Anda di halaman 1dari 9

JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123

UNIVERSITAS ALMUSLIM

PENGARUH PENAMBAHAN FIBERGLASS DAN SERBUK KACA TERHADAP


KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON SERAT

Richard Mareno
Prodi Teknik Sipil, Universitas Almuslim, Matangglumpangdua, Bireuen, Indonesia
Email: richardmareno@hotmail.com

Abstrak: Beton serat merupakan inovasi dari beton normal menjadi beton khusus dengan unsur penyusun
antara lain semen, air, agregat kasar, agregat halus dan serat. Konsep dasarnya adalah untuk menulangi
beton secara alami dengan serat yang disebarkan acak ke dalam adukan beton, sehingga dapat mencegah
terjadinya retakan yang terlalu dini baik akibat beban maupun akibat panas hidrasi. Penelitian ini
menggunakan fiberglass sebagai serat dengan diameter ± 0,01 mm dan panjang 5 cm dengan variasi
penambahan sebesar 0%, 0,25 % dan 0,5% diambil dari berat semen. Serbuk kaca digunakan sebagai
pengganti sebagian agregat halus sebesar 25%. Benda uji yang dibuat berjumlah 36 sampel berbentuk
silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah
berdasarkan pada umur beton 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan fiberglass
0,25% dan serbuk kaca 25% (BSK2) dalam campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan 18,07% dan
kuat tarik belah 34,04%. Namun pada penggunaan fiberglass 0,5% dan serbuk kaca 25% (BSK3) kuat
tekan mengalami penurunan 30,61% dan penurunan kuat tarik belah 9,57% dibandingkan beton normal
(BS0). Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton
lebih besar dibandingkan dengan mutu beton yang direncanakan 20 MPa.

Kata Kunci: Beton Serat, Fiberglass, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah

Abstract: Fiber concrete is a innovation of normal concrete to special concrete which is composed by
cement, water, coarse aggregate, fine aggregate and fiber. The basic concept is to reinforcement concrete
naturally with fiber diffused random in the concrete mixture, so it can prevent cracks of the concrete early
because of load or hydration heat. This research used fiberglass as a fiber with a diameter of ± 0,01 mm
and 5 cm long with additional variation used by 0%, 0,25% and 0,5% were taken from weight of the
cement. The glass powder as a substitute for fine aggregate used by 25%. The tested object used is
cylinders with a diameter of 150 mm and height of 300 mm as many as 36 pieces. The result of the
research it is show that the additional of fiberglass by 0,25% and glass powder by 25% (BSK2) in concrete
mixture can increase the compressive strength by 18,07% and splitting tensile strength by 34,04%. But,
used of fiberglass by 0,5% and glass powder by 25% (BSK3) can decrease the compressive strength by
36,61% and splitting tensile strength by 9,57% compared to normal strength concrete (BS0). From the
tested result knowed that value of compressive strength and splitting tensile strength of concrete were
bigger than concrete quality plan by 20 MPa.

Key Word: Fiber Concrete, Fiberglass, Compressive Strength, Splitting Tensile Strength

1. Pendahuluan yang disebarkan acak ke dalam adukan beton,


Beton serat merupakan inovasi dari beton sehingga dapat mencegah terjadinya retakan
normal menjadi beton khusus dengan unsur yang terlalu dini baik akibat beban maupun
penyusun antara lain semen, air, agregat kasar, akibat panas hidrasi (Amna, dkk, 2014).
agregat halus dan serat. Konsep dasarnya adalah Banyaknya pembangunan di bidang
untuk menulangi beton secara alami dengan serat konstruksi otomatis berdampak terhadap

Volume 6, No.2, Juli 2022 72


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

kebutuhan akan material penyusun beton yang serat dan dapat dibuat dari bahan alami (asbes,
semakin tinggi, salah satunya pasir. sisal, solusa) atau diproduksi seperti kaca, baja,
Penambangan pasir alam di sungai dapat karbon dan polimer. Menurut Subyakto (2012),
menyebabkan kerusakan lingkungan. Alternatif dalam pembuatan atau perencanaan beton
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah berserat ada beberapa variabel yang berpengaruh
tersebut adalah dengan memanfaatkan limbah terhadap beton berserat yang dihasilkan,
seperti serbuk kaca sebagai substitusi atau diantaranya:
pengganti sebagian agregat halus dalam proses a) Fiber aspect ratio
pembuatan beton. b) Fiber volume fraction
Serbuk kaca yang berasal dari botol-botol c) Mutu beton
kaca bekas sering dijumpai di berbagai tempat d) Bentuk permukaan fiber
contohnya di rumah-rumah, warung kopi e) Metode/cara pencampuran
maupun di tempat pembuangan akhir (TPA).
Serbuk kaca merupakan limbah yang tidak bisa 2.2 Semen Portland
terurai, apabila jumlahnya terlalu banyak maka Berdasarkan SNI 7656-2012, semen
akan merusak lingkungan. Selain itu, dengan portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan
mengurangi penggunaan pasir maka biaya dengan cara menggiling terak semen portland
produksi beton dapat dikurangi tanpa terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang
mengurangi kualitasnya. bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama
Fiberglass adalah salah satu jenis bahan dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih
fiber komposit yang memiliki keunggulan yaitu kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh
kuat namun tetap ringan. Fiberglass biasa ditambah dengan bahan tambahan lain. Semen
digunakan untuk pembuatan pesawat terbang, mengandung beberapa unsur kimia yaitu kapur
perahu, bodi atau interior mobil, perlengkapan (CaO) sebesar 60- 65%, silika (SiO2) 1725%,
kamar mandi, kolam renang, septic tank, tangki alumina (Al2O3) 3-8%, besi (Fe2O3) 0.56%,
air, atap, perpipaan, papan selancar, tong sampah magnesia (MgO) 0.5-4%, sulfur (SO3) 12%,
dan lain sebagainya. Pada penelitian ini soda/potash 0.5-1% (Tjokrodimuljo, 2007).
digunakan fiberglass dengan variasi penambahan
sebesar 0%, 0,25% dan 0,50% terhadap berat 2.3 Agregat Kasar
semen dan serbuk kaca dengan pengunaan Agregat kasar adalah agregat yang ukuran
sebesar 25% diambil dari berat agregat halus. butiran lebih besar dari 4,80 mm. Agregat kasar
disebut juga sebagai kerikil, kericak, batu pecah
2. Landasan Teori atau split (Tjokrodimuljo, 2007).
2.1 Beton serat
Berdasarkan ACI.IR-96 (2002), beton 2.4 Agregat Halus
serat didefinisikan sebagai beton yang dibuat Menurut Ikhsan (2016), agregat halus
dengan semen hidrolis yang mengandung agregat adalah agregat yang memiliki ukuran butir lebih
halus dan agregat kasar serta tambahan potongan kecil dari 4,80 mm. Agregat halus disebut juga

Volume 6, No.2, Juli 2022 74


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

dengan pasir, pasir bisa diperoleh dari sungai, beton sehingga secara langsung menentukan
tanah galian atau dari hasil pemecahan batu. banyaknya campuran semen dalam campuran
beton. Menurut ASTM C.188, pengujian
2.5 Air dilakukan dengan piknometer. Mengingat bahwa
Air merupakan salah satu bahan dasar semen akan bereaksi bila bertemu dengan air
penyusun beton yang berguna untuk bereaksi maka kemudian dipakai minyak atau oli untuk
dengan semen portland agar membentuk pasta mengisi volume piknometer (Nugraha, P.,
yang berfungsi untuk mengikat agregat. Air juga Antoni, 2007). Berat jenis semen adalah
berfungsi sebagai pelumas agar adukan beton perbandingan antara berat volume kering pada
mudah untuk dikerjakan. Air yang digunakan suhu kamar dengan berat volume air suling pada
dalam pembuatan beton tidak boleh terlalu suhu (23 ± 2)ºC (Y.R., Alkhaly, 2014).
banyak karena jika semakin banyak
menggunakan air maka kuat tekan beton akan 2.7.2 Pemeriksaan kehalusan semen
menurun (Ikhsan, 2016). Kehalusan semen berpengaruh pada
kecepatan hidrasi dan ratanya tekstur permukaan
2.6 Bahan Tambah beton. Hidrasi dimulai dari permukaan butiran
2.6.1 Fiberglass semen. Jadi jumlah luasan permukaan semen
Material fiberglass adalah salah satu jenis mempresentasikan material yang tersedia untuk
bahan fiber komposit yang memiliki keunggulan hidrasi (Nugraha, P., Antoni, 2007).
yaitu kuat namun tetap ringan. Komposisinya
terdiri dari 50- 60% SiO2, dan oksida lainnya 2.7.3 Pengujian kadar air agregat (moisture
seperti Al, Ca, Mg, Na dan sebagainya. content)
Kadar air agregat adalah banyaknya air
2.6.2 Serbuk kaca yang terkandung dalam agregat. Berat air yang
Serbuk kaca merupakan limbah yang terkandung dalam agregat, besar sekali
berasal dari botol-botol kaca bekas sering pengaruhnya pada pekerjaan yang menggunakan
dijumpai di berbagai tempat contohnya di rumah- agregat terutama beton. Dengan diketahui kadar
rumah, warung kopi maupun di tempat air yang terkandung dalam agregat, maka
pembuangan akhir (TPA). Kaca memiliki perencanaan mix design menjadi lebih akurat
kandungan silika yang cukup tinggi. Sehingga karena adanya faktor koreksi kadar air campuran
kaca dapat dibuat sebagai bahan campuran dalam beton terhadap kuat tekan rencana yang akan
pembuatan beton (Ikhsan, 2016). dicapai (Mulyono, 2004).

2.7 Sifat-sifat Fisis Material 2.7.4 Pemeriksaan berat volume agregat


2.7.1 Pemeriksaan sifat fisis semen (bulk density)
Berat jenis digunakan untuk menentukan Berat volume agregat adalah
volume yang diisi oleh semen. Berat jenis dari perbandingan antara berat agregat kering dengan
semen nantinya akan menentukan berat jenis dari volume yang ditempatinya. Hal ini dapat

Volume 6, No.2, Juli 2022 75


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

digunakan untuk mempermudah perhitungan


campuran beton bila dilakukan penimbangan 2.7.8 Perawatan Benda Uji
agregat dengan ukuran 14 volume (Y.R., Menurut lndrayurmansyah (2001), tujuan
Alkhaly, 2014). perawatan adalah untuk memperoleh kekuatan
tertentu serta mencapai kekuatan yang
2.7.5 Pengukuran berat jenis dan disyaratkan setelah beton berumur 28 hari. Pada
penyerapan air (absorption) agregat dasarnya perawatan adalah untuk mencegah
Berat jenis digunakan untuk menentukan proses penguapan air yang cepat selama
volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari terjadinya proses hidrasi antara semen dan air.
agregat pada akhirnya akan menentukan berat
jenis dari beton sehingga secara langsung 2.7.9 Pengujian kuat tekan beton
menentukan banyaknya campuran agregat dalam Menurut Mulyono (2004), bahwa kuat
campuran beton (Mulyono, 2004). tekan beton adalah kemampuan beton untuk
menerima gaya tekan persatuan luas. Walaupun
2.7.6 Analisa saringan (sieve analysis) dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil,
Analisa saringan adalah suatu kegiatan diasumsikan bahwa semua tegangan tekan
analisa untuk mengetahui distribusi ukuran didukung oleh beton tersebut.
agregat baik kasar maupun halus dengan
menggunakan ukuran-ukuran saringan standar
tertentu yang ditunjukan dengan lubang saringan
(mm), agar dapat diketahui kelayakan agregat
untuk produksi beton (Y.R., Alkhaly, 2014).

2.7.7 Perencanaan Campuran Beton (Mix


Design)
Menurut Mulyono (2004), proporsi Gambar 2.1 Pengujian kuat tekan beton
campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini
ditentukan melalui perancangan beton (mix 2.7.10 Pengujian kuat tarik belah
design). Hal ini dimaksudkan agar proporsi dari Kuat tarik belah adalah salah satu
campuran dapat memenuhi syarat kekuatan. parameter penting kekuatan beton. Nilai kuat
Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat tarik belah diperoleh melalui pengujian tekan di
beton ditimbang sesuai dengan mix design. laboratorium dengan membebani setiap benda uji
Kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan ke silinder secara lateral sampai pada kekuatan
dalam molen. Menurut Murdock, L. J., Brook, maksimumnya. Pengujian dapat dilakukan pada
K.M (1991), tujuan dari perencanaan campuran skala tertentu dengan berbagai kondisi, jenis,
beton ialah untuk menentukan proporsi semen, beban maupun ukuran benda uji (Regar, 2014).
agregat halus dan kasar, serta air yang memenuhi
persyaratan.

Volume 6, No.2, Juli 2022 76


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

Tabel 3.2 Sifat fisis agregat


Kadar Berat Berat Jenis Fineness
Material Air Volume Absorpsi
SSD OD Modulus
Agregat Agregat
Agregat Kasar 1,43 1,457 2,418 2,380 1,58 3,516

Agregat Halus 7,53 1,532 2,527 2,453 2,74 3,058

Gambar 2.2 Kondisi pembebanan tes tarik belah 3.2 Perencanaan Campuran Beton (Mix
beton Design)
3. Bahan dan Metode Dari hasil perhitungan mix design

3.1 Material berdasarkan SNI 7656-2012 didapat jumlah


Pada penelitian ini semen yang digunakan material bahan pembentuk beton yang
adalah semen portland tipe I produksi PT. Semen dibutuhkan untuk proses pembuatan benda uji
Padang. Agregat pada penelitian ini diperoleh dengan volume benda uji yang telah dihitung.
dari PT. Abad Jaya di Kab. Aceh Utara. Agregat Adapun mengenai proporsi campuran bahan
yang digunakan dalam campuran pembentuk pembentuk beton diperlihatkan pada Tabel 2.3
beton adalah agregat kasar yang berupa kerikil berikut ini:
dan agregat halus (pasir). Ukuran agregat kasar
lolos saringan No. 19 tertahan di saringan No. 4 Tabel 3.3 Proporsi material dalam campuran
dan agregat halus memiliki ukuran butiran lolos beton untuk silinder 1m3 beton
saringan No. 4. Fiberglass sebagai bahan tambah Material Berat (kg)
serat diperoleh dari toko online Subur Kimia Air 142,208
Semen 321
Jaya yang berada di Bandung, Jawa Barat.
Agregat Kasar 886,70
Fiberglass yang digunakan berjenis
Agregat Halus 884,374
Chopped Strand Mat berukuran 300 gram/m2.
Serbuk kaca yang digunakan sebagai pengganti 3.3 Pembuatan Benda Uji
sebagian agregat halus berasal dari botol-botol Langkah pertama dalam pembuatan benda
kaca bekas yang banyak dijumpai di rumah- uji adalah persiapan alat. Alat-alat yang
rumah, warung kopi maupun tempat digunakan untuk pekerjaan ini yaitu: molen,
pembuangan akhir (TPA). Jika dipandang perlu, cetakan benda uji, tongkat pemadat dari besi,
botol kaca dicuci terlebih dahulu, kemudian martil karet, sendok beton dan peralatan slump
botol kaca tersebut dihancurkan hingga lolos test. Nilai slump direncanakan 75 – 100 mm.
saringan No. 4 atau 4,75 mm. Jumlah dan jenis benda uji dapat dilihat pada
Tabel 2.4 dan Tabel 2.5.
Tabel 3.1 Sifat fisis semen
Kehalusan Semen Tabel 3.4 Jumlah dan jenis benda uji untuk
Berat Jenis Semen
F100 F200 pengujian kuat tekan beton
3,150 2,33 3,67 Nama Variasi
Benda Variasi Jumla
Benda Serbuk
Uji Serat h
Uji Kaca

Volume 6, No.2, Juli 2022 77


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

Nama Variasi dimasukkan semen. Pan molen diputar selama ±


Benda Variasi Jumla
Benda Serbuk
Uji Serat h
Uji Kaca 1,5 menit sambil dimasukkan agregat kasar
BS0 0% 0% 3 dilanjutkan dengan air. Pan molen dimatikan
BS1 0,25% 0% 3 untuk melihat adukan yang menempel pada alur
BS2 0,5% 0% 3
Silinder didalamnya dan dihidupkan kembali sambil
BSK1 0% 25% 3
memasukkan sisa air pengaduk sampai campuran
BSK2 0,25% 25% 3
merata.
BSK3 0,5% 25% 3
Jumlah 18
Kemudian ditambahkan serat sedikit demi
sedikit ke dalam campuran beton dan molen
Tabel 3.5 Jumlah dan jenis benda uji untuk
dibiarkan berputar agar campuran beton dan serat
pengujian kuat tarik belah beton
homogen. Setelah itu dilakukan pengujian slump
Nama Variasi
Benda Variasi test hingga hasilnya dicatat sebagai hasil
Benda Serbuk Jumlah
Uji Serat
Uji Kaca
penelitian. Adukan beton selanjutnya
BS0 0% 0% 3
dimasukkan ke cetakan silinder dalam 3 lapisan,
BS1 0,25% 0% 3
lalu dipadatkan dengan cara menusuk-nusuk
BS2 0,5% 0% 3
Silinder
BSK1 0% 25% 3 tongkat besi pada tiap lapisan sebanyak 25 kali
BSK2 0,25% 25% 3 untuk mencegah terbentuknya pori-pori,
BSK3 0,5% 25% 3 kemudian cetakan diberi ketukan menggunakan
Jumlah 18 martil karet sebanyak 15 kali agar cetakan

Keterangan: silinder terisi dengan sempurna (tidak ada

BS0 = Beton normal keropos) kemudian diratakan permukaan atas

BS1 = Beton dengan penambahan fiberglass silinder tersebut.

0,25%
BS2 = Beton dengan penambahan fiberglass 4. Hasil dan Pembahasan

0,5% 4.1 Pengujian kuat tekan beton

BSK1 = Beton tanpa fiberglass dengan Dari hasil pengujian kuat tekan yang

penggunaan serbuk kaca 25% dilakukan setelah umur beton mencapai 28 hari,

BSK2 = Beton dengan penambahan fiberglass maka didapat kuat tekan beton normal (BS0)

0,25% dan serbuk kaca 25% sebesar 21,515 MPa. Terjadi penurunan kuat

BSK3 = Beton dengan penambahan fiberglass tekan pada beton dengan penambahan fiberglass

0,5% dan serbuk kaca 25% 0,5% (BS2) yaitu sebesar 19,722 MPa. Varian
merupakan nilai tertentu suatu variabel yang
Jumlah benda uji yang dibuat sebanyak 36 berbeda dari nilai aslinya. Kata varian digunakan
benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 untuk menunjukkan besarnya peningkatan
cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan benda uji maupun penurunan kuat tekan yang didapatkan
dilakukan secara bertahap untuk setiap variasi dari hasil pengujian.
serat. Agregat halus dan serbuk kaca dimasukkan
terlebih dahulu ke dalam molen, kemudian

Volume 6, No.2, Juli 2022 78


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

Tabel 3.1 Hasil pengujian kuat tekan beton serat sehingga dapat menghalangi pengikatan antar
Bahan Tambah
Kuat
material.
Teka
Nam Jumla Umu
n Varia
N a Serbu h r
Rata- n
o Bend Fibergla k Benda (hari
rata (%)
a Uji ss (%) Kaca Uji )
(MPa
4.2 Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
(%) )
Dari hasil pengujian kuat tarik belah yang
21,51
1 BS0 0 0 3 28 100
5 dilakukan setelah umur beton mencapai 28 hari,
20,72
2 BS1 0,25 0 3 28 -3,68
2 maka didapat kuat tarik belah beton normal
19,72
3 BS2 0,5 0 3 28 -8,33
2 (BS0) sebesar 2,218 MPa. Penurunan kuat tarik
belah terjadi pada beton dengan penambahan
Sedangkan pada beton dengan
fiberglass 0,25% (BS1) yaitu sebesar 2,147 MPa.
penambahan fiberglass 0,5% dan serbuk kaca
Tabel 4.3 Hasil pengujian kuat tarik belah beton
25% (BSK3) terjadi penurunan kuat tekan yang
serat
signifikan yaitu sebesar 14,928 MPa. Namun
Bahan Tambah
kuat tekan tertinggi didapatkan pada beton Kuat
Tarik
Nama Jumlah
Belah
dengan penambahan fiberglass 0,25% dan serbuk No Benda
Fiberglass
Serbuk Benda Umur (hari)
Rata-
Varian (%)
Uji Kaca Uji
(%) rata
(%)
kaca 25% (BSK2) yaitu sebesar 25,402 MPa. (MPa)

1 BS0 0 0 3 28 2,218 100

Tabel 4.2 Hasil pengujian kuat tekan beton serat 2 BS1 0,25 0 3 28 2,147 -3,19

dengan serbuk kaca 25% 3 BS2 0,5 0 3 28 2,477 11,70

Bahan Tambah
Kuat Sedangkan pada beton dengan
Nama Jumlah Tekan
Umur Varian
No Benda Serbuk Benda Rata-
Uji Fiberglass
Kaca Uji
(hari)
rata
(%) penambahan fiberglass 0,5% dan serbuk kaca
(%) (MPa)
(%)
25% (BSK3) terjadi penurunan kuat tarik belah
1 BSK1 0 25 3 28 19,722 -8,33 yaitu sebesar 2,005 MPa. Namun kuat tarik belah
2 BSK2 0,25 25 3 28 25,402 18,07 tertinggi didapatkan pada beton dengan
3 BSK3 0,5 25 3 28 14,928 -30,61 penambahan fiberglass 0,25% dan serbuk kaca
25% (BSK2) yaitu sebesar 2,972 MPa.
Secara umum, penambahan fiberglass
dalam beton dapat berpengaruh terhadap kuat
Tabel 4.4 Hasil pengujian kuat tarik belah beton
tekan beton, yaitu menurunkan kuat tekan beton.
serat dengan serbuk kaca 25%
Pada beton dengan penambahan fiberglass
Bahan Tambah
0,25% (BS1) dan beton dengan penambahan Kuat
Tarik
Nama Jumlah
Umur Belah Varian
serat 0,5% (BS2) dimana semakin tinggi No Benda
Fiberglass
Serbuk Benda
(hari) Rata- (%)
Uji Kaca Uji
(%) rata
persentase penambahan fiberglass, maka (%) (MPa)

semakin menurun kuat tekannya. Hal ini


1 BSK1 0 25 3 28 2,359 6,38

dikarenakan penulangan fiberglass dalam beton 2 BSK2 0,25 25 3 28 2,972 34,04

terjadi secara alami dan bisa saja penulangannya 3 BSK3 0,5 25 3 28 2,005 -9,57

tidak sesuai dengan arah beban yang diterima

Volume 6, No.2, Juli 2022 79


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

Secara umum, penambahan fiberglass 0,25% dan serbuk kaca 25% (BSK2) yaitu
dalam beton dapat berpengaruh terhadap kuat sebesar 25,402 MPa atau mengalami
tarik belah beton. Pada beton dengan peningkatan sebesar 18,07%
penambahan fiberglass 0,25% (BS1) didapatkan dibandingkan dengan beton normal
kuat tarik belah yang turun sebesar 3,19% (BS0).
dibandingkan dengan beton normal (BS0). 2) Kuat tarik belah maksimum didapatkan
Namun pada beton dengan penambahan pada beton dengan penambahan fiberglass
fiberglass 0,5% (BS2) diperoleh peningkatan 0,25% dan serbuk kaca 25% (BSK2) yaitu
kuat tarik belah sebesar 11,70% dibandingkan sebesar 2,972 MPa atau mengalami
dengan beton normal (BS0). peningkatan sebesar 34,04%
dibandingkan dengan beton normal
(BS0).

