4C - KADAR KARBONAT Rev
4C - KADAR KARBONAT Rev
KADAR KARBONAT
NIM : D500190072/D500190073/D500190075
Kelompok/Kelas : 4C/2B
FAKULTAS TEKNIK
2020
I. Tujuan Percobaan
A. Pengertian
Karbonat adalah salah satu senyawa IIA alamiah yang paling melimpah.
Kelarutan semua karbonat normal, dengan pengecualian karbonat dari
logam-logam alkali, serta ammonium, tidak larut dalam air. Sedangkan
bikarbonat dalam kalsium, larut dalam air. Ion bikarbonat adalah zat amfoter
yang dapat bereaksi dengan asam atau basa. Ion bikarbonat merupakan zat
yang tidak stabil. Jika dipanaskan, ion bikarbonat akan terurai membentuk
ion karbonat(Khopkar,1998).
Ion karbonat dan bikarbonat adalah salah satu bagian dari golongan basa.
Umumnya ion-ion ini banyak ditemukan pada batu kapur atau batu tulis
yang digunakan sebagai campuran bahan-bahan bangunan. Dalam
penentuan kadar ion karbonat dan ion bikarbonat dalam suatu cuplikan,
digunakan metode asidimetri. Titrasi asidimetri merupakan salah satu
bagian analisis volumetri kuantitatif yang berdasarkan reaksi netralisasi.
Titrasi asidimetri adalah titrasi netralisasi dengan menggunakan asam
sebagai larutan standar(Underwood,2002 ).
Pada dasarnya bikarbonat bersifat alkalis karena bereaksi dengan ion H+.
Selain itu bikarbonat juga berperan sebagai asam dengan melepas ion
H+(Effendi,2003).
HCO3- H+ + CO32-………………………………………………(2)
1. Pendidihan
Hydrogen karbonat akan terurai bila didihkan. CO2 yang terbentuk dapat
diidentifikasi dengan air kapur
2. Magnesium sulfat
4. Uji padat
• Fenolphtalein
• Metil jingga
Metil Jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonik dimana di dalam
suatu larutan banyak terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya
memberikan warna kuning, sedangkan dalam suasana asam metil jingga
bersifat sebagai basa lemah dan mengambil ion H+, terjadi suatu
perubahan struktur dan memberikan warna merah dari ion-ionnya.
2. Karbonat dalam larutan basa lemah bila digunakan untuk menitrasi asam
lemah di daerah trayek pH pp(phenophtalein) berubah menjadi karbonat.
2. Bikarbonat dan logam-logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut
dibandingkan karbonat-karbonat normal.
3. Tidak stabil
C. Analisa Asidi-Alkalimetri
D. Campuran Karbonat
Missal akan dibuat campuran antara NaOH, Na2CO3, NaHCO3, maka titrasi
dapat menggunakan apa yang terdapat, zat tunggal atau campuran, karena
adanya kemungkinan reaksi antara zat-zat yang di campur. Bila ada NaOH
dan NaHCO3 dicampur, maka terjadi reaksi membentuk Na2CO3 serta hasil
akhir pencampuran terdapat pencampuran tunggal atau bercampur dengan
NaOH, dan NaHCO3, tergatung dari zat mana yang lebih banyak ketika
dicampurkan. Cara titrasi ini sudah dibicarakan. Kiranya baik untuk dicatat
bahwa hasil titrasi dapat menyatakan secara kualitatif susunan
campuran(apa yang ada) disamping susunan kuantitatif (Harjadi,1993).
A. Alat
9. phenolphtalein - 6 tetes - -
IV. Digram Alir
Titrasi
Pipa U
Hot Plate
Erlenmeyer 2 tetes PP
Buret
Titrasi
1. Data hasil standarisasi larutan HCl dengan natrium boraks pada analisis
kadar karbonat
2. Data hasil analisis kualitatif karbonat dalam sampel pada analisis kadar
karbonat.
B. Pembahasan
Terjadi perubahan warna pada reaksi diatas dari warna bening menjadi
ungu. Indikator pp di gunakan karena sifat asamnya, sehingga dapat
bereaksi dengan larutan basa (NaCO3). Indikator Phenolptalein bereaksi
pada pH 8,3 – 10. Selanjutnya larutan tadi ditambah dengan indikator methyl
orange dengan jangkauan pH 3,1-4,4 sebanyak dua tetes karena larutan
tersebut memiliki pH yang sesuai dengan trayek methyl orange kemudian
dilakukan titrasi kembali dengan larutan HCl yang ditandai dengan
perubahan warna dari orange menjadi merah bata. Reaksi yang terjadi
adalah :
Mo
C. Perhitungan
= 0,315789 N
NHCl=0,315789N
=17,16667mL
= 5.746,316 mg
= 5,746316 g
+ PP)x N HCl x
= 3.351,1518 mg
= 3,3511518 g
W = 10
5,746316
= × 100%
10
= 57,46316%
𝑚 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3
Kadar NaHCO3 = × 100%
10
3,3511518
= × 100%
10
= 33,511518%
VI. Kesimpulan
Dari percobaa analisis kadar karbonat yang telah dilakukan, kita dapat
Keenan,C. 1980. “Ilmu Kimia Untuk Universitas”. Edisi VI. Jakarta : Erlangga
Vogel . 1985.” Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semi Mikro”.
Edisi ke – 5. Jakarta : PT.Kaliman Media Pustaka.
Analisis Galat
1. Standarisasi HCl
a. Galat Acak
b. Galat sistematis
= 0,05
c. Galat penggabungan
b. Galat sistematis
= 0,05
c. Galat penggabungan
b. Galat sistematis
= 0,05
c. Galat penggabungan