Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA

REKAYASA NILAI TI
RAISYAH NURUL AMANAH-202022310025
SANG DARA PARAMESWARI-202022310014
STRUKTUR MODEL
Telah dihasilkan model konseptual nilai TI dengan
menekankan pada struktur yang terdiri dari sumber daya TI
(ITR), kemampuan perusahaan (FC), Kompetensi inti
perusahaan (FCC) dan kinerja perusahaan (FP), dengan sumber
daya TI adalah sumber nilai TI menurut teori RBV.
Gambar 1. Model Konseptual Nilai TI (Abdurrahman dkk., 2013;2016a)

Rasionalisasi diatas mengarah pada sebuah pemahaman


bahwa ada hubungan erat antara kemampuan dan
kompetensi inti. Disisi lain, kompetensi inti merupakan
bagian kemampuan, maka dari itu baik kemampuan dan
kompetensi bertindak sebagai mesin untuk memproses
sumber daya guna mendorong kinerja perusahaan
meningkat.
KONFIGURASI
MODEL NILAI TI

Gambar 2. Model Rekayasa nilai TI dengan pendekatan paralel (Abdurrahman


dkk., 2015)
Subsistem pertama dari model terdiri dari model
terdiri dari sumber daya TI (ITR), kemampuan
perusahaan (FC), kompeten inti perusahaan (FCC)
dan kinerja perusahaan (FP), yang masing-masing
subsistem tersebut terhubung satu sama lain secara
paralel, dan juga pendekatan ini menggambarkan
alokasi modal antar subsistem dengan
penambahan dan pengurangan.
PENDEKATAN SERIAL
alih-alih alternatif pendekatan paralel, konfigurasi serial

rekayasa nilai TI muncul sudah sejak awal dari beberapa

penelitian, yang menjadi objek bahasan adalah yang

metode vauasinya menggunakan PAV, namun model

konseptualnya berasal dari pendakatan meta analisis

dan SEM.
PENDEKATAN HIBRID

Pendekatan Hibrid (gabungan serial-parallel) jugamengikuti model

konseptual nilai TI dengan menekankan pada strukturnya yang terdiri

dari sumber daya TI (ITR), kemampuan perusahaan (FC), kompetensi

inti perusahaan (FCC), dan kinerja perusahaan (FP), dimana sumber

daya TI adalah sumber nilai TI menurut teori RBV. Dengan kata lain,

konfigurasi hibrid tetap disusun oleh sumber daya TI, kemampuan

perusahaan, kompetensi inti perusahaan, dan kinerja perusahaan

sebagai satuan pengukuran untuk menguji keberhasilan atau

kegagalan.
VALIDASI NUMERIK Untuk memvalidasi hubungan struktural yaitu

HUBUNGAN secara kuantitatif, dimana diperlukan data


Telkom, Indosat, dan XL dengan alasan bahwa

STRUKTURAL data dari ketiga perusahaan tersebut merupakan


perwakilan terbesar dari keseluruhan percobaan
PERBANDINGAN KONFIGURASI pengujian. Demikian juga, PAV yang digunakan
PARALEL DAN SERIAL yaitu kecepatan penyesuaian statis, karena
estimasi melibatkan faktor dinamis yang tidak
diketahui (St) dari subsistem-subsistem
pengujian, yang berbeda dari perkiraan
keseluruhan sistem yang memiliki faktor dinamis
seperti ROE, dan juga estimasi ini menggunakan
PAV statis
Untuk memvalidasi secara kuantitatif konfigurasi

VALIDASI NUMERIK
hibrid tersebut, data Telkom yang digunakan
hampir sama dengan data untuk validasi

HUBUNGAN konfigurasi paralel dan serial. Pada periode 2006-


2015 rata-rata penyimpanan selama periode

STRUKTURAL tersebut adalah 0,01% untuk ROE, -0,28% untuk


ROA dan Rp. 58 Miliar untuk pendapatan.
Konfigurasi hibrid menjadi konfigurasi yang lebih
KONFIGURASI HIBRID
dapat diterima karena perbedaam konfigurasi
hibrid tidak signifikan dan dapat ditoleransi,
dimana persentase penyimpangan rata-rata
terhadap pendapatan rata-rata Telkom hanya
-0,08%. Oleh karena itu, konfigurasi hibrid valid
secara numerik karena persentase rata-rata
penyimpangan tidak signifikan dan dapat
ditoleransi.
PEMBAHASAN
KONFIGURASI PARALEL DAN SERIAL
Pendekatan serial berkonotasi untuk menjalankan proses sekuensial
secara berurutan pada setiap subsistem. setiap susbsistem
menggunakan jumlah waktu rata-rata yang sama untuk ditangani dan
subsistem sebelumnya selesai. pendekatan paralel menunjukkan
pemrosesan bersamaan pada beberapa subsistem pada waktu yang
sama, meskipun pemrosesan bisa saja berakhir dengan variasi waktu
berbeda pada beragam subsistem (Townsend, 1990).
Model pararel terkait dengan alokasi model yang harus didistribusikan
dalam hal tertentu, alokasi harus lebih besar di tujukan untuk pusat
pertanggungjawaban investasi utama.
Pendekatan model Solow (DeMaag), 2006) mengeluarkan dua mekanisme,
yakni produksi dan akumulasi modal. produksi mendefinisikan penciptaan
nilai dalam waktu tertentu, dimana nilai tersebut berasal dari
memaksimalkan keuntungan melalui alokasi sumber daya yang optimal.
KONFIGURASI PARALEL DAN SERIAL
# Atribut Pendekatan serial Pendekatan paralel

fokus pada proses sekuensial sehingga setiap melakukan pemrosesan bersamaan pada hampir
1 Definisi subsistem menggunakan jumlah rata-rata waktu yang semua subsistem pada waktu bersamaan, meskipun
sama untuk diproses durasi prosesnya bisa bervariasu antar subsistem

jika alokasi modal dilaksanakan secra paralel, hasil


alokasi berjalan berurutan, hasil total sepenuhnya
2 Alokasi Modal total menjadi tambahan subtotal dari setiap
yaitu perkalian subtotal dari setiap subsistem
subsistem

dengan dua mekanisme dapt memberikan alokasi


3 Akumulasi Modal dua mekanisme yakni produksi dan akumulsi modal
sumber daya yang optimal

mode serial menyerupai pemrograman serial yang


4 Proses perhitungan model paralel identik dengan komputasi paralel
terdiri dari pelaksanaan prosedur

Resource- based view sumberdaya TI untuk kinerja bisnis melalui hunungan ada efek tidak langsung bahwa sumber daya
5
(RBV) serial perusahaan memengaruhi kinerjanya

mendorong model memenuhi konsep pendakatan


6 System engineering (SE) penguraian permmintaan sistem yang berulang.
seperti holisme, sintesis dan gubungan timbal balik.

Partial adjustment estimasi PAV berfungsi seperti biasa, namun estimasi PAV dari model paralel dekat dengan nilai
7
valuation (PAV) subsistem dikonfigurasikan secara seial nyata.
KONFIGURASI HYBRID

Konfigurasi hibrid yakni alternatif dalam mengembangkan


hubungan subsistem (ITR, FC, FCC, dan FP) untuk membangun
konfigurasi inti dari model rekayasa nilai TI, dengan catatan
bahwa metode penilaian (valuation method) modelnya adalah
PAV.
Input dari masing-masing subsistem dapat dilihat dari persamaan
diatas yakni K,L, dan I yang semuanya berasal dari subsistem ITR
sebagai model sumber daya.
Nilai-nilai kinerja dari kedua subsistem FC dan FCC memberikan
subsistem FP untuk menghasilkan kinerja seluruh perusahaan.
konfigurasi ini didedikasikan untuk merekasaya nilai TI, kemudian
dalam situasi seperti itu, hanya variabel I yang dapat diubah,
sednsagkan variabel K dan L tetap, cetris paribus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai