Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONFLIK DAN KEKERASAN

Disusun Oleh:

Rivqi Yandra Zulkarnain

XI IPS

SMA MUHAMMADIYAH 1 LUMAJANG

Jl. Brantas No. 7, Jogoyudan,

Kec. Lumajang, Kab. Lumajang Jawa Timur 67316


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas
berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema
“KONFLIK DAN KEKERASAN”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada kedua guru dan berbagai pihak yang membantu terkait
dalam penulisan makalah ini. Makalah ini disusun untuk para pembaca agar
dapat memperluas pengetahuan tentang “KONFLIK DAN KEKERASAN”. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Terima kasih.

Lumajang, 06 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Definisi Konflik.............................................................................................6
2.2 Definisi Kekerasan.........................................................................................7
2.3 Faktor Penyebab Konflk dan Kekerasan........................................................8
2.4 Dampak Konflik dan Kekerasan....................................................................9
2.5 Cara Pengendalian Konflik Dan Kekerasan.................................................10
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekerasan dan konflik yang berkepanjangan bukan hanya akan menimbulkan
kerugian nyawa dan ancaman di suatu bangsa, tetapi juga melahirkan manusia yang
kehilangan masa depan, keluarga dan lain sebagainya. Indonesia sebagaibangsa dan
Negara tidak pernah sepi dari berbagai konflik, khususnya konflk horizontal yang
melibatkan berbagai factor baik etnis, suku, agama dan lainnya. Konflik adalah
proses social yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan karena
perbedaan dan keslahpahaman antara individu maupun kelompok masyarakat satu
dengan individu atau kelompok masyarakat yang lainnya.
Konflik sosial merupakan pertentangan antara individu maupun kelompok dalam
masyarakat untuk memperebutkan dan mempertentangkan berbagai hal yang
dianggap benar atau bernilai. UNSFIR (United NationsSupport Facility For Indonesia
Recovery ) dalam penelitiannya menunjukkan data tentang tingginya angka kekerasan
komunal di Indonesia. Komunal yang dimaksud bisa berupa kekerasan antar
kelompok etnis, antar pemeluk agama yang berbedaatau antar pemeluk agama yang
sama dengan aliran atau kelompok yang berbeda. Ashutosh menyatakan angka
kekerasan tersebut mencapai 89,3% kekerasan komunal yang memakan korban,
16,6% peristiwa yang bersifat insiden atau tidak memakan korban jiwa. Kekerasan
demikian menurut riset terjadi di seluruh provinsi Indonesia, meskipun tingkatannya
tidak sama satu daerah dengan daerah lainnya, sehingga konflik dan kekerasan sangat
penting untuk kita pelajari. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin
membahas terkait konflik dan kekerasan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu konflik dan kekerasan?
2. Apa saja penyebab konflik dan kekerasan?
3. Bagaimana dampak konflik dan kekerasan?
4. Bagaimana cara pengendalian konflik dan kekerasan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi konflik dan kekerasan
2. Mengetahui penyebab konflik dan kekerasan
3. Mengetahui dampak konflik dan kekerasan
4. Menambah pengetahuan mengenai cara pengendalian konflik dan kekerasan

5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Konflik
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli:
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan
warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat
daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan
kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini
terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau
tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam
organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak
menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik
tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa
di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi
kenyataan.
4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang
terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan
organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual
yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua
atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung,
namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak
yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak
mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara
negatif.

