Kelompok 4 Aml
Kelompok 4 Aml
Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH:
Kelompok 4
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena curahan rahmat serta
karunianyalah kami pada akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan makalah keperawatan
Kritis ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM HEMATOLOGIC
(AML)”
Kami sekaligus pula menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
bapak Ns. Imron Rosyadi, M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Kritis yang telah
menyerahkan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah inidengan tepat waktu.
Penulis juga sadar bahwa pada makalah ini ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian, kami benar benar menantinya adanya kritik dan saran untuk
perbaikan makalah yang hendak kami tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak ada suatu
hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Penulis berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama untuk
para pembaca. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan yang tidak
berkenan di hati.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
BAB IV PENUTUP................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................23
4.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………….…23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pada system hematologic (AML)?
2. Bagaimana etiologi pada system hematologic (AML)?
3. Bagaimana Manifestasi pada system hematologic (AML)?
4. Bagaimana Patofisiologi pada system hematologic (AML)?
5. Bagaimana Farmakologi pada system hematologic (AML)?
6. Bagaimana Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier pada system hematologic (AML)?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada system hematologic (AML)?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Tujuan umum dari pembuatan makalah ini agar pembaca dapat memahami Asuhan
Keperawatan pada system hematologic (AML) serta dapat menjadikan referensi untuk
makalah selanjutnya.
1.3.2 Tujuan Khusus
2. Untuk mengetahui apa itu system hematologic (AML)
3. Untuk mengetahui bagaimana etiologi pada system hematologic (AML)
4. Untuk mengetahui bagaimana Manifestasi pada system hematologic (AML)
5. Untuk mengetahui bagaimana Patofisiologi pada system hematologic (AML)
6. Untuk mengetahui bagaimana Farmakologi pada system hematologic (AML)
7. Untuk mengetahui agaimana Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier pada system
hematologic (AML)
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pada system hematologic (AML)
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk sumber dan
sebagai bahan masukkan kepada para penulis lain untuk ikut menggali dan juga melakukan
pembelajaran mengenai Asuhan Keperawatan Pada system hematologic (AML).
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Usia: Risiko AML meningkat seiring bertambahnya usia. AML lebih umum
terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun.
2) Jenis Kelamin: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki memiliki risiko
sedikit lebih tinggi untuk mengembangkan AML dibandingkan perempuan.
3) Paparan Zat Kimia Beracun: Paparan jangka panjang terhadap zat kimia tertentu,
seperti benzene, dapat meningkatkan risiko AML. Benzene adalah zat kimia yang
ditemukan dalam beberapa industri, termasuk industri cat, pelarut, dan produksi
bahan bakar.
4) Radiasi: Paparan radiasi tinggi, baik radiasi terapeutik (seperti dalam pengobatan
kanker sebelumnya) maupun radiasi lingkungan (seperti paparan radiasi dari
bencana nuklir), dapat meningkatkan risiko AML.
5) Gangguan Genetik: Beberapa kelainan genetik, seperti sindrom Down atau
sindrom Li-Fraumeni, dapat meningkatkan risiko AML.
6) Histori Keluarga: Jika ada riwayat AML dalam keluarga, risiko seseorang untuk
mengembangkan penyakit ini juga dapat meningkat.
7) Terapi Kanker Sebelumnya: Beberapa bentuk pengobatan kanker, terutama
kemoterapi dan radioterapi, dapat meningkatkan risiko AML sebagai efek
samping jangka panjang.
8) Gangguan Darah Tertentu: Beberapa kondisi prakanker, seperti sindrom
mielodisplastik (MDS), dapat meningkatkan risiko AML.
3
9) Infeksi Virus tertentu: Beberapa virus, seperti virus Epstein-Barr, telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko AML pada beberapa kasus
4
ika limpa atau hati membesar, itu dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan di
bagian atas perut.
5
a. AML dapat memiliki efek sistemik karena sel-sel darah yang abnormal dapat
menyebar ke organ lain, menyebabkan gejala seperti pembengkakan kelenjar
getah bening, penurunan berat badan, dan kelelahan.
6. Gangguan Fungsi Sel Darah Putih:
a. Sel-sel darah putih yang abnormal mungkin tidak dapat melaksanakan fungsi
pertahanan tubuh dengan baik, meningkatkan risiko infeksi.
7. Kemungkinan Invasi ke Aliran Darah:
a. Sel-sel leukemik dapat menyebar ke aliran darah, memungkinkan mereka
menyebar ke berbagai bagian tubuh dan menyebabkan komplikasi di organ-
organ lain.
8. Komplikasi dan Gejala:
a. Karena sumsum tulang terganggu oleh sel-sel leukemik, produksi sel darah
normal menurun, menyebabkan gejala seperti mudah memar, mudah berdarah,
dan kelemahan
2.5 Farmakologi Acute Myeloid Leukemia (AML)
Pada penderita hipertiroid dapat terjadi gangguan fungsi liver, antara lain seperti
meningkatnya aminotransferase, hyperbilirubinemia, dan hepatomegali umumnya terjadi.
Meningkatnya T4 bebas, T3 bebas, dan menurunnya TSH.
1.Terapi dan Manajemen
Manajemen temasuk penegakan diagnosis dan terapi spesifik, suportif, untuk mengurangi
sintesis, pelepasan, konversi perifer dan efek perifer dari hormon tiroid. Diagnosis dari
krisis tiroid adalah klinis dan tatalaksana harus agresif. Beberapa terapi obat yang berbeda
mekanisme untuk memblok sintesa, sekresi, aktivasi atau aksi hormon tiroid dapat
digunakan secara bersama- sama untuk mengontrol secara cepat hipertiroid.5 Antagonis
adrenergik melawan efek dari hormon tiroid dan β-hipersensitivitas karena efek
katekolamin. Propanolol merupakan obat pilihan, juga menghambat konversi T4 menjadi
T3. Takikardi, demam, hiperkinesia, dan tremor berespon cukup cepat. Pemberian dosis
awal 0,5–11 mg IV diberikan secara perlahan setiap 5–10 menit sampai 10 mg. diikuti
dengan 40–60 mg oral setiap 6 jam.
Kortikosteroid pada umumnya diberikan selama krisis, karena defisiensi relatif dapat
terjadi, dan glukokortikoid menghambat konversi perifer T4 menjadi T3. PTU
mempunyai onset yang cepat, dan efeknya dengan memblok iodinasi tirosin dan
hambatan parsial terhadap konversi T4 ke T3. Dosis awal 100 mg dapat diberikan,
dilanjutkan dengan 100 mg per 2 jam. Sodium iodide 1 gr IV dapat diberikan per 12 jam
6
sebagai infus continuous atau bolus dalam beberapa menit. Iodine kerjanya menghambat
dilepaskannya hormon tiroid dari kelenjar. Iodine juga menghambat sintesa hormon
tiroid. Intravena sodium iodine diberikan dosis 1g perhari.
2.6 Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier Acute Myeloid Leukemia (AML)
1. Pencegahan Primer
a. Obat antitiroid.
Obat-obat yang termasuk golongan ini adalah thionamide, yodium,lithium, perchlorat
dan thiocyanat. Obat yang sering dipakai dari golongan thionamide adalah
propylthiouracyl (PTU), 1 - methyl - 2 mercaptoimidazole (methimazole, tapazole,
MMI), carbimazole. Obat ini bekerja menghambat sintesis hormon tetapi tidak
menghambat sekresinya, yaitu dengan menghambat terbentuknya monoiodotyrosine
(MIT) dan diiodotyrosine (DIT), serta menghambat coupling diiodotyrosine sehingga
menjadi hormon yang aktif. PTU juga menghambat perubahan T4 menjadi T3 di
jaringan tepi, serta harganya lebih murah sehingga pada saat ini PTU dianggap
sebagai obat pilihan.
b. Yodium.
Pemberian yodium akan menghambat sintesa hormon secara akut tetapi dalam masa 3
minggu efeknya akan menghilang karena adanya escape mechanism dari kelenjar
yang bersangkutan, sehingga meski sekresi terhambat sintesa tetap ada. Akibatnya
terjadi penimbunan hormon dan pada saat yodium dihentikan timbul sekresi
berlebihan dan gejala hipertiroidi menghebat.
c. Penyekat Beta (Beta Blocker).
Terjadinya keluhan dan gejala hipertiroidi diakibatkan oleh adanya hipersensitivitas
pada sistim simpatis. Meningkatnya rangsangan sistem simpatis ini diduga akibat
meningkatnya kepekaan reseptor terhadap katekolamin. Penggunaan obat-obatan
golongan simpatolitik diperkirakan akan menghambat pengaruh hati.Reserpin,
guanetidin dan penyekat beta (propranolol) merupakan obat yang masih digunakan.
Berbeda dengan reserpin/guanetidin, propranolol lebih efektif terutama dalam kasus-
kasus yang berat. Biasanya dalam 24 - 36 jam setelah pemberian akan tampak
penurunan gejala. Khasiat propranolol : penurunan denyut jantung permenit,
penurunan cardiac output, perpanjangan waktu refleks Achilles, pengurangan
nervositas, pengurangan produksi keringat, pengurangan tremor.
2. Pencegahan Sekunder
a. Pembedahan
7
- Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
- Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.
3. Pencegahan Tersier
a. Istirahat
Hal ini diperlukan agar hipermetabolisme pada penderita tidak makin meningkat.
Penderita dianjurkan tidak melakukan pekerjaan yang melelahkan/mengganggu
pikiran balk di rmah atau di tempat bekerja. Dalam keadaan berat dianjurkan bed
rest total di Rumah Sakit.
b. Diet
Diet harus tinggi kalori, protein, multivitamin serta mineral. Hal ini antara lain
karena : terjadinya peningkatan metabolisme, keseimbangan nitrogen yang
negatif dan keseimbangan kalsium yang negatif.
c. Obat penenang
Mengingat pada PG sering terjadi kegelisahan, maka obat penenang dapat
diberikan. Di samping itu perlu juga pemberian psikoterapi.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Dirumah sakit RSUD Syarifah Ambami dirawat seorang pasien dengan inisial Tn. S
berusia 57 tahun. Pasien bersuku bangsa Madura, pasien tinggal di jl. Pemuda kaffa no 1
bangkalan. Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan sangat lemas, dan HB menurun.
Sebelumnya pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi, namun tidak
memiliki riwayat penyakit Diabetes Militus maupun riwayat penyakit lainnya. Pasien
juga tidak mengetahui apakah leluhur nya memiliki penyakit yang sama seperti yang
dialami oleh pasien saat ini. Saat ini keluarga pasien mengatakan, pasien akhir-akhir ini
sering kelelahan walaupun berkegiatan ringan, nafas sering tersengal-sengal saat diajak
jalan walaupun jaraknya dekat. Setelah itu pasien check up kesehatannya di dokter
terdekat, ternyata pasien mempunyai Hipertensi pada tahun 2020. Lalu dokter memberi
obat hipertensi kepada pasien, namun seiring berjalannya waktu pasien tampak lesu dan
tidak bersemangat saat beraktivitas, kemudia control kembali ke dokter terdekat dan
dirujuk ke RSUD, disana pasien selalu checkup kesehatannya setiap bulan dan dilakukan
cek lab, ternyata hasilnya Hemoglobin pasien rendah yaitu 6 sampai 7 g/dL saja. Selama
beberapa bulan control di RSUD, pasien tidak mendapati tindakan lagi selain cek lab saja
sehingga pasien. Sebelum dilakukan rujukan pasien dilakukan pengambilan specimen
cairan dari sumsum tulang belakang atau lumbal phungsi untuk tindakan lebih lanjut
yaitu kemoterapi. Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti
pasien, tetapi dari salah satu anggota pasien yaitu ayah pasien menderita hipertensi.
A. INFORMASI UMUM
Nama : Tn. S Umur : 57 tahun
B.Tanggal Pengkajian :
KELUHAN UTAMA Dari/Rujukan : RSUD Dr. soetomo
Diagnosa
Pasien Medis
mengatakan :
sangat No. MR
lemas, dan Hb terus menurun :
1 2 3 4 5
9
Airway (A) : pasien tidak memiliki suara napas tambahan seperti ronkhi, wheezing,
dan gargling. Diketahui pernapasan pasien 20 x/menit, pasien tidak terpasang oksigen dan
tidak ada masalah dalam pernapasannyaBreating
(B) : -
Circulation (C) :-
Disability (D)
GCS : E: 4 M: 6 V:5
Kesadaran : composmentis
Kekuatan otot :
Pupil
Postifif (+) 2/2
Expousure (E) :-
Foley Cateter (F)
Lama Pemakaian :-
Ukuran :
Tidak menggunakan kateter
Gastric Tube (G)
Lama Pemakaian :-
Ukuran :
-
Heart Monitor (H) :-
3. SECONDARY SURVEY
a. Alergi
-
b. Medikasi
-
c. Post Ilness
-
d. Last Oral Intake
-
e. Event/ Environtment
-
10
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan sangat lemas, dan Hb terus menurun
2. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Keluarga pasien mengatakan, pasien akhir-akhir ini sering kelelahan walaupun
berkegiatan ringan, nafas sering tersengal-sengal saat diajak jalan walaupun jaraknya
dekat. Setelah itu pasien check up kesehatannya di dokter terdekat, ternyata pasien
mempunyai Hipertensi pada tahun 2020. Lalu dokter memberi obat hipertensi kepada
pasien, namun seiring berjalannya waktu pasien tampak lesu dan tidak bersemangat
saat beraktivitas, kemudian control kembali ke dokter terdekat dan dirujuk ke RSUD.
Syarifah Ambami Rato Ebhu Bangkalan pada bulan januari 2021, disana pasien selalu
checkup kesehatannya setiap bulan dan dilakukan cek lab, ternyata hasilnya
Hemoglobin pasien rendah yaitu 6 sampai 7 g/dL saja. Selama beberapa bulan control
di RSUD bangkalan, pasien tidak mendapati tindakan lagi selain cek lab saja sehingga
pasien dirujuk ke RSUD. Dr. Soetomo pada tanggal 24 November 2021 pukul 12.40.
Sebelum dilakukan rujukan pasien dilakukan pengambilan specimen cairan dari
sumsum tulang belakang atau lumbal phungsi untuk tindakan lebih lanjut yaitu
kemoterapi.
3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi, namun tidak memiliki
riwayat penyakit Diabetes Militus maupun riwayat penyakit lainnya. Pasien juga tidak
mengetahui apakah leluhur nya memiliki penyakit yang sama seperti yang dialami
oleh pasien saat ini
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (GENOGRAM)
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti pasien, tetapi
dari salah satu anggota pasien yaitu ayah pasien menderita hipertensi
5. RIWAYAT KELAHIRAN (KHUSUS PEDIATRIK)
(Riwayat persalinan, berat badan lahir dan panjang badan lahir dsbg)
6. RIWAYAT IMUNISASI (KHUSUS PASIEN PEDIATRIK)
( ) BCG ( ) Hepatitis B I ( ) DPT I ( )Rotavirus
( ) Polio 0 ( ) Hepatitis B II ( ) DPT II ( ) Tifoid
( ) Polio I ( ) Hepatitis B III ( ) DPT III ( )Varicela
( ) Polio II ( ) Hepatitis B IV ( ) HIB ( ) Influenza
11
( ) Polio III ( )Campak ( ) MMR
1. *checklist imunisasi yang telah diperoleh PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
1. Kepala
a. Rambut & Kulit Kepala
Jelaskan
Rambut rontok akibat terapi, kulit kepala tampak bersih
b. Mata
Jelaskan
Sclera putih, konjungtiva anemis
c. Telinga
Jelaskan
daun telinga pasien tampak bersih, tidak ada secret di dalam telinga pasien, pasien
mengatakan indera pendengaran pasien masih berfungsi
d. Hidung
Jelaskan
bentuk hidung pasien simetris, tampak bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan
atau oedema pada sekitar hidung pasien dan tidak ada sumbatan pada lubang hidung
pasien, pasien mengatakan indera penciumannya masih berfungsi.
