psikoterapi
dan membantu mengembangkan teknik-teknik pembelajaran yang efektif.

3. Teori humanistik Abraham Maslow adalah salah satu teori kepribadian


yang memfokuskan pada potensi manusia dan pengembangan diri yang
optimal. Teori ini menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan-
kebutuhan psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan yang optimal. Menurut Maslow, manusia
memiliki lima tingkat kebutuhan yang diurutkan berdasarkan tingkat
kepentingannya, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Maslow memandang bahwa manusia akan mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan yang optimal jika semua kebutuhan ini
terpenuhi. Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkat tertinggi dalam
hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow. Kebutuhan ini berkaitan
dengan potensi pribadi manusia untuk mencapai puncak prestasi dan
kemampuan optimal, serta mengekspresikan diri secara kreatif dan positif.
Dalam teori humanistik Maslow, manusia juga memiliki kebutuhan untuk
menjadi diterima dan dihargai oleh lingkungan sekitarnya, serta memiliki
rasa percaya diri dan harga diri yang positif. Jika kebutuhan-kebutuhan ini
tidak terpenuhi, manusia cenderung mengalami kecemasan dan
ketidakbahagiaan. Teori humanistik Maslow juga menekankan bahwa
manusia memiliki potensi untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
yang optimal, dan bahwa individu dapat mencapai pertumbuhan dan
pengembangan pribadi melalui pengalaman positif, pemenuhan
kebutuhan, dan kesempatan untuk berkembang dan belajar. Meskipun teori
humanistik Maslow telah dikritik karena tidak mempertimbangkan faktor-
faktor biologis dan lingkungan yang mempengaruhi perilaku manusia,
kontribusinya terhadap psikologi dan ilmu sosial tidak dapat dipungkiri.
Teori ini telah mempengaruhi bidang psikoterapi dan mempromosikan
konsep-konsep seperti pengembangan diri, pertumbuhan pribadi, dan
kebahagiaan yang optimal.
4. Teori kognitif George Kelly salah satu teori kepribadian yang
memfokuskan pada konsep manusia sebagai seorang ilmuwan pribadi yang
mencoba untuk memahami dan memprediksi dunia di sekitarnya. Kelly
mengemukakan bahwa manusia memiliki konstruk-konstruk pribadi yang
digunakan untuk membangun dan memahami dunia mereka, dan bahwa
kepribadian manusia terbentuk melalui proses kognitif ini. Menurut Kelly,
manusia mencoba untuk memprediksi dan mengontrol dunia di sekitar
mereka dengan menggunakan konstruk pribadi mereka. Konstruk-konstruk
ini terdiri dari kategori-kategori yang dipakai untuk memahami
pengalaman dan membuat keputusan. Konstruk-konstruk ini dapat berubah
dan berkembang seiring waktu, tergantung pada pengalaman dan
pembelajaran individu. Dalam teori kognitif Kelly, kepribadian manusia
terdiri dari sistem konstruk pribadi yang digunakan untuk memahami dunia
sekitar, dan juga untuk memilih tindakan yang tepat untuk menangani
situasi tertentu. Kelly berpendapat bahwa kegagalan dalam memprediksi
atau mengontrol lingkungan dapat menyebabkan kecemasan dan stres,
sementara kemampuan untuk memprediksi dan mengontrol lingkungan
dapat meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan. Kelly juga
mengemukakan bahwa terapi dapat membantu individu untuk
mengembangkan konstruk pribadi yang lebih efektif dan adaptif, yang
dapat membantu mereka mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang
lebih besar. Terapi dapat membantu individu untuk memahami dan
memodifikasi konstruk pribadi mereka, dan untuk mengembangkan
kemampuan untuk memprediksi dan mengontrol lingkungan mereka
dengan lebih efektif. Meskipun teori kognitif Kelly telah dikritik karena
kurang memperhatikan faktor-faktor biologis dan lingkungan yang
mempengaruhi kepribadian manusia, kontribusinya terhadap psikologi dan
ilmu sosial tidak dapat dipungkiri. Teori ini telah mempengaruhi bidang
psikoterapi dan mempromosikan konsep-konsep seperti pengembangan
konstruk pribadi yang adaptif, kontrol diri, dan pengembangan
keterampilan kognitif yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai