Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR ASUHAN PERSALINAN

1. Pengertian
Persalinan adalah Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan sbb :
a. Persalinan spontan yaitu bila persalinan berlangsuang dengan kekuatan ibu
sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut
b. Persalinan normal yaitu Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala
/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai
ibu maupun bayi, berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam
c. Persalinan Buatan yaitu bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi sectio caesaria
d. Persalinan Anjuran yaitu Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin
Berdasarkan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi :
a. Abortus yaitu pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau
bayi dgn berat badan kurang dari 500gr
b. Partus immaturus yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu sampai 28
minggu atau bayi dgn berat badan antara 500 gram sampai 999 gram
c. Partus prematurus yaitu Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu sampai 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram
d. Partus maturus atau aterm yaitu Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu
sampai 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih
e. Partus post maturus atau serotinus yaitu Pengeluaran buah kehamilan setelah
kehamilan 42 minggu.
2. Etiologi
Sebab-sebab mulainya persalinan dan kapan persalinan terjadi lebih kurang pada
umur kehamilan 40 minggu tidak diketahui dengan pasti. Beberapa teori dikemukakan
untuk menjelaskan fenomena ini:
a. Menurut Oxorn
1) Diduga persalinan mulai apabila uterus telah teregang sampai pada derajat
tertentu. Dengan demikian dapat diterangkan terjadinya persalinan yang awal
pada kehamilan kembar dan hydramnion.
2) Tekanan bagian terendah janin pada servik dan sekmen bawah rahim,
demikian pula pada plexus nervosus disekitar servik dan vagina, merangsang
permulaan persalinan.
3) Siklus menstruasi berulang selama 4 minggu, dan persalinan biasanya mulai
pada akhir minggu ke 40 atau 10 siklus menstrasi.
4) Begitu kehamilan mencapai cukup bulan, setiap faktor emosional dan fisik
dapat memulai persalinan.
5) Beberapa orang percaya bahwa ada hormon khusus yang dihasilkan oleh
plasenta apabila kehamilan sudah cukup bulan yang bertanggung jawab atas
mulainya persalinan.
6) Bertambah tuanya plasenta yang mengakibatkan penurunan kadar estrogen
dan progesteron dalam dalam darah diduga menyebabkan dimulainya
persalinan. Ini serupa dengan siklus menstriasi.
b. Menurut Wiknjosastro
1) Teori Keregangan: Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam
batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.
2) Teori Penurunan Progesteron dan Estrogen: Proses penuaan plasenta terjadi
mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbungan jaringan ikat,
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron
mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
3) Teori Oksitosin Internal: Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst
posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks.
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.
4) Teori Prostaglandin: Konsentrasi Prostaglandin meningkat sejak umur hamil
15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian Prostaglandin saat
hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan.
5) Teori plasenta menjadi tua: Dengan bertambahnya usia kehamilan plasenta
menjadi tua dan menyebabkan villi coriales mengalami perubahan, sehingga
kadar estrogen dan progesteron turun. Hal ini menimbulkan kekejangan
pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi rahim.
6) Teori distensi rahim: Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi
tegang mengakibatkan iskemia otot–otot uterus sehingga mengganggu
sirkulasi uteroplasenter.
7) Teori Berkurangnya Nutrisi: Teori ini ditemukan pertama kali oleh
Hippocrates. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan
segera dikeluarkan
8) Teori Iritasi Mekanik: Dibelakang serviks terletak gaglion servikale (fleksus
frankenhauser). Bila ganglion ini digeser atau tertekan misalnya oleh kepala
janin maka akan menyebabkan kontraksi rahim

3. Tahapan Persalinan
a. Kala I : Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks
mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan
terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
1) Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm
2) Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi
Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama
dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan
menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk
mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin
terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I
persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang
berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang
berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang
terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa
sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang
merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas
yang sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah,
seperti ingin buang air besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila
pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses
persalinan memasuki kala II.
b. Kala II : Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih
lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan
tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva
(bagian luar alat kelamin) membuka dan perineum (daerah antara anus-alat
kelamin) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti
oleh seluruh badan janin.
Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum
bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan
pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan
dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi
c. Kala III : Pengeluaran Plasenta
Tahap ini dimulai dari saat lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta atau ari-
ari yang disertai kontraksi, dan biasanya berlangsung cepat, tidak sampai 20
menit. Bila rahim berkontraksi cukup kuat maka ari-ari akan terlepas dari dinding
rahim, lalu keluar dengan bantuan tarikan yang halus dari bidan atau dokter.
Proses persalinan selesai. Tinggal dokter atau bidan mengurus proses perbaikan
daerah sekitar vagina yang mengalami kerusakan serta proses pembersihan bayi
sehingga bayi dapat beristirahat dengan nyaman.
d. Kala IV : Tahap Pengawasan
Dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan 2 jam sesudahnya, adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali dalam
bentuk normal.

4. Tujuan Asuhan Persalinan


a. Memberikan dukungan baik scr fisik maupun emosional kepada ibu dan
keluarganya selama persalinan dan kelahiran
b. Melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mencegah, menangani komplikasi-
komplikasih dgn cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan
kelahiran
c. Melakukan rujukan pada kasus-kasus yg tdk bisa ditangani sendiri utk
mendapatkan asuhan spesialis jika perlu
d. Memberikan asuhan yg adekuat kepada ibu, dengan intervensi minimal, sesuai
dengan tahap persalinannya
e. Memperkecil resiko infeksi dgn melaksanakan pencegahan infeksi yang aman
f. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan, adanya
penyulit maupun intervensi yg akan dilakukan dlm persalinan
g. Memberikan asuhan yg tepat untuk bayi segera setelah lahir
f. Membantu ibu dengan pemberian ASI dini

5. Tanda – tanda persalinan


a. Tanda – tanda bahwa Persalinan sudah dekat
1) Lightening
Penurunan bagian presentasi kedalam pelvis minor. Beberapa minggu sebelum
persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa
kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar dan
sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah
2) Pollakisuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan kepala janin sudah mulai masuk ke
dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan
sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut pollakisuria.
3) Fase labor
Tiga atau empat minggu sblm persalinan, calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan (peningkatan dari kontraksi braxton hicks). His pendahuluan
bersifat:
 nyeri yg hanya terasa di perut bagian bawah
 tidak teratur
 lama nya his pendek, tdk bertambah kuat dgn majunya waktu & bila
dibawah jalan malah sering hilang
 tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks
4) Perubahan Serviks
Terjadi perubahan pada serviks, menjadi lebih lebut, beberapa menunjukkan
telah terjadi pembukaan dan penipisan. Pada multipara sdh tjd pembukaan 2 cm
dan pada primipara sebagian besar masih tertutup
5) Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mengalami tanda – tanda seperti diare, obstipasi, mual & muntah
krn efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan
6) Energy spurt
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sblm
persalinan mulai, peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yg
dilakukannya spt melakukan pekerjaan rumah shg ibu akan kehabisan tenaga
menjelang kelahiran bayi, persalinan menjadi panjang & sulit
2. Tanda – tanda Persalinan
a. Timbulnya his persalinan, dengan sifat-sifatnya sebagai berikut :
1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan
2) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya
3) Ketika berjalan bertambah kuat
4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan serviks
b. Bloody Show (Lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis servikalis keluar disertai
dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa kapiler
darah terputus.
c. Perubahan Servik
Pada akhir bulan ke-9 hasil pemeriksaan servik menunjukkan bahwa servik yang
tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak berubah menjadi lembut, beberapa
menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda
untuk masing-masing ibu misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm
namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

1. PASSAGE
Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas : 1) Bagian keras : tulang – tulang panggul, dan
bagian lunak : otot – otot jaringan dan ligament
a. Bagian keras panggul
a) Tulang – tulang panggul terdiri dari
1) Os koksa yang terdiri : os ilium, os iskium, os pubis
2) Os sakrum
3) Os koksigis
b) Pintu panggul terdiri dari
1) Pintu Atas Panggul (PAP) disebut inlet, batas – batas nya
(2) Belakang : Promontorium dan os sakrum
(3) Samping : linea terminalis (inominata)
(4) Depan : - ramus horizontal pubis
- simfisis pubis
2) Ruang Tengah Panggul (RTP) disebut midlet
Merupakan bagian terkecil (sempit) dari jalan lahir dan sering terjadi
kemacatan penurunan kepala. Bidang ini sama dengan Hodge III
3) Pintu Bawah Panggul (PBP) disebut outlet
Merupakan dua segitiga yang terletak tidak dalam satu bidang, tetapi
mempunyai dasar yang sama : diameter inter tuberositas iskiadika
(1) Segitiga depan : puncaknya tepi bawah arcus pubis dan dinding
lateralnya arkus pubis
(2) Segitiga belakang : puncaknya : ujung os sakrum dan dindingnya :
ligamentum sakroisialika & tuberositas iskiadika
4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet
c) Bidang – bidang Panggul atau Hodge membagi IV bidang
1) H I : sama dengan pintu atas panggul
2) H II : Sejajar H I, setinggi tepi bawah simfisis pubis
3) H III : sejajar H I – II, setinggi spina iskiadika
4) H IV : sejajar dgn H I, II, III dan terletak setinggi os koksigis
d) Ukuran – ukuran panggul luar
1) Distansia Spinarum, yaitu jarak antara kedua spina iliaka anterior superior :
24 – 26 cm
2) Distansia Cristrarum, yaitu jarak antara kedua crista iliaka kanan dan kiri : 28
– 30 cm
3) Conjugata Eksterna (Boudeloque) : 18 – 20 cm
4) Conjugata Diagonalis, dengan periksa dalam 12,5 cm
5) Distansia Tuberum, dengan menggunakan jangka oseander : 10,5 cm
e) Ukuran – ukuran panggul dalam
1) Conjugata Vera : dengan periksa dalam diperoleh conjugata diagonalis (CD
cm) – 1,5 cm
2) Conjugata Transversa 12 – 13 cm
3) Conjugata oblique 13 cm
4) Conjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium
5) Bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm
6) Bidang sempit ukurannya 11,5 x 11 cm
7) Jarak antara spina ischiadika 11 cm
8) Arcus pubis membentuk sudut 90º
f) Jenis panggul
Berdasarkan pada ciri – ciri bentuk PAP, ada 4 bentuk dasar panggul
1) Ginekoid : paling ideal, bulat 45%
2) Android : panggul pria, segitiga 15%
3) Antropoid : agak lonjong seperti telur 35%
4) Platipeloid : picak, nyempit arah muka belakang 5%
Terkadang dijumpai bentuk panggul kombinasi dari keempat bentuk klasik
tersebut, misalnya :
5) Jenis gineko-android
6) Jenis gineko-antropoid
b. Bagian Lunak
Jalan lahir lunak yang berperan dalam persalinan adalah SBR, serviks uteri dan
Vagina. Disamping itu otot – otot, jaringan ikat dan ligamentum yang menyokong alat
– alat urogenital
1) Serviks
Selama masa hamil serviks dalam keadaan menutup, panjang serta lunak: dan
pada saat mendekati persalinan, serviks masih lunak dengan konsistensi seperti
puding, mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan sedikit
dilatasi. Dilatasi ini terjadi akibat kontraksi braxton hicks sebelum proses
persalinan dimulai. Perisitiwa awal pembukaan dan penipisan inilah yang
merupakan ciri-ciri dari kematangan serviks.
2) Vagina
Vagina bersifat elastis dan berfungsi sebagai jalan lahir dalam persalinan
3) Otot Rahim
Otot rahim tersusun dari tiga lapis, yang berasal dari kedua tanduk rahim, yaitu
longitudinal (memanjang), melingkar dan miring. Segera setelah persalinan
susunan otot rahim tersebut sedemikian rupa akan mengkondisikan pembuluh
darah menutup untuk menghindari terjadinya perdarahan dari tempat implantasi
plasenta. Selain menyebabkan mulut rahim membuka secara pasif, kontrasi
dominan yang terjadi pada bagian fundus (bagian atas rahim) pada kala I
persalinan juga mendorong bagian terendah janin maju menuju jalan lahir
sehingga ikut aktif dalam membuka mulut rahim. (Jenny J.S, 2013)

2. PASSANGER
Janin merupakan passenger utama dan dapat mengurangi jalannya persalinan karena
besar dan posisinya. Bagian janin yang paling penting adalah kepala karena mempunyai
ukuran yang paling besar. Kelainan – kelainan yang sering menjadi faktor penghambat
dari faktor passanger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala janin. Seperti
hidrossefalus dan anensefalus, kelainan letak seperti letak muka dan ataupun letak dahi,
serta kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang ataupun letak sungsang.
Bagian – bagian kepala janin
a. Tulang kepala janin
1) Sinciput terdiri dari
- os mandibularis
- os fasialis
- os frontalis kanan dan kiri
2) Oksiput terdiri os oksipitalis
3) Os parietalis kanan dan kiri
4) Os os temporalis kanan dan kiri
b. Sutura
1) Sutura sagitalis, antara tulang paritalis
2) Sutura frontalis, antara tulang frontal
3) Sutura koronalis, antara tulang frontal dan parietalis
4) Sutura lamboidalis, antara tulang oksipitalis dan parietalis
c. Ubun – ubun (fontanela)
1) Fontanela anterior/ubun-ubun besar (persimpangan antara sutura koronalis,
sutura sagitalis, dan sutura frontalis/ubun-ubun besar)
2) Fontanela posterior/ubun-ubun kecil (persilangan antara sutura sagitalis dengan
sutura lambdoidalis)
d. Letak janin dalam rahim
Letak janin dalam uterus sebagian besar adalah membujur dengan rincian 95% letak
kepala, 4% letak bokong, sedangkan letak lintang 1%
Habitus janin letak kepala dalam berbagai bentuk Defleksi. (Ida Bagus Gde manuaba,
2007)
Kedudukan Habitus Keterangan
Belakang Kepala  Panjang biparietalis 9,5 cm
 Bagian terendah ubun-ubun kecil
 Posisi ubun-ubun kecil bervariasi
 Lingkaran melalui jalan lahirnya: sub-oksipito
bregmatika
 Panjang 32 cm
 Hipomoglionnya : sub-oksiput
Letak Dahi  Bagian terendah puncak atau dahi
 Dahi dengan Denominatornya adalah : ubun-ubun besar,
orbita
 Lingkaran melalui jalan lahirnya oksipitomentalis
 Panjangnya 35 cm
 Hipomoglionnya : os mandibularis
Letak puncak  Bagian terendah ubun-ubun besar
 Denominatornya : tulang dahi, ubun-ubun besar
 Lingkaran melalui jalan lahirnya : oksipito frontalis
dengan panjang 34 cm
 Hipomoglionnya : pangkal hidung atau tulang dahi
(frontalis)
Letak Muka  Denominatornya : dagu, mulut dan hidung
 Untuk dapat lahir per vaginam, dagu harus di depan
 Lingkaran yang melalui jalan lahirnya : submento
bregmatika, sepanjang 32 cm
 Hipomoglionnya : os Thiroidalis

3. POWER
Power merupakan tenaga yang dikeluarkan untuk melahirkan janin, yaitu kontraksi
uterus atau his dari tenaga mengejan ibu. Sedangkan His adalah kontraksi otot – otot
rahim pada saat persalinan. Dengan demikian ibu dapat mengejan dengan kuat dan baik
sehingga tenaga betul – betul dapat dimanfaatkan. Sifat – sifat his : kontraksi simetris,
fundus dominan kemudian diikuti relaksasi, sifat lainnya dari his adalah involuntir,
intermitten, terasa sakit, terkoordinasi dan simetris yang kadang – kadang dapat
dipengaruhi dari luar secara fisis, chemis dan psikis. Dalam melakukan observasi pada
ibu bersalin hal-hal yang harus diperhatikan dari his adalah
1) Frekuensi his : adalah jumlah his dalam waktu tertentubiasanya permenit atau per
10 menit
2) Intensitas his : adalah kekuatan his (adekuat atau lemah)
3) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dengan detik,
misalnya 50 detik.
4) Interval his : adalah jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 3 – 4 menit.
5) Datang nya his : apakah sering, teratur atau tidak.
Pembagian His dan sifat – sifatnya :
1) His pendahuluan : his tidak kuat dan tidak teratur namun menyebabkan keluarnya
bloody show
2) His pembukaan (kala I) : menyebabkan pembukaam serviks, semakin kuat, teratur
dan sakit
3) His pengeluaran (kala II) : untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,
simetris, terkoordinir dan lama; koordinasi bersama antara kontraksi otot perut,
diafragma dan ligament
4) His pelepasan uri (kala III) : kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan
plasenta
5) His pengiring (kala IV) : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan
rahim dalam beberapa jam atau hari
Tenaga mengejan adalah tenaga yang terjadi dalam proses persalinan setelah
pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah. Tenaga yang menolong janin keluar
selain dari his, terutama adalah kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan
peningkatan tekanan intraabdominal. Cara mengejan dengan teknik yang salah dapat
menyebabkan proses pengeluaran bayi tidak lancar dan dapat mengakibatkan luka pada
jalan lahir, misalnya robekan pada perineum
Pada saat serviks telah membuka lengkap, kekuatan yang sangat penting pada
eksplusi janin adalah kekuatan mengejan. Sebagain besar hasil dari kontraksi uterus yang
bekerja pada serviks yang telah matang dilatasi serviks berjalan secara normal, tetapi
eksplusi bayi jarang terjadi kecuali ibu diminta untuk berusaha keras mengejan pada saat
terdapat kontraksi uterus. Meskipun peningkatan tekanan intraabdomen diperlukan untuk
melakukan persalinan spontan, tetapi usaha tersebut akan sia-sia sampai serviks
membuka lengkap.

4. PSIKOLOGIS
Lancar atau tidak nya proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor : kondisi
biologis ibu bersalin hal ini sangat dipengaruhi oleh proses psikis ibu. Hal ini dapat
dimengerti bahwa membesarnya janin dalam kandungan mengakibatkan mudah lelah,
badan tidak nyaman, tidak nyenyak tidur, sering kesulitan dalam bernafas dll
Pada ibu bersalin terjadi beberapa perubahan psikologis diantaranya:
a. Rasa cemas pada bayi yang akan lahir
b. Kesakitan saat kontraksi dan nyeri
c. Ketakutan saat melihat darah
Rasa takut dan cemas yang dialami ibu akan berpengaruh pada lamanya persalinan,
his kurang baik dan pembukaan yang kurang lancar. Menurut Pitchard,dkk perasaan takut dan
cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan
berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehngga proses persalinannya
lama. (jenyy .J.N, 2013)
Perubahan psikolog ibu yang muncul pada saat memasuki masa persalinan sebagian
besar berupa perasaan takut maupun cemas, terutama pada ibu primigravida. oleh sebab itu
penting sekali untuk mempersiapkan mental ibu karena perasaan takut akan menambah rasa
nyeri, serta akan menegangkan otot – otot serviks nya dan akan mengganggu pembukaannya.
Ketegangan jiwa dan badan ibu juga menyebabkan ibu lekas lelah.