6
2.2 Definisi Kekerasan
Kekerasan berasal dari (bahasa Latin: violentus yang berasal dari
kata vī atau vīs berarti kekuasaan atau berkuasa) adalah dalam prinsip dasar dalam
hokum public dan privat romawi yang merupakan sebuah ekspresi secara fisik
ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan
pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau
sekelompok orang umumnya berkaitan dengan kewenangannya yakni bila
diterjemahkan secara bebas dapat diartinya bahwa semua kewenangan tanpa
mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-wenangan itu dapat
pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini. Terdapat beberapa teori tentang
kekerasan, yaitu sebagai berikut:
1. Teori Faktor Individual
Agresivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan.
Faktor penyebab perilaku kekerasan adalah faktor pribadi dan faktor sosial.
Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, psikoneurosis, frustasi
kronis, serta pengaruh obat bius. Faktor yang bersifat sosial, antara lain
konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media massa.
2. Teori Faktor Kelompok
Terjadi karena benturan identitas kelompok yang berbeda. Contohnya konflik
antarsupoter bola
3. Teori Dinamika Kelompok
Kekerasan yang timbul karena adanya deprivasi relative (kehilangan rasa
memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-
perubahan sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat dan
tidak mampu ditanggapi dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai
masyarakatnya.

7
2.3 Faktor Penyebab Konflk dan Kekerasan
Faktor penyebab konflik dan kekerasan adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan
sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika
berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap
warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik,
tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi
yang berbeda Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola
pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda
itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu
konflik.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki
perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh
sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan
itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat
memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang
mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik

8
sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya
bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat
industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti
menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis
pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural
yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan
berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang
cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti
jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika
terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses
sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua
bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan
masyarakat yang telah ada.

2.4 Dampak Konflik dan Kekerasan


Konflik dapat memiliki damak atau akiat positif maupun negative, yaitu sebagai
berikut:
1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau
masih belum tuntas
2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-
nilai, serta hubungan-hubungan social dalam kelompok bersangkutan dengan
kebutuhan individu atau kelompok.
3. Konflik meningkatkan solidaritas sesame anggota kelompok (in group
solidarity) yang sedang berkonflik dengan kelompok lain.
4. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan
menciptakan norma-norma baru
5. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan ang ada di dalam masyarakat.

9
6. Konflik memunculkan sebuah komponen baru apabila pihak yang berkonflik
berada dalam kekuatan yang seimbang.

Sisi negatif suatu konflik adalah sebagai berkut:

1. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok.


2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia.
3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah pada hal-
hal positif atau negatif.
4. Munculnya dominasi kelompok atas kelompok yang kalah.

2.5 Cara Pengendalian Konflik Dan Kekerasan


Konflik merupakan gejala social yang senantiasa melekat dala kehiduan setiap
masyarakat. Sebagai gejala social, konflik hanya aka hilang bersama hilangnya
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah
mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan (violence).
Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan
konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup
penyelamat (safety valve), yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk
mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Lewis A. Coser melihat katup
penyelamat sebagai jalan keluar yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak
yang berlawanan. Secara umun ada tiga macam bentuk pengendalian konflik social:
1. Konsiliasi
Bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga
tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di
antara pihak-pihak yang bertikai.
2. Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak

10
yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak
ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara
terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka.
3. Arbitrasi
Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang
berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak
ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan
konflik.

11
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologiskonflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Sedangkan kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka
perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan scara verbal dan
fisik. Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuk
kepada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang biasanya disebut dengan
perasaan marah.

3.2 Saran
Sebagai manusia makhluk social, maka sebisa mungkin kita harus menghindari
konflik dan kekerasan. Banyak sekali dampak yang diakibatkan oleh konflik dan
kekerasan yang tentunya akan merugikan kita manusia sebagai makhluk social.
Dengan mempelajari makalah yang bertema konflik dan kekerasan, diharapkan kita
dapat lebih mengerti sehingga dapat menghindari konflik dan kekerasan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aanwar, Dewi Fortuna. et al.Pengertian Konflik dan Kekerasan. Jakarta: Yayasan


Obor Indonesia. 2004.
Susan, Novri M.A, 2014. Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik, Edisi Revisi
Surabaya. Pranada Media Grup Kencana.

Yanuardy, Dian. 2011. Dinamika Konflik dan Kekerasan di Indonesia. Institut Titian
Perdamaian: Jakarta pusat

13

Anda mungkin juga menyukai