3.3.1.a.sk Tentang Triase
3.3.1.a.sk Tentang Triase
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CITAPEN
Jalan Raya Veteran III Tapos RT 01/03 Desa Citapen Kecamatan Ciawi
Tlp/SMS 085752503518 email : citapenpuskesmas@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS CITAPEN NOMOR :
440/SK- 80 a/PKMCTP/IX/2023
TENTANG
PANDUAN TRIASE DI PUSKESMAS CITAPEN
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Ciawi
Pada Tanggal : 4 September 2023
KEPALA,
dr. Tuniroh
Penata Tk 1
NIP. 198511272014122001
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
CITAPEN
NOMOR: 440/SK- 80 a/PKMCBYT/I/2023
TENTANG PANDUAN TRIASE DI
PUSKESMAS CITAPEN
PANDUAN TRIASE
A. PENDAHULUAN
Triase berasal dari bahasa Perancis yaitu trier dan bahasa Inggris yaitu triage
, ditirukan dalam bahasa Indonesia yaitu triase yang berarti sortir. Kini istilah tersebut
lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan
berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya
manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap orang yang
memerlukan perawatan di UGD.
Triase adalah suatu sistem seleksi penderita sesuai dengan kegawat
daruratannya sehingga menjamin penderita untuk mendapatkan prioritas pelayanan
gawat darurat secara cepat dan akurat. Penderita yang masuk dalam sistem triase,
segera diserahkan keruang periksa sesuai dengan sifat kegawatan penyakit dan jenis
pertolongan yang dibutuhkan. Dokter dan perawat mempunyai batasan waktu
(respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu
dalam waktu 10 menit.
B. TUJUAN TRIASE
Tujuan dari triase adalah untuk memastikan bahwa tingkat dan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat adalah sesuai dengan kriteria klinis,
bukan didasarkan pada kebutuhan organisasi atau administrasi. Standar sistem triase
bertujuan untuk mengoptimalkan keselamatan dan efisiensi pelayanan darurat
berbasis Puskesmas dan untuk menjamin kemudahan akses terhadap pelayanan
kesehatan di seluruh lapisan masyarakat
C. FUNGSI TRIASE
Triage adalah mempunyai fungsi penting dalam pemberian pelayanan di
instalasi gawat darurat, dimana sejumlah orang dengan berbagai kondisi yang sama
dapat datang ke UGD pada waktu yang bersamaan. Meskipun sistem triase mungkin
berfungsi dengan cara yang sedikit berbeda tergantung sejumlah faktor lokal,namun
sistem triase yang efektif memberikan dampak yang penting berikut ini:
1. Sebagai sebuah tempat masuk tunggal untuk semua pasien datang (bersifat
ambulans dan non-ambulans), sehingga semua pasien memperoleh proses
penilaian yang sama.
2. Lingkungan fisik yang sesuai untuk melakukan melakukan pemeriksaan
singkat. Juga diperlukan lingkungan yang memberikan kemudahan untuk pasien
menyampaikan kondisi klinis, memperoleh rasa aman dan persyaratan
administrasi, serta ketersediaan peralatan pertolongan pertama serta tersedianya
fasilitas cuci tangan.
3. Sebuah sistem penerimaan pasien yang terorganisir akan memungkinkan
kemudah aliran informasi kepada pasien dari unit triase sampai ke seluruh
komponen instalasi gawat darurat , dari pemeriksaan sampai penanganan pasien
4. Didapatnya data yang tepat waktu untuk kebutuhan pemberian pelayanan,
termasuk sistem untuk memberitahukan kedatangan pasien dengan ambulan
dan pelayanan gawat darurat lainnya.
F. SKALA/LABEL TRIASE
1. Label Merah
Pasien yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi
a. Gangguan jantung yang mengancam.
b. Gangguan pernafasan.
c. Syock oleh berbagai causa.
d. Trauma kepala dengan pupil anisokor.
e. Perdarahan eksternal massif.
f. Luka bakar > 50 % atau luka bakar didaerah thorak.
g. Tension pneumothoraks.
2. Label Kuning
Pasien yang memerlukan pengawasan ketat tetapi perawatan dapat ditunda
sementara.
a. Pasien dengan resiko syock (pasien dengan gangguan jantung , trauma
abdomen berat).
b. Fraktur multiple.
c. Fraktur femur / pelvis.
d. Luka bakar derajat II dan III.
e. Gangguan kesadaran / trauma kepala.
f. Pasien dengan status yang tidak jelas.
3. Label Hijau
Pasien yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat
ditunda.
a. Fraktur minor.
b. Luka minor dan luka bakar minor.
c. Medical /non bedah.
4. Label Hitam
Pasien yang telah meninggal dunia
c. Label Hijau.
1) Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan perawat melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan keadaan pasien.
2) Pasien diberi penjelasan mengenai keadaan penyakitnya.
3) Pasien diberi resep obat dan penjelasan mengenai rawat jalan.
4) Apabila diperlukan dokter dapat mengadakan pemeriksaan lanjutan.
d. Label Hitam :
Pasien yang datang sudah dalam kondisi meninggal dunia.
3. Apabila pasien perlu dirujuk ke Rumah Sakit dilakukan sesuai dengan prosedur
rujukan.
KEPALA,
dr. Tuniroh
Penata Tk 1
NIP. 198511272014122001