Perasaan nyaman dan tenang ibu pada masa persalinan dapat diperoleh dari dukungan
suami, keluarga, penolong persalinan dan lingkungan. Perasaan ini dapat membantu ibu
untuk mempermudah proses persalinan. Bimbingan dan persiapan mental yang diberikan oleh
penolong bertujuan agar ibu menerima prinsip bahwa persalinan bukanlah peristiwa yang
menakutkan, melainkan peristiwa yang dapat diingat dalam lembar hidup sebagai peristiwa
indah dan menyenangkan. Berikut yang diberikan kepada ibu dalam bimbingan dan persiapan
mental dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam persalinan dengan cara:
1) Memberikan pengertian kepada ibu tentang peristiwa persalinan
2) Menunjukkan kesediaaan untuk menolong
3) Mengajak ibu berdoa untuk menyerahkan diri dan memohon bantuan kepada tuhan
sesuai dengan agamanya.
b. Berusaha menentramkan perasaan yang mencemaskan dengan cara :
1) Dengan penjelasan yang bijaksana
2) Dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan ibu secara baik dan tidak menyinggung
perasaan
c. Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannya persalinan misalnya:
1) Bahwa his yang mengakibatkan rasa sakit tersebut penting untuk membuka jalan
lahir
2) Bahwa melahirkan anak dalam kandungan bukan saja dengan his yang makin kuat,
tetapi juga dengan cara yang baik
d. Ibu harus sering ditemui. Bila ibu sering ditemani ia akan merasa mendapatkan
bantuan moral karena ada orang lain yang simpati, ada orang lain yang memberi bantuan
setiap saat diperlukan, dan mendengarkan segala keluhan penderita
e. Mengerti perasaan ibu. Penolong harus memberikan simpati, memperlihatkan
kesanggupan memberikan bantuan, dan kesanggupan membantu meringankan perasaan
tidak nyaman, dan sebagainya. Jadi penolong tidak boleh lekas tersinggung apabila ibu
tidak menyenangkan.
f. Menarik perhatian ibu. Cara penolong menarik perhatian ibu adalah dengan
memperlihatkan tingkah laku yang baik, bijaksana, halus, ramah dan sopan.
g. Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama
proses persalinan
h. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
i. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri. Untuk
kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
j. Menunjukkan sifat dewasa dan bertanggung jawab dengan cara:
1) Setiap melakukan tindakan harus dipikirkan terlebih dahulu dengan matang
2) Apabila menemui kesulitan dalam menjalankan tugasnya maka harus dk dengan cepat
dan tepat
3) Dalam memberikan pertolongan hendaknya penuh kesadaran dan penuh pengertian
bahwa menolong ibu bersalin telah menjadi kewajibannya.
4) Bila ada kesulitan harus dihadapi dengan tenang, jangan gelisah atau menunjukkan
kekhawatiran
5) Berusaha membesarkan kepercayaan atas keselamatan ibu menghadapi persalinan
dengan memberikan petunjuk – petunjuk dan berusaha agar ibu mengikuti petunjuk –
petunjuk tersebut.
Selain memberikan bimbingan, usaha lainnya yang dapat diberikan pada ibu bersalin
adalahnasuhan sayang ibu yaitu sebagai berikut:
1) Membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan yang menghargai
kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan, serta melibatkan ibu dan
keluarga sebagai pembuat keputusan yang secara emosional sifatnya mendukung
2) Menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah
dan bahwa intervensi yang tidak perlu dan pengobatan untuk proses alamiah harus
dihindari
3) Berpusat pada ibu dan bukan pada petugas kesehatan dan selalu melihat terlebih
dahulu ke cara pengobatan yang sederhana dan non-intervensi sebelum berpaling ke
teknologi
4) Menjamin bahwa ibu dan keluarganya diberi tahu tenteng apa yang sedang terjadi dan
apa yang bisa diharapkan
5) Bidan harus memastikan seseorang yang telah dipilih ibu untuk mendampingi selama
persalinan (suami, ibu , mertua, saudara perempuan dan teman)

5. PENOLONG PERSALINAN
Penolong persalinan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan
tertentu untuk membantu ibu dalam menjalankan proses persalinan. Adanya dukungan
dari penolong akan mempengaruhi lamanya proses kelahiran, kecenderungan
penggunaan obat – obatan penghilang rasa nyeri akan berkurang, dan menurunkan
kejadian kelahiran operatif per vaginam, walaupun tanpa menghiraukan apakah penolong
tersebut merupakan pilihan ibu atau bukan.
