ANALISIS KOLORIMETRI
FAKULTAS TEKNIK
2020
I. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan kadar Fe dalam larutan dengan metode kolorimetri.
II. Tinjauan Pustaka
A. Definisi Kolorimetri
Kolorimeter adalah metode analisa kimia yang didasarkan pada
perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan warna standar. Metode
analisa ini adalah bagian dari analisa fotometri. Pengukuran zat dan
warnanya dengan melewatkan sinar melalui pelarutnya. Pengamatan
dilakukan dengan memakai mata kita disebut dengan fotosel. Cahaya masuk
dari sebelah kiri.
2
akan melekat dalam penyusun yang diinginkannya. Intensitas warna
kemudian dibandingkan dengan yang diperoleh, dengan menangani
kuantitas yang diketahui dari zat itu dengan cara yang sama. Kolorimetri
dikaitkan dengan mengukur absorpsi relatif cahaya sehubung dengan
konsentrasi tertentu zat tersebut (Basset, dkk, 1994).
3
B. Metode-Metode Kolorimetri
Dalam analisis kolorimetri terdapat beberapa metode kolorimetri
sebagai berikut (Khopkar,1990) :
1. Kolorimetri Visual
Pada kolorimetri, suatu duplikasi warna dilakukan dengan larutan
yang mengandung sejumlah zat sama pada kolom dengan acameter
penampang sama serta tegak lurus dengan arah sinar. Biasanya zat-zat
tersebut dapat menimbulkan warna ialah ion-ion kompleks, dimana
warna tersebut timbul karena adanya elektron-elektron yang tidak
berpasangan. Konsentrasi larutan berwarna dapat diperkirakan secara
visual dengan membandingkan cuplikan sederet larutan yang diketahui
konsentrasinya. Cara menentukan konsentrasinya dengan menggunakan
kolorimetri visual dubuscq dengan mengukur kepekatan melalui mata.
Metode kolorimetri visual ada 4 macam, yaitu :
a) Metode Standar Seri(Metode Nessler).
Menurut Vogel (1951), metode Nessler ditemukan oleh J.
Nessler pada tahun 1856 yang mengusulkan logam merkuri (II)
iodide sebagai pereaksi untuk penentuan ammonia secara
kolorimetri. Prinsip metode ini berdasarkan pereaksi Nessler, bila
bereaksi dengan amonia dalam larutan basa akan membentuk
dispersi koloid yang berwarna kuning coklat. Intensitasnya dari
warna yang terjadi dari perbandingan lurus dengan konsentrasi
ammonium yang ada dalam sampel (Patri, 2018).
Larutan yang akan diperiksa terkandung didalam tabung
nessler kemudian dibandingkan dengan suatu deret standar pada
volume yang sama (Harjadi,1993).
b) Metode Pengenceran
Larutan sampel dan larutan standar dengan konsentrasi Cx
dan Cy ditempelkan pada tabung kaca dengan ukuran yang sama.
Larutan yang lebih pekat diencerkan sampai warnanya memiliki
intensitas yang sama dengan lebih encer (Sumarjo, 1997).
4
c) Metode Kesetimbangan
Pada metode 2 dan 3 tebal lapisan (tinggi permukaan)
dimana t1 dan t2 sama, sehingga apabila warnanya sama dapat
dipastikan konsentrasi 1 dan konsentasi 2 sama. Sedangkan pada
metode ini tebal lapisan diubah sampai warnanya sama
(Harjadi,1993).
d) Metode Standar Sintesis
Zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan
sejumlah komponen standar terhadap larutan balnko sampai tercapai
kesamaan warna. Pada prinspnya larutan blanko ditambahkan
larutan standar (Khopkar,1990).
2. Fotometer(Fotometri)
Fotometri adalah metoda analisa yang didasarkan yang didasarkan
pada pengukuran besaran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna dengan menggunakan detector fotosel, dimana besaran
ini merupakan fungsi dari kandungan komponen tertentu yang
melakukan penyerapan (Zelvani,2018).
Fotometer biasanya memberikan jumlah yang berhubungan dengan
intensitas absolut, seperti daya per unit, panjang per unit, sudut solid
cahaya yang dipancarkan atau absolut reaksi cahaya yang diserap pada
panjang gelombang (Adams-McNichol, et al, 2019).
C. Hukum-Hukum yang Mendasari Metoda Kolorimetri
Hukum-hukum yang mendasari metoda kolorimetri sebagai berikut
(Khopkar,1990) :
1. Hukum Beer
Hukum ini menyelidiki suatu hubungan antara sintesis serapan dan
konsentrasi media berupa larutan pada tebak media tetap dengan
persamaan:
Log (p₀/p) = ∑bc = A……………………………………………........(1)
Keterangan : A = absorbansi c = konsentrasi materi
b = tebal media ∑ = absrobansi edar
5
2. Hukum Lambert-Beer
Hubungan antara jumlah zat yang diserap oleh larutan yang disebut
absorbansi A dengan zat C, dimana salah satu larutan lebih diketahui
konsentrasinya. Untuk kedua larutan tersebut, maka :
A1 = a1.b1.c1 dan A2 = a2.b2.c2 ………………………………………..(2)
Jika kedua larutan kepekatannya sama, maka:
A1 = A2
b1.c1 = .b2.c2……………………………………………
Keterangan : a = tetapan jenis zat c = konsentrasi zat
b = tebal ukuran yang diwarnai
3. Hukum Bouger Lambert
Apabila sinar monokromatis melalui media transparan, maka
berkurangnya intensitas sebanding dengan bertambahnya tebal media
yang dilewati.
DI = K.I.dt………………………………………………………….(4)
K = koefisien senapan
6
instrument fotolistrik tidak penting karena kurva kalibrasi dapat dibentuk
dengan menghubungkan pembacaan instrumental warna dengan
konsentrasi larutam.
3. Kestabilan Warna
Warna yang dihasilkan hendaknya cukup stabil untuk memungkinkan
pengembalian pembacaan yang tepat. Ini berlaku juga untuk reaksi
dimana warna tersebut cenderung mencapai saat periode warna
maksimum. Dalam hubungan ini berpengaruh terhadap zat-zat lain dan
kondisi eksperimen.
4. Ketepatan Ulang
Prosedur kolorimeteri harus memberikan hasil yang dapat diulang pada
kondisi eksperimen yang khas. Reaksi ini tidak perlu mewakili
perubahan kimia yang kuantitatif secara stoikiometri.
5. Kejernihan Larutan
Larutan haruslah bebas dari endapan jika harus dibandingkan dengan
standar yang jernih. Kekeruhan akan menghamburkan maupun menyerap
cahaya.
6. Kepekaan Tinggi
Kepekaan larutan harus tinggi terutama bila yang harus ditetapkan zat
berkuntitas sangat kecil. Produk reaksi yang diinginkan menyerap
dengan kuat dalam daerah tampak dalam daerah UV.
7
III. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan analisis kolorimetri ini dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam analisis kolorometri.
No. Nama Alat Ukuran (mL) Jumlah
1. Buret 50 1
2. Corong kaca - 1
3. Gelas beker 100; 250 1;1
4. Gelas ukur 10 1
5. Kaca arloji - 1
6. Karet hisap - 1
7. Labu ukur 50;100;250 2;1;1
8. Pengaduk kaca - 1
9. Pipet tetes - 1
10. Pipet ukur 10 1
11. Pipet volume 5 1
12. Statif - 1
13. Tabung reaksi 20 10
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan analisis kolorimteri dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam analisis kolorimetri.
