Anda di halaman 1dari 10

LK 1.

2 EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

Nama Mahasiswa : NUR HAMID,S.Pd


Asal Institusi : SMA DARUSSALAM

Petunjuk : Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk
membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di
Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat


menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah
merencanakan strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

DOKUMENTASI WAWANCARA
1. Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A 3. Guru sejawat : Suharno, S.Pd

2. Kepala Sekolah : Afan Sucipto, S.Pd 4. Peserta didik : Dina


Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah Analisis
yang telah eksplorasi
NO Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifik penyebab
asi masalah
1 Rendahnya KAJIAN LITERATUR Setelah
Motivasi 1. Motivasi Belajar Bahasa Inggris pada Siswa Madrasah Aliyah dilakukan
belajar Darul Mutaallimin Sugihwaras Patianrowo Nganjuk analisis terhadap
bahasa Tyas Alhim Mubarok Universitas Nahdlatul Ulama Blitar kajian
Indonesia
Inggris literatur dan
Motivasi merupakan salah satu faktor pendorong untuk mencapai
siswa keberhasilan dalam belajar bahasa Inggris. Berdasarkan hasil dan wawancara,
rendah pembahasan dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa siswa penyebab
Madrasah Aliyah Darul Muta’allimin memiliki motivasi ekstrinsik rendahnya
lebih tinggi dari pada motivasi intrinsik dalam belajar bahasa Inggris. motivasi
Hal ini menunjukkan bahwa keinginan mereka belajar bahasa Inggris belajar siswa
masih belum murni dari diri individu melainkan masih banyak yang
dipengaruhi oleh faktor luar seperti lingkungan dan teman. Oleh
rendah adalah :
karena itu, perlu perlakuan khusus dan tindakan lebih untuk
memotivasi siswa agar lebih semangat dan giat dalam belajar. Untuk 1. Guru dalam
itu guru harus menyiapkan metode maupun strategi yang tepat untuk menyampaika
membangkitkan keinginan dan kesadaran siswa dalam belajar bahasa n materi
ingggris. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Volume 4 Nomor 1, monoton
Februari 2019 kurang
https://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant/article/view/277 inovatif dan
2. FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX D bervariasi
SMP MUHAMMADIYAH 1 JEMBER DALAM MENERIMA PELAJARAN 2. Guru kurang
BAHASA INGGRIS TAHUN AJARAN 2010/2011
menguasai
Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwasanya masih banyak
siswa yang tidak menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris, materi
dikarenakan minimnya kosa kata Bahasa Inggris yang dimiliki oleh 3. Guru belum
siswa dan aturan-aturan dalam Bahasa Inggris yang dirasa sulit bagi cukup waktu
siswa, untuk itu alternatif pemecahannya untuk membantu kesulitan menyiapkan
siswa tersebu yaitu diupayakan dengan adanya motivasi belajar dari media
guru, serta dengan adanya bimbingan yang tepat dan teratur, metode pembelajaran
pembelajaran yang bervariasi juga dapat menimbulkan minat siswa
dalam belajar Bahasa Inggris. NURUL AZIZAH 2013-12-24
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/11930

3. HUBUNGAN GAYA MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS
Hery Rahmat1 dan Miftahul Jannatin2 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Mataram Email: 1
heryrahmat@uinmataram.ac.id, 2 adefakz@gmail.com
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas serta hasil
penelitian yang diperoleh, maka dikemukakan saran-saran sebagai
berikut: 1. Bagi Guru Guru diharapkan dapat memberikan variasi
mengajar dalam setiap proses pembelajaran. Dengan variasi
mengajar yang dilaksanakan, guru dapat mengatasi kebosanan pada
siswa, dapat memberikan semangat dan dapat membangkitkan
motivasi belajar siswa sehingga tujuan belajar yang diinginkan akan
tercapai 2. Bagi Siswa Siswa diharapkan selalu mempertahankan dan
meningkatkan motivasi belajarnya, karena motivasi merupakan
penggerak dalam diri siswa yang akan menimbulkan rangsangan
untuk belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah
kegiatan belajar sehingga tujuan atau prestasi belajar siswa dapat
tercapai.