Mengingat bahwa fungsi penolong persalinan sangat berat, yaitu memberikan
pertolongan bagi dua jiwa yaitu ibu dan anak, serta kesuksesan pertolongan tersebut
sebagian bergantung pada keadaan petugas yang menolongnya, maka sangat penting
untuk diadakan kualifikasi atau persyaratan bagi petugas yang bekerja dikamar bersalin
dan penolong persalinan . persyaratan yang diperlukan adalah persyaratan kemampuan,
ketrampilan, dan kepribadian.
Pimpinan persalinan normal terbagi empat sesuai dengan kala persalinan yaitu :
pimpinan persalinan kala I, II, III dan pimpinan persalinan kala IV
a. Pimpinan persalinan kala I
Persalinan kala satu menghabiskan waktu yang panjang sehingga memerlukan
kesabaran ibu yang akan bersalin dan penolong. Mental ibu perlu untuk dipersiapkan
agar tidak cepat putus asa saat harus menunggu disertai nyeri perut karena his yang
makin lama makin bertambah kuat. Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1) Memperhatikan kesabaran ibu yang akan bersalin
2) Melaukan pemeriksaan tekanan darah,, nadi, temperatur, dan pernapasan berkala
3) Perikasa DJJ setaip ½-1 jam
4) Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
5) Memperhatikan keadaan patologis
6) Parturien tidak diperkenankan mengejan
b. Pimpinan persalinan kala II
Pimpinan kala kelahiran merupakan tugas terberat karena hal – hal berikut:
1) Ibu dan janin dapat terancam bahaya setiap saat
2) Diperlukan kemampuan melakukan pimpinan persalinan dengan jalan
mengoordinasikan kekuatan his dan mengejan sehingga resultan kekuatan menuju
jalan lahir
3) Menanamkan kekuatan moril kepada ibu bersalin sehingga dapat menyelesaikan
tugas melahirkan bayi dengan selamat
4) Melakukan observasi sehingga segera diketahui bahaya yang mengancam
5) Kesiapan mengambil tindakan darurat pertolongan persalinan pada saat yang
tepat
c. Pimpinan persalinan kala III
Setelah kala kelahiran, kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit. Pimpinan pada kala
ini adalah:
1) Pengawasan terhadap perdarahan
2) Memperhatikan tanda plasenta lepas
3) Melakukan pertolongan pengeluaran plasenta
d. Pimpinan persalinan kala IV
Pimpinan kala IV terutama terdiri dari observasi ketat, karena hanya perdarahan
primer postpartum terjadi pada 2 jam pertama. Oleh karena itu, sebaiknya jangan
meninggalkan ibu seorang diri terutama bila tempatnya berjauhan sehingga bila
terjadi perdarahan, segera dapat diketahui.
Salah satu yang dapat dikatakan sebagai praktik manajemen nyeri pada ibu
adalah kehadiran bidan secara kontinu di ruang persalinan. Tindakan seperti
berkomunikasi dengan kata – kata manis, kehadiran bidan yang konstan dan sentuhan
yang diperlukan terbukti dapat menjadi analgesik yang kuat. (hodnett, 2002) pada saat
memberikan dukungan ibu, bidan juga dapat melakukan komunikasi dan kontak mata
dengan ibu, hal – hal yang perlu diperhatikan oleh bidan yaitu :
1) Jangan meninggalkan ibu sendirian
2) Ingat bahwa seringkali sesuatu yang termanis dan tentram yang dilakukan bidan
tidak berarti apa – apa
3) Keberadaan bidan bukan untuk menghilangkan nyeri tetapi untuk membantu ibu
melaluinya

Anda mungkin juga menyukai