Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

Nama Mahasiswa : NUR HAMID,S.Pd


Asal Institusi : SMA DARUSSALAM

Petunjuk : Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk
membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di
Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat


menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah
merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

DOKUMENTASI WAWANCARA
1. Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A 3. Guru sejawat : Suharno, S.Pd

2. Kepala Sekolah : Afan Sucipto, S.Pd 4. Peserta didik : Dina


Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah Analisis
yang telah eksplorasi
NO Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifik penyebab
asi masalah
1 Rendahnya KAJIAN LITERATUR Setelah
Motivasi 1. Motivasi Belajar Bahasa Inggris pada Siswa Madrasah Aliyah dilakukan
belajar Darul Mutaallimin Sugihwaras Patianrowo Nganjuk analisis terhadap
bahasa Tyas Alhim Mubarok Universitas Nahdlatul Ulama Blitar kajian
Indonesia
Inggris literatur dan
Motivasi merupakan salah satu faktor pendorong untuk mencapai
siswa sma keberhasilan dalam belajar bahasa Inggris. Berdasarkan hasil dan wawancara,
rendah pembahasan dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa siswa penyebab
Madrasah Aliyah Darul Muta’allimin memiliki motivasi ekstrinsik rendahnya
lebih tinggi dari pada motivasi intrinsik dalam belajar bahasa Inggris. motivasi
Hal ini menunjukkan bahwa keinginan mereka belajar bahasa Inggris belajar siswa
masih belum murni dari diri individu melainkan masih banyak yang
dipengaruhi oleh faktor luar seperti lingkungan dan teman. Oleh
rendah adalah :
karena itu, perlu perlakuan khusus dan tindakan lebih untuk
memotivasi siswa agar lebih semangat dan giat dalam belajar. Untuk 1. Guru dalam
itu guru harus menyiapkan metode maupun strategi yang tepat untuk menyampaika
membangkitkan keinginan dan kesadaran siswa dalam belajar bahasa n materi
ingggris. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 4 Nomor 1, monoton
Februari 2019 kurang
https://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant/article/view/277 inovatif dan
2. FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX D bervariasi
SMP MUHAMMADIYAH 1 JEMBER DALAM MENERIMA PELAJARAN 2. Guru kurang
BAHASA INGGRIS TAHUN AJARAN 2010/2011
menguasai
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwasanya masih banyak
siswa yang tidak menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris, materi
dikarenakan minimnya kosa kata Bahasa Inggris yang dimiliki oleh 3. Guru belum
siswa dan aturan-aturan dalam Bahasa Inggris yang dirasa sulit bagi cukup waktu
siswa, untuk itu alternatif pemecahannya untuk membantu kesulitan menyiapkan
siswa tersebu yaitu diupayakan dengan adanya motivasi belajar dari media
guru, serta dengan adanya bimbingan yang tepat dan teratur, metode pembelajaran
pembelajaran yang bervariasi juga dapat menimbulkan minat siswa
dalam belajar Bahasa Inggris. NURUL AZIZAH 2013-12-24
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11930

3. HUBUNGAN GAYA MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
Hery Rahmat1 dan Miftahul Jannatin2 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Mataram Email: 1
heryrahmat@uinmataram.ac.id, 2 adefakz@gmail.com
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas serta hasil
penelitian yang diperoleh, maka dikemukakan saran-saran sebagai
berikut: 1. Bagi Guru Guru diharapkan dapat memberikan variasi
mengajar dalam setiap proses pembelajaran. Dengan variasi
mengajar yang dilaksanakan, guru dapat mengatasi kebosanan pada
siswa, dapat memberikan semangat dan dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa sehingga tujuan belajar yang diinginkan akan
tercapai 2. Bagi Siswa Siswa diharapkan selalu mempertahankan dan
meningkatkan motivasi belajarnya, karena motivasi merupakan
penggerak dalam diri siswa yang akan menimbulkan rangsangan
untuk belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah
kegiatan belajar sehingga tujuan atau prestasi belajar siswa dapat
tercapai.

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Kurangnya kreatifitas Guru mengajar
b. Cara guru mengajar kurang menyenangkan
c. Masalah dalam kehidupan siswa
Kepala Sekolah : Afan Sucipto, S.Pd
Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Karena pembelajaran monoton
b. Guru tidak menggunakan media
c. Cara mengajar guru kurang menantang dan menyenangkan

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Peserta didik memiliki motivasi yang rendah disebabkan oleh
beberapa factor diantaranya materi yang dipelajari susah,siswa
tidak menyukai cara mengajar guru, siswa tidak menyukai
pelajaranya, kondisi lingkungan keluarga social ekonomi yang
kurang mendukung

Peserta didik : Dina


Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Pembelajaran cara menyampaikan masih kurang inovatif
b. Pembelajaran membosankan

2 Siswa KAJIAN LITERATUR Setelah


belum 1. PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA DAN MOTIVASI BELAJAR dilakukan
memiliki TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMK SWASTA analisis terhadap
literasi DI KARAWANG kajian
membaca Indah Purnama Dewi Universitas Singa perbangsa Karawang literatur dan
text bahasa wawancara,
inggris yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penyebab
pengaruh kemampuan membaca dan motivasi belajar terhadap prestasi
baik belajar bahasa Inggris siswa SMK swasta di Karawang. Jika memang peserta didik
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan maka seberapa kuat sulit memahami
pengaruh kemampuan membaca dan motivasi belajar tersebut terhadap apa yang mereka
prestasi belajar bahasa Inggris. Metode penelitian yang digunakan baca adalah :
adalah survei dengan analisis korelasi dan regresi linier berganda, yaitu 1. Sarana
menghubungkan antara data yang menunjukkan kemampuan membaca mendukung
dan motivasi belajar dengan data yang menunjukkan prestasi belajar
literasi
bahasa Inggris. Data tentang variabel kemampuan membaca dan
motivasi belajar diperoleh melalui tes dan angket yang disusun oleh membaca
peneliti, yaitu mengukur hal-hal yang berkaitan dengan dua hal di atas. peserta didik
Sedangkan data tentang prestasi belajar bahasa Inggris diperoleh masih kurang
melalui tes langsung yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap 2. Kurangnya
responden. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa: program
(1) terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan membaca dan sekolah dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar bahasa Inggris siswa SMK
guru dalam
Swasta di Karawang, hal tesebut dibuktikan dengan Sig = 0,000 < 0,05
dan Fhitung = 69,557; (2) terdapat pengaruh yang signifikan meningkatka
kemampuan membaca bahasa Inggris terhadap prestasi belajar siswa n literasi
SMK Swasta di Karawang, hal tersebut dibuktikan dengan nilai Sig = membaca
0,000 < 0,05 dan thitung = 7,742; dan (3) terdapat pengaruh yang peserta didik
signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar bahasa Inggris
siswa SMK Swasta di Karawang, hal tersebut dibuktikan dengan nilai
Sig = 0,000 < 0,05 dan thitung = 2,821.
https://doi.org/10.35706/judika.v8i2.3653

2. PENGARUH PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STAD TERHADAP


MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN
BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 AMLAPURA
Prof. Dr. I Nyoman Natajaya,M.Pd ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA .
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar
dan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Amlapura. antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.
Penelitian ini tergolong penelitian semu dengan rancangan post-test
only control group design. dan jumlah sampel sebanyak 116 siswa.
Data motivasi belajar dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
dan data hasil belajar dikumpulkan menggunakan tes objektif tipe
pilihan ganda. Analisis data menggunakan MANOVA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: Pertama, terdapat perbedaan motivasi belajar dan
hasil belajar membaca antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran koperatif tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional (F=21,485, sig=0,000; p<0,05),
Kedua terdapat perbedaan hasil belajar membaca antara kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran koperatif tipe STAD dan kelompok
siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (F=33,202,
sig=0,000; p<0,05) dan Ketiga, terdapat perbedaan motivasi belajar
antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran koperatif tipe
STAD dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional
(F=10,099, sig=0,000; p<0,05) Kata Kunci : metode pembelajaran
kooperatif STAD, hasil belajar membaca, dan motivasi belajar
https://doi.org/10.23887/japi.v4i1.1003

3. Bagi guru, saran yang diberikan adalah meningkatkan upaya dalam


menumbuhkan minat membaca siswa seperti melaksanakan program
literasi secara tertib dan maksimal. Bagi petugas perpustakaan
hendaknya memperhatikan dan merawat kondisi perpustakaan yang
meliputi fasilitas yang ada, kebersihan ruangan, penataan buku,
penataan ruang agar perpustakaan memberikan kenyamanan bagi
siswa. Peralatan yang tidak seharusnya ada di perpustakaan sebaiknya
diletakkan di tempat semestinya. Bagi kepala sekolah dan staf,
hendaknya engevaluasi pelaksanaan program literasi di sekolah, agar
kedepannya program tersebut dapat berjalan secara maksimal,
diketahui oleh warga sekolah, dan dapat meningkatkan minat
membaca siswa. Citra Pratama Sari, Universitas Negeri Yogyakarta
citra.pratama@student.uny.ac.id
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/pgsd/article/viewFile/
13875/13400