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Kurangnya kreatifitas Guru mengajar
b. Cara guru mengajar kurang menyenangkan
c. Masalah dalam kehidupan siswa
Kepala Sekolah : Afan Sucipto, S.Pd
Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Karena pembelajaran monoton
b. Guru tidak menggunakan media
c. Cara mengajar guru kurang menantang dan menyenangkan

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Peserta didik memiliki motivasi yang rendah disebabkan oleh
beberapa factor diantaranya materi yang dipelajari susah,siswa
tidak menyukai cara mengajar guru, siswa tidak menyukai
pelajaranya, kondisi lingkungan keluarga social ekonomi yang
kurang mendukung

Peserta didik : Dina


Penyebab motivasi belajar rendah :
a. Pembelajaran cara menyampaikan masih kurang inovatif
b. Pembelajaran membosankan

2 Siswa KAJIAN LITERATUR Setelah


belum 1. Evaluasi Permasalahan Pemahaman Membaca Teks dilakukan
memiliki Berbahasa Inggris oleh Siswa SMA di Kota Medan analisis terhadap
literasi kajian
membaca Ganie, Rohani Deliana 2019 literatur dan
text bahasa http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/71595 wawancara,
inggris yang Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada empat masalah utama dari penyebab
pihak siswa ketika menghadapi materi pemahaman membaca yaitu 1)
baik kurangnya ketertarikan dan semangat belajar, 2) kurangnya kemampuan peserta didik
dasar Bahasa Inggris siswa, 3) malu dan takut menggunakan Bahasa sulit memahami
Inggris, dan 4) Buku ajar dianggap kurang menarik. Selanjutnya, apa yang mereka
masalah yang dihadapi guru ketika mengajar pemahaman membaca baca adalah :
adalah 1) kurangnya ketertarikan dan semangat belajar siswa, 2) Guru 1. Sarana
sebagai pusat pengajaran, 3) sedikit respons dari siswa, dan 4) alokasi mendukung
waktu belajar kurang. Solusi yang diajukan oleh peneliti adalah dengan
literasi
memasukkan unsur budaya pada saat mengajar bahasa asing sehingga
menambah daya tarik bahasa tersebut dan mengaplikasikan membaca
metode/teknik ajar yang tidak hanya sesuai materi namun juga sesuai peserta didik
dengan karakteristik siswa. masih kurang
2. Kurangnya
2. PENGARUH PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE STAD TERHADAP program
MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN
sekolah dan
BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 AMLAPURA
guru dalam
Prof. Dr. I Nyoman Natajaya,M.Pd ., Prof. Dr. A. A. I. Ngurah Marhaeni,MA .
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar meningkatka
dan hasil belajar membaca pemahaman bahasa Inggris siswa kelas XI n literasi
SMA Negeri 2 Amlapura. antara siswa yang mengikuti model membaca
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division peserta didik
(STAD) dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.
Penelitian ini tergolong penelitian semu dengan rancangan post-test
only control group design. dan jumlah sampel sebanyak 116 siswa.
Data motivasi belajar dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
dan data hasil belajar dikumpulkan menggunakan tes objektif tipe
pilihan ganda. Analisis data menggunakan MANOVA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: Pertama, terdapat perbedaan motivasi belajar dan
hasil belajar membaca antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran koperatif tipe STAD dan kelompok siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional (F=21,485, sig=0,000; p<0,05),
Kedua terdapat perbedaan hasil belajar membaca antara kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran koperatif tipe STAD dan kelompok
siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (F=33,202,
sig=0,000; p<0,05) dan Ketiga, terdapat perbedaan motivasi belajar
antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran koperatif tipe
STAD dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional
(F=10,099, sig=0,000; p<0,05) Kata Kunci : metode pembelajaran
kooperatif STAD, hasil belajar membaca, dan motivasi belajar
https://doi.org/10.23887/japi.v4i1.1003

