Anda di halaman 1dari 5

Banjarmasin, 15 Juni 2023

PERIHAL : DUPLIK TERHADAP PERMOHONAN INTERVENSI

Kepada Yth :
KETUA/ MAJELIS HAKIM
PENGADILAN NEGERI BANJARMASIN
Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara Nomor: 141/Pdt.G/2022/PN.BJM

Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Dr. ALI MURTADLO, SH., MH.
2. SYAPRUDIN, S.Kom, SH., MH.
3. IWAN SAPUTRA, SH., MH.
4. RISNANDA NURMAJDIA, SH., MH.
5. ADITYA RINALDI, S.H.
6. HERIYADI, S.H.
7. ANGGA D. SAPUTRA, SH.,MH.
Semuanya Advokat yang berkantor pada kantor Advokat dan Konsultan
Hukum “ Dr. ALI MURTADLO, S.H., M.H & REKAN” dalam hal ini memilih
(domisili) di Jalan Jahri Saleh Komp. Anggrek No. 1 RT. 19 RW. 02
Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota
Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, bertindak untuk dan atas nama
Pemberi Kuasa berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 11 Januari
2023;

Dengan ini kami mengajukan Duplik atas Replik Permohonan Intervensi


tertanggal 31 Mei 2023 yang pada pokoknya sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI :

1. Bahwa Termohon Intervensi II menolak dengan tegas semua dalil-


dalil yang dikemukakan oleh Pemohon Intervensi I dan Pemohon
Intervensi II, kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh
Tergugat /Termohon Intervensi II;

2. Bahwa menanggapi jawaban replik Pemohon Intervensi I &


Pemohon Intervensi II pada poin 2 & 4, yakni dalam permohonan
yang diajukan oleh Termohon Intervensi I kepada Termohon
Intervensi II dengan dasar gugatan wanpresrasi, sedangkan
permohonan intervensi yang diajukan oleh Pemohon Intervensi I
dan Pemohon Intervensi II berkenaan dengan kepemilikan, dan
sangat jelas nyata dan terang berderang Pemohon Intervensi I dan
Pemohon Intervensi II telah terang-terangan berkhayal dan
berasumsi belaka dimana dalam Perjanjian antara Pemohon
Intervensi I dengan Termohon Intervensi II tidak pernah
menyebutkan dan tidak pernah memperlihatkan Surat-surat Seperti
SHGB Nomor 006 dan SHGB Nomor 07 atau surat-surat dan/atau
termasuk surat keterangan Tanah Milik Pemohon Intervensi II dan
juga tidak dituangkan dalam Perjanjian pada tahun 2017 sehingga
patut lah dianggap kabur, dan tidak jelas.

3. Bahwa menanggapi jawaban replik Pemohon Intervensi I &


Pemohon Intervensi II pada poin 5, yakni berdasarkan berita acara
kesepakatan tertanggal 27 September 2018 (poin 1) telah
DISEPAKATI dan ditanda tangani oleh perwakilan Pihak PT SBT
yakni Haris (Pemohon Intervensi I) bahwa menyatakan TIDAK ADA
TUMPANG TINDIH antara H. Parlin (Pemohon Intervensi I) (PT
SBT Pemohon Ingterensi II) – ADI RIAWAN, SE MBA – KUD.
MARKULIN - IBU HAMNAH – KARANG TARUNA – PA WIR –
Tanah H. ABU, setelah selesai ditandatangai kesepakatan tersebut
pihak PT SBT yakni Haris mengkonfirmasi tidak dapat mengikuti
pemasangan penegasan batas dan tanpa kehadiran dari pihak PT
SBT ( Pemohon Intervensi II) pemasangan penegasan batas tetap
dilakukan yang dihadiri oleh pihak kepolisian dan juga pihak desa.
Bahwa telah sangat jelas kalimat “TIDAK ADA TUMPANG TINDIH”
telah menjelaskan secara gamblang tidak ada permasalahan atau
sengketa lahan atau tumpang tindih dengan kepemilikan orang lain
dan selanjutnya kalimat “ Akan diadakan penegasan batas tanah
oleh tim yang dibentuk Desa” telah sangat jelas dengan tujuan
penegasan batas tanah bukan berarti belum final karena telah jelas
tidak ada permasalahan tumpang tindih kepemilikan dan tidak ada
permasalahan sehingga dalil Permohonan Pemohon Intervensi I
dan Pemohon Intervensi II terkesan hanya berkhayal dan
berasumsi belaka maka patut dikesampingkan dan ditolak;

II. DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa Termohon Intervensi II secara tegas menolak seluruh dalil-
dalil yang disampaikan oleh Pemohon Intervensi I dan Pemohon
Intervensi II, kecuali yang secara tegas diakui kebenaranya;

2. Bahwa Termohon Intervensi II mohon agar kiranya dalil-dalil yang


termuat dibagian Eksepsi di atas dianggap berlaku mutatis-
mutandis/termasuk dan/atau merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari dalam Pokok Perkara ini sepanjang relevan dan
analog dibagian Pokok Perkara;

3. Bahwa atas perjanjian 2017 antara Pemohon Intervensi I dengan


Termohon Intervensi II tidak pernah di cantumkan mengenai
legalitas secara tertulis baik Sertipikat Hak Guna Bangunan dengan
nomor nya, maupun surat lainnya dan hanya bentuk pengakuan
yang disampaikan oleh Pemohon Intervensi I dan Pemohon
Intervensi II dan faktanya setelah adanya perjanjian antara
Pemohon Intervensi I dengan Termohon Intervensi II, ada
beberapa masyarakat yang menklaim atas tanah pengakuan milik
Pemohon Intervensi I dengan luasan 6,7 Hektar yang merupakan
bagian dari luasan kesepakatan dan mampu menunjukkan asal
usul tanahnya sebagaimana berita acara kesepakatan tanggal 17
September 2018, mengingat Pemohon Intervensi I maupun
Pemohon Intervensi II tidak pernah menunjukkan legalitas dari
kepemilikan tanah seluas 6,7 Ha justru atas klaim Pemohon
Intervensi I dengan luas 6,7 Ha tersebut timbul permasalahan baru
yang harus Termohon Intervensi II selesaikan sendiri dengan
pihak-pihak yang memiliki tanah yang terdapat didalam 6,7 Ha,
yang seharusnya menjadi kewajiban dari Pemohon Interevensi I
maupun Intervensi II untuk menyelesaikannya, maka dapat
dikategorikan Pemohon Intenvensi I dan pemohon Intervens II tidak
beritikat baik, berdasarkan alasan tersebut patut Permohonan
Pemohon Intervensi I dan Pemohon Intervensi II dikesampingkan
dan di tolak;

4. Bahwa terhadap klaim atas kepemilikan tanah, baik itu berupa jalan
maupun tanah yang dikerjasamakan untuk penambangan oleh
Pemohon Intervensi I dengan Termohon Intervensi II ada yang
akhirnya dikerjasamakan dan ada yang akhirnya di beli oleh
Termohon Intervensi II dengan cara-cara yang dibenarkan oleh
hukum, maka sudah sepatutnya pemohon intervensi disebut
sebagai pemohon intervensi yang tidak beritikat baik;

5. Bahwa dengan adanya berita acara kesepakatan tanggal 17


September 2018 sangat jelas nyata dan terang benderang
Pemohon Intervensi I dengan Termohon Intervensi II tidak
mempunyai legalitas dan kepentingan dalam Perkara antara
Termohon Intervensi II dengan Termohon Intervensi I sehingga
sangat nyata permohonan Intervensi Pemohon Intervensi I dengan
Termohon Intervensi II harus ditolak;
Berdasarkan fakta yang telah diuraikan di atas, maergugat mohon agar
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berkenan
menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
1. Menerima eksepsi Termohon Intervensi II;
2. menolak eksepsi Pemohon Intervensi I dan Pemohon Intervensi II.

DALAM POKOK PERKARA :


1. Menolak Permohonan Intervensi Pemohon Intervensi I dengan
Termohon Intervensi II untuk seluruhnya;
2. Menghukum Pemohon Intervensi I dengan Termohon Intervensi II
untuk membayar biaya perkara;

Apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-


adilnya (ex aequo et bono)
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Tergugat/Termohon Intervensi II

Dr. ALI MURTADLO, SH., MH. SYAPRUDIN, S.Kom, SH., MH..

IWAN SAPUTRA, SH., MH. RISNANDA NURMAJDIA, SH., MH

ADITYA RINALDI, S.H. HERIYADI, S.H.

ANGGA D. SAPUTRA, SH.,MH.

Anda mungkin juga menyukai