No. Nama Bahan Massa (g) Volume Densitas Kadar
(mL) (g/mol) (%)
1. Aquades - Secukupnya - -
2. FeCl3 0,5 - - 99
3. HCl pekat - 5 1,19 37
4. KSCN 10 100 - 10
8
c. Gambar Alat
Berikut adalah rangkaian alat yang digunakan dalam proses analisis
kolorimetri.
Keterangan gambar:
1. Alas
2. Buret
3. Tabung reaksi
4. Kran
5. Penjepit buret
6. Statif
Gambar 2. Alat yang digunakan dalam proses analisis kolorimetri.
9
IV. Cara Kerja
Berikut langkah-langkah kerja yang digunakan dalam percobaan anlisis
kolorimteri.
a. Pembuatan Larutan Standar Fe3+
FeCl3 ditimbang sebanyak 0,5 gram menggunakan kaca arloji, lalu
dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker 100 ml. Kemudian
dimasukkan kedalam labu ukur 250 ml ditambahkan HCl Pekat 5 ml dan
aquades hingga tanda batas, kocok hingga homogen. Larutan tersebut
diambil 10 ml menggunakan pipet ukur 10 ml lalu dimasukkan kedalam
labu ukur 50 ml dan ditambahkan aquades hingga tanda batas, kocok hingga
homogen.
b. Pembuatan Larutan KSCN 10%
KSCN ditimbang sebanyak 10 gram menggunakan kaca arloji. kemudian
dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker 100 ml, lalu dimasukkan
kedalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan aqudes hingga tanda batas,
kocok hingga homogen.
c. Membuat Larutan Standar Warna
Disiapkan sejumlah tabung reaksi dan diberi nomor urut 1, 2, 3, 4, dan 5.
isikan larutan standar Fe3+ kedalam masing-masing tabung reaksi dengan
volume bertingkat 1ml, 2ml, 3ml, 4ml, 5ml. Kemudian ditambahkan 5ml
larutan KSCN dan ditambahkan aquades sesuai dengan jumlah
kekurangannya dengan total 15ml, kocok hingga homogen. Diamati
masing-masing dari tabung reaksi.
d. Pembuatan Larutan Sampel Warna
Disiapkan sejumlah tabung reaksi dan diberi nomor urut 1, 2, 3, 4, dan 5.
isikan larutan standar Fe3+ kedalam masing-masing tabung reaksi dengan
volume bertingkat 1ml, 2ml, 3ml, 4ml, 5ml. Kemudian ditambahkan 5ml
larutan KSCN dan ditambahkan aquades sesuai dengan jumlah
kekurangannya dengan total 15ml, kocok hingga homogen. Diamati
masing-masing dari tabung reaksi.
e. Membandingkan Larutan Standar Warna dengan Larutan Sampel
10
Larutan standar warna dibandingkan dengan larutan sampel warna. Untuk
larutan yang mempunyai warna hampir sama bisa dikatakan memiliki
konsentrasi sama Untuk larutan yang mempunyai perbedaan warna
signifikan maka dititrasi dengan menggunakan aquades. Aqudes
dimasukkan kedalam buret 50 ml, kemudian larutan standart dititrasi
hinggan warnanya sama dengan larutan sampel kemudian volemu aquades
dicatat.
11
DIAGRAM ALIR
10 mL larutan
Pipet ukur 10
mL
12
ditimbang
10 g KSCN Kaca arloji
13
Membandingkan warna
larutan sampel
Titrasi
Mencatat volume
14
V. Hasil dan Pembahasan
A. Data Hasil Percobaan
Berikut merupakan data dari hasil percobaan analisis kolorimetri
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Data hasil percobaan analisis kolorimetri
Volume Larutan Volume Larutan V1 V2 ∆𝑉
No.
Sampel (mL)/no Standar (mL)/no (mL) (mL) (mL)
Larutan sampel 1 Larutan FeCl3 1
15 17,2 2,2
1 (15 mL) (15 mL)
Larutan sampel 2 Larutan FeCl3 1
15 17 2
2 (15 mL) (15 mL)
B. Pembahasan
Kolorimetri adalah metode analisa kimia yang didasarkan pada
perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan warna standar. Metode
analisa ini adalah bagian dari analisa fotometri. Pengukuran zat dan
warnanya dengan melewatkan sinar melalui pelarutnya. Pengamatan
dilakukan dengan memakai mata kita disebut dengan fotosel. Cahaya masuk
dari sebelah kiri.
15
metode analisa nefelometri, intensitas sinar yang diukur adalah sinar yang
dihamburkan oleh larutan koloid. Dan apabila sinar yang digunakan adalah
sinar UV, maka larutan dapat mengalami fluorosensi, sehingga metode
analisa fotometri ini disebut atau dinamakan metode fluorometri.
16
VI. Kesimpulan
Dari percobaan analisis kolorimetri ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Analisis kolorimetri digunakan untuk menentukan kadar Fe dalam
larutan.
2. Kadar Fe dalam larutan sampel sebesar 11,36%.
3. Konsentrasi larutan sampel sebesar 0,18305 N.
4. Konsentrasi larutan standar 1dari analisis kolorimetri sebesar 0,1596 N.
5. Konsentrasi larutan standar 2 dari analisis kolorimetri sebesar 0,1615 N.
17
DAFTAR PUSTAKA
Adams-Mcnichol, Anna L., Rayf C.S., and David A.E. 2019. “Accurate,
Photoresistor-Bassed, Student-Built Photometer and Its Application to the
Forensic Analysis of Dyes”. Journal of Chemichal Education. 96(6): 1143-
1151. https://doi.org/10.1021/acs.jchemed.8b00862. Diakeses tanggal 12 Juni
2020.
Day, R.A. dan Underwood, A.L. 1998. “Analisis Kimia Kuantitatif”. Jakarta :
Erlangga
Patil,M.P., dan Ghorude, T.N. 2018. “PH Indikator Paper Color Measurement
Using Wireless Tristimulus Biological Science”. International Journal Of
Scientific Research.7(7)56-57.
https://www.worldwidejournals.com/international-journal-of-scientific-
research-(IJSR)/fileview.php?val=July_2018_1530625124__301.pdf. Diakses
pada 7 Juni.
Patri, Y.M. 2018. “Penentuan Kadar Ammonia (NH3) Pada Limbah Cair K-36
Dalam Rangka Pengendalian Pencemaran Lingkungan Alat dan Bahan”. Jurnal
Ilmu Kimia dan Penerapan. 2(2) : 22-26.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/alkimia/article/view/2998. Diakses
Pada tanggal 8 Juni.
Sumarjo, D. 1997. “Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Paket A”. Semarang : UNDIP
Press
18
Zelvani,S. 2018. “Pengaruh Ketebalan Bahan Penghalang Terhadap Intensitas
Radiasi Realtif”. Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknologi. 12(2): 203-
209.http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/teknosains/article/view/7599.
Diakses tanggal 7 Juni 2020.
19
VII. LAMPIRAN
A. Data Percobaan
Berikut merupakan data hasil percobaan analisis kolorimetri dapat dilihat
dalam tabel.
Tabel 4. Data hasil percobaan analisis kolorimetri.
Volume Larutan Volume Larutan V1 V2 ∆𝑉
No.
Sampel (mL)/no Standar (mL)/no (mL) (mL) (mL)
Larutan sampel 1 Larutan FeCl3 1
15 17,2 2,2
1 (15 mL) (15 mL)
Larutan sampel 2 Larutan FeCl3 1
15 17 2
2 (15 mL) (15 mL)
B. Perhitungan
1.Membuat larutan FeCl3
Valensi = 3
250 162,2 N
0,5 = x x 0,99
1000 3
0,495
N= 13,5167
= 0,0366 N
20
Volume = 5 mL
Jawab : m = ρx V
= 1,19 x 5
= 5,59 gram
V BM N
m= x valensi x kadar
1000
250 36,5 N
5,59 = x x 0,37
1000 1
2,0683
N= 9,125
= 0,226 N
Valensi = 1
V BM N
Dijawab : m = x valensi x kadar
1000
100 97,18 N
10 = x x 0,1
1000 1
1
N= 9,718
= 0,1029 N
21
N1= 0,183 N
V2 = 17,2 mL
Jawab : V1 x N1 = V2 x N2
15 x 0,18305 = 17,2 x N2
2,7458
N2 = 17,2
= 0,1596 N
Diketahui : V1 = 15 mL N1 = 0,18305 N
V2 = 17 mL
Jawab : V1 x N1 = V2 x N2
15 x 0,18305 = 17 x N2
2,7458
N2 = 17
= 0,1615 N
Diketahui : V1 = 15 mL N1 = 0,18305 N
V2 = 15 mL
22
Jawab : V1 x N1 = V2 x N2
15 x 0,18305 = 15 x N2
2,7458
N2 = 15
= 0,18305 N
Diketahui : V1 = 15 mL N1 = 0,18305 N
V2 = 15 mL
Jawab : V1 x N1 = V2 x N2
15 x 0,18305 = 15 x N2
N2 = 2,7458/15
= 0,18305 N
Diketahui : V1 = 15 mL N1 = 0,18305 N
V2 = 15 mL
Jawab : V1 x N1 = V2 x N2
15 x 0,18305 = 15 x N2
2,7458
N2 = 15
= 0,18305 N
Diketahui : V Fe = 15 mL V2 = 17,2 mL
23
V1 = 15 mL N sampel = 0,18305 N
BM = 162,2 g/mol
𝑉 𝐹𝑒 𝑁 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐵𝑀 𝑥 𝑉1 𝑥 𝑉2 1
Jawab : 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐹𝑒 = (1000 x x 2) x 100%
1000
= 0,05745 x 100%
= 5,745 %
𝑉 𝐹𝑒 𝑁 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐵𝑀 𝑥 𝑉1 𝑥 𝑉2 1
Jawab : 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐹𝑒 = (1000 x x 2) x 100%
1000
= 0,1136x 100%
= 11,36 %
8. Mengetahui Kadar Rata-Rata
5,745+ 11,36
=( )𝑥 %
2
24
17,105 %
= 2
= 8,5525%
C. Analisis Galat
1. Galat Larutan Standar 1
a) Galat Acak
Volume Aquades = V1 + V2
= 15 + 17,2
= 32,2
∑V
Volume rata-rata = 2
32,2
= mL
2
= 16,1 mL
1
∑R= √2 ∑(𝑉1 − 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎)2 + (𝑉2 − 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎)²
1
= √2 ∑(15 − 16,1)2 + (17,2 − 16,1)²
1
= √2 ∑(−1,1)2 + (1,1)²
1
= √2 (2,42)
= √1,21
= 1,1
b) Galat Sistematis
1
s = 2 x skala
25
= 0,5 x 0,1
= 0,05
c) Galat Campuran
∑ = √(R)2 + (S)²
= √(1,1)2 + (0,05)²
= √1,2125
=1,1011
∑V
Volume rata-rata = 2
32
= 2
= 32 𝑚𝐿
1
∑R= √2 ∑(𝑉1 − 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎)2 + (𝑉2 − 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎)²
1
= √2 ∑(15 − 16)2 + (17 − 16)²
1
= √2 ∑(−1)2 + (1)²
1
= √2 (2)
= √1
=1
26
b) Galat Sistematis
1
s = 2 x skala
= 0,5 x 0,1
= 0,05
c) Galat Campuran
∑ = √(R)2 + (S)²
= √(1)2 + (0,05)²
= √1,0025 =1,0012
27
LAPORAN SEMENTARA
ANALISIS KOLORIMETRI
28