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KESUKARAN SISWA


MEMAHAMI TEKS BAHASA INGGRIS
Nurul Fajri, Nurmainiati Numainiati

Faktor penyebab timbulnya kesukaran ini adalah kurangnya


penguasaan kosa kata dan tidak terbentuknya kebiasaan membaca
teks-teks bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan sebanyak 33,33%
menyatakan kendala memahami teks bahasa Inggris adalah
penguasaan kosa kata terlalu sulit, 46,66% menyatakan penggunaan
kosa kata teks bahasa Inggris di dalam buku-buku pelajaran bahasa
Inggris atau yang diberikan oleh guru terdapat penggunaan kata-kata
yang sulit. Di samping itu, terdapat 53,33% penyebab sebagian orang
tidak tertarik dengan bahasa Inggris karena kurangnya penguasaan
kosa kata dan 76, 67% menyatakan bahwa pengaruh kurangnya
konsentrasi dan fokus memahami teks bahasa Inggris salah satu
penyebab utamanya adalah kurangnya penguasaan kosa kata, dan
sebanyak 56.67% menyatakan seseorang tidak mampu memahami
teks bahasa Inggris dikarenakan tidak memiliki strategi, tidak
memiliki kebiasaan dan tidak suka membaca teks bahasa Inggris.
Akhirnya disimpulkan bahwa penyebab dominan siswa mengalami
kesulitan memahami teks bahasa Inggris adalah kurangnya
penguasaan kosa kata. Di samping itu, berdasarkan hasil wawancara
didapatkan sebagian siswa mengalami kesulitan memahami teks
bahasa Inggris dikarenakan tidak memiliki strategi membaca yang
tepat, kurangnya penguasaan kosa kata, kurangnya pemahaman tata
bahasa, dan tidak terbentuknnya sebuah kebiasaan membaca yang
baik. http://jurnal.stkipan-nur.ac.id/index.php/jibi/article/view/141

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah :
a. Ketersesiaan buku non akademik yang masih kurang
b. Kebiasaan membaca text bahasa inggris belum dimulai dari
rumah

Kepala Sekolah : Afan Sucipto, S.Pd


Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah:
a. Fasilitas perpustakaan yang masih minim
b. Belum maksimalnya pojok baca belum mendukung

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah:
a. Sekolah belum atau kurang memiliki program literasi
b. Peserta didik masih minim vocabulary

Peserta didik : Dina


Penyebab peserta didik sulit memahami apa yang mereka baca rendah:
a. Masih belum maksimalnya program literasi yang berkaitan
dengan bahasa inggris
3 Relasi / KAJIAN LITERATUR Setelah
hubungan 1. Menjadi kreatif dapat diperoleh melalui proses belajar. Munculnya dilakukan
guru dengan kreativitas dapat dipengaruhi dari berbagai faktor diantaranya adalah analisis kajian
faktor komunikasi antara keluarga, dalam hal ini adalah orang tua,
orang tua literatur dan
dan sekolah terutama guru. Adanya sikap saling mempercayai, saling
terkait membantu dalam membimbing anak dan berkomunikasi antara orang wawancara,
dengan tua dan guru, akan membuat anak merasa memiliki kebebasan penyebab
pembelajara berkreativitas guna pengembangan potensi dirinya, sehingga bisa hubungan
n bahasa meningkatkan kreativitas dan mencapai keberhasilan dalam belajar. kominikasi
inggris sma (Anis Pusitaningtyas: 2016) antara guru dan
masih 2. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses orang tua
komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan guru antara lain
sangat peserta didik
yaitu kurangnya kemampuan orang tua dalam menggunakan media
terbatas sosial, signal yang kurang memadai dan waktu yang kurang dalam terkait
berkomunikasi .(Nadha Luthfiyah Firdaus : 2022) pembelajaran
https://digilib.uinsby.ac.id / masih kurang
adalah:
3. Dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk peranan 1. Terbatasnya
hubungan kerja sama anatar orang tua dan guru dalam partisipasi
meningkatkan minat belajar siswa di sekolah maupun di rumah orang tua di
sangat ditentukan oleh hubungan kerja sama anatar orang tua dan
sekolah
guru. 2. Jika siswa memiliki disiplin dalam kegiatan atau proses
2. Orang tua
belajar, maka siswa akan mendapatkan hasil yang optimal. Begitu
sebaliknya, jika siswa tidak disiplin dalam kegiatan atau proses jarang di
belajar di sekolah maupun di rumah, maka hasil yang akan dicapai libatkan
tidak maksimal. 3. Usaha-usaha yang dilakukan antara orang tua dan dalam
guru dalam meningkatkan minat belajar siswa yaitu orang tua selalu kegiatan
memberikan motivasi untuk belajar kepada siswa dan orang tua pembelajaran
selalu memberikan bimbingan belajar kepada siswa. Kemudian guru
mengingatkan mutu pembelajaran dengan menciptakan Susana
pembelajaran yang menyenangkan agar minat belajar siswa semakin
meningkat. Oleh: Oni Taliawo1 Shirley Y. V. I. Goni2 Jhon D.
Zakarias3file:///C:/Users/ASUS/Downloads/jm_holistik,
+Oni+Jurnal+up.pdf