e. Mulut
Jelaskan
mukosa bibir dan mulut sedikit kering
f. Leher
Jelaskan
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada oedema, suhu tubuh pasien
37,5°C
g. Dada
Palpasi -
Perkusi -
12
Auskult -
asi
E. KEADAAN UMUM
a. Kedasaran : composmentis
c. Antropomentri
- BB : 58 kg
- TB : 159 cm
- IMT : cm
- LILA
: cm
d. TTV(Pukul: WIB)
- TD :120/90 mmHg
- N : 88 kali/mnt
- RR : 20 kali/mnt
- S : 36,5 o
C
j. Abdomen
-
Inspeksi
-
Auskultasi
-
Palpasi
-
Perkusi
-
D. Perkemihan dan genitalia
Jelaskan
pasien mengatakan sudah mengalami penurunan seksualitas terhadap pasangan
13
E. Rektum dan anus
Jelaskan
-
F. Kaki
Jelaskan
Terdapat bekas luka terjatuh
G. Punggung
(Termasuk penapisan kulit menggunakan skala NORTON/BRADEN)
Jelaskan
-
E. KENYAMANAN, POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
(Mencakup skala nyeri mengunakan NUMERIK RATING SCALE/ CRITICAL PAIN
OBSERVATIONAL TOOLS untuk pasien dewasa dan anak lebih besar, FLACC untuk
anak <7 tahun. Catat lokasi, frekuensi, durasi, penjalaran dan kualitas nyeri. Khusus
pasien tersedari gunakan Richmond Agitation and Sedation Scale (RASS) / skala
COMFORT. Jumlah jam dan frekuensi tidur, gangguan tidur dsbg).
-
F. POLA AKTIVITAS HARIAN (ADL)
(Asesmen fungsional menggunakan BARTEL INDEKS dan penilaian risiko jatuh
menggunakan skala MORSE bagi dewasa dan HUMTY DUMPTY bagi pasien anak)
Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari (mobilisasi, personal, toileting, berpakaian,
makan, dan minum) dilakukan secara mandiri, klien seorang PNS pertahanan pangan dan
setiap hari melakukan aktivitas fisik
G. PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
(mencakup persepsi, ekspresi dan reaksi terhadap penyakit, konsep diri, kebiasaan ibadah
(jenis/frekuensi)
Klien mampu mengenali dirinya sendiri, klien ingin sembuh dari sakitnya, klien merasa
malu keluar rumah, klien mampu beribadah
H. CAIRAN-NUTRISI-ELIMINASI
1. Intake Oral/Enteral
a. Jenis diit :.................................... Kkal/hari
b. Kebutuhan kalori harian :.................................... Kkal/hari
c. Jumlah kalori diit dari ahli gizi :.................................... Kkal/hari
d. Frekuensi makan
- Makanan berat
- Makanan selingan (jenis)
:3
:...................................
Kali/hari (tampak dlm 1 shift)
Kali/hari (tampak dlm 1 shift)
14
g Parenteral :.................................... ml/sift
Jelaskan: (kemampuan menghabiskan makanan, gangguan mengunyah dan menelan
dsbg)
Klien mampu menghabiskan makanan yang dihidangkan
2. Eliminasi:
a. Frekuensi BAK :1 kali/hari (tampak dlm 1 shift)
b. Urin output :................................... ml/shift: cc/kgBB/jam pengamatan
c. Jumlah cairan muntah :................................... ml/shift
d. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Jumlah
:...................................
:...................................
: warna
:...................................