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah :
a. Ketersesiaan buku non akademik yang masih kurang
b. Kebiasaan membaca text bahasa inggris belum dimulai dari
rumah

Kepala Sekolah : Afan Sucipto, S.Pd


Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah:
a. Fasilitas perpustakaan yang masih minim
b. Belum maksimalnya pojok baca belum mendukung

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah:
a. Sekolah belum atau kurang memiliki program literasi
b. Peserta didik masih minim vocabulary

Peserta didik : Dina


Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah:
a. Masih belum maksimalnya program literasi yang berkaitan
dengan bahasa inggris
3 Relasi / KAJIAN LITERATUR Setelah
hubungan 1. Menjadi kreatif dapat diperoleh melalui proses belajar. Munculnya dilakukan
guru dengan kreativitas dapat dipengaruhi dari berbagai faktor diantaranya adalah analisis kajian
faktor komunikasi antara keluarga, dalam hal ini adalah orang tua,
orang tua literatur dan
dan sekolah terutama guru. Adanya sikap saling mempercayai, saling
terkait membantu dalam membimbing anak dan berkomunikasi antara orang wawancara,
dengan tua dan guru, akan membuat anak merasa memiliki kebebasan penyebab
pembelajara berkreativitas guna pengembangan potensi dirinya, sehingga bisa hubungan
n masih meningkatkan kreativitas dan mencapai keberhasilan dalam belajar. kominikasi
sangat (Anis Pusitaningtyas: 2016) antara guru dan
terbatas 2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses orang tua
komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan guru antara lain
peserta didik
yaitu kurangnya kemampuan orang tua dalam menggunakan media
sosial, signal yang kurang memadai dan waktu yang kurang dalam terkait
berkomunikasi .(Nadha Luthfiyah Firdaus : 2022) pembelajaran
https://digilib.uinsby.ac.id / masih kurang
3. Dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk peranan adalah:
hubungan kerja sama anatar orang tua dan guru dalam 1. Terbatasnya
meningkatkan minat belajar siswa di sekolah maupun di rumah partisipasi
sangat ditentukan oleh hubungan kerja sama anatar orang tua dan orang tua di
guru. 2. Jika siswa memiliki disiplin dalam kegiatan atau proses sekolah
belajar, maka siswa akan mendapatkan hasil yang optimal. Begitu
2. Orang tua
sebaliknya, jika siswa tidak disiplin dalam kegiatan atau proses
jarang di
belajar di sekolah maupun di rumah, maka hasil yang akan dicapai
tidak maksimal. 3. Usaha-usaha yang dilakukan antara orang tua dan libatkan
guru dalam meningkatkan minat belajar siswa yaitu orang tua selalu dalam
memberikan motivasi untuk belajar kepada siswa dan orang tua kegiatan
selalu memberikan bimbingan belajar kepada siswa. Kemudian guru pembelajaran
mengingatkan mutu pembelajaran dengan menciptakan Susana
pembelajaran yang menyenangkan agar minat belajar siswa semakin
meningkat. Oleh: Oni Taliawo1 Shirley Y. V. I. Goni2 Jhon D.
Zakarias3file:///C:/Users/ASUS/Downloads/jm_holistik,
+Oni+Jurnal+up.pdf

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Orang tua jarang di undang ke sekolah untuk kegiatan akademin
dan non akademik

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Pembelajaran belum pernah melibatkan orang tua
b. Guru merangkap sebagai jabatan yang lain

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Pengerjaan tugas atau proyek siswa tidak melibatkan orang tua
b. Tuntutan materi yang terlalu banyak

Peserta didik : Dina


Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Orang tua jarang melihat hasil belajar kami

4 Guru belum KAJIAN LITERATUR Setelah


maksimal 1. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran dilakukan
diantaranya adalah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (Modul analisis kajian
ajar) guru kurang memahami langkah- langkah pembelajaran sesuai literature dan
sintak yang ada pada model pembelajaran. (Indah Fajar Friani, wawancara,
Sulaiman, Mislinawati: 2017)
penyebab
2. Menurut pengamatan, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru
yang menggunakan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat penggunaan
rendah dan guru cenderung menggunakan model konvensional pada model
setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini disebabkan kurangnya pembelajaran
penguasaan tenaga pendidik terhadap model-model pembelajaran inovatif yang
yang ada padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran masih belum
sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesionalguru. maksimal
(AD WIDYATAMA:2014) adalah:
http://eprints.ums.ac.id/32621/2/04.%20BAB%20I.pdf
1. Kurangnya
3. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa penguasaan
problem yang dialami guru dalam menerapkan model pembelajaran guru
tematik, baik itu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan terhadap
penilaian. Hal itu terlihat dari perencanaan pada tema benda-benda mengimplem
sekitar, kendala yang ada mengenai persiapan dalam sarana dan entasikan
prasarana yang kurang memadai, seperti pemilihan metode, media
dan sumber belajar yang kurang memadai, sehingga membuat para pembelajaran
guru dan peserta didik merasa kesulitan dan pembelajaran pun kurang inovatif
berjalan dengan maksimal. Pelaksanaan model pembelajaran tematik 2. Guru masih
mengimple yang merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran membuat senang
mentasikan guru harus lebih banyak memerlukan waktu dalam melakukan mengajar
model kegiatan belajar mengajar. (fitri delviyani) dengan cara
model http://repository.uinsu.ac.id/10575/1/SKRIPSI%20FIDEL%20FIX-
menjelaskan
pembelajara dikonversi.pdf
atau ceramah
n inovatif
WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Pemahaman guru mengenai pembelajaran inovatif yang masih
kurang

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Waktu untuk mempersiapkan pembelajaran inovatif butuh waktu
lama

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Guru masih beranggapan pembelajaran ceramah lebih baik

Peserta Didik : Dina


penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Guru mengajarnaya masih monoton

5. Pembelajara KAJIAN LITERATUR Setelah


n dikelas 1. Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengetahuan guru dilakukan
masih tentang higher order thinking skill dalam pembelajaran matematika analisis kajian
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru tentang makna higher
belum literature dan
order thinking skill masih rendah. Tidak semua guru mengetahui level
berbasis kognitif HOTS sesuai Taksonomi Bloom serta memaknai wawancara,
HOTS HOTSsecara beragam yakni sebagai keterampilan, instrumen penyebab
(Higher penilaian dan proses pembelajaran. Selain itu, pengetahuan guru Pembelajaran
Other tentang implementasi pembelajaran matematika yang berorientasi dikelas masih
Thinking higher order thinking skill juga masih rendah. Pada tahap perencanaan belum berbasis
Skill) pembelajaran, guru belum dapat merumuskan tujuan pembelajaran HOTS (Higher
yang memuat HOTS, walau telah mengetahui model atau metode Other Thinking
pembelajaran yang relevan untuk diterapkan dalam mendorong Skill) adalah:
pengembangan HOTS siswa. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran,
1. Masih pakai
guru masih minim dalam melakukan hal-hal yang memfasiltasi
peningkatan HOTS siswa. Pada tahap evaluasi, kemampuan guru paradigma
dalam menyusun instrumen penilaian HOTS masih rendah. (Rafiq lama bahwa
Badjeber,Nursupiamin, Agung Wicaksono, Mufidah: 2020) peserta didik
https://www.researchgate.net/publication/347821490_ disuruh
2. Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 tidak membatasi menghafal
penggunaan tingkatan taksonomi, hal ini dapat dilihat dari siswa yang bukan
dapat membangun Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan
berlatih
berbagai kategori pengetahuan. Tetapi pada prakteknya masih
mengalami permasalahan.. Higher Order Thinking Skills (HOTS) kemampuan
pada siswa tidak dibangun dengan baik sehingga hampir semua materi menalar.
yang diberikan oleh guru hanya diterima siswa tampa tindakan kritis 2. Kemampuan
saat pembelajaran. Lusi Nelyy Widiawati Levilia: 2020 guru masih
https://pgsd.persadakhatulistiwa.ac.id/wp rendah dalam
content/uploads/2021/02/Lusi.pdf menyusun
3. Proses pembelajaran berbasis HOTS, sudah hampir terlaksana dengan
pembelajaran
baik. Dilihat dari sudah adanya RPP ssampai dengan pelaksanaan
pembelajaran yang sudah menyesuaikan RPP yang dibuat. Belum berbasis
sempurnanya proses pembelajaran berbasis HOTS ini karena adanya HOTS
beberapa kendala, yaitu kurangnya alokasi waktu untuk belajar, siswa
yang belum terbiasa berfikir tingkat tinggi karena terbilang cukup baru
mengenal pembelajaran HOTS dari yang awalnya pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum 2006 dan baru dua tahun beralih ke
kurikulum 2013, dan kendala yang terakhir yaitu kurangnya buku
pelajaran serta media pembelajaran yang mendukung pembelajaran
berbasis HOTS, kemampuan guru dalam memahami pembelajaran
HOTS
https://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/elibtidaiy/article/view/
7961/4524

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher Other
Thinking Skill) karena guru masih mengajar dengan paradigm
lama, siswa disuruh menghafal bukan berlatih untuk kemampuan
menalar.