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Orang tua jarang di undang ke sekolah untuk kegiatan akademin
dan non akademik

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Pembelajaran belum pernah melibatkan orang tua
b. Guru merangkap sebagai jabatan yang lain

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Pengerjaan tugas atau proyek siswa tidak melibatkan orang tua
b. Tuntutan materi yang terlalu banyak

Peserta didik : Dina


Penyebab hubungan kominikasi antara guru dan orang tua peserta didik
terkait pembelajaran masih kurang:
a. Orang tua jarang melihat hasil belajar kami
4 Guru belum KAJIAN LITERATUR Setelah
maksimal dilakukan
mengimple INOVASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS analisis kajian
mentasikan 1. Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan maka literature dan
model saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah: wawancara,
pembelajara Pertama, Kepada guru-guru harus menggunakan strategi-strategi penyebab
n inovatif metode atau model pembelajaran yang menarik supaya siswa tertarik penggunaan
akan belajar Bahasa Inggris. Kedua, Kepada siswa agar dapat
model
berperan aktif dalam menciptakan kelas yang kondusif sehingga
kelas dapat tercipta iklim yang harmonis dalam kegiatan belajar dan pembelajaran
mengajar. Ketiga, Kepada guru Bahasa Inggris. Hendaknya dapat inovatif yang
mengelola pembelajaran secara inovatif, agar siswa tidak merasa masih belum
jenuh dalam belajar, lebih bersemangat dan termotivasi dalam maksimal
belajar bahasa inggris. Keempat, Kepada kepala sekolah, wakil adalah:
kepala sekolah dan wali kelas, agar memperhatikan keadaan kelas 1. Kurangnya
dengan jumlah siswanya sehingga Inovasi Pengelolaan Pembelajaran
Bahasa Inggris dalam penerimaan siswa baru tidak mengakibatkan penguasaan
kepadatan kelas yang dapat mengganggu proses guru dalam guru
pengelolaan kelas, dan berusaha menambah perlengkapan buku terhadap
paket dan media pendukung dalam pelaksanaan proses belajar- mengimplem
mengajar bahasa Inggris khususnya dan seluruh mata pelajaran yang entasikan
ada di sekolah pada umumnya. Kelima, kepada orang tua siswa, pembelajaran
untuk lebih memperhatikan dan bertanya dengan anaknya mengenai
inovatif
keadaan di sekolah terutama dalam mempelajari Bahasa Inggris
sehingga orang tua siswa mengetahui perkembangan pelajaran 2. Guru masih
bahasa Inggris di sekolah. Selanjutnya, dapat memberikan senang
dukungan, arahan dan motivasi kepada anak dalam belajar bahasa mengajar
Inggris. Kemudian juga dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan dengan cara
anak dalam mempelajari Bahasa Inggris. Misalnya membelikan anak menjelaskan
buku paket, buku pendukung lainnya (kamus bahasa Inggris) atau ceramah
Anni Nurhamidah
https://doi.org/10.33369/mapen.v11i3.3255
Rambat Nur
Sasongko
Universitas Bengkulu

2. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TERPADU DALAM


PEMBELAJARAN WAWANCARA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS
XI IPA SMA NEGERI 6 SEMARANG
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa dengan menerapkan Teknik Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar Bahasa
Inggris pada materi “Wawancara” di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 6
Semarang. Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan maka
disarankan pada pihak yang berkompeten bahwa Penerapan Teknik
Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis dapat dijadikan sebagai
model pilihan dalam pengajaran Bahasa Inggris pada materi
Wawancara. Dan agar Penerapan Penerapan Teknik Kooperatif
Terpadu Membaca dan Menulis dapat dilaksanakan maka program
literasi di sekolah harus terus digalakkan agar indikator kemampuan
siswa terpenuhi.(mulyani)

3. Menurut pengamatan, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas


guru yang menggunakan model pembelajaran yang bervariatif masih
sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvensional
pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini disebabkan
kurangnya penguasaan tenaga pendidik terhadap model-model
pembelajaran Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan
wawancara, penyebab Penggunaan model pembelajaran inovatif yang
masih belum maksimal adalah :yang ada padahal penguasaan
terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan profesionalguru. (AD WIDYATAMA :
2014)
http://eprints.ums.ac.id/32621/2/04.%20BAB%20I.pdf
WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Pemahaman guru mengenai pembelajaran inovatif yang masih
kurang

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Waktu untuk mempersiapkan pembelajaran inovatif butuh waktu
lama

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Guru masih beranggapan pembelajaran ceramah lebih baik

Peserta Didik : Dina


penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum
maksimal adalah :
a. Guru mengajarnaya masih monoton

5. Pembelajara KAJIAN LITERATUR Setelah


n bahasa Pelatihan Penyusunan Soal Bahasa Inggris Berbasis High Order dilakukan
inggris Thinking Skills (HOTS) Bagi Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah analisis kajian
dikelas Atas (SMA) di Kota Padang literature dan
masih Fitrawati Fitrawati(1), Refnaldi Refnaldi(2), Yetti Zainil(3), wawancara,
belum 1. Permasalahan pokok yang terjadi di beberapa SMA di kota Padang penyebab
berbasis yang menginspirasi dari kegiatan ini adalah kompetensi pedagogik Pembelajaran
guru Bahasa Inggris pada aspek pengembangan evaluasi hasil pelajar
HOTS dikelas masih
yang masih bersifat konvensional. Dengan kata lain ketika guru
(Higher membuat soal ulangan, guru hanya mengambil soal dari sumber lain belum berbasis
Other dan bentuk soal yang dihasilkan umumnya hanya dalam bentuk HOTS (Higher
Thinking pilihan ganda, mengisi rumpang, ataupun memilih mana yang “benar” Other Thinking
Skill) atau “salah” saja. Adapun penyebab permasalahan tersebut dapat Skill) adalah:
dirumuskan dalam tiga hal, yaitu: 1) kurangnya keterampilan 1. Masih pakai
pedagogik guru tentang evaluasi hasil belajar, 2) kurangnya paradigma
pemahaman guru tentang konsep penilaian berbasis HOTS dan 3)
lama bahwa
kemampuan guru yang belum memadai dalam membuat soal ulangan
Bahasa Inggris berbasis peniliaian berbasis HOTS, sehingga penilaian peserta didik
yang dilakukan benar-benar bisa mengukur kemampuan siswa disuruh
tersebut. Karena penilaian berbasis HOTS dapat dilakukan dengan menghafal
berbagai cara, guru dapat menilai siswa dari berbagai aspek. bukan
Kurikulum pelajaran Bahasa Inggris 2013 juga mengajurkan guru berlatih
untuk menggunakan penilaian berbasis HOTS. Oleh karena itu perlu
kemampuan
diadakan pelatihan pembuatan soal Bahasa Inggris berbasis HOTS
bagi guru-guru Bahasa Inggris yang menawarkan solusi terhadap menalar.
permasalahan guru di atas. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/abdi- 2. Kemampuan
humaniora/article/view/116494 guru masih
2. HIGH ORDER THINKING SKILLS(HOTS) DALAM PENILAIANBAHASA rendah dalam
INGGRIS SISWA SMA menyusun
Muawwinatul Laili1,Nurul Aini2, dan Ana Christanti3 pembelajaran
berbasis
Dari hasil analisa data, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
kemampuan guru bahasa Inggris dalam membuat soal ulangan HOTS
harian dan ujian masih belum sesuai standar penilaian HOTS.
Selain itu, peneliti menyimpulkan dari hasil wawancara bahwa
pelatihan HOTS yang pernah diikuti guru-guru belum
membawa dampak keterampilan membuat soal HOTS yang
bagus. Guru-guru belum mengubah cara membuat soal ujian,
masih belum terlihat soal yang termasuk Higher Order Thinking
Skills. https://journal.unusida.ac.id/index.php/jls/article/view/213/195
3.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS BERBASIS HIGHER
ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA SMK PELAYARAN DI KOTA
MEDAN