kali/hari (tampak dlm 1 shift)
kali/hari (tampak dlm 1 shift)
Hb
Leukosit
BUN
ALT/AST
Neutropil 11,1 g/dL
12.140 mcL
7,0
24,2/20,2
4,3 g/Dl 13 g/Dl
5.000-10.000 mcL
8-24 mg/Dl
15
7-55/8-48 iu/l
5-7,5 x 10 g/dL
2. Hasil Radiologi (CT-Scan, X-Ray, MRI, USG, Echocardiografi)
(tulis keterangan tangal dan kesan hasil pembacaan/expertised
2. Hasil EKG terbaru
16
FORMAT ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. Ds: Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan sangat antara suplai dan Intoleransi aktivitas
lemas kebutuhan oksigen
↓
- Keluarga pasien Kelemahan
mengatakan, pasien akhir- ↓
Imobilitas
akhir ini sering kelelahan
↓
walaupun berkegiatan Gaya hidup monoton
ringan, nafas sering
tersengal-sengal saat diajak
jalan walaupun jaraknya
dekat
Do:
- TD :120/90 mmHg
- N: 88 kali/mnt
- RR: 20 kali/mnt
- S: 36,5 oC
2. Ds: Konflik
- Pasien mempunyai pengambilan Manajemen kesehatan
Hipertensi pada tahun keputusan tidak efektif
↓
2020. Lalu dokter memberi Kurang terpapar
obat hipertensi kepada informasi
↓
pasien
Tuntutan berlebih
- Seiring berjalannya waktu ↓
pasien tampak lesu dan Ketidakefektifan
pola perawatan
tidak bersemangat saat kesehatan keluarga
17
beraktivitas, kemudian ↓
control kembali ke dokter Ketidakcukupan
petunjuk untuk
terdekat dan dirujuk ke bertindak
RSUD. Syarifah Ambami
Rato Ebhu Bangkalan pada
bulan januari 2021
- Disana pasien selalu
checkup kesehatannya
setiap bulan dan dilakukan
cek lab, ternyata hasilnya
Hemoglobin pasien rendah
yaitu 6 sampai 7 g/dL saja
Do: -
3. Ds: - Gejala penyakit
Do: Pasien dilakukan ↓ Gangguan rasa nyaman
pengambilan specimen cairan Gangguan
dari sumsum tulang belakang pengendalian
atau lumbal phungsi untuk situsional
tindakan lebih lanjut yaitu ↓
kemoterapi. Gangguan stimulus
lingkungan
↓
Efek samping terapi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas b.d Gaya hidup monoton d.d Pasien mengatakan sangat lemas,
Keluarga pasien mengatakan, pasien akhir-akhir ini sering kelelahan walaupun
berkegiatan ringan, nafas sering tersengal-sengal saat diajak jalan walaupun jaraknya
dekat
2. Manajemen kesehatan tidak efektif b.d Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak d.d
Pasien mempunyai Hipertensi, pasien tampak lesu dan tidak bersemangat saat
beraktivitas.
3. Gangguan rasa nyaman b.d Efek samping terapi d.d Pasien dilakukan pengambilan
specimen cairan dari sumsum tulang belakang atau lumbal phungsi untuk tindakan lebih
lanjut yaitu kemoterapi.
18
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
19
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kalaborasi
- Kalaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
20
Kesehatan lainya
Edukasi:
- Informasikan alternatif
aolusi secara jelas
- Berikan informasi yang
dimntai pasien
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan tenaga
Kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan
21
tarikan saat mengubah
posisi
Edukasi :
- Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
- Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik
selama melakukan
perubahan posisi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
premedikasi sebeleum
mengubah posisi, jika perlu
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang mempelajari tentang darah
dan jaringan pembentuk darah. Darah merupakan salah satu organ tubuh yang sangat
penting bagi tubuh manusia karena di dalamnya terkandung berbagai macam
komponen, baik komponen cairan berupa plasma darah, maupun komponen padat
berupa sel-sel. Darah juga memiliki peranan didalam tubuh makhluk hidup khususnya
untuk mengangkut zat-zat yang penting untuk proses metabolisme, proses
metabolisme tubuh akan terjadi gangguan jika darah mengalami gangguan. Kelainan
pada darah adalah kondisi yang mempengaruhi salah satu atau beberapa bagian dari
darah sehingga menyebabkan darah tidak dapat berfungsi secara normal. Dampak
kelainan darah akan mengganggu fungsi dari bagian-bagian darah tersebut. Kelainan
darah dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa, kelainan pada darah diantaranya
yaitu kelainan eritrosit seperti anemia, kelainan pada leukosit seperti leukemia,
kelainan pada trombosit seperti trombositopenia
4.2 Saran
Demikian pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurang.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semogamakalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
23
DAFTAR PUSTAKA
Hastuti, T. S., Sumantri, R., & Wijaya, I. (2019). Complete remission of acute
myeloid leukemia in induction and consolidation chemotherapy without
Bone marrow transplantation : lessons learned from good presentation case.
Majalah Kedokteran Bandung, 51(1), 31–38.
24