5.2 Saran
Dari penelitian kuat tekan dan kuat tarik
belah beton dengan penambahan fiberglass dan
serbuk kaca diperoleh beberapa saran antara lain:
1) Diperlukan adanya penelitian lanjutan
terhadap variasi penambahan fiberglass
Gambar 4.1 Grafik gabungan rata-rata hasil kuat
yang lebih tinggi untuk memperkuat hasil
tekan dan kuat tarik belah beton serat penelitian ini agar dapat diketahui secara
pasti pengaruhnya terhadap kuat tarik
belah beton.
2) Diharapkan adanya mahasiswa yang akan
meneliti tentang pengaruh dari
penambahan fiberglass dan serbuk kaca
25% terhadap kuat tarik lentur.
3) Bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian tentang beton kedepannya agar
lebih memperhatikan tahapan-tahapan
dalam pembuatan beton, baik
Gambar 4.2 Grafik gabungan rata-rata hasil kuat pemeriksaan sifat fisis agregat maupun
tekan dan kuat tarik belah beton serat dengan perhitungan mix design sehingga dapat
diperoleh hasil yang baik
serbuk kaca 25%

DAFTAR PUSTAKA
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ASTM, C.188-95, 2003, Standar Test Method

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan for Density of Hydraulic Cement.
dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya ACI.IR-96, 2002, State-of-art-report on fiber
adalah sebagai berikut: reinforced concrete.
1) Kuat tekan maksimum didapatkan pada
Alkhaly, R, Y, 2014, Laboratorium Pengujian
beton dengan penambahan fiberglass
Bahan, JTS-Unimal, Lhokseumawe.

Volume 6, No.2, Juli 2022 80


JURNAL REKATEK ISSN 2407 - 8123
UNIVERSITAS ALMUSLIM

Amna, K, Wesli, dan Hamzani, 2014. Subyakto, 2012, Serat Alam Sebagai Bahan
“Pengaruh Penambahan Serat Tandan Baku Industry Biokomposit.
Sawit Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tjokrodimuljo, K., 2007, Teknologi Beton,
Lentur Beton”, Teras Jurnal,
KMTS FT UGM, Yogyakarta.
Lhokseumawe.

Ikhsan, Hakas, dan Fadillawati, 2016 ”Pengaruh


Penambahan Pecahan Kaca Sebagai
Bahan Pengganti Agregat Halus dan
Penambahan Fiber Optik Terhadap
Kuat Tekan Beton Serat”, Jurnal Ilmiah
Semesta Teknika, Vol. 19, No. 2, 148-
156.

Indrayurmansyah, 2001, ”Pentingnya


Perawatan Beton Untuk Mencapai Nilai
Kekuatan”, Jurnal R & B. Volume 1
Nomor 2. September 2001, Politeknik
Negeri Padang.

Murdock, L. J, dan K. M. Brook, 1991, Bahan


dan Praktek Beton, 4th Edition,
Stephanus Hindarko, Erlangga.

Mulyono,T., 2004, Teknologi Beton, Penerbit


Andi, Yogyakarta.

Nugraha, Paul, dan Antoni., 2007. Teknologi


Beton (Dari Material, Pembuatan, ke
Beton Kinerja Tinggi), Penerbit Andi,
Yogyakarta.

R.G, Regar, Sumajouw, A dan Dapas, S., 2014.


“Nilai Kuat Tarik Belah Beton Dengan
Variasi Ukuran Dimensi Benda Uji”,
Jurnal Sipil Statik, Manado.

SNI 7656-2012: Tata cara pemilihan campuran


untuk beton normal, beton berat dan
beton massa, BSNI, Jakarta.

Volume 6, No.2, Juli 2022 81

Anda mungkin juga menyukai