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk: (1) mengetahui


kelayakan sebuah produk ajar bahasa Inggris berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS) yang digunakan oleh siswa SMK Pelayaran
di kota Medan; (2) mengetahui keefektifan hasil implimentasi bahan
ajar bahasa Inggris berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)
yang digunakan oleh siswa SMK Pelayaran Hang Tuah Medan. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan
model pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan
desain instruksional Dick dan Carey. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa: (1) uji ahli materi pelajaran bahasa Inggris berada pada
kategori sangat baik; (2) uji ahli media pembelajaran berada pada
kategori sangat baik; (3) uji ahli desain pembelajaran berada pada
kategori sangat baik; (4) uji coba perorangan berada pada kategori
sangat baik; (5) uji coba kelompok kecil berada pada kategori sangat
baik dan uji coba lapangan berada pada kategori sangat baik. Hasil
pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
penggunaan bahan ajar bahasa Inggris berbasis HOTS dengan hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan buku teks
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/35984

WAWANCARA
Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A
penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher Other
Thinking Skill) karena guru masih mengajar dengan paradigm
lama, siswa disuruh menghafal bukan berlatih untuk kemampuan
menalar.

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Karena peserta didik belum begitu memahami materi dan belum
siap mengerjakan soal soal yang berbasis HOTS

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Kebanyakan guru masih bertahan budaya lama