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Karena peserta didik belum begitu memahami materi dan belum
siap mengerjakan soal soal yang berbasis HOTS

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Kebanyakan guru masih bertahan budaya lama

Peserta Didik : Dina


penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Kami masih belum bias memahami pembelajaran HOTS
6. Guru masih KAJIAN LITERATUR Setelah
belum 1. Pada pemanfaatannya, fasilias komputer/laptop/jaringan internet ini dilakukan
mengoptima seringkali tidak termaksimalkan, sejauh ini masih banyak guru yang analisis kajian
belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
lkan literature dan
pemanfaata komunikasi. Guru masih cenderung menggunakan cara-cara wawancara,
n teknologi tradisional dalam pembelajaran, atau yang sering disebut dengan penyebab Guru
dalam pembelajaran berpusat pada guru. Guru aktif sementara peserta didik masih belum
menjadi pendengar pasif di dalam kelas. (Kukuh Andri Aka : 2017)
pembelajara mengoptimalkan
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
n article=1228808&val=11388&title= pemanfaatan
2. Belum semua guru memanfaatkan TIK dalam menyelenggarakan teknologi dalam
kegiatan pembelajaran yang diampunya walaupun mereka telah pembelajaran
memahami bahwa strategi pembelajaran yang demikian ini sangat adalah:
menunjang atau membantu tingkat penguasaan peserta didik terhadap 1. Kurangnya
materi pelajaran. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak wawasan guru
adanya akses, tidak adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak
dalam
mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang
TIK, dan tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK. pemanfaatan
Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan TIK adalah: dilakukan teknologi
sosialisasi yang terusmenerus tentang potensi, manfaat, dan 2. Keengganan
pentingnya TIK di dalam kegiatan pembelajaran sehingga ada guru untuk
dukungan kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pusat, pemerintah berinovasi
daerah, instansi swasta tetapi juga dari kepala sekolah, dilaksanakan dengan
pelatihan yang lebih intensif dengan waktu yang lebih longgar atau
teknologi
memadai sehingga dimungkinkan bagi guru untuk mempraktekkan
hasil pelatihan di dalam kelas, para guru merespons kemajuan TIK 3. Tidak punya
secara positif dengan tindakan nyata melalui pemanfaatan TIK di waktu untuk
dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas profesionalnya, dan menyiapakan
dilaksanakan pengadaan perangkat TIK di sekolah secara bertahap
dan berkelajutan, baik melalui pemerintah, pihak swasta maupun
masyarakat.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/a
rticle/view/29
3. Sebagian besar guru memiliki fasilitas teknologi pribadi tetapi kurang
memadai, kemampuan guru menggunakan teknologi tergolong
rendah, sebagian besar guru masih menggunakan metode
konvensional yang mengandalkan guru sebagai pusat informasi
dikarenakan guru malas untuk menerapkan metode baru dan
mempelajari teknologi yang dirasa perkembangan teknologi terlalu
cepat dan rumit.Dengan kondisi SDM yang sebagian besar masih
menngunakan metode lama dan sebagian besar tidak memanfaatkan
teknologi, terlihat kendala yang dihadapai meliputi kendala fasilitas
pribadi guru, kemampuan guru menggunakan teknologi, umur, dan
waktu. Kendala yang paling inti merupakan hambatan dari diri guru
sendiri yaitu kemauan guru untuk mempelajari teknologi dan
memotivasi diri sendiri untuk mencoba dan belajar suatu teknologi,
sehingga kemampuan guru yang rendah dalam menggunakan
teknologi dapat teratasi, karena guru memiliki peran utama,
tanpa adanya kemauan dari diri guru sendiri pengintegrasian
teknologi tidak dapat berjalan. Dengan adanya kendala yang dihadapi
guru, sebaiknya guru lebih mengerti akan pentingnya suatu teknologi
dalam pembelajaran diera sekarang dan meningkatkan kualitas
mengajar dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada dengan sebaikbaiknya.

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10781/2/T1_70201
1130_Full%20text.pdf

WAWANCARA

Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A


penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Kurangnya kemampuan guru dalam penguasaan pembelajaran
yang berbasis teknologi
b. Faktur usia guru tidak tertarik menggunakan teknologi

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Guru perlu persiapan waktu yang lebih banyak untuk
mengaplikasikan pembelajaran berbasis teknologi
b. Guru masih belum memiliki motivasi belajar yang berbasis
teknologi

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Masih enggan untuk move on dari budaya lama dari konvensional
untuk beralih pembelajaran dibidang teknologi
Peserta Didik :
penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Guru masih banyak yang belum melek teknologi

Anda mungkin juga menyukai