Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Putu Gede Wiguna Karang

Nim : 1911021036 /16


Kelas : PBSA VI A
Fakultas : Dharma Acarya
Mata Kuliah : Seni Sakral

Resume materi Seni Sakral 14 April 2022


Tari Rejang
TariRejang merupakan seni tari yang tergolong seni sakral,yang dikelompokkan kedalam
tari wali, yang hanya dipentaskan dan dihaturkan ditempat yang sakral atau suci kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. Tari Rejang sering disebut tari Rejang Dewa dan tari Rejang Renteng.
a) Tari Rejang Dewa
Tari Rejang Dewa difungsikan sebagai pemendak para dewa untuk turun dari kahyangan ke
jagat raya, dimana upacara itu dilaksanakan. Tari ini dipercayauntuk menjemput Dewata Nawa
Sangga. Dalam agama Hindu, Dewata Nawa Sangga adalah sembilan (9) penguasa yang menjaga
di setiap penjuru mata angin dalam konsep agama Hindu Dharma di Bali.
Tari Rejang Dewa biasanya ditarikan oleh sembilan (9) orang penari Penarinya adalah wanita
(anak-anak atau para gadis) yang belum menikah, dimanasembilan orang ini disimbolkan sebagai
bidadari untuk menjemput para dewa dan beristana di pura. Para penari rejang pada umumnya
memakai pakaian adat atau pakaian upacara, dengan memakai hiasan bunga–bunga emas di
kepalanya dan hiasan-hiasan lainnya sesuai kebiasaan desa masing-masing, dan sebelum penari
rejang melakukan pementasan terlebih dahulu disucikan dengan berbagai sesaji.

b) Tari Rejang Renteng


Tari Rejang Renteng ini merupakan pengembangan dari Dinas KebudayaanProvinsi Bali
pada tahun 1999 yang terinspirasi dari tarian Renteng di Banjar AdatSaren, Desa Pekraman
Mujaning Tembeling, Desa Dinas Batumadeg, Dusun SarenSatu, Nusa Penida. Tari Rejang Renteng
memberikan makna kepada semua orang yang ada di bumi ini untuk melepas ego pribadi. Setiap
orang harus mencapai bagian terbaik dan harus menyamakan ritme dengan orang lain di
lingkungannya, tanpa ada rasa iri dan dengki, tanpa saling mendahului (tanpa persaingan), sehingga
menjadi pribadi penuh kasih dan siap saling membantu menuju jalan yang diberkati Tuhan.Tari
Renteng memiliki makna renta atau tua yang merupakan tarian sakral yang ditarikan pada saat wali
atau piodalan di Pura, setiap piodalan harus ngayah, kalaudi pura yang lainnya harus dipendak.
Tarian ini ditarikan oleh para pemangku danpara wanita yang sudah menikah.Gerakan tarian yang
ada di dalam Renteng tersebut ada pada pengawak sajadan itupun gerakannya dilakukan berulang-
ulang membentuk pola lantai lurus ke belakang dengan jumlah ganjil, berputar membentuk
lingkaran dengan gerakan yang sederhana yang diulang-ulang sampai terakhir menuju ke luar pura.

Anda mungkin juga menyukai