Peserta Didik : Dina


penyebab Pembelajaran dikelas masih belum berbasis HOTS (Higher
Other Thinking Skill) adalah:
a. Kami masih belum bias memahami pembelajaran HOTS
6. Guru masih KAJIAN LITERATUR Setelah
belum Profil Kompetensi Guru Bahasa Inggris dalam Pemanfaatan Teknologi dilakukan
mengoptima Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran di Kabupaten analisis kajian
lkan Sorong literature dan
pemanfaata Doni Sudibyo wawancara,
1. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Muhammadiyah Sorong
n teknologi penyebab Guru
https://unimuda.e-journal.id/jurnalpendidikan/article/view/142
dalam masih belum
pembelajara Penyebab belum maksimalnya penggunaan media TIK dalam mengoptimalkan
n pembelajaran adalah kurangnya pelatihan dan juga minimnya pemanfaatan
ketersediaan sarana dan prasarana media pembelajaran khususnya teknologi dalam
TIK di setiap sekolah. Adapun saran dalam penelitian ini sebagai pembelajaran
berikut: adalah:
1. Agar guru-guru lebih mengoptimalkan dalam pemanfaatan TIK
1. Kurangnya
khususnya untuk mengemas bahan ajar di sekolahnya serta
meningkatkan pengetahuan agar dapat mewujudkan self running wawasan guru
creation, sehingga siswa akan lebih mudah dalam menyerap hasil dalam
pembelajaran. pemanfaatan
2. Pihak pengambil kebijakan hendaknya harus merata dalam teknologi
memberikan tugas kepada guru terutama dalam mengikuti 2. Keengganan
pelatihan-pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran
guru untuk
khususnya media Teknologi Informasi dan Komunikasi.
3. Pihak pemerintah daerah, provinsi maupun pusat, hendaknya berinovasi
memfasilitasi sarana media pembelajaran maupun dalam bentuk dengan
pelatihan-pelatihan yang bersifat kontinu teknologi
2. Belum semua guru memanfaatkan TIK dalam menyelenggarakan 3. Tidak punya
kegiatan pembelajaran yang diampunya walaupun mereka telah waktu untuk
memahami bahwa strategi pembelajaran yang demikian ini sangat menyiapakan
menunjang atau membantu tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak
adanya akses, tidak adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak
mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang
TIK, dan tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK.
Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan TIK adalah: dilakukan
sosialisasi yang terusmenerus tentang potensi, manfaat, dan
pentingnya TIK di dalam kegiatan pembelajaran sehingga ada
dukungan kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, instansi swasta tetapi juga dari kepala sekolah, dilaksanakan
pelatihan yang lebih intensif dengan waktu yang lebih longgar atau
memadai sehingga dimungkinkan bagi guru untuk mempraktekkan
hasil pelatihan di dalam kelas, para guru merespons kemajuan TIK
secara positif dengan tindakan nyata melalui pemanfaatan TIK di
dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas profesionalnya, dan
dilaksanakan pengadaan perangkat TIK di sekolah secara bertahap
dan berkelajutan, baik melalui pemerintah, pihak swasta maupun
masyarakat.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwangsan/a
rticle/view/29
3. ANALISIS HAMBATAN GURU DALAM PENGINTEGRASIAN
TEKNOLOGI DI SMPN 1 GRABAG
Amalia Styaningrum (702011130)
Mila Chrismawati Paseleng, S.Si. , M.Pd.
Sebagian besar guru memiliki fasilitas teknologi pribadi tetapi kurang
memadai, kemampuan guru menggunakan teknologi tergolong
rendah, sebagian besar guru masih menggunakan metode
konvensional yang mengandalkan guru sebagai pusat informasi
dikarenakan guru malas untuk menerapkan metode baru dan
mempelajari teknologi yang dirasa perkembangan teknologi terlalu
cepat dan rumit.Dengan kondisi SDM yang sebagian besar masih
menngunakan metode lama dan sebagian besar tidak memanfaatkan
teknologi, terlihat kendala yang dihadapai meliputi kendala fasilitas
pribadi guru, kemampuan guru menggunakan teknologi, umur, dan
waktu. Kendala yang paling inti merupakan hambatan dari diri guru
sendiri yaitu kemauan guru untuk mempelajari teknologi dan
memotivasi diri sendiri untuk mencoba dan belajar suatu teknologi,
sehingga kemampuan guru yang rendah dalam menggunakan
teknologi dapat teratasi, karena guru memiliki peran utama,
tanpa adanya kemauan dari diri guru sendiri pengintegrasian
teknologi tidak dapat berjalan. Dengan adanya kendala yang dihadapi
guru, sebaiknya guru lebih mengerti akan pentingnya suatu teknologi
dalam pembelajaran diera sekarang dan meningkatkan kualitas
mengajar dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran
dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada dengan sebaikbaiknya.

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10781/2/T1_70201
1130_Full%20text.pdf

WAWANCARA

Pakar Ahli : Ahmad Ainun Najib, S.Pd M.A


penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Kurangnya kemampuan guru dalam penguasaan pembelajaran
yang berbasis teknologi
b. Faktur usia guru tidak tertarik menggunakan teknologi

Kepala Sekolah : AFAN SUCIPTO, S.Pd


penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Guru perlu persiapan waktu yang lebih banyak untuk
mengaplikasikan pembelajaran berbasis teknologi
b. Guru masih belum memiliki motivasi belajar yang berbasis
teknologi

Guru sejawat : Suharno, S.Pd


penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Masih enggan untuk move on dari budaya lama dari konvensional
untuk beralih pembelajaran dibidang teknologi
Peserta Didik :
penyebab Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran adalah:
a. Guru masih banyak yang belum melek teknologi

Anda mungkin